Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Ekonomi
Asyifusyinen
Dunia Islam
Coretanku
Ilmu
Artikel
Privacy Policy
Disclaimer
Contact Us
About Us
A. LATAR BELAKANG
Berbicara tentang surga, berarti sama saja berbicara tentang keimanan,
keyakinan, atau kepercayaan, sebab berbicara tentang surga berarti berbicara
tentang alam ghaib, dimana surga tidak dapat di lihat dengan mata kepala,
atau dengan pandangan kasat mata atau alat semacamnya.
Namun, meskipun demikian, Surga itu benar adanya, banyak dalil-dalil
Nakli dan Aqli tentang surga, dan begitu pula dalam hadist, sebab pada
dasarnya setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, tanpa terkecuali,
namun mati bukanlah akhir dari segalanya, melainkan permulaan untuk
kehidupan yang sebenarnya. Dimana saat kita telah mati maka hanya dua
tempat yang tersedia untuk kita semua, Surga dan Neraka, tidak ada tempat
lain selain kedua itu, oleh sebab itu dalam kesempatan ini kami akan
membahas tentang “Surga”, secara terperinci.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian Surga ?
2. Apa ayat dan hadist tentang Surga ?
3. Dan bagaimana gambaran nikmat Surga dan kehidupan di dalamnya ?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, yang menjadi
tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Surga
2. Memahami tentang Ayat dan Hadist yang membahas tentang Surga itu
benar adanya.
3. Mengetahui tentang nikmat surga dan kebahagiaan bila masuk ke
dalamnya.
4. Dengan mengetahui semua itu semoga kita senantiasa berubudiah kepada
Allah S.W.T, agar mendapat “RahmanNya” di dunia dan juga mendapatkan
“RahimNya” di akhirat kelak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SURGA
1. Definisi Surga
Jannah atau surga menurut etimologi berarti taman yang terdiri dari
pohon kurma atau pohon lain-lain. Kata ini diambil dari lafal janna yang
artinya menutupi. Sebab disebut demikian ialah karena pohon-pohon yang
ada di dalam surga amat rindang daunnya, rimbun sekali, sedang cabang-
cabang dari pohon yang satu bertaut dengan cabang-cabang dari pohon
lainnya, sehingga bagian atas merupakan sebuah naungan atau payung
tempat berteduh.
Adapun yang dimaksud dengan surga ialah suatu tempat kediaman
atau perumahan yang disediakan oleh Allah swt. untuk hamba-hamba-Nya
yang bertakwa kepada-Nya sebagai balasan kepada mereka atas
keimanannya yang jujur dan benar serta amal perbuatannya yang saleh.
Dalam Alquran juga disebutkan bahwa luas surga itu adalah seluas
keseluruhan langit dan bumi yakni alam semesta ini. Pernah Nabi saw.
ditanya tentang tempat neraka, “Jika luas surga adalah seluas keseluruhan
langit dan bumi, maka di manakah tempat neraka?” Beliau memberikan
jawaban tentang ini dengan sabdanya, “Maha Suci Allah, di manakah malam,
jika siang sudah menjelma.”
2. Penghuni surga
Surga tidak akan dimasuki selain orang yang benar-benar
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mulia serta bersifat dengan
berbagai keutamaan dan keluhuran. Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya
Allah telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman dengan
mengaruniakan surga untuk mereka. Mereka berperang untuk membela
agama Allah, sebab itu mereka pun membunuh dan terbunuh, menuruti janji
Allah yang tersebut dalam kitab Taurat, Injil dan Alquran. Siapakah yang
lebih menepati janjinya daripada Allah itu? Oleh sebab itu, maka
bergembiralah dengan perjanjian yang telah kamu semua perbuat. Yang
sedemikian itu adalah suatu keuntungan yang besar sekali. Orang-orang yang
bertobat kepada Allah, orang-orang yang menyembah-Nya, orang-orang
yang memuji-Nya, orang-orang yang berpuasa, orang-orang yang rukuk,
orang-orang yang sujud, orang-orang yang menyuruh mengerjakan kebaikan,
orang-orang yang melarang mengerjakan keburukan dan orang-orang yang
menjaga batas-batas hukum Allah, maka sampaikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang beriman itu.” (Q.S. At-Taubah:111-112)
3. Kenikmatan surga
Allah Taala menjelaskan tentang sifat-sifat dan keadaan surga yakni
bahwa kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya kekal, kesenangan di
situ tidak akan pernah habis dan apa saja yang terdapat di dalamnya benar-
benar tidak ada tandingannya. Tentang sungai-sungainya banyak sekali dan
bercabang-cabang pula, airnya pun meluap dan tidak akan kering. Dalam
Alquran disebutkan, “Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang bertakwa ialah sebagai suatu taman yang di dalamnya ada
sungai-sungai yang airnya tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari
susu yang rasanya tetap tidak berganti-ganti, sungai-sungai dari anggur yang
amat sedap rasanya bagi orang-orang yang meminumnya dan sungai-sungai
dari madu yang bening jernih. Di sana mereka memperoleh segala macam
buah-buahan serta pengampunan dari Tuhan.” (Q.S. Muhammad:15)
Sungai-sungai mengalir di bawah gedung-gedung dan istana-istana
yang besar-besar lagi indah, yang di dalamnya penuh tersedia berbagai buah-
buahan dan daging burung. Ini jelas difirmankan oleh Allah Taala, “Para
penghuni surga menerima buah-buahan, yang mana saja mereka bebas
memilihnya dan juga daging burung, mana saja yang mereka inginkan” (Q.S.
Al-Waqi'ah:20-21)
Penghuni-penghuni surga setiap dikaruniai rezeki berupa buah-
buahan, mereka senantiasa berkata, “Ini tentunya yang pernah kita peroleh
sebelum sekarang,” padahal yang diberikan kepada mereka memang serupa
benar dengan yang lalu. Tetapi yang terang letak persamaan dalam hal
kebagusan dan indah bentuknya. Allah Taala berfirman, “Sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang beriman serta mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang baik, sesungguhnya mereka akan memperoleh
taman-taman surga yang mengalir beberapa sungai di bawahnya. Setiap
mereka mendapatkan pemberian rezeki dari surga dari buah-buahan, mereka
berkata, ‘Ini adalah seperti rezeki yang kita terima sebelum sekarang.’
Kepada mereka diberikan pemberian-pemberian yang serupa. Di dalam surga
pun mereka akan memperoleh jodoh yang suci dan mereka kekal di
dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah:25)
Rezeki baik yang berupa makanan atau minuman yang diberikan
kepada penghuni surga dilayani oleh pemuda-pemuda yang tetap tinggal
muda dan mereka adalah bagaikan mutiara yang bertaburan karena sangat
molek, rupawan dan indah pakaiannya. Ini dinyatakan oleh Allah Taala
dalam firman-Nya, “Dan beredarlah (melayani) di sekitar mereka bujang-
bujang yang tetap tinggal muda. Kalau engkau lihat mereka, engkau kira
mereka mutiara yang bertaburan. Dan ke mana saja engkau melihat, engkau
akan melihat kenikmatan (merasa amat senang sekali) serta kerajaan yang
besar.
Jannatul Firdaus
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya,
mereka tidak ingin berpindah daripadanya.
(Q.S. Al-Qahfi 107-108)
Jannatul ‘Adnin
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah
Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan
amalan (nya) dengan baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka
surga `Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-
dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat
yang indah;
(Q.S. Al-Qahfi 30-31)
Jannatul Na’iim
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-
amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh keni`matan, Kekal mereka
di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar. Dan Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. Al-Luqman 8-9)
Jannatul Khuldi
Jannatul Ma’wa
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
(Q.S As-Sajadah 19)
Darus Salaam
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).
(Q.S. Yunus 25)
Darul Jalal
Darul Qarar
Adapula yang meriwayatkan Surga dengan nama yang lain, yag berpatokan
kepada Al-Qur’an, seperti :
Darul Muqamah
Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka
cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun
lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal
(surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula
merasa lesu”.
(Q.S. Fathir 34-35)
al-Maqamul Amin
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,
(Q.S Ad-Dukhan 51)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang kami paparkan di atas, maka yang menjadi kesimpulan
adalah sebagai berikut :
Jadi berbicara tentang surga yaitu berbicara tentang keimanan, sebagaimana
yang di torehkan dalam rukun iman yang ke lima yaitu percaya kepada hari
kiamat, maka surga dan neraka termaktub di dalamnya.
surga ialah suatu tempat kediaman atau perumahan yang disediakan oleh
Allah swt. untuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya sebagai
balasan kepada mereka atas keimanannya yang jujur dan benar serta amal
perbuatannya yang saleh.
Macam-macam tingkatn dan nama-nama surga
o Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
o Jannatul 'Adnin yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
o Jannatun Na'iim yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
o Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah
dan kuning.
o Jannatul Ma'wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
o Darus Salaam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
o Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
o Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
Ada juga yang meriwayatkan :
o Darul Maqamah
o Al-Maqamul Amin
B. SARAN
Adapun yang menjadi Saran adalah sebagai berikut :
Dengan mengetahui dan meyakini bahwa surga itu benar adanya, dan dengan
mengetahui tentang kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalam surga,
semoga kita selalu berusaha menambah cikal bekal kita untuk mendapatkan
surga yang paling tinggi, dengan nikmat yang maha tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Ilmu Tauhid Lengkap, Drs.H.Zainuddin, Rineka Cipta, Solo 1991
Teologi Ilmu Kalam, Buku teks MKK IAIN (Ilmu Kalam III dan IV),
Pustaka Antara, Jakarta
WWW.Google.com
Related articles
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI ORGANISASI
POLITIK DALAM ISLAM
SURAT YANG SUNAT DI BACA PADA SHALAT WITIR
MAKALAH KLONING DALAM PANDANGAN ISLAM
LAMARAN SEBELUM MENIKAH ? BOLEHKAH
KISAH HATIM DAN GURUNYA "KEKASIH YANG BAIK"
Label: Islam
0 komentar:
Post a Comment
Ikuti Kami
POPULAR POSTS
FULL KISAH RUBIAH AL ADAWIYAH DARI BERMACAM VERSI
SUMBER DATA, JENIS DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
MAKALAH INDUSTRI TEKSTIL DI INDONESIA
KRISIS PANGAN DAN MASALAH PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
SAKITNYA SAKHRATUL MAUT
KRITERIA MEMILIH TEMAN
ADA LIMA TIPE WANITA DI DALAM AL-QUR'AN
4 PERKARA PENYEBAB SUUL KHATIMAH (BURUK PENGHABISAN)
NA NEUTURI
Akhwah Asyifusyinen
View my complete profile
Suatu ketika para sahabat duduk bersama Nabi di depan sebuah masjid.
Sedang asyik bercengkrama sambil bercakap-cakap, Nabi tiba-tiba
berkata,”Yang akan lewat ini nanti adalah calon penghuni surga!” Para
sahabat penasaran siapa gerangan calon penghuni surga itu? Tak lama
kemudian seorang lelaki yang berpakaian sederhana lewat di depan Nabi dan
para sahabat sambil menenteng terompahnya. Lelaki ini tidak tampak
istimewa, penampilannya sama dengan jama’ah masjid biasa.
Keesokan harinya Nabi dan para sahabat sedang duduk di depan masjid
sambil bercakap-cakap seperti biasa. Tiba-tiba Nabi kembali berkata,”Yang
lewat ini nanti adalah calon penghuni surga!” Para sahabat pun kembali
dibuat penasaran sambil melongok ke kanan ke kiri siapa gerangan orang
yang beruntung itu? Ternyata lelaki yang sama lewat di depan Nabi dan para
sahabat sambil menjinjing terompahnya. Ali tak tahan dengan rasa
penasarannya, ia memutuskan untuk membuntuti lelaki tersebut ikut pulang
ke rumahnya. Tiba di rumah si fulan, Ali kemudian berkunjung dan
bersilaturahmi. Ia pun bercakap-cakap sejenak dengan lelaki itu, namun tak
ada yang istimewa dengan lelaki itu. Hingga menjelang malam, tak satu pun
keistimewaan yang dapat dilihat oleh sahabat Ali dalam diri lelaki itu.
Kesimpulan :
Demikianlah sekelumit keindahan-keindahan surga , yang
menjadikan jiwa-jiwa hamba yang jernih senantiasa
meridukanya, semoga Alloh yang maha kuasa menjadikan kita
termasuk penghuni surga, karena inilah hakekat puncak tujuan
kita dalam kehidupan dunia yang fana, dimana semua akan
binasa ketika hari yang dijanjikan Alloh telah tiba. Kita sebagai
manusia biasa, hanya bisa berusaha dan berdo’a agar Alloh
berkenan menjadikan kita sebagai penghuni surga, yang kekal
nan abadi keberadaanya. Kemudian bagaimanakah usaha kita
dalam menggapai surga yang dipenuhi kenikmatan dan
keindahan didalamnya?kita kembalikan semua usaha dan
amalan kita dalam menggapainya, pada Al-Qur’an yang mulia
serta sunnah nabi-Nya dengan pemahaman rasulullah yang
diwarisi para shahabatnya dan para pengikutnya yang sentiasa
meniti jejaknya sampai maut menjeputnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ilustrasi: picpuddle.com
Surga Firdaus
Surga yang diciptakan dari emas yang merah dan
diperuntukan bagi orang yang khusyuk sholatnya.
menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan
zakat, menjaga kemaluaannya, memelihara amanah,
menepati janji, dan memelihara sholatnya.
Surga ‘Adn
Surga yang diciptakan dari intan putih dan diperuntukkan
bagi orang yang bertakwa kepada Allah SWT (An Nahl:30-
31), benar-benar beriman dan beramal shaleh (Thaha:75-
76),banyak berbuat baik (Fathir: 32-33), sabar,
menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan
kebaikan (Ar-Ra’ad:22-23)
Surga Naim
Surga yang diciptakan dari perak putih dan diperuntukkan
bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah
SWT dan beramal shaleh. Al Qalam: 34
Surga Ma’wa
Surga yang diciptakan dari jamrud hijau dan diperuntukan
bagi orang- orang yang bertakwa kepada Allah SWT (An
Najm: 15), beramal shaleh (As Sajdah: 19), serta takut
kepada kebesaran Allah SWT dan menahan hawanafsu (An
Naziat : 40-41)
Surga Darussalam
Surga yang diciptakan dari yakut merah dan diperuntukkan
bagi orang yang kuat imannya dan Islamnya,
memperhatikan ayat-ayat Allah SWT serta beramal shaleh.
Surga Khuldi
Surga Yang diciptakan dari marjan merah dan kuning
diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah
Allah SWT dan menjauhi larangannya (orang-orang yang
bertakwa).
[Reni Fatwa/islampos]
Sumber: kumpulandoaterlengkap.wordpress.com
Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
Manusia diciptakan oleh Allâh Azza wa Jalla dengan diberi anugerah nikmat dunia
dan agama. Nikmat dunia antara lain dengan diberikan kelengkapan anggota
tubuh, sedangkan nikmat agama yaitu dengan diberikan penjelasan tentang jalan
kebaikan dan jalan keburukan melalui para rasul. Allâh Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, satu lidah dan dua
buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. [Al-Balad/90: 8-10]
Yang dimaksud dengan dua jalan yaitu jalan kebaikan yang akan menghantarkan
menuju surga, dan jalan kejahatan yang akan menghantarkan menuju neraka.
Di dalam tulisan ini insya Allâh akan kami sampaikan beberapa point tentang surga
dan neraka. Semoga naskah singkat ini bisa menggugah semangat kita untuk selalu
meningkatkan ketaatan kita kepada Allâh Azza wa Jalla dan menjauhi kemaksiatan.
َسل يَأْتِ ُك ْم أَلَ ْم خَزَ نَت ُ َها لَ ُه ْم َوقَا َل أَب َْوابُ َها فُتِ َحتْ َجا ُءوهَا ِإ َذا َحتَّى َ ُز َم ًرا َج َه َّن َم ِإ َلى َكف َُروا ا َّلذِينَ َوسِيق
ُ يَتْلُونَ مِ ْن ُك ْم ُر
علَ ْي ُك ْم ُ َّ ُ
ِ ب َك ِل َمة َحقتْ َولَك ِْن بَلَى قَالوا َ َهذَا يَ ْومِ ُك ْم ِلقَا َء َويُ ْنذ ُِرونَ ُك ْم َربِ ُك ْم آيَا
َ ت ْ
ِ علَى العَذَا ْ
َ َ﴿ الكَاف ِِرين٧١﴾ ا ْد ُخلُوا قِي َل
اب َ س َ فِي َها خَا ِلدِينَ َج َهنَّ َم أَب َْو َ ْْال ُمتَك َِب ِرينَ َمثْ َوى فَ ِبئ
َس َالم خَزَ نَت ُ َها لَ ُه ْم َو َقا َل أَب َْوابُ َها َوفُتِ َحتْ ا ََ َجا ُءوه إِذَا َحتَّى َ ُز َم ًرا ْال َجنَّ ِة إِلَى َربَّ ُه ْم اتَّقَ ْوا الَّذِينَ َوسِيق
َ علَ ْي ُك ْم
َ طِ ْبت ُ ْم
ُ ُ َ ُ َ
﴿ خَا ِلدِينَ فا ْدخلوهَا٧٣﴾ لِل ال َح ْم ُد َوقالوا ْ َّ َ
ِ َّ ِ ص َدقنَا الذِي َ َ َ ْ ُ َّ ْ
َ شا ُء ثَ َحي ال َجن ِة مِ نَ نَتَبَ َّوأ األ ْر
َ ُض أ ْو َرثنَا ََو َو ْع َده ْ ُ َ ََ ن
ْال َعامِ لِينَ أَجْ ُر فَنِ ْع َم
Sesungguhnya perkara ini sangat penting, oleh karena itu Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkan agar mengumumkannya di hadapan orang
banyak di berbagai kesempatan.
ع ْن
َ ب اب ِْن ِ ع ْن َمالِكٍ ب ِْن َك ْع َ ّللا َرسُو َل أ َ َّن َح َّدثَهُ أَنَّهُ أَبِي ِه
ِ َّ صلَّى َ سلَّ َم
َّ علَ ْي ِه
َ ُّللا َ س بَعَثَهُ َو ِ َ َّام ا ْل َح َدث
َ ان بْنَ َوأ َ ْو َ ق أَي
ِ الت َّ ْش ِري
ُمؤْ مِن ِإ َّل ْال َجنَّةَ َي ْد ُخ ُل َل أَنَّهُ فَنَا َدى
Dari Ka’b bin Mâlik, dari bapaknya, dia memberitakan kepadanya bahwa Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya dan Aus bin al-Hadatsan pada hari-hari
tasyriq, lalu dia berseru: “Tidak akan masuk surga kecuali orang Mukmin”. [HR.
Muslim, no. 1142]
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.
Sesungguhnya Allâh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, kelak akan kami masukkan mereka ke
dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya;
mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka
ke tempat yang teduh lagi nyaman. [An-Nisâ’/4: 56-57]
ِ َان َهذ
ان ِ ص َم ْ ص ُموا َخ ْ َار م ِْن يَابَِث لَ ُه ْم قُ ِطعَتْ َكف َُروا فَالَّذِينَ َ َربِ ِه ْم فِي
َ َ اخت ٍ صبُّ ن َ ُق مِ ْن ي ِ ا ْل َحمِ ي ُم ُر ُءو ِس ِه ُم فَ ْو
﴿١٩﴾ ص َه ُر ْ ُطو ِن ِه ْم فِي َما ِب ِه يُ ُ﴿ َو ْال ُجلُو ُد ب٢٠﴾ ﴿ َحدِي ٍد مِ ْن َمقَامِ ُع َولَ ُه ْم٢١﴾ غ ٍَم مِ ْن مِ ْن َها َي ْخ ُر ُجوا أ َ ْن أ َ َرادُوا ُكلَّ َما
ُ
اب َوذُوقُوا فِي َها أعِيدُوا َ َعذ
َ ق ِ ﴿ ْال َح ِري٢٢﴾ ّللا إِ َّن
َ َّ عمِ لُوا نُوا ََآم الَّذِينَ يُ ْدخِ ُل
َ ت َو
ِ صا ِل َحاَّ ت الٍ حْ تِ َها ََت مِ ْن تَج ِْري َجنَّا
ار ْ َ ْ َّ ْ
ُ سا ِو َر مِ ن فِي َها يُ َحل ْونَ األن َه َ ْ
َ ب مِ ن أ َ ُ ُ
ٍ س ُهم َ َولؤْ لؤً ا ذ َه َ ْ ﴿ َح ِرير فِي َها٢٣﴾ ب إِلَى َو ُهدُوا
ُ َو ِلبَا َّ ََو ُهدُوا ْالقَ ْو ِل مِ ن
ِ ِالطي
ص َراطِ ِإلَى ِ ْال َحمِ ي ِد
Inilah dua golongan yang bertengkar (golongan mu’min dan golongan kafir),
mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka. Maka orang kafir akan
dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang
sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala
apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka
cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran
kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka
dikatakan):”Rasailah azab yang membakar ini”. Sesungguhnya Allâh memasukkan
orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang
di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan
gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. Dan
mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki(pula)
kepada jalan (Allah) yang terpuji. [Al-Hajj/22: 19 – 24]
Mohon Kepada Allâh Agar Masuk Surga, dan Selamat dari Neraka
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan keutamaan memohon
kepada Allâh Azza wa Jalla agar dimasukkan ke dalam surga dan dijauhkan dari
neraka dengan 3 kali doa.
سأ َ َل َما
َ ّللا ُم ْسلِم َر ُجلَ َّ ع َّزَ ار مِ ْن ََا ْست َ َجار َو َل ْال َجنَّةَ أ َ ْدخِ ْلهُ اللَّ ُه َّم َجنَّةَُْال قَالَتْ ِإ َّل ث َ َالثًا ْال َجنَّةَ َو َج َّل
ِ َُّم ْست َِجير الن
ث ٍ ار قَالَتْ إِ َّل َم َّرا
َ ت ث َ َال َّ َ
ُ َّار مِ ْن أ ِج ْرهُ الل ُه َّم الن ِ َّالن
Tidaklah seorang Muslim memohon surga kepada Allâh 3 kali, kecuali surga
berkata, “Wahai Allâh, masukkan dia ke dalam surga”. Dan tidaklah seseorang yang
meminta perlindungan meminta perlindungan dari neraka 3 kali, kecuali neraka
berkata, “Wahai Allâh, lindungilah dia dari neraka”. [HR. Ahmad, no. 12585.
Semakna dengan hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasâ’i, Ibnu
Mâjah, Ibnu Hibbân, al-Hâkim, Dhiyâ’ al-Maqdisi, dll. Dishahihkan oleh al-Hâkim,
adz-Dzahabi, al-Albani, Syu’aib al-Arnauth, dll. Lihat Shahîh at-Targhîb, no. 3654]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bertanya kepada seorang lelaki, “Apa yang engkau katakan di dalam
shalat?” Dia menjawab: “Aku bertasyahud, lalu aku mohon sorga kepada Allâh Azza
wa Jalla dan aku berlindung kepada-Nya dari neraka. Demi Allâh, aku tidak tahu
apa permintaanmu dan permintaan Mu’adz”. Maka beliau bersabda: “Seputar itu
kami memohon”. [HR. Abu Dawud; Ibnu Mâjah, no: 910, 3847; dishahihkan al-
Albani di dalam Shifatush Shalah, hlm. 185, cet:1, Maktabah Al-Ma’arif]
َ ي أ َن ٍَس
ع ْن َ ض ِ ع ْنهُ للاُ َرَ : ي أَت َى أَس َْو َد َر ُج ًال أ َ َّن َّ ِصلَّى النَّب
َ ُعلَ ْي ِه للا َ سلَّ َم َو
َ فَقَا َل: ُم ْنتِنُ أَس َْو َد َر ُجل إِنِي للاِ َرسُ ْو َل يَا
ِ قَا َل أَنَا؟ فَأَيْنَ أ ُ ْقت َ َل َحتَّى َهؤ َُلءِ قَات َْلتُ أَنَا فَإ ِ ْن ِل ْي َما َل لَ ْال َوجْ ِه قَبِ ْي ُح: ي فَأَت َاهُ قُتِ َل َحتَّى فَقَات َ َل ْال َجنَّ ِة فِي
ِالريْح ُّ ِالنَّب
صلَّى
َ ُعلَ ْي ِه للا َ سلَّ َم َو
َ َّض قَ ْد فَقَا َل
َ َّب َو َوجْ َهكَ للاُ َبي َ طيَ ََمالَكَ أ َ ْكث َ َر َو ِر ْي َحك
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu, bahwa seorang laki-laki hitam datang
kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasûlullâh, aku
adalah seorang laki-laki hitam, berbau busuk, buruk wajah, dan aku tidak punya
harta. Jika aku memerangi mereka (musuh dalam peperangan-pen) sampai aku
terbunuh, di manakah aku?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Di
surga”. Maka laki-laki itu memerangi musuh sampai terbunuh. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam mendatanginya lalu bersabda, “Allâh telah memutihkan wajahmu,
mewangikan baumu, dan memperbanyak hartamu”. [HR. Al-Hâkim di dalam al-
Mustadrak, no. 2463, dan dia menshahihkannya 1381]
Inilah naskah singkat tentang surga dan neraka. Semoga ini bisa menggugah
semangat kita untuk meningkatkan ketaqwaan, dan semoga Allâh selalu
memberikan petunjuk kepada semua untuk meniti jalanNya yang lurus.
Sumber: https://almanhaj.or.id/4222-sekilas-surga-dan-neraka.html
MENGIMANI SHIRATH, JEMBATAN DI ATAS NERAKA
Oleh
Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra
Di akherat kelak, akan banyak sekali peristiwa yang sangat
menakjubkan sekaligus menakutkan. Kita, sebagai seorang Mukmin,
wajib mempercayai segala hal yang akan terjadi pada hari Kiamat,
baik yang disebutkan dalam al-Qur’aan maupun yang terdapat dalam
Hadits yang shahih. Kita tidak boleh membeda-bedakan dalam
urusan beriman dengan segala peristiwa tersebut, baik itu sesuai
dengan logika ataupun tidak. Segala hal yang akan terjadi di akherat
tidak bisa kita qiyaskan dengan peristiwa di dunia ini. Karena semua
peristiwa di akherat adalah peristiwa yang penuh dengan
keluarbiasaan dan kedahsyatan. Di antara peristiwa yang akan
menakjubkan sekaligus menakutkan di alam akhirat kelak, peristiwa
melewati shirâth (jembatan) yang terbentang di atas neraka menuju
ke surga. Semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan kemudahan
kepada kita untuk melewatinya kelak di akherat.
PENGERTIAN SHIRATH.
Shirâth secara etimologi bermakna jalan lurus yang terang[1] .
Adapun menurut istilah, yaitu jembatan terbentang di atas neraka
Jahannam yang akan dilewati oleh manusia ketika menuju Surga [2] .
DALIL-DALIL TENTANG KEBERADAAN SHIRAT
Landasan keyakinan tentang adanya shirâth pada hari Kiamat
berdasarkan kepada ijma’ para ulama Ahlus Sunnah yang
bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari al-Qur`ân dan
Sunnah. Berikut ini kita sebutkan beberapa dalil yang menerangkan
tentang adanya shirâth.
Di antara ulama berhujjah dengan firman Allâh Azza wa Jalla berikut :
ِ علَى َر ِبكَ َحتْ ًما َم ْق
ضيًّا َ ََو ِإ ْن ِم ْن ُك ْم ِإ اَّل َو ِار ُدهَا َكان
Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi
neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah
ditetapkan [Maryam/19:71]
Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya; Ibnu ‘Abbâs
Radhiyallahu anhu, Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu dan Ka’ab bin
Ahbâr bahwa yang dimaksud dengan mendatangi neraka dalam ayat
tersebut adalah melewati shirâth.[3]
Sementara itu, banyak sekali riwayat dari Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang ini, di antaranya:
Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:
ضةٌ َم ِزلاةٌ َعلَ ْي ِه
َ َّللا َو َما ْال َجس ُْر قَا َل َم ْد َح ُ ي َج َهنا َم قُ ْلنَا يَا َر
ِ سو َل ا َ َث ُ ام يُؤْ ت َى ِب ْال َجس ِْر َفيُجْ َع ُل بَيْن
ْ ظ ْه َر
ُس ْع َدان َ َ ُون ُ َ
عق ْيفا ُء تك بِنَجْ ٍد يُقا ُل ل َها ال اَ َ ٌ َ ٌ َ ْ َ
ُ سكَة ُمفلط َحة ل َها ش َْوكَة ٌ َ يف َوك َََللِيبُ َو َح ُ اط ِ طَ َخ
Sumber: https://almanhaj.or.id/3612-mengimani-shirath-jembatan-di-
atas-neraka.html
Nikmatnya Surga, Dahsyatnya
Neraka
Salah satu di antara pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mengimani
keberadaan Surga (Al Jannah) dan Neraka (An Naar). Salah satunya berdasarkan
firman Allah Ta’ala (yang artinya), …
By Yhouga Pratama 20 January 2011
29 20702 37
Penamaan Surga
Pintu-Pintu Surga
Surga memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari
shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu anhu dari
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, “Di dalam surga
terdapat delapan pintu, diantaranya adalah Ar Rayyan.
Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang
berpuasa”[7]. Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu
anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu
surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya
jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya
sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang
suatu hari ketika orang yang memasukinya harus
berdesakan”.[8]
Tingkatan Surga
Dahsyatnya Neraka
Penamaan Neraka
Pintu-Pintu Neraka
Kedalaman Neraka
Artikel www.muslim.or.id
28 5034 24
ت
ِ ش َه َوا
َّ ار ِبال ِ َّت ا ْل َجنَّةُ ِبا ْل َمك َِار ِه َو ُحف
ُ َّت الن ِ َُّحف
“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu
diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”(HR. Muslim)
Jika kewajiban membayar zakat telah tiba dan jiwamu merasa malas
mengeluarkannya serta membagikannya kepada fakir miskin maka ingatkan
dirimu dengan hadits ini bahwa surga itu diliputi perkara yang dibenci jiwa.
Begitu juga ketika jiwamu merasa malas untuk berbakti kepada orang tua,
enggan berbuat baik kepada keduanya dan merasa berat memenuhi hak-
haknya, ingatkan dirimu dengan hadits ini bahwa surga itu diliputi perkara
yang dibenci jiwa”.
Jika jiwamu tergoda dengan perbuatan riba, maka ingatkan dirimu bahwa
Allah dan rasulNya telah mengharamkannnya dan pelakunya kelak akan
masuk neraka.
Begitu juga ketika jiwamu sedang ketagihan minum minuman keras dan
minuman haram lainnya maka ingatkan dirimu bahwa neraka itu diliputi
perkara-perkara yang disenangi syahwat.
Hadits penjelas
Saudariku, akhirnya kami hanya bisa berdoa semoga kita semua dimasukkan
Allah Ta’ala menjadi golongan penghuni surgaNya yang tertinggi dan
dijauhkan dari segala jalan yang mengantarkan kita ke nerakaNya.
“Ya Allah…aku memohon kepadamu surga dan segala sesuatu yang bisa
mendekatkanku dengannya baik berupa perkataan ataupun perbuatan. Dan
aku berlindung kepadamu dari siksaan neraka dan segala sesuatu yang bisa
mendekatkanku dengannya baik berupa perkataan ataupun perbuatan.”
(Musnad Imam Ahmad)
Maraji‘ :
Dzammul Hawa, Ibnul Jauzi, Maktabah Asy-Syamilah
Fathul Baari, Ibnu Hajar Al-Atsqalani, Maktabah Asy-Syamilah
Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an, Imam Al-Qurthubi, Maktabah Asy-
Syamilah
Muhadharah Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr, www.radiorodja.com
Sunan At-Tirmidzi, Abu ‘Isa Imam At-Tirmidzi, Maktabah Asy-Syamilah
Syarhun Nawawi ‘Ala Muslim, Imam Nawawi, Maktabah Asy-Syamilah
***
Artikel muslimah.or.id
Sumber: https://muslimah.or.id/888-surga-diliputi-perkara-yang-dibenci-jiwa-
neraka-diliputi-perkara-yang-disukai-nafsu.html
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan surga bagi hamba-hamba
yang beriman dan menciptakan neraka bagi orang-orang kafir. Salawat dan
salam semoga terlimpah kepada nabi dan rasul akhir zaman, para sahabatnya,
dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba’du.
Berikut ini adalah sebagian ciri-ciri dan karakter orang-orang yang dijanjikan
oleh Allah mendapatkan surga beserta segala kenikmatan yang ada di
dalamnya, yang sama sekali belum pernah terlihat oleh mata, belum
terdengar oleh telinga, dan belum terlintas dalam benak manusia. Semoga
Allah menjadikan kita termasuk di antara penduduk surga-Nya.
،صها ِ ص ب َن ْق
ُ ُ و َينق، َيزيد بزيادَة اْلعما ِل،بالجوارح
ِ و َع َم ٌل،ص بالقلب ٌ َ وإخال،سان ِ وأن اإليمانَ قَو ٌل
ِ بالل َّ
وال قو ٌل، وال قَو ٌل و َع َم ٌل إالَّ بنِيَّة،اإليمان إالَّ بالعمل
ِ وال يَ ْك ُم ُل قَو ُل،الزيادَة ُ َّفيكون فيها الن
ِ قص وبها
ُّ و َع َم ٌل َو ِنيَّةٌ إالَّ ب ُم َوافَقَة ال.
سنَّة
“Iman adalah ucapan dengan lisan, keikhlasan dengan hati, dan amal dengan
anggota badan. Ia bertambah dengan bertambahnya amalan dan berkurang
dengan berkurangnya amalan. Sehingga amal-amal bisa mengalami
pengurangan dan ia juga merupakan penyebab pertambahan -iman-. Tidak
sempurna ucapan iman apabila tidak disertai dengan amal. Ucapan dan amal
juga tidak sempurna apabila tidak dilandasi oleh niat -yang benar-.
Sementara ucapan, amal, dan niat pun tidak sempurna kecuali apabila sesuai
dengan as-Sunnah/tuntunan.” (Qathfu al-Jani ad-Dani karya Syaikh Abdul
Muhsin al-Abbad, hal. 47)
2. Bertakwa
َّ َان ِمن
ِّللا َ ار خَا ِلدِينَ فِي َها َوأ َ ْز َوا ٌج ُم
ٌ ط َّه َرة ٌ َو ِرض َْو ُ ِللَّذِينَ اتَّقَ ْوا ِع ْندَ َر ِب ِه ْم َجنَّاتٌ تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِ َها ْاْل َ ْن َه
ير بِ ْال ِعبَا ِد
ٌ ص َّ َو
ِ َّللاُ ب
Namun, perlu diingat bahwa hal itu bukan berarti kita boleh meremehkan
amal-amal lahir, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Petunjuk yang paling
sempurna adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sementara itu, beliau adalah orang yang telah menunaikan kedua kewajiban
itu -lahir maupun batin- dengan sebaik-baiknya. Meskipun beliau adalah
orang yang memiliki kesempurnaan dan tekad serta keadaan yang begitu
dekat dengan pertolongan Allah, namun beliau tetap saja menjadi orang yang
senantiasa mengerjakan sholat malam sampai kedua kakinya bengkak.
Bahkan beliau juga rajin berpuasa, sampai-sampai dikatakan oleh orang
bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berjihad di jalan Allah. Beliau pun
berinteraksi dengan para sahabatnya dan tidak menutup diri dari mereka.
Beliau sama sekali tidak pernah meninggalkan amalan sunnah dan wirid-
wirid di berbagai kesempatan yang seandainya orang-orang yang perkasa di
antara manusia ini berupaya untuk melakukannya niscaya mereka tidak akan
sanggup melakukan seperti yang beliau lakukan. Allah ta’ala memerintahkan
kepada hamba-hamba-Nya untuk menunaikan syari’at-syari’at Islam dengan
perilaku lahiriyah mereka, sebagaimana Allah juga memerintahkan mereka
untuk mewujudkan hakikat-hakikat keimanan dengan batin mereka. Salah
satu dari keduanya tidak akan diterima, kecuali apabila disertai dengan
‘teman’ dan pasangannya…” (al-Fawa’id, hal. 137 cet. Dar al-‘Aqidah 1425
H)
ار خَا ِلدِينَ فِي َها َوذَلِكَ ْالفَ ْو ُز ْالع ٍ سولَهُ يُد ِْخ ْلهُ َجنَّا
ُ ت تَجْ ِري ِم ْن تَحْ ِت َها ا ْْل َ ْن َه َّ ِِظيم ََ َو َم ْن ي ُِطع
ُ ّللاَ َو َر
“Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan
memasukkannya ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-
sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat
besar.” (Qs. an-Nisa’: 13)
َّ ع
َّللا َ َ سو َل فَقَدْ أ
َ طا َّ َِم ْن ي ُِطع
ُ الر
“Barang siapa taat kepada Rasul itu maka sesungguhnya dia telah taat
kepada Allah.” (Qs. An-Nisaa’ : 80)
ّللاَ يَ ُحو ُل بَيْنَ ْال َم ْر ِء َّ سو ِل إِذَا د َ َعا ُك ْم ِل َما يُحْ يِي ُك ْم َوا ْعلَ ُموا أَ َّن َّ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا ا ْست َِجيبُوا ِ َّّلِلِ َو ِل
ُ لر
ََوقَ ْل ِب ِه َوأَنَّهُ ِإلَ ْي ِه تُحْ ش َُرون
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul, ketika
menyeru kalian untuk sesuatu yang akan menghidupkan kalian. Ketahuilah,
sesungguhnya Allah yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya.
Dan sesungguhnya kalian akan dikumpulkan untuk bertemu dengan-
Nya.” (Qs. al-Anfal: 24)
Ketika menjelaskan kandungan pelajaran dari ayat ini, Ibnul
Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya kehidupan yang
membawa manfaat hanyalah bisa digapai dengan memenuhi seruan Allah
dan rasul-Nya. Barang siapa yang tidak muncul pada dirinya istijabah/sikap
memenuhi dan mematuhi seruan tersebut maka tidak ada kehidupan sejati
padanya. Meskipun sebenarnya dia masih memiliki kehidupan ala binatang
yang tidak ada bedanya antara dia dengan hewan yang paling rendah
sekalipun. Oleh sebab itu kehidupan yang hakiki dan baik adalah kehidupan
pada diri orang yang memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya secara lahir dan
batin. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar hidup, walaupun tubuh
mereka telah mati. Adapun selain mereka adalah orang-orang yang telah
mati, meskipun badan mereka masih hidup. Oleh karena itulah maka orang
yang paling sempurna kehidupannya adalah yang paling sempurna di antara
mereka dalam memenuhi seruan dakwah Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Karena sesungguhnya di dalam setiap ajaran yang beliau dakwahkan
terkandung unsur kehidupan sejati. Barang siapa yang luput darinya sebagian
darinya maka itu artinya dia telah kehilangan sebagian unsur kehidupan, dan
di dalam dirinya mungkin masih terdapat kehidupan sekadar dengan
besarnya istijabahnya terhadap Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (al-
Fawa’id, hal. 85-86 cet. Dar al-‘Aqidah)
سولَهُ َولَ ْو كَانُوا آَبَا َء ُه ْم أَ ْو أ َ ْبنَا َء ُه ْم أ َ ْو َّ َّاّلِلِ َو ْاليَ ْو ِم ْاْلَ ِخ ِر ي َُوادُّونَ َم ْن َحاد
ُ ّللاَ َو َر َّ َِال ت َِجد ُ قَ ْو ًما يُؤْ ِمنُونَ ب
ت تَجْ ِري ِم ْن ٍ اإلي َمانَ َوأ َ َّيدَ ُه ْم ِب ُروحٍ ِم ْنهُ َويُد ِْخلُ ُه ْم َجنَّا َ ِيرت َ ُه ْم أُولَئِكَ َكت
ِ ْ َب ِفي قُلُو ِب ِه ُم َ ِإ ْخ َوانَ ُه ْم أ َ ْو َعش
ّللاِ ُه ُم َّ ب َ ّللاِ أَ َال إِ َّن ِح ْز َّ ُّللاُ َع ْن ُه ْم َو َرضُوا َع ْنهُ أُو َلئِكَ ِح ْزب َّ ي َ ضِ ار خَا ِلدِينَ فِي َها َر ُ تَحْ تِ َها ْاْل َ ْن َه
َْال ُم ْف ِلحُون
“Tidak akan kamu jumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhir berkasih sayang kepada orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya meskipun mereka itu adalah bapak-bapak mereka, anak-anak
mereka, saudara-saudara mereka, maupun sanak keluarga mereka. Mereka
itulah orang-orang yang ditetapkan Allah di dalam hati mereka dan Allah
kuatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya, Allah akan memasukkan
mereka ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha
kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah, ketahuilah sesungguhnya hanya
golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. al-Mujadalah: 22)
فَ َوالَّذِي نَ ْفسِي ِب َي ِد ِه َال يُؤْ ِمنُ أ َ َحد ُ ُك ْم َحتَّى أ َ ُكونَ أ َ َحبَّ ِإلَ ْي ِه ِم ْن َوا ِل ِد ِه َو َولَ ِد ِه
ار
ِ صَ ض ْاْل َ ْن ِ ار َوآيَةُ النِفَا
ُ ق بُ ْغ ِ صَ ان حُبُّ ْاْل َ ْن ِ ْ ُآيَة
ِ اإلي َم
ْ ض أ ُ ِعد
َّت ِل ْل ُمتَّقِينَ ا َّلذِينَ يُ ْن ِفقُونَ ِفي ُ س َم َواتُ َو ْاْل َ ْرَّ ض َها ال ُ ارعُوا ِإلَى َم ْغ ِف َرةٍ ِم ْن َر ِب ُك ْم َو َجنَّ ٍة َع ْر ِ سَ َو
ً شة ِ َّللاُ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِينَ َوالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا ف
َ اح َّ اس َوِ َّظ َو ْالعَافِينَ َع ِن الن َ َاظ ِمينَ ْالغَ ْي
ِ اء َو ْالكِ اء َوالض ََّّر ِ الس ََّّر
ص ُّروا َعلَى َما فَ َعلُوا َو ُه ْم ِ ُّللاُ َولَ ْم ي َ ُّللاَ فَا ْستَ ْغفَ ُروا ِلذُنُو ِب ِه ْم َو َم ْن َي ْغ ِف ُر الذُّن
َّ وب ِإ َّال َّ س ُه ْم ذَك َُرواَ ُظلَ ُموا أ َ ْنفَ أ َ ْو
َيَ ْعلَ ُمون
“Bersegeralah menuju ampunan Rabb kalian dan surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu
orang-orang yang menginfakkan hartanya di kala senang maupun di kala
susah, orang-orang yang menahan amarah, yang suka memaafkan orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan orang-orang yang
apabila melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri mereka sendiri maka
mereka pun segera mengingat Allah lalu meminta ampunan bagi dosa-dosa
mereka, dan siapakah yang mampu mengampuni dosa selain Allah. Dan
mereka juga tidak terus menerus melakukan dosanya sementara mereka
mengetahuinya.” (Qs. Ali Imron: 133-135)
Membelanjakan harta di jalan Allah merupakan ciri orang-orang yang
bertakwa. Allah ta’ala berfirman,
ص َالةَ َو ِم َّما َرزَ ْقنَا ُه ْم ِ ب ِفي ِه ُهدًى ِل ْل ُمتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْ ِمنُونَ بِ ْال َغ ْي
َّ ب َويُ ِقي ُمونَ ال َ الم ذَلِكَ ْال ِكتَابُ َال َر ْي
َيُ ْن ِفقُون
“Alif lam mim. Ini adalah Kitab yang tidak ada keraguan padanya. Petunjuk
bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang beriman kepada
perkara gaib, mendirikan sholat, dan membelanjakan sebagian harta yang
Kami berikan kepada mereka.” (Qs. al-Baqarah: 1-3)
َس ِل ٍيم يَ ْو َم َال َي ْنفَ ُع َما ٌل َو َال بَنُون ٍ ّللاَ بِقَ ْل
َ ب َّ إِ َّال َم ْن أَت َى
“Pada hari itu -hari kiamat- tidak bermanfaat lagi harta dan keturunan,
melainkan bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang
selamat.” (Qs. as-Syu’ara: 88-89)
***
Sumber: http://muslim.or.id/1286-ciri-ciri-penduduk-surga.html