Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
This research aimed to determine the income of farmers and to determine the strategy for
developing Tilapia fish culture business inAmpana Kota sub districtof TojoUna-Una Regency. The
research location was purposively selected as Ampana Kota sub district has a fairly extensive area
of Tilapia fish culture compared to the other sub districts in TojoUna-Una regency.Respondents of
63 people were selected using a census method.Data collected was analyzed using income, SWOT
and QSPM analysis. The results showed that the average of income is IDR 11,667,608/ha/harvest
season. The aquaculturebusiness development strategy that can be implemented is SO strategybased
on the SWOT matrix with a score of 3.255. This strategy utilizesgovernment assistance in order to
optimize the performance of aquaculture farmer groups. Various programs that can be applied
including training for optimizing and increasing production, developing distribution channels and
expandingmarketing channels, and increasing land potency for expanding the aquaculture to meet
increasing demand of Tilapia consumption. The QSPM analysis suggested that the best program for
the development of the Tilapia culture inAmpana Kota sub district is the second program “the
development of distribution channels and expand marketing channels” with a total value of
attractiveness (TAS) of 5,216.
235
Ton dan produksi karamba 345 Ton. (Badan dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan
Pusat Statistik, 2014). Ampana Kota memiliki luasan kolam
Salah satu kabupaten yang ada di yang cukup luas dibandingkan kecamatan
Sulawesi Tengah yang mempunyai potensi lainnya. Penelitian ini dilaksanakan pada
dalam pengembangan usaha budidaya ikan bulan Oktober sampai bulan Desember
air tawar adalah di Kabupaten Tojo 2014.
Una-una, dimana Kecamatan Ampana Tehnik analisis yang digunakan
Kota merupakan kecamatan yang luas dalam penelitian meliputi :
kolamnya besar dibandingkan dengan 1. Analisis Pendapatan, analisis ini
kecamatan lainnya. Luas kolam ikan nila digunakan untuk mengetahui tingkat
di Kecamatan Ampana Kota 10,35 Ha pendapatan pembudidaya ikan nila di
dengan produksi 2.100 Ton/Ha dan Kecamatan Ampana Kota
produktivitas 24,11 Ton/Ha. Melihat 2. Analisis SWOT, analisis ini digunakan
data yang ada produktivitas ikan nila di untuk mengidentifikasi faktor internal
Kecamatan Ampana Kota belum optimal dan eksternal kegiatan usaha pengembangan
mengingat luas kolam yang cukup besar budidaya ikan nila dan merumuskan
dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. dalam suatu strategi.
Potensi yang ada masih dapat ditingkatkan 3. Analisis QSPM, merupakan alat yang
dengan cara peningkatan sumber daya digunakan untuk mengevaluasi pilihan
manusia, faktor utama yang menjadi strategi alternatif secara obyektif
penyebab kurangnya produksi dan berdasarkan key success factors internal-
produktivitas adalah tingkat pengetahuan
eksternal yang telah diidentifikasi
dan ketrampilan pembudidaya ikan yang
sebelumnya.
masih rendah, penggunaan faktor produksi
lainnya yang belum efisien dan sebagainya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk itu diperlukan strategi–strategi
khusus untuk mengetahui faktor internal Biaya Usaha Budidaya Ikan Nila (Total
dan eksternal yang mempengaruhi usaha Cost). Biaya adalah berbagai pengorbanan
budidaya ikan nila. yang harus dikeluarkan oleh petani selama
Berdasarkan uraian diatas maka satu musim tanam untuk memperoleh
penulis tertarik untuk melakukan penelitian suatu hasil. Biaya usahatani menurut
mengenai Analisis Pendapatan dan Strategi penggolongannya dibedakan menjadi dua
Pengembangan usaha budidaya ikan nila di golongan yaitu biaya tetap dan biaya
Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo
variabel.
Una-una.
Biaya tetap merupakan biaya
METODE PENELITIAN produksi yang jumlah dan jenisnya tidak
berubah dalam satu kali musim panen. Hasil
Penelitian ini adalah penelitian penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
deskriptif yaitu penelitian yang memusatkan biaya tetap yang dikeluarkan pembudidaya
pada pemecahan masalah yang ada pada ikan nila sebesar Rp. 2.460.208/Ha/MP,
masa sekarang. Penelitian ini berupaya biaya tersebut berupa sewa lahan, retribusi
menggali informasi untuk menemukan usaha, dan penyusutan peralatan.
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) Biaya variabel adalah biaya yang
dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dapat berubah besar kecilnya dalam satu
dalam pengembangan usaha budidaya ikan kali musim panen. Biaya variabel meliputi
nila di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten biaya tenaga kerja, benih, pupuk, kapur
Tojo Una-una. dan pakan. Rata-rata biaya variabel yang
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan dikeluarkan pembudidaya ikan nila
Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-una sebesar Rp.32.188.850/Ha/MP. Sehingga
236
total biaya rata-rata pembudidaya ikan eksternal yang dianggap berpengaruh dalam
nila di Kecamatan Ampana Kota sebesar pencapaian tujuan pengembangan usaha
Rp.34.649.058/Ha/MP. budidaya ikan nila di Kecamatan Ampana
Kota. Adapun identifikasi faktor internal
Analisis Pendapatan Usaha Budidaya
dan eksternal tercantum dalam Tabel 1.
Ikan nila. Penerimaan dalam struktur
usahatani adalah perkalian antara produksi Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS).
yang diperoleh dengan harga jual produksi, Berdasarkan hasil analisis Internal Faktor
sehingga penerimaan sangat ditentukan Analysis Summary (IFAS) pada Tabel 2
oleh besar kecilnya produksi yang diperoleh diketahui bahwa faktor kekuatan (Strengths)
selama satu musim panen, rata-rata mempunyai nilai sebesar 1,538 dan
penerimaan responden pembudidaya ikan kelemahan (Weaknesses) mempuyai nilai
nila di Kecamatan Ampana Kota yaitu sebesar 1,002. Hasil persentase pada Tabel
sebesar Rp.45.285.000/Ha/ MP. 2 menunjukkan bahwa persentase kekuatan
Pendapatan yang diperoleh petani lebih besar berpengaruh yakni 60,07%
dari suatu usahatani adalah selisih terhadap pengembangan usaha budidaya
antara total penerimaan dengan total biaya ikan nila, jika dibandingkan dengan
yang dikeluarkan. Rata-rata pendapatan persentase kelemahan sebesar 39,14.
responden pembudidaya ikan nila di
Evaluasi Faktor Strategi Eksternal
Kecamatan Ampana Kota yaitu sebesar
(EFAS). Berdasarkan hasil kuisoner dan
Rp.10.653.942/Ha/MP.
FGD di lokasi penelitian, maka diperoleh
Analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2006), masing-masing lima faktor lingkungan
menyatakan bahwa alat yang digunakan eksternal peluang dan ancaman yang
untuk menyusun faktor-faktor strategis disajikan pada Tabel 3.
adalah matriks SWOT. Matriks ini Hasil analisis Eksternal Factor
menggambarkan secara jelas bagaimana Analysis Summary (EFAS) pada Tabel 3
peluang dan ancaman (faktor eksternal) diketahui bahwa faktor peluang (Opportunities)
yang dihadapi dapat disesuaikan dengan mempunyai nilai sebesar 1,717 dan
kekuatan dan kelemahan (faktor internal) ancaman (Threats) mempunyai nilai sebesar
yang dimiliki. 1,053. Berdasarkan hasil persentase, faktor
Identifikasi Faktor Internal dan peluang berpengaruh lebih besar terhadap
Eksternal. Hasil wawancara dalam pengembangan usaha budidaya ikan nila
pelaksanaan FGD dilapangan diperoleh sebesar 61,99% dibandingkan dengan
identifikasi beberapa faktor internal dan persentase faktor ancaman sebesar 38,01%.
237
Tabel 2. Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS) Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Nila di
Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-una.
No Lingkungan Internal Bobot Rating Skor Keterangan
(a) (b) (axb) (%)
A Kekuatan (Strengths)
1 Harga benih yang murah 0,114 3 0,342
2 Adanya kelembagaan pokdakan 0,114 3 0,342
3 Lahan usaha milik sendiri 0,114 3 0,342
4 Tenaga kerja melimpah 0,085 2 0,17
5 Pendapatan relatif tinggi 0,114 3 0,342
Tabel 3. Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Nila di
Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-una.
No Lingkungan Eksternal Bobot Rating Skor Keterangan
(a) (b) (axb)
A Peluang (Opportunities)
1 Permintaan ikan nila yang tinggi 0,138 4 0,552
2 Perluasan dan kesempatan kerja 0,111 3 0,333
3 Adanya pembinaan dari PPL 0,083 2 0,166
4 Bantuan pemerintah 0,111 3 0,333
5 Perkembangan Teknologi 0,111 3 0,333
Jumlah A 0,55 15 1,717 61,99
B Ancaman (Threats)
1 Alih fungsi lahan 0,111 3 0,333
2 Naiknya harga pakan 0,055 1 0,055
3 Keberadaan pesaing 0,083 2 0,166
4 Harga dipasar relatif rendah 0083 2 0,166
5 Gangguan hama dan penyakit 0,111 3 0,333
Jumlah B 0,443 11 1,053 38,01
Jumlah A + B 1,00 26 2,77 100,00
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015
238
Tabel 4. Matriks IFAS dan EFAS dalam Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Nila di Kecamatan
Ampana Kota.
IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS
Strategi SO Strategi WO
Peluang (O) 1,538 + 1,717 = 3,255 1,002 + 1,717 = 2,739
Strategi ST Strategi WT
Ancaman (T) 1,538 + 1,053 = 2,591 1,002 + 1,053 = 2,055
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Strategi ST Strategi WT
Ancaman (T) 1. Meningkatkn kualitas produk 1. Menyusun Rencana Produksi yang
1. Alih fungsi lahan dengan menggunakan benih Efektif dan efisien untuk mengurangi
2. Naiknya Harga Pakan ikan nila yang unggul biaya sarana produksi
3. keberadaan pesaing 2. Mengoptimalkan fungsi 2. Membuat Unit Perbenihan Rakyat
4. Harga dipasar relatif kelembagaan pokdakan secara swadaya
rendah 3. Meningkatkan mutu SDM 3. Mengupayakan bantuan pembiayaan
5. Gangguan Hama dan untuk menghadapi persaingan dari pemerintah untuk menanggulangi
penyakit yang semakin ketat harga pakan yang tinggi.
b) Membuat Unit Perbenihan Rakyat secara besar daripada kelemahan yang dimiliki,
swadaya. juga memiliki peluang yang lebih besar
c) Mengupayakan bantuan pembiayaan dari daripada ancaman yang ada.
pemerintah untuk menanggulangi harga Berdasarkan hasil analisis SWOT,
pakan yang tinggi. strategi yang digunakan adalah SO
(Strenghts – Opportunities), maka disusun
Pemilihan Strategi. Berdasarkan jumlah
rumusan program yang akan diimplementasikan
nilai skor yang diperoleh dan hasil evaluasi
dalam bentuk kegiatan adalah :
faktor internal dan eksternal diketahui
1. Memanfaatan bantuan pemerintah guna
bahwa skor tertinggi pada Kudran I
mengoptimalkan kinerja dari pokdakan
mendukung strategi agresif dengan nilai
melalui pelatihan guna optimalisasi dan
skor 3,255. Kegiatan atau usaha yang
peningkatan produksi. Kegiatan yang
berada pada kuadran pertama memberikan
dilaksanakan meliputi :
arti bahwa pengembangan usaha budidaya
ikan nila di Kecamatan Ampana Kota a. Workshop atau pelatihan teknis
berada pada kondisi sangat menguntungkan, tentang pembenihan, pendederan
karena selain memiliki kekuatan yang lebih sampai ke pembesaran ikan nila.
240
b. Magang atau studi banding ke daerah secara objektif, berdasarkan faktor-faktor
pengembangan usaha budidaya ikan keberhasilan penting eksternal dan internal
nila untuk meningkatkan pengetahuan yang diidentifikasi sebelumnya. QSPM
dan ketrampilan pokdakan. menentuka daya tarik relatf dari berbagai
2. Pengembangan jaringan distribusi strategi yang dibangun pada tahap
dan memperluas jaringan pemasaran. pencocokan (Richard dkk, 2012).
Kegiatan yang dilaksakanan meliputi : Berdasarkan analisis Matriks
a. Membangun sarana dan prasarana Internal-Eksternal dan Matriks SWOT,
dasar dalam menunjang kehidupan maka didapatkan beberapa alternatif strategi
sosial-ekonomi masyarakat berupa yang dipilih. Alternatif strategi tersebut
memperbaiki akses jalan antar desa selanjutnya dilakukan pemilihan prioritas
maupun kota, membangunan sarana strategi dengan melakukan tabulasi prioritas
komunikasi, adanya koperasi perikanan strategi melalui analisis QSPM, seperti yang
dan toko saprodi. dapat dilihat pada tabel 6.
b. Pelatihan, pemberdayaan dan Berdasarkan data pada Tabel 6,
Pengembangan kewirausahaan dan diperoleh hasil analisis QSPM bahwa
keunggulan kompetitif usaha kecil
prioritas program terpilih dari strategi S-O
dan menengah.
adalah Total Attractiveness Score (TAS)
3. Meningkatkan potensi lahan yang ada
guna memenuhi peningkatan konsumsi sebesar 5,216 yakni “Program Pengembangan
ikan nila. Kegiatan yang dilaksanakan jaringan distribusi dan memperluas
adalah : jaringan pemasaran”. Program ini merupakan
a. Mengembangkan sistem mina padi program yang terbaik karena dengan akses
dan sistem longyam kepada pokdakan. transportasi dan komunikasi yang lancar
b. Sertifikasi lahan usaha pokdakan. dapat mempermudah pembudidaya dalam
distribusi bahan baku maupun pemasaran
Analisis Quantitive Strategic Planning hasil produksi ke luar daerah. Sehingga
Matrix (QSPM. Quantitive Strategic dapat meningkatkan pendapatan bagi
Planning Matrix (QSPM) adalah alat yang
pembudidaya ikan nila di Kecamatan
memungkinkan para penyusun strategi
Ampana Kota.
mengevaluasi berbagai strategi alternatif
Tabel 6. Hasil Analisis QSPM Prioritas Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Nila di
Kecamatan Ampana Kota
Faktor Strategi Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
241
Lanjutan
Faktor Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
Bobot
TAS TAS TAS
Peluang (Opportunities)
1. Permintaan ikan nila yang tinggi 0,138 0,276 0,414 0,414
2. Perluasan dan kesempatan kerja 0,111 0,333 0,333 0,222
3. Adanya pembinaan dari PPL 0,083 0,166 0,249 0,249
4. Bantuan pemerintah 0,111 0,333 0,333 0,333
5. Perkembangan Teknologi 0,111 0,333 0,222 0,222
Ancaman (Threaths)
1. Alih fungsi lahan 0,111 0,222 0,333 0,333
2. Naiknya Harga Pakan 0,055 0,165 0,110 0,110
3. Keberadaan pesaing 0,083 0,249 0,249 0,249
4. Harga dipasar relatif rendah 0,083 0,222 0,249 0,166
5. Gangguan Hama dan penyakit 0111 0,222 0,222 0,333
Penuh keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Ir.Muh.Basir,
SE,M.S dan Ibu Dr.Lien Damayanti, SP,MP, selaku dosen pembimbing, yang senantiasa
memberikan waktu, arahan dan bimbingan dalam penelitian hingga penulisan artikel ini dapat
dipublikasikan, kiranya tetap dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta
Annisa Karimah, Iwang Gumilar, Zahidah Hasan, 2012. Analisis Prospektif Usaha Budidaya Ikan
Hias Air Tawar di Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) dan Taman Mini Indonesia Indah
(TMII) Jakarta. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 3 No.3, September 2012.
Badan Pusat Statistik (BPS), 2013. Kabupaten Tojo Una-Una Dalam Angka. BPS Sulawesi
Tengah, Palu.
Gustina, dkk, 2014. Strategi Pengembangan Ikan Nila (Oreochoromis niloticus) di Desa Ujung
Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Jurnal Agrium Volume 18 No. 3, April 2014
Hijjah Rahmawati dan Dede Hartoo, 2012. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Air
Tawar di Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Penelitian Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Volume 1 No. 2, September 2012
Hadikoesworo,H., 2000. Penelitian Ekonomi Budidaya Perikanan Sosial. Rineka Cipta. Jakarta
Rangkuti, F, 2009. Analisa SWOT ; Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Rahmawati dan Hartono, 2012. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar di
Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Penelitian Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Volume 1 Nomor 2, September 2012, ISSN:2302-6715.
243