Sie sind auf Seite 1von 4

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA

Menisbatkan diri sebagai Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia


adalah tanggung jawab yang berat, oleh sebab itu kita harus menanamkannya pada jiwa
pemuda bangsa Indonesia, karena itulah yang akan menentukan kualitas bangsa. Jika
diterapkan pada jiwa penerus bangsa, kalimat itu mengandung kekuatan pendorong
untuk menjadi sang juara, menjadi generasi yang unggul, dan bahkan menjadi
kebanggaan masyarakat sekitarnya maupun kebanggaan negaranya.

Generasi unggul disebuah negara ialah pemuda-pemuda yang memiliki potensi


ataupun cita-cita untuk memajukan dan mengembangkan negaranya dalam segala aspek.
Memajukan dan mengembangkan sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki bangsa tersebut, salah satu yang sangat
mempengaruhinya adalah pendidikan. Dengan dasar pendidikan yang baik dan tentunya
didorong dengan mimpi-mimpi serta akhlak yang baik, indonesia dapat membuka
lapangan pekerjaan sendiri. Jadi, diharapkan dimasa yang akan datang masyarakat
indonesia tidak hanya mencari tetapi dapat memberi lapangan pekerjaan sendiri.
Berawal dari pendidikan kita dapat mewujudkan sebuah mimpi.

Mimpi merupakan bagian terpenting dalam hidup yang harus kita wujudkan,
karena dari mimpilah kita akan dihadapkan dengan tantangan yang memicu kita agar
terus berusaha menghadapinya. Setiap individu harus memiliki mimpi, karena generasi
unggul berawal dari orang orang yang berani bermimpi setinggi tingginya dan terus
berusaha mencoba tanpa berputus asa, tidak ada kata lelah dalam pencapaian mimpi,
karena Indonesia merupakan salah satu negara yang menanti masa depan dan
mengharapkan potensi anak bangsanya yang sudah merangkai mimpi sejak masa kecil.
Seperti salah satu contoh anak bangsa yang dapat menjadi panutan kita ialah
B.J.Habibie. dengan tekad yang kuat, dia berhasil melahirkan karyanya didaratan Eropa
yang menjadikan dia Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia.

Aku adalah Dia, dia yang bernama lengkap Rifka Maulida yang biasa dipanggil
Rifka. Dia lahir dan dibesarkan di daerah Bojonegoro, sebuah daerah kecil dikawasan
Jawa Timur pada 7 juli 1998. Dia dilahirkan dari keluarga sederhana, ayahnya sudah
tidak lagi bekerja karena pensiunan PNS, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.
Dia adalah anak kedua dari dua bersaudara, kakak laki lakinya juga masih duduk
dibangku perkuliahan. Dengan dana pensiunan, ayahnya berhasil menyekolahkan kedua
anaknya, dan Alhadulillah sejak awal perkuliahan kakaknya sudah mendapatkan
beasiswa dari instansi tertentu yang setidaknya meringankan orang tuanya, inilah salah
satu alasan dia menjadi pejuang beasiswa.

Pada usia 6 tahun dia memasuki sekolah dasar dan mengikuti proses pendidikan
selama 6 tahun dan lulus pada tahun 2010 dengan nilai UN yang memuaskan, karena
dia bukan anak yang terlahir pintar dan memahami pelajaran dengan cepat, dia harus
memulai semuanya dengan niat dan bersungguh-sungguh dalam pencapaian mimpinya.
Walaupun dia tidak pernah menduduki peringkat pertama dikelas, setidaknya dia selalu
mendapatkan 10 peringkat tertinggi di kelasnya.

Setelah lulus SD dia memutuskan untuk meneruskan pendidikannya disebuah


pesantren di daerah Ngawi, yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor. Sebuah
pesantren yang telah melahirkan generasi-generasi unggul untuk Indonesia. Seperti
Lukman Hakim Saifuddin menteri agama RI saat ini, Hidayat Nur Wahid wakil ketua
dan mantan ketua MPR RI, dan masih banyak lagi. Disana dia mempelajari banyak hal
tentang kehidupan saat mengikuti proses pendidikan selama 6 tahun ditambah 1 tahun
masa mengabdi menjadi guru. Tahun pertama dan kedua sebagai santriwati merupakan
proses membangun pondasi, pembentukan mental sekaligus mencari jati diri, karena
semua yang kita lihat, dengar, dan rasakan adalah sebuah pendidikan yang tanpa
disadari kita telah belajar apa itu arti sebuah mimpi dalam sebuah kehidupan. Dia juga
memahami bahwa mimpi, kesungguhan, dan target adalah wujud nyata sebuah
pendidikan, dan saat itu pula dia mengerti bahwa ketiga hal tersebut merupakan bagian
terpenting dalam hidup. Kemudian ketika dia menduduki bangku kelas 5 KMI
(Kulliyatul Mu’allimat Islamiyyah) dia menjadi pengurus asrama di bagian penegak
kedisiplinan. Menjadi pengurus asrama adalah saat dimana dia harus mengayomi adik
kelas, memotivasinya, dan bersahabat dengannya, tapi tidak lupa tetap bersikap tegas
dan selalu menegakkan kedisiplinan terhadap mereka. Jika mereka bersalah ataupun
melanggar, dia akan menghukumnya sebagai tindak ketegasan seorang pengurus
terhadap adik kelasnya agar tidak mengulanginya. Dengan membangun kedekatan
dengan anggota asrama, dia memahami karakter mereka dan mengerti bahwa
sesungguhnya mereka memiliki potensi yang harus terus digali untuk menciptakan
generasi unggul yang belum mereka sadari. Dari sinilah kita harus selalu membimbing
dan terus memotivasi mereka serta menekankan kepada mereka apa itu arti dari sebuah
mimpi, kesungguhan, dan target yang sesungguhnya. Sampai akhirnya pada tahun 2016
dia lulus walaupun tidak menjadi lulusan terbaik. Setelah lulus, di melanjutkan
pendidikannya dengan masa pengabdian yang ditempuh selama satu tahun.

Pengalaman mengabdi setelah lulus KMI adalah pengalaman yang paling


berharga baginya, karena selain diamanahi menjadi pengajar di Pondok Modern As-
Salam yang terletak di daerah sukabumi, dia juga menjadi pengurus yang membimbing
dan mengatur jalannya pondok. “sebuah generassi yang baik adalah sebuah generasi
yang menjadikan generasi setelahnya lebih baik dari generasi sebelumnya”. Sebagai
guru, dia selalu memberikan arahan maupun bimbingan didalam maupun luar kelas,
setiap selesai belajar malam dia selalu menyelipkan motivasi dan nasehat untuk
membangkitkan jiwa mereka, selalu menanamkan dalam diri mereka akan pentingnya
mimpi, target, dan keyakinan agar mereka meiliki pemikiran yang optimis yang dapat
menunjang kesuksesan mereka. Serta yang paling terpenting adalah menyadarkan
mereka akan pentingnya menjaga moral dan akhlak karena itu merupakan aspek
terpenting dalam pembentukan mental dan karakter, karena generasi unggul tidak hanya
mampu berkarya tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.

Setelah perjalanan pendidikannya di pondok Gontor, dia melanjutkan


pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi disebuah universitas swasta di daerah
Yogyakarta, dan dia mengambil program S1 di jurusan Pendidikan Agama Islam.
Dengan memilih jurusan ini, dia berharap dapat membangun kesiapannya untuk terjun
ke bidang pendidikan dan berkontribusi langsung untuk mengatasi masalah degradasi
moral yang ditandai dengan turunnya kepekaan budi pekerti yang terjadi di negri ini
seiring berkembangnya zaman. Selain mengikuti perkuliahan dia juga mengikuti
beberapa kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi panitia di sebuah seminar fakultas
dan mengikuti UKM Taekwondo. Sementara itu, dia juga sedang mempersiapkan diri
untuk mengikuti perekrutan organisasi-organisasi besar lainnya seperti BEM, HIMA
PAI, dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut dia jadikan sebagai sarana untuk
menyiapkan diri menjadi generasi unggul kebanggan bangsa. Setelah lulus S1, dia
mempunyai target untuk mencari beasiswa melanjutkan pendidikan S2 nya disebuah
institusi ternama di Timur Tengah. Setelah S2 dia akan kembali ke indonesia dan
mengabdikan diri disebuah instansi pendidikan sebagai pengajar. Dia juga ingin ikut
serta di sebuah lembaga nirmala seperti Indonesia Mengajar, dengan mengamalkan ilmu
serta menularkan nilai-nilai dan pengalamannya yang dia dapatkan semasa di Gontor
dan perkuliahan untuk menciptakan generasi unggul yang berakhlak mulia

Generasi unggul tentu saja memiliki definisi yang beragam dan subjektif.
Kembali lagi, menisbatkan diri sebagai generasi unggul kebanggaan bangsa indonesia
rasanya cukup berat untuk dipertanggungjawabkan. Tetapi, dia bisa menegaskan bahwa
dia adalah salah satu pemudi yang sedang menyiapkan diri untuk berkontribusi sesuai
dengan kapasitasnya, karena generasi unggul kebanggan bangsa indonesia tidak ada
artinya tanpa memberikan manfaat untuk orang lain di sekitarnya, sekecil apapun itu.

Dia adalah aku, aku Rifka Maulida dengan segala pengalaman yang aku
dapatkan, impian serta harapan yang menjadi targetku, aku yakin akan menciptakan
generasi unggul yang berakhlak mulia untuk kemajuan indonesia dan “Aku Bangga
Menjadi Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia”

Das könnte Ihnen auch gefallen