Sie sind auf Seite 1von 16

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1.

No 2 Februari 2017 1

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), KECERDASAN


EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP
PERILAKU SOSIAL SISWA SMPN 1 KADUGEDE KABUPATEN
KUNINGAN

TINTIN HARTINI
SMPN 1 Kadugede Kuningan
hartini_bk@yahoo.com

Abstract

The object this researchs are: (1) to find influence of intellectual intelligence for social
behavior students (2) to find influence of emotional intelligence for social behavior
students (3) to find influence of spiritual intelligence for social behavior students (4) to
evidence influence of intellectual intelligence, emotional intelligence and spiritual
intelligence for social behavior students of SMPN 1 Kadugede district Kuningan.
This research use quantitative method where the writer present the data base on
questionersin-the field. The analysis technique the data use regrissim, determination,
and dereble regression. The data collected processing to see, analysis, and description
base on the problem and to object research.
Base on this research the can be concluded that there are : (1) there is influence of
intellectual intelligence (IQ) with social behavior students the way of significant and
pattern direction is 25,6% and the research include of catagery enough strong (2) there
is influence of emotional intelligence (EQ) with social behavior students the way of
significant and the pattern direction is 46,7% and the research in clude of category
enough strong (3) there is influence of spiritual intelligence (SQ) with social behavior
students the way of significant and the pattern direction is 45,6% and the research in
clude of category enough strong (4) there are influence of intellectual intelligence (IQ),
emotional intelligence (EQ) and spiritual intelligence (SQ) with social behavior
students are significant and there is relation direction is 56,5% and include of category
strong.
Key words : Intelectual Intelligence (IQ), Emotional Intelligence (EQ), Spiritual
Intelligence (SQ) and Social Behavior.

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Menemukan pengaruh kecerdasan
intelektual (IQ) terhadap perilaku sosial siswa, (2) Menemukan pengaruh kecerdasan
emosional (EQ) terhadap perilaku sosial siswa, (3) Menemukan pengaruh kecerdasan
spiritual (SQ) terhadap perilaku sosial siswa, dan (4) Membuktikan pengaruh
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ)
terhadap perilaku sosial siswa di SMPN 1 Kadugede Kab. Kuningan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif
dengan pengumpulan data melalui angket/kuesioner. Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi, determinasi, dan regresi ganda. Selanjutnya data yang telah
terkumpul diolah kemudian ditafsirkan, dianalisis, dan dideskripsikan sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitian.

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 2

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
(1) Terdapat pengaruh kecerdasan intelektual (IQ) dengan perilaku sosial siswa secara
signifikan dan pola hubungan searah sebesar 25,6% termasuk kategori cukup kuat, (2)
Terdapat pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dengan perilaku sosial siswa secara
signifikan dan pola hubungan searah sebesar 46,7% termasuk kategori cukup kuat, (3)
Terdapat pengaruh kecerdasan spiritual (SQ) dengan perilaku sosial siswa secara
signifikan dan pola hubungan searah sebesar 45,6% termasuk kategori kuat, dan (4)
Terdapat pengaruh kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ) dengan perilaku sosial siswa secara signifikan dan pola
hubungan searah sebesar 56,5% termasuk kategori kuat.
Kata kunci : Keceradasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), Kecerdasan
Spiritual (SQ) dan Perilaku Sosial.

Pendahuluan maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa


Fenomena kenakalan remaja semakin kanak-kanak dan masa remaja berlangsung
meluas. Para pakar baik pakar hukum, begitu singkat, dengan perkembangan fisik,
psikolog, maupun pakar agama, selalu psikis, dan emosi yang begitu cepat.
mengupas masalah yang tidak pernah habis- Secara psikologis, kenakalan remaja
habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti merupakan wujud dari konflik-konflik yang
sebuah lingkaran hitam yang tidak pernah tidak terselesaikan dengan baik pada masa
putus, sambung menyambung dari waktu ke kanak-kanak maupun masa remaja dari para
waktu dan semakin rumit. Sehingga masalah pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada
kenakalan remaja menjadi masalah yang trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar
kompleks yang terjadi di berbagai kota di dan tidak menyenangkan dari lingkungannya,
Indonesia. maupun trauma terhadap kondisi
Tanpa disadari pada saat ini, dalam lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang
kehidupan masyarakat, anak-anak remaja kita membuatnya merasa rendah diri.
sedang terjerat dalam pengaruh narkoba, Mengatasi kenakalan remaja, yaitu
miras, gang motor, pergaulan bebas, aborsi dengan menata kembali emosinya. Emosi dan
dan kenakalan remaja lainnya. Permasalahan perasaan mereka rusak karena sejak kecil
tersebut diprediksikan akan terus berlanjut, merasa ditolak oleh keluarga, orang tua,
seperti fenomena gunung es, tidak tampak di teman-teman, maupun lingkungannya, dan
permukaan namun jika ditelusuri lebih dalam gagalnya proses perkembangan jiwa remaja
ternyata ditemukan kasus-kasus yang cukup tersebut.
mengejutkan. Dengan memberikan lingkungan yang
Menurut para ahli psikologi, kenakalan baik sejak dini, disertai pemahaman akan
remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja perkembangan anak-anak kita dengan baik,
yang gagal dalam menjalani proses-proses akan banyak membantu mengurangi
perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 3

kenakalan remaja. Minimal tidak menambah secara wajar, normal atau sehat (well
jumlah kasus yang ada. adjustment). Diantara mereka banyak juga
Kondisi pada saat ini, merupakan tantangan yang mengalami tidak sehat (maladjustment).
yang sangat berat bagi para orangtua yang Remaja muda yang kurang yakin pada diri
memiliki anak remaja untuk menemukan sendiri dan pada status mereka dalam
strategi yang terbaik dalam melindungi remaja kelompok cenderung menyesuaikan diri
dari kenakalan-kenakalan yang dapat merusak secara berlebihan, bila hal ini diteruskan
masa depan mereka. sampai akhir masa dewasa, maka menandakan
Semua masalah tersebut perlu mendapat ketidakmatangan.
perhatian dari berbagai pihak mengingat Hurlock (2006: 238) mengatakan tanda-tanda
remaja merupakan calon penerus generasi ketidakmatangan yang lain dibidang perilaku
bangsa. Ditangan remajalah masa depan sosial adalah diskriminasi terhadap mereka
bangsa ini digantungkan. yang berlatar belakang ras, agama atau sosial
Sekolah merupakan lembaga pendidikan ekonomi yang berbeda; usaha memperbaiki
formal yang secara sistematis melaksanakan mereka yang mempunyai standar penampilan
program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dan standar perilaku yang berbeda; dan usaha-
dalam rangka membantu siswa agar mampu usaha remaja untuk menarik perhatian dengan
mengembangkan potensinya, baik yang mengenakan pakaian yang mencolok,
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, menggunakan bahasa yang tidak lazim,
emosional, maupun sosial. sombong, membual dan menertawakan orang
Mengenai peranan sekolah dalam lain.
mengembangkan kepribadian anak, Hurlock Seorang remaja yang membenci diri
dalam Syamsu (2010: 95) mengemukakan sendiri, cenderung tidak dapat menyesuaikan
bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi diri, merasa tidak bahagia dan merasa
perkembangan kepribadian anak (siswa) baik dikucilkan. Akibatnya, ia tidak mengalami
dalam cara berfikir, bersikap maupun cara saat-saat yang menggembirakan seperti yang
berperilaku. Sekolah sebagai substitusi dirasakan oleh teman-teman sebayanya dan
keluarga dan guru sebagai substitusi orang merasa tidak memperoleh perhatian dari
tua. keluarganya. Sebagian besar remaja yang
Syamsu (2010: 95) mengatakan bahwa penyesuaian dirinya buruk merasa lebih tidak
dalam upaya memenuhi kebutuhan atau bahagia.
memecahkan masalah yang dihadapi, ternyata Syamsu (2010: 128) mengatakan bahwa
tidak semua remaja mampu menampilkannya tingkat intelegensi individu dapat

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 4

mempengaruhi perkembangan akhirnya melarikan diri pada narkoba,


kepribadiannya. Individu yang intelegensinya pergaulan bebas, dan kenakalan remaja
tinggi atau normal biasanya mampu lainnya.
menyesuaikan diri dengan lingkungannya Ginanjar (2010: 46) mengatakan bahwa
secara wajar, sedangkan yang intelegensinya untuk menciptakan manusia seutuhnya harus
rendah biasanya sering mengalami hambatan dapat menyatukan tiga potensi dasar, yaitu
atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan manusia yang tidak saja memiliki
lingkungannya. intelektualitas namun juga memiliki
Remaja dalam masa mencari identitas kecerdasan emosi yang dituntun oleh
diri seringkali memiliki emosi yang kecerdasan spiritual. Karena tidak cukup
menggebu. Emosi tak terkendali itu antara membangun manusia dengan intelektualitas
lain disebabkan juga oleh konflik peran yang saja, tetapi juga dibutuhkan kecerdasan
dialami remaja. Ia ingin bebas, namun masih emosional dan spiritual.
tergantung pada orang tua. Ia ingin dianggap Kecerdasan emosional (EQ) bukanlah
dewasa, sementara masih diperlakukan lawan kecerdasan intelektual (IQ). Namun
sebagai anak kecil. Dengan adanya emosi- keduanya berinteraksi secara dinamis, baik
emosi itu, secara bertahap remaja mencari pada tingkatan konseptual maupun di dunia
jalannya menuju kedewasaan. Remaja dapat nyata.
mengambil pelajaran dari reaksi emosi orang- Islam juga menunjukkan bahwa kecerdasan
orang disekitarnya untuk mengambil langkah intelektual (IQ) bukan satu-satunya alat untuk
yang terbaik. mencapai kesuksesan dunia akhirat,
Permasalahnya adalah jika seorang melainkan harus ada sinergitas dengan
remaja terlalu mengikuti gejolak emosi dan kecerdasan-kecerdasan lain yaitu kecerdasan
tidak berhasil mengatasi situasi-situasi kritis emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual
dalam konflik peran tersebut, maka besar (SQ). Sebagaimana dalam firman Allah dalam
kemungkinan akan melakukan kesalahan- QS. Al-Hadid : 22-23
kesalahan. Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang
Akibat sistem pendidikan yang menimpa di bumi (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertuliskan dalam
memisahkan tiga potensi kecerdasan manusia
kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami
dan selalu menekankan intelektualitas atau menciptakannya. Sesungguhnya yang
akademis, sehingga menimbulkan keresahan demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami
jelaskan yang demikian itu) supaya kamu
pada remaja. Tidak sedikit remaja yang
jangan berduka cita terhadap apa yang luput
kurang kuat dan tidak menemukan jawaban, dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 5

gembira terhadap apa yang diberikan-Nya SML 11, Balangsak, Retak, Dos Q, dan lain-
kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap lain. Mereka memiliki bendera kebanggaan
orang yang sombong lagi membanggakan
yang wajib dipertahankan dan termasuk
diri.”
didalamnya atribut sekolah. Emosi mereka
Ginanjar (2010: 13) mengatakan bahwa seringkali tersulut manakala ada penistaan
kecerdasan Spiritual (SQ) adalah landasan oleh siswa sekolah lain di sosial media yang
yang diperlukan untuk memfungsikan berkaitan dengan bendera kebanggaan dan
kecerdasan intelegensi (IQ) dan kecerdasan atribut sekolah.
emosional (EQ) secara efektif. Oleh karena itu Seringkali permasalahan yang mencuat
kecerdasan spiritual (SQ) merupakan ke permukaan disebabkan oleh hal-hal sepele,
kecerdasan tertinggi kita. Kecerdasan spiritual dikarenakan mereka termasuk usia remaja
adalah kemampuan untuk memberi makna dimana gejolak emosi masih sangat besar
spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan akhirnya tidak mampu mengendalikan diri
kegiatan, serta mampu mensinergikan IQ, EQ sehingga memunculkan berbagai kasus.
dan SQ secara komprehensif. Kasus-kasus yang muncul tidak hanya
Berdasarkan kerangka berpikir di atas tawuran pelajar, namun juga masalah
memberikan gambaran bahwa untuk memiliki pergaulan bebas, merokok, mungkin juga
perilaku sosial yang positif (waladjusted) narkoba, malas belajar, bolos sekolah,
tidak cukup memiliki kecerdasan intelegensi pemalakan, berkelahi antara teman sendiri.
(IQ) saja, namun harus memiliki pula Karena penelitian ini termasuk penelitian
kecerdasan emosional (EQ) dan juga kuantitatif maka yang dijadikan subjek
kecerdasan spiritual (SQ). penelitian harus diperhitungkan dengan tepat
antara jumlah populasi dan sampel.
Metode Dalam penelitian ini, penulis hanya
Pengambilan lokasi penelitian di SMPN meneliti sebagian populasi sehingga
1 Kadugede Kabupaten Kuningan yang dipilih penelitiannya disebut sebagai penelitian
sebagai obyek penelitian dikarenakan sudah sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2007:
beberapa kali siswanya terlibat tawuran 1090) bahwa sampel adalah sebagian atau
dengan sekolah lain, baik dengan sekolah wakil populasi yang diteliti. Sedangkan
yang berdekatan maupun dengan sekolah populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
yang lokasinya jauh dari SMPN 1 Kadugede Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Kabupaten Kuningan. menggunakan teknik sampel random atau
Berdasarkan data di lapangan bahwa sampel acak, yaitu pengambilan secara
setiap sekolah memiliki julukan tersendiri:

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 6

acak/random tanpa pandang bulu dengan cara Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mengundi. Berdasarkan pendapat Suharsimi apakah keadaan pertama, kedua, ketiga dan
Arikunto (2007: 112) bahwa apabila populasi keempat terdapat hubungan.
kurang dari 100, lebih baik diambil semua, Untuk membuktikan hipotesis ini, penulis
tetapi jika populasi lebih dari 100 maka dapat menganalisis antara variable satu dengan
diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% variable lainnya. Yang dianalisis yaitu:
atau lebih. pengaruh kecedasan IQ terhadap perilaku
Sedangkan teknik pengambilan sampel sosial siswa, pengaruh kecedasan EQ terhadap
menggunakan teknik cluster sampling, dalam perilaku sosial siswa, pengaruh kecedasan SQ
hal ini menurut Suharsimi Arikunto (2007: terhadap perilaku sosial siswa, dan pengaruh
119) bahwa cluster sampling adalah teknik IQ, EQ, dan SQ secara bersama terhadap
pengambilan sampel yang didasarkan pada perilaku sosial siswa.
kelas atau tingkat di masing-masing tingkatan Secara skematik rancangan penelitian
sekolah. digambarkan sebagai berikut:
Berdasarkan teknik di atas, penulis
mengambil 25% dari populasi, karena penulis IQ
Kecerdasan Intelektual
beranggapan bahwa semakin banyak sampel
atau semakin besar prosentase sampel dari EQ
Kecerdasan Emosional Perilaku Sosial
populasi, hasil penelitian akan semakin baik.
Keadaan di lapangan, jumlah kelas VIII di SQ
Kecerdasan Spiritual
SMPN 1 Kadugede Kabupaten Kuningan ada
10 rombongan belajar dengan jumlah siswa
Gambar 1
350 orang. Dari 10 rombongan belajar Pengaruh IQ, EQ, dan SQ terhadap Perilaku Sosial
tersebut, penulis mengambil 7/8 orang siswa
Dalam penelitian ini teknik yang
dari tiap kelas pengambilannya secara
digunakan untuk mengumpulkan data yaitu
acak/random, yaitu mulai dari kelas VIII A
berupa angket. Angket menurut Suharsimi
sampai dengan kelas VIII J sebagai kelas
Arikunto (2007: 225) adalah sejumlah
eksperimen yang berjumlah 75 orang siswa.
pernyataan atau pertanyaan tertulis yang
Suharsimi Arikunto (2007: 37) menyebutkan
digunakan untuk memperoleh informasi dari
bahwa model penelitian yang digunakan
responden dalam arti laporan tentang
adalah model korelasional, yaitu sebuah
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
penelitian yang bertujuan untuk menemukan
Jumlah angket yang akan dibagikan
ada tidaknya hubungan dari 4 variabel.
dalam penelitian ini adalah sejumlah sampel

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 7

yang diperlukan yaitu 75 eksemplar. Angket penulis dengan merujuk pada teori yang
atau daftar pernyataan yang disusun oleh dikemukakan oleh Danah Zohar dan Ian
penulis dalam bentuk skala kecerdasan Marshall (2007: 14); (4) Alat Ukur Perilaku
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), Sosial. Alat ukur ini berupa skala psikologis
kecerdasan spiritual (SQ) dan perilaku sosial sebanyak 34 item. Skala ini diberikan untuk
dari model likert yang terdiri dari empat melihat gambaran perilaku sosial siswa yang
alternative jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), berhubungan dengan aspek-aspek kecerdasan
Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat intelektual, kecerdasan emosional, dan
Tidak Setuju (STS). kecerdasan spiritual siswa. Skala ini disusun
Alat ukur yang digunakan yaitu : (1) Alat oleh penulis dengan merujuk pada teori yang
Ukur Kecerdasan Intelektual (IQ). Alat ukur dikemukakan oleh David Krech, Richard S.
yang digunakan adalah nilai hasil psikotes Crutchfield dan Egerton L. Ballachey(1962:
yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII di 106).
SMPN 1 Kadugede Kabupaten Kuningan Dalam penelitian ini, peneliti
bekerjasama dengan lembaga psikotes menggunakan macam observasi terbuka
terpercaya. Nilai psikotes adalah nilai yang dimana pada posisi ini kehadiran peneliti
menggambarkan kemampuan siswa dalam dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah
berfikir logis, aritmatis, sistematis dan verbal. kegiatan responden dan diketahui secara
Kemampuan berfikir tersebut mencerminkan terbuka, sehingga antara responden dengan
kecerdasan kognitif yang dimiliki oleh siswa peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara
sehingga dapat mewakili tingkat kecerdasan wajar.
intelektual siswa yang menjadi objek Dalam penelitian ini digunakan teknik
penelitian; (2) Alat Ukur Kecerdasan analisis data korelasional dikarenakan variabel
Emosional (EQ). Alat ukur ini berupa skala yang digunakan dalam penelitian ini
psikologis sebanyak 26 item yang dapat berjumlah empat buah dan ingin diketahui ada
melihat gambaran kecerdasan emosional atau tidaknya hubungan antara empat variabel
siswa. Skala ini disusun oleh penulis dengan tersebut.
merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Wahana Komputer (2014: 2) dikatakan
Daniel Goleman (2015: 56); (3) Alat Ukur bahwa dalam melakukan analisis korelasional
Kecerdasan Spiritual (SQ). Alat ukur ini ini, peneliti menggunakan program SPSS 21.
berupa skala psikologis sebanyak 29 item SPSS 21 adalah paket software yang
yang mampu mengungkap aspek dari digunakan untuk menganalisis statistik. SPSS
kecerdasan spiritual. Skala ini disusun oleh digunakan oleh semua peneliti seperti

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 8

perusahaan survey, pemerintahan, pendidikan memberikan jawaban tinggi dan jawaban


dan lain sebagainya. rendah. Dalam penelitian ini dilakukan uji
Adapun langkah-langkah dalam teknik validitas item dengan bantuan program
analisis data sebagai berikut: (1) Korelasi: ANATES; (4) Uji Reliabilitas. Menurut
Dalam penelitian ini, korelasi yang digunakan Suharsimi Arikunto (2007: 178) reliabilitas
termasuk dalam korelasi ganda. Sugiyono menunjukkan pada suatu pengertian bahwa
(2014: 153) menyatakan bahwa korelasi suatu instrument untuk digunakan sebagai alat
ganda digunakan untuk menguji hipotesis pengumpul data, karena instrument tersebut
tentang hubungan dua variable independen sudah baik. Reliabilitas artinya dapat
atau lebih secara bersama-sama dengan satu dipercaya, jadi dapat diandalkan. Dalam
variable dependen. Perhitungan korelasi ini, penelitian ini, perhitungan reliabilitas
peneliti menggunakan program SPSS 21; (2) menggunakan program ANATES; (5) Uji
Regresi: Analisis regresi digunakan untuk Normalitas. Menurut Sugiyono (2014: 172)
melakukan prediksi, bagaimana perubahan penggunaan stitistik parametris mensyaratkan
nilai variable dependen, bila nilai variable bahwa setiap variabel yang akan dianalisis
independen dinaikkan atau diturunkan. harus berdistribusi normal. Oleh karena itu
Regresi dalam penelitian ini tergolong pada sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka
regresi ganda (multiple regression), menurut terlebih dahulu dilakukan pengujian
Suharsimi Arikunto (2007: 264) adalah suatu normalitas data. Dalam penelitian ini,
perluasan dari teknik regresi apabila terdapat pengujian normalitas data menggunakan
lebih dari satu variable bebas untuk program SPSS 21; (6) Uji Homogenitas
mengadakan prediksi terhadap variable Sampel. Suharsimi Arikunto (2007: 289-290)
terikat. Perhitungan regresi dalam penelitian mengatakan bahwa di samping pengujian
ini menggunakan program SPSS 21; (3) Uji terhadap normal tidaknya distribusi pada
Validitas. Pada setiap instrumen, baik tes sampel, perlu kiranya peneliti melakukan
maupun non tes terdapat butir-butir (item) pengujian terhadap kesamaan (homogenitas)
pertanyaan atau pernyataan. Menurut beberapa bagian sampel, yakni seragam
Sugiyono (2014: 353) untuk menguji validitas tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil
butir-butir instrument harus menganalisis dari populasi yang sama. Pengujian
item, yaitu dilakukan dengan menghitung homogenitas sampel menjadi sangat penting
korelasi antara skor butir instrument dengan apabila peneliti bermaksud melakukan
skor total atau dengan mencari daya pembeda generalisasi untuk hasil penelitiannya serta
skor tiap item dari kelompok yang penelitian yang data penelitiannya diambil

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 9

dari kelompok-kelompok terpisah yang lingkungan, dan tatar budaya sebagai tampat
berasal dari satu populasi. Pengujian perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi.
homogenitas sampel dalam penelitian ini Lebih lanjut Baron dan Byrne menyatakan
menggunakan program SPSS 21; (7) bahwa jika seseorang mempunyai kemampuan
Pengujian Hipotesis. Hipotesis yang intelektual/mengingat yang baik maka
diajukan peneliti dalam penelitian ini kecenderungan orang tersebut mempunyai
termasuk dalam pengujian hipotesis assosiatif perilaku sosial yang baik.
(hubungan). Sugiyono (2014: 182) Jika dilihat dari korelasi kecerdasan
menyatakan bahwa hipotesis assosiatif diuji intelektual terhadap perilaku sosial sebesar
dengan teknik korelisi. Untuk melakukan 25,6% (termasuk pada kategori korelasi yang
pengujian hipotesis dalam penelitian ini cukup kuat). Dengan demikian bahwa variabel
menggunakan SPSS 21. kecerdasan intelektual merupakan suatu data
yang dijadikan sebuah rujukan dalam hal
Hasil dan Pembahasan
pembinaan perilaku sosial.
Analisis data tentang pengaruh antara Hal ini sesuai dengan pendapat
variabel kecerdasan intelektual dengan Syahmuharnis dan Harry Sidharta (2006: 198)
perilaku sosial siswa di SMPN 1 Kadugede yang menyatakan bahwa kecerdasan
adalah signifikan. Hal ini berarti kecerdasan intelektual merupakan cermin dari kecerdasan
intelektual siswa di SMPN 1 Kadugede logis dan verbal, sehingga orang-orang yang
mempengaruhi terhadap perilaku sosial siswa memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi
tersebut. umumnya sukses di bangku pendidikan. Oleh
Adapun korelasi dari signifikansi tersebut karena itu agar siswa dapat mempunyai
bersifat positif, artinya bahwa pengaruh perilaku sosial yang positif maka guru
kecerdasan intelektual dengan perilaku sosial BK/Konselor harus membuat suatu program
searah yaitu jika kecerdasan intelektual yang bimbingan sosial yang terarah, efektif dan
tinggi maka akan menghasilkan perilaku dapat mengakomodir kebutuhan siswa sesuai
sosial yang cenderung baik. Signifikansi ini dengan kecerdasan intelektualnya. Selain itu
membuktikan bahwa dampak kecerdasan dengan pemberian bimbingan sosial dapat
intelektual ini bersifat positif. Hal ini membantu para siswa bergaul dan diterima di
sebagaimana pendapat Baron dan Byrne masyarakat.
(dalam Ibrahim 2001: 50) bahwa ada empat Analisis data tentang pengaruh antara
kategori utama yang dapat membentuk variabel kecerdasan emosional dengan
perilaku sosial seseorang, yaitu : perilaku dan perilaku sosial siswa di SMPN 1 Kadugede
karakteristik orang lain, proses kognitif, faktor

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 10

adalah signifikan. Hal ini berarti kecerdasan pendapat Golemaan (2006: 512) bahwa
emosional siswa di SMPN 1 Kadugede Kecerdasan emosi atau “emotional
mempengaruhi terhadap perilaku sosial siswa intelligence” merujuk kepada kemampuan
tersebut. mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan
Adapun korelasi dari signifikansi tersebut orang lain, kemampuan memotivasi diri
bersifat positif, artinya bahwa pengaruh sendiri, dan kemampuan mengelola emosi
kecerdasan emosional dengan perilaku sosial dengan baik pada diri sendiri dan dalam
searah yaitu jika kecerdasan emosional yang hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu
baik maka akan menjadikan perilaku sosial agar siswa dapat berperilaku sosial yang baik
yang baik pula. Signifikansi ini membuktikan maka siswa harus diberikan pemahaman
bahwa dampak kecerdasan emosional ini tentang pengelolaan kecerdasan emosional.
bersifat positif. Hal ini sebagaimana pendapat Dengan pemahaman kecerdasan emosional
Baron dan Byrne (dalam Ibrahim 2001: 50) yang baik maka siswa dapat mengenali
bahwa ada empat kategori utama yang dapat perasaan dirinya dan perasaan orang lain
membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu : sehingga mempunyai perlaku sosial yang
perilaku dan karakteristik orang lain, proses baik.
kognitif, faktor lingkungan, dan tatar budaya Analisis data di atas tentang pengaruh
sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial antara variabel kecerdasan spiritual dengan
itu terjadi. Lebih lanjut Baron dan Byrne perilaku sosial siswa di SMPN 1 Kadugede
menyatakan bahwa jika seseorang mempunyai adalah signifikan. Hal ini berarti kecerdasan
kecerdasan emosional (perilaku dan spiritual siswa di SMPN 1 Kadugede
karakteristik) yang baik maka kecenderungan mempengaruhi terhadap perilaku sosial siswa
orang tersebut mempunyai perilaku sosial tersebut.
yang baik. Adapun korelasi dari signifikansi tersebut
Jika dilihat dari korelasi kecerdasan bersifat positif, artinya bahwa pengaruh
emosional terhadap perilaku sosial sebesar kecerdasan spiritual dengan perilaku sosial
46,7% (termasuk pada kategori korelasi yang searah yaitu jika siswa mempunyai
cukup kuat). Dengan demikian bahwa variabel kecerdasan spiritual yang baik maka akan
kecerdasan emosional merupakan kemampuan memantapkan dalam berperilaku sosial.
seseorang dalam mengenali perasaan diri Signifikansi ini membuktikan bahwa dampak
sendiri dan orang lain sehingga akan menjalin kecerdasan spiritual siswa ini bersifat positif.
hubungan (berperilaku sosial) yang baik Hal ini sebagaimana pendapat Baron dan
dengan orang lain . Hal ini sesuai dengan Byrne (dalam Ibrahim 2001: 50) bahwa ada

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 11

empat kategori utama yang dapat membentuk maka siswa tersebut akan mampu menjalani
perilaku sosial seseorang, yaitu : perilaku dan kehidupan (berperilaku sosial) dengan baik.
karakteristik orang lain, proses kognitif, faktor Dari hasil analisis data tentang pengaruh
lingkungan, dan tatar budaya sebagai tampat antara variabel kecerdasan intelektual dan
perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi. kecerdasan emosional dengan perilaku
Lebih lanjut Baron dan Byrne menyatakan sosial siswa di SMPN 1 Kadugede adalah
bahwa jika seseorang mempunyai kecerdasan signifikan. Artinya bahwa variabel kecerdasan
spiritual (mempunyai keyakinan pada intelektual dan kecerdasan emosional
dirinya/mengenali potensi dirinya) yang baik mempengaruhi perilaku sosial siswa di SMPN
maka kecenderungan orang tersebut 1 Kadugede.
mempunyai perilaku sosial yang baik. Adapun korelasi dari signifikansi tersebut
Jika dilihat dari korelasi kecerdasan bersifat positif, artinya bahwa pengaruh
spiritual terhadap perilaku sosial siswa kecerdasan intelektual dan kecerdasan
sebesar 45,6% (termasuk pada kategori emosional terhadap perilaku sosial siswa
korelasi yang cukup kuat). Dengan demikian searah yaitu jika siswa mempunyai
bahwa variabel kecerdasan spiritual kecerdasan intelektual yang baik dan mampu
merupakan salah satu unsur kepribadian yang mengelola kecerdasan emosional dengan baik
memegang peranan penting dalam maka siswa akan berperilaku sosial yang baik.
menempatkan perilaku dalam kehidupan. Hal Jika dilihat dari korelasi kecerdasan
ini sesuai dengan pendapat Ari Ginanjar intelektual dan kecerdasan emosional terhadap
Agustian (2001: 14) kecerdasan spiritual perilaku sosial siswa sebesar 53,7% (termasuk
adalah kecerdasan untuk menghadapi pada kategori korelasi yang kuat).
persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk Dengan demikian bahwa variabel
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam kecerdasan intelektual dan kecerdasan
konteks makna yang lebih luas dan kaya, emosional siswa memberikan kontribusi
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan terhadap keberhasilan dalam perilaku sosial
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
dibandingkan dengan yang lain. Oleh karena membentuk perilaku sosial banyak faktor
itu dalam hal menciptakan perilaku sosial yang mempengaruhi baik perilaku dan
yang baik pada siswa maka harus diberikan karakteristik orang lain (kecerdasan
pemahaman tentang pengelolaan kecerdasan emosional), proses kognitif (kecerdasan
spiritual yang baik. Hal ini dikarenakan jika intelektual dan spiritual), faktor lingkungan,
siswa memiliki kecerdasan spiritual yang baik dan tatar budaya sebagai tampat perilaku dan

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 12

pemikiran sosial itu terjadi, di mana faktor yang tinggi maka siswa akan berperilaku
tersebut dapat memberikan kontribusi tertentu sosial yang tepat. Jika dilihat dari korelasi
terhadap pembetukan perilaku sosial siswa. kecerdasan intelektual dan kecerdasan
Sebagaimana pendapat Baron dan Byrne spiritual terhadap perilaku sosial siswa
(dalam Ibrahim 2001: 50) bahwa ada empat sebesar 50,7% (termasuk pada kategori
kategori utama yang dapat membentuk korelasi yang kuat).
perilaku sosial seseorang, yaitu : perilaku dan Dengan demikian bahwa variabel
karakteristik orang lain, proses kognitif, faktor kecerdasan intelektual dan kecerdasan
lingkungan, dan tatar budaya sebagai tampat spiritual memberikan kontribusi terhadap
perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi. keberhasilan dalam perilaku sosial siswa. Hal
Oleh karena itu dalam memberikan layanan ini menunjukkan bahwa dalam membentuk
bimbingan maka guru BK/Konselor harus perilaku sosial banyak faktor yang
menggali informasi tentang hal-hal yang mempengaruhi baik perilaku dan karakteristik
berkaitan dengan kecerdasan intelektual dan orang lain (kecerdasan emosional), proses
memberikan pemahaman tentang kecerdasan kognitif (kecerdasan intelektual dan spiritual),
emosional. Sehinggan dengan mengetahui faktor lingkungan, dan tatar budaya sebagai
kecerdasan intelektual dan kecerdasan tempat perilaku dan pemikiran sosial itu
emosional maka siswa tidak mempunyai terjadi, di mana faktor tersebut dapat
perilaku sosial yang menyimpang. memberikan kontribusi tertentu terhadap
Dari hasil analisis data di atas tentang pembetukan perilaku sosial siswa.
pengaruh antara variabel kecerdasan Sebagaimana pendapat Baron dan Byrne
intelektual dan kecerdasan spiritual (dalam Ibrahim 2001: 50) bahwa ada empat
dengan perilaku sosial siswa di SMPN 1 kategori utama yang dapat membentuk
Kadugede adalah signifikan. Artinya bahwa perilaku sosial seseorang, yaitu : perilaku dan
variabel kecerdasan intelektual dan karakteristik orang lain, proses kognitif, faktor
kecerdasan spiritual mempengaruhi perilaku lingkungan, dan tatar budaya sebagai tampat
sosial siswa di SMPN 1 Kadugede. perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi. Oleh
Adapun korelasi dari signifikansi tersebut karena itu dalam memberikan layanan
bersifat positif, artinya bahwa pengaruh bimbingan maka guru BK/Konselor harus
kecerdasan intelektual dan kecerdasan menggali informasi tentang hal-hal yang
spiritual terhadap perilaku sosial siswa searah berkaitan dengan kecerdasan intelektual dan
yaitu jika siswa mempunyai kecerdasan menumbuhkan kecerdasan spiritual dalam
intelektual yang baik dan kecerdasan spiritual berperilaku sosial. Sehingga dengan

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 13

mengetahui kecerdasan intelektual dan intelektual dan spiritual), faktor lingkungan,


kecerdasan spiritual siswa yang tinggi maka dan tatar budaya sebagai tampat perilaku dan
siswa tidak akan berperilaku sosial yang pemikiran sosial itu terjadi, di mana faktor
menyimpang.. tersebut dapat memberikan kontribusi tertentu
Dari hasil analisis data tentang pengaruh terhadap pembetukan perilaku sosial siswa.
antara variabel kecerdasan emosional dan Sebagaimana pendapat Baron dan Byrne
kecerdasan spiritual dengan perilaku sosial (dalam Ibrahim 2001: 50) bahwa ada empat
siswa di SMPN 1 Kadugede adalah kategori utama yang dapat membentuk
signifikan. Artinya bahwa variabel kecerdasan perilaku sosial seseorang, yaitu : perilaku dan
emosional dan kecerdasan spiritual karakteristik orang lain, proses kognitif, faktor
mempengaruhi perilaku sosial siswa di SMPN lingkungan, dan tatar budaya sebagai tampat
1 Kadugede. perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi.
Adapun korelasi dari signifikansi tersebut Oleh karena itu dalam memberikan layanan
bersifat positif, artinya bahwa pengaruh bimbingan maka guru BK/Konselor harus
kecerdasan emosional dan kecerdasan menanamkan pemahaman kecerdasan
spiritual terhadap perilaku sosial siswa searah emosional yang baik dan menumbuhkan
yaitu jika siswa memahami kecerdasan kecerdasan spiritual dalam berperilaku sosial.
emosional yang baik dan kecerdasan spiritual Sehinggan dengan kecerdasan emosional yang
yang tinggi maka siswa akan berperilaku baik dan kecerdasan spiritual yang tinggi
sosial yang tepat. Jika dilihat dari korelasi maka siswa tidak akan salah dalam
kecerdasan emosional dan kecerdasan berperilaku sosial.
spiritual terhadap perilaku sosial siswa Dari hasil analisis data di atas tentang
sebesar 50,8% (termasuk pada kategori pengaruh antara variabel kecerdasan
korelasi yang kuat). intelektual, kecerdasan emosional dan
Dengan demikian bahwa variabel kecerdasan spiritual dengan perilaku sosial
kecerdasan emosional dan kecerdasan siswa di SMPN 1 Kadugede adalah signifikan.
spiritual memberikan kontribusi terhadap Artinya bahwa variabel kecerdasan
keberhasilan dalam berperilaku sosial siswa. intelektual, kecerdasan emosional dan
Hal ini menunjukkan bahwa dalam kecerdasan spiritual mempengaruhi perilaku
membentuk perilaku sosial banyak faktor sosial siswa di SMPN 1 Kadugede.
yang mempengaruhi baik perilaku dan Adapun korelasi dari signifikansi tersebut
karakteristik orang lain (kecerdasan bersifat positif, artinya bahwa pengaruh
emosional), proses kognitif (kecerdasan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 14

dan kecerdasan spiritual terhadap perilaku memberikan layanan bimbingan maka guru
sosial siswa searah yaitu jika siswa BK/Konselor harus mengetahui kecerdasan
mempunyai kecerdasan intelektual dan intelektal, menanamkan kecerdasan emosional
kecerdasan emosional yang baik serta yang baik dan menumbuhkan kecerdasan
kecerdasan spiritual yang tinggi maka siswa spiritual dalam berperilaku sosial. Sehinggan
akan berperilaku sosial yang baik. Jika dilihat dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan
dari korelasi kecerdasan intelektual, emosional yang baik serta kecerdasan spiritual
kecerdasan emosional dan kecerdasan yang tinggi maka siswa tidak akan salah
spiritual terhadap perilaku sosial siswa dalam berperilaku sosial.
sebesar 56,5% (termasuk pada kategori Dari hasil analisis data tentang pengaruh
korelasi yang kuat). antara variabel kecerdasan intelektual,
Dengan demikian bahwa variabel kecerdasan emosional dan kecerdasan
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional spiritual dengan perilaku sosial siswa di
dan kecerdasan spiritual memberikan SMPN 1 Kadugede adalah signifikan. Artinya
kontribusi terhadap keberhasilan dalam bahwa variabel kecerdasan intelektual,
berperilaku sosial siswa. Hal ini menunjukkan kecerdasan emosional dan kecerdasan
bahwa dalam membentuk perilaku sosial spiritual mempengaruhi perilaku sosial siswa
banyak faktor yang mempengaruhi baik di SMPN 1 Kadugede.
perilaku dan karakteristik orang lain Adapun korelasi dari signifikansi tersebut
(kecerdasan emosional), proses kognitif bersifat positif, artinya bahwa pengaruh
(kecerdasan intelektual dan spiritual), faktor kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional
lingkungan, dan tatar budaya sebagai tampat dan kecerdasan spiritual terhadap perilaku
perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi, di sosial siswa searah yaitu jika siswa
mana faktor tersebut dapat memberikan mempunyai kecerdasan intelektual dan
kontribusi tertentu terhadap pembetukan kecerdasan emosional yang baik serta
perilaku sosial siswa. Sebagaimana pendapat kecerdasan spiritual yang tinggi maka siswa
Baron dan Byrne (dalam Ibrahim 2001: 50) akan berperilaku sosial yang baik. Jika dilihat
bahwa ada empat kategori utama yang dapat dari korelasi kecerdasan intelektual,
membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu : kecerdasan emosional dan kecerdasan
perilaku dan karakteristik orang lain, proses spiritual terhadap perilaku sosial siswa
kognitif, faktor lingkungan, dan tatar budaya sebesar 56,5% (termasuk pada kategori
sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial korelasi yang kuat).
itu terjadi. Oleh karena itu dalam

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 15

Dengan demikian bahwa variabel Berdasarkan hasil penelitian yang telah


kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dilaksanakan, dapat diperoleh kesimpulan
dan kecerdasan spiritual memberikan bahwa: (1) Terdapat pengaruh variabel
kontribusi terhadap keberhasilan dalam Kecerdasan Intelektual dengan Perilaku Sosial
berperilaku sosial siswa. Hal ini menunjukkan Siswa di SMPN 1 Kadugede secara signifikan
bahwa dalam membentuk perilaku sosial dan korelasi sebesar 25,6% termasuk kategori
banyak faktor yang mempengaruhi baik cukup kuat, searah dan positif; (2) Terdapat
perilaku dan karakteristik orang lain pengaruh variabel Kecerdasan Emosional
(kecerdasan emosional), proses kognitif dengan Perilaku Sosial Siswa di SMPN 1
(kecerdasan intelektual dan spiritual), faktor Kadugede secara signifikan dan korelasi
lingkungan, dan tatar budaya sebagai tampat sebesar 46,7% termasuk kategori cukup kuat,
perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi, di searah dan positif; (3) Terdapat pengaruh
mana faktor tersebut dapat memberikan Kecerdasan Spiritual dengan Perilaku Sosial
kontribusi tertentu terhadap pembetukan Siswa di SMPN 1 Kadugede secara signifikan
perilaku sosial siswa. Sebagaimana pendapat dan korelasi sebesar 45,6% termasuk kategori
Baron dan Byrne (dalam Ibrahim 2001: 50) cukup kuat, searah dan positif; (4) Variabel
bahwa ada empat kategori utama yang dapat Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu : Emosional, dan Kecerdasan Spiritual
perilaku dan karakteristik orang lain, proses mempengaruhi Perilaku Sosial Siswa di
kognitif, faktor lingkungan, dan tatar budaya SMPN 1 Kadugede secara signifikan sebesar
sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial 56,5% termasuk kategori kuat, searah dan
itu terjadi. Oleh karena itu dalam memberikan positif.
layanan bimbingan maka guru BK/Konselor Berdasarkan hasil penelitian
harus mengetahui kecerdasan intelektal, membuktikan bahwa Kecerdasan Intelektual,
menanamkan kecerdasan emosional yang baik Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
dan menumbuhkan kecerdasan spiritual dalam Spiritual mempengaruhi Perilaku Sosial Siswa
berperilaku sosial. Sehinggan dengan di SMPN 1 Kadugede, atas dasar itu penulis
kecerdasan intelektual dan kecerdasan merekomendasikan: (1) Kepada guru,
emosional yang baik serta kecerdasan spiritual khususnya guru BK/Konselor agar membuat
yang tinggi maka siswa tidak akan salah program layanan bimbingan terutama dalam
dalam berperilaku sosial. peningkatan kecerdasan intelektual secara
efektif dan terarah, memberikan pemahaman
Kesimpulan
tentang kecerdasan emosional dan kecerdasan

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 1. No 2 Februari 2017 16

spiritual siswa dalam pembentukan perilaku Hurlock, E (2006). Psikologi Perkembangan.


sosial yang baik; (2) Kepada siswa, agar dapat Jakarta : Erlangga,
memanfaatkan layanan bimbingan dan Ibrahim, R. (2001). Promosi Kesehatan
konseling sebagai upaya untuk mendapatkan dengan Pendekatan Teori Perilaku,
informasi tentang kecerdasan intelektual, Media dan Aplikasinya. Semarang: PT.
kecerdasan emosional dan kecerdasan Raja Grafindo Persada
spiritual sehingga terbentuk perilaku sosial Sugiyono. (2014). Statistik untuk Penelitian.
yang tidak menyimpang; (3) Hasil penelitian Bandung: Alfabeta,
ini dapat dipergunakan sebagai pembanding Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi
dalam penelitian selanjutnya dan sebagai Perkembangan, Anak dan Remaja.
bahan rujukan untuk penelitian di bidang Bandung : Rosda Karya,
pendidikan selanjutnya; (4) Untuk terjadinya
proses layanan bimbingan dan konseling yang
optimal, sehingga siswa dapat berperilaku
sosial yang baik, maka guru BK/Konselor
senantiasa up date terhadap perkembangan
informasi dan data diri siswa; (5) Untuk
lembaga SMPN 1 Kadugede (jajaran steak
holder) supaya lebih memaksimalkan lagi visi
misi sekolah dengan strategi programnya yang
sangat luar biasa.

Daftar Pustaka
Agustian, G A. (2001). ESQ, Rahasia
Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual, Jakarta: PT Arga Tilanta
Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
V. Jakarta: Rineka Cipta
Goleman, D. (2006). Kecerdasan Emosi untuk
Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ),


KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN TINTIN HARTINI
SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA

Das könnte Ihnen auch gefallen