Sie sind auf Seite 1von 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat Taufik
Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan
lancar dan tepat pada waktunya. Makalah dari mata kuliah Pendidikan Kewarga Negaraan ini
berjudul "Demokrasi Indonesia" yaitu membahas tentang sejarah dan perkembangan sistem
demokrasi di Indonesia.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk Nabi Muhammad SAW.
Karena berkat bimbingannya kita dapat berpindah dari masa kegelapan menuju masa yang
terang benderang seperti sekarang ini.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Pada makalah ini akan dibahas mengenai
definisi, konsep-konsep, pilar-pilar dan budaya demokrasi di Indonesia.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca.

Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil
karya kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka
dari itu dengan mengharapkan ridha Allah swt kami sangat membutuhkan kritik dan saran
yang membangun dari anda semua demi untuk memperbaiki makalah kami di masa yang
akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pembaca, dan
dapat digunakan didalam hal yang baik. Terima kasih.

Yogyakarta, 16 Oktober 2018


DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... i

Kata Pengantar.................................................................................................................. ii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Konsep Demokrasi ............................................................................ 3


B. Pilar-pilar Demokrasi Pancasila ............................................................................. 5
C. Budaya Demokrasi di Indonesia............................................................................7

BAB III SIMPULAN.............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Selama perjalanan sejarah, umat manusia telah berhasil menciptakan berbagai macam
kebudayaan. Berbagai macam atau ragam kebudayaan tersebut meliputi tujuh unsur
kebudayaan saja. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur-unsur pokok
yang selalu ada pada setiap kebudayaan masyarakat yang ada dibelahan dunia. Menurut
Koentjaraningrat (1993), bahwa ketujuh unsur pokok kebudayaan tersebut meliputi: 1)
peralatan hidup (teknologi), 2) sistem mata pencaharian hidup (ekonomi), 3) sistem
kemasyarakatan (organisasi sosial), 4) sistem bahasa, 5) kesenian (seni), 6) sistem
pengetahuan (ilmu pengetehuan/sains), serta 7) sistem kepercayaan (religi).Ketujuh
unsur budaya tersebut merupakan unsur-unsur budaya pokok yang pasti ada apabila kita
meneliti atau mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Karena ada pada setiap
kehidupan masyarakat manusia di dunia ini, maka ketujuh unsur pokok dari kebudayaan
yang ada di dunia itu sering dikatakan sebagai unsur-unsur budaya yang bersifat
universal, atau unsur-unsur kebudayaan universal.

Salah satu bukti bahwa pada zaman purba telah muncul ketujuh unsur-unsur budaya
universal adalah pada zaman itu manusia telah mengenal adanya peralatan hidup atau
teknologi berupa alat-alat sederhana yang terbuat dari batu maupun tulang yang
digunakan untuk mencari makanan (berburu, meramu makanan, atau bercocok tanam
secara sederhana atau berladang). Kemudian, pada saat itu manusia purba juga telah
mengenal adanya sistem kepercayaan yang sekaligus menunjukkan adanya nilai seni
serta sistem mata pencaharian hidup manusia purba, yakni sebagaimana terpotret pada
gambar-gambar mistis berupa lukisan telapak tangan serta lukisan babi rusa yang terkena
panah pada bagian perutnya, yang ditemukan di gua-gua tempat tinggal mereka. Pada
zaman purba, ternyata juga telah dikenal adanya sistem pengetahuan dalam pelayaran
yang menggunakan sandaran pengetahuan pada perbintangan.

Pada titik inilah kita berbicara tentang seni. Seni berasal dari bahasa Latin, yaitu ars
yang berarti kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan sebagai suatu
kemahiran dalam membuat barang atau mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan
kebalikan dari alam, yaitu sebagai hasil campur tangan (sentuhan) manusia. Seni
merupakan pengolahan budi manusia secara tekun untuk mengubah suatu benda bagi
kepentingan rohani dan jasmani manusia. Seni merupakan ekpresi jiwa seseorang yang
hasil ekspresi tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni dan
keindahan yang tercipta merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Dengan seni,
cipta dan karya manusia, termasuk teknologi, di dalamnya mendapat sentuhan keindahan
atau estetika. (Sukardi,2013)

Adapun seni atau lebih khusus meninjau tentang seni rupa modern, umumnya hanya
dinilai sebagai praksis filosofis yang justru identik dengan berbagai ketidakpastian,
penafsiran personal dan subjektivitas. Pertentangan bipolar itu juga terkait dengan
pandangan khalayak dimana satu sisi memahami teknologi sebagai perwujudan nyata
dari cita-cita kemajuan peradaban modern secara konkret, sehingga berdampak pada
kehidupan manusia. Sementara di sisi lain, melihat seni sebagai aktualisasi pengalaman
batin, intuisi, dunia pra-reflektif manusia dan khasanah rasa yang tak terjamah. Namun
disamping banyaknya manfaat yang telah diperoleh manusia, disisi lain muncul pula
dampak yang tak jarang dapat merugikan manusia dan sering pula terjadi
penyalahgunaan manfaat dan fungsi kemajuan teknologi bagi kehidupan manusia.
Walaupun sebenarnya dampak positif jauh lebih diharapkan untuk dapat mengiringi
perkembangan jaman. (Tumanggor,2008)

A. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengetian seni dan menusia
2. Menjelaskan dinamika seni bagi kehidupan manusia
3. Menjelaskan hubungan antara seni dan manusia
4. Mengetahui fungsi seni bagi kehidupan manusia

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang diketahui dengan seni dan manusia?
2. Bagaimanakah dinamika seni bagi kehidupan manusia?
3. Bagaimkaankah hubungan antara seni dan manusia?
4. Bagaimanakah fungsi seni bagi kehidupan manusia?
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Manusia dan Seni

Pengertian manusia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Manusia adalah Makhluk yang berakal
budi/insanulkamil artinya makhluk yang paling sempurna.

Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Manusia diciptakan Allah SWT. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah
diberikan oleh Allah SWT (Syahidin, 2009 : 23)

Yogi Priyantono,2014, Manusia Sebagai Makhluk, Fakultas Agama Islam UMP,

Pengertian seni

Menurut Janet Woll seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut KBBI, seni
adalah keahlian tang membuat karya yang bermutu, seni dapat berupa seni rupa, seni
musik, dll. Menurut bahasa seni berarti indah, tetapi menurut istilah seni merupakan
suatu manifestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran, kesenangan, yang lahir dari
dalan diri seseorang untuk menghasilkan suatu aktivitis. Wujud dari lahirnya suatu karya
seni adalah hasil dari ide-ide para seniman yang berlandaskan daya imajinasi,
pengetahuan, pendidikan, dan inspirasi serta tenaga seninan itu sendiri. Karya seni dapat
dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa, dan rupa bentuk
yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran. (Tumanggor,2008)

B. Hubungan Antara Manusia dan Seni

Seni memiliki makna yang berarti keindaahan. Manusia dan keindahan memang tak bisa
dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam
berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya
manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan
terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangatluas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembanganperadaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapatdikatakan, bahwa keindahan merupakan
bagian hidup manusia. Keindahan takdapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dimanapun kapan pun dan siapasaja dapat menikmati keindahan.Keindahan identik
dengan kebenaran. (Sulaeman,M.,1998)

Keindahan merupakan kebenarandan kebenaran adalah keindahan. Keduanya


mempunyai nilai yang sama yaituabadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan
lukisan Monalisatidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini
bukankebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni.

Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek


yang diungkapkan. Sebagai contohnya, seni musik atau seni suara adalah karya seni yang
disampaikan melalui medi suara, ritmis, dan idnah, irama, gerak pembawaan serta
penghayatan yang tak boleh diabaikan, seni tari sendiri suatu perwujudan segala seluruh
anggota tubuh secara teratur dan berirama sesuai dengan musiki pengiringnya, seni
drama yang memiliki kesamaan dengan unsur tari yakni mempunyai unsur gerak,
contohnya adalah pantonimime, meruapakan gerak dari ucapan dalam serangkaian seni
drama, dan seni rupa merpakan seni yang langsung dapat diserap dengan indra
penglihatan dan merupakan segala manifestasi batin. (Dwiningrum, S.I.A., 2016)

Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindaha


Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkanyang tidak ada unsur
keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yangmempunyai konsep keindahan
adalah orang yang mampu berimajinasi, rajindan kreatif dalam menghubungkan benda
satu dengan yang lainya. Dengankata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan
suatu benda denganbenda lain sebagai objek imajinasi.

Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan
manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia denganTuhan, dan bagi orang
itu sendiri yang melakukan interaksi. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari
oleh motivasi tertentu dan dengan tujuantertentu pula. Motivasi itu dapat berupa
pengalaman atau kenyataan mengenaipenderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan
moral, mengenaiperubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan
banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupanmanusia,
martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. (Joko,T.P.,2004)

C. Fungsi Seni bagi Kehidupan Manusia

Seni merupakan hasil karya manusia yang memiliki nilai keindihanan senidri,
seperti yang telah dikatahui bahwa macam-macam seni terdiri dari : Seni Tari, Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Sastra, dan Seni Teater. Berdasarkan logika itulah Keesing P.M dan
Kesseing R.M (1871) sampai pada kesimpulan bahwa kesenian betapapun perwujudannya,
mempunyai delapan fungsi sosial yang amat penting, artinya sebagai sarana pembinaan
masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.

Ketujuh fungsi individu dan sosial itu adalah :

1. Sarana kesenangan
Pada umumnya orang tidak menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ada waktunya mereka menikmati hasil
kerjanya dan menyisihkan waktu untuk mencari kesenangan. Salah satu sarana dan
penyaluran energi yang berlebih itu ialah dengan dengan melakukan kegiatan
bermain dan menghasilkan karya-karya seni yang dapat memberi kesenangan
pribadi.

2. Sarana hiburan santai.


Untuk melepaskan ketegangan dan kejenuhan hidup sehari-hari, orang
biasanya melakukan kegiatan ysng dapat mengungkapkan perasaan dan pemikiran
secara bebas. Kegiatan kesenian merupakan salah satu sarana yang objektif dan
dapat diikuti oleh banyak orang tanpa menimbulkan rasa perlawanan, karena
disajikan secara indah sehingga dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan jiwa.

3. Sarana peryataan jati diri.

Kegiatan seni merupakan sarana objektif yang bebas dari berbagai hambatan
sosial, sehingga memungkinkan seseorang menyatakan kepribadiannya secara
lebih leluasa melalui karya seni mereka. Biasanya dengan berselubung karya seni
orang tidak perlu malu-malu. menyatakan dan mengungkapkan jati dirinya, dan
dengan mudah menggunakan karya-karya seni untuk mengungkapkan perasaan dan
pemikiran yang mencerminkan kepribadiannya secara berani, sehingga
memperoleh pengakuan masyarakat dan bahkan menjadi pujaan.

4. Sarana integratif.

Karya seni sebagai pernyataan dan perwujudan pemikiran, seniman dapat


merangsang kepekaan pengertian masyarakat, sehingga menimbulkan tanggapan
emosional yang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan yang mengikat diantara
pengagumnya.

5. Sarana terapi / penyembuhan.

Mengingat sifatnya yang bebas dari ketentuan sosial yang kaku, kesenian
merupakan sarana objektif bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam
mengungkapkan perasaan dan pemikiran. Banyak seniman besar justru lahir karena
sebelumnya mereka menghadapi kesulitan untuk menyatakan dan menungkapkan
perasaan serta pemikiran secara langsung, sehingga menggunakan kesenian sebagai
sarana yang efektif.

6. Sarana pendidikan.

Mengingat bentuk dan gaya yang mungkin dikembangkan dalam karya-karya


seni, maka ia merupakan sarana yang efektif baik untuk mengukuhkan atau
menghancurkan nilai-nilai budaya, pemikiran maupun pandangan hidup. Dalam
sejarahnya kesenian merupakan sarana yang efektif untuk mengukuhkan nilai-nilai
keagamaan dan bahkan sebagai sarana untuk menyebarluaskan ajaran agama.
Sebaliknya kesenian juga pernah menjadi sarana kritikan seperti yang diungkapkan
dalam aliran seni lukis Dadaisme, yang mencerminkan pemikiran anti modernisasi
karena dianggap sebagai biang kekacauan.

7. Sarana pemulihan ketertiban,

Ungkapan keindahan yang mampu merangsang tanggapan emosional


masyarakat sekitarnya, menyebabkan kesenian dapat dipergunakan sebagai sarana
pemulihan ketertiban sosial yang sedang mengalami kekacauan. Dalam berbagai
peristiwa perpecahan, pertentangan dan ketegangan sosial, kegiatan seni dapat
diandalkan sebagai sarana untuk memulihkan ketertiban dan persatuan masyarakat
dengan pesan-pesam terselubung yang disampaikan secara indah dan memikat.
Pesan-pesan secara halus dan terselubung itu dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi, masyarakat agar dapat mengendalikan perasaan permusuhan dan
persaingan ke arah perdamaian.

Keesing, P.M. & Keesing, R.M. 1871. New Perspective in Cultural Anthropology. Chicago:
Holt Rinehart and Winston.

Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: Refika
Aditama.

Joko, Tri Prasetya. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Asli Mahasatya

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2016. Pendidikan Sosial Budaya . Yogyakarta : UNY Press.

Tumanggor, Rusmin, dkk. 2008. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.

Koentjaraningrat. 1985. Ilmu Sosial dalam Pembangunan Kesehatan . Jakarta : Gramedia.

Sukardi. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jawa Timur : Forikes.

Das könnte Ihnen auch gefallen