Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS TRISAKTI
2016
MENGENAL SISTEM LOGISTIK
Di era kemajuan industri global saat ini agaknya belum banyak yang
mengetahui apa itu logistik dan apa itu sistem logistik.
Definisi Logistik
Sistem Logistik
Tingginya biaya logistik nasional yang mencapai 27% (dua puluh tujuh
persen) dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan belum memadainya kualitas
pelayanan, yang ditandai dengan (a) masih rendahnya tingkat penyediaan
infrastruktur baik kuantitas maupun kualitas, (b) masih adanya pungutan tidak
resmi dan biaya transaksi yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi, (c) masih
tingginya waktu pelayanan ekspor-impor dan adanya hambatan operasional
pelayanan di pelabuhan, (d) masih terbatasnya kapasitas dan jaringan pelayanan
penyedia jasa logistik nasional, (e) masih terjadinya kelangkaan stok dan
fluktuasi harga kebutuhan bahan pokok masyarakat, terutama pada hari-hari
besar nasional dan keagamaan, dan bahkan (f) masih tingginya disparitas harga
pada daerah perbatasan, terpencil dan terluar. Kondisi tersebut sangat
mempengaruhi kinerja sektor logistik nasional, dimana berdasarkan survei
Indeks Kinerja Logistik (Logistics Performance Index/LPI) oleh Bank Dunia
yang dipublikasikan pada tahun 2010 posisi Indonesia berada pada peringkat
ke-75 dari 155 (seratus lima puluh lima) negara yang disurvei, dan berada di
bawah kinerja beberapa negara ASEAN yaitu Singapura (peringkat ke-2),
Malaysia (peringkat ke-29), Thailand (peringkat ke-35), bahkan dibawah
Philipina (peringkat ke-44) dan Vietnam (peringkat ke-53). Tetapi pada tahun-
tahun berikutnya Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Ini
membuktikan bahwa perekonomian di Indonesia semakin baik dalam
peningkatan daya saing logistik.
Elemen Sistem Logistik
1. Konsumen,
Pengguna logistik yang membutuhkan barang untuk penggunaan
proses produksi maupun untuk konsumsi. Konsumen berkewenangan
untuk menentukan sendiri jenis dan jumlah barang yang akan dibeli, dari
siapa dan dimana barang tersebut ingin dibeli dan kemana tujuan barang
tersebut diantarkan.
2. Pelaku Logistik (PL)
Yaitu sebagai pemilik dan penyedia barang yang dibutuhkan oleh
para konsumen, dibagi menjadi dua diantaranya: a) Produsen, pelaku
logistik yang bertindak sebagai penghasil/ pembuat barang b) Penyalur
(intermediare) yang bertindak sebagai perantara perpindahan kepemilikan
barang dari produsen menuju ke konsumen melalui saluran distribusi
(pedagang besar/wholesaler, grosir, distributor, agen, pasar, pengecer,
warung, dan sebagainya) dalam suatu mekanisme tata niaga.
3. Penyedia Jasa Logistik (Logistics Service Provider)
Merupakan institusi penyedia jasa yang bertugas mengirimkan
barang (transporter, freight forwarder, shipping liner, EMKL, dsb) dari
lokasi asal barang (shipper), seperti produsen, pemasok, atau penyalur;
menuju tempat tujuannya (consignee), seperti konsumen, penyalur, atau
produsen; dan jasa penyimpanan barang (pergudangan, fumigasi, dan
sebagainya).
4. Pendukung Logistik,
Yaitu institusi mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan
logistik, dan turut berkontribusi dalam penyelesaian jika terjadi
permasalahan selama aktivitas logistik berlangsung. Adapun aktor-aktor
yang termasuk dalam kategori ini diantaranya asosiasi, konsultan,
institusi pendidikan dan pelatihan serta lembaga penelitian.
5. Pemerintah
Adapun peran pemerintah dalam aktivitas logistik diantaranya,
sebagai:
Beberapa risiko paling banyak dari luar Indonesia yaitu kondisi ekonomi
global yang sedang mengalami 'Secular Stagnation' dimana banyak negara maju
menerapkan kebijakan ekonomi yang sangat ekspansif namun belum mampu
menciptakan pemulihan ekonomi pada tingkat yang optimal. Salah satu
kebijakan global yaitu tingkat suku bunga yang sangat rendah, dimana
kebijakan tersebut sulit mendorong inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada level
yang diharapkan.
Atas dasar berbagai fakta di atas, ekonomi dapat melaju di level 6 % pada
2017 dan bukan mustahil bisa mencapai 7 % pada 2018 atau 2019. Sinyal
pemulihan Titik bottom sudah terlihat dan Ekonomi Indonesia akan segera
berlari cepat Tapi itu dengan syarat disertai kebijakan yang baik dan reformasi
struktural yang kontinu.