Sie sind auf Seite 1von 5

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAMBI

DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

Subdifasharkan

STANDART OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PENGADAAN


BARANG/JASA HARWAT KAPAL PATROLI POLISI

Jambi, September 2015


2

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH JAMBI
DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

SUBDITFASHARKAN

STANDART OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PENGADAAN BARANG/JASA


HARWAT KAPAL PATROLI POLISI

Mendasari Peraturan Presiden nomor 54. Tahun 2010, perubahannya


Perpres nomor 70 tahun 2012, Perpres nomor 4 tahun 2015 tentang pengadaan
barang/ jasa serta perubahannya DIPA Ditpolair tahun anggaran kerja berjalan
maupun kedepannya.
Langkah awal Kepanitiaan untuk Persiapan Pengadaan Barang dan Jasa
pada kegiatan pemeliharaan dan perawatan (Harwat) Kapal Patroli Polisi dimulai
pada bulan September, kemudian langkah selanjutnya mulai bulan Oktober sampai
dengan bulan November dalam kriteria tahapan persiapan dan pelaksaan lelang
kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah dibidang harwat kapal patroli
polisi.
KPA menyusun perangkat para pejabat pelaksana pada kegiatan
pengadaan barang dan jasa Harwat kapal patroli polisi. KPA memonitor DIPA Pagu
Indikatif tahun mendatang, terkait berapa besaran anggaran yang akan
dilaksanakan pada pekerjaan anggaran tahun berikutnya.
Setelah diketahui besaran anggaran tahun mendatang selama tidak ada
perubahan maka langkah-langkah yang diambil oleh KPA adalah sebagai berikut :
I. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) dalam hal ini adalah Dirpolair
menetapkan dan memerintahkan kepada personil Ditpolair untuk ditunjuk
selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penandatanganan
Surat Perintah Membayar (PPSPM), Kelompok Kerja Unit Layanan
Pengadaan (POKJA ULP), Panitia Pengawas (Panwas), Panitian Penerima
Hasil Pekerjaan (PPHP). Kesemuanya baik pejabat maupun panitia yang
telah ditunjuk secara administrasi dituangkan dalam Surat Keputusan
(Skep), dan Surat Perintah (Sprin), masing-masing pejabat di Skepkan
tersendiri demikian pula kepanitiannya, artinya tidak gabungan.
II. Personil yang ditunjuk selaku PPK, hendaknya yang telah mendapatkan
pelatihan pengadaan barang dan jasa sebagaimana ketentuan LKPP dan
telah mengikuti pelatihan PBJP dan memiliki sertifikat tingkat dasar (Basic
Level) atau unit kompetensi tingkat pertama/dasar pengadaan barang/jasa
pemerintah.
III. Apabila personil didalam subsatker tersebut tidak ada yang memiliki
sertifikat tingkat dasar (Basic Level) atau unit kompetensi tingkat

2
3

pertama/dasar pengadaan barang/jasa pemerintah dimaksud, maka PPK


dijabat langsung oleh direktur atau dalam hal ini PPK dijabat oleh eselon
1(satu) dan 2(dua) di K/L/D/I; dan /atau PA/ KPA yang bertindak sebagai
PPK sebagaimana mendasari Perpres 54 tahun 2010-70 tahun 2015 pasal
7, 11, 12, 19.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mulai menyusun rencana umum


kebutuhan/ rencana umum pengadaan (RUP), bahan materi RUP berdasarkan
masukan atau identifikasi kerusakan kapal merupakan produk Kasubditfasharkan.
Kemudian Rencana Pelaksanaan Pengadaan (RPP) disiapkan oleh PPK, yang
selanjutnya untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah dibidang
pemiliharaan dan perawatan (harwat) kapal secara keseluruhan dengan klasifikasi
antara lain adalah a.Body kapal, b.Mekanik / elektrik kapal, c.Navigasi kapal,
d.Peralatan keselamatan untuk masing-masing kapal patroli polisi. Perlu diketahui
bersama bahwa Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sengaja merancang rencana
umum pengadaan (RUP) berdasarkan Laporan atau daftar identifikasi kerusakkan
kapal-kapal milik Ditpolair yang telah disusun dan dibuat oleh Subditfasharkan
berdasarkan laporan berkala para komandan kapal (Danpal) serta pengecekan/
pengawasan yang dilaksanakan oleh personil staf subditfasharkan Ditpolair (leading
sector).

Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yaitu merujuk dari beberapa


hal antara lain adalah sebagai berikut :
A. Penghitungan disesuaikan dengan tahun pembuatan kapal, yang lebih
tua, logikanya lebih besar anggaran yang dipergunakannya;
B. Standar Biaya Polri terkini/ norma indeks;
C. Referensi harga satuan spare part material kerusakan, alat dan
sebagainya berasal dari daftar referensi pabrikan atau dengan kata lain
informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
D. Untuk navigasi yang rusak dan alat-alat kapal lainnya hendaknya harga
yang ditampilkan mendasari keterangan dealer alat atau mesin yang
dapat dipercaya. Hindari kegiatan belanja modal karena nomenklaturnya
adalah kegiatan harwat terhadap material yang telah ada dan telah
terjadi kerusakkan pada material kapal;
E. Memperhatikan harga optimal/ kewajaran;
F. Memperhitungkan semua komponen biaya;
G. Dapat menggunakan informasi harga barang/jasa di luar negeri;
H. Hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan
instansi lain maupun pihak lain;
I. Perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana
(engineer’s estimate);
J. Telah memperhitungkan PPn (overhead ditambah profit yang wajar);
K. Tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya-biaya lainnya
dan PPh penyedia barang/jasa pemerintah.

3
4

Penyusun rencana kebutuhan atau RUP dapat diteruskan menjadi HPS


yang disusun dengan mempertimbangkan nilai keuntungan pemborong 10
%(sepuluh persen), pajak 12% (dua belas persen), setelah terakomodir maka
produk rencana kebutuhan atau RUP tersebut adalah sah untuk menjadi HPS.
HPS dibuat dan ditanda tangani oleh PPK yang direncanakan finalisasinya produk
HPS tersebut pada bulan Oktober. Kemudian PPK berkewajiban membuat kerangka
acuan kerja (KAK) yang mana direncanakan finalisasinya pada bulan Oktober.

Kemudian apabila surat perintah dan surat keputusan pejabat, panitia dan
unit layanan pengadaan (ULP) belum selesai pada bulan Oktober, diupayakan
pada bulan November, yang mana bagian administrasi atau Subbagrenmin
berperan untuk membuat sprin dan Skep POKJA ULP, PPK, PPHP, Panwas (dalam
pelaksanaan penyiapan administrasi didampingi oleh personil staf subditfasharkan).

Dalam penyusunan HPS agar berkoordinasi dengan pelaksana kegiatan


harwat sebelumnya atau penyedia jasa harwat pada tahun berjalan/ saat ini.
Sekiranya PPK meminta kepada penyedia jasa harwat saat ini untuk membuat atau
menyusun estimasi biaya perbaikan / perawatan untuk sekian unit kapal yang akan
di perbaiki pada tahun anggaran kedepan ( catatan biaya harwat kapal jangan di
bagi rata dengan jumlah kapal yang ada ) atau jumlah anggaran dengan jumlah
kapal yang ada otomatis akan berbeda biaya harwat kapal tahun muda jika
dibandingkan harwat kapal tahun tua.

Mengingatkan kembali bahwa pada bulan Oktober itu agar pihak Ditpolair
dalam hal ini bagian administrasi Bagrenmin Ditpolair dengan didampingi personil
staf subditfasharkan (leading sector) agar membuat produk nota dinas (ND) yang
ditandatangani oleh Dirpolair selaku Kasubsatker yang dialamatkan kepada Biro
Sarpas Polda guna meminta perbantuan personilnya yang telah mengikuti
pelatihan PBJP dan memiliki kualifikasi unit kompetensi tingkat pertama/dasar
pengadaan barang/jasa pemerintah guna ditunjuk untuk mengawaki POKJA ULP
Pengadaan pada satker Ditpolair. Artinya pihak Biro Sarpras Polda mengirimkan
surat dinas atau nota dinas balasan tentang penunjukkan personil yang dimaksud,
dan nomor surat dinas atau nomor nota dinas Biro Sarpras Polda sebagai rujukkan
atau dasar untuk menerbitkan surat perintah dan surat keputusan selaku POKJA
ULP pada satker Ditpolair.

Pada bulan November, diupayakan KPA telah menyelesaikan produk RUP


( rencana umum pengadaan ) dan segera ditayangkan/diinformasikan serta dimuat
di LPSE yang sementara ini dibawah kendali Biro Sarpras Polda, dan juga
merupakan portal pengadaan barang dan jasa pemerintah. Oleh karena itu pada
bulan November, ULP sudah mulai berperan untuk menyelenggarakan lelang
pekerjaan pengadaan barang dan jasa Ditpolair. Dan pada bulan November jika
telah diterbitkannya DIPA tahun anggaran depan, maka kegiatan lelang pekerjaan

4
5

harwat pengadaan barang dan jasa Ditpolair sudah bisa dimulai, dengan tujuan
agar pada bulan Januari tahun anggaran terkini sudah di diketahui siapa saja
pelaku harwat atau pemenang lelang pekerjaan harwat, dan pada saat itu POKJA
ULP melaporkan pemenang lelang kepada PPK, kemudian untuk selanjutnya
dilaksanakan proses penandatanganan kontrak kerja kegiatan harwat kapal patroli
polisi pada tahun anggaran pelaksanaan. Persiapan dan penerbitan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ) oleh PPK paling lambat 1 (satu) hari
kerja setelah masa sanggah berakhir dan tidak ada sanggahan, segera setelah
sanggahan dijawab dan sanggahan dinyatakan tidak benar. Harapannya pada bulan
Januari tahun anggaran baru sudah mulai pelaksanaan kegiatan Harwat kapal
patroli polisi yang dilaksanakan oleh pihak pemenang lelang PBJP.

Demikianlah Standart Operational Procedure (SOP) kegiatan pengadaan


barang dan jasa pemeliharaan dan perawatan (Harwat) kapal patroli polisi dibuat
sebagai langkah inisiatif dan upaya untuk mempedomani peraturan pemerintah
dalam bertindak serta sebagai pembelajaran dalam pelaksanaan PBJP harwat kapal
polisi, semoga bermanfaat.

Jambi, September 2015

KASUBDITFASHARKAN
Selaku
Penulis

DADANG DJOKO KARYANTO


AKBP NRP. 72120646

Das könnte Ihnen auch gefallen