Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
National Health Insurance is an Indonesian government program which mandates by social Insurance
that required for all Indonesian citizens through BPJS. Coverage by independent participation in
Jember is still very small that equal to 0.75 % of all participants registered. The results of a preliminary
survey on the fisherman shows that 72.5 % of respondents thought unable to pay contribution JKN.
The objective of this study was to calculate the ability to pay contribution of JKN for fishermen in
Jember. This study was a quantitative descriptive study conducted in 3 villages, there are Puger Wetan
village subdistrict Puger, Sumberejo village subdistrict Ambulu, and Lojejer village subdistrict Wuluhan.
Results showed that most of respondents monthly income was middle which was in the interval
≥Rp.3.100.000,- to ≤Rp.7.750.000,- by the average was Rp.6.200.000,-; while the average household
expenditure reached up to Rp.6.077.424,-. The calculation formula has got to calculate ability to pay is
∑Revenue – (-63880+ 0,8653X₁+ 0,6361X3+ 1,277X4+ 1,081X5+ 0,6571X6+ 1,269X7+ 1,151X 8+
1,165X9+ 0,9445X10+ 1,307X11+
1,540X12+ 0,9707X13+ 1,007X14+ 1,159X15+ 0.9988X16+ 1,047X17+ 1,064X18+ 3,517X19+
1,015X20). Most of respondents (54,5%) were able to pay the premium of National Health
Insurance. Most of respondents (61,11%) were only having ability to paid the premium for in-
patient care grade 3 (Rp.25.500,- for one person every month).
Abstrak
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program pemerintah Indonesia yang mengamanatkan
bahwa jaminan sosial bersifat wajib bagi seluruh penduduk Indonesia melalui suatu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Cakupan kepesertaan mandiri di Kabupaten Jember
masih sangat sedikit yaitu sebesar 0,75% dari seluruh peserta yang telah terdaftar. Hasil survei
pendahuluan pada nelayan menunjukkan bahwa sebesar 72,5% responden berpendapat tidak
mampu membayar iuran JKN. Tujuan penelitian ini adalah menghitung besar kemampuan
membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional bagi nelayan di Kabupaten Jember. Penelitian ini
merupakan studi deskriptif kuantitatif yang dilakukan di tiga desa, yaitu Desa Puger Wetan - Puger,
Desa Sumberejo - Ambulu, dan Desa Lojejer - Wuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar pendapatan per bulan responden tergolong sedang yakni berada pada interval
≥Rp.3.100.000,- s.d ≤Rp.7.750.000, -dengan rata-rata sebesar Rp.6.200.000,-; sedangkan rata-
rata total pengeluaran rumah tangga mencapai Rp.6.077.424,-. Formula perhitungan ATP yang
didapatkan adalah ATP =∑Pendapatan – (-63880+ 0,8653X ₁+ 0,6361X3+ 1,277X4+ 1,081X5+
0,6571X6+ 1,269X7+ 1,151X8+ 1,165X9+ 0,9445X10+ 1,307X11+ 1,540X12+ 0,9707X13+ 1,007X14+
1,159X15+ 0.9988X16+ 1,047X17+ 1,064X18+ 3,517X19+ 1,015X20). Sebagian besar responden
(54,5%) mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional. Sebagian besar responden hanya
memiliki kemampuan membayar iuran untuk rawat inap kelas 3 (Rp.25.500,- per orang per bulan).
Kata Kunci: Kemampuan Membayar, Jaminan Kesehatan Nasional, Nelayan
meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Jenis memenuhi syarat untuk menjadi model yang
usaha yang dilakukan adalah dengan membuka baik karena asumsi linearitas terpenuhi.
toko kelontong, menjual hasil tangkapan ikan di 3) Uji Autokorelasi
TPI, menjual makanan, menjadi instruktur Uji autokorelasi dari sebuah model dapat
senam dan buruh. dilakukan dengan menggunakan uji Durbin
Watson. Dalam pengujian yang menggunakan
Jenis dan Total Pengeluaran
jumlah data sebanyak 99 (n = 99) dan jumlah
Identifikasi jenis pengeluaran rumah
variabel independen sebanyak 20 (k = 20) serta
tangga pada penelitian ini dibedakan menjadi
dengan tingkat signifikansi 0,05 (α = 0,05), maka
pengeluaran rumah tangga untuk pangan,
diperoleh nilai dL = 1,2230 dan dU = 2,1677.
pengeluaran untuk pangan non esensial dan
Diperoleh nilai statistik Durbin Watson (d) pada
pengeluaran untuk non pangan. Berikut rincian
model regresi total pengeluaran sebesar 2,354.
persentase rata-rata jenis dan total pengeluaran
Nilai d yang dihasilkan lebih besar dari dU
rumah tangga nelayan di Kabupaten Jember: (2,345 > 2,1677), sehingga dapat disimpulkan
Tabel 3 Persentase Rata-Rata Pengeluaran Rumah model regresi tersebut memenuhi syarat
Tangga Nelayan Berdasarkan Penggolongan menjadi model regresi yang baik karena tidak
Jenisnya terdapat autokorelasi positif.
Pengeluaran Rata-rata Persentase (%)
4) Uji Multikolinearitas
Pangan Rp 1.122.303,- 18,47
Pangan Non Rp 825. 424,- 13,58 Pengujian dapat dilakukan dengan
Esensial menggunakan VIF (Variance Inflanatory Factor)
Non Pangan Rp 4.129.697,- 67,95 dan Tolerance. Hasil pengujian menunjukkan
Total Rp 6.077.424,- 100,00 bahwa tidak ada variabel independen yang
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,100 berarti
persentase terbesar rata-rata pengeluaran tidak ada korelasi antar variabel independen.
rumah tangga nelayan di Kabupaten Jember Multikolinearitas juga diuji dengan menghitung
adalah non pangan dengan besar persentase VIF (Variance Inflating Factor). Bila nilai VIF
67,95. lebih kecil dari 5 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Semua nilai VIF pada tabel di
Uji Asumsi Klasik
atas menunjukkan angka kurang dari 5. Dengan
Uji asumsi klasik bertujuan memberikan demikian dapat disimpulkan bahwa model pada
kepastian bahwa model persamaan regresi yang penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi
didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, model regresi yang baik karena tidak terjadi
tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik untuk korelasi antar variabel independen (non-
model linear regresi menggunakan program multikolinearitas).
statistik SPSS 11.5. Berikut hasil dari uji asumsi 5) Uji Heteroskedastisitas
klasik pemodelan regresi total pengeluaran: Uji heteroskedastis pada model regresi bisa
1) Uji Normalitas dilakukan dengan uji Glejser. Pengujian ini akan
Pengujian normalitas residual terhadap model memperoleh nilai sig yang nantinya akan
regresi ini menggunakan uji One Sample dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α =
Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian 0,05). Berdasarkan hasil pengujian diketahui
menunjukkan nilai Asymp.Sig sebesar 0,606, bahwa nilai sig tiap variabel lebih besar dari α =
yakni lebih besar dari α (0,606 > 0,05), sehingga 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi
dapat disimpulkan bahwa residual model regresi total pengeluaran dikatakan baik karena
berdistribusi normal. memenuhi asumsi homokedastis.
2) Uji Linearitas
Hasil pengujian menunjukkan scatterplot tidak Pemodelan Regresi Linear Berganda
membentuk pola tertentu sehingga dapat
Formula perhitungan Ability To Pay pada
disimpulkan bahwa model pada penelitian ini
penelitian ini didapatkan dari pemodelan regresi
Kesesuaian hasil penelitian ini dengan Jumlah anggota keluarga yang menjadi
teori perhitungan ATP kesehatan terjadi karena tanggungan juga memiliki pengaruh terhadap
konsep kemampuan membayar itu kemampuan membayar. Hal ini ditunjukkan
dikembangkan dari perspektif coping strategic dengan semakin banyak jumlah anggota
yang mencakup berbagai upaya yang dilakukan keluarga akan semakin besar pula alokasi dana
individu atau keluarga dalam memobilisasi yang harus disediakan setiap keluarga untuk
sumberdaya yang sifatnya tidak rutin untuk membayar iuran jaminan kesehatan. Sesuai
membayar suatu produk atau jasa yang mereka dengan teori bahwa Ability To Pay seseorang
perlukan, dalam hal ini adalah asuransi dipengaruhi oleh harga barang (biaya
kesehatan yang sifatnya esensial dan besarnya kesehatan), besar pendapatan, dan jumlah
dapat dilihat dari jumlah pengeluaran keluarga anggota keluarga [7].
untuk barang yang sifatnya non esensial.
Pada penelitian ini didapatkan hasil Simpulan dan Saran
sebagian besar responden (54,5%) mampu
Berdasarkan hasil penelitian yang
membayar iuran JKN dengan rata-rata sebesar
dilakukan tentang kemampuan membayar iuran
Rp.30.736,- per orang. Berdasarkan pemaparan
JKN bagi nelayan di Kabupaten Jember, maka
hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a)
responden atau masyarakat nelayan memiliki
Besar pendapatan keluarga responden per
kemampuan membayar iuran JKN untuk kelas
bulan terbanyak berada pada kategori sedang
rawat 3 yang nominalnya sebesar Rp.25.500,-
yakni berada pada interval ≥Rp.3.100.000,- s.d
per orang per bulan. Hasil tersebut telah sesuai
≤Rp.7.750.000,- dengan rata-rata pendapatan
dengan harapan Pemerintah Indonesia yang
per bulan sebesar Rp.6.200.000,. Rata-rata
tertera pada visi BPJS Kesehatan yakni
jenis pengeluaran terbesar ada pada
mengharuskan seluruh penduduknya ikut
pengeluaran non pangan yaitu Rp.4.129.141,-,
berpartisipasi dalam program Jaminan
pengeluaran pangan sebesar Rp.1.139.232,-,
Kesehatan Nasional, yang artinya setiap orang
dan pengeluaran untuk pangan non esensial
harus mempunyai kemampuan membayar
sebesar Rp.845.636,- dengan rata-rata total
minimal Rp.25.500,- untuk dapat berpartisipasi
pengeluaran rumah tangga mencapai
dan memberikan kontribusi pembiayaan
Rp.6.077.424,- per bulan. b) Formula
kesehatan yang menganut model asuransi
perhitungan kemampuan membayar iuran JKN
sosial.
bagi nelayan adalah sebagai berikut: ATP = ∑
Kesesuaian hasil penelitian dengan
Pendapatan – Ŷ
harapan Pemerintah terjadi karena besar
pendapatan keluarga nelayan yang telah = ∑ Pendapatan – (-63880+ 0,8653X₁+
melebihi UMR, hal ini menjadi faktor utama yang 0,6361X3+ 1,277X4+ 1,081X5+ 0,6571X6+
mempengaruhi kemampuan membayar
seseorang terhadap biaya kesehatan. 1,269X7+ 1,151X8+ 1,165X9+ 0,9445X10+
Pernyataan bahwa sebagian besar responden 1,307X11+1,540X12+0,9707X13+
hanya mampu membayar iuran untuk kelas
rawat 3 dengan nominal Rp.25.500,- per orang 1,007X14+ 1,159X15+ 0.9988X16+
per bulan dikarenakan minimnya saving money 1,047X17+ 1,064X18+ 3,517X19+ 1,015X20).
akibat rata-rata pengeluaran non esensial yang
sangat tinggi dan jumlah anggota keluarga yang c) Sebagian besar responden (54,5%) mampu
menjadi tanggungan. Rata-rata responden membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional.
memiliki perilaku yang konsumtif terhadap Hasil pemaparan menunjukkan bahwa sebanyak
pengeluaran non esensial seperti rokok. Rata- 33 responden memiliki kemampuan membayar
rata ability to pay responden yang sebesar Rp iuran Jaminan Kesehatan Nasional untuk kelas
30.736,- hanya 0,5% dari rata-rata pendapatan rawat 3 yang besar nominalnya adalah
keluarga nelayan per bulan, sedangkan rata-rata
Rp.25.500,- per orang per bulan.
pengeluaran untuk tembakau dan sirih
mencapai 5,93% dari pendapatan keluarga per Adapun beberapa saran yang diberikan
bulan. Jika rumah tangga mampu menekan oleh peneliti adalah: 1) Masyarakat nelayan
pengeluaran untuk keperluan non esensial diharapkan dapat mengurangi jumlah
seperti rokok, maka bukan tidak mungkin pengeluaran yang bersifat non esensial seperti
kemampuan membayar masyarakat nelayan pengeluaran untuk rokok dan arisan. Untuk
terhadap iuran JKN dapat lebih tinggi lagi.
meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya alokasi biaya untuk kesehatan, [6] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
dapat dilakukan sosialisasi atau penyuluhan Kesehatan. Panduan Layanan Bagi
oleh petugas kesehatan dan membentuk suatu Peserta BPJS Kesehatan; Jakarta. 2014
perkumpulan dibawah pengawasan Kepala
[7] Faiz A. Studi Kemampuan-Kemauan
Desa yang berfungsi seperti koperasi khusus
Membayar Konsumen Jasa Angkutan
bagi nelayan. 2) Pihak BPJS Kesehatan dapat
Umum Bus Damri-Ekonomi di Kota
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait
Surabaya. Media Informasi & Komunikasi
adanya peran serta kader kesehatan disetiap
desa nelayan guna membantu dalam kegiatan Aplikasi Teknik Sipil Terkini; 2006. Vol. 1(1)
pengumpulan besaran iuran yang dapat [8] Russel S. Ability to Pay for Health Care:
dilakukan setiap hari dengan menerapkan Concepts and Evidence. Health Policy and
sistem tabungan. 3) Kader kesehatan Planning; 1996. Vol 11(3): 219-37
diharapkan dapat berperan aktif dalam
[9] Adisasmita W. Rancangan Peraturan
pengumpulan iuran dan membantu kepentingan
Daerah tentang Penyelenggaraan
administrasi bagi pasien atau pengguna kartu
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: FKM UI;
BPJS Kesehatan di daerah tersebut. 4) Bagi
2008
peneliti selanjutnya dapat dilakukan
pengembangan penelitian dalam hal jumlah [10] Hendrik. Analisis Pendapatan dan Tingkat
responden guna mendapatkan sampel populasi Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau
yang lebih banyak, jumlah variabel pengeluaran Pulau Besar dan Danau Bawah di
yang dianalisis untuk meminimalisir error Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Propinsi
sehingga nilai hasil estimasi semakin mendekati Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan; 2011.
nilai sebenarnya dan jenis responden yang lebih Vol 16(1): 21-32
spesifik mengingat terdapat beberapa jenis [11] Pratama. Analisis Pendapatan Nelayan
nelayan dengan tingkat pendapatan yang Tradisional Pancing Ulur di Kecamatan
berbeda-beda. Manggar, Kabupaten Belitung Timur. Jurnal
Daftar Pustaka Perikanan dan Kelautan; 2012. Vol 3(3):
107-116
[1] Indonesia. Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Lembaran Negara Republik Indonesia [12] Adisanjaya N. Potensi, Produksi
Nomor 150. Jakarta: Undang-Undang Sumberdaya Ikan di Perairan Laut
Republik Indonesia Nomor 40; 2004 Indonesia dan Permasalahannya; (Tanpa
[2] Koran Radar Jember. Peserta Mandiri BPJS Tahun)
Kesehatan Masih Rendah. Jember; 11 [13] Badan Pusat Statistik. Hasil Survei Sosial
Maret 2014. p. 38 Ekonomi Nasional (SUSENAS) Provinsi
[3] Ramdan I. Memperbaiki Kondisi Kesehatan Jawa Timur. Surabaya; 2013
dan Keselamatan Kerja Sektor Informal [14] Susilowati. Rumus Perhitungan ATP dan
Melalui Program Corporate Social
WTP. Jogjakarta; 2001
Responsibility Perusahaan. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan; 2012. [15] Gani A. Kemampuan Membayar (ATP) dan
Vol 15(1): 2-6 Kebijakan Tarif Pelayanan Kesehatan.
Tesis. FKM-UI; 1997
[4] Kusnadi. Nelayan Strategi Adaptasi dan
jaringan Sosial. Bandung: Humaniora
Utama Press; 2002
[5] Kemenkes RI. Pedoman Penetapan dan
Koleksi Premi JPKM. Jakarta; 2001