Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Nama Kelompok :
MANAJEMEN 4/ A4
2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Konsep
Dasar Akuntansi Manajemen, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengoperasikan sebuah organisasi yang kompleks (besar dan rumit) dengan
efisien dan efektif, manajemen membutuhkan informasi terinci tentang operasi perusahaan.
Seperti berapa jumlah bahan yang harus disediakan, darimana bahan diperoleh, berapa
jumlah peralatan yang terpakai, berapa karyawan yang layak dipekerjakan, dll.
Semua persoalan tersebut akan bisa diatasi oleh manajemen apabila manajemen
memperoleh informasi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar kebijakannya. Artinya
manajemen harus memperoleh informasi tentang masukan dan keluaran operasi atau
perusahaan untuk dasar operasinya. Tanpa informasi tentang masukan dan keluaran, maka
tidak mungkin manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sistem informasi yang memadai. Yaitu sistem
informasi untuk perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Sistem
informasi yang berhubungan dengan masalah akuntansi atau keuangan merupakan tugas dan
tanggung jawab dari akuntan manajemen, dan sistem informasi yang berhubungan dengan
akuntansi tersebut disebut Akuntansi Manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembebanan biaya dengan penelusuran langsung ?
2. Bagaimana pembebanan biaya dengan penulusan bergerak ?
3. Bagaimana pembebanan biaya dengan metode alokasi ?
4. Jelaskan harga pokok produksi dan jasa ?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem akuntansi manajemen FBM dan ABM ?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat menjelaskan pembebanan biaya dengan penelusuran langsung
2. Dapat menjelaskan pembebanan biaya dengan penelusuran bergerak
3. Dapat menjelaskan pembebanan biaya dengan metode alokasi
4. Dapat menjelaskan harga pokok produksi dan jasa
5. Dapat menjelaskan apa yang dimaksud sistem akuntansi manajemen FBM dan
ABM
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi
organisasi.
Biaya dikatakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar
dengan barang atau jasa yang diinginkan. Seperti contoh, menukar peralatan dengan
bahan yang digunakan untuk produksi. Biaya bisa dianggap sebagai ukuran dolar dari
sumber daya yang digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Mengurangi biaya
yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat perusahaan
menjadi lebih efisien. Akan tetapi, biaya harus dikelola secara strategis. Sebagai
contoh, manajer harus memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama
besar (atau yang lebih besar) dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya.
Dengan cara ini, posisi strategis perusahaan akan naik dan keunggulan kompetitif
akan tercipta.
Manajer juga harus memahami apa yang dimaksud dengan biaya peluang
(Opportunity Cost). Biaya peluang adalah manfaat yang dikorbankan ketika salah satu
alternatif dipilih dari alternatif lainnya. Jika suatu keputusan sudah dibuat untuk
melaksanakan salah satu alternatif, maka manfaat alternatif-alternatif lainnya akan
lepas dari tangan. Manfaat yang lepas karena ditolaknya pilihan yang lain disebut
biaya kesempatan atau opportunity cost dari pilihan yang telah dibuat itu. Karena
biaya kesemoatan itu tidak benar-benar dikeluarkan, maka tidak dicatat dalam
pembukuan. Namun biaya ini merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan
keputusan, dan harus dipertimbangkan didalam mengevaliasikan sesuatu alternatif
yang dihadapi.
B. Objek Biaya
Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya pada
entitas yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apa pun, seperti produk,
pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan
membebankan biaya.
Sebagai contoh, jika Blue Ribbon Baking ingin menentukan biaya penambahan kue kopi
mini, maka objek biayanya adalah lini kue tart kopi mini. Jika sebuah rumah sakit ingin
menetapkan biaya unit operasi, maka objek biayanya adalah unit operasi. Jika sebuah pabrik
mainan ingin menetapkan biaya pengembangan mainan baru, maka objek biayanya adalah
proyek pengembangan mainan baru.
2
Beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas
adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat juga
dideskripsikan sebagai sebagai kumpulan tindakan dala suatu organisasi yang berguna bagi
para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Aktivitas tidak hanya bertindak sebagai objek biaya, tetapi juga berperan utama dalam
pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.
Objek biaya (Cost Object) adalah berbagai produk, jasa, pelanggan, aktivitas, atau
unit organisasi dimana biaya dibebankan untuk beberapa tujuan manajemen tertentu.
C. Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat pada objek biaya sangatlah penting. Keakuratan tidak
dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang “sebenarnya”. Keakuratan adalah
suatu konsep yang relative dan harus dilakukan secara wajar dan logis terhadap penggunaan
metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah engukur dan membebankan biaya dari sumber
daya yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin. Intuisi dan anggapan umu diekspresikan
sebagai berikut : “Lebih baik menjadi kurang lebih benar daripada menjadi sangat tidak
akurat”.
1. Ketertelusuran (traceability)
Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk membantu meningkatkan
keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan objek biaya secara langsung
atau tidak langsung. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat
ditelusuri dengan mudah dan akurat sebagai ibjek biaya. “ditelusuri dengan mudah” berarti
biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi, sedangkan “ditelusurui
dengan akurat” berarti biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab-akibat.
Jadi, keterlusuran adalah kemampuan membebankan biaya pada objek biaya dengan cara
yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab-akibat. Semakin besar biaya yang
dapat ditelusuri pada objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Keterlusuran adalah
unsure utama dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
Suatu jenis biaya tertentu mungkin saja digolongkan, baik sebagai biaya langsung aupun
biaya tidak langsung. System akuntansi manajemen umumnya berurusan dengan banyak
objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang menjadi acuan. Sebagai contoh, jika
rumah sakit merupakan objek biaya, maka biaya pemanas dan pendingin ruang rumah sakit
adalah biaya langsung. Akan tetapi, jika objek biayanya adalah produk yang dihasilkan oleh
rumah sakit tersebut, maka biaya utilitas ini merupakan biaya tidak langsung.
3
2. Metode Penelusuran
Keterlusuran berarti biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat, sedangkan
Penelusuran (tracing) berarti pembebanan actual biaya pada objek biaya dengan
menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikomsumsi oleh objek
biaya.
Penelusuran baiaya pada objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut
ini :
4
Jadi, biaya selada dibebankan melalui penelusuran langsung ($1 untuk Shana dan $0
untuk Ryan). Untuk membebankan biaya pizza dan root beer, dipilihlah penggerak : potongan
pizza dan dan gelas root beer. Suatu tariff dihitung per unit sumber daya (sebagaimana diukur
oleh penggerak) ; $0,90 per potong pizza ($9/10) dan $0,40 per gelas root beer($2/5).
Kemudian, penggunaan penggerak diamati untuk setiap orang (objek biaya). Anggaplah Ryan
memakan tujuh potong pizza dan meminum tiga gelas root beer, sedangkan Shana
mengonsumsi julah sisanya. Jadi, biaya per orang dihitung sebagai berikut.
Contoh sederhana dari pembagian pizza ini dapat diperluas dalam latar bisnis yang
lebih rumit. Inspeksi atas produk mungkin dapat berupa “piza” yang dibagi secara tepat oleh
instrument pemisahan yang diproduksi dalam pabrik. Biaya inspeksi dapat dibebankan pada
instrumen individual (objek biaya) dengan menggunakan jumlah jam inspeksi(“potongan
piza”) yang dikonsumsi oleh setiap jenis instrumen. Sebagai contoh kedua, pertimbangkan
biaya dari pemantau jantung yang digunakan pasien penyakit jantung (objek biaya).
Pemantau jantung adalah “pizza”, dan jam pemantauan yang digunakan dapat menjadi
“potongan pizza” yang dipilih untuk membebankan biaya pada penderita penyakit jantung.
Jadi, prinsip penelusuran yang dijelaskan pada contoh pizza dapat dihubungkan langsung
dengan proses perhitungan biaya dalam lingkungan bisnis sesungguhnya.
5
3. Membebankan Biaya Tidak Langsung (Alokasi)
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada objek-objek
biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak.
Hal ini berarti tidak ada hubungan sebab-akibat antara biaya dan objek biaya., atau
penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomi. Pembebanan biaya tidak langsung pada
objek biaya disebut alokasi. Karena tidak terdapat hubungan sebab-akibat, pengalokasian
biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan.
Sebagai contoh, anggaplah Blue Ribbon Baking Company memasang lini kue tart kopi mini
di gedung pabriknya yang sekarang. Pertimbangkan biaya pemanasan dan penerangan
ruangan pabrik yang memproduksi dua produk yang berbeda. Misalnya, biaya untilitas
dibebebankan pada kedua lini produk. Dalam hal ini, sudah jelas bahwa hubungan sebab-
akibat tentu sulit dilihat. Cara mudah untuk pengalokasian biaya adalah hanya dengan
membebankannya secara proporsional pada jam tenaga kerja langsung yang digunakan setiap
produk. Pembebanan biaya tidak langsung yang digunakan setiap produk. Pembebanan biaya
tidak langsung pada objek biaya secara arbitrer mengurangi keakuratan pembebanan biaya
secara keseluruhan. Oleh sebab ini, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin hanya
membebankan biaya (yang ditelusuri), langsung pada objek biaya. Akan tetapi, alokasi biaya
tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di samping keakuratan. Sebagai
contoh, pengalokasian biaya tidak langsung pada produk (objek biaya) mungkin dibutuhkan
untuk memenuhi peraturan pelaporan eksternal. Walaupun demikian, manfaat manajerial dari
pembebanan biaya umumnya lebih baik dalam hal keakuratan. Jadi, paling tidak, penelusuran
dan alokasi pembebanan biaya sebaiknya dilaporkan secara terpisah.
Keluaran (output) organisasi merupakan salah satu objek biaya terpenting. Ada dua
jenis keluaran, yaitu produk berwujud dan jasa. Produk berwujud (tangible product) adalah
barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan
masukan (input), modal, seperti prabrik, lahan, dan mesin. Televisi, hamburger, mobil,
komputer, pakaian, dan perabotan adalah contoh produk berwujud. Jasa adalah tugas atau
aktivitas yang dilakukan untuk pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh pelanggan
dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan
menggunakan bahan, tenaga kerja, dan masukan modal. Perlindungan asuransi, perawatan
kesehatan, perawatan gigi, jasa pemekaman, dan akuntansi adalah contoh berbagai aktivitas
jasa yagn dilakukan untuk pelanggan.
Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting: tidak berwujud
(intangibility), tidak tahan lama (perishability), tidak dapat dipisahkan (inseparabaility), dan
tidak selalu sama (heterogenity).
6
1. Tidak berwujud berarati pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar,
atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli, jadi, jasa adalah produk tidak
berwujud.
2. Tidak tahan lama berarti jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan oleh
pelanggan ada beberapa kasus yang tidak umum, yaitu saat barang-barang berwujud
tidak dapat disimpan, tetapi harus dikonsumsi saat diadakan. Meskipun jasa tidak
dapat disimpan, beberapa jasa seperti operasi pelastik memberi pengaruh jangka
panjang dan tidak perlu diulangi oleh pelanggan tersebut. Jasa lainya memberi
pengaruh jangka pendek dan menciptakan pelanggan setia. Contoh jasa yang berulang
adalah jasa rekening giro, dan jasa penjagaan rumah, dan binatu.
3. Tidak dapat dipisahkan berarti produsen dan pembeli jasa biasanya harus melakukan
kontak langsung saat terjadi pertukaran. Akibatnya jasa kerap tidak dapat dipisahkan
dari produsennya. Akan tetapi, produsen produk berwujud tidak melakukan langsung
dengan pembeli produk mereka.
4. Tidak selalu sama berarti terdapat peluang variasi yang lebih besar pada
penyelenggaraan jasa daripada produksi produk. Penyelenggara jasa bisa saja
dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan, bantuan individu lainnya yang bekerja
dengan mereka, pendidikan dan pengalaman mereka, sektor-sektor pribadi seperti
kehidupan rumah tangga. Faktor-faktor ini membuat penyelenggaraan tingkat jasa
yang konsisten menjadi sulit.
Pengukuran produktivitas dan kualitas pada perusahaan juga harus dilakukan secara terus-
menerus dan sensitif terhadap faktor-faktor tersebut. Perbedaan ini memengaruhi jenis
informasi yang diperlukan untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Harga pokok produk yang akurat adalah penting untuk analisis profabilitas dan keputusan
strategis yang berkenaan dengan desain produk, penetapan harga, dan bauran produk. Biaya
setiap produk berlaku untuk produk berwujud dan tidak berwujud. Jadi, harga pokok produk
mengacu pada produk berwujud dan tidak berwujud.
Harga pokok produk (product cost) adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan
manajerial yang spesifik. Arti “harga pokok produk” bergantung pada tujuan manajerial
yang sedang berusaha dicapai. Hal ini mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang
findamental, yaitu “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”. Rantai nilai internal
perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk.
7
Rantai nilai harga pokok diperoleh dengan membebankan biaya dari berbagai aktivitas
yang mendefenisikan rantai nilai, kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu
pada produk. Jadi hanya aktivitas operasional dalam rantai nilai (produksi, pemasaran, dan
layanan pelanggan) ang penting, dan pembebanan biaya aktivitas pada produk
mendefenisikan harga pokok produk operasional.
Salah satu tujuan utama manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk
untuk pelaporan keuangan eksternal. Dalam perhitungan harag pokok produk, konvesi yang
berlaku secara eksternal menyatakan biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau
fungsi yang hendak dicapai. Biaya dikelompokan dalam dua kategori fungsional utama:
produksi dan non produksi: biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
desain pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum.
Biaya non produksi dapat dibagi dalam kategori umum: biaya penjualan yang
mencakup biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan; pembiayan administrasi yang
mencakup biaya desain, pengembangan dan administrasi umum.
Untuk barang berwujud, biaya produksi dan non produksi ering disebut sebagai biaya
manufaktur dan non manufaktur.
Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga
kerja langsung, over head. Dalam pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga elemen biaya
ini yang dapat dibebankan pada produk.
a. Bahan Langsung
Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau
jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan pada produk
karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang
dikonsumsi setiap produk bahan yang menjadi bagian produk berwujud atau bahan yang
digunakan dalam penyediaan jasa umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung.
Sebagai contoh, besi pada mobil, kayu pada perabotan, alkohol pada parfum, kain pada
jeans, kawat untuk operasi, peti mati untuk jasa penguburan, dan makanan pada
perusahaan penerbangan semuanya merupakan bahan langsung.
8
b. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan
secara fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang terlibat dalam
memproduksi suatu produk atau jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi
produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja
langsung.
c. Over Head
Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokan
dalam satu kategori yang disebut overhead. Pada perusahaan manufaktur, overhead juga
dikenal sebagai beban pabrik (factory burden) atau overhead manufaktur (manufacturing
overhead). Kategori biaya overhead memuat berbagai hal. Selain bahan langsung dan
tenaga kerja langsung, banyak masukan diperlukan untuk membuat produk.
Bahan langsung yang merupakan bagian tidak signifikan dari produk jadi umumnya
dimasukkan dalam kategori overhead sebagai jenis khusus dari bahan tidak langsung hal ini
dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Biaya penelusuran lebih besar dibandingkan
dengan manfaat dari peningkatan keakuratan. Biaya lembur tenaga kerja langsung biasa juga
dibebankan pada overhead. Dasar pemikirannya adalah tidak semua operasi produksi tertentu
secara khusus dapat diidentifikasi sebagai penyebeb lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur
adalah hal yang umum bagi semua operasi produksi sehingga merupakan biaya manufaktur
tidak langsung.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Overhead Pabrik merupakan semua biaya-
biaya diluar biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang sulit ditelusuri atau
diidentifikasi dalam produk akhir.
Sebagai contoh :
Kombinasi dari berbagai biaya produksi mengarah pada konsep biaya konversi dan biaya
utama. Biaya utama (prine cost) adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya konversi (covertion cost) adalah jumlah dari biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur, biaya konversi bisa
diinterpretasikan sebagai biaya untuk mengonversi bahan baku menjadi produk akhir.
9
e. Biaya penjualan dan Administrasi
Biaya nonproduksi terdiri atas dua kategori umum: biaya penjualan dan biaya
administrasi. Untuk pelaporan keuangan eksternal,biaya penjualan dan administrasi disebut
biaya yang tidak dapat diinventarisasi ataubiaya periode. Biaya yang tidak dapat
diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu terjadinya. Jadi, biaya-biaya ini tidak ada
satupun yang dapat dibebankan pada produk atau muncul sebagai bagian dari nilai persediaan
yang dilaporkan pada neraca.
Beban penjualan dan administratif dianggap sebagai biaya periode dan harus dikurangi
setiap periode sebagai beban;hal ini tidak tampak pada neraca.
10
Menurut pendekatan perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi,
kemudian dikurangi dari penjualan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Harga pokok
penjualan (cost of goods sold) adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead yanag melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung haraga pokok penjualan
pertama-tama, harga pokok produksi perlu ditentukan.
Harga pokok produksi (cost of goods manufacture) mencerminkan tatal biaya barang
yang diselesaikan selama periode bejalan. Biasa yang hanya dibebankan pada barang yang
diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead. Perincian dari pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung yang
disebut sebagai laporan harga pokok produksi. Jika harga pokok produksi adalah untuk
produk tunggal, maka biaya rata-rata perunit dapat dihitung dengan membagi harga pokok
porduksi dengan unit yang diproduksi.
Barang dalam proses (word in process) terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan
sebagian dalam produksi pada titik waktu waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri
atas unit yang diselesaikan sebagian dan telah ada pada awal periode. Barang dalam proses
akhir terdiri atas unit yang ada pada akhir periode.
Dalam laporan harga pokok produksi, biaya unit yng diselesaikan sebagian dilaporkan
sebagai biaya barang dalam proses awal dan biaya barang dalam proses akhir. Biaya barang
dalam proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat dari periode sebelumnya,
sedangkan biaya dalam proses akhir mencerminkan biaya manufaktur yang akan dicatat pada
periode selanjutnya. Pada kedua kasus, tambahan biaya manufaktur harus dikeluarkan untuk
menyelesaikan unit-unit barag dalam proses.
Pada perusahaan jasa, perhitungan jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam
perusahaan manufaktur. Sebagaimana ditunjukan dalam laporan laba rugi tersebut,
perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jadi. Berbeda dari
perusahaan manufaktur, perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang jadi karena tidak
mungkin menyimpan jasa. Jadi, kalau dibandingkan dengan perusahaan manufaktur, biaya
penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi.
11
E. Sistem Akuntansi Manajemen (FBM vs ABM)
Elemen utama dari model FBM adalah fungsi, sedangkan elemen utama dari model ABM
adalah aktifitas. Fungsi-fungsinya biasanya dikelompokkan dalam unit-unit organisasional,
seperti departemen dan pabrik (contohnya : teknik, pengendalian kualitas, dan perakitan
adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen). Aktifitas-aktifitas dengan tujuan umum
dikelompokkan bersama dalam suatu bentuk proses. Sebagai contoh, pembelian barang,
penerimaan barang, dan pembayaran barang yang diterima adalah aktifitas utama yang
menggambarkan proses pengadaan persediaan. Pengendalian tiap dimensi akan memberikan
pandangan mendalam yang signifikan atas perbedaan kedua model akuntansi manajemen
tersebut.
Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya bersumber daya dibebankan pada unit-unit
yang berfungsi, kemudian pada produk. Dalam pembebanan biaya, penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak digunakan.
12
Produksi atau penggerak tingkat unit dimana FBC sering bergantung padanya adalah
bukan satu-satunya penggerak yang menjelaskan hubungan sebab-akibat. Selain penggerak
produksi, penggerak yang mendeskripsikan hubungan sebab-akibat dianggap sebagai
penggerak tingkat non-unit. Sebagai contoh, penggerak produksi seperti unit yang diproduksi
atau jam kerja tenaga kerja langsung mungkin tidak memiliki hubungan apapun dengan biaya
pembelian bahan baku. Pada kenyataannya, jumlah pesanan pembelian bisa menjadi ukuran
yang tepat dari konsumsi tiap produk. Namun, biaya pembelian dalam sistem FBC
dibebankan dengan menggunakan suatu ukuran seperti unit yang diproduksi atau jam kerja
tenaga kerja langsung. Dalam hal ini, pembebanan biaya yang dibuat yang dibuat harus
diklasifikasikan sebagai alokasi (ingat kembali bahwa alokasi adalah pembebanan biaya
berdasarkan hubungan yang diasumsikan atau berdasarkan kemudahan). Lebih jauh lagi, jika
biaya tingkat non-unit seperti pembelian signifikan, perhitungan biaya berdasarkan asumsi
dapat dideskripsikan sebagai alokasi yang intensif.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktifitas (activity based costing – ABC), biaya
ditelusuri hingga aktifitas, kemudian produk. Sebagaimana perhitungan biaya berdasarkan
fungsi, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Namun, peranan
penelusran penggerak secara signifikan diperluas dengan mengidentifikasikan dan
menggunakan penggerak yang tidak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi
(penggerak berdasarkan non-unit). Jadi, pembebanan biaya berdasarkan aktifitas menekankan
pada penelusuran alokasi; bahkan, bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif.
Penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lain dari
akuntansi manajemen. Pendekatan manajemen berdasarkan fungsi untuk pengendalian
membebankan biaya pada unit organisasional, kemudian menuntut tanggung jawab manajer
unit organisasional untuk mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja diukur dengan
membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang dianggarkan.
13
Penekanannya adalah ukuran keuangan dari kinerja (ukuran non-keuangan biasanya
diabaikan). Manajer diberi penghargaan berdasarkan kemampuan mereka untuk
mengendalikan biaya. Jadi, pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri biaya individu yang
bertanggung jawab atas biaya yang terjadi. Sistem penghargaan digunakan untuk memotivasi
individual ini untuk mengelola biaya dengan meningkatkan efisiensi operasional unit
organisasi mereka. Pendekatan ini menganggap bahwa memaksimalkan kinerja organisasi
secara keseluruhan tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasi individual
(disebut sebagai pusat pertanggung jawaban).
Hal ini meliputi analisis penggerak, analisis aktifitas, dan evaluasi kinerja, serta
penggunaan perhitungan biaya berdasarkan aktifitas sebagai sumber informasi utama.
Tinjauan proses berkaitan dengan identifikasi faktor-faktor penyebab biaya suatu aktifitas
(menjelaskan penyebab munculnya biaya), apa yang telah dilakukan (mengidentifikasi
aktifitas), serta evaluasi kinerja pekerjaan hasil yang dicapai (seberapa baik aktifitas
dikerjakan). Jadi pengendalian berdasarkan aktifitas membtuthkan informasi yang terperinci
mengenai aktifitas.
Pendekatan baru ini berfokus pada akuntabilitas dari aktifitas daripada biaya, dan
menekankan maksimalisasi kinerja sistem secara luas daripada kinerja individu. Aktifitas
lintas fungsi dan garis dapertemen adalah sistem meluas dalam fokus tertentu pendekatan
global untuk mengendalikannya. Intinya, bentuk pengendalian ini mengakui bahwa
memaksimalkan efisiensi dari sub unit individual tidak selalu mengarah pada efisiensi
maksimum untuk sitem secara keseluruhan. Pendekatan signifikan berdasarkan aktifitas,
ukuran keuangan dan non-keuangan kinerja adalah penting.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi.
Objek biaya (Cost Object) adalah berbagai produk, jasa, pelanggan, aktivitas, atau unit
organisasi dimana biaya dibebankan untuk beberapa tujuan manajemen tertentu.
Pembebanan biaya secara akurat pada objek biaya sangatlah penting. Keakuratan
tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang “sebenarnya”. Keakuratan
adalah suatu konsep yang relative dan harus dilakukan secara wajar dan logis terhadap
penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah engukur dan membebankan
biaya dari sumber daya yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin.Penelusuran
penggerak (driver tracing) adalah penggunaan penggerak untuk membebankan biaya pada
objek biaya. Di dalam konteks pembebanan biaya, penggerak adalah factor penyebab
yang dapat diamati dan factor penyebab yang mengukur komsumsi sumber daya objek
biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada objek-
objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak.
Hal ini berarti tidak ada hubungan sebab-akibat antara biaya dan objek biaya., atau
penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomi. Pembebanan biaya tidak langsung
pada objek biaya disebut alokasi. Karena tidak terdapat hubungan sebab-akibat,
pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi
yang berhubungan.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://muliaramdaniaksya4b16.blogspot.com/2018/03/makalah-manajemen-tentang-konsep-
dasar.html
16