Sie sind auf Seite 1von 2

Pola Kuman dan Resistensi Antibiotik Pada Pasien Bedah Digestif

Yang Dirawat Di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Tahun 2016

Rendy Fitra1, Nurhayat Usman2


1
Residen Bedah Umum, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Universitas Padjadjaran Bandung
2
Konsultan Bedah Digestif, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Universitas Padjadjaran Bandung
Universitas Padjadjaran, Departemen Ilmu Bedah, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Indonesia

Abstrak

Pendahuluan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola kuman dan resistensi
antibiotik dari hasil kultur darah, cairan Abdomen dan cairan pus luka operasi pada pasien bedah
digestif yang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode Januari-Desember 2016.

Metode : Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan 491 pasien bedah digestif yang
dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dari Januari-Desember 2016. Data diperoleh
dari rekam medis dan register Laboratorium Mikrobiologi Klinis RSHS Bandung.

Hasil : Dari 491 hasil kultur darah, cairan abdomen dan cairan pus luka operasi, didapatkan
kultur darah (17,10%), Cairan abdomen (8.19%) dan cairan pus luka operasi (74.71%) yang
positif mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme terbanyak dari spesimen kultur darah
adalah Staphylococcus haemolyticus (13.96%), Acinetobacter baumanni (11,71%) dan
Escherichia coli (11.71%). Untuk kultur cairan abdomen adalah Escherichia coli (23.25%),
Pseudomonas aeruginosa (16.28%) dan Morganela morganii ssp morgani (6.97%). Untuk kultur
cairan pus luka operasi adalah Escherichia coli (23,41%), Klebsiela pneumoniae ssp pneumoniae
(15,85), dan Staphylococcus aureus (10,24%). Dari 29 antibiotik yang telah diujikan terhadap
semua bakteri gram positif dan gram negatif masih sensitif terhadap ceftriaxone dan amikasin
namun tidak mencapai angka 100%, untuk yang antibiotik yang sensitif hampir 100% terhadap
bakteri gram positif dan negatif adalah tigecycline. Bakteri gram negatif sensitif terhadap
amikasin 100%. Pseudomonas spp dan Enterobacter spp masih sensitif terhadap ciprofloxacin
namun tidak mencapai 100%, sedangkan yang mencapai sensitive 100% adalah meropenem.
Bakteri gram positif sensitif terhadap vankomisin namun tidak mencapai 100 %, sedangkan yang
mencapai sensitive 100% adalah linezolid.

Kesimpulan :Penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya terapi empirik yang sesuai dengan
kultur dan tidak berlebihan, sehingga tidak mengakibatkan angkat resistensi antibiotika yang
tinggi.

Kunci : Pasien Bedah Digestif yang dirawat, Pola Kuman, Terapi Empirik Antibiotik.

Das könnte Ihnen auch gefallen