Sie sind auf Seite 1von 103

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.

1-4) 978-602-60766-2-5

MEMBANGUN PROFIL DESA BERBASIS WEB DESA NISOMBALIA KABUPATEN


MAROS

Suryanto1, Akhmad Taufik2, Yan Kondo3


1,2,3
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRACT

Nisombalia is one of the villages in the District of Maros, south Sulawesi Province which received assistance from
Ujung Pandang State Polytechnic. The results of a survey conducted in Nisombalia Village, it was found that there was
a profile of Nisombalia village in 2014 that was documented in hard copy. As a result of discussions with Nisombalia
village staff officials, they wanted an information technology usage system that could introduce the Nisombalia village
profile widely using internet technology. The purpose of this devotional activity is to help the Nisombalia village to
build a web-based information system that can help the broader introduction of Nisombalia village conditions in the
form of village profiles. The method of activity was carried out by first collecting soft copy, hard copy of Nisombalia
Village especially regarding village profile data and discussions with staff and head of village. The data is selected
accurately according to the condition of available data and at some point the data information is adjusted to the actual
condition at the moment. The Nisombalia village web address that has been built is "desanisombalia.com", which is
already online and accessible. The connection process has been done to the provider to get the web domain for 3 (three)
years. The socialization of the Nisombalia village Web profile has been demonstrated to the Kepala Desa along with his
staff. Training activities have also been carried out to some Nisombalia village staff who will serve as web admin to
update new data according to the actual condition of the village so that the continuity of information can be updated on
an ongoing basis. The web-based village profile will help the community, business and government, to know and
develop Nisombalia Village towards a more prosperous. In addition, it can help the data documentation system easily
accessible.

Keywords: Desa Nisombalia, village profile, Web-based, village profile, accesible.

1. PENDAHULUAN
Desa Nisombalia merupakan salah satu desa pesisir pantai yang ada di Kecamatan Marusu, Kabupaten
Maros, Proipinsi Sulawesi Selatan yang berjarak kurang lebih 30 km dari Kota Makassar kearah utara dan
dapat dicapai dengan kendaraan bermotor dalam waktu 40 menit. Desa Nisombalia terdiri dari empat dusun
yakni Dusun Mambue, Tala-Tala, Kuri Lompo dan Kuri Caddi. Luas desa secara keseluruhan kurang lebih
2.092 Ha. Warga Desa Nisombalia sebagian besar hidup bekerja disektor bahari (nelayan), bertani, tambak
dan usaha peternakan. Sebagaian kecil menjadi pedagang atau wiraswasta serta menjadi pegawai negeri dan
sisanya menjadi penganguran. Umumnya usaha bahari dan pertanian masih diusahakan secara tradisional.
Desa Nisombalia merupakan satu dari dua desa di kabupaten Maros yang menjadi desa binaan Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
Jumlah penduduk pada di desa Nisombalia pada Tahun 2014 berkisar 3.733 jiwa dengan jumlah keluarga
961 KK. Jumlah penduduk laki-laki 1902 jiwa dan perempuan sebanyak 1831 jiwa yang tersebar hampir
merata di empat dusun. Profil Desa Nisombalia yang terdokumentasikan telah ada sejak tahun 2014, namun
sayang sekali profil desa ini tidak banyak diketahui oleh dunia luar bahkan oleh masyarakatnya sendiri.
Selain itu profil mengenai perkembangan dan perubahan data desa tidak pernah diperbaharui.
Setelah berdiskusi dengan perangkat desa mengenai permasalahan yang ada di Desa Nisombalia,
khususnya masalah yang dihadapi oleh kantor desa, maka disimpulkan bahwa salah satu kendala yang
dihadapi pada saat ini adalah bagaimana profil desa serta data-data yang sudah terdokumentasi mudah
diakses dan mudah diupdate oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan khalayak umum yang ingin
mengetahui kondisi Desa Nisombalia dengan menggunakan teknologi informatika berbasis web. Keinginan
untuk memudahkan orang mengakses profil desa dengan menggunakan teknologi informasi internet sudah
lama direncanakan oleh perangkat desa (Kades dan stafnya) namun karena keterbatasan kemampuan sumber
daya manusia khususnya pada pengetahuan dan penerapan teknologi informasi sehingga belum terealisasi.
Menyimak permasalahan yang dihadapi perangkat desa Nisombalia tersebut, maka kegiatan kegiatan
dimaksudkan untuk membantu perluasan informasi desa tersebut dan mereliasikan keinginan perangkat desa

1
Korespondensi: energypol@yahoo.co.uk

1
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.1-4) 978-602-60766-2-5

disertai dengan pemberikan pelatihan kepada staf desa yang dapat mengupdate data actual profil desa
tersebut lebih cepat dan efektif sesuai dengan perkembangan desa dimasa mendatang.

2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN


Untuk mencapai hasil target luaran yang direncanakan, maka ada beberapa langkah kegiatan yang telah
dilakukan terkait dengan hal tersebut antara lain:
a. Melakukan survey kondisi yang lebih detail dan akurat, khususnya untuk melengkapi data profil desa
di Desa Nisombalia;
b. Mengecek dan mengevaluasi ulang data hard copy profil desa yang tersedia dengan cara diskusi
dengan perangkat desa;
c. Membangun web untuk menampilkan profil desa Nisombalia dengan menggunakan CMS
WordPress;
d. Pengurusan dengan pihak provider untuk mendapatkan domain web untuk selang waktu tertentu;
e. Sosialisasi profil desa berbasis web ke Kantor Desa Nisombalia kepada kepala Desa dan Perangkat
Desa lainnya;
f. Pelatihan update web-site data kepada staf khusus dari desa Nisombalia yang nantinya berfungsi
sebagai admin atau administrator dari web tersebut;
g. Membantu memperkenalkan web profil desa ke masyarakat setempat dan pemerintah Kabupaten
Maros.
Pada akhir kegiatan dilakukan sosialisasi penyebaran informasi desa berbasis web ke pihak permerintah
Kabupaten Maros (Dinas terkait) sehingga diharapkan dampak kegiatan ini akan dapat mempengaruhi
perencanaan desa khususnya Desa Nisombalia kearah yang lebih efektif dan efisien.
Tampilan Web Profil Desa
Pada profil desa berbasis web ini menampilkan data-data antara lain:
- Visi misi desa Nisombalia
- Histori desa
- Kondisi Geografis dan Topografi, letak dan luas wilayah, batas wilayah, iklim, keadaan sosial
ekonomi, Jumlah penduduk dan penyebarannya, sarana pendidikan, jenis mata pencaharian, pola
penggunaan lahan/tanah, sarana dan prasarana, lembaga-lembaga, , potensi sumber daya alam,
dan lain-lain yang ada desa Nisombalia.
- Masalah umum yang dihadapi pada berbagai bidang/sector, seperti bidang umum, bidang
ekonomi dan bidang sosial budaya;
- Kalender Musim versus kegiatan di setiap dusun.
- Peta desa Nisomabalia
- Pelayanan umum (menu ini dapat dikembangkan oleh desa Nisombalia).
- Produk desa dan galeri kegiatan dan kondisi di daerah tersebut.
Web profil desa Nisombalia dibangun dengan menggunakan Content Mangement System (CMS)
berbasis WordPress. Keistimewaan CMS ini adalah plugin nya cukup banyak yakni bantuan program
tambahan yang bisa diintegrasikan dengan WordPress .untuk memberikan fungsi-fungsi lain yang belum
tersedia pada instalasi standar.
Beberapa kelebihan dari wordpress diantaranya adalah:
1. Gratis dan bersifat terbuka. WordPress bisa di unduh di wordpress.org. Bersifat terbuka atau open source
artinya pengguna bisa mendownload secara gratis dan mendapatkan barisan script wordpress, sehingga
pengguna bisa bebas melakukan modifikasi bahkan mengembangkannya.
2. Mudah dalam penginstalan maupun menggunakannya. Setelah mengunduh di wordpress template system,
pengguna bisa dengan mudah merubah template sesuai dengan keinginan hanya dengan beberapa kali
klik. Bagi pengguna yang sudah mengetahui coding html, dapat berkreasi membuat template sendiri. Tapi
jika pengguna tidak mempunyai pengetahuan dalam script html, maka saat ini banyak free template
wordpress yang bisa di download sehingga pengguna bisa menggunakannya dengan bebas.
3. Multiuser, artinya kita bisa menggunakan web WordPress dengan beberapa pengguna sehingga WordPress
ini juga cocok dijadikan blog komunitas yang memungkinkan banyak kontributor.
4. Tersedia banyak plugin yang berguna untuk mengoptimalisasi dan menambah fungsi pada web pengguna.

Berikut adalah tampilan Web Home profil desa Nisombalia yang telah dibangun :

2
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.1-4) 978-602-60766-2-5

Gambar 1. Tampilan web Desa Nisombalia dengan alamat web desanisombalia.com

3. HASIL LUARAN YANG DICAPAI


Beberapa hasil luaran yang telah dicapai sebagai berikut;
a) Terbentuknya profildesa Nisombalia Kabuaten Maros berbasis web yang sudah online sehingga
mudah diakses dengan alamat web, http:// desanisombalia.com.
b) Konektifitas ke provider dengan domain untuk implementasi online selama 3 tahun, periode (2017
s/d 2019). Untuk kelanjutan konektifitas ini diharapkan pihak Desa Nisombalia yang dapat
melanjutkan biaya pembayaran domain ke pihak provider.
c) Pelatihan dalam bentuk workshop untuk admin web (administrator) sebanyak 2 orang staf dari kantor
desa Nisombalia. Kegiatan workshop ini merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga
sustainability web ini dikemudia hari dan untuk pengembangan dan aktualisasi data.
d) Sosialisasi sistim informasi berbasis web (internet) bagi perangkat desa Nisombalia dan masyarakat
sekitar termasuk ke pemerintah Kabupaten Maros untuk lebih mengenalkan profil desa secara luas
sehingga akan mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan.

DAMPAK KEGIATAN

Secara umum kegiatan membangun profil desa berbasis web diterima oleh pihak perangkat desa
Nisombalia dengan antusias. Penerimaan kegiatan ini berkaitan dengan kebanggaan akan adanya profil desa
yang dapat disebarluaskan secara mudah dengan menggunaka teknologi internet. Kesadaran akan pentingnya
penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi internet mereka sadari dan membuka akses yang luas
kepada tim pelaksana kegiatan pengabdian untuk mendapatkan informasi, data atau dokumen yang
diperlukan. Hal tersebut mendukung tercapainya tujuan kegiatan pengabdian ini tanpa hambatan yang berarti.
Dampak langsung kepada masyarakat setempat belum dapat diukur secara nyata karena hal ini memerlukan
waktu yang cukup lama untuk melihat dampak positifnya. Namun paling tidak dampak posistip yang dapat
dilihat sampai saat ini adalah pada dokumnetasi profil desa Nisombalia yang lebih mudah diakses oleh
Perangkat desa dan pemerintah Kabupaten Maros pada umumnya. Dengan adanya data profil desa yang

3
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.1-4) 978-602-60766-2-5

mudah diakses diharapkan juga akan membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan dan perencanaan
pembangunan desa Nisombalia khususnya.
Dalam pelatihan admin sebagai administrator (admin) yang diharapkan dapat mengaktualisasi data
konten web, diperoleh fakta bahwa sepertinya perangkat desa atau Kepala Desa kurang antusias
meresponsnya, sehingga hasil pelatihan tidak optimal. Kedala yang dihadapi ini terkait dengan kemampuan
sumber daya manusia yang mampu menyerap secara optimal program ini sehingga dikuatirkan updating data
profil desa dikemudian hari akan mengalami kendala. Selain itu perangkat keras sistim informasi di desa
tersebut belum memadai. Terdapat beberapa hal yang menjadi kendala dalam mengoptimalkan hasil kegiatan
pengabdian ini yang perlu diperhatikan dan model pemecahannya yaitu: tidak terdapatnya internet band yang
disewa oleh Desa Nisombalia pada saat ini, sehingga internet diakses dengan menggunakan sistim kuota yang
juga belum dianggarkan secara rutin oleh desa. Untuk itu diharapkan adanya jaringan internet secara
permanen ke Kantor Desa Nisombalia atau perlu adanya angaran tetap untuk menyeiapkan kuota internet
setiap bulannya.
Kepala desa sepertinya belum mempunyai mekanisme yang jelas untuk menugaskan staf yang akan
ditugaskan menjadi administrator web-site sehingga proses pelatihan staf tersebut sepertinya kurang berjalan
sebagaimana mestinya. Untuk itu perlu ada mekanisme administratif yang perlu dilakukan oleh Kepala Desa
Nisombalia untuk menugaskan satu atau dua orang staf desa yang akan menangani udating data web-site,
misalnya dengan memberi surat tugas secara resmi.

4. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat dipaparkan dari kegiatan pengabdian sampai saat ini yakni:
Penggunaan CMS WordPress cukup baik dan layak dalam membangun suatu profil desa dengan cakupan
kebutuhan untuk konten web dalam linkup suatu desa.
Terdapat kebanggaan pada tingkat perangkat desa akan adanya profil desa yang dapat diakses secara luas
oleh masyarakat dan pemerintah. Hal ini memudahkan tim pelaksana kegiatan pengabdian untuk
mendapatkan data atau dokumen yang diperlukan.
Masih perlu penyadaran pentingnya mengupdate (aktualisasi) pada web sebagai bentuk model pengarsipan
berupa soft copy yang lebih mudah diakses kapan saja, sehingga akan membantu kinerja perangkat desa dan
membantu perencanaan pembangunan yang lebih efektif.
Bahwa pengetahuan staf di desa Nisombalia mengenai informasi teknologi masih sangat terbatas sehingga
perlu ada usaha dari pemerintah setempat untuk meningkatkan kemampuan mereka dengan berbagai kegiatan
pelatihan secara berkesinambungan.

5. DAFTAR PUSTAKA
1. BPS Kab. Maros, 2013, Statistik Daerah Kapupaten Maros, Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros,
Kabupaten Maros.
2. Desa Nisombalia, 2014, Rencana Pembangunan Menengah Desa (RPJMDes) tahun 2014-2019 Desa
Nisombalia Kecamatan Marusu Kabupaten Maros.
3. Munthe, Hadriana Marhaeni, 2007, Modernisasi dan Perubahan Sosial Masyarakat dalam Pembangunan
Pertanian: Suatu Tinjauan Sosiologis, Jurnal Harmoni Sosial, September 2007, Volume II, No.1.
4. https://id.wordpress.com/features/
5. http://prothelon.com/belajar/cms/belajar-cms-membuat-website-dengan-wordpress
6. Wahana Komputer, 2012, Membangun Web Interaktif dengan Adobe Dreamweaver dan CMS, Andi Publisher,
Jakarta.

7. UCAPAN TERIMA KASIH


Kami sangat menghargai dan berterima kasih kepada pihak Inistitusi Politeknik Negeri Ujung Pandang
yang memberi dukungan pendanaan (sumber DIPA PNUP) untuk penelitian ini dan kepada Kepala Desa
serta seluruh perangkat desa Nisombalia Kabupaten Maros yang telah menfasilitasi penyediaan dokumen
dan data. Terima kasih juga buat Saudara Ruswandy yang banyak terlibat membantu perancangan web.

4
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.5-12) 978-602-60766-2-5

BIMTEK PENGELOLAAN TATA NASKAH DINAS DAN TATA KELOLA ARSIP PADA
PERANGKAT DESA TANETE KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS

Hirman1), Imasita2), Nahiruddin2), Andi Gunawan2)


Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRAK

IbM kelompok perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Kantor ini dijadikan mitra untuk
menyelesaikan suatu masalah yang dialami. Solusi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan
bentuk Bimbingan Teknis (bimtek) tentang penerapan, tata naskah dinas dan tata kelola arsip. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk memberikan Bimtek tentang pengelolaan Tata Naskah Dinas dan Tata Kelola Arsip kepada perangkat
Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode Bimtek dalam
bentuk ceramah, diskusi, studi kasus, tanya jawab, alat peraga, simulasi dalam bentuk praktek. Setelah itu, dilakukan
evaluasi dengan memberikan tugas dalam bentuk studi kasus dan praktek yang berhubungan langsung dengan materi
dan kebutuhan perangkat desa dalam bentuk praktek. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Desa Tanete Kecamatan
Simbang Kabupaten Maros dengan jumlah peserta sebanyak 20 peserta terdiri dari staf desa, kepala dusun dan bungdes
desa tanete. Target yang diharapkan adalah penerapan tata naskah dinas dan tata kelola arsip yang berpedoman pada
peraturan pemerintah aparatur negera. Hasil yang dicapai pada kegiatan ini adalah perangkat desa terampil mengonsep
surat berdasarkan permenpan dan permendagri, dan terampil menemukan arsip dengan cepat dan tepat.

Keyword: Pengelolaan Tata Naskah Dinas dan Arsip

PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Tidak terkecuali teknologi komputer yang terus berkembang dari generasi ke generasi dengan
gebrakan yang cukup memukau yang berakibat pada perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat di
dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan perkembangan tersebut, memungkinkan pemrosesan data
dan laporan dengan cepat. Data yang diproses secara elektronik, otomasi pekerjaan kantor, dan
telekomunikasi digital. Dengan berbagai ragam penggunaan teknologi seluruh bidang kehidupan berubah,
tidak terkecuali organisasi pemerintahan.
Menyikapi perkembangan teknologi infor-masi yang begitu pesat, maka kini saatnya kita
memanfaatkan, mengembangkan, dan mengambil kebijakan serta langkah yang strategis dibidang teknologi
informasi secara optimal agar peman-faatannya mempunyai arti yang lebih penting lagi dalam proses
transformasi pembangunan.
Salah satu bidang administrasi yang memerlukan penanganan yang tepat sesuai dengan perkembangan
dewasa ini ialah manajemen kearsipan. Manajemen kearsipan adalah suatu kegiatan untuk menyiapkan
informasi untuk memperlancar jalannya pelaksanaan berbagai bidang fungsional lainnya, baik yang sifatnya
tugas pokok maupun yang sifat penunjang. Kebutuhan yang mendesak dalam penanganan administrasi
perkantoran adalah kearsipan yang merupakan pusat informasi atau dokumentasi.
Peningkatan kinerja pengelolaan arsip, dalam perspektif manajemen kearsipan, telah ditunjukkan oleh
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2012, tentang pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 dikatakan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dokumen yang diperlukan dan dihasilkan dari setiap kegiatan itulah yang perlu kita tata secara sistematis
agar dapat ditemukan dengan cepat dan tepat ditemukan kembali sewaktu-waktu diperlukan (Ari Setiyani,
2010).
Selanjutnya, perlunya peningkatan kualitas SDM ini tercermin dari pendapat responden sebanyak
87,5% yang belum puas terhadap kinerja para petugas pengelola surat. Seluruh responden sepakat

1
Korespondensi: aqilahiman@gmail.com

5
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.5-12) 978-602-60766-2-5

bahwa untuk meningkatkan kinerja tersebut perlu diadakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dalam bidang kearsipan. Walaupun 87,5% responden pernah melakukan pelatihan dibidang kearsipan tetapi
hasilnya belum memuaskan. Alasan responden tersebut mengatakan karena sistem kearsipan yang diberikan
pada pelatihan tersebut adalah masih sistem manual dengan pencatatannya mengguna-kan buku agenda.
Buku agenda tersebut sangat susah digunakan untuk menelusuri arsip sesuai kebutuhan kantor. (Rusiadi
Arsiparis Kantor arsip daerah Provinsi DIY).
Selanjutnya, Salah satu lembaga dari Pusat Kajian Strategi Pendidikan Pemerin-tahan Daerah
(PKSPPD) Makassar yang sering melakukan pelatihan ketatausahaan dan filing system mengatakan bahwa
penerapan sistem kearsipan di Indonesia bagian timur masih menerapkan sistem manual. Sistem manual ini
menggunakan buku agenda untuk mencatat surat masuk dan surat keluar. Kelemahannya adalah
menggunakan waktu yang cukup lama untuk menemukan arsip yang dibutuhkan (Agus Baramang, Ketua
PKSPPD, November 2015).
Berdasarkan hasil diskusi dengan Ka. UPPM PNUP Bapak Suryanto diperoleh informasi bahwa
UPPM telah melakukan kerja sama dengan (MOU) dua desa yakni Desa Tanete Kecamatan Simbang dan
Desa Nisombalia Kecamatan Marusu Kabupaten Maros. Ke dua desa ini sangat memerlukan penanganan
administrasi yang baik. Ka. UPPM Politeknik Negeri Ujung Pandang mengharapkan dapat membantu
membenahi khususnya perbaikan administrasi desa melalui program IbM.
Selanjutnya, hasil wawancara dengan Kepala Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros
pada tanggal 22 Februari 2017 Bapak Abdul Kadir, dikatakan bahwa Desa Tanete ini memiliki penduduk
4.272 orang dengan jumlah 6 Dusun, 12 Rukun Tetangga (RT) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 11
orang serta memiliki 6 orang perangkat desa. Enam orang ini yang mengelolah administrasi desa Tanete.
Kepala Desa mengatakan bahwa kami perangkat desa dan BPD sama sekali tidak memahami tentang
pengelolaan naskah dinas dan tata kelola arsip yang mengacu kepada PERMENPAN (Peraturan Menteri
Aparatur Negara) Nomor 28 tahun 2012. Perangkat Desa sama sekali tidak memahami tentang penerapan
aturan tersebut. Untuk membuat surat atau naskah dinas hanya mencontoh kepada desa lain itupun masih
menggunakan sistem lama. Jadi perangkat desa menyimpan arsipnya dengan caranya sediri atau tumpukan.
Berdasarkan kondisi dan situasi kantor tersebut di atas, maka Program pengabdian pada masyarakat
ini diusulkan. Melalui program ini akan dilakukan pelatihan dan bimbingan teknis tentang Tata Naskah
Dinas dan Tata Kelola Arsip pada perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Pelatihan
ini dilakukan dengan upaya perbaikan pengelolaan administrasi Desa.

Permasalahan Mitra
Untuk meningkatkan pelayanan publik baik internal maupun eksternal, salah satu kunci menjadi
perhatian dan pembenahan adalah pengelolaan arsip yang efektif dan efisien. Pengelolaan arsip yang tidak
efektif dan efisien disebabkan oleh beberapa permasalahan yang ada pada Desa Tanete Kec. Simbang Kab.
Maros:
1. Minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh perangkat desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros
tentang pengelolaan tata naskah dinas (pengelolaan tata persuratan) yang mengacu pada Peraturan
Permenpan R&B RI Nomor 80 tahun 2012.
2. Penyimpanan arsip atau dokumen berupa surat, laporan, proposal, laporan per-tanggung jawaban yang
berkaitan dengan tugas pemerintahan dan pembangunan masih menggunakan sistem tumpukan dan tidak
diklasifikasi dengan baik.
3. Perangkat desa yang menangani arsip atau dokumen belum memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam pengelolaan arsip yang tepat dan cepat.
4. Perangkat desa belum menerapkan sistem penyimpanan arsip yang mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 28 Tahun 2012.
5. Lembar peminjaman arsip pada kantor tersebut belum diterapkan dengan benar.
6. Peralatan yang mendukung sistem pengelolaan arsip belum memadai, tepat dan benar.

TARGET DAN LUARAN


Target luaran yang diharapkan setelah kegiatan ini adalah:
1. Perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros terampil mengelola tata naskah dinas
(penanganan surat masuk dan surat keluar) yang mengacu pada Peraturan Permenpan R&B RI Nomor 80
tahun 2012.

6
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.5-12) 978-602-60766-2-5

2. Perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros terampil mengelola arsip dengan benar
dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2012.
3. Perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros terampil melakukan penyimpanan dan
penemuan arsip yang cepat dan tepat dengan bantuan program komputerisasi kearsipan.
4. Perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros terampil dalam melakukan
pemusnahan/penyusutan arsip dengan benar.
5. Perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros terampil dalam menyajikan informasi
arsip dengan menggunakan program komputerisasi
6. Perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros terampil menerapkan lembar peminjaman
arsip baik secara manual maupun komputerisasi.
7. Perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros terampil menerapkan lembar disposisi
baik.
Dari target yang direncanakan tersebut di atas, maka gambaran Ipteks yang dicapai sebagai berikut:

Gambaran Ipteks target luaran yang ditransper kepada Mitra

METODE PELAKSANAAN

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka dilakukan metode pelatihan dan
Kegiatan Bimtek ini dilakukan dengan beberapa persiapan sebagai berikut:

Penyusunan Modul
Tahapan pertama yang dilakukan adalah menyusun modul yang akan digunakan sesuai dengan materi
yang akan diberikan. Adapun modul yang disusun sebagai berikut:
1. Modul tata persuratan (tata naskah dinas)
2. Modul tata kelola arsip dan Electronic Filing System (manual dan komputerisasi).
3. Mempersiapkan dokumen pendukung seperti buku agenda untuk manual, lembar disposisi, lembar
peminjaman arsip.
4. Mempersiapkan dokumen pemusnahan dan penyusutan arsip (berita acara pemusnahan, JRA, surat
keputusan pemusnahan arsip).
5. Mempersiapkan Program Komputerisasi kearsipan.

Pelaksanaan Pelatihan

7
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.5-12) 978-602-60766-2-5

Pelatihan dan bimbingan teknis ini dilakukan selama 2 hari untuk kegiatan pelatihan, sedangkan
bimbingan teknis dilakukan juga 2 hari. Adapun tahapan pelatihan dengan metode serta materi sebagai
berikut:

Tabel 1 Metode Pelaksanaan Kegiatan dengan Solusi yang Ditawarkan

Dari metode pelaksanaan yang ditawarkan di atas, maka untuk mencapai atau target yang akan dicapai
pada pelatihan ini diberikan beberapa materi pelatihan seperti nampak pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Susunan materi pelatihan selama 2 (dua) hari.

Selain materi pelatihan diberikan kepada pegawai seperti pada tabel 2, juga diberikan bimbingan teknis
selama 1 (satu) hari. Tujuannya, untuk lebih memantapkan materi tersebut diberikan kepada perangkat desa,
lihat pada tabel 3 berikut ini:

8
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.5-12) 978-602-60766-2-5

Tabel 3. Materi bimtek bagi perangkat desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dilakukan
selama 1 (satu) hari sebagai berikut:

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI


Kegiatan Bimtek Pengelolaan Tata Naskah Dinas dan Tata Kelola Arsip pada Perangkat Desa Tanete
Kec. Simbang Kab. Maros dilaksanakan pada kantor Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros
melalui proses sebagai berikut:
1. Tanggal 20 Juli 2017 Tim IBM Pelatihan dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Tata Naskah Dinas dan Tata
Kelola Arsip pada Perangkat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros ke Kantor Desa dan
bertemu dengan Pak Desa dengan jajarannya untuk membicarakan kesiapan Pelatihan dan Bimbingan
Teknis.
2. Pelatihan dan Bimbingan Teknis Pengeloaan Tata Naskah Dinas dan Tata Kelola Arsip pada Perangkat
Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2017 dan 3
Agustus 2017, sedangkan pembimbingan adalah pada tanggal 4 Agustus 2017. Pelatihan dan Bimtek ini
diikuti oleh 20 orang peserta dari berbagai perangkat desa.

Materi Konsep Dasar dan Kebijakan Arsip


Konsep Dasar Kearsipan, Kode klasifikasi arsip dan kebijakan arsip berdasarkan PP Nomor. 28/2012
dan Pergub Sulsel No. 64/2013 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sulsel Nomor 3 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Kearsipan Daerah Propinsi. Metode yang diguna-kan pada pelatihan ini adalah
metode ceramah yang diselingi dengan metode diskusi. Sebagian besar peserta pelatihan belum mengetahui
penerapan sistem kearsipan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2012 dan Pergub Sulsel No.
64/2013. Sementara penerapan kode klasifikasi arsip, sebagian besar pegawai belum menerapkan kode
klasifikasi arsip tersebut.

Praktek Sistem Penyimpanan Arsip


Praktek penerimaan surat masuk dan keluar dengan penerapan asas sentralisasi dan desentralisasi.
Sedangkan peralatan arsip yang digunakan untuk praktek tersebut seperti ordner, folder dan sekat dengan 5
sistem penyimpanan arsip (sistem abjad, wilayah, nomor, perihal atau subjek, dan tanggal), buku agenda
surat masuk dan keluar, buku ekspedisi, lembar disposisi dan lembar peminjaman arsip. Untuk melakukan
praktek atau role play tersebut, peserta dibagi 6 kelompok dusun (dusun rumpia, dusun bukamata, dusun
camba-camba, dusun lempangan, dusun BT Kamase, dan kelompok staf desa tanete). Hasil yang dicapai pada
materi ini adalah pegawai terampil mengelola arsip sesuai kebutuhan kantor.

Praktek Sistem Kearsipan Berbasis Kompute-risasi (Elektronic Filing System)


Materi ini, peserta dianjurkan menggunakan laptop untuk melakukan praktek sistem kearsipan berbasis
komputerisasi. Sebelum peserta melaku-kan praktek komputerisasi sistem kearsipan, maka terlebih dahulu
peserta dijelaskan tentang materi atau langkah-langkah penggunaan software sistem kearsipan berbasis
komputer, adapun langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
1. Langkah pertamamenggunakan aplikasi ini dengan memasukkan password pada kotak Password seperti
pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Form Login Sistem Informasi Pengelolaan Arsip

9
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.5-12) 978-602-60766-2-5

Jika password yang dimasukkan benar, maka login sukses tampil, dan menampilkan menu seperti menu
Data, Pencarian dan Bantuan. Menu-Data terdiri dari menu surat masuk dan surat keluar, menu kode
klasifikasi, menu peminjaman, dan menu pengembalian arsip. Menu Pencarian terdiri dari pencarian surat
masuk dan surat keluar, dan Menu Bantuan terdiri dari Petunjuk pengguna, ubah password, login, dan
keluar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2. Menu-menu dan submenu Sistem Informasi Pengelolaan Arsip

2. Setelah penginputan data dilakukan, data yang telah diinput dapat dicari berdasarkan kriteria tertentu
yang dapat diklik menu Pencarian dan submenu Surat Masuk dan hasilnya seperti gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. Pencarian Surat Masuk dengan berbagai kriteria

Hasil yang dicapai pada materi ini adalah pegawai terampil menggunakan software electronic filing
system berbasis komputer.
Praktek Tata Naskah Dinas
Sebelum menerima materi tentang tata naskah dinas berdasarkan Permenpan dan Permendagri, maka
peserta terlebih dahulu mengonsep sebuah surat berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Setelah itu
peserta diberi materi tata naskah dinas berdasarkan Permenpan No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Instansi Pemerintah. Dan Permendagri No. 42 Tahun 2011 tentang Tata Naskah Dinas
di Lingkungan Departemen Dalam Negeri. Untuk lebih jelasnya praktek tata naskah dinas dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

Gambar 12. Surat dibuat Gambar 13. Surat dibuat


sebelum pembimbingan setelah pembimbingan

Berdasarkan gambar 12 dapat diketahui bahwa peserta pelatihan dan bimtek belum mengetahui
pembuatan surat berdasarkan permenpan dan permendagri, dan selama ini peserta pelatihan dan bimtek
membuat surat berdasarkan pengetahuan para pemimpin atau staf yang terlebih dahulu. Berdasarkan gambar
13 diketahui bahwa peserta sudah mendapatkan pengetahuan tentang tata naskah dinas berdasarkan
permenpan maupun permendagri.

Pembimbingan Teknis Tata Naskah Dinas dan Kelola Arsip


a. Pembimbingan Tata Naskah Dinas
Sebelum memberikan materi tata naskah dinas berdasarkan Peraturan Menteri Penadayaguna-an Aparatur
Negara RB RI No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Instansi Pemerintah, dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42 Tahun 2011 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Departemen Dalam Negeri, maka peserta terlebih dahulu diberi kesempatan untuk mengonsep surat
undangan atau surat biasa lainnya yang mereka ketahui.

10
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.5-12) 978-602-60766-2-5

a. Pembimbingan Tata Kelola Arsip


Pengetahuan Staf Desa Tanete dan jajarannya tentang tata kelola kearsipan juga sama dengan tata
kelola arsip, dimana para peserta pelatihan dan bimtek mengetahui sistem kearsipan berdasarkan
pengalaman sendiri atau mencontoh apa yang dilakukan oleh para pendahulunya. Berikut ini gambar
penataan map snelhecter dan ordner sebelum dilakukan pembimbingan.

Gambar 14. Penataan Arsip (sneclhecter map) sebelum pembimbingan

Gambar 15. Penataan Ordner setelah Pembimbingan

Hasil Evaluasi
Setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan tata kelola naskah dinas dan tata kelola kearsipan, maka
dilakukan evaluasi dengan memberikan kuesioner (daftar pertanyaan) kepada peserta pelatihan untuk
mengukur keberhasilan kegiatan tersebut. Adapun hasil evaluasi tersebut sebagai berikut:

Tabel 4. Rekapitulasi Tanggapan Peserta Tentang Pelatihan dan Bimbingan Teknis Tata Kelola
Naskah Dinas dan Tata Kelola Kearsipan

Berdasarkan tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa hasil evaluasi kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis tata
naskah dinas dan tata kelola kearsipan memperoleh rata-rata 14 orang (70%) mengatakan secara
keseluruhan bahwa pelatihan tersebut sangat bermanfaat, 5 orang (25%) mengatakan bermanfaat dan 1 orang
(5%) mengatakan cukup bermanfaat.

KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi peserta pelatihan melalui kuesioner, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk bimtek tentang tata kelola naskah dinas dan tata kearsipan berbasis
komputerisasi. Dilaksanakan di ruangan Rapat Desa Tanete Kecamatan Simbang Kabupaten Maros,
diikuti oleh 20 orang peserta dari jajaran perangkat desa.
2. Kegiatan Bimtek dilaksanakan dengan tiga tahapan yakni tahapan pertama dengan melakukan survei,
kegiatan kedua yakni melaksanakan pelatihan dan tahap ke tiga yaitu melakukan pembimbingan dan
evaluasi hasil kegiatan tersebut. Dari ke tiga tahapan tersebut diperoleh hasil evaluasi berdasarkan hasil
kusioner yang diberikan kepada peserta pelatihan. Rata-rata peserta pelatihan mengatakan 70%

11
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.5-12) 978-602-60766-2-5

mengatakan sangat bermanfaat, 5 peserta (25%) mengatakan bermanfaat dan 1 peserta (5%) mengatakan
cukup bermanfaat.

b. Saran-Saran
Berdasarkan hasil kuesioner dari peserta pelatihan menyarankan bahwa:
1. Sebaiknya pelatihan ini dikembangkan di-setiap desa secara berkesinambungan.
2. Sebaiknya waktu pelatihan dan pembim-bingan/pendampingan ditambah. Dan se-baiknya pelatihan ini
dilakukan setiap tahun.
3. Waktu praktek baik manual maupun komputerisasi waktunya perlu ditambah.

DAFTAR PUSTAKA

Akmad, 2012. Manajemen Kearsipan. Bandung. Alfabeta


Barthos, Basir. 2012. Manajemen Kearsipan untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Imasita dan Hirman, 2013. Manajemen Kearsipan. Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Makassar.
Mustari Irawan, 2009. Manajemen Arsip Dinamis, Suatu Pendekatan Kearsipan, www.arsipjatim.go.id (tanggal
akses Juli 2009)
Nugroho, B. 2008. Latihan Membuat Aplikasi Web PHP dan MySQL dengan Dreamweaver, Gava Media, Yogyakarta.
Prasetyo, D., 2005, Solusi Menjadi Web Master Melalui Manajemen Web dengan PHP, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Sutedjo, B., dkk, 2007, Pengantar Teknologi Informasi Internet: Konsep dan Aplikasi, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2012, tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009.

12
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.13-19) 978-602-60766-2-5

IBM PEMBINAAN REMAJA PENCINTA MESJID DAN LINGKUNGAN


DI DESA PATTALLASSANG DAN PALLANTIKANG KECAMATAN PATTALLASSANG
KABUPATEN GOWA

Nurbaeti1), Amri Khalik2), Lasire3)


Dosen Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSRACT

The construction of mosque in Pattallassang has received enormous attention from the government and local
community, but quantity of jema’ah is very minimal. This community service is based on several things: lack of
functioning of mosque as center of public activities; lack of jema’ah from teenagers communiy; lack of religious
coaching; lack of skills training; Administration system are not well managed. At the moment there are 30 teenagers
from lovers mosque and environment who have been joined in this activity. The methods were persuasive approach by
the formation of mosque organization, Basic Training of Khatib and Da'i, love enviroment training. Output target has
been service were teenagers have already had awareness and love of praying in congregation at mosque, enthusiastic to
conduct the study about religion, reening by hydroponic cultivation is already proficient, able to manage administration,
produce scientific articles materials, publications in newspapers and attend national seminar presentations.

Keywords: teenagers, mosque, environment, religous training.

1. PENDAHULUAN
Kecamatan Pattallassang juga merupakan bagian dari kawasan kota baru atau kota satelit yang
dikenal dengan “Kota Metropolitan MAMMINASATA” (Perpres 55/2011. Secara geografis, posisi Kawasan
Kota Baru ini terletak di sebelah timur Kota Makassar. Kurang lebih 17 km dari Kota Makassar atau sekitar
15 km dari Panakukang Mas. Kota baru ini akan akan menjadi proyek percontohan pengembangan tata ruang
terpadu di Indonesia. Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sulsel, Andi Bakti Haruni, mengatakan,
adapun fungsi yang akan diemban Kota Baru tersebut adalah untuk menampung lonjakan penduduk yang saat
ini pertumbuhannya rata-rata 1,76 persen setiap tahun. Selain itu, nilai strategis lainnya dari kawasan ini
adalah kemudahan aksesibilitas menuju pusat-pusat utama kawasan metropolitan Mamminasata. Seperti,
Bandar Udara Sultan Hasanudin yang hanya berkisar 11 km, Pelabuhan Soekarno Hatta, KIMA, serta
dilayani oleh jaringan jalan outer ring road Mamminasata yang akan dikembangkan kemudian sebagai jalan
arteri primer nasional.
Selain persoalan alih fungsi lahan, maka hadirnya kota baru dengan akses informasi, sarana dan
penduduk baru pun tentunya membawa persoalan perubahan perilaku remaja. Bukan hanya yang bersifat
positif tetapi hal negatif pun sangat cepat teradopsi. Dalam hal ini kenakalan remaja tidak bisa di hindarkan.
Gejala kenakalan yang nampak pada kedua mitra saya dalam 3 hal ini, yakni:
1. Kenakalan dalam keluarga: remaja sangat labil untuk melakukan hal-hal yang negatif. Peran orang tua
dalam mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu diabaikan.
Bahkan, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan
mengekang mereka. Akibatnya, mereka memberontak dengan banyak cara yakni tidak menghormati,
berbicara kasar pada orang tua, dan mengadakan perlawanan bagi orang tuanya.
2. Kenakalan dalam pergaulan: terdapatnya remaja yang terjebak dalam pergaulan yang buruk. remaja
sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Mulai dari hal yang
kecil seperti mengisap lem Fox hingga seks bebas, sehingga tidak jarang ditemukan adanya usia
perkawinan dini disebabkan pernikahan itu tidak bisa dihindarkan karena pasangannya hamil. Akibat
pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya harus menanggung beban yang cukup berat.
3. Kenakalan dalam pendidikan : Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya membolos, tidak mau
mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dan lain-lain. Walaupun tidak semua remaja yang nakal dalam hal
pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, namun kenakalan harus mendapatkan
penanganan dan pengarahan yang benar dan serius karena membolosnya anak dari sekolah di picu dengan

1
Korespondensi: nurbaeti.ibnoer02@gmail.com

13
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.13-19) 978-602-60766-2-5

hadirnya internet membuat remaja ketagihan main games yang mereka tidak sadar pun menonton situs-
situs yang belum layak ditonton.
Kota Baru yang mempunyai fungsi menampung jumlah lonjakan penduduk dan kota satelit sehingga
aksesibilitas menuju pusat-pusat utama kawasan metropolitan Mamminasata sangat mudah. Kehadiran Kota
Baru memberikan dampak bagi masyarakat terkhusus bagi kaum remaja. Terjadi pergeseran nilai berbagai
budaya yang dianggap modern masuk kedalam pemikiran remaja yang menjadikannya kehilangan jati diri.
Remaja dengan mudahnya terbawa arus yang semakin bertolak belakang dengan norma agama yang
berlaku, pengkultusan budaya barat menggeser nilai adat ke Timuran. Remaja semakin memperlihatkan
eksistensinya yang dulunya rajin berjamaah di mesjid kini sudah lentur dan pudar. Remaja yang taat pada
orang tua mulai menjadi membangkang. Hal inilah yang menimbulkan keresahan dan kekhawatiran bagi para
orang tua terhadap anaknya yang mengalami perubahan yang cukup drastis.
Pembangunan masjid telah mendapat perhatian yang sangat besar bagi pemerintah dan masyarakat
setempat hal ini terlihat secara kuantitatif mencapai 62 masjid, 10 mushalla di 38 dusun/lingkungan pada 8
Desa. Namun terkait dengan dengan jumlah jamaah sangat minim, apalagi jamaah yang berasal dari kaum
remaja. Olehnya itu Pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi dengan mengembalikan fungsi Masjid yang
bukan hanya sebagai tempat ibadah dan mengagungkan nama Alloh swt semata tetapi diharapkan masjid
sebagai sentra kegiatan keummatan yang mengedukasi dan penanaman budaya serta nilai-nilai moral di
masjid.
Fakta membuktikan perkembangan perilaku remaja semakin parah saja, di kecamatan Pattallassang
khususnya di desa Pattallassang maupun di desa Pallantikang. Semua itu tidak terlepas dari pergeseran nilai
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Gambaran sederhana tampak pada tatacara bergaul dan berpakaian
remaja pada umumnya.
Mengacu pada kompleksnya permasalahan mitra, maka secara prioritas atau menjadi urgen untuk
dilaksanakan bersama mitra adalah beberapa persoalan yang menyangkut 3 (tiga) : a. aspek Keagamaan:
yaitu 1. Kurang berfungsinya masjid sebagai pusat kegiatan keummatan. 2. Kurangnya jamaah masjid dari
kalangan remaja. b. Aspek Pembinaan yaitu: 1. Kurangnya pembinaan keagamaan. 4. Minimnya pelatihan
keterampilan mengolah lingkungan menjadi produktif. c. Aspek Manajemen yaitu: 1. Tidak tertibnya
administrasi dan kesekretariatan.

2. METODE PENELITIAN/PELAKSANAAN PENGABDIAN


Objek kegiatan pengabdian ini adalah ” Remaja Mesjid Nurul Istiqlal” yang ada di desa Pattallassang
menjadi sasaran mitra I karena Pattallassang merupakan ibu kota kecamatan itu sendiri terletak di dusun
Bu’rung-Bu’rung. Sedangkan remaja ”Birbon Tiger Club” di desa Pallantikang menjadi sasaran mitra II
terletak di dusun Biring Bonto.
Metode yang akan diterapkan untuk merealisasikan program pada kedua mitra di desa Pattallassang
sebagai berikut adalah:
a. Pendekatan Persuasif kepada kelompok remaja baik yang berbasis agama maupun berbasis umum.
b. Partisipasi aktif selama kegiatan berlangsung, dalam hal ini sebagai mitra mereka memiliki motivasi
yang tinggi dan terlibat langsung dalam semua kegiatan serta aktif dalam menyusun jadwal yang akan
disepakati, antusias kehadiran remaja.
c. Pelatihan Keagamaan berupa Spritual Training meliputi Pelatihan Dasar Khatib dan Dai (LDKD):
meliputi pelatihan MC (master of ceremony)/keprotokoleran, dan Kultum. Kegiatan ini akan
didemonstrasikan, tim pelaksana akan mengundang beberapa ahli (pakar) untuk memberikan
pengetahuan terkait dengan pelatihan tersebut. Hal teknis lain diperagakan dan dilakukan oleh pengusul
sesuai bidang keahlian.
d. Pelatihan Cinta Lingkungan Hidup meliputi Pelatihan Pembuatan polibag berbagai bibit sayuran,
berkebun Religi. Kegiatan ini akan didemonstrasikan, tim pelaksana akan mengundang beberapa ahli
(pakar) untuk memberikan pengetahuan terkait dengan pelatihan tersebut. Hal teknis lain diperagakan
dan dilakukan oleh pengusul sesuai bidang keahlian. Penanaman bibit (sayuran) yang akhirnya bisa di
konsumsi bagi keluarga, tanpa membeli sehingga tanpa di sadari mengurangi pengeluaran biaya
keluarga; sayuran tersebut akan dibuatkan label dalam bahasa Inggris dan Arab yang dilaminating
sehingga ketika mengunjungi kebun tersebut secara tidak sadar akan memperkaya vocabolary remaja.
e. Pendampingan dilakukan dengan pendekatan kelembagaan yaitu proses pendampingan yang terus-
menerus selama kegiatan berlangsung. Pelaksanaan pendampingan ini difokuskan pada bimbingan dan

14
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.13-19) 978-602-60766-2-5

pendampingan bagi remaja yang ada di desa Pattallassang dan desa Pallantikang di kecamatan
Pattallassang kabupaten Gowa, dalam hal cinta mesjid dan lingkungan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan pengabdian bagi masyarakat sudah dimulai pada bulan April sampai Oktober 2017 pada
Remaja Mesjid Nurul Istiqlal” yang ada di desa Pattallassang menjadi sasaran mitra I karena Pattallassang
merupakan ibu kota kecamatan itu sendiri terletak di dusun Bu’rung-Bu’rung. Sedangkan remaja ”Birbon
Tiger Club” di desa Pallantikang menjadi sasaran mitra II terletak di dusun Biring Bonto. Dihadiri oleh
Kepala Desa Pallantikang dan Ketua MUI Kab. Gowa dan Ketua Muslimat NU Kab. Gowa dan dihadiri oleh
30 remaja dan beberapa orang tua remaja yang terhimpun dalam majelis taklim. Kegiatan ini diwakili oleh 5
orang dengan jumlah tim pengusul 3 orang dan 2 orang mahasiswa.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dimulai di bulan April sampai Oktober 2017 yang meliputi
: (1) Konsolidasi tim pelaksana; (2) Persiapan Sarana dan prasarana ; dan (3) Sosialisasi Kegiatan ; (4)
Pelatihan dan Dakwah serta (5) Praktek Bercocok tanam secara hidroponik,. Persiapan dan konsolidasi tim
pelaksana pengabdian masyarakat dilakukan di kampus Politeknik Negeri Ujung Pandang bekerjasama
dengan mitra remaja yang berada di desa Pallantikang dan desa Pattallassang agar dapat mempermudah tim
dalam menyusun jadwal dan rencana kegiatan sebagai tindak lanjut kegiatan ini. Konsolidasi tim dilakukan
bertujuan untuk membagi job description yang ada pada jadwal rencana kegiatan kepada anggota tim
pelaksana agar dapat memudahkan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing pada saat kegiatan
pengabdian masyarakat berlangsung. Sarana pendukung dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah
mempersiapkan terlebih dahulu sarana dengan pembelian beragam peralatan yang dibutuhkan di lapangan
yang berkaitan langsung dengan kegiatan dakwah dan praktek pembuatan produk. Hal ini dilakukan
bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan dan bimbingan teknis di lapangan serta mempermudah
remaja dalam menerima pencerahan qalbu dan menyerap dakwah dan praktek kerja yang disampaikan guna
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi dan survey pelaksanaan kegiatan dilakukan
bersama tim dengan mengunjungi langsung Mitra di desa Pallantikang dan desa Pattallassang. Diskusi
bersama tim dilakukan dengan Kepala desa sebagai unsur pemerintah yang terlibat langsung untuk
menyinergikan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan. Peninjauan lokasi dan silaturahmi ke Mitra dan
Pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta orang tua remaja yang terhimpun dalam kegiatan
majelis taklim dilakukan agar dapat memperlancar pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :


a. Spiritual Training
Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Ada empat
faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, teman pergaulan dan
dunia luar. Lingkungan yang dibutuhkan oleh remaja adalah lingkungan yang islami, yang mendukung
perkembangan imaji mereka secara positif dan menuntun mereka pada kepribadian yang benar. Lingkungan
yang islami akan memberi kemudahan dalam pembinaan remaja.
Training Spiritual ini dimaksudkan sebagai proses pemberian bantuan dan arahan yang membentuk,
memelihara serta membentuk karaktek remaja melalui pencerahan qalbu oleh fakar dengan menghadirkan
Ketua Majelis Ulama Indonesia yakni KH. Abu Bakar Paka, M.Ag., dan Hj. Sitti Anisyah, S.Sos. I sebagai
Ketua Muslimat Kab. Gowa. Hal ini dimaksudkan agar remaja dapat memahami dan mengamalkan dasar-
dasar agama Islam sehingga memilih jalan hidupnya sesuai dengan norma agama Islam, mandiri,
bertanggung jawab hingga apa yang dilakukan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Beberapa kegiatan Training Spiritual yang dilaksanakan meliputi meliputi pelatihan MC (master of
ceremony)/keprotokoleran, dan Kultum. Kegiatan ini di bagi atas 2 kali pelatihan yakni Pelatihan I
merupakan pelatihan yang bersifat teoritis yakni memberikan dasar-dasar agama, memberikan motivasi dan
menggugah perasaan remaja melalui video agar menumbuhkan kesadaran terkait dengan memakmurkan
mesjid. tim pelaksana akan mengundang beberapa ahli (pakar) untuk memberikan pengetahuan terkait
dengan pelatihan tersebut.

15
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.13-19) 978-602-60766-2-5

Pemateri yang dilibatkan dari Ketua Muslimat Nahdatul Ulama Kab. Gowa dalam hal Hj. Sitti
Anisyah, S.Sos.I. Pelatihan II merupakan training lanjutan berupa praktikum dari teori yang diterima
sebelumnya. Dalam pelatihan II ini menghadirkan Tim Fakar yakni Ketua Majelis Ulama Indonesia dalam
hal ini KH. Abu Bakar Paka, M.Ag membahas tentang pentingnya kiprah remaja baik dalam pembangunan
spiritual maupun pembangunan bangsa. Hal ini dimaksudkan untuk merubah mindset remaja bahwa cinta
mesjid bukan merupakan hal tidak modern melainkan kecintaan pada masjid memberikan nilai yang positif
bagi remaja, kebanggaan orang tua hingga bisa menjadi panutan bagi remaja lainnya. Keteladanan yang
diwujudkan dalam bentuk kreatifitas yang bernafaskan nilai-nilai religious.
Adapun jadwal dari kegiatan agama tersebut antara lain :
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Agama
Jenis Kegiatan Hari Jam Remaja
Shalat Berjamaah Setiap Hari - 30 Remaja
Tadarusan Sabtu 08.30 30 Remaja
Pelatihan zikir Sabtu 10.30 30 Remaja
Praktek Ibadah Sabtu 11.30 30 Remaja
Ceramah/kultum Ahad 09.00 30 Remaja
Praktek MC Ahad 10.30 30 Remaja
Praktikum Bercocok tanam dengan sistem 30 Remaja
Senin - Sabtu 14.00
hidroponik

Materi yang disampaikan pada remaja yaitu materi dasar dasar keagamaan terkait persoalan aqidah,
ibadah, syariah, dan akhlak. Keimanan/aqidah merupakan hal yang sangat fundamen yang memberi arah bagi
hidup dan kehidupan seorang muslim. Untuk itu, langkah awal yang perlu ditanamkan pada diri remaja
adalah aqidah atau keyakinan terhadap Allah SWT.
Selain materi aqidah yang merupaka lanjutan dari materi keislaman yang diberikan kepada mitra
adalah materi ibadah yang merupakan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Oleh
karena itu materi ibadah yang sangat perlu ditekankan pada remaja mesjid adalah materi Fiqh yang secara
garis besar berisi tentang serangkaian ibadah yang sesuai dengan hukum syara’ seperti shalat, zakat dan
puasa. Selain pemberian teori materi Fiqh yang menekankan pada aspek kognitif juga memberikan materi
Fiqh tersebut dengan pembelajaran praktek ibadah yang lebih menekankan pada aspek psikomotor remaja
dalam menjalani ibadah. Dengan materi ini diharapkan remaja selalu aktif dalam meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

16
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.13-19) 978-602-60766-2-5

Selain pemberian materi yang bersifat keagamaan, kami juga memberikan pelatihan cinta lingkungan
hidup materi pelajaran Pemberian materi bercocok tanam secara hidroponik ini dimaksudkan agar para
remaja setelah menjalani kehidupan kelak di masyarakat dapat mempraktekan teori tersebut yang telah
mereka dapatkannya.
1. Belah botol menjadi dua bagian secara horizontal. Bagian bawah botol ukurannya harus lebih tinggi
dibandingkan dengan bagian atas botol;
2. Bagian atas botol (A) adalah tempat menanam tanaman. Bibir botol (A) adalah bagian bawah ‘pot’.
Masukkan sumbu ke dalam bagian (A) melalui leher botol. Simpulkan ujung sumbu yang berada di
dalam botol agar tidak terlepas dari bibir botol.
3. Masukkan sekam bakar setinggi 2-3 cm ke dalam (A) untuk menimbun simpul sumbu kompor.
4. Posisikan akar tanaman tepat di tengah-tengah (A). Timbun akar tanaman dengan menambahkan lagi
sekam bakar.
5. Padatkan sekam bakar dengan cara menekan dengan lembut terutama di sekitar akar tanaman.
6. Masukkan bagian (A) pada bagian (B) yang telah terisi dengan air dan larutan nutrisi tanaman khusus
hidroponik.
7. Semprot tanaman menggunakan sprayer agar cepat beradaptasi dengan media tanaman yang baru.
8. Simpan di tempat teduh selama seminggu, sebelum disimpan di tempat yang kena sinar matahari.
9. Jangan disimpan di tempat tanpa atap pelindung sinar matahari, sebab air hujan dapat membuat bagian
(B) meluap dan PH nutrisi menurun.
Alat dan bahan yang diperlukan:
Boks gabus ukuran sedang
Gunting atau cutter
Sekam bakar/ serbuk gergaji/arang/ batu bata
Nutrisi hidroponik
Tanaman yang masih muda
Sprayer (semprotan air)
syrofoam
Sumbu kompor
Rockwoll

17
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.13-19) 978-602-60766-2-5

Cara Sistem Apung


Sistem ini menggunakan bantuan styrofoam (glas plastik yang diberi lubang-lubang) sebagai media penahan
tanaman. Bibit atau benih tanaman disemai dahulu pada rockwoll hingga muncul 2-4 lembar daun. Beri
lubang-lubang pada penutup boks gabus seukuran styrofoam. Letakkan rockwoll ke dalam styrofoam (gelas
plastic). Gelas plastic yang berisi rockwoll+tanaman diletakkan pada lubang-lubang pada gabus yang berisi
nutri.

Hidroponik sistem NFT (Nutrien Film Technique)


Teknik pembuatan tanaman hidroponik
dengan sistem (NFT)
Sistem ini merupakan sistem yang paling
popular dan paling sering digunakan dalam
rangkaian sistem hidroponik, terutama
hidroponik skala besar atau skala bisnis.
Sistem ini mengalirkan nutrisi yang dipompa
dari reservoir secara terus menerus ke dalam
try pertumbuhan, biasanya berupa talang air
atau pipa PVC. Bagian akar yang terendam
nutrisi kira-kira hanya setengahnya saja. Air
Pelatihan Tertib
nutrisi yang sudahAdministrasi
melewati perakaran akan
kembali ke reservoir. Siklus ini akan
berlangsung terus menerus. Pada kegiatan ini pengurus remaja
mesjid diberikan arahan terkait
dengan tertib administrasi berupa
pengaturan surat keluar dan surat
masuk, pengaturan tema kajian
keagamaan, penyusunan jadwal
pemateri/pendakwah serta pengaturan
dan pencatatan dana sumbangan
mesjid.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
bahwa kegiatan telah berjalan dengan baik sesuai tahapan yang telah ditentukan bersama. Kegiatan Ipteks
Bagi Masyarakat pada remaja di desa Pallantikang dan desa Pattallassang kab. Gowa , telah berjalan 100 %
meliputi Pelatihan Spiritual dan Pelatihan cinta Lingkungan sedangkan pendampingan akan berjalan hingga
dianggap remaja sudah mandiri.

5. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Statistik Daerah Kabupaten Gowa, Tahun 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa
Anonim, 2013. Indikator Kesejahteraan Kabupaten Gowa, Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa
Anonim, 2015. Gowa dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa
Depag RI: Al Quraan dan Terjemahnya, Edisi revisi terjemah 1989, CV. Toha Putra, Semarang, 1989
Siswanto, Ir: Panduan Pengelolaan Himpunan Jama’ah Masjid, Pustaka Amani, Jakarta, 2002
Amidhan dan Usep Fathudin: Pedoman Pembinaan Masjid, Departemen Agama Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji,
Jakarta, 1981
B.Suryosubroto, Hubungan Sekolah dengan Masyarakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2012).
Anonim. 2009. Mengenal Hidroponik. Diakses di http://ficusbenyamina.blogspot.com/2009/09/mengenal-
hidroponik.html pada tanggal 20 Januari 2017.
Anonim. 2012. Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik. Diakses di http://apandi2.blogspot.com/2012/05/kelebihan-
dan-kelemahan-hidroponik.html pada tanggal 20 Oktober 2016.
Anonim. 2012. Berbagai Keunggulan Hidroponik. Diakses di shyro-group.blogspot.com/2012/06/berbagai-
keunggulan-hidroponik.html pada tanggal 20 Oktober 2016.

18
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.13-19) 978-602-60766-2-5

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Kami sebagai Tim pelaksana kegiatan Ipteks bagi Masyarakat Politeknik Negeri Ujung Pandang
mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara dukungan
moril maupun materil. Khususnya kepada Pihak DIKTI yang telah memberikan ruang untuk
mengembangkan wawasan dan pengabdian terhadap masyarakat sehingga pihak mitra dapat merasakan
manfaatnya. Pihak pemerintah desa dan kedua mitra yang telah ikut berpartisipasi hingga selesainya
pengabdian ini. Semoga Allah menilai sebagai bentuk ibadah di sisiNya, Amin.

19
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.20-24) 978-602-60766-2-5

TEKNOLOGI SPRINKLER BAGI PETANI BAWANG


Musrady Mulyadi1), Jamal2), Pebrianto Aris Nainggolan3), Gusri Emiyati4)
1),2),3),4)
Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRACT

A farmer, as a partner, has a desire to increase production by reducing the cost of operating on a manual irrigation
system, so the need for irrigation system equipment with simple and appropriate technology to support the irrigation
process on agricultural land. One of its efforts is by organizing machine tools sprinkler irrigation system that serves to
water the plants continuously, automatically and evenly. The availability of the main equipment and equipment
supporting machinery in the sprinkler irrigation system, the partner can operate and apply the sprinkler irrigation system
machine on his farm without dependence on labor. This can improve production with better quality. IbM's
implementation activities begin with a short training with practical methods of knowledge of the functions of machine
tool components, skills in assembly systems and the operation of sprinkler irrigation installations and their maintenance
systems and safety and health (OSH) training. The training is focused on improving partner skills in operating sprinkler
irrigation machines according to operating standards. Sustainability partner skills can support the process of planting
onions to produce the quality of red onion. Partners who already have sprinkler irrigation machine equipment, and have
the ability in operation and maintenance, and have awareness of the importance of K3. The next step is the delivery of
main equipment and supporting equipment in an effort to repair irrigation system from manual system to automatic
system with sprinkler irrigation technology. The IbM (Science for society) product was in the form of sprinkler
irrigation system equipment, namely automatic water pump machine (cotton capacity 33 liters/minute, 125 watt),
adjustable Sprinkler Rocker (sprinkler head) inverted rotor, pressure 0.5 - 10 kg / cm2 (bar), wetting diameter 3 - 6 m,
rotational speed 0,5 - 1 rpm, discharge 0.2 - 50 liter/s, PVC pipe diameter of ¾ " and ½", Electrical timer, setting time:
1 - 4 hours, distance between lateral 3 meters with speed 4.25 mm/hour water supply operates well that can meet the
needs of watering drops on the farm.

Keywords : sprinkler,irrigation, watering drops,onions

1. PENDAHULUAN
Kegiatan ekonomi desa Lalabata selama ini masih didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan
(tanaman holti), namun dari pertanian dan perkebunan desa belum seutuhnya membuahkan hasil yang
optimal, sehingga pendapatan masyarakat belum seutuhnya mencukupi kebutuhan hidup karena harga barang
tidak sebanding dengan penghasilan yang mereka dapat serta masih minimnya bekal pengetahuan dan
keterampilan dalam usaha peningkatan kualitas dan kuantitas hasil-hasil produksi pertanian dan perkebunan.
Khusus sektor perkebunan (holti) mitra menghadapi kendala pengairan dalam penanaman bawang
merah, dimana mitra harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk kegiatan irigasi tanaman bawang
yang belum optimal karena hanya mengandalkan tenaga kerja untuk kegiatan penyiraman dan kenaikan biaya
upah tenaga kerja. Disatu sisi di wilayah tersebut terdapat sungai yang debit airnya dapat dimanfaatkan untuk
penerapan teknologi yang mampu menaikkan air ke lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan
pertanian sehingga kegiatan pertanian dapat berjalan optimal yang akan berdampak pada hasil produksi yang
meningkat dan mendongkrak perekonomian warga. Kondisi ini dapat diatasi dengan penerapan teknologi
irigasi sprinkler dapat memberikan efisiensi dan efektifitas yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan air
bagi tanaman untuk usaha tani bawang merah serta peningkatan keterampilan bagi mitra dalam pemanfaatan
dan penggunaan teknologi irigasi sprinkler. Melihat kondisi potensi dan permasalahan mitra yang diperoleh
berdasarkan survey problem baseline lifescape dan landscape serta diskusi dengan mitra yang telah
dituangkan dalam analisa situasi terdapat potensi yang besar pada mitra untuk meningkatkan produksi dan
ekonomi secara mandiri, yaitu: mitra memiliki potensi besar baik dari segi letak georafis tanaman pertanian,
luas lahan tanaman pertanian yang memadai, potensi untuk peningkatan produksi pertanian khususnya sistem
irigasi dengan sumber air yang sangat besar.
Permasalahan pada mitra adalah sistem pengairan dalam penanaman bawang merah, dimana mitra
harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk kegiatan irigasi tanaman bawang yang belum optimal
karena hanya mengandalkan tenaga kerja untuk kegiatan penyiraman dan kenaikan biaya upah dan

1
Korespondensi penulis: Musrady Mulyadi, Telp 085399148487, musrady_mulyadi@poliupg.ac.id

20
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.20-24) 978-602-60766-2-5

permasalahan lain mitra belum memiliki produk teknologi sistem irigasi sprinkler sehingga dibutuhkan
kerjasama dengan pihak institusi pendidikan untuk transfer kemampuan dan teknologi terapan tepat guna.
Dalam penentuan permasalahan prioritas mitra adalah berdasarkan pada hasil survey problem baseline
lifescape dan landscape serta diskusi bersama dengan mitra. Permasalahan prioritas mitra adalah mitra telah
memiliki lahan pertanian yang ditanami bawang merah tetapi kualitas dan kuantitas hasil produksi masih
rendah dibandingkan dengan luas lahan garapan serta tingginya biaya produksi akibat sistem irigasi yang
digunakan masih menggunakan tenaga manusia (buruh) dengan upah yang relatih tinggi. Selama ini mitra
bekerja sebagai penggarap lahan pertanian bawang merah dengan mempekerjakan buruh sebanyak 3 orang
sebagai tenaga penyiram tanaman bawang merah dengan luas lahan 3-5 hA, hal tersebut tentu membutuhkan
waktu dan biaya dalam operasionalnya, kesulitan mitra juga karena selalu bergantinya tenaga buruh
tersebut.Mitra memiliki keinginan untuk meningkatkan produksinya dengan menekan biaya operasi pada
sistem irigasi yang masih manual, sehingga perlu adanya peralatan sistem irigasi dengan teknologi sederhana
dan tepat guna untuk mendukung proses irigasi pada lahan pertanian dengan mengadakan peralatan mesin
sistem irigasi sprinkler yang berfungsi untuk menyiram tanaman secara kontinyu, otomatis dan merata. Jika
mitra telah memiliki peralatan utama dan peralatan penunjang mesin sistem irigasi sprinkler maka mitra
dapat mengoperasikan dan menerapkan mesin sistem irigasi sprinkler tersebut pada lahan pertaniannya, tanpa
ketergantungan terhadap tenaga buruh sehingga dapat meningkatkan produksinya dengan kualitas yang lebih
baik.

2. PELAKSANAAN PENGABDIAN
Pelaksananaan IbM akan dimulai dengan pelatihan singkat dengan metode praktek tentang
pengetahuan fungsi komponen peralatan mesin, keterampilan dalam sistem perakitan dan operasi instalasi
irigasi sprinkler dan sistem perawatannya serta pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pelatihan ini
difokuskan untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam mengoperasikan mesin irigasi sprinkler sesuai
standar operasi dan K3 dan cara perawatannya, sehingga dengan keterampilan dan kesadaran K3 maka mitra
secara keberlanjutan dapat menunjang proses penanaman bawang merah untuk menghasilkan produk yang
berkualitas serta kesehatan dan keselamatannya ketika bekerja dapat dijaga dengan baik oleh mitra. Setelah
mitra memiliki peralatan mesin irigasi sprinkler serta berkemampuan dalam pengoperasian dan perawatannya
serta memiliki kesadaran akan pentingnya K3, maka langkah selanjutnya adalah penyerahan peralatan utama
dan peralatan penunjang dalam rangka usaha perbaikan sistem irigasi dari sistem manual ke sistem otomatis
dengan teknologi irigasi sprinkler. Dengan kondisi tersebut maka diharapkan mitra dapat mengembangkan
sistem irigasi sprinkler tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan dan luas lahan tanaman pertanian mitra.
Agar solusi yang diberikan dapat memberikan hasil maksimal maka langkah dan tindakan yang perlu
dilakukan guna menyelesaikan masalah mitra adalah sebagai berikut menyiapkan semua komponen peralatan
utama dan penunjang mesin irigasi sprinkler, menyiapkan materi/modul pelatihan keterampilan dalam sistem
perakitan dan operasi instalasi irigasi sprinkler dan cara perawatannya serta standar kerja sesuai K3,
melakukan pelatihan sistem perakitan, operasi instalasi irigasi sprinkler dan sistem perawatannya serta
pelatihan K3 kepada mitra, menyerahkan peralatan utama dan peralatan penunjang mesin irigasi sprinkler
dan memantau kegiatan mitra setelah menggunakan mesin irigasi sprinkler untuk kebutuhan irigasi pada
lahan pertanian tanaman bawang merah dan memastikan tidak ada kendala yang dihadapi mitra. Keberhasilan
kegiatan IbM juga diukur dari partisipasi mitra. Partisipasi mitra adalah berupa turut serta dan ikut terlibat
dalam proses kegiatan IbM. Partisipasi mitra berupa turut terlibat dalam merumuskan permasalahan dan
metode penyelesaian permasalahan yang dihadapi mitra, mitra mengikuti pelatihan sistem perakitan, operasi
instalasi irigasi sprinkler dan sistem perawatannya serta pelatihan K3 yang dilaksanakan oleh pelaksana
kegiatan IbM dan bentuk partisipasi mitra yang terakhir adalah memberikan laporan dan informasi
keberlanjutan kegiatan setelah mitra menggunakan mesin sistem irigasi sprinkler tersebut pada lahan
pertanian yang mereka garap.

Pelatihan perakitan sistem irigasi sprinkler

21
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.20-24) 978-602-60766-2-5

Persiapan komponen mesin sistem irigasi sprinkler

Penjelasan teknis kepada mitra

Penjelasan penetuan lokasi pemasangan dan konfigurasi sistem perpipaan

Perakitan rangkaian pipa utama dan pipa lateral

22
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.20-24) 978-602-60766-2-5

Perakitan pipa lateral dengan head sprinkler

Perakitan komponen sistem irigasi sprinkler selesai dan telah digunakan mitra

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sistem irigasi curah (sprinkler) ini menggunakan energi tekanan untuk membentuk dan pendistribusikan air
ke lahan. Tekanan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kinerja sprinkler. Sistem irigasi
curah (sprinkler) merupakan salah satu alternatif metode pemberian air dengan efisiensi pemberian air lebih
tinggi dibanding dengan irigasi permukaan. Komponen sistem irigasi curah (sprinkler) terdiri dari pompa,
saluran utama (main line), saluran cabang (sub main), pipa lateral dan mata curah (sprinkler). Sprinkler
digunakan untuk menyemprotkan air dalam bentuk rintikan seperti air hujan ke lahan. Jaring utama, saluran
cabang, pipa lateral digunakan sebagai tempat untuk mengalirkan air dari sumber ke sprinkler. Produk utama
yang dihasilkan pada kegiatan IbM ini adalah mesin sistem irigasi sprinkler, seperti pada (gambar 2), dengan
komponen terdiri dari ; mesin pompa air, sprinkler head, pipa utama, pipa cabang, sambungan pipa dan
elbow serta rangkaian kelistrikan dengan sistem timer. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler)
adalah salah satu metode pemberian air yang dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh
ke permukaan tanah seperti air hujan. Pelatihan keterampilan sistem perakitan komponen dilakukan agar
mitra memiliki kemampuan dalam melakukan kegiatan perakitan setiap komponen pada mesin sistem irigasi
sprinkler, yang selanjutnya perakitan komponen tersebut dapat dioperasikan dengan baik dan aman. Kegiatan
keterampilan sistem perakitan komponen tediri dari pengadaan dan persiapan peralatan yang akan digunakan,
perakitan komponen sesuai urutan perakitan, dan pelatihan pengoperasian sistem irigasi sprinkler dilakukan
agar mitra memiliki kemampuan dalam melakukan kegiatan pengoperasian sistem irigasi sprinkler pada
mesin sistem irigasi sprinkler dengan baik dan aman. Pelatihan tersebut dilakukan atau dipraktekkan
langsung di lokasi yang akan digunakan dalam pemasangan mesin irigasi sprinkler.

4. KESIMPULAN
Produk IbM berupa peralatan sistem irigasi sprinkler berupa mesin pompa air otomatis (kapasistas 33
liter/menit,125watt), adjustable Sprinkler Rocker (sprinkler head) inverted rotor, tekanan 0,5 – 10
kg/cm2(bar), diameter pembasahan 3 – 6 m, kecepatan putar 0,5 – 1 rpm, debit 0,2 – 50 liter/detik, pipa pvc
diameter ¾”, pipa ½”, Electrical timer, setting time : 1 s.d 4 jam, jarak antar lateral 3 meter dengan laju
pemberian air 4,25 mm/jam beroperasi dengan baik yang dapat memenuhi kebutuhan pengairan tetes pada
lahan mitra.

23
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.20-24) 978-602-60766-2-5

5. DAFTAR PUSTAKA

Direktur Pengelolaan Air Departemen Pertanian,2010. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan. Direktur
Pengelolaan Air Departemen Pertanian Jakarta. Dirjen Pengelolaan Air.
Israelsen, O.W., and V .E. Habsen, 1961. Irrigation Principle and Practices.
John Wiley & Sons, Inc. New York
Kartosapoetra dan M.Sutejo, 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Bumi Aksara, Jakarta.
M.S Djunaedi, dan T.Vadari. 2001 Efisiensi penggunaan air embung dengan irigasi tetes untuk
mengantisipasi kekerigan air pada lahan kering di musim kemarau. Prosiding Kongres dan Seminar KNIICID. Bogor
16-17 November 2000
Poerwadarminta 2006:766. Petunjuk Pelaksanaan Perkakas Mesin Industri., Jakarta: Depdikbud
Sularso dan Kiyokatsu Sugar, A. 1997:7. “Dasar Perlengkapan Peralatan Mesin Perkakas”,
Konsep Belajar. 8 September 1997

24
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.25-30) 978-602-60766-2-5

PRODUKTIFITAS DAN SUSTAINABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA PENGHASIL


KERUPUK KEPITING OLAHAN KELOMPOK USAHA UJUNG PARAPPA DESA
AMPEKALE KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS
Syamsinar1), Firman2) , Marhatang3)
1)
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar
2,3)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

Implementation of science and technology for the community (IbM) is aimed at improving the living standards of
coastal communities through the formation of business groups crackers. Implementation of activities carried out by
applying appropriate technology to improve productivity of these business groups. Appropriate technology that is
applied is a dough press machine, crackers crackers dough mixer, and spinner machine. The method of execution is to
make certain components then assemble into machines in accordance with the basic design that has been made, and
followed by training use.. These activities have been implemented, resulting in a decrease in the number of working
hours up to approximately 60% of working hours before the use of tools, and improving the shape and size of the
products become more uniform. Larger equipment capacity also helps increase their production capacity. Further
activities to be done to improve its marketing, namely by making improvements to the packaging and improve the
quality of its flavor. The consequence of using the means of production is increased fixed costs. From the results of cost
and sales evaluation, it was found that the business of processed crab crackers must be sold at least around Rp.
3.280.925 per month or 469 packs, if the packet is set at Rp. 7,000. The company must also set aside a minimum of Rp.
131,237 per month from the sale of crab processed crab products to meet the depreciation rates of its production
equipment.

Keywords: home industry, productivity, crackers,coastal

1. PENDAHULUAN
Binanga Sangkara merupakan salah satu dari empat dusun di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa
Kabupaten Maros. Dari segi geografis, dusun tersebut berada di pesisir pantai Selat Makassar. Sekitar 90%
penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan penjaring Kepiting Rajungan. Hasil peninjauan
terhadap lingkungan pemukiman mitra, kondisinya terkesan kumuh sebagaimana perkampungan nelayan
pada umumnya. Dari segi ekonomi penduduknya tergolong miskin dan tingkat pendidikan sangat rendah.
Karena keadaan ekonomi yang sangat rendah tersebut, sehingga banyak anak-anak yang putus sekolah
sejak dari tingkat sekolah dasar. Diperparah lagi dengan banyaknya penduduk di desa tersebut yang masih
buta aksara.

Gambar 2. Anak-anak belajar mengaji di kolong rumah

Berdasarkan kondisi masyarakat tersebut, pada tahun 2011 pemerintah Kabupaten Maros melalui
Dinas Sosial melakukan pembinaan belajar membaca bagi ibu-ibu rumah tangga dan remaja perempuan.
Respon masyarakat terhadap program pemerintah tersebut cukup baik, sehingga masyarakat pada umumnya
di lingkungan tersebut sudah dapat membaca. Di samping diajar membaca, masyarakat juga diberikan
penyuluhan tentang pentingnya pelestarian hutan bakau di lingkungan mereka. Dengan demikian, mereka
menyadari bahwa pelestarian hutan bakau sangat menunjang sumber pecaharian keluarganya karena

1
Korespondensi penulis: Syamsinar, Telp 081342678882, syamsinar@poliupg.ac.id

25
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.25-30) 978-602-60766-2-5

hutan bakau tersebut merupakan tempat bertelurnya kepiting.


Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di dusun tersebut, pada tahun 2012 Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Maros membuat program pemberdayaan ekonomi masyarakat
miskin berdasarkan potensi alam yang dimiliki. Melalui program tersebut telah dibentuk kelompok ibu-ibu
dengan nama Kelompok Ujung Parappa. Kelompok ini memproduksi kerupuk kepiting yang bahu
bakunya dari hasil tangkapan nelayan di dusun tersebut. Dalam program tersebut, anggota kelompok
diberikan pelatihan cara membuat kerupuk kepiting serta bantuan peralatan sederhana untuk membuat
kerupuk kepiting. Di samping itu, juga diberikan bantuan penambahan daya listrik dari 450 Watt menjadi
daya 900 Watt yang terpasang di rumah ketua kelompok.

2. PELAKSANAAN PENGABDIAN
Guna mengatasi masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat sebagaimana diuraikan di atas,
dilakukan dengan metode seperti berikut ini :
1.Penanganan masalah peningkatan produksi kerupuk kepiting dilakukan dengan menerapkan teknologi
tepat guna yaitu mesin pres dan mesin pengaduk adonan. Mesin pres yang akan diterapkan ialah
berkapasitas 20 kg per jam dengan daya ½ Hp. Adapun mesin pengaduk adonan juga mempunyai
kapasitas produk 20 kg/jam dan daya 450 Watt. Penentuan kapasitas mesin pres dan pengaduk adonan
tersebut berdasarkan kebutuhan kelompok usaha mitra. Di samping itu, ketersediaan tenaga listrik
terpasang juga menjadi pertimbangan. Metode yang digunakan untuk menerapkan mesin pres dan mesin
pengaduk adonan:
a)Membuat gambar kerja mesin pres dan pengaduk adonan beserta komponen kelengkapannya (alat
kontrol).
b) Pengadaan alat dan bahan yang akan dibuat untuk mesin dan pengaduk adonan.
c)Membuat silinder roll mesin pres berdiameter 20 cm dan panjang 60 cm dari plat stailess steel.
d) Membuat wadah tempat mengaduk adonan berukuran panjang 60 cm lebar 40 cm dan tinggi 40 cm
dari plat stainless steel.
e)Membuat poros pengaduk adonan dari bahan stainless steel.
f) Penentuan jenis material yang digunakan untuk komponen utama mesin diseuaikan dengan
beban yang diterima serta kondisi kerja pada mesin (Stolk, J. Dan C. Kros, 1986)
g) Membuat system control mesin pengaduk adonan.
h) Membuat rangka dudukan mesin pres dan mesin pengaduk adonan.
i) Membuatan rangka dudukan mesin pres dan mesin pengaduk adonan.
j) Merakit alat dan komponen mesin pres dan mesin pengaduk adonan.
k) Mendemonstrasikan mesin pres dan mesin pengaduk adonan yang telah dibuat.
l) Memberikan pelatihan tentang cara pengoperasian dan pemeliharaan mesin pres dan pengaduk adonan.
m) Mengadakan mesin spinner untuk meniris minyak.
n) Memberikan pelatihan penggunaan mesin spinner dan hand printer.
o) Mengembangkan informasi pada kemasan (informasi nilai gizi)
p) Mengembangkan jaringan pemasaran.
2.Penanganan masalah ruang produksi dilakukan dengan menata ruangan serta membuat bangku kerja
dan rak penyimpanan produk. Bangku kerja dan rak terbuat dari bahan multipleks setebal 18 mm,
sedangkan rangkanya terbuat dari balok kayu 4 cm x 6 cm.
3.Penanganan masalah kualitas produk dilakukan dengan melakukan survey konsumen, menindaklanjuti
hasil survey dan masukan-masukan dari konsumen dengan melakukan perubahan komposisi bahan
produk, penggunaan mesin spinner untuk mengurangi minyak atau lemak produk, dan perbaikan kemasan.
4.Penanganan masalah manajemen keuangan ialah dengan memberikan penjelasan tentang jumlah kas
minimal yang tersedia untuk biaya pemeliharaan dan penyusutan alat dan penentuan jumlah minimal
penjualan setiap bulan untuk menutupi biaya produknya. (Hansen, D.R. dan M.M. Mowen , 2000).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Adapun hasil yang telah dicapai adalah sebagai berikut:

26
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.25-30) 978-602-60766-2-5

Tabel 1. Hasil yang telah dicapai


Kegiatan
Tahapan
Tahap 1 Pengadaan alat dan pengangkutan ke lokasi pengabdian (unit usaha).
Tahap 2 Penambahan daya (listrik) dari daya 450 menjadi daya 900
Tahap 3 Pelaksanaan pelatihan penggunaan alat.
Tahap 4 Survey pelanggan tentang cita rasa produk
Tahap 5 1. Merubah komposisi bahan untuk meningkatkan cita rasa produk.
2. Menguji nilai atau kandungan gizi produk di dinas kesehatan.
3. Mengembangkan informasi tentang produk pada kemasan.
1. Konsultasi tentang pencantuman informasi nilai gizi.
2. Mengembangkan informasi tentang produk pada kemasan.
3. Mengadakan mesin spinner (peniris minyak) dan pelatihannya untuk
perbaikan kualitas produk.
Tahap 6
4. Mengadakan hand printer (penulisan tanggal kadaluarsa).
5. Melakukan evaluasi dan menjelaskan tentang perhitungan biaya produksi,
penetapan harga jual, dan jumlah minimal yang harus dijual agar usaha
kerupuk kepiting olahan tidak mengalami kerugian.

Adapun gambar alat dan kegiatan pelatihan dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3. Mesin pengaduk adonan Gambar 4. Penggunaan mesin pres

Gambar 5. Mesin pres dan hasil cetakan Gambar 6. Proses penggorengan

27
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.25-30) 978-602-60766-2-5

Gambar 7. Mesin Hand Printer Gambar 8. Mesin Spinner

Berdasarkan hasil pelatihan, penggunaan alat pengaduk dan alat pres mengurangi jumlah jam kerja
sekitar 60%. Dengan jumlah adonan yang sama, pekerjaan yang biasanya menghabiskan waktu 12
jam, kini hanya membutuhkan 3 sampai 4 jam kerja. Efisiensi waktu ini akan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja sehingga dapat memenuhi jumlah permintaan yang lebih besar. Sebelumnya, pemotongan
produk dilakukan dengan tangan sehingga bentuk dan ukurannya beragam. Dengan penggunaan alat pres,
saat ini produk kepiting olahan menjadi lebih seragam dan lebih memperindah bentuk dan ukuran produk.
Konsekuensi dari penggunaan teknologi adalah meningkatnya biaya tetap, seperti biaya
pemeliharaan dan biaya penyusutan alat. Oleh karena itu, dibutuhkan penyisihan kas untuk regenarasi alat
ketika mencapai akhir umur ekonomis. Untuk itu, perlu peningkatan omset penjualan untuk memenuhi
konsekuensi tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukkan bahwa produk kerupuk kepiting olahan
seharusnya terjual minimal kurang lebih Rp. 3.280.925 perbulan. Angka ini ekuivalen dengan 469
bungkus, jika perbungkus dipatok seharga Rp. 7.000 per bungkus. Untuk meningkatkan omset penjualan,
telah dicoba melakukan perluasan jaringan pemasaran, akan tetapi tidak memuaskan sebagaimana yang
diharapkan sehingga dilakukan survey terhadap konsumen untuk menilai cita rasa produk. Hasil survey
menunjukkan bahwa cita rasa produk kurang memuaskan sehingga sulit untuk meningkatkan omset
penjualannya. Setelah memperoleh masukan dari beberapa konsumen, maka untuk meningkatkan kualitas
cita rasanya, kami berinisiatif untuk melakukan perubahan terhadap komposisi bahan baku dan bahan
pendukung lainnya, serta mengadakan mesin spinner (peniris minyak) agar kandungan minyak lebih
rendah. Selain itu, untuk menjaga keberlangsungan usaha dibutuhkan kedisiplinan dalam menggunakan
perangkat sanitasi seperti kaos tangan, masker, dan pembersihan alat secara periodik.
Untuk memperbaiki kualitas kemasan, maka dilakukan uji nilai gizi produk. Selain itu,
perubahan tampilan kemasan juga dilakukan agar dapat meningkatkan daya tarik konsumen. Kami belum
menyarankan perbaikan teknologi pengemasannya karena akan menggunakan biaya produksi yang lebih
besar lagi. Adapun tampilan kemasan saat ini adalah:

Gambar 9. Kemasan untuk produk tanpa pewarna, Gambar 10. Kemasan untuk produk tanpapewarna
pengawet, dan penyedap rasa. dan pengawet.

28
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.25-30) 978-602-60766-2-5

Usaha produk ini mengalami kerugian karena meningkatnya angka penyusutan sebagai akibat dari
penambahan peralatan produksi. Angka penyusutan yang ditimbulkan oleh adanya penggantian peralatan
(mesin) produksi dapat dilihat pada lampiran 2. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan penjualan
untuk mengatasi kebutuhan biaya penyusutan tersebut. Adapun angka penjualan minimal yang harus
dicapai perbulan agar usaha kerupuk kepiting olahan tidak merugi dapat dilihat pada perhitungan berikut.
Perhitungan target penjualan minimal kerupuk kepiting olahan
Biaya tetap untuk 6 bulan (asumsi peratan produksi terpakai seterusnya) =
*)
6 bulan x Rp. 131.237 = Rp 787.422
Laba Kontribusi selama 6 bulan = Rp 214.374 (sesuai tabel 7) CMR = Rp. 214.374 : Rp. 5 077.000 = 4%
(sesuai tabel 7), jadi:
a) penjualan minimal untuk masa 6 bulan adalah Rp. 787.422 : 4% = Rp. 19.685.550. b) penjualan
minimal per bulan adalah = Rp 19.685.550 : 6 bulan = Rp 3.280.925, atau
469 bungkus, jika harga perbungkus Rp. 7.000.
*) berdasarkan perhitungan biaya penyusutan per bulan pada tabel 2.

Tabel 2. Daftar Peralatan Produksi dan Biaya Penyusutan


Alokasi penyusutan perbulan
Tahun Kerupk
Perolehan Perkir aan Penyusutan Penyusu tan keptng Produk
No. Nama Peralatan Harga Umur pertahun perbulan olahan lainnya
na
1. Kompor gas 500.000 8 th 62.500 5.208 5.208 0
Mesin mixer molen
adonan (dipakai bersama 2014
2. seluruh jenis) produk)

8.700.0008 th 1.087.500 90.625 45.313 45.313


Press kemasan (dipakai
3. bersama seluruh jenis produk) na

1.000.0008 th 125.000 10.417 5.208 5.208

4. wajan na 375.000 8 th 46.875 3.906 3.906 0


Mesin pres adonan
5. (mesin cetak mie) 2014 3.540.0008 th 442.500 36.875 36.875 0

6. mesin spinner 2014 2.625.0008 th 328.125 27.344 27.344 0


Mesin hand printer
7. (dipakai bersama) 2014 1.417.5008 th 177.188 14.766 7.383 7.383

Jumlah biaya penyusutan perbulan untuk produk kerupuk kepiting olahan adalah Rp 131.237
131.237,-

Berdasarkan perhitungan beban penyusutan di atas, maka jumlah minimal kas yang
seharusnya disisihkan dari penjualan produk kepiting olahan adalah Rp. 131.237 per bulan. Angka
penyusutan ini tidak termasuk penyusutan untuk jenis produk lainnya, dan peralatan kantor. Demikian
juga dengan biaya-biaya pemeliharaan, belum termasuk di dalamnya. Dengan demikian, masih perlu
tambahan penyisihan kas yang bersumber dari produksi atau penjualan produk lainnya.

4. KESIMPULAN
1. Penggunaan alat pengaduk adonan dan alat pres adonan meningkatkan produktifitas dan keseragaman
bentuk dan ukuran produk.
2. Peningkatan cita rasa dan penggunaan mesin spinner meningkatkan kualitas produk.
3. Perbaikan informasi pada kemasan diharapkan dapat meningkatkan daya tarik produk.

29
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.25-30) 978-602-60766-2-5

4. Pengetahuan tentang jumlah minimal penjualan atau titik impas diharapkan akan mengurangi resiko
kerugian perusahaan.

5. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syafi’i S. (2009), Intermediate Accounting, edisi pertama, AV Publisher.
Blocher, E.J., Chen, K.H., Cokins, G., Lin, T.W., 2005. Cost Management, A Strategic
Emphasis, Third Edition, Mc Graw Hill.
Hansen, D.R. dan M.M. Mowen. 2000. Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian.
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Stolk, J. Dan C. Kros. 1986. Elemen Mesin. Jakarta: Penerbit Erlangga.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih disampaikan kepada Direktur DP2M Dikti Kemendiknas beserta staf, Direktur dan
Ketua UPPM Politeknik Negeri Ujung Pandang beserta staf atas dukungannya. Terima kasih juga
disampaikan kepada ketua dan anggota kelompok usaha Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kab Maros atas
kerjasamanya.

30
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.31-34) 978-602-60766-2-5

IBM KELOMPOK TANI HORTIKULTURA DAN PALAWIJA DI KABUPATEN


ENREKANG
Hamma1), Firman2) , A.M. Shiddiq Yunus3)
1),3)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar
2)
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

The IbM (Ipteks bagi Masyarakat) activity is aimed to improve the quality of life of horticulture and palawija farmers.
IbM activity was conducted by implementing applied technology to improve the farmers productivity. The applied
technology used is Hydraulic Ram. The application methodology is by compiling the certain components and
constructing them into hydraulic ram and also constructing the pipes network according to the determined design. After
that, IbM team will give a training for the partner about the operation and maintenance procedure of the hydraulic ram
that will be given to partner (farmers). The operation principle of hydraulic ram is by utilizing the water hammer simply
by stomping the water flows suddenly which in turn causes high pressure. The high pressure then will be flowed in to
the highland. To operate this pump, no fuel is required, could operate in full day and easy for maintenance. The main
result of this IbM activity is the hydraulic ram which specification; intake diameter: 3’’; outtake diameter: 1’’; head: 30
m; and average flow rate: 12 lt/min. By using this pump, farmers could save fuel about 2 kg/h. Therefore, production
cost of the farmers will be reduced compared to diesel pump.

Keywords : Hydraulic ram, water hammer, horticulture, palawija

1. PENDAHULUAN
Salah satu desa di Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ialah Desa Salu Dewata. Desa ini
mempunyai luas 89,2 Km2 atau 764 Ha dengan wilayah terdiri atas persawahan seluas 71 Ha dan lahan
kering seluas 693 Ha. Secara geografis desa ini berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja di sebelah utara,
Desa Singki di sebelah selatan, Desa Tangru Kecamatan Malua di sebelah barat, dan Desa Balla Kecamatan
Baraka di sebelah timur. Mata pencaharian utama penduduk di Desa Salu Dewata sekitar 90% sebagai petani.
Sebagian besar petani tersebut menggarap kebun sendiri, hanya sebagian kecil saja sebagai buruh tani atau
penggarap system kontrak tahunan. Kehidupan masyarakat di desa tersebut ialah bercocok tanam, serta
memelihara ternak seperti sapi dan kambing. Hasil dari bercocok tanam di desa ini tidak semaksimal petani
di desa lain yang dapat bercocok tanam di sekitar/sepanjang aliran sungai. Hal ini tentunya menimbulkan
kesenjangan dalam pendapatan dari penjualan hasil bercocok tanam tersebut. Masyarakat yang bermukim di
sekitar sumber air dapat bercocok tanam seperti selada, kentang, sawi, kacang-kacangan, dan bawang merah.
Namun masyarakat di atas bukit yang tidak mendapatkan air hanya bertanam pada satu musim saja yaitu
jagung, karena tanaman harian hortikultura tidak dapat subur karena tidak tersedianya air secara kontinyu.
Masyarakat Desa Salu Dewata menggantungkan kehidupan dan pendapatannya dari hasil kebun,
pertanian dan peternakan yang semuanya masih dilakukan secara tradisional sesuai kearifan local. Komoditas
utama dari desa tersebut ialah hortikultura dan palawija dengan mengandalkan air hujan. Tanaman padi
ditanam masyarakat di sepanjang aliran air. Semua komoditas kebun dan pertanian tumbuh subur di lokasi
desa yang berada sepanjang aliran sungai. Sementara masyarakat yang berada di atas bukit yang tidak
memiliki air mengalir tidak mengolah tanahnya secara intensif dan membiarkan lahannya ditumbuhi semak
belukar karena tidak tersedianya air untuk mengairi tanaman mereka. Lahan terlantar di atas bukit yang dapat
ditanami cukup luas yakni lebih dari 100 hektar.
Ditinjau dari struktur tanah dan jenis perlapisannya menunjukkan bahwa lahan yang berada di atas
bukit juga memiliki kesuburan seperti yang berada di sepanjang aliran air di bagian bawah. Oleh karena itu
lahan di bukit merupakan potensi yang diharapkan masyarakat dapat meningkatkan produksi pertanian
mereka. Dari hasil diskusi dan pertemuan yang dilakukan kelompok petani ditemukan beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh petani ialah : (a) Pertumbuhan tanaman kurang subur karena kurangnya air
untuk menyiram tanaman; (b) Sumber air atau aliran sungai jauh di bawah tebing; (c) Belum tersedianya

1
Korespondensi penulis: Hamma, Telp 08124115115, hamma.pnup@gmail.com

31
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.31-34) 978-602-60766-2-5

aliran air yang secara permanen dapat mengairi tanaman masyarakat yang berada di atas bukit; dan (d)
Masyarakat masih harus naik turun bukit mengambil air untuk kebutuhan tanaman di kebun hortikultura dan
palawija.
Bibit tanaman hortikultura dan palawija seperti cabe, kentang, kol, wortel, bawang merah, dan jagung
diperoleh dari tiga sumber yaitu hasil kebun anggota kelompok sendiri, petani lain dari dalam dan di luar
Desa Salu Dewata, serta pasar tradisional yang berjarak sekitar 3 kilometer dari tempat mereka. Dengan
demikian, ketersediaan bibit tanaman dapat terjamin. Adapun air yang akan digunakan untuk menyiram
tanaman bersumber dari aliran anak Sungai Malua di kaki bukit mengalir dari utara ke selatan sepanjang 22
km melalui beberapa desa di Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Baraka, dan Kecamatan Buntu Batu.
Terdapat dua pola produksi kebun hortikultura dan palawijaya di Desa Salu Dewata yaitu 2 -3 kali
setahun untuk kebun yang dekat dengan sumber air, sedangkan yang jauh hanya satu kali yaitu pada saat
musim hujan saja. Dengan diterapkannya pompa hidram pada lahan kering diharapkan akan meningkatkan
produksi tanaman hortikultura dan palawija di Desa Salu Dewata, sehingga pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat semakin meningkat pula pemasaran produk hasil tanaman hortikultura dan palawija dijual
langsung ke pasar tradisonal pada saat hari pasar (hari tertentu) di Pasar Cakke berjarak sekitar 4 km dari
Desa Salu Dewata atau Pasar Baraka dengan jarak 7 km. Penjualan hasil pertanian terkadang juga dijual
langsung ke padagang pengumpul yang mendatangi petani, namun harga pembelian pedagang pengumpul
lebih rendah dibandingkan harga di kedua pasar tersebut.
Berdasarkan analisis situasi, permasalahan yang disepakati bersama untuk diselesaikan ialah: (a)
Pertumbuhan tanaman kurang subur karena kurangnya air untuk menyiram; (b) Sumber air atau aliran sungai
jauh di bawah tebing; (c) Belum tersedianya aliran air yang secara permanen dapat mengairi tanaman
hortikultura dan palawija yang berada di atas bukit; (d) Masyarakat masih harus naik turun bukit mengambil
air untuk kebutuhan menyiram tanaman hortikultura dan palawija. Dengan tersedianya air di atas bukit lokasi
kebun hortikultura dan palawija diharapkan dapat membawa dampak perubahan ekonomi. Karena lahan yang
selama ini terlantar akan dapat dialiri air untuk kebutuhan kebun hortikultura dan palawija. Dengan demikian,
ketersediaan air dapat memenuhi kebutuhan petani hortikultura dan palawija dan sebagian yang lainnya dapat
memulai bercocok tanam.

Gambar 1. Lahan siap ditanami Gambar 2. Tanaman yang membutuhkan air

Luaran Kegiatan IbM ini ialah: (a) Sebuah pompa hidram dengan diameter 4 inci yang dapat
mendistribusikan / mengangkat air dari bawah/mata air menuju kebun hortikultura dan palawija yang berada
di atas bukit; (b) Sebuah bak reservoir intake; (c) Sebuah bak reservoir outtake; (d) Jaringan pipa in take
dengan diameter 3 inchi sepanjang 30 meter; (e) Jaringan pipa out take dengan diameter ¾ inchi sepanjang
500 meter; dan (f) Artikel ilmiah yang akan dipublikasikan di jurnal nasional.
Manfaat dari hasil kerja pompa hidram ini, antar lain: (a) Untuk mengairi sawah dan ladang ataupun
areal perkebunan yang membutuhkan pasokan air secara kontinu. Hal ini cocok diterapkan di daerah
pertanian dan persawahan tadah hujan yang tidak terjangkau oleh jaringan irigasi dan terletak ditempat yang
lebih tinggi dari pada sumber air. Hal ini memungkinkan karena pompa hidram dapat memompa air dari
bawah ke tempat yang lebih tinggi dalam jumlah yang memadai; (b) Sebagai sumber air minum atau
kebutuhan rumah tangga misalnya mandi dan cuci; dan (c) Manfaat lain yang dapat diperoleh ialah mampu
menyediakan air untuk usaha peternakan.

32
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.31-34) 978-602-60766-2-5

2. PELAKSANAAN PENGABDIAN
Dalam upaya mencapai target dan mewujudkan luaran, maka dilakukan metode pelaksanaan kegiatan
menjadi 3 bagian utama yaitu :
1. Pembuatan pompa hidram ; merupakan tahap perancangan dan pembuatan pompa di bengkel Jurusan
Teknik Mesin. Beberapa anggota kelompok di ajak serta mengikuti cara pembuatan pompa dan
mencari bahan baku dan suku cadang pompa tersebut. Pompa yang akan dibangun sebanyak 2 unit (1
unit per kelompok) dengan diameter tabung pompa 4 inchi.
2. Pelatihan perbaikan , perawatan pompa, dan pemasangan pipa distribusi , dan pembuatan bak
reservoir/penampungan ; Merupakan tahap utnuk melatih beberapa anggota kelompok agar dapat
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada pompa.. Pipa distribusi dimulai dari pompa
sampai ke lokasi kebun sayur yang berjarak kurang lebih 500 meter.
3. Pendampingan kegiatan dan manajemen perawatan alat , yaitu tahap pendampingan masyarakat
dalam mengelola fasilitas pompa hidram yang telah dipasang dan menambahkan wawasan
masyarakat dalam mengembangkan alat pada lokasi lain yang memiliki potensi serupa. Masyarakat
perlu mendapatkan pelatihan dan mengetahui cara membuat pompa ini agar dapat dikembangkan dan
diterapkan pada desa yang lain, sehingga teknologi pompa hidram akan dapat berkembang
penggunaannya. Kemampuan beli masyarakat yang masih rendah sehingga masyarakat seluruhnya
hanya akan berpartisipasi dalam menyiapkan tenaga kerja untuk pembuatan bak dan pemasangan
jaringan pipa. Taraf pendidikan dan skill masyarakat yang masih rendah dan belum mengetahui
mekanisme kerja dan peralatan kerja yang digunakan untuk membuat pompa hidram, sehingga sangat
diperlukan pelatihan dan pendampingan dalam perawatan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari pelaksanaan kegiatan IbM ini telah dihasilkan pompa hidram yang dapat mengngkat air dari
aliran anak sungai ke kebun petani setinggi 30 dengan debit rata-rata 12 liter/menit. Desain pompa hidram
dengan sepsifikasi diameter intake 3” dan outtake ¾” ditunjukkan sebagaimana gambar 1 berikut ini.

Gambar 3. Pompa dan pipa intake setelah terpasang

33
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.31-34) 978-602-60766-2-5

Gambar 4. Kondisi setelah uji coba

Keterangan:

1. Pipa pemasukan
2. Pipa pengantar
3. Katup buang
4. Tabung udara
5. Katup pengantar
6. Katup udara

Gambar 5. Desain pompa hidram

4. KESIMPULAN
Hasil kegiatan ini ialah teknologi tepat guna berupa pompa hidram dengan spesifikasi diameter
intake 3”, diameter outtake 1”, tinggi angkat (head) air 30 m, dan debit rata-rata 12 lit/menit. Melalui
penerapan pompa hidram tersebut, dapat menghemat pemakaian bahan bakar minyak sebesar 2 kg/jam.
Dengan demikian, biaya produksi petani hortikultura dan palawija lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan pompa berpenggerak motor diesel.

5. DAFTAR PUSTAKA
Hanafie Jahya ; de longh Hans, 1997. Pompa Hydram, PTP-ITB Ganesha , Bandung.
Hansen, D.R. dan M.M. Mowen. 2000. Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian.
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Kodoatie J Robert, 2002, Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka dan Pipa, ANDI, Yogyakarta.
San Gan Shu ; Santoso Gunawan, 2002, Studi Karakteristik Tabung Udara Dan Beban Katup
Limbah Terhadap Efisiensi Pompa Hydraulic Ram, Jurnal Teknik Mesin Vol.4. No 2, Oktober 2002.
Stolk, J. dan C. Kros. 1986. Elemen Mesin. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Widarto L. dan C Sudarto FX.,1999 Membuat Pompa Hydram Universitas Gadjah Mada.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dirjen DRPM Kemenristekdikti atas dukungan dana
pengabdian kepada masyarakat tahun anggaran 2016. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
Direktur dan Ketua UPPM Politeknik Negeri Ujung Pandang beserta staf atas dukungannya selama
pelaksanaan kegiatan berlangsung.
.

34
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.35-40) 978-602-60766-2-5

IbM PEMBUDIDAYA DAN PEMBUAT BAGLOG JAMUR TIRAM PUTIH DATARAN


RENDAH
Kartika Dewi1), Christian Lumembang2)
1,2)
Dosen Teknik Elektro, Politeknik Negeri UjungPandang

ABSTRACT

Devotion aims to transfer technology about techniques and technology of white oyster mushroom cultivation conducted
in lowland areas ranging from pre to post-harvest. This devotion also implements and executes appropriate technology
in tool procurement tools, mixer and sterilization baglog. This activity can add knowledge and knowledge of oyster
mushroom cultivators. The method used is demonstration of production equipment and advisory method in oyster
mushroom cultivation technology. This activity is carried out continuously until the cultivators are able to independently
and successfully in applying the knowledge gained during the process of dedication. Activities Dedication conducted at
the location of our partners in the Village Tamalanrea and Limbung Village District. Bajeng Kota Limbung Kab. Gowa,
which was followed by several partners or farmers cultivating from our devotion partners. The result and outcome of
this devotion is the occurrence of quality and quantity of baglog which before this activity is executed the number of
damaged baglog 300 in one cycle to 50 baglog. Baglog work time also progressed about 15 working days from previous
so that the time of harvest and quantity becomes faster.
Keywords: Baglog, Cultivition, Mushroom

1. PENDAHULUAN
Budidaya jamur tiram memiliki prospek untuk dikembangkan di Makassar, karena merupakan pasar
yang paling potensial, khususnya untuk kebutuhan hotel, restoran, swalayan dan pasar tradisional. Peluang
bisnis ini sangat menjanjikan sebab permintaan konsumen tinggi, apalagi jamur tiram dapat di panen setiap
hari sehingga prospek pemasarannya cukup cerah.
Permintaan pasar jamur tiram di Kota Makassar mencapai 100-150 kilogram/hari, namun jika
digabungkan hasil produksi dari petani jamur tiram yang berada pada daerah Kabupaten Gowa, Maros dan
Kota Makassar hanya bisa memenuhi sebanyak 60-70 kilogram/hari. Salah satu penyebabnya adalah Petani
jamur di Makassar masih minim pengetahuan tentang teknik budidaya jamur tiram, apalagi dalam hal
pembuatan baglog ( bibit jamur tiram ) . Petani belum memahami alternatif media tanam jamur , sehingga
usaha budidaya jamur belum mengarah ke komersialisasi. Permintaan konsumen akan jamur tiram di
Makassar belum mampu dipenuhi oleh petani pembudidaya jamur tiram, karena disebabkan beberapa
kelompok petani jamur tiram belum menguasai teknis keterampilan pembuatan baglog, terbatasnya
ketersediaan bahan baku serbuk gergaji kayu, juga masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan dalam
memelihara pertumbuhan dan perkembangan jamur termasuk bagaimana mengkondisikan faktor lingkungan
dalam hal ini kumbung jamur agar mendukung terhadap pertumbuhan jamur secara optimal. Selain itu,
Kondisi ini terjadi karena sarana produksi pembuatan baglog yang serba terbatas, masih bersifat manual dan
belum ada penerapan teknologi.
Kegiatan pengabdian ini berusaha memberikan jalan keluar terhadap peningkatan pengetahuan
nudidaya jamur tiram kepada petani mulai dari pra hingga pasca panen jamur tiram di daerah dataran rendah.
Penerapan teknologi dalam menjaga suhu dan kelembaban kumbung jamur menjadi salah satu luaran dari
kegiatan ini. Selain penerapan ipteks pada perancangan alat-alat produksi baglog jamur.
Urgensi dari kegiatan penerapan ipteks bagi masyarakat khususnya kepada produsen dan petani
jamur tiram adalah efektifitas dan efisiensi pada proses produksi serta budidaya berdampak pada peningkatan
kualitas dan kuantitas jamur tiram sehingga mampu memenuhi permintaan pasar.

2. PELAKSANAAN PENGABDIAN
Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pelaksanaan untuk
menjawab permasalahan mitra kami, yaitu sebagai berikut:
1. Metode partisipasi aktif, dengan melibatkan semua mitra pengabdian. Diharapkan melalui keterlibatan
mitra, mereka akan menjadi “pemilik program” bukan hanya sekedar sebagai pelaksana kegiatan

1
Korespondensi: kartikadewi@poliupg.ac.id

35
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.35-40) 978-602-60766-2-5

2. Metode penyuluhan dan latihan, metode ini digunakan saat proses melatih mitra dalam melakukan
pembukuan sederhana berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran dalam usaha budidaya jamur
tiram serta pelatihan budidaya jamur tiram mulai pra hingga pascapanen.
3. Metode demostrasi, metode ini digunakan untuk mendemostrasikan dan mengenalkan teknologi talangan
air dan sensor suhu pada kumbung jamur serta teknologi-teknologi pembuatan baglog ( media tumbuh
jamur) serta pengunaan dan perawatan alat alat produksi baglog.
4. Metode Pendampingan dalam alih teknologi tepat guna, agar mitra dapat mandiri dalam penerapan
teknologi yang sudah diperkenalkan.
5. Evaluasi pelaksanaan program terhadap pertumbuhan dan teknik budidaya jamur.
Untuk menjalankan kegiatan pengabdian ini berdasarkan metode di atas, maka dibuatlah tahapan-
tahapan dalam pelaksanaannya, yakni sebagai berikut:
1. Tahap persiapan, pada tahap ini akan dirancang, disiapkan, dirakit dan di ujicoba semua peralatan dan
bahan penunjang yang akan dipakai pada saat proses pengabdian yaitu alat –alat pengabdian yang sudah
selesai dirancang dan dibuat di bengkel berupa alat pengepres baglog, mesin pencampur bahan baglog
( mixer), alat sterilisasi baglog yang terdiri dari steamer dan boiler.
2. Pelatihan teknik budidaya jamur tiram dataran rendah . Adapun materi yang akan diberikan meliputi :
a. Teori pembuatan kumbung,
b. Pengendalian hama dan penyakit
c. Praktek Budidaya ( perawatan dan panen)
d. Pengenalan pasca panen dan olahan jamur tiram
3. Pemasangan instalasi sistem pendingin dan kelembaban kumbung jamur. Adapun proses instalasi adalah
sebagai berikut :
a. Pipa paralon dibelah 2, pipa yang sudah dibelah direkatkan kembali dengan mengikatnya dengan
kawat. Dan diujung pipa paralon ditutup dengan penutup plastic
b. Karung goni dibelah.Dan masih- masih karung goni disatukan dengan cara di jahit sehingga
didapatkan lebar dan panjang ynag susai dengan dinding kumbung
c. Karung goni yang sudah dijahit direkatkan di belahan pipa paralon kemudian ditutup lagi dengan
belahan lainnya dan diikat dengan kawat.lon
d. Pipa paralon yang sudah direkatkan karung goni dipasang di sekeliling dinding kumbung dan masing
lubang pipa paralon dihubungkan dengan selang air.
e. Selang dihubungkan dengan kran air yang akan mengalir ke pipa paralon di sekeliling kumbung
f. Air yang ada di pipa paralon akan membasahi karung goni setiap saat
g. Uap air dari karung goni ini akan mendinginkan dan sekaligus melembabkan kumbung jamur, pada
saat matahari terik.
4. Demostrasi penggunaan alat pengepres baglog. Alat ini dapat meningkatkan kapasitas dan mempercepat
waktu pengepresan sehingga biaya yang dikeluarkan lebih sedikit / efisien. Baglog menjadi lebih mampat
dan homogen sehingga kandungan nutrisinya lebih merata dan kualitas media yang dihasilkan menjadi
lebih baik. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Media pembuat baglog dimasukkan kedalam kantong plastic hingga penuh, kemudian dimasukkan
kedalam alat penahan media berbentuk selinder yang dapat dibuka dan ditutup.
b. Motor penggerak dihidupkan dengan menarik tali pemicunya sehingga bilah engkol berputar dan
menekan tuas penekan.
c. Tuas menekan akan menekan media dengan kepadatan yang dinginkan. Untuk mengatur kepadatan
dilakukan dengan mengatur ketinggian dari silinder penahan media.
5. Demostrasi pemakaian alat mixer, pencampur bahan-bahan baglog. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
a. Bahan baku yang terdiri dari serbuk gergaji kayu, bekatul dan kapur sirih disiapkan. Dan ditimbang
sesuai dengan kebutuhannya.
b. Bahan tersebut dimasukkan kedalam mixer( alat pencampur ) wadahnya adalah drum
c. Motor listrik dinyalakan, maka drum akan ikut berputar tetapi perlawananan arah dengan poros
pengaduk
d. Mesin akan dimatikan jika semua bahan sudah tercampur merata, tidak kelihatan gumpalan- gumpalan
terutama serbuk gergaji dan kapur.

36
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.35-40) 978-602-60766-2-5

6. Demostrasi alat sterilisasi, alat ini terdiri dari steamer yang dilengkapi dengan termometer dan saluran
pembuang uap air. Sterilisator ini bisa meningkatkan keberhasilan strelisasi bag log sampai 95. Bentuknya
terdiri dari dua bagian, yaitu bejana penghasil uap air dan ruang Sterilisasi.
Sterilisasi bag log dilakukan dua kali agar miselium dan spora mikroba mati semua, dengan mensterilkan
baglog pada suhu 100ºC selama empat jam sehingga miselium mikroba mati, lalu dibiarkan selama 24 jam
untuk memberi kesempatan spora berkecambah. Setelah itu, bag log disterilisasikan selama empat jam
sehingga baik miselium maupun spora yang berkecambah mati.
7. Pendampingan dan Evaluasi, dilakukan dengan monitoring serta supervisi guna memastikan penerapan
teknologi budidaya jamur tiram sesuai dengan standar yang diberikan pada saat pelatihan berlangsung.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari kegiatan pengabdian ini terbagi menjadi dua bagian
1. Hasil dan Luaran Kegiatan Pengabdian
Hasil dan luaran dari kegiatan pengabdian Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) dengan khalayak sasarannya
adalah pembudidaya dan pembuat baglog jamur tiram yang dilaksanakan di mitra Balla Pippisi Kota
Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dan Kumbung Jamur Tamalanrea, adalah sebagai
berikut:
a. Pelatihan Media Tumbuh (Baglog) dan budidaya Jamur Tiram.
Pelatihan pembuatan media tumbuh jamur atau yang biasa disebut dengan baglog serta cara
budidaya jamur tiram dilaksanakan dalam dua periode. Periode Pertama pada tanggal 22-23 April
2017 dan periode ke dua 29-30 April 2017.
Pelatihan Ini dilaksanakan oleh Mitra pertama kami Balla Pippisi terhadap mitra kedua yakni
Kumbung Jamur Tamalanrea dan ibu-ibu rumah tangga sekaligus tenaga kerja lepas pada proses
pembuatan baglog di mitra pertama kami yang didampingi oleh tim pakar dari CV. AgroFarm.

Gambar 1. Pelatihan Pembuatan Baglog Jamur


b. Instalasi Sensor Kelembaban dan Suhu Serta Talangan Air di kumbung jamur.
Kelembaban kumbung jamur tiram dijaga ataupun dipertahankan dengan menggunakan karung
goni di semua dinding kumbung jamur, dan dihubungkan dengan pipa paralon, Pipa Paralon
dihubungkan dengan selang air yang akan membasahi karung goni setiap saat.

Gambar 2. Instalasi Teknologi Kendali suhu dan kelembaban pada kumbung jamur
c. Perancangan dan Pembuatan Peralatan Produksi Baglog Jamur.
Peralatan produksi yang dibutuhkan mitra kami yang pertama dalam hal ini Balla Pippisi terdiri
dari tiga buah Peralatan yang digunakan sebagai sarana produksi media tumbuh jamur (baglog)
terdiri dari Alat sterilisasi (steamer), Mesin Pencampur bahan Baglog (mixer) dan Mesin Press
Baglog.

37
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.35-40) 978-602-60766-2-5

Proses pelaksanaan perancangan dan pembuatan peralatan produksi baglog jamur didahului dengan
koordinasi dengan mitra kami terkait kebutuhan dan peruntukaan alat yang dibutuhkan. Tahap
selanjutnya, kami di tim pengabdian meramu kebutuhan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
proses penyelesaian peralatan produksi baglog jamur berdasarkan pengetahuan dan kompetensi yang
kami miliki.
Alat Sterilisasi atau steamer yang dirancang dan disepakati dengan mitra berbentuk tabung terdiri
atas dua bagian, yakni bagian yang menghasilkan uap dan bagian rak untuk menata baglog. Alat ini
berfungsi untuk mematikan bakteri ada partikel yang tidak diinginkan pada media tanam.

Gambar 3. Alat Steamer Luaran IbM Tampak Luar


Mesin pencampur atau mixer berfungsi mencapur bahan baku utama pembuatan media tanam
jamur (baglog) yang terdiri dari serbuk gergaji, bekatul, kapur sirih dan air dengan persentase yang
berbeda-beda. Dengan Penggunaan mesin ini diharapkan campuran bahan baku biasa tercampur
dengan merata sehingga didapatkan kualitas baglog yang bagus. Selain itu waktu yang dibutuhkan
dalam mencampur secara manual kurang lebih 30 menit untuk 100 baglog bisa diminimalkan dengan
penggunaan mesin mixer.

Gambar 4. Mesin Pencampur Bahan Baglog Tampak Atas


Mesin Press Baglog jamur merupakan sebuah perangkat yang berfungsi memadatkan baglog atau
media tanam jamur. Mesin press baglog jamur cukup efektif dan efisien karena dilengkapi dengan
penggerak elektrik otomatis.
d. Peningkatan pemahaman dan keterampilan pembudidaya dalam pembukuan usaha. Luarannya model
pembukuan sederhana untuk mencatat segala transaksi di usaha budidaya jamur tiram. Kegiatan ini
dilaksanakan di bulan september pada minggu kedua.
Berdasarkan Pemaparan di atas maka kami membuat tabel hasil dan luaran yang telah dicapai seperti
yang ditunjukkan pada tabel 5.1

38
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.35-40) 978-602-60766-2-5

Tabel. 5.1. Hasil dan Luaran Kegiatan Pelaksanaan IbM Pembudidaya dan Pembuatan Baglog Jamur Tiram
Di Dataran rendah
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Indikator
Pelaksanaan
1. Pelatihan Pembuatan Baglog a. Periode pertama: a. Periode I :
dan Budidaya Jamur Tiram 22-23 April 2017 Terlaksana
b. Periode kedua :
29-30 April 2017 b. Periode II:
Terlaksana
2. Instalasi Talangan Air, 13-14 Mei 2017 Terlaksana
Sensor Suhu dan
Kelembapan pada kumbung
Jamur
3. Pembuatan alat sterilisasi 3-12 Juli 2017 Terlaksana
baglog (steamer)
4. Ujicoba Alat Sterilisasi 22 Juli 2017 Terlaksana
Baglog (steamer)
5. Pembuatan Mesin 10-25 Juli 2017 Terlaksana
Pencampur (mixer) bahan
media tanam jamur (baglog)
6. Ujicoba Mesin Pencampur 6 Agustus 2017 Terlaksana
(mixer) bahan media tanam
jamur (baglog)
7. Pembuatan Mesin press 31 Juli – 31 Agustus Terlaksana
baglog 2017
8. Ujicoba Mesin Press Baglog 16-17 September Terlaksana
2017
9. Pelatihan Manajemen 16-17 September Terlaksana
Keuangan dan produksi
10. Buku modul budidaya Jamur 22April 2017 Terlaksana
Tiram

2. Capaian dan dampak kegiatan pengabdian


Adapun capaian dan dampak yang dihasilkan dari pelaksaan kegiatan Program IbM Pembudidaya dan
pembuat baglog jamur tiram di dataran rendah terdiri dari:
a. Publikasi Ilmiah
Publikasi Ilmiah terbagi menjadi dua kegiatan yakni kegiatan publikasi seminar Nasional dan publikasi
pada media elektronika program Genius Fajar TV.
b. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas
Capain dan dampak yang diperoleh dari program IbM ini adalah terjadi peningkatan kuantitas dan
kualitas pada hasil pembuatan baglog yang berdampak pada peningkatan jumlah hasil panen jamur
Tiram. Selain itu, waktu produksi menjadi lebih singkat 15 hari dari sebelumnya.
c. Tata Nilai Masyarakat
Peningkatan pendapatan sebagai dampak dari singkatnya waktu produksi dari sebelum penerapan
teknologi membuat permintaan kemitraan bertani jamur tiram semakin meningkat. Hal, ini membuat
lapangan kerja disekitar daerah mitra yang melakukan produksi baglog juga meningkat. Pekerja dari mitra
kami pada umumnya adalah ibu-ibu rumah tangga dan pemuda sekitar mitra yang bekerja shift mulai pukul
14.00 – 21.00 WITA. Hal ini membuat suasana perekonomian dan ketentaraman di wilayah mitra kami
sangat kondusif.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan luaran dan dampak dari kegiatan pengabdian ini kami mengambil kesimpulan sebagai
berikut:

39
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.35-40) 978-602-60766-2-5

a. Pelaksanaan Kegiatan telah berjalan dengan persentase 100%


b. Peningkatan kualitas dan kuantitas baglog jamur dengan penerapan ipteks dari kegiatan IbM dengan
tingkat kegagalan saat ini hanya 5 % yang sebelumnya 30%.
c. Waktu produksi menjadi lebih singkat kurang lebih 15 hari dari sebelumnya.
d. Terciptanya tata nilai ekonomi dan ketentraman masyarakat di wilayah mitra IbM.

5. DAFTAR PUSTAKA
Cahyana, Muchrodji dan Bakrun, 1999. Pembibitan, Pembudidayaan dan Analisis Usaha Budidaya Jamur Tiram,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Ngubaidi Acmad dan Muhammad Toni Prasetyo, (2013), Sistem Pengendali suhu dan kelembapan udara pada rumah
kaca menggunakan mikrokontoler AT89C51, Elektrica. Universitas Muhammadiyah Semarang, Vol.1. No.2
Nunung marlina djarijah, abbas siregar djarijah, 2001., Budi daya jamur tiram., ISBN 979-672-909-1, Kanisus
Yogyakarta.
Tintin sarianti, Hendro sasongko, Anny ratnawati, 2008., Aplikasi NPV Risk dalam analisa kelayakan finansial budi
daya jamur tiram putih di Kabupaten Bogor Jawa Barat., jurnal manajemen dan agribisnis, Vol. 5 No.2 Oktober 2008.,
IPB Bogor

40
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.41-46) 978-602-60766-2-5

IBM KELOMPOK PEGAWAI DAN PEMUDA DALAM PENGOLAHAN DATA


BERBASIS EXCEL PADA DESA NISOMBALIA KECAMATAN MARUSU KABUPATEN
MAROS
Amiruddin11), Nahlah 2), Askariani Sahur 3), Aisyah 4), Adam Rasid 5)
1)2)3)4)5)
Dosen Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

Community service activities entitled IbM Group Employees and Youth in Nisombalia Village Marusu District Maros
District in the form of "Training Data Processing Using Microsoft Excel". This activity aims to provide knowledge and
skills to employees at the Nisombalia village office and youth who are members of the Community Empowerment
Institute (LPM) Nisombalia village on how to process data-based Microsoft Excel to improve the effectiveness and
efficiency of administrative activities at the Nisombalia village office and Village Community Empowerment. To
achieve the predetermined goal then the method used is to provide training on the use of Microsoft Excel for data
processing. In this training used 5 methods in the delivery of the material that is: tutorial, practice, question and answer,
monitoring and evaluation. As for these activities are: the increased knowledge and skills of partners in Excel-based data
processing, especially in terms of: input data, formatting data, using formulas, using functions and create graphs.

Keywords: Data Processing, Microsoft Excel.

1. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Sebuah Negara yang besar, maju, makmur serta sejahtera tentu menjadi dambaan kita semua. Negara
Indonesia sebenarnya sangat potensial untuk meraih tujuan tersebut, karena bangsa kita diberkahi kekayaan
alam yang melimpah, letak yang strategis dalam perdagangan internasional, jumlah penduduk yang sangat
besar serta wilayah yang luas.
Akan tetapi, berbagai kekayaan tersebut tidaklah akan mempunyai arti apa-apa jika tidak dibarengi
dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Selama ini bangsa kita terlalu fokus pada pembangunan
infrastruktur tapi mengabaikan pembangunan dalam bidang SDM. Salah satu desa yang membutuhkan
pengembangan SDM adalah desa Nisombalia.
Desa Nisombalia Kecamatan Marusu Kabupaten Maros berlokasi di Jl. Patte’ne KM. 5 Dusun
Mambue. Desa Nosombalia terbagi atas 4 dusun, yaitu dusun Mambue, dusun Tala-Tala, dusun Kuri Lompo
dan dusun Kuri Caddi. Desa ini berbatasan dengan: desa Pabentengan di sebelah Barat Daya, selat Makassar
di sebelah Barat Laut, desa Abbulo Sibatang di sebelah Tenggara dan desa Borikamase di sebelah Timur
Laut. Berdasarkan hasil sensus pertanian tahun 2013, desa Nisombalia memiliki 5 komoditas unggulan yaitu:
(1) padi sawah yang dikelola oleh 352 rumah tangga, (2) sapi potong yang dikelola oleh 165 rumah tangga,
(3) tanaman mangga yang dikelola oleh 139 rumah tangga, (4) ikan bandeng yang dikelola oleh 113 rumah
tangga dan (5) tanaman pisang yang dikelola oleh 93 rumah tangga.
Pada tahun 2016 desa ini mendapat dana bantuan desa dari pemerintah sebesar Rp 1,6 Milyar. Melalui
dana bantuan tersebut berbagai sarana dan prasarana telah dibangun, seperti pembanguan jalan desa,
jembatan, pengembangan kantor desa dan dusun serta pengadaan fasilitas penunjang lainnya. Selain
pembangunan fisik juga harus disertai dengan pembangunan sumber daya manusia yang ada pada desa ini.
Seiring dengan perkembangan jaman yang serba cepat seperti sekarang ini, maka segala informasi maupun
laporan data juga harus menyesuaikan dengan era perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan perkembangan
tersebut sekarang desa pun dituntut harus menyesuaikan diri dalam menyajikan pelaporan data yang berbasis
komputer.
Sementara itu, teknologi informasi dan komputer berkembang sangat pesat, hampir semua aktifitas
kehidupan manusia sudah bersentuhan dengan teknologi komputer, tidak terkecuali yang berhubungan
dengan pengelolaan administrasi di kantor desa. Saat ini di kantor desa Nisombalia pengelolaan data
adminidstrasi kependudukan masih bersifat manual. Hal ini disebabkan karena kemampuan SDM pegawai

1
Korespondensi penulis: Amiruddin, Telp.:081355306506, amiruddin@poliupg.ac.id

41
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.41-46) 978-602-60766-2-5

kantor desa dalam penguasaan teknologi masih kurang, sekalipun sarana peralatan sudah ada, namun belum
bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Sehubungan dengan adanya dana bantuan tersebut maka kepala desa, pegawai di kantor desa bersama
masyarakat yang tergabung dalam lembaga pemberdayaan desa, harus mampu membuat perencanaan
kegiatan dan anggaran yang tepat sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diberikan. Untuk menyusun
anggaran tersebut tentunya melibatkan angka-angka yang membutuhkan perhitungan yang akurat. Salah satu
aplikasi komputer yang sering digunakan untuk pengolahan data angka adalah Microsoft Excel. Microsoft
Excel adalah salah satu aplikasi yang tergabung dalam Microsoft Office yang fungsi utamanya adalah dapat
melakukan pengolahan data angka secara cepat dan akurat. Pada aplikasi ini data ditempatkan pada sel-sel
(perpotongan antara baris dan kolom), dengan penempatan data seperti itu memungkinkan kita melakukan
perhitungan atau operasi antara data pada satu sel dengan data pada sel yang lain. Selain itu aplikasi ini juga
dilengkapi dengan rumus atau fungsi yang sering digunakan dalam perhitungan seperti rumus statistik
(Statistical), rumus perhitungan keuangan (Financial), rumus pengolahan basisdata (Database), fungsi-fungsi
logika, fungsi tanggal dan waktu (Date and Time). Rumus atau fungsi-fungsi tersebut sangat membantu
dalam pengolahan data.
Dari hasil wawancara dengan pegawai dan pemuda diperoleh informasi mengenai hal-hal yang perlu
dipelajari atau ditingkatkan yang berkaitan dengan penggunaan aplikasi komputer dalam kegiatan
pengolahan data sebagai berikut:
1. Untuk pegawai di kantor desa mereka sangat membutuhkan Microsoft Excel dalam membuat daftar
data kependudukan. Selama ini dalam membuat daftar data kependudukan, pegawai menggunakan
Microsoft Office Word, dalam hal menghitung mereka terkadang masih membutuhkan kalkulator, hal
tersebut tidak perlu terjadi seandainya pegawai tersebut mampu menggunakan Excel, karena Excel
mempunyai kemampuan untuk pengolahan data angka karena disertai berbagai fasilitas perhitungan
yang dapat dilakukan dengan mudah. Demikian halnya dalam penyusunan anggaran desa dan
pencatatan keuangan belum dapat dilakukan secara cepat dan akurat karena masih menggunakan
Microsoft Word.
2. Untuk para pemuda dan masyarakat yang tergabung dalam lembaga pemberdayaan desa, dalam
menyusun anggaran program kerja kesulitan dalam perhitungan, sehingga sering terjadi kesalahan
karena mereka belum mampu menggunakan aplikasi yang tepat yang dapat membantu mereka dalam
menghitung atau mengolah data angka yang ada. Sebagai contoh kasus dari hasil audit pelaksanaan
program kerja tahun 2016, pihak pengelola anggaran di desa tersebut diharuskan mengembalikan dana
karena adanya kesalahan perhitungan dalam pencatatan keuangan.
1.2 Permasalahan Mitra
Berdasarkan analisis situasi dan hasil wawancara dengan kepala desa dan anggota masyarakat dapat
dirumuskan permasalahan mitra sebagai berikut:
1. Pegawai belum mampu menggunakan fasilitas komputer yang ada secara maksimal karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan, khususnya dalam pengolahan data kependudukan.
2. Pegawai belum mampu menggunakan fasilitas komputer yang ada dalam pengolahan data keuangan,
khususnya dalam penyusunan anggaran dan pembuatan laporan keuangan secara efektif dan efisien. .

1.3 Target
Adapun target yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah:
1. Identifikasi potensi
Pelaksana bersama kepala desa, pegawai desa serta pemuda mengidetifikasi potensi yang
dimiliki yaitu: jumlah pegawai dan pemuda yang memiliki komputer/ laptop, kemampuan
pegawai dalam penggunaan software Microsoft Excel, ketersediaan bahan atau materi
pembelajaran Excel yang berbentuk cetak maupun file-file, ketersediaan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan seperti LCD proyektor, layar, ruang pelatihan.

2. Analisis kebutuhan
Menganalisis kebutuhan pegawai dan pemuda untuk mencari solusi dari permasalahan yang
dihadapi. Memprioritaskan kebutuhan pegawai dan pemuda yang mendesak disesuaikan dengan
kemampuan SDM, sarana dan prasarana yang tersedia.

42
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.41-46) 978-602-60766-2-5

3. Rencana kerja
Setelah menganalisis kebutuhan maka pelaksana membuat rencana kerja atau kegiatan yang
akan dilakukan. Rencana kerja meliputi persiapan, pelaksanaan dan evalusi serta tindak lanjut.
4. Pelatihan
Pelatihan meliputi cara penggunaan Microsoft Excel dalam pengolahan data penduduk dan data
keuangan, membuat daftar kependudukan dan cara pengolahan datanya, pengolahan data dalam
penyusunan anggaran program kerja.
5. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan apakah sudah
sesuai dengan target luaran yang telah ditetapkan

1.4 Luaran
Sedangkan luaran yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah:
1. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra tentang penggunaan Microsoft Excel dalam
pengolahan data angka..
2. Tersedianya daftar data kependudukan yang berbasis Excel.
3. Tersedianya data keuangan yang berbasis Excel.

2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN


Berdasarkan uraian permasalahan mitra yang telah diuraikan di atas maka dibuatlah metode
pelaksanaan pengabdian seperti pada tabel berikut:

Tabel 1 Metode Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat

No Analisis Situasi Metode Pelaksanaan Hasil yang Diharapkan


1. Pegawai dan Pemuda kurang Memberikan pengetahuan dan Pegawai dan Pemuda memiliki
memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pengetahuan dan keterampilan
keterampilan tentang penggunaan Microsoft Excel. tentang penggunaan Microsoft
penggunaan Microsoft Excel. Excel.

2. Pegawai dan Pemuda kurang Memberikan pengetahuan dan Pegawai dan Pemuda memiliki
memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pengetahuan dan keterampilan
keterampilan tentang penggunaan Microsoft Excel cara penggunaan Microsoft
penggunaan Microsoft Excel dalam pengolahan data Excel dalam pengolahan data
dalam pengolahan data kependudukan kependudukan
kependudukan
3. Pegawai dan Pemuda kurang Memberikan pengetahuan dan Pegawai dan Pemuda memiliki
memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pengetahuan dan keterampilan
keterampilan tentang penggunaan Microsoft Excel cara penggunaan Microsoft
penggunaan Microsoft Excel dalam pengolahan data Excel dalam pengolahan data
dalam pengolahan data keuangan dalam penyusunan keuangan dalam penyusunan
keuangan dalam penyusunan anggaran anggaran
anggaran
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh mitra yaitu dengan
memberikan pelatihan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Tutorial
Pada kegiatan ini pegawai diberikan pengetahuan dan keterampilan tentang manfaat, cara
mengoperasikan serta penerapan fasilitas-fasilitas yang ada pada program Microsoft Excel yang
dapat membantu para pegawai dalam melaksanakann tugas-tugasnya di kantor, terutama yang
berkaitan dengan pengolahan data. Sedangkan untuk pemuda bermanfaat untuk membantu
pengolahan data pada lembaga-lembaga kepemudaan yang ada di desa tersebut. Para kegiatan ini
disiapkan modul pelatihan untuk setiap peserta.
2. Tanya Jawab

43
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.41-46) 978-602-60766-2-5

Pada kegiatan ini pegawai dan pemuda diberi kesempatan untuk bertanya seluas-luasnya tentang
hal-hal yang belum diketahui dari materi yang telah diberikan. Tanya jawab ini bisa dilakukan pada
saat tutorial atau di ruang pelatihan atau juga dapat dilakukan melalui alat komunikasi elektronik
handphone atau e-mail diluar jadwal pelatihan.
3. Demonstrasi
Pada kegiatan ini pembawa materi men-demonstrasin-kan atau mempraktekkan tentang
penggunaan:
 Microsoft Ecxel dalam pengolahan data.
 Microsoft Excel dalam pengolahan data penduduk.
 Microsoft Excel dalam pengolahan data keuangan.
4. Praktek/Tugas
Untuk mencapai hasil yang maksimal maka diberikan praktek/tugas:
 Mempraktekkan pengolahan data penduduk dan data keuangan sesuai data yang ada pada kantor
desa atau lembaga kepemudaan yang ada di desa tersebut.
 Membuat daftar kependudukan dan daftar pencatatan keuangan yang berbasis Excel.
5. Evaluasi
Untuk mengevaluasi hasil pelatihan ini dilakukan pemantauan secara berkala (sekali seminggu)
untuk melihat kemampuan pegawai dan pemuda dalam penggunaan aplikasi Microsoft Excel untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengolahan data penduduk dan data
keuangan.
Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh partsipasi mitra (kepala desa, pegawai dan pemuda).
Partisipasi mitra yang diharapkan adalah:
a. Mengikuti semua kegiatan yang telah direncanakan.
b. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pelatihan.
c. Mengerjakan latihan dan tugas yang diberikan.
d. Memiliki motivasi dan kedisiplinan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra maka telah dilakukan kegiatan dan hasil yang
dicapai sebagai berikut:
Tabel 2 Kegiatan dan Hasil Pengabdian Masyarakat

No. Kegiatan Kemampuan Sebelum Kemampuan Persentase


Pelatihan Setelah Pelatihan Keberhasilan
1. Memberikan pengetahuan Ada 25 % pegawai dan Ada 83 % pegawai dan 58%
dan keterampilan cara pemuda yang mampu pemuda yang mampu
memulai dan menginput memulai dan menginput memulai dan menginput
data menggunakan data menggunakan data menggunakan
Microsoft Excel Microsoft Excel Microsoft Excel
2. Memberikan pengetahuan Tidak Ada pegawai dan Ada 75 % pegawai dan 75%
dan keterampilan cara pemuda yang mampu pemuda yang mampu
memformat worksheet memformat worksheet memformat worksheet
dengan menggunakan dengan menggunakan dengan menggunakan
Microsoft Excel. Microsoft Excel. Microsoft Excel.
3. Memberikan pengetahuan Tidak Ada pegawai dan Ada 66 % pegawai dan 66%
dan keterampilan cara pemuda yang mampu pemuda yang mampu
menggunakan rumus menggunakan rumus menggunakan rumus
dengan menggunakan dengan menggunakan dengan menggunakan
Microsoft Excel. Microsoft Excel. Microsoft Excel.
4. Memberikan pengetahuan Tidak Ada pegawai dan Ada 83 % pegawai dan 83%
dan keterampilan cara pemuda yang mampu pemuda yang mampu

44
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.41-46) 978-602-60766-2-5

No. Kegiatan Kemampuan Sebelum Kemampuan Persentase


Pelatihan Setelah Pelatihan Keberhasilan
menggunakan fungsi menggunakan fungsi menggunakan fungsi
dengan menggunakan dengan menggunakan dengan menggunakan
Microsoft Excel. Microsoft Excel. Microsoft Excel.
5. Memberikan pengetahuan Tidak Ada pegawai dan Ada 83% pegawai dan 83%
dan keterampilan cara pemuda yang mampu pemuda yang mampu
menyajikan data dalam menyajikan data dalam menyajikan data dalam
bentuk grafik dengan bentuk grafik dengan bentuk grafik dengan
menggunakan Microsoft menggunakan Microsoft menggunakan Microsoft
Excel. Excel. Excel.

3.2 Pembahasan
1) Pada kegiatan pertama, peserta diberi penjelasan tentang kegunaan dari aplikasi Microsoft Excel,
cara memulai dan menginput data. Pemateri beserta tim menuntun peserta membuka aplikasi
Microsoft Excel, kemudian memulai menginput data. Dalam kegiatan ini peserta diminta membuat
tabel dengan 11 kolom dan 5 baris, kemudian memberi judul kolom (No.,NIK, Nama, Jenis
Kelamin, Tempat Lahir, Tanggal Lahir, Status Perkawinan, Pekerjaan, Umur, Alamat, No. Telp ),
kemudian menginput data dari 4 orang peserta. Dari kegiatan ini diperoleh tingkat keberhasilan
58%.
2) Pada kegiatan kedua, peserta diberi penjelasan tentang cara memformat data, baik data angka
maupuin data bukan angka, mengatur perataan data dalam sel, mengatur font dan mengatur border
atau bingkai dalam sel. Dalam kegiatan ini peserta diminta memformat data yang telah dibuat pada
kegiatan pertama. Data pada baris pertama diformat rata tengah, huruf tebal. Data pada kolom No.
NIK, Nama, Jenis Kelamin, Tempat Lahir, Status Perkawinan, Pekerjaan, Alamat, No. Telp
diformat rata kiri, sedangkan data pada kolom Umur di format rata kanan, data pada kolom Tanggal
Lahir diformat: Tanggal (angka 2 digit) Bulan (Huruf) Tahun (angka empat digit) selanjutnya
semua sel diberi border atau garis. Dari kegiatan ini diperoleh tingkat keberhasilan 75%.
3) Pada kegiatan ketiga, peserta diberi penjelasan tentang cara penggunaan rumus. Rumus dibuat
dengan menggunaan operator tambah (+), kurang (-), kali (*) dan bagi (/). Dalam kegiatan ini
peserta diminta membuat daftar pembelian barang yang terdiri dari 6 kolom dan 4 baris. Kolom
berisi: No, Tanggal Pembelian, Nama Barang, Jumlah Barang, Harga Satuan, Total Harga. Pada
kolom Total Harga diberi rumus: =Jumlah Barang * Harga Satuan. Rumus yang dibuat dapat di
copy untuk menghitung Total Harga baris berikutnya. Untuk menghitung umur peserta pada tabel
yang dibuat pada kegiatan pertama menggunakan rumus: Tanggal Hari Ini dikurangi Tanggal Lahir
kemudian hasilnya dibagi 365 hari. Dari kegiatan ini diperoleh tingkat keberhasilan 66%.
4) Pada kegiatan keempat, peserta diberi penjelasan tentang cara penggunaan fungsi dalam Microsoft
Excel. Fungsi adalah rumus yang siap pakai yang disediakan oleh Microsoft Excel, seperti rumus
mencari rata-rata (AVERAGE), rumus mencari jumlah data (SUM). Dalam kegiatan ini peserta
diminta menghitung Jumlah Yang Dibayar dengan menggunakan fungsi SUM, menghitung rata-
rata pembelian dengan menggunakan fungsi AVERAGE.. Dari kegiatan ini diperoleh tingkat
keberhasilan 83%.
5) Pada kegiatan kelima peserta diberi penjelasan tentang cara membuat grafik. Dalam kegiatan ini
peserta diminta membuat grafik lingkaran dari data TOTAL HARGA berdasarkan NAMA
BARANG, , kemudian mengatur layout, design dan format grafik. Dari kegiatan ini diperoleh
tingkat keberhasilan 83%.

4. KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, ada dua kesimpulan yang dapat ditarik:

1. Kegiatan pengabdian ini mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mitra mengenai
pentingnya pengolahan data berbasis Microsoft Excel.

45
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.41-46) 978-602-60766-2-5

2. Kegiatan ini mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mitra mengenai penggunaan
Microsoft Microsoft Excel, khususnya dalam hal: menginput data, memformat data, menggunakan
rumus, menggunakan fungsi dan membuat grafik.

5. DAFTAR PUSTAKA

1. Ann Devries, 2007.Quick Start MS. Excel 2007, PT ELex Media Komputindo, Jakarta.
2. Direktorat Ristek dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemenristek Dikti, 2016. Panduan Pelaksanaan
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Edisi X.
3. Fathansyah, 1999. Basis Data, Informatika, Bandung.
4. Fauzi A.,Arifin J. 2007. Aplikasi Excel dalam Bisnis Terapan, PT ELex Media Komputindo, Jakarta.
5. Kurniawan, Budi, 2007. Belajar MS. Excel 2007 dalam Sehari, PT ELex Media Komputindo, Jakarta.
6. Permana, Budi, 2007. Aplikasi Excel dalam Manajemen Keuangan, PT ELex Media Komputindo,
Jakarta.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Kami ucapkan terima kasih kepada Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang yang telah
memberikan kesempatan kepada dosen untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui dana DIPA
PNUP. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian PNUP yang
telah memberikan arahan dan petunjuk sehingga kegiatan ini dapat terlaksana sesuai yang diharapkan. Juga
tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Kepada Desa Nisombalia beserta pegawai dan pemuda
nya yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.

46
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.47-50) 978-602-60766-2-5

IBM PEMBUATAN BAK PENAMPUNGAN AIR BERSIH DUSUN TALA TALA DI DESA
BINAAN

Indra Mutiara1), Aksan Djamal2), Andi Muhammad Subhan Saiby3)


1),2),3)
Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

The people in Dusun Tala-tala are one of the locations experiencing difficulties in providing clean water. The
solution offered is the design of a water supply system with the creation of a water reservoir. The focus of the study in
addition to the reliability of its performance, easy and low cost in operation and maintenance of clean water supply
system for the villagers, so it is expected that the utilization will be sustainable. Output targets (a). Availability of clean
water reservoir in Tala-tala hamlet. (b). Increase public understanding and awareness of the importance of the
environment to them, (c). Increased productivity and community insight that support the government's main program on
improving people's welfare. The result of the dedication is the availability of a water reservoir which is used in the sub
health center (Pustu).

Keywords: clean water, reservoir, pipe instalation

1. PENDAHULUAN
Desa Nisombalia terdiri dari empat dusun dengan luas desa 2.092,50 Ha. Jarak dari Ibukota
Kabupaten 21 km dan jarak dari Ibukota Kecamatan 4 km.
Batas Wilayah Desa Nisombalia: Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Borimasunggu, Sebelah
Selatan : Berbatasan dengan Desa Pa’bentengan, Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa A’bulosibatang,
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Selat Makassar. Desa Nisombalia adalah daerah dataran dengan skala
1:22,500. Kondisi alam Desa Nisombalia adalah lahan pertanian dan tambak dengan sebagian besar tadah
hujan. Jalan menuju desa ini telah dibeton, dengan jarak kurang lebih 4 km dari Ibukota Kabupaten untuk
mencapainya.
Warga Desa Nisombalia sebagian besar hidup bekerja di sektor bahari, bertani, tambak, nelayan,
usaha ternak sapi, itik dan ayam. Semua diusahakan secara tradisional di daerah topografi yang datar dan laut
yang menyimpan kekayaan bahari yang banyak. Hanya sedikit diantaranya yang bekerja di kantor
pemerintah. Latar belakang pendidikan masyarakatnya juga masih sangat rendah. Hanya sekitar 3%
diantaranya yang bergelar sarjana, sebagian besar hanya mengenyam pendidikan sampai sekolah.
Desa Nisombalia termasuk dalam kecamatan Marusu yang terbagi dalam 4 Dusun yaitu: Dusun
Mambue, Dusun Tala-Tala, Dusun KuriLompo, dan Dusun Kuri Caddi. Desa Nisombalia mempunyai jumlah
penduduk 3.733 jiwa dan 961 KK, dengan asumsi jumlah penduduk laki-laki 1.902 jiwa dan perempuan
sebanyak 1.831 jiwa yang tersebar di 4 (empat) dusun.
Pada tahun 2017, Politeknik Negeri Ujung Pandang menjadikan Desa Nisombalia sebagai Desa
Binaan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan atau masalah-masalah yang dihadapi oleh mitra. Program
dan Kegiatan Indikatif berdasarkan penjaringan masalah yang dilakukan pada setiap dusun, terdapat
berbagai masalah, meliputi bidang pekerjaan umum, bidang ekonomi dan bidang sosial budaya.
Air merupakan elemen yang penting dalam kehidupan manusia, kebutuhan akan air menjadi salah
satu yang penting dalam proses kehidupan. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas dan
kontinuitas sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Saat ini sebagian orang di wilayah pedesaan
dan perkotaan kekurangan akses terhadap air minum dari sumbernya. Hal ini sangat memprihatinkan dan
salah satu cara mengatasinya adalah memberikan akses yang lebih besar terhadap penyediaan air bersih.
Sistem penyediaan air bersih perdesaan menghadapi banyak kendala dalam menjaga yang telah
dibangun oleh pemerintah, biasanya dikelola oleh masyarakat dengan membentuk lembaga pengelola air.
Keterbatasan kemampuan pengelola, baik secara teknis maupun manajerial, akan mempengaruhi
keberlanjutan sistem penyediaan air bersih di perdesaan. Karena keterbatasan kemampuan tersebut, maka
dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih perlu mempertimbangkan teknologi penyediaan air bersih
yang tepat untuk diterapkan.

1
Korespondensi penulis: Indra Mutiara, Telp 085244703579, indramutiara@poliupg.ac.id

47
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.47-50) 978-602-60766-2-5

Untuk menjaga keberlanjutan penyediaan air bersih di perdesaan, diperlukan perencanaan dan
pengelolaan yang baik serta didukung oleh partisipasi masyarakat yang mendorong sebesar besarnya
keikutsertaan masyarakat desa setempat dalam proses perencanaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat
sendiri sebagai bagian dari upaya membangun rasa memiliki terhadap prasarana air bersih yang akan
dibangun.
Masyarakat di Dusun Tala-tala adalah salah satu lokasi yang mengalami kesulitan dalam penyediaan
air bersih. Sumber air masyarakat di dusun tersebut diambil di sungai yang jaraknya cukup jauh dari tempat
tinggal mereka, padahal air merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai
sumber air penduduk dusun tersebut harus berjalan kaki, karena sumber air tidak dapat dicapai dengan
kendaraan disebabkan tidak adanya akses jalan menuju sumber air tersebut. Keberadaan jaringan air bersih
tidak mampu diterapkan oleh masyarakat setempat sebagai sebuah solusi atas permasalahan penyediaan air
bersih di dusun tersebut, akibat kondisi sosial masyarakat di dusun tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka solusi yang ditawarkan adalah rancang bangun sistem penyediaan
air bersih dengan pembuatan bak penampungan air. Titik berat kajian disamping kehandalan kinerjanya,
adalah kemudahan serta berbiaya rendah dalam operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih untuk
masyarakat desa, sehingga diharapkan pemanfaatannya akan bisa berkesinambungan (sustainable).
Target dan luaran yang diharapkan dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut :
a. Tersedianya penampungan air bersih di dusun Tala-tala.
b. Dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan peran penting lingkungan terhadap
mereka, dalam hal ini ketersediaan air yang stabil dan berkelanjutan akan berdampak pada mereka,
khususnya pada jaringan air bersih di tempat mereka sehingga secara tidak langsung menanamkan
kepedulian meereka untuk menjaga hutan, lingkungan dan air.
c. Peningkatan produktivitas dan wawasan masyarakat yang turut mendukung program pemerintah
utamanya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. PELAKSANAAN PENGABDIAN
Adapun metode pelaksanaan kegiatan untuk mendukung realisasi program kegiatan pengabdian ini
adalah sebagai berikut :
1). Tahapan persiapan
Tahap persiapan berupa survey lokasi pada awal pelaksanaan program. Survei dilaksanakan di Dusun
Tala-Tala, Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. Survei
dilakukan oleh tim pengusul program dibantu masyarakat setempat dalam bimbingan tim pengusul.
Bentuk survei yang dilaksanakan antara lain :
a. Survei kondisi kebutuhan air masyarakat.
b. Survei lokasi potensi sumber air berupa debit air, kecukupan kuantitas/debit airnya terutama dimusim
kering.
c. Survei kualitas air apakah memerlukan pengolahan untuk menjadi air bersih atau hanya memerlukan
pengolahan minimal.
d. Survei lokasi berupa gambaran lokasi, aksesibilitas, kondisi topografi, kondisi sosio-ekonomi dan
kependudukan.
2). Tahap desain dan pelaksanaan
a. Melakukan pengambilan contoh air untuk diuji kualitas air di laboratorium (jika diperlukan).
b. Desain bangunan sipil (bak penampungan air)
c. Pembangunan bangunan sipil
Dalam tahap ini dikerjakan bersama-sama antara tim pengusul dengan masyarakat mengacu kepada
desain awal yang dibuat tim pengusul.
3). Tahap uji coba dan evaluasi
Tahap ini berupa pelaksanaan uji coba bak penampungan air sekaligus evaluasi terhadap keberhasilan
dari program.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil survei awal bersama pemerintah setempat, tim IbM diarahkan untuk memasang bak
penampungan air beserta instalasinya di lokasi Pustu (Puskesmas Pembantu), hal ini dikarenakan tidak
adanya supai air untuk kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu tersebut. Kejadian terakhir adalah sekitar
sepekan sebelum pelaksanaan IbM ada masyarakat yang melahirkan di Pustu tersebut dan tidak ada

48
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.47-50) 978-602-60766-2-5

persediaan air, sehingga bidan yang bertugas meminta air untuk proses persalinan dari masyarakat di sekitar
Pustu.
Pelaksanaan kegiatan IbM di desa binaan ini dilaksanakan oleh beberapa tim. Sumber air diperoleh
dari sumur bor yang dilaksanakan oleh Tim IbM lain yang juga berasal dari PNUP. Kualitas air yang
diperoleh sudah baik sehingga tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Selanjutnya tim kami memasang
instalasi pipa mulai dari sumber air ke bak penampungan dan instalasi pipa pemakaian air melalui kran.
Selain itu tim kami juga membuat tempat cuci di bagian belakang Pustu. Bak penampungan air menggunakan
profil tank dengan kapasitas 2x800 liter.

(a) (b)
Gambar 1. (a) Profil tank untuk penampungan air, (b) Pemasangan instalasi pipa air

(a) (b)
Gambar 2. (a) Pembuatan tempat cuci dan bak kontrol di belakang Pustu, (b) Tempat cuci selesai dibuat

(a) (b)
Gambar 3. (a) Profil tank terpasang, (b) Pemakaian air melalui kran

49
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.47-50) 978-602-60766-2-5

4. KESIMPULAN
Hasil pelaksanaan IbM penampungan air bersih ini disamping kehandalan kinerjanya, adalah
kemudahan serta berbiaya rendah dalam operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih untuk
masyarakat desa dalam hal ini untuk pelayanan kesehatan di Pustu, sehingga diharapkan pemanfaatannya
akan bisa berkesinambungan (sustainable).

5. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya, 1995, Petunjuk Teknis Sistem Penyediaan Sarana PLP,
Jakarta
Kawanura, Susumu, 1991, Integred Design of Water Treatment Facilities, John Wiley & Sons, Inc.
PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung
Subarkah, Imam, 1980, Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air, Bandung, Idea Dharma
Sutrisno, C. Totok dkk, 1987, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Bina Aksara

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih disampaikan kepada UPPM Politeknik Negeri Ujung Pandang dan masyarakat di Dusun
Tala-Tala, Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan atas
kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatan IbM ini.

50
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.51-56) 978-602-60766-2-5

PELATIHAN MOTIVASI DAN KEWIRAUSAHAAN BAGI IBU-IBU MAJELIS TAKLIM


NURNABAWI KELURAHAN BERUA
Rosmawati1, Andi Abdul Azis Ishak, Nurhilaliah, Mansur
Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

Members of Majelis Taklim Nurnabawi are group of house wife who have not permanent jobs with regular
income while part of them only have low income generated from casual jobs. In this regard, they need support, ideas,
and motivations to enhance their spirit and motivate them, through community service program, to start up a small
business. The aims of this community service program, conducted by lecturer at Accounting Department State
Polytechnic of Ujung Pandang, is to provide and serve them with a simply and short-term entrepreneurship training so
they may able to solve their daily problems which is most of them are lack of regular income. Through this training
program, members of Majelis Taklim Nurnabawi are trained to enhance their self-confidence and skill including the way
to start up a small business. All of them are assigned with simple tasks and games in preparing and starting business,
prepare a simple business strategic and plan and also marketing their products or services through on-line shop.
Selected learning method was chosen based upon experiential learning method through active group discussions, simple
games, and simulations to encourage the spirit and role of each participant It is concluded that knowledge is needed by
each participant to increase and develop their spirit in starting up business so as a result they are able to develop their
wealth and quality of life simultaneously.

1. PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, majelis ta’lim melaksanakan fungsinya pada tataran
nonformal, yang lebih fleksibel, terbuka, dan merupakan salah satu solusi yang seharusnya memberikan
peluang kepada masyarakat untuk menambah dan melengkapi pengetahuan yang kurang atau tidak sempat
mereka peroleh pada pendidikan formal, khususnya dalam aspek keagamaan. Sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 4 yang berbubunyi :
“Satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, dan majelis ta’lim, serta satuan pendidikan yang sejenis”
Majelis ta’lim ini tidak hanya mengkaji masalah agama saja tetapi juga memiliki program buletin dan
juga sebagai wadah permberdayaan masyarakat yang efektif di tengah-tangah masyarakat. Tanpa disadari
majelis ta’lim menjelma menjadi sebuah institusi pendidikan ditengah-tengah masyarakat yang justru tidak
disadari manfaat yang lebih besar tidak hanya sekedar pertemuan rutin saja dan upaya pengembangan sikap
keagamaan masyarakat sekitar, melainkan bisa menjadi wadah pemberdayaan masyarakat yang sangat
potensial.
Tujuan utama dari pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat,
mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat
dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari
informasi, kemampuan untuk mengelola kegiatan, dan kemampuan-kemampuan lainnya untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh majelis ta’lim ini diharapkan mampu menjadi wadah
pemberdayaan masyarakat menuju kewirausahaan. Membangun jiwa wirausaha perlu dilakukan, khususnya
bagi ibu-ibu majelis taklim yang mempunyai potensi untuk berwirausaha dan juga peran serta pengelolaan
pendidikan sangat diharapkan terutama dalam memberikan motivasi sekaligus memberikan fasilitas yang
dibutuhkan baik berupa materi kewirausahaan yang aplikatif maupun sarana prasarana yang diperlukan
dalam melakukan praktek.
Majelis taklim Nurnabawi Kelurahan Berua adalah majelis taklim yang sudah terbentuk sejak tahun
1999 yang didominasi anggotanya dari tingkatan ekonomi golongan menengah ke bawah dan umumnya
adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan tidak memiliki kemauan dan kemampuan berwirausaha
untuk menambah penghasilan keluarga.
Menyadari bahwa untuk meningkatkan peranan Majelis Taklim dalam mensejahterakan keluarga dan
masyarakat membutuhkan dukungan semua pihak termasuk perguruan tinggi untuk dapat menambah

1
Korespondensi: rosmawati@poliupg.ac.id

51
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.51-56) 978-602-60766-2-5

khasanah pengetahuan dalam hal meningkatkan kualitas kegiatan organisasi mereka terutama dalam hal
aspek motivasi dan wirausaha.
Dewasa ini, dengan perkembangan ilmu dan teknologi (IT) semakin banyak sistem yang
dikembangkan dan bisa digunakan untuk membantu para ibu-ibu untuk berwirausaha dan membantu
meningkatkan penghasilan keluarga tanpa harus meninggalkan rumah ataupun mengabaikan tugasnya
sebagai ibu rumah tangga. Seperti dengan bantuan Facebook ataupun WhatsApp. Untuk itu kami dari Tim
Pengabdian Kepada Masyarakat Jurusan Akuntansi PNUP bermaksud memberikan pelatihan tentang
motivasi dan kewirausahaan.

1.2. Permasalahan Mitra


1) Anggota Majelis taklim Nurnabawi Kelurahan Berua adalah ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja
yang waktunya sepenuhnya untuk mengurus anak dan suami dan mengerjakan pekerjaan rumah
tangga. Sehingga merasa diri sangat sibuk daripada ibu-ibu yang memang sibuk sebagai pegawai
ataupun staf perusahaan.
2) Anggota Majelis taklim Nurnabawi Kelurahan Berua adalah ibu-ibu rumah tangga yang belum
mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berwirausaha.
3) Anggota Majelis taklim Nurnabawi Kelurahan Berua adalah ibu-ibu rumah tangga yang belum
mengoptimalkan sistem yang ada seperti Facebook dan WhatsApp.

2. TARGET DAN LUARAN


1. Menumbuhkan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and
different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif.
2. Menumbuhkan kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata.
3. Kesiapan ibu rumah tangga untuk berusaha mandiri.
4. Meningkatkan keterampilan dalam menghasilkan produk untuk berwirausaha.
5. mengoptimalkan sistem seperti Facebook dan WhatsApp.

3. METODE PELAKSANAAN
Metode Pendekatan
Berdasarkan permasalahan mitra telah diuraikan di atas maka metode pelaksanaan yang akan
digunakan dalam memberikan pelatihan motivasi dan kewirausahaan.
1. Pelatihan motivasi.
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation)
dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan (Malayu S.P. Hasibuan, 2005).
Menurut Lee & Wong, Entrepreneurial intention atau niat kewirausahaan adalah motivasi
berwirausaha, dapat juga diartikan sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian sebuah usaha yang
umumnya bersifat jangka panjang.
Sedangkan menurut Krueger, motivasi kewirausahaan mencerminkan komitmenseseorang untuk
memulai usaha baru dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam memahami proses
kewirausahaan pendirian usaha baru
(Lieli Suharti dan Hani Sirine, 2002).
2. Pelatihan berwirausaha
Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995, mendefenisikan kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar
(Leonardus Saiman, 2009).
Pelatihan berwirausaha yang diberikan bertujuan untuk Mengenali Peluang Usaha, Optimalisasi
Potensi Diri, Fokus dalam Bidang Usaha, dan Berani memulai.
a. Mengenali Peluang Usaha
Peluang usaha sebenarnya ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu
melihat situasi sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya

52
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.51-56) 978-602-60766-2-5

Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada saat orang lain tidak menghiraukan
situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane
2003).
Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai informasi dan pengetahun mengenai
penemuan peluang. Dua aspek dari pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang
menemukan peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja. Sedangkan hubungan sosial adalah sebuah langkah
penting dimana seseorang mendapatkan informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli
menyarankan ketika seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara kelompok
adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi sosial akan lebih memungkinkan
individu akan membuat kelompok dalam berwirausaha.
Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi mengenai lokasi, potensi pasar,
sumber modal, pekerja, dan cara pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan
kenekaragaman latar belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut. Beberapa sumber
peluang usaha antara lain: (1) Perubahan teknologi; (2) Perubahan kebijakan dan politik dan (3) Perubahan
sosial demografi.
b. Optimalisasi Potensi Diri
Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi diri. potensi diri artinya
pengetahuan yang kita miliki. Ketika seseorang akan berwirausaha maka disesuaiakn dengan potensi dirinya.
c. Fokus dalam Bidang Usaha
Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam memulai sebuah usaha atau
inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus dimulai dari yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita
miliki.
d. Berani Memulai
Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang dimiliki oleh yang akan
memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, overconfidence dan berani mengambil resiko adalah sangat perlu
dilakukan. Lakukan dulu, jalan dulu. jika ada kesulitan, baru dicari jalan keluarnya.

Pelaksanaan
Untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan, maka pelaksanaan Program IbM yang akan dilakukan
adalah:
1. Untuk memulai pelaksanaan Program IbM Tahun Anggaran 2017 dilakukan koordinasi dengan Unit
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik Negeri Ujung Pandang dan Mitra tentang jadwal
pelaksanaan Program IbM.
2. Motivasi wirausaha bertujuan untuk mengarahkan daya dan potensi ibu-ibu anggota majelis taklim, agar
mau berwirausaha dan menjadi seorang pengusaha perempuan.
3. Pelatihan berwirausaha dengan mengoptimalkan sistem Facebook dan WhatsApp. Pelatihan ini
dilaksanakan oleh mitra didampingi oleh tim pelaksana kegiatan Program IbM ini.
4. Pendampingan untuk mitra untuk berwirausaha melalui Facebook dan WhatsApp terhadap suatu produk.

4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI


Politeknik Negeri Ujung Pandang merupakan perguruan tinggi vokasi, terdiri dari enam jurusan yaitu
Teknik Sipil, Mesin, Kimia, Elektro, Administrasi Niaga dan Akuntansi. Politeknik Negeri Ujung Pandang
telah banyak melakukan berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti penerapan iptek, program
vucer dan kewirausahaan. Oleh karena itu Politeknik Negeri Ujung Pandang layak untuk melakukan program
IbM. Fasilitas pendukung (laboratorium, studio dan workshop) tersedia dan cukup memadai yang semuanya
dapat digunakan dalam rangka pelaksanaan IbM.
Pelaksanaan program IbM ini didukung oleh tim yang personalnya memiliki skill yang dapat
menyelesaikan permasalahan mitra. Tim pelaksana sebanyak 4 orang dari jurusan Akuntansi dengan
kualifikasi pendidikan Magister (S2). Aktif dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat,
dan sangat menguasai mengenai ilmu kewirausahaan telah mempunyai pengalaman mengajar ilmu
kewirausahaan. Untuk itu Tim Pelaksana berkeinginan mengaplikasikan ilmu kewirausahaan dan melakukan
pembinaan kepada masyarakat yang membutuhkannnya, khususnya kepada ibu-ibu anggota Majelis Taklim
Nurnabawi Kelurahan Berua.

5. HASIL YANG DICAPAI

53
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.51-56) 978-602-60766-2-5

Pelatihan motivasi.
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi ibu-ibu anggota majelis taklim, agar mau berwirausaha
dan menjadi seorang pengusaha perempuan.
Langkah-langkah kegiatan
a. Persiapan
Pada tahap persiapan Tim IBM Majelis Taklim Nurnabawi mengunjungi mitra untuk berdiskusi tentang
beberapa hal terkait dengan kesiapan mitra dalam menerima kunjungan tim. Selain itu tim IBM dan mitra
menentukan waktu yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan dan administrasi lainnya. Waktu yang disepakati
untuk pelaksanaan kegiatan adalah pada tanggal 11 Juli 2017.
b. Pelaksanaan lokasi kegiatan.
Kegiatan dilaksanakan di rumah Ibu Awaliah yang menjabat sebagai wakil ketua majelis Taklim Nurnabawi
yaitu di Jalan Berua 3 Makassar.
c. Jumlah peserta.
Peserta dalam kegiatan ini terdiri dari wakil ketua ketua dan anggota majelis taklim Nur Nabawi yang jumlah
peserta 10 orang.
d. Metode yang diterapkan.
Metode yang diterapkan adalah metode ceramah dan diskusi. Pendekatan ini dipilih dengan pertimbangan
sesuai dengan pembelajaran orang dewasa dan karakteristik mitra. Selain itu melalui diskusi mitra lebih
leluasa untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi.
e. Pemateri Pelatihan.
Pemateri pelatihan motivasi kewirausahaan disampaikan oleh ibu Nurhilalia, SE, Msi yang merupakan
pengajar matakuliah kewirausahaan di Jurusan Akuntansi PNUP dan juga sebagai pelaku bisnis yang telah
menggeluti beberapa jenis bidang usaha seperti bisnis multilevel IFA dan bisnis BUTIK.
f. Ringkasan Materi Pelatihan.
Menjadi seorang ibu rumah tangga haruslah kreatif memanfaatkan kemampuan, juga realistis dalam
berbagi tugas dengan suami dalam membesarkan anak-anak. Seorang ibu juga sebaiknya bisa mandiri, tidak
melulu tergantung pada suami. Seorang ibu yang mandiri adalah pribadi yang secara proaktif mengambil
tindakan-tindakan tertentu untuk mendukung dan membina rumah tangganya. Mandiri bukan berarti
melakukan hal sesuka hati sang istri tanpa mempedulikan pendapat suami.
Salah satu cara yang mencerminkan kemandirian dan kreativitas adalah menjalankan kegiatan
kewirausahaan atau entrepreneurship. Sederhananya, menjalankan sebuah kegiatan bisnis kecil-kecilan.
Kegiatan yang menghasilkan uang dan tidak memerlukan modal besar dan dapat dilakukan dalam skala
rumahan. Jadi ibu-ibu pun dapat melakukannya sembari mengurus rumah, mengawasi dan menemani anak-
anak mereka, dan akhirnya menghasilkan uang untuk pendapatan keluarga.
Melakukan wirausaha, selain menghasilkan uang juga memberi kepuasan batin. Hal ini disebabkan
karena pelaku wirausaha bebas berkreasi dalam mewujudkan usahanya. Usaha tersebut haruslah disertai
ketelatenan dan keuletan, tidak kenal menyerah. Biasanya, usaha seperti ini berangkat dari hobby atau
kegemaran seseorang. Contohnya kegemaran memasak, seseorang bisa membuka usaha katering, rumah
makan atau sekedar mensuplai makanan buatannya ke toko-toko besar. Semuanya itu bisa dilakukan
disesuaikan dengan besar modal yang dimiliki.
Manfaat lainnya dalam menjalankan wirausaha adalah meningkatnya ikatan silaturahmi antar individu.
Silaturahmi terjadi antara pengusaha dan pembeli.
Beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam memulai dan menjalankan sebuah wirausaha.
Pertama, jangan terlalu berpikir soal untung besar. Pikirkanlah bahwa usaha yang anda jalankan itu
bermanfaat tidak hanya melulu dalam hal finansial, tapi juga kepuasan batin karena dapat melakukan sesuatu
yang berguna. Pembeli akan merasa nyaman melakukan transaksi dengan anda. Dan tanpa anda sadari,
pembeli akan memberi nilai lebih dan sangat mungkin memberi rekomendasi kepada orang lain untuk
membeli di tempat anda. Keuntungan akan datang dengan sendirinya.
Kedua, Pemasaran produk sebaiknya mulai dari yang terdekat seperti tetangga di RT/RW terdekat atau
kumpulan ibu-ibu arisan, PKK atau ibu-ibu yang antar jemput anaknya di sekolah.
Ketiga, anda harus jeli melihat trend pasar, kebutuhan masyarakat, apa yang tidak ada tapi dibutuhkan. Bisa
mulai dari apa yang menjadi minat anda. Misalnya, jika anda minat terhadap seluk beluk kuliner, anda akan
lebih gampang melakukan riset pasar di bidang kuliner. Demikian juga jika anda berminat terhadap fashion,
alat elektronik, olahraga atau peralatan rumah tangga. Berangkat dari hal yang anda minati, kemudian

54
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.51-56) 978-602-60766-2-5

dilakukan riset pasar. Riset pasar adalah sebuah upaya untuk mengetahui apakah jenis produk tertentu
dibutuhkan masyarakat atau tidak. Jangan latah menghasilkan produk yang sudah dihasilkan oleh orang lain.
Hasilkan sesuatu yang khas dan unik.

f. Partisipasi Mitra. Tingkat partisipasi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini sangat tinggi, hal ini terlihat
dari antusiasnya mitra mendengarkan pemateri memberikan materi dan life story pemateri sebagai pelaku
bisnis dan aktifnya kegiatan tanya jawab antara pemateri dengan mitra.

Pelatihan berwirausaha dengan mengoptimalkan sistem Facebook dan WhatsApp. (Bisnis Online)
Langkah-langkah kegiatan
a. Persiapan
Pada tahap persiapan Tim IBM Majelis Taklim Nurnabawi mengunjungi mitra untuk berdiskusi tentang
beberapa hal terkait dengan kesiapan mitra dalam menerima kunjungan tim. Selain itu tim IBM dan mitra
menentukan waktu yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan dan administrasi lainnya. Waktu yang disepakati
untuk pelaksanaan kegiatan adalah pada tanggal 8 Oktober 2017.
b. Pelaksanaan lokasi kegiatan.
Kegiatan dilaksanakan di rumah Ibu Rosna Diaty yang menjabat sebagai ketua majelis Taklim Nurnabawi
yaitu di Jalan Berua 5 Makassar.
c. Jumlah peserta.
Peserta dalam kegiatan ini terdiri dari Ketua dan wakil ketua ketua serta anggota majelis taklim Nur Nabawi
yang jumlah peserta 30 orang.
d. Metode yang diterapkan.
Metode yang diterapkan adalah metode ceramah dan diskusi. Pendekatan ini dipilih dengan pertimbangan
sesuai dengan pembelajaran orang dewasa dan karakteristik mitra. Selain itu melalui diskusi mitra lebih
leluasa untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi.
e. Pemateri Pelatihan.
Pemateri pelatihan motivasi kewirausahaan disampaikan oleh pelaku bisnis online yang juga merupakan
alumni jurusan akuntansi PNUP yang bernama Akbar, Amd.
f. Ringkasan Materi Pelatihan.
Berikut ini langkah-langkah cara memulai bisnis online bagi pemula:
1. Luruskan niat, miliki mindset bisnis yang benar.
2. Putuskan apa yang mau Anda jual.
3. Buat website jualan maupun toko online.
4. Promosikan lapak jualan online anda..
5. Cari mentor dan lingkungan yang positif.
Dan sama seperti jenis bisnis lainnya, ketika Anda memutuskan untuk membangun bisnis online pastinya ada
beberapa hal yang harus Anda perhatikan, seperti:
1. Modal.
2. Produk yang akan dijual.
3. Pasar yang akan disasar.
4. Strategi pemasaran.
5. Kelangsungan bisnis dan tren bisnis.
10 jenis peluang usaha online, dan ini adalah sumber penghasilan yang melimpah jika kita melakukannya
dengan serius.
1. Menerbitkan iklan (ads publishing)
2. Membangun list (list building)
3. Menjual produk orang lain dan mendapatkan komisi penjualan (affiliate marketing)
4. Menjual jasa desain grafis (banner, logo)
5. Menulis review dan dibayar (paid review)
6. Membuat membership site (paid subscription membership)
7. Menjual blog yang sudah jadi (blog flipping)
8. Menjual jasa pembuatan website
9. Membuat dan menjual theme / template website
10. Membuat dan menjual plugin / software

55
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.51-56) 978-602-60766-2-5

Untuk membantu kegiatan marketing Anda dengan Whatsapp, Anda bisa melakukan beberapa hal di
bawah ini:
1. Cantumkan kontak Whatsapp Anda secara detail pada website Anda dan akun media sosial Anda yang
lain.
2. Gunakan Whatsapp dengan customer yang mempunyai hubungan sangat baik dengan Anda atau brand
Anda.
3. Selalu jaga kesopanan dengan customer saat chatting melalui Whatsapp.
4. Tanggapi segera permintaan customer. Komunikasi yang tepat waktu penting untuk bisnis apapun.
5. Anda bisa mengirim gambar dan video produk Anda dengan Whatsapp.
6. Sertakan beberapa lelucon atau meme pada pesan Anda.
7. Jika Anda tidak bisa melayani sepanjang waktu, sebutkan waktu dimana para customer bisa berinteraksi
dengan Anda.
8. Pilih target Anda secara hati-hati.
9. Posting sebuah penawaran produk pada akun Facebook Anda dan follow up dengan Whatsapp kunci
untuk komunikasi yang telah ditargetkan.

6. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1. KESIMPULAN
1. Pengabdian pada masyarakat ini kami lakukan pada Majelis Taklim Nurnabawi
2. Pengabdian pada masyarakat Majelis Taklim Nurnabawi telah terselenggara dengan pelatihan Motivasi
dan pelatihan kewirausahaaan.
3. Tingkat partisipasi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini sangat tinggi, hal ini terlihat dari antusiasnya
mitra mendengarkan pemateri memberikan materi dan life story pemateri sebagai pelaku bisnis dan aktifnya
kegiatan tanya jawab antara pemateri dengan mitra.

6.2. Saran
Menyadari bahwa untuk meningkatkan dan mensejahterakan keluarga serta menambah kemampuan
mengelola organisasi membutuhkan peningkatan pengetahuan anggotanya dalam segala aspek yang
mendukung peningkatan tersebut, maka dirasa perlu adanya kegiatan pengabdian lanjutan untuk memberikan
pelatihan tentang aspek penting lainnya.

56
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.57-62) 978-602-60766-2-5

PEMASANGAN INSTALASI PENYALUR PETIR MASJID LAILATUR QADAR BTP


BLOK AF MAKASSAR

Ahmad Rizal Sultan1), Ahmad Gaffar2) , Syarifuddin3)


1),2,3)
Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

This devotional activity is conducted to provide solutions to problems faced by partners associated with the
installation of a good lightning installation at Lailatul Qadar Mosque BTP Block AF Makassar City. The method
pursued in the implementation of this activity is first by doing counseling related to electrical hazard / lightning hazard.
Second, make the planning and installation of lightning distribution installation at Lailatul Qadar Mosque BTP Block
AF. With this dedication activity is expected to awareness of electric hazard / lightning hazard for BTP Block AF
residents to be more increased. In addition to the installation of lightning distributors at the mosque is expected to
provide comfort and will ensure the safety for residents around, buildings and electronic equipment near the place when
there is a direct lightning strike or indirect lightning strike.
Keywords: lightning installation , lightning strike

1. PENDAHULUAN
Kompleks Permukiman Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok AF terletak di Kelurahan Katimbang,
Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Lokasi perumahan ini berjarak ± 1 km dari Kampus 2 Politeknik
Negeri Ujung Pandang. Mayoritas penduduk di Kompleks BTP Blok AF adalah pemeluk agama islam. Selain
itu, semangat keberislaman masyarakat pada kelurahan tersebut juga cukup tinggi, ini ditunjukkan adanya
keinginan untuk mendirikan sebuah masjid sebagai pusat dakwah islam untuk kawasan tersebut. Di kompleks
ini terdapat dua masjid yaitu Masjid Maryam Binti Imran dan Masjid Lailatul Qadar. Masjid Maryan Binti
Imran dibangun pada akhir tahun 2004. Seiring dengan perkembangan penduduk, maka sekitar tahun 2012
secara bertahap dilakukan perluasan area masjid.
Pada tahun 2013, telah terjadi sambaran ptetir pada Masjid Lailatul Qadar. Akibat sambaran petir ini,
maka terjadi kerusakan pada peralatan sound sistem serta peralatan instalasi listrik. Hal ini dikarenakan letak
masjid ini berada pada geografis Kota Makassar dengan jumlah hari guruh yang tinggi dengan jumlah
sambaran petirnya yang banyak sehingga kemungkinan kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya pun
lebih besar. Hal ini dapat diakibatkan oleh pengaruh sambaran petir langsung maupun sambaran petir tidak
langsung
Berdasar uraian diatas, maka terlihat bahwa persoalan yang ada pada pembangunan masjid tersebut
adalah belum adanya penyalur petir sebagai sarana pengaman terhadap petir dan minimnya dana
pembangunan masjid tersebut khususnya dalam hal perencanaan dan pemasangan instalasi penyalur petir.
Oleh karena itu, dipandang perlu untuk melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat pada Masjid
Lailatul Qadar BTP Blok AF Makassar dengan melakukan penyuluhan tentang bahaya petir dan pemasangan
instalasi penyalur petir secara aman dan andal yang disesuaikan dengan besaran dana pengabdian pada
masyarakat yang telah ditentukan institusi.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kesadaran masyarakat sekitar masjid tentang bahaya petir
dapat meningkat serta dapat membantu masyarakat dalam perencanaan dan pemasangan instalasi penyalur
petir.
Pemasangan instalasi penyalur petir ialah pemasangan suatu sistem dengan komponen-komponen
dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke
bumi. Sistem tersebut harus dipasang sedemikian rupa sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya
atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir baik secara langsung maupun
sambaran tidak langsung.

Komponen-komponen instalasi penyalur petir, yaitu :


a. Penangkap Petir
Penangkap petir adalah penghantar-penghantar di atas bangunan yang berupa elektroda logam yang
dipasang tegak.
1
Korespondensi penulis: Ahmad R. Sultan, Telp 08124123572, rizal.sultan@poliupg.ac.id

57
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.57-62) 978-602-60766-2-5

b. Penghantar penyalur utama


Penghantar penyalur utama adalah penghantar dari logam dengan luas penampang serta bahan tertentu
yang berfungsi untuk menyalurkan arus petir ke bumi.
c. Penghantar pembantu
Penghantar pembantu yaitu semua penghantar lainnya yang dimanfaatkan sebagai pembantu penyalur arus
petir, misalnya pipa air hujan dari logam ataupun konstruksi logam dari bagian bangunan.
d. Penghantar hubung
Penghantar hubung yaitu penghantar dari logam yang menghubungkan masing-masing penangkap petir
atau dengan bagian-bagian logam di dalam atau luar bangunan.
e. Terminal hubung
Terminal hubung yaitu suatu dudukan dari logam yang berfungsi sebagai titik hubung bersama dari
beberapa penghantar penyalur dan benda logam yang akan dibumikan.
f. Sambungan ukur
Sambungan ukur yaitu sambungan listrik antara penghantar penyalur dengan pembumian dengan cara
penyambungan yang dapat dilepas untuk pengukuran besar tahanan penghantar dan tahanan pembumian.
g. Pembumian
Pembumian yaitu elektroda dari logam yang ditanam di dalam bumi yang berfungsi untuk menyebarkan
arus petir ke bumi. Bentuk elektroda pembumian dapat berupa elektroda pita, elektroda batang atau
elektroda plat.

2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN


Metode pelaksanaan pada Program Ipteks Bagi Masyarakat ini adalah penyuluhan mengenai bahaya
petir serta pemasangan instalasi penyalur petir pada Masjid Lailatul Qadar BTP Blok AF Kota Makassar.
Secara detail kegiatan ipteks bagi masyarakat berupa kegiatan seperti dibawah ini :
1.Penyuluhan bahaya petir
Memberi pengetahuan tentang bahaya listrik / petir kepada mitra dan masyarakat, yang meliputi materi
sebagai berikut :
 Menjelaskan bahaya listrik secara umum
 Menjelaskan proses terjadinya petir.
 Menjelaskan bahaya sambaran petir baik sambaran petir langsung maupun sambaran petir tidak
langsung.
 Menjelaskan prosedur pemasangan instalasi penyalur petir.
2. Pemasangan Instalasi Penyalur Petir
Langkah kegiatan yang dilakukan dan disepakati oleh pelaksana kegiatan dan mitra adalah sebagai
berikut :
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi penentuan segala kebutuhan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian
tersebut.
b. Tahap Pelaksanaan,
Pada tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu mengidentifikasi dan merumuskan tujuan yang
akan dicapai; Membuat perencanaan berupa penentuan material yang akan digunakan; Menyiapkan
peralatan pemasangan dan komponen instalasi penyalur petir; Melaksanakan pemasangan instalasi
penyalur petir.
c. Tahap Evaluasi; yaitu, memeriksa hubungan listrik antara setiap komponen yang digunakan yaitu
penangkap petir, penghantar, sambungan ukur dan mengukur nilai tahanan pembumian.

Urutan kegiatan pengabdian pada masyarakat ditunjukkan melalui diagram alir seperti pada gambar 1.

58
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.57-62) 978-602-60766-2-5

Mulai

Penyuluhan tentang bahaya petir

Perancangan Instalasi Penyalur Petir

Pengadaan Alat dan Bahan

Pemasangan Instalasi Penyalur Petir

Evaluasi

Ya

Pembuatan Laporan dan


Seminar Hasil kegiatan tidak

Selesai

Gambar 1. Diagram alir Program Ipteks Bagi Masyarakat

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan penyuluhan / pemasangan instalasi penyalur petir pada Masjid Lailatul Qadar BTP Blok AF
telah dilaksanakan. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, setelah melakukan pertemuan dengan pengurus masjid dan tokoh
masyarakat mendiskusikan tentang bahaya petir dan upaya perlindungannya, maka rencana dan
desain instalasi penyalur petir disiapkan. Material utama terdiri atas splitzen (tombak) penangkal
petir, kawat BC 25 mm2 serta batang pembumian.
Desain dari instalasi penyalur petir serta cakupan wilayah perlindungan petir dapat dilihat pada
gambar 2 dan gambar 3.

59
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.57-62) 978-602-60766-2-5

Gambar 2. Desain instalasi penyalur petir

Gambar 3. Daerah perlindungan akibat sambaran petir

 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, karena instalasi penyalur petir terbuat dari logam, maka isolasi antara
logam splitzen (tombak) dan logam dudukannya harus dibuatkan. Hal ini bertujuan agar tidak ada
hubungan listrik antara konduktor dengan menara masjid yang terbuat dari logam. Bahan isolasi ini
dirakit pada Laboratorium Jurusan Teknik Mesin dengan menggunakan bahan isolasi padat.
Hal ini merupakan hal yang baru bagi masyarakat yang selama ini umumnya penyalur petir
terhubung langsung dengan logam dudukannya. Dengan demikian bilamana terjadi sambaran petir,
maka menara yang terbuat dari logam akan dialiri arus petir sehingga peralatan sound system akan
ikut rusak.
Setelah peralatan tersedia, maka hubungan saluran penghantar dirakit dengan splitzen. Setelah semua
siap, maka instalasi penyalur petir mulai dipasang. Langkah-langkah pemasangan instalasi penyalur
petir yaitu :
- Pemangan elektroda pembumian
- Pemasangan splitzen
- Pemasangan saluran penghantar dengan isolasi PVC
- Penyambungan saluran penghantar dan elektroda pembumian
Instalasi penyalur petir telah terpasang pada atap Masjid Lailatul Qadar BTP Blok AF. Oleh
karena konstruksi yang sangat curam maka splitzen (tombak penyalur petir) tidak dapat dipasang
dengan optimal. Pemasangan splitzen tersebut akan diperbaiki pada saat renovasi atap yang akan
dilaksanakan dalam waktu dekat. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.

60
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.57-62) 978-602-60766-2-5

Gambar 4. Hasil pemasangan instalasi penyalur petir

 Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, nilai tahanan pembumian dari instalasi penyalur petir yang terpasang diuji.
Pengujian nilai tahanan pembumian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur tahanan
pembumian (Earth tester). Dari hasil pengujian terlihat, bahwa nilai tahanan pembumian yang
didapatkan adalah sebesar 20 ohm. Nilai yang didapatkan tersebut sudah mendekati dengan standar
yang berlaku saat ini. Untuk memudahkan proses pemeliharaan instalasi penyalur petir ini, maka
dibuakan bak kontrol untuk pengukuran tahanan pembumian. Bentuk kotak kontrol dan peralatan
pengujian resistansi pembumian dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6.

Gambar 6. Kotak Kontrol pembumian Gambar 7. Pengujian resistansi pembumian

4. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan kegiatan ini, beberapa hal yang dapat dijadikan hasil antara lain :
1. Masyarakat BTP Blok AF mendapat informasi tentang bahaya petir dan upaya pencegahannya
2. Instalasi penyalur petir telah terpasang pada atap Masjid Lailatul Qadar BTP Blok AF. Oleh
karena konstruksi yang sangat curam maka splitzen (tombak penyalur petir) tidak dapat dipasang
dengan optimal. Pemasangan splitzen tersebut akan diperbaiki pada saat renovasi atap yang akan
dilaksanakan dalam waktu dekat.

5. DAFTAR PUSTAKA

61
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.57-62) 978-602-60766-2-5

Arismunandar, A. “Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid III”, Pradnya Paramita, Jakarta, 1991
Badan Standarisasi Nasional (BSN), “SNI 0225:2011 Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Indonesia (PUIL 2011). BSN, Jakarta
Menteri Ketenagakerjaan RI, “ Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 31 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per.02/Men/1989 tentang pengawasan instalasi
penyalur petir”
Neidle, M. ”Teknologi Instalasi Listrik”, Erlangga, Jakarta, 1999
Van Harten,P, Setiawan,E, “Instalasi Listrik Arus Kuat 3”, Bina Cipta, Bandung, 1992

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang atas pendanaan melalui DIPA Politeknik Negeri Ujung Pandang, sesuai dengan Surat
Perjanjian Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Nomor :021/PL10.13/PL/2017, tanggal 12 April 2017.
Terima kasih juga disampaikan kepada anggota Power Energy System-Research Group, Jurusan Elektro
Politeknik Negeri Ujung Pandang atas kerjasamanya sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat
berjalan dengan baik.

62
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.63-66) 978-602-60766-2-5

IBM PEDAGANG BAWANG MERAH DI PASAR DAYA

Yiyin Klistafani1), Nur Wahyuni2), Moh. Adnan3)


1),2,
Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang, 3) Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

The high demand for fried onions in the market makes the onion business today become a profitable business.
The problems faced by onion seller in Daya Market is the production of red onion slices that are produced less than the
maximum because it still uses manual way to slice onion. Therefore it is necessary to do the activities of IbM in facing
the challenge so that the onions seller in Daya Market is able to work comfortably and efficiently, and the onion slicing
production increases. The methods used in the IbM are fabricating of onion slicing machine, giving training to operate
the onion slicing machine and also giving information about maintenance machine procedure. The results obtained from
IbM's activities are seller able to increase the production of onion slices, onion seller in Pasar Daya get the knowledge of
how to operate the onion slicing machine and get the knowledge how to maintains the onion machine slicing machine.

Keywords: Onions, seller, slicing machine, technology

1. PENDAHULUAN
Bawang merah memiliki banyak manfaat yang terkandung di dalamnya. Bawang merah bisa
menangkal berbagai jenis penyakit, sehingga tidak heran bila berbagai jenis masakan banyak memakai
bawang merah untuk bumbu-bumbu yang digunakan. Bermacam- macam olahan masakan mulai dari
masakan sup, bubur ayam, sosto, rawon, nasi goreng, lodeh, rendang, dan berbagai jenis masakan lainnya
tentunya selalu memakai bawang merah di dalamnya. Penggunaan bawang goreng memang sering di cari
oleh para ibu rumah tangga dan juga pengusaha kuliner untuk dijadikan sebagai tambahan bumbu agar
masakan memiliki cita rasa yang semakin lezat dan nikmat.
Dewasa ini, komoditi bawang merah menjadi salah satu penunjang perekonomian di Kota Makassar.
Meningkatnya suplai bawang merah dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan luar Sulawesi Selatan ini
sangat mempengaruhi harga jualnya. Mengatasi banyaknya pasokan bawang merah akibat penumpukan
bilamana tidak terjual yang akan menimbulkan kerusakan pada bawang merah tersebut, maka pedagang
bawang merah mensiasati dengan membuat bawang goreng. Bawang goreng memiliki rasa yang lebih gurih
sehingga berbagai jenis makanan sering ditaburi bawang goreng.
Tingginya kebutuhan serta permintaan akan bawang goreng di pasaran membuat bisnis bawang
merah saat ini menjadi suatu bisnis yang menguntungkan. Cara memproduksi bawang merah memang terlihat
sangat simpel dan mudah. Namun bila dikerjakan dalam kapasitas yang besar tentu membutuhkan waktu
yang sangat lama dan terlalu menguras banyak tenaga.
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh pedagang bawang merah di Pasar Daya sebagai berikut,
produksi irisan bawang merah yang dihasilkan kurang maksimal karena masih menggunakan cara manual
untuk mengiris bawang merah dimana dengan cara manual dalam perharinya dihasilkan kurang lebih 2-3
kg/jam dengan satu orang tenaga kerja, selain itu pengirisan bawang merah dengan cara manual terkadang
menghasilkan irisan yang tidak maksimal dimana terkadang ada yang hasil irisannya terlalu tipis dan tebal,
hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas dari bawang goreng tersebut karena adanya perbedaan ketebalan
akan membuat hasil penggorengan tidak merata.

2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN


Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini terbagi dalam 3 tahapan, yaitu pembuatan mesin
pengiris bawang merah, pelatihan tata cara pengoperasian mesin pengiris bawang merah dan penyuluhan tata
cara perawatan mesin pengiris bawang merah. Adapun rancangan konstruksi mesin pengiris bawang merah
dapat dilihat pada gambar 1. Pembuatan mesin pengiris bawang merah dilakukan di bengkel Teknik Mesin
Politeknik Negeri Ujung Pandang. Pelatihan pengoperasian dan penyuluhan perawatan mesin pengiris
bawang merah dilakukan di lokasi toko mitra yaitu di Pasar Daya Makassar.

1
Korespondensi penulis: Yiyin Klistafani, Telp 085648965909, yiyin_klistafani@poliupg.ac.id

63
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.63-66) 978-602-60766-2-5

Pelaksanaan kegiatan Tahap I, diawali dengan melakukan observasi ke Pasar Daya Kelurahan
Paccerakang untuk mengamati dan mengetahui bagaimana kondisi dan kinerja pedagang bawang merah dan
ada tidaknya ketersediaan alat mesin pengiris bawang merah. Beranjak dari data survey ini, kemudian
diadakan pengadaan mesin pengiris bawang merah yang dikondisikan dengan pedagang bawang merah di
pasar Daya.
Kegiatan Tahap II yakni pelatihan penggunaan pengiris bawang merah bertujuan untuk memberikan
bekal dan pengetahuan bagi para pedagang bawang merah di pasar daya, Kelurahan Paccerakang tersebut
untuk mengetahui cara mengoperasikan dan menggunakan mesin pengiris bawang merah yang diadakan.
Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan Tahap III yakni penyuluhan perawatan mesin pengiris bawang
merah bertujuan agar para pedagang bawang merah tersebut memiliki pengetahuan bagaimana cara merawat
mesin pengiris bawang merah yang sudah digunakan pada saat pengerjaan, sehingga nantinya mesin pengiris
bawang merah yang sudah ada ini akan mampu bertahan lama dan tetap mampu bekerja secara optimal dan
prima.

Gambar 1. Konstruksi mesin pengiris bawang merah

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari pengabdian masyarakat untuk kegiatan IbM Pedagang Bawang Merah di Pasar Daya
sebagai berikut:
1. Pengadaan Mesin Pengiris Bawang Merah
Pengadaan mesin pengiris bawang merah berhasil diselesaikan pada bulan ketiga kegiatan IbM (Juni
2017). Kegiatan pengadaan mesin pengiris bawang merah dilakukan oleh tim pengabdian dan dibantu oleh
mahasiswa Teknik Mesin PNUP. Gambar 2 memperlihatkan kegiatan pengadaan mesin mesin pengiris
bawang merah di bengkel Teknik Mesin PNUP.

Gambar 2. Pengadaan Mesin Pengiris Bawang Merah

2. Serah Terima Mesin Pengiris Bawang Merah


Penyerahan mesin pengiris bawang merah oleh tim Pengabdian kepada mitra (Pedagang bawang
merah di Pasar Daya) dilaksanakan pada bulan keempat kegiatan pengabdian (Juli 2017). Kegiatan

64
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.63-66) 978-602-60766-2-5

penyerahan dilakukan di lokasi mitra. Gambar 3 memperlihatkan berlangsungnya kegiatan IbM Pedagang
Bawang Merah di Pasar Daya.

Gambar 3. Pelaksanaan IbM di Lokasi Mitra

3. Pelatihan Pengoperasian dan Penyuluhan Perawatan Mesin Pengiris Bawang Merah


Kegiatan pelatihan dan penyuluhan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan serah terima mesin
pengiris bawang merah yaitu pada bulan keempat pelaksanaan kegiatan pengabdian (Juli 2017). Tim
Pengabdian memberikan pelatihan pengoperasian dan penyuluhan perawatan mesin kepada mitra. Uji coba
mesin pengiris bawang merah dapat dilihat pada gambar 4. Adapun luaran yang berhasil dicapai dalam
kegiatan IbM dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 4. Uji Coba Mesin Pengiris Bawang Merah Oleh Mitra

Gambar 4. Luaran yang Dicapai

65
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.63-66) 978-602-60766-2-5

4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari kegiatan IbM Pedagang Bawang Merah di Pasar Daya sebagai berikut:
1) Pedagang bawang merah di Pasar Daya memperoleh pengetahuan tata cara pengoperasian mesin
pengiris bawang merah dan hal-hal yang harus diperhatikan selama pengoperasian mesin pengiris
bawang merah.
2) Pedagang bawang merah di Pasar Daya juga mendapatkan pengetahuan cara melakukan perawatan
mesin pengiris bawang merah setelah digunakan pasca pengirisan, agar dapat bertahan lama dan tetap
prima.
3) Pedagang bawang merah mampu meningkatkan produksi irisan bawang merah.

5. DAFTAR PUSTAKA
Lisdamayanti, 2014, Mesin Pengiris Bawang Merah, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar.
Tantan W., dkk., 2010, Rancang Bangun Alat Pengiris Bawang Merah dengan Pengiris vertical, Seminar Rekayasa
Kimia dan Proses, Universitas Pasundan, Bandung.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih ditujukan kepada Politeknik Negeri Ujung Pandang yang telah memberikan dana kegiatan
pengabdian kepada masyarakat melalui Hibah DIPA PNUP sehingga pengabdian kepada masyarakat dapat terlaksana
dengan baik.

66
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.67-69) 978-602-60766-2-5

PEMBERDAYAAN PEMUDA GEREJA (PPGT) UNTUK MELAKSANAKAN BIMBINGAN


BELAJAR “MEMBACA DAN BERHITUNG” KEPADA SISWA SD DI LEMBANG
MA’DONG

Suri Toding Lembang1), Sallolo Suluh(2)


1),2)
Dosen Universita Kristen Indonesia Toraja

ABSTRAK

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh tim dari UKI Toraja yang dilaksanakan pada 26
juni – 26 Agustus 2017, bertempat di lembang Ma;dong kecamatan Dende’ kabupaten Toraja Utara.Pengabdian ini
telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi warga masyarakat khususnya diwilayah lembang Ma’dong
terbukti dengan adanya sambutan yang sangat baik dan antusiasme yang tinggi. Pemberdayaan pemuda Gereja (PPGT)
ini merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh lembang Ma’dong serta upaya untuk
mencerdaskan anak-anak yang belum bisa membaca dan berhitung dengan baik pada tingkat sekolah dasar. Seperti yang
ditemukan bahwa banyak anak-anak yang sudah kelas 3 SD belum bisa membaca dan berhitung dengan baik. Sehingga
diharapkan dengan pemberdayaan pemuda gereja (PPGT) ini dapat memperbaiki kondisi pendidikan di lembang
Ma’dong. Para pemuda gereja (PPGT) memiliki kemauan yang sangat tinggi untuk mengajar anak-anak di desa mereka
melalui bimbingan belajar. Beberapa kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan pengabdian adalah Kurangnya
motivasi dari orang tua, sehingga banyak anak-anak yang kurang konsisten dalam mengikuti bimbingan. Pesta rambu
solo atau rambu tuka’ yang merupakan adat dari Toraja, ternyata sangat mengganggu aktivitas bimbingan, terkadang
anak kadang lebih memilih untuk mengikuti acara pesta rambu solo atau rambu tuka’dari pada mengikuti bimbingan
belajar. Fasilitas belajar-mengajar juga yang masih sangat kurang.

Kata kunci: Bimbingan Belajar, Pemuda Geraja (PPGT), Membaca dan berhitung.

PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN lembang Ma’dong pada saat
melakukan bimbingan belajar, masih banyak siswa SD bahkan yang sudah kelas 3 SD belum bisa membaca
dan berhitung dengan baik. Di lembang Ma’dong, banyak pemuda-pemuda yang tergabung dalam PPGT.
PPGT adalah Persekutuan Pemuda Geraja Toraja, dan yang termasuk anggota PPGT (anggota biasa) yakni
yang berumus 15-35 tahun. Anggota PPGT di lembang Ma’dong sebagai besar merupakan anak SMA/SMK,
sudah lulus SMA/SMK, dan mahasiswa. Anggota PPGT tersebut memiliki potensi untuk membimbing anak
–anak didesa Ma’dong untuk mengajar.
Bimbingan merupakan salah satu cara yang dapat membantu seorang anak lebih mengerti pelajaran
sekolah daripada murid lainnya. Darisana seorang anak akan diajarkan dan diberi penjelasan secara lebih
khusus daripada disekolah. Dan dari sanalah juga seorang anak akan lebih fokus belajar dan mengerti
pelajaran daripada hanya mengandalkan sekolah saja.
Melihat adanya potensi desa dan permasalahan yang ditemukan dilokasi KKN, kami melakukan
komunikasi dengan kepala lembang dan beberapa anggota PPGT yang memiliki potensi mengajar, untuk
membentuk “Rumah Belajar PPGT Jemaat Buntulepong Lembang Ma’dong”. Sehingga muncullah ide
untuk memberdayakan anggota PPGT di jemaat Buttulepong Lembang Ma’dong untuk melakukan
bimbingan belajar, membaca dan berhitung.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka pada pengabdian ini yang menjadi
permasalahan adalah “Bagaimana memberdayakan pemuda-pemudi PPGT di Lembang Ma’dong untuk
melakukan bimbingan membaca, dan berhitung ?
Jenis Permasalahan
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh mahasiswa KKN selamat 3 minggu pada saat tiba
dilokasi,ditemukan bahwa:
(1) Masih banyak siswa SD yang belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Ditemukan bahwa ada siswa
yang sudah kelas 3 SD belum bisa membaca dan berhitung. (2) Adanya potensi desa yakni anggota PPGT
yang sebagian besar adalah mahasiswa , yang dapat digunakan potensinya untuk mengajar membaca dan
berhitung tingkat dasar.

1
Korespondensi penulis: Suri Toding Lembang, Telp 081241861386, Surikaritutu@gmail.com

67
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.67-69) 978-602-60766-2-5

PELAKSANAAN PENGABDIAN
Metode Penyelesaian
Metode penyelesaian yang kami lakukan adalah dengan melakukan bimbingan belajar yang kami
sebut dengan “Rumah Belajar PPGT Jemaat Buttulepong Ma’dong”. Yang mengajar dalam “Rumah
Belajar” tersebut adalah anggota PPGT jemaat Buttulepong.
Adapun langkah-langkah sebelum mengajar adalah sebagai berikut:
(1) Tim berdiskusi tentang hal yang akan diajarkan kepada anak, alat peraga dan atau cara atau strategi dan
tahap pembelajaran yang akan digunakan pada saat anggota PPGT akan mengajar.
(2) Setelah tim berdiskusi, tim akan menjelaskan dan memberikan pembekalan tentang hal-hal mendasar
dalam mengajar kepada anggota tentang hal yang akan diajarkan dan cara mengajar yang baik, serta
bersama dengan anggota PPGT membuat alat peraga yang akan digunakan untuk membaca dan
berhitung.
(3) Langkah 1 dan 2 dilakukan setiap sekali dalam seminggu.
Langkah-langkah pada saat anggota PPGT mengajar.
(1) Sebelum memulai pembelajaran, anak-anak akan dibagi kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok,
maksimal terdiri dari 4 orang anak.
(2) Anggota PPGT akan mengajar anak yang dilakukan dengan cara privat. Setiap 1 anggota PPGT akan
membimbing 1 kelompok.
(3) Anggota PPGT akan menggunakan alat peraga atau cara atau tahap yang telah didiskusikan sebelumnya
untuk mengajar.
(4) Bimbingan dilakukan secara rutin yakni setiap 2 kali dalam seminggu yaitu hari kamis dan sabtu.

REALISASI PROGRAM DAN HASIL


Realisasi Pemecahan Masalah
Program ini berlangsung pada tanggal 26 Juni-26 Agustus. Sebelum melakukan proses bimbingan,
tim dan pengajar (anggota PPGT) akan melakukan persiapan bersama sesuai dengan langka-langkah yang
telah dijelaskan pada metode pemecahan masalah. Program bimbingan dilakukan 2 kali dalam satu minggu.
Kelas dibagi menjadi 2 yakni kelas berhitung dan kelas membaca. Kelas berhitung dilaksanakan setiap jam
15:00 WITA pada hari kamis dan selama 1 jam atau 60 menit setiap kali pertemuan. Kelas membaca
dilaksanakan setiap jam 15:00 WITA pada hari sabtu juga dilaksakan selama 1 jam atau 60 menit.
Bimbingan dilakukan secara privat, 1 Anggota PPGT akan membimbing 3 hingga 4 anak. Berikut
adalah salah satu alat peraga dan cara yang digunakan untuk mengajarkan membaca oleh pengajar (Anggota
PPGT):
(1) Mempersiapkan kertas karton kaku warna putih dan spidol besar. Kertas karton digunting-gunting
sepanjang 60 sentimeter dengan lebar 15 sentimeter, sediakan pula yang selebar 12,5 sentimeter.
(2) Menuliskan kata di atas guntingan kertas karton dengan huruf kecil (bukan kapital), huruf yang
sederhana dan konsisten.
(3) Langkah 1 dan 2 dikerjakan bersama dengan tim.
(4) Pada saat mengajar, pengajar (anggota PPGT) akan menunjukkan lima lembar hingga 10 kertas karton
yang telah ditulisi kata, dilakukan secara berulang-ulang.
(5) Pada pertemuan berikutnya dilakukan hal yang sama pada langkah ke-4 dengan kata-kata yang baru.
Namun sebelum masuk pada kata-kata yang baru diingatkan dulu kata yang telah dipelajari sebelumnya.
(6) Langkah 4 dan 5 akan dilakukan oleh (pengajar) anggota PPGT.

Hasil
Setelah melakukan bimbingan selama kurang lebih 8 kali pertemuan secara rutin diperoleh hasil dari
pelaksanaan program ini yakni: Pemberdayaan anggota PPGT untuk melakukan bimbingan sangat efisien
untuk dilakukan, terbukti dengan adanya program rumah belajar ini, terlihat potensi anggota PPGT terlihat
maksimal pada saat mengajar, walaupun hanya untuk tingkat dasar. Anggota PPGT sangat bersemangat
untuk melakukan bimbingan, apalagi dengan menggunakan cara-cara yang kreatif yang dipersiapkan bersama
dengan tim. Selain itu anak-anak yang mengikuti bimbingan juga mersakan dampak yang positif, anak yang
tadinya tidak bisa membaca dengan baik dengan benar, sudah bisa membaca dan sangat antusias untuk
mengikuti bimbingan. Demikian juga dalam hal berhitung. Dengan pengabdian pemberdayaan Pemuda
Gereja (Anggota PPGT) diharapkan dapat terus dilajutkan.

68
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.67-69) 978-602-60766-2-5

Faktor Pendorong
Ada beberapa hal yang mendorong program pengabdian ini bisa bersajalan dengan baik diataranya:
(1) Kepala lembang yang sangat mendukung program “Rumah Belajar PPGT jemaat Buttulepong Lembang
Ma’dong”.
(2) Banyaknya pemuda-pemudi yang memiliki potensi untuk membimbing anak-anak dalam membaca dan
berhitung.
(3) Adanya kerjasama yang baik antara tim dan anggota PPGT sehingga program ini bisa berjalan dengan
sangat baik.
Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung yang mendorong terlaksananya pengabdian ini, terdapat juga faktor
penghambat antara lain:
(1) Kurangnya motivasi dari orang tua, sehingga banyak anak-anak yang kurang konsisten dalam mengikuti
bimbingan.
(2) Pesta rambu solo atau rambu tuka’ yang merupakan adat dari Toraja, ternyata sangat mengganggu
aktivitas bimbingan, terkadang anak kadang lebih memilih untuk mengikuti acara pesta rambu solo atau
rambu tuka’dari pada mengikuti bimbingan belajar.
(3) Fasilitas belajar-mengajar juga yang masih sangat kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Novi. 2013. Studi Kasus Pengembangan Masyarakat : Pendidikan Alternatif Gerakan


KAMMI Mengaja.https://justnovi.wordpress.com/2013/11/04/studi-kasus-pengembangan-masyarakat-
pendidikan-alternatif-gerakan-kammi-mengajar/. Diakses 16 Juli 2017
Muhibuddin Fadhli. Memasyarakatkan Gerakan Masyarakat Mengajar.
http://eprints.umpo.ac.id/2025/1/Muhibuddin%20Fadhli_UMPonorogo_Gerakan%20Mengajar_Yogyakarta.pdf.
Diakses 16 Julia 2017.
AD-ART PPGT. https://www.slideshare.net/ayu21/anggaran-dasar-dan-anggaran-rumah-tangga-25507883. Diakses
16 Juli 2017
https://lesmatematikaakong.wordpress.com/2013/09/10/4-manfaat-yang-didapatkan-anak-ketika-mengikuti-bimbingan-
belajar/

69
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.70-75) 978-602-60766-2-5

PENERAPAN MESIN PENGERUK BUAH MARKISA DI KECAMATAN TOMBOLOPAO


KABUPATEN GOWA

Anwar Mazmur1) Muh. Arsyad2) Barlian Hasan3)


1,2)
Juruan Teknik Mesin politeknik Negeri Ujung Pandang
3)
Juruan Teknik Kimia politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRACT

Proses pengerukan buah markisa di Industri Rumah Tangga masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana,
sehingga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan tidak maksimal. Cara pengerukan buah markisa masih
menggunakan alat yang cukup sederhana yaitu sendok sebagai alat untuk mengeluarkan isi dari buah dengan kapasitas
yang dihasilkan hanya 30 kg/jam. Desa Tonasa Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa merupakan wilayah yang
potensial bagi budidaya Markisa karena lingkungan yang relatif cocok. Dan tanaman markisa ini sudah sering ditanam
di wilayah pekarangan rumah penduduk. Keunggulan wilayah tersebut menjadi salah satu pertimbangan dipilihnya
wilayah tersebut sebagai Mitra Program IbM ini. Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu masyarakat dalam proses
pengerukan buah markisa sebagai bahan baku pembuatan sirup markisa. Dengan mengadakan penyuluhan, pemberian
bantuan secara teknik, bantuan alat dan dorongan bagi masyarakat untuk berwirausaha, sehingga mampu meningkatkan
pendapatan. Tahap pelaksanaan program dimulai dengan rancang bangun mesin pengerukan buah markisa, penyuluhan
dan melakukan demo alat. Spesifikasi mesin pengeruk buah markisa yang dihasilkan berdimensi panjang 1200 mm x
lebar 650 mm x tinggi 750 mm dan daya motor 118.3 Watt atau 0.161 hp, serta kapasitas produksi 260 kg/ jam.
Kata kunci: Markisa, sari, sirup, mesin, pengolahan, kualitas, kuantitas.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah Markisa adalah salah satu buah yang cukup populer di negera kita Indonesia karena rasanya yang
asam manis, sehingga membuatnya sangat khas jika ditinjau dari cita rasanya. Pada dasarnya yang
dikonsumsi dari buah ini adalah isi didalamnya yang berupa bintik-bintik kecil yang berjumlah sangat
banyak, dan akan lebih mudah apabila diperas dan dijadikan minuman. Asal-usul buah ini pada mulanya
berasal dari daerah tropis dan sub tropis di Amerika, dan di Indonesia sendiri terdapat dua sentra penghasil
buah Markisa terbesar yaitu Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Badan pusat statistik mencatat
perkembangan hasil panen buah markisa setiap tahunnya meningkat tajam. Pada tahun 2003 Badan Pusat
Staistik mencatat hasil panen buah markisa diIndonesia sebanyak 71,899 ton dan data terakhir BPS pada
tahun 2012 dicatat hasil panen buah markisa diIndonesia sebanyak 134,586 ton. Hal ini membuktikan buah
markisa tumbuh subur dan berlimpah dinegara kita, hal itu harus kita manfaatkan dengan baik dengan
membuat sentra-sentra pengolahan buah markisa salah satunya pembuatan sirup sari buah markisa.
Proses pengerukan buah markisa di Industri Rumah Tangga masih menggunakan peralatan yang sangat
sederhana, sehingga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan tidak maksimal..
Berdasarkan hasil survey dan wawancara kami dindustri rumah tangga pembuatan sirup markisa, pada
CV Bina Taruna Tani markisa yang beralamat Jl. Parangbobo Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao,
Kabupaten Gowa, terlihat yaitu pada saat proses pengeruka buah markisa mereka masih menggunakan alat
yang cukup sederhana yaitu sendok sebagai alat untuk mengeluarkan isi dari buah dengan kapasitas yang bisa
dihasilkan hanya 30\ kg/jam, sehingga menyebabkan lambatnya proses selanjutnya dan memicu rendahnya
hasil produksi.

1.2 Tujuan Kegiatan


Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengerukan buah markisa.

2. METODE PELAKSANAAN
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pada pengerukan buah markisa pertama kali
adalah dengan melakukan koordinasi dengan mitra dan melakukan identifikasi prioritas permasalahan mitra
sebagai dasar dari penyelesaian permasalahan.Salah satu masalah yang telah diidentifikai dan memerlukan
untuk segera diselesaikan yaitu peningkatan kapasitas produksi dan perbaikan kualitas produk pengerukan

1
Korespondensi: anwar@poliupg.ac.id

70
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.70-75) 978-602-60766-2-5

buah markisa. Untuk mengatasi kedua masalah ini adalah mengganti proses pengolahan pengerukan buah
markisa konvensional dengan proses pengerukan buah markisa systim penggerak motor listrik
Serangkaian kegiatan yang dilakukan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa terutama dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa dan Kepala Desa Tonaa Kecamatan Tombolopao dalam
rangka pembinaan keluarga petani dan penguaha buah markisa
b. Melakukan kegiatan penyuluhan dengan memperkenalkan teknologi tepat guna mesin pengeruk buah
markisa yang digerakkan oleh motor listrik.
c. Menyiapkan bahan dan sarana penunjang selain yang dimiliki oleh mitra
d. Praktek pengerukan buah markisa dengan mesin hasil rancang bangun
e. Monitoring dan evaluasi

3 . HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Rancang Bangun mesin Pengeruk Buah Markisa
Spesifikasi mesin pengeruk berdimensi panjang 1200 mm x lebar 650 mm x tinggi 750 mm.

Gambar 3.1 Desain Mesin Pengeruk Buah Markisa


3.2 Hasil Pengujian Mesin Pengeruk Buah Markisa
Tabel 3.1 Data Pengujian Alat
Waktu Rata-
No Pengambilan Data Berat Waktu
rata
1,5 Kg 20 detik
1 I 21,5 detik
1,5 Kg 23 detik
1,5Kg 23 detik
2 II 22 detik
1,5 Kg 21 detik
1,5 Kg 20 detik
3 III 19,5 detik
1,5 Kg 19 detik
1,5 Kg 21 detik
4 IV 1,5 Kg 20 detik
19 detik
20,75 detik

71
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.70-75) 978-602-60766-2-5

Pada Tabel 3.1di atas menunjukkan waktu yang dibutuhkan mesin hasil penelitian untuk mengeruk buah
markisa untuk satu orang operator. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh:
Mesin membutuhkan waktu rata-rata 20,75 detik untuk melakukan proses pengerukan buah markisa seberat
1,5 kg.
Dengan waktu rata-rata yang digunakan untuk pengerukan buah sebanyak 1,5 kg membutuhkan waktu yaitu
20.75 deti. Hal ini berarti kapasitas produksi dalam 1 jam adalah:
= 0.07 kg/s = 4,3 kg/menit
Jadi kapasitas produksi dalam 1 jam adalah 4.3 x 60 = 260 kg/jam/1 orang operator.Mesin hasil rancang
bangun ini dapat dilakukan 4 orang sekaligus, sehingga kapaitas produksi mesin adalah 260 kg/jam x 4 =
1040 kg/jam.

Gambar 3.2 Pengujian Mesin Pengeruk Buah Markisa


3.3 Hasil Penyuluhan dan Peragaan
Setelah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang penyuluhan dan peragaan
mesin, masyarakat memperoleh hasil yaitu:
1. Masyarakat dapat mengenal alat yang dapat membantu meningkatkan kapasitaas dan mutu produksi
pengeruk buah markisa.
2. Masyrakat dapat mengenal alat yang dapat mengurangi beban kerja tenaga kerja.
3. Masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan cara pengoperasian dan perawatan mesin
pengeruk buah markisa sistim penggerak motor listrik.
Hasil ini dapat diketahui dengan adanya tanggapan dan antusias masyarakat yang mengikuti
penyuluhan dan peragaan mesin pengeruk buah markisa sistim penggerak motor listrik. Adapun tanggapan-
tanggaapan dan pertanyaan-pertanyaan masyarakat adalah mengenai.
1. Bagaimana cara mendapatkan mesin tersebut,
2.Berapa biaya yang diperlukan untuk pengadaan mesin
3.Berapa kapasitas produksinya.
4.Apa kelebihan dan kekurangan alat tersebut dibanding dengan alat tradisionil

72
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.70-75) 978-602-60766-2-5

73
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.70-75) 978-602-60766-2-5

Gambar 3.3 Penerapan Mesin Pengeruk Buah Markisa

4. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Mesin pengeruk buah markisa yang dihasilkan berdimensi panjang 1200 mm x lebar 650 mm x tinggi
750 mm dan daya motor 118.3 Watt atau 0.161 HP
2. Kapasitas produksi mesin pengeruk buah markisa hasil penelitian meningkat dari 30 kg/jam menjadi
260 kg/ jam. Dalam hitungan 8 jam kerja perharinya diperoleh peningkatan kapasitas produksi dari
240 kg/hari menjadi 2080 kg/ hari.
3. Penerapan dan Penyuluhan mesin ke lokasi mitra mendapat perhatian yang cukup antusias, dimana
kualitas dan efektivitas pengerukan buah markisa lebih baik dibandingkan alat pengeruk buah
markisa yang mereka miliki.

Daftar Pustaka
Astawan dalam rosaeka, 2013. Sari Buah Jernih (Clear Fruit Juice). http://sudarmantosastro.wordpress.com. (online).
diakses tanggal 18 April 2015.
Anwar M, 2011. Elemen Mesin. Makassar : Politeknik Negeri Ujung Pandang
Bapel Maros, 2013. Budi daya tanaman markisa. http://epetani.deptan.go.id,
(online), diakses tanggal 17 Maret 2015.
Daryanto, 1995. Elemen Mesin. Bandung: Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai Pustaka.
Hary, 2012. Mari budidaya Markisa. http://hary-proclaro.blogspot.com, (online), diakses tanggal 17 Maret 2015.
Khurmi dalam saharuddin, 2007. Perancangan dan Pembuatan Alat Pembersih Galon Sistem Vertikal.
Makassar:Politeknik Negeri Ujung Pandang.

74
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.70-75) 978-602-60766-2-5

Mekarsari, 2013. Markisa. http://www.mekarsari.com. (Online). Diakses tanggal


19 April 2015.
Priyanto, Didik, 2011. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Buah Markisa. http://jendelauntukkita.blogspot.com, (online),
diakses tanggal 17 April 2015
Salim, 1991. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Prima Media .
Sularso, dan Kiyokatsu Suga. 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita.
Sularso dan kiokatsu suga, 1991. Elemen mesin. Jakarta: Pradnya Paramita.
Susanto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Surabaya: Bina Ilmu.
Surya. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Media Center
Wikipedia bahasa Indonesia, 2013. Markisa. http://id.wikipedia.org/wiki/Markisa
(online) diakses 18 Maret 2015.

75
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.76-78) 978-602-60766-2-5

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN BAMBU


BAGI MASYARAKAT DI DESA TANETE KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN
MAROS
Muhammad Saleh1), Rosalin2), Zulmanwardi3)
Dosen Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT
Tanate is one of villages in Maros, South Sulawesi. Most of the people work as farmers and some also work as broiler
chicken breeder. All this time, the farmers rely only in synthesized fertilizer/industry fertilizer. Compost is a type of
solid organic fertilizers which is very suitable for farming because aside from the ability to fertilize soil, the material
used is from natural waste and is easy to make. Natural waste which can be used as compost material is bamboo leaves
and there are large amount of bamboo trees in Tanete. In order to be able to switch to using compost the farmers need to
be given a brief about the benefits of compost, how to make compost, and the use of compost itself. There are three
stages that can be done in this community service activity which is explanation, question and answer (Q&A) discussion
about compost, practicing to make compost, and its application on chili plants.
Keywords: bamboo leaves, compost, chili plants
1. PENDAHULUAN
Telah dilakukan penelitian pembuatan pupuk kompos berbahan dasar daun bambu dimana hasil yang
diperoleh memenuhi standar mutu pupuk organik padat menurut peraturan menteri pertanian nomor
70/permentan/sr.140/10/2011. Desa Tanete, Kecamatan. Simbang, Kabupaten Maros terdiri dari 6 dusun
dengan jumlah penduduk lebih dari 4000 jiwa. Desa Tanete merupakan salah satu desa binaan Politeknik
Negeri Ujung Pandang. Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani. Komoditas tanaman bambu dan padi
dengan luas lahan pohon tanaman bambu lebih dari 200 hektar dan luas persawahan lebih dari 400 hektar.
Masyarakatnya selama ini menggunakan pupuk anorganik. Tujuan kegiatan Ipteks ini adalah memberikan
pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat khususnya di Desa Tanete mengenai cara pembuatan
pupuk kompos berbahan dasar daun bambu sekaligus cara pemakaian pupuk kompos terutama untuk tanaman
kedelai. Target khusus kegiatan ini adalah masyarakat Desa Tanete dapat memproduksi pupuk kompos
berbahan dasar daun bambu, masyarakat belaih kepenggunaan pupuk kompos untuk pertanian, membantu
mewujudkan Kabupaten Maros sebagai sentra produksi kedelai, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya di Desa Tanete. Adapun metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah:
(1) Ceramah dan tanyajawab (2) Praktek pembuatan pupuk kompos (3) Aplikasi pada tanaman cabe.

2. PELAKSANAAN PENGABDIAN
Berdasarkan persoalan prioritas mitra maka solusi yang ditawarkan dan disepakati oleh mitra
adalah: pembuatan pupuk kompos berbahan dasar daun bambu dengan menggunakan bahan tambahan yaitu :
arang sekam dan kotoran ayam dengan menggunakan EM 4 sebagai sumber bakteri.
Adapun metode yang digunakan sebagai berikut:
Ceramah dan tanya jawab
Pada kegiatan ini dijelaskan:
 Jenis limbah tanaman maupun limbah hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk
membuat pupuk kompos.
 Cara pembuatan pupuk kompos.
 Cara penggunaan pupuk kompos pada tanaman kedelai.
Praktek Pembuatan Pupuk Kompos
Membuat pupuk kompos dengan metode aerob dengan menggunakan karung goni sebagai wadah.
Adapun prosedur kerja pembuatan pupuk kompos sebagai berikut :
 Persiapan bahan
Daun bambu dipotong-potong dengan panjang ±2 cm, kotoran ayam, arang sekam, EM4, gula pasir dan
air secukupnya.
 Pembuatan starter

76
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.76-78) 978-602-60766-2-5

Pembuatan starter dilakukan dengan melarutkan gula pasir dengan air sebanyak 5 liter dan EM4
sebanyak 2 tutup botol. Setelah dicampur wadah starter ditutup dan diinkobasi selama 24 jam.
 Pembuatan pupuk kompos
 Untuk 10 kg bahan terdiri dari : 2 kg daun bambu, 4 kg kotoran ayam atau kotoran sapi, 4 kg arang
sekam padi lalu dicampur merata
 Disiram dengan starter dan diaduk merata
 Dikomposkan selama 17 hari dan ditandai dengan warna kehitaman dan siap untuk digunakan.
Aplikasi Pupuk Kompos Pada Tanaman Cabe
Prosedur penggunaan pupuk organik yang dihasilkan sebagai berikut :
 Pupuk kompos yang dihasilkan dicampur dengan tanah lalu diaduk merata
 Dipersiapkan juga tanah yang tidak diberi pupuk kompos (sebagai pembanding)terlebih dahulu dua
petak tanah (petak 1 diberi pupuk kompos dan petak 2 pemberian pupuk oeganik sebagai
pembanding)
 Bibit tanaman kedelai ditanam kemudian disiram air secukupnya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
“Kegiatan Ceramah dan Tanya Jawab”

“Praktek Pembuatan Pupuk Kompos”

“Aplikasi Pupuk Kompos Pada Tanaman Cabe”

77
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.76-78) 978-602-60766-2-5

Kompos merupakan bahan organik padat yang telah menjadi lapuk, seperti daun-daunan, jerami,
alang-alang, sekam padi, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur serta kotoran hewan. Bila
bahan-bahan itu sudah hancur dan lapuk, disebut pupuk alami atau organik. Jenis-jenis bahan ini menjadi
lapuk dan busuk bila berada dalam keadaan basah dan lembab, seperti halnya daun-daunan menjadi lapuk
bila jatuh ke tanah dan berubah menjadi bagian tanah. Pengaruh pemupukan alami pada struktur tanah dapat
mengakibatkan tanah-tanah yang ringan strukturnya menjadi lebih baik, daya mengikat air menjadi lebih
tinggi, sedangkan tanah-tanah yang berat menjadi lebih ringan. Sementara pengaruh pupuk alami pada
pertumbuhan tanaman adalah mempercepat perkembangan tanam-tanaman yang disebabkan oleh adanya
perbaikan keadaan makanan. Pengaruh yang lainnya adalah tanaman dapat tumbuh lebih cepat, subur dan
sehat, karena pemupukan mempengaruhi daya tahan tanaman terhadap penyakit tertentu. Peningkatan dalam
usaha pertanian dilakukan pemupukan dengan bahan alami. Bahan-bahan alami yang telah mengalami
pelapukan dapat dijadikan pupuk dengan sifat-sifatnya :
1. Dapat memperbaiki sifat-sifat tanah
2. Dapat mempertahankan kelembaban tanah
3. Dapat menjadi sumber zat-zat makanan bagi tumbuh-tumbuhan
4. Dapat menjadi sumber makanan bagi pertumbuhan mikroorganisme di dalam tanah.
Kegiatan ini sangat membantu para petani dan mereka berharap kedepannya mereka akan memfokuskan
penggunaan pupuk kompos untuk berbagai jenis tanaman.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan kegiatan ini:
1) Petani telah memiliki pemahaman mengenai pupuk kompos
2) Dapat membuat starter
3) Dapat membuat pupuk kompos
4) Dapat menggunakan pupuk

5. DAFTAR PUSTAKA
Jusuf. L, dkk, 2007. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Padat Daun Gamal Terhadap Tanaman Sawi. Jurnal
Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330.
Nurhayati, dkk., 2011. Potensi Limbah Pertanian Sebagai Pupuk Organik di Lahan Kering Datarn Rendah
Iklim Basah. Jurnal Iptek Tanaman Pangan Vol. 6 No. 2 – 2011.
Rosalin, Saleh M, 2016. Pembuatan Pupuk Organik Padat dengan Cara Pengoposan Aerob dan Anaerob
Menggunakan EM4
Unit Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakata Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2015.
Wahyono, E. H. dkk. 2012. Pertanian Alami : Bio-starter, Composting dan Pestisida Alami. Yapeka, Bogor.
Zaman, B, dkk., 2007. Studi Pengaruh Pencampuran Sampah Domestik, Sekam Padi, dan Ampas Tebu
Dengan Metode Mac Donald Terhadap Kematangan Kompos. Jurnal PRESIPITASI Vol. 2 No.1
Maret 2007, ISSN 1907-187X.
Pemkob Maros, 2015. Dinas Perikakanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Kabupaten Maros Sulawesi
Selatan.
Pemkob Maros, 2015. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Maros Sulawesi
Selatan.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih pada pihak Politeknik Negeri Ujung Panang yang telah
mewadahi kegiatan ini serta ucapan terimah kasih juga kepada kepala desa dan masyarakat atas partisipasihnya pada
kegiatan Ipteks ini.

78
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.79-83) 978-602-60766-2-5

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETANI JAGUNG


Laode Musa1), Andareas Pangkung1)
1)
Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRAK
The processing of maize is carried out with the initial drying and separation of corn from the cob. There is a problem in
the separation of corn from the cobs faced by small business partners. The purpose of this activity is to reduce the
problem of small industry partners by applying appropriate technology to improve the production system to improve the
quantity and quality of corn produced according to export requirements. This raises the competitive value in the global
market. Based on the weaknesses and problems faced by the small business community mentioned above, the main
problem that becomes the priority to be addressed is the problem of pinched, to improve the productivity of corn quality
improvement. Based on the description of the problems experienced, then the solution offered to handle the problem is
the application of corn Sheller tool more productive and effective. The capacity of corn that can be pinched amounting
to 700-900 kg, or about 12 bags of corn cob per hour, which is equivalent to 400 kg corn seeds. The application of the
appropriate technology in small business partners, it can be concluded that the machine can increase corn seeds
production, 5 times larger when compare to manual way. This can increase the production capacity of small business
partners and will also increase profits.

Keywords: corn, the appropriate technology, separation, productivity, the small business.

1. PENDAHULUAN
Usaha Jagung merupakan salah satu usaha pengolahan dan perdagangan hasil bumi diantaranya
jagung, beras, dan kedelai yang telah ditekuni sejak 1930. Pengolahan jagung dilakukan dengan pengeringan
awal, pemisahan jagung dari tongkolnya (pemipilan), pengeringan biji, pengemasan, penyimpanan, dan
pemasaran. Sistem manajemen yang diterapkan UKM tersebut masih menganut system kekeluargaan, belum
ada pembagian tugas yang jelas diantara para karyawan. Standar penggajian yang diterapkan setiap bulan
bergantung pada produksi yang dihasilkan. Sistem pembukuan belum teratur dan belum mengikuti sistem
pembukuan akunting hanya dicatat dalam buku catatan sehingga banyak pemasukan dan pengeluaran yang
tidak tercatat. Modal kerja yang digunakan sebesar Rp 50.000.000 yang terdiri modal pemilik UKM.
Sistem pembelian bahan baku dilakukan di pasar dan sebagian besar diantar langsung oleh petani ke
lokasi UKM sesaat setelah panen. Bahkan ada petani yang sudah ambil panjar terlebih dahulu sebelum panen
karena membutuhkan uang untuk ongkos kerja. Sistem pemasaran dilakukan dengan mengantar langsung ke
pengusaha/pedagang ekspor jagung di Makassar atau eksportir yang langsung menjemput di lokasi UKM
tersebut. Jadi pangsa pasar produk sangat luas dan sangat lancar selama kualitas jagung memenuhi standar
kekeringan yang ditentukan karena jagung selain kebutuhan local, kebutuhan nasional, juga kebutuhan
ekspor.
Kapasitas produksi UKM Mitra pada musim panen jagung mencapai 10 ton per bulan pada
musim kemarau dan musim panen. Eksistensi usaha tersebut memberikan dampak yang positif terhadap: 1)
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bantaeng, 2) memperlancar proses pemasaran bagi masyarakat petani
jagung di daerah tersebut dan daerah di sekitarnya termasuk Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto,
3). meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani jagung, 4) memberikan kontribusi terhadap
peningkatan PAD Kabupaten Bantaeng, dan 5) memberikan kontribusi terhadap ekspor jagung secara
nasional. Untuk menghasilkan mutu jagung yang baik maka penanganan pasca panen perlu lebih diperhatikan
dan ditangani lebih baik, sehingga memenuhi persyaratan kualitatif dan kuantitatif yang sesuai standar SNI.
Berdasarkan analisis situasi dan pengamatan di lapangan serta hasil diskusi masyarakat Kelompok
Pengusaha jagung tersebut, dapat dirumuskan permasalahan utama yang dialami masyarakat tersebut sebagai
berikut:
a. Proses pemipilan masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan menggunakan tangan sehingga proses
pemipilan sangat lambat dan kapasitas produksi sangat kecil. Akibatnya, membutuhkan waktu yang lama dan
tenaga kerja yang banyak untuk mempercepat proses produksi dan meningkatkan kapasitas jagung pipil yang akan
dijual di pasaran. Hal tersebut merupakan permasalahan yang mendasar dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan
UKM untuk mendapatkan penanganan sehingga masyarakat dapat mengantisipasi penanganan jagung pada saat
musim panen dimana kapasitas jagung sangat besar. Untuk lebih jelasnya, proses pemipilan yang dilakukan oleh
UKM Mitra dan masyarakat saat ini seperti diperlihatkan pada Gambar 2. di atas.
b. Mutu/ kualitas jagung yang dihasilkan belum memenuhi persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif

79
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.79-83) 978-602-60766-2-5

sesuai standar SNI. Akibatnya harga jual jagung yang dibelikan oleh eksportir menjadi murah, sehingga
keuntungan yang diperoleh masyarakat/ UKM tersebut sangat rendah. Untuk itu, masyarakat perlu
mendapatkan perhatian dan bantuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut untuk meningkatkan
harga jual sesuai harga standar yang ditetapkan secara nasional. Dengan demikian akan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan UKM.
c. Proses pembukuan masih konvensional belum ditangan secara profesional sehingga proses pencatatan dan pelaporan
keuangan tidak berjalan lancar. Akibatnya terkadang banyak pengeluaran dan pemasukan tidak tercatat sehingga
sulit menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh setiap bulan.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Jagung merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang dapat meningkatkan devisa Negara.
Indonesia mengekspor jagung rata-rata 198.114,4 ton per tahun dan mengimpor rata-rata 109.449,2 ton per
tahun. Produksi jagung di Indonesia tahun 2005 sebesar 7.500.000 ton yang berasal dari pulau Jawa (65 %),
sisanya (35 %) tersebar di Lampung, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara (Anonim, 2005).
Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah penghasil jagung di Indonesia, memberikan kontribusi
terhadap ekspor jagung secara nasional. Pada tahun 2008 produksi jagung di Sulawesi Selatan sebesar 994,98
ribu ton pipilan kering meningkat 2,58 % dibanding tahun 2007 yang hanya mencapai 969,96 ribu ton.
Daerah penghasil jagung di Sulawesi Selatan yaitu: Kabupaten Bantaeng, Kab. Bulukumba, Kab. Bantaeng,
Kab. Jeneponto, dan Kab. Bone (Sulawesi Selatan dalam Angka, 2008).
Khususnya di Kabupaten Bantaeng, produksi jagung setiap tahun baru mencapai 148.264 ton
(statistic pertanian, 2005) . dan terdapat 20 UKM usaha pengolahan dan perdagangan jagung yang berskala
kecil dan menengah (UKM). UKM tersebut membeli jagung yang baru di panen (jagung tongkol) dari petani
kemudian diolah sebelum dijual kepada eksportir. Pengolahan yang dilakukan adalah memisahkan biji
dengan tongkolnya dan mengeringkan sampai mencapai standar kekeringan (kadar air) yang ditetapkan yang
diinginkan eksportir.
Pedoman Penanganan Pasca Panen Jagung oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil tanaman
Pangan, Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta
2003. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menghasilkan mutu jagung untuk perdagangan eksport menurut
SNI berikut ini.
Tabel 1. Standar mutu jagung.

N Persyaratan Mutu (% maks)


Komponen Utama
No.
I II III IV
1. Kadar Air 14 14 15 17
2 Butir Rusak 2 4 6 8
3. Butir Warna Lain 1 3 7 10
4. Butir Pecah 1 4 3 5
5. Kotoran 1 1 2 2

3. METODE PENYELESAIAN MASALAH


Penanganan masalah akan ditangani dengan menerapkan Iptek untuk memperbaiki sistem sebagai
upaya pemberdayaan UKM dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan sesuai
persyaratan ekspor agar memiliki nilai kompetitif di pasaran global. Berdasarkan kelemahan-kelemahan dan
permasalahan yang dialami oleh masyarakat dan UKM tersebut di atas, maka permasalahan utama yang
menjadi prioritas untuk ditangani adalah masalah pengeringan, pemipilan, perbaikan kualitas jagung, dan
pembukuan dan pemasaran untuk meningkatkan produktivitas UKM tersebut. Berdasarkan uraian
permasalahan yang dialami, maka solusi untuk menangani masalah tersebut dengan penerapkan alat
pemipil jagung tersebut kepada UKM Mitra, dilakukan perancangan dan pembuatan alat pemipil dengan
metode sebagai berikut, mendesain dan membuat gambar kerja alat pemipil jagung dengan ukuran dan
kapasitas sesuai tingkat kebutuhan UKM mitra. Pengadaan alat dan bahan yang digunakan untuk
pembuatan alat pemipil jagung. Pembuat Konstruksi rangka alat pemipil dengan ukuran panjang 1,5 m,
diameter selind 1m, dan tinggi 1 m yang terbuat dari besi siku, dinding terbuat dari seng plat. Kapasitas alat
pemipil tersebut direncanakan 400 s.d 500 kg/jam. Alat penggerak pemipil jagung tersebut menggunakan

80
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.79-83) 978-602-60766-2-5

motor bensin 6,5 PK.


Mendemonstrasikan kinerja alat pemipil tersebut dengan kapasitas maximum 100 kg jagung dengan
waktu pemipilan 15 menit atau sekitar 400 kg/jam dengan menggunakan motor listrik lebih cepat dari cara
konvensional yang membutuhkan waktu 4 s,d.5 jam. Mengadakan pelatihan tentang cara penggunaan dan
pemeliharaan alat pemipil jagung.
Penangani permasalahan mutu/ kualitas jagung yang dihasilkan agar memenuhi persyaratan kualitatif
dan persyaratan kuantitatif sesuai standar SNI, dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan
kepada masyarakat dan UKM tentang cara penanganan jagung yang meliputi: pemanenan, pengupasan,
pengeringan dengan tongkok (pengeringan awal), pemipilan, pengeringan biji jagung (pengeringan akhir),
pengemasan dan penyimpanan, proses pengolahan lanjut, dan pemasaran.
Penanganan masalah tentang pembukuan yang belum standar (masih konvensional) dilakukan dengan
memberikan pelatihan tentang cara membuat pembukuan yang standar untuk UKM, sehingga semua
pengeluaran dan pemasukan tercatat dengan baik.. Dengan demikian pada akhir bulan dapat diketahui berapa
besar pengeluaran dan berapa besar pemasukan sehingga dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh setiap
bulan. Satu hal yang perlu ditegaskan bahwa perlu pemisahan antara modal usaha dengan belanja rumah
tangga.
Luaran kegiatan yang akan dihasilkan adalah berupa produk alat pengering jagung dan alat pemipil
jagung serta cara pengoperasian dan cara pemeliharaannya. Selain itu akan dilakukan pelatihan tentang
manajemen, pembukuan UKM, dan sistem pemasaan produk. Luaran kegiatan IbM tersebut yang akan
dihasilkan sebagai berikut: Alat pemipil jagung dengan motor listrik sebagai tenaga penggerak. Penggunaan
alat tersebut merupakan solusi terhadap lambatnya proses produksi dan rendahnya kapasitas produksi karena
pemipilan yang dilaksanakan selama ini hanya dengan menggunakan tangan. Dengan penggunaan alat
pemipil jagung akan meningkatkan produksi 8 kali lipat. Spesifikasi alat tersebut yaitu: panjang 1,5 m, lebar
1 m, dan tinggi 1 m yang terbuat dari besi siku, dinding terbuat dari seng plat. Alat penggerak digerakkan
oleh motor listrik dengan daya disesuaikan dengan kemampuan daya yang tersedia di masyarakat. Kapasitas
maximum 50 kg jagung dengan waktu pemipilan 15 menit dengan menggunakan motor listrik, lebih cepat
dari cara konvensional yang membutuhkan waktu 2 jam. Menghasilkan model pembukuan UKM yang
standard yang merupakan solusi terhadap sistem pencatatan yang kurang baik selama ini yang terjadi pada
UKM sehingga tidak semua pemasukan dan pengeluaran tercatat dengan baik. Model Pengembangan dan
penanganan pasca panen jagung di Kabupaten Bantaeng dan Sulawesi Selatan dengan mengacu pada materi:
Pedoman Penanganan Pasca Panen Jagung oleh .Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil tanaman
Pangan, Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian , Jakarta
2003.
4. HASIL KEGIATAN
Penerapan alat pemipil jagung dengan perasian dalam waktu 10 menit dapat memipil jagung tongkol
sebanyak 130 s.d.150 kg jagung tongkol( 2 karung). Berarti dalam 1 jam (60 menit) kapasitas jagung
tongkol yang dapat dipipil sebesar = 6 x (130 -150) kg = 780-900 kg atau sekitar 12 karung jagung tongkol.
Alat tersebut apabila beroperasi 1 jam akan memipil jagung tongkol minimal 780 kg dan dapat mencapai 900
kg jagung tongkol. Jadi jagung pipil yang dapat dihasilkan dalam 1 jam sebesar = 400 kg (4 karung).
Tabel 2. Spesifikasi Alat Pemipil Jagung:
Spesifikasi dimensi
Kapasitas produksi jagung tongkol 700-900 kg per jam
Lebar wadah pemipil 0,5 m
Panjang 1,25 m
Tinggi 0,7 m
Rangka dan dinding Besi Siku dan seng plat
Motor Penggerak Motor Bensin 6.5 PK
Kapasitas produksi jagung pipil 400 per jam

81
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.79-83) 978-602-60766-2-5

Gbr.1 Penjelasan penggunaan alat Gbr. 2 Penyerahan alat pada Kelompok Tani Parasula

Gbr. 3 Penggunaan Pemipil jagung Gbr. 4 Penyerahan Pemipil jagung pada Klp.Tani Jaya

5. KESIMPULAN
Penerpan teknologi tepat guna kepada masarakat melalui penggunaan mesin pemipil jagung bagi Mitra
pembudidaya jagung di Kabupaten Bantaeng. Memudahkan Mitran dalam proses produksi terutama dalam
hal proses pemipilan jagung. Mmemepercepat proses pemipilan dengan meningkatkan kapasitas produksi
jagung pipil dari 50-100 kg/jam menjadi 700-900 kg/jam. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat, sehingga mitra mampu melakukan perawatan dan perbaikan gangguan atau kerusakan yang
terjadi pada mesin pemipil. Mesin pemipil dapat beroperasi secara optimal dalam menghasilkan jagung pipil
sehingga produktivitas dan pendapatan Mitra dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2010. Mesin Pemipil dan Perontok Jagung. http://teknologitepatguna.com/mesin-pemipil-jagung-alat-untuk-
perontok-jagung-merontokkan-biji-jangung-pipil.htm.
Anonim, 2013. Manajem Perusahaan Kecil di Indonesia. http://www.tubasmedia. com/berita/ manajemen-perusahaan-
kecil-di-indonesia/(accessed 17.03.2013).
Anonim, 2008. Manajemen Produksi dan Industri kecil. http://manajemen-produksi.blogspot.com/ (accessed
18.03.2013).
BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2012. Produksi padi, jagung dan kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan. Berita Resmi
Statistik No. 36/07/73/Th. VI, 2 Juli 2012.
Departemen Pertanian , 2003. Pedoman Penanganan Pasca Panen Jagung oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Jakarta.
Gozali, Ahmad. Bagaimana Cara Membuat Pembukuan Sederhana untuk UKM.
http://www.perencanakeuangan.com/files/pembukansederhana.html [accessed 25.3.2013]
Hesty, 2012. Manajemen Perusahaan Kecil dan Menengah”Suatu Pendekatan Ekologis”.
http://hestyborneo.blogspot.com/2009/11/manajemen-perusahaan-kecil-dan-menengah.html (accessed
20.03.2003).
International Maize Conference, 2013. Harga Jagung local dan Internasional.
http://www.pasarjagung.com/index.php?limitstart=14 [accessed 19.4.2013].I G.P. Sarasutha dkk., (Accessed,
2013). Tataniaga Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Kabarbisnis.com, 2011. Teknologi Tepat Guna Kembangkan UKM.
http://bappeda.jatimprov.go.id/2011/07/04/teknologi-tepat-guna-kembangkan-umkm/ [accessedt 18.4.2013).
Rajacara, 2011. Manajemen Usaha Kecil. http://rajacara.wordpress.com/2011/04/24/makalah-manajemen-usaha-kecil/
(accessed, 2011).

82
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.79-83) 978-602-60766-2-5

Senduk, Safir, 2008. Pembukuan Sederhana untuk Usaha


kecil.http://www.perencanakeuangan.com/files/pembukuanusaha.html
Setyawan, Purnomo, 2010. Menumbuhkan Kebiasaan Menyusun Laporan Keuangan Pada Usaha Kecil Dan
Menengah. http://pembukuanusahabarbershop.blogspot.com/.
Statistik Daerah Kabupaten bantaeng 2012. Produktivitas Tanaman Padi dan jagung Kabupaten Bantaeng.
http://www.bing.com/search?q=Bantaeng%20dalam%20Angka%202012&p [Accessed 18.4.2013].
Syarifuddin, 2009. Bagaimana membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan.
http://pembukuanusahabarbershop.blogspot.com/.

83
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.84-89) 978-602-60766-2-5

IbM DESA SUNGAI RENGAS KALIMANTAN BARAT DALAM PEMELIHARAAN


KUALITAS LAHAN BERBASIS PADI MELALUI PEMANFAATAN BIOCHAR ASAL
LIMBAH PANEN
Agusalim Masulili1) Susilawati Soeyoed2)
1), 2)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti

ABSTRACT
Sungai Rengas Village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency of West Kalimantan, is a region that most
of the population as rice farmers. However, when viewed from the average production of existing rice, it only reaches 2
tons of ha-1 (Masulili, et al., 2010), resulting in low farmer income. This low production occurs because the farmers' rice
fields are tidal land with sulphate soil type. This type of soil has plant growth constraints in the form of low pH, high Al
and Fe content so that nutrient deficiency. Masulili research results, et al. (2010) through the cost of grants Dikti rice
harvest waste processed into biochar can improve soil sulphate soil properties and can increase rice production up to 4-5
tons ha-1. In this regard, IBM is aimed at assisting farmer groups in Sungai Rengas Village whose main job is to grow
rice farmers in tidal land in order to increase rice production, which in turn is expected to increase income, so that it is
economically independent. In order to realize the goal to be achieved, has been done activities of IBM Village Rengas
River consists of: 1) counseling about the utilization of biochar waste harvest as a soil enhancer. 2) training the
production of biochar from rice harvesting waste using pyrolysis tools. 3) make a demonstration plot of rice plant in
tidal rice field. The end result of this activity is the farmers can understand and apply the utilization of biochar waste rice
harvest as soil enhancers so that rice production is increased and sustainable.

Keywords: biochar, rice growth, harvest waste

I. PENDAHULUAN

Salah satu sentra pengembangan pertanian di Kalimantan Barat adalah di lahan sulfat masam. Tanah
di lahan ini berkembang dari bahan induk yang kaya akan senyawa pirit (FeS2). Pada kenyataannya tanah ini
memiliki daya dukung rendah terhadap pertumbuhan tanaman yang diindikasikan oleh rendahnya produksi
padi hanya mencapai rata-rata 2 t ha-1 (Masulili, 2010). Dari segi kimia, tanah sulfat masam terdapat kendala
antara lain karena (1) pH tanah rendah-pH 3,0-4,5, (2) kadar Al, Fe, Mn dalam tanah yang tinggi, (3) kahat
hara P, dan (4) kation-kation basa rendah (Noor, et al., 2005). Oleh karena keberadaan Al, Fe dan Mn yang
tinggi serta kahat hara P akan sangat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Beberapa hasil
penelitian tanah sulfat masam Sungai Kakap menunjukkan P tersedia hanya berkisar 2,2-5,2 ppm (Masulili,
et all., 2010) Di sisi lain, P sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Rendahnnya ketersediaan P pada tanah sulfat masam ini merupakan salah satu faktor penting yang dapat
membatasi pertumbuhan tanaman. Selain itu, nilai kapasitas tukar kation (KTK) tanah di wilayah ini hanya
mencapai 8,40 cm.mol (+) kg-1, tergolong rendah.
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam pemanfaatan tanah sulfat masam untuk budidaya tanaman,
cara penyelesaiannya adalah melakukan pengelolaan lahan yang bertujuan diantaranya; 1) memperkecil
pengaruh negatif unsur atau senyawa toksid yang keberadaannya di dalam tanah relatif tinggi seperti Al, Fe
dan Mn, 2) meningkatkan ketersediaan hara yang kahat seperti P dan 3) mengurangi terjadinya pemadatan
tanah yang dapat berimbas terhadap menurunnya pertumbuhan dan daya jelajah akar. Dengan demikian,
langkah yang dapat ditempuh selain manipulasi pengolahan tanah juga dapat dilakukan melalui penambahan
pembenah tanah yang dapat memperbaiki kualitas lahan. Salah satu pembenah tanah yang dapat diaplikasikan
untuk mengatasi kendala tersebut adalah pemanfaatan limbah panen padi yang diolah menjadi biochar. Hasil
penelitian Masulili, et all. (2010), menunjukkan pemberian biochar asal limbah panen dapat memperbaiki
kualitas tanah dan meningkatkan hasil panen padi menjadi 4-5 ton ha-1 di tanah sulfat masam.
Salah satu wilayah Kecamatan Sungai Kakap yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani padi
sawah pasang surut adalah Desa Sungai Rengas dengan luas sekitar 15.000 ha. Hasil wawancara pendahuluan
dengan Bapak Indra selaku Ketua Kelompok Tani Giat Bersama (mitra1) dan bapak Mochtar selaku Ketua
Kelompok Tani Makmur (mitra2) diperoleh informasi bahwa produksi padi yang diperoleh selama ini belum
memuaskan karena rata-rata produksi hanya mencapai 2-3 ton ha-1. Hal ini terjadi karena kondisi kualitas
lahan yang kurang memadai mendukung pertumbuhan dan hasil padi yang dibudidayakan. Hasil penelitian

1
Korespondensi : Agusalim Masulili, telp. 081347823924, email: agusalimupb@gmail.com
84
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.84-89) 978-602-60766-2-5

Masulili (2010), wilayah ini memiliki jenis tanah sulfat masam yang memiliki pH 3-4 tergolong masam, dan
kendala kimia lainnya.
Selama ini, solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah menggunakan kapur dan
pupuk konvensional (Urea, KCl dan TSP) yang kebutuhannya dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal
ini jika berlangsung terus menerus, akan menjadi beban bagi petani, apalagi kebutuhannya hanya dapat
dipenuhi dengan cara mendatangkan dari pulau Jawa.
Biochar merupakan hasil pembakaran biomasa apasaja termasuk limbah panen, yang memiliki
potensi terhadap peningkatan pH tanah dan penyediaan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Oleh karena
itu, jika pengetahuan petani dalam memproduksi biochar dan keterampilan mengaplikasikannya sebagai
pembenah tanah sulfat masam dapat ditingkatkan melalui program IbM ini, akan mempermudah bagi mereka
dalam memperbaiki kualitas lahan yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman tanaman padi yang dibudiayakan.
II. PELAKSANAAN PENGABDIAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian program IBM Desa Sungai Rengas ini adalah :
1) Penyuluhan tentang pemanfaatan biochar limbah panen sebagai bahan pembenah tanah.
Penyuluhan dilakukan secara langsung kepada anggota kelompok tani mitra, ditujukan untuk
meningkatkan pemahaman tentang bagaimana mengetahui kendala-kendala pertumbhan tanaman dari
segi tanahnya dan bagaimana cara mengatasinya sehingga kualitas lahan dapat ditingkatkatkan
(kesuburannya meningkat).
2) Pelatihan produksi biochar asal limbah panen padi dengan menggunakan alat pirolisis.
Pelatihan dilakukan dengan cara demonstrasi dan praktek kepada anggota kelompok tani mitra, tentang
pembuatan biochar dengan alat pirolisis sederhana yang terbuat dari drum pertamina. Bahan baku
biochar adalah limbah hasil panen padi. Dengan pelatihan diharapkan pengetahuan dan keterampilan
petani dalam memproduksi biochar dan penyiapannya untuk diaplikasikan ke dalam tanah dapat
tercapai.
3) Membuat demplot tanaman padi di lahan sawah pasang surut.
Sebidang lahan diolah dan siapkan untuk penanaman padi. Biochar dihaluskan dengan cara ditumbuk
kemudian diberikan ke dalam tanah 1 minggu sebelum tanam secara merata dalam kondisi tanah macak-
macak. Selanjutnya, bibit padi umur 15 hari ditanam, dan dilakukan pemeliharaan sampai panen.
Hasil akhir dari kegiatan ini adalah petani dapat memahami dan menerapkan pemanfaatan biochar
limbah panen padi sebagai pembenah tanah sehingga produksi padi meningkat dan berkelanjutan. Selain itu,
dapat dihasilkan rangkaian metode/tahapan dalam bentuk brosur dan poster.
Dalam kegiatan IbM ini kontribusi mitra sangat diharapkan terutama dalam bentuk :
1. Menyediakan bahan baku limbah panen padi
2. Mengikuti rangkaian kegiatan IbM secara aktif
3. Menyediakan tempat sebagai lokasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan.
4. Mengaplikasikan/menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sehingga akan
terbentuk sistem pertanian padi berkelanjtan di lahan pasang surut.
5. Menginformasikan pengetahuan yang di dapat kepada anggota yang lain

IV. HASIL PELAKSANAAN PENGABDIAN PROGRAM IBM

1. Bahan Baku Limbah Panen Padi


Bahan baku biochar utama dalam program IbM ini adalah limbah panen padi di wilayah usahatani
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Hasil survey menunjukkan adanya ketersediaan limbah panen yang
dapat dimanfaatkan oleh petani mitra sebagai bahan baku biochar pembenah tanah sulfat masam.

85
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.84-89) 978-602-60766-2-5

Gambar 1. Bahan baku limbah panen

2. Lokasi Penyuluhan dan Demplot


Lokasi penyuluhan adalah kelompok tani yang berada di Sungai Kakap wilayah Desa Sungai Rengas
Kalimantan Barat.

Gambar 2. Wawancara penentuan lokasi pengabdian

3. Rancang bangun alat pirolisis sederhana


Alat pirolisis sederhana dirancang bangun sedemikian rupa dengan maksud dapat dengan mudah
dimanfaatkan oleh petani dalam memproduksi biochar limbah hasil panen.

Gambar 3. Pembuatan alat pirolisis sederhana

4. Penyuluhan tentang pemanfaatan biochar limbah panen sebagai bahan pembenah


tanah.

Penyuluhan dilakukan secara langsung kepada anggota kelompok tani mitra, ditujukan untuk
meningkatkan pemahaman tentang bagaimana mengetahui kendala-kendala pertumbuhan tanaman dari segi
tanahnya dan bagaimana cara mengatasinya sehingga kualitas lahan dapat ditingkatkatkan (kesuburannya
meningkat).
Materi penyuluhan yang telah diberikan mencakup; sistem pertanian berkelanjutan, pengertian
biochar, manfaat biochar sebagai pembenah tanah, potensi limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku
biochar, tahapan pembuatan biochar, pengenalan alat pirolisis sederhana dan proses operasionalnya dalam
pembuatan biochar serta cara aplikasi biochar di lapangan.

86
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.84-89) 978-602-60766-2-5

Gambar 4. Penyuluhan pemanfaatan biochar sebagai bahan pembenah tanah

5. Pelatihan produksi biochar asal limbah panen padi dengan menggunakan alat pirolisis.

Pelatihan produksi biochar telah dilakukan terhadap 2 kelompok petani mitra dengan cara
demonstrasi dan praktek secara langsung tentang pembuatan biochar dengan alat pirolisis sederhana yang
terbuat dari drum pertamina. Bahan baku biochar adalah limbah hasil panen padi.

Gambar 5. Pelatihan produksi biochar asal limbah panen

6. Membuat demplot tanaman padi di lahan sawah pasang surut.

Lahan yang digunakanan dalam pembuatan demplot adalah lahan petani mitra di Sungai Rengas
Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu raya.

Gambar 6. Lahan demplot pemanfaatan biochar limbah panen

87
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.84-89) 978-602-60766-2-5

Gambar 7. Kondisi pertumbuhan tanaman padi (penanaman dan pemeliharaan)

Gambar 7. Pemanenan

7. Hasil analisis beberapa karakteristik tanah sebelum dan setelah kegiatan IbM

Tabel 1 menunjukkan, terjadi perbaikan beberapa sifat kimia tanah setelah diberi biochar sebagai
pembenah tanah, yang pada gilirannya dapat berdampak terhadap peningkatan dan pertumbuhan tanaman
padi.
Tabel 1. Karakteristik tanah sebelum dan setelah diberi biochar
Lokasi 1 Lokasi2
No. Karakteristik
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1. pH tanah 3.93 4.46 3,56 4,87


2. C-org (%) 1,98 4,16 1,87 4,47
3. P tersedia (%) 0,60 0,69 0,71 0,88
4. Al-dd (%) 3,41 3,21 3,39 3,11
5. Fe larut (%) 3,51 3,24 3,42 3,11
6. KTK (cmol/kg) 8,94 9,97 8,65 9,88
8. Hasil analisis pertumbuhan dan hasil tanaman padi sebelum dan setelah kegiatan IbM

Dari hasil Tabel 2 menunjukkan hasil produksi yang lebih tinggi (3,8 ton/ha) dibanding rata-rata
hasil produksi tanpa pemberian pembenah tanah (1,8-2 ton/ha).

Tabel 2. Pertumbuhan dan hasil panen padi


No Pertumbuhan dan hasil padi Lokasi 1 Lokasi 2
1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) 78,20 78,84
2. Rata-rata jumlah malai (malai) 15,80 16,10
3. Berat gabah kering 100 butir (gr) 01,52 01,67
4. Volume akar (cm3) 49,70 50,19
5. Hasil produksi (ton/ha) 03,90 03,70

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
• Limbah panen padi dapat dijadikan biochar, berpotensi sebagai pembenah tanah berbasis padi
• Biochar limbah panen padi dapat meningkatkan pH, P tersedia dan C-organik tanah serta dapat menekan
Al-dd dan Fe larut.
• Biochar limbah panen padi berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza
sativa L.).
• Proses difusi ipteks pemanfaatan biochar limbah panen sebagai pembenah dapat dilakukan dengan baik
oleh kelompok tani mitra melalui program IBM.
88
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.84-89) 978-602-60766-2-5

2. Saran
Untuk memperluas jangkauan penerapan teknologi biochar ini, diperlukan pembinaan yang
berkelanjutan melalui pengembangan program pengabdian kepada masyarakat.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Masulili, A., Utomo, W.H., Syechfani, 2010. Rice Husk Biochar for Rice Cropping System in Acid Soil; 1.
Thte Characteristics of Rice Husk Biochar and Its Influence onthe Properties of Acid Sulfate
Soils and Rice Growth in West Kalimantan, Indonesia.

Masulili, A., 2010. Kajian Pemanfaatan Biochar Sekam Padi Untuk Memperbaiki Beberapa Sifat Tanah
Sulfat Masam Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi (Oryza Sativa L.).
Disertasi. PPSUB Fakultas Pertanian. Malang

Noor, 2004. Lahan rawa, sifat dan pengelolaan tanah bermasalah sullfat masam. PT. Raja grasindo persada.
Jakarta

VII. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada:

1. Dirjen Pendidikan Tinggi yang telah mendanai melalui skema PKM mono tahun, 2015.
2. Pengelola laboratorium Fakultas Pertanian Untan Pontianak.
3. Pengelola laboratorium Fakultas Pertanian UPB Pontianak.

89
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.90-93) 978-602-60766-2-5

METODA PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK UMKM

Merita Bernik1), Wa Ode Zusnita 2)


1),2)
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung

ABSTRACT

Cirebon city is one of the cities in West Java which is one of a tourist destination. Characteristic of Cirebon is
the batik that it produces. Although Cirebon is famous for its batik center, it doesn’t mean that all residents in the
Cirebon are looking for batik craftsmen. There are still many inhabitants who seek search as farmers, construction
workers or have small businesses to support their daily needs. It is exposed to what happened in Talun sub-district of
Cirebon. There are many households who have business as household handicraft makers, cake maker, clothing
production and many more. With the progress of SMEs and impact on the increasingly fierce competition, it is expected
that SMEs in Talun can grow and improve the quality of its products. Based on the above, it needs a quality control
method which is easy to be understood and also implementation by SMEs in Talun Cirebon. In this activity the
implementation method used is the method of Participatory Deplat is doing activities in the form of counseling and
guidance on quality control methods on craftsmen in Talun Cirebon. This counseling and mentoring activities are
conducted in the form of providing structured training. Based on interview result, it is found that the method of quality
control that is easy to be applied is by using SOP, while the result of interview and questionnaires distributed to SMEs
in Talun Cirebon, they are more understanding about quality, quality standard, and know the method of quality control
that easy to be implementation.

Keywords: SMEs, Quality, Quality Standard, Quality Control

1. PENDAHULUAN
Kota Cirebon merupakan salah satu kota yang menjadi destinasi wisata di pulau Jawa. Selain terkenal
dengan makanan khas Cirebon, juga terkenal batik yang menjadi ciri khas kota Cirebon terutama motif
megamendung. Dengan semakin majunya kota Cirebon, maka semakin banyak juga UMKM penghasil batik.
Apabila kita berkunjung ke kota Cirebon dan berniat untuk membeli batiknya, maka akan teringat kepada
kawasan batik Trusmi. Kawasan Trusmi ini merupakan penghasil batik baik dalam bentuk UMKM yang
menjual hasil batiknya di rumah hingga yang memiliki toko sendiri.
Walaupun Cirebon terkenal dengan sentra batiknya, buka berarti semua penduduk dikota Cirebon
bermatapencarian sebagai pengrajin batik. Masih banyak penduduknya yang bermata pencarian sebagai
petani, buruh bangunan ataupun memiliki usaha-usaha kecil untuk menghidupi kebutuhan sehari-harinya. Hal
tersebut terbuki dengan apa yang terjadi di kecamatan Talun Kabupaten Cirebon. Disana banyak sekali
rumah tangga yang memiliki usaha sebagai pengrajin alat-alat kebersihan rumah tangga, pembuat kue kering
dan basah, produksi pakaian dan masih banyak lagi.
Dengan semakin majunya UMKM dan berdampak pada persaingan yang semakin ketat, maka
diharapkan UMKM yang berada di kecamatan Talun ini dapat berkembang dan meningkatkan kualitas
produknya. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diketahui proses pengendalian kualitas yang selama ini
dilaksanakan oleh pera pengrajin yang ada di Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon dan metoda
pengendalian kualitas apa saja yang cocok untuk diterapkan oleh para pengrajin di Kecamatan talun
Kabupaten Cirebon

Pengendalian Kualitas
Pengandalian kualitas adalah penggunaan tehnik dan aktivitas untuk mencapai, mempertahankan,
dan meningkatkan kualitas barang atau jasa. Hal ini mencakup tehnik dan kegiatan berikut ini :
a. Spesifikasi kebutuhan
b. Desain produk atau jasa yang dapat memenuhi spesifikasi
c. Produksi atau instalasi untuk memenuhi kebutuhan spesifikasi sepenuhnya
d. Inspeksi atau memastikan kesesuaian produk dengan spesifikasi
e. Meninjau penggunaan untuk meyediakan informasi untuk keperluan revisi spesifikasi

1
Korespondensi penulis: Merita Bernik, Telp 08164874303, merita.bernik@unpad.ac.id

90
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.90-93) 978-602-60766-2-5

Process Flow Diagram


Process flow diagram adalah diagram skematis yang menggambarkan aliran perpindahan produk atau
jasamelalui stasiun-stasiun proses atau operasi.Diagram ini memudahkan visualisasi dari keseluruhan sistem,
mengidentifikasi titik masalah yang potensial, dan mencari kegiatan pengendalian.Process flow diagram
adalah diagram skematis yang menggambarkan aliran perpindahan produk atau jasamelalui stasiun-stasiun
proses atau operasi.
Diagram ini memudahkan visualisasi dari keseluruhan sistem, mengidentifikasi titik masalah yang potensial,
dan mencari kegiatan pengendalian.Diagram alir yang terbaik adalah yang dibuat oleh tim, karena jarang
sekali satu individu memahami seluruh proses.Perbaikan proses dapat dilakukan dengan menghilangkan
langkah-langkah, menggabungkan langkah-langkah atau membuat langkah-langkah yang sering digunakan
menjadi lebih efisien.

2. PELAKSANAAN PENGABDIAN
Metoda yang dipergunakan adalah metoda kualitatif, dimana dilakukan pengambilan sampel
berdasarkan teknik nonprobability sampling karena tidak semua UMKM di kota Cirebon akan dijadikan
sampel. Teknik yang dipergunakan adalah purposive sampling, dengan mengambil sampel sebanyak 24
UMKM di kecamatan talun Kabupeten Cirebon. Wawancara dan penyebaran kuesioner dilakukan untuk
mendapatkan data yang diperlukan untuk dapat mementukan metoda pengendalian kualitas yang tepat untuk
dapat diterapkan oleh UMKM tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengendalian Kualitas untuk UMKM di Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 24 pengrajin di Kecamatan Talun Kabupaten
Cirebon, maka diperoleh hasil bahwa:
 Pengrajin menyadari pentingnya kualitas produk
 Belum memhami bagaimana sebaiknya mempertahankan kualitas produknya
 Sudah menjalankan pengontrolan kualitas, tetapi belum mengetahui bagaimana seharusnya
pengontolan itu dilakukan
 Membutuhkan alat yang mudah untuk membantu mereka melakukan pengendalian kualitas
produknya
 Belum terdapatnya standar produk yang ditetapkan, masih berdasarkan pengalaman dan tidak adanya
keseragaman.

Maka berdasarkan hasil di atas, pengendalian kualitas yang mudah untuk dipahami dan diterapkan adalah
dengan menggunakan SOP (Standar Operation Procedure). Alasan mengapa alat pengendalian kualitas ini
dipilih karena
 Dengan adanya prosedur, maka cara dan langkah mereka dalam bekerja akan lebih jelas
 Dapat diketahui jalur kritis yang seharusnya dilakukan pengontrolan
 Keseragaman dalam melakukan suatu pekerjaan
 Mudah mengetahui kesalahan yang dilakukan
 Mudah untuk dibuat dan diimplementasikan

Pembuatan SOP (Standar Operating Procedure)


Prosedur merupakain uraian dan langkah-langkah yang harus dilaksanakan ketika kita akan
melakukan suatu pekerjaan.
Prosedur yang baik adalah prosedur yang dapat menjawab
 What/apa : (tugas)
 Who/siapa : wewenang, tanggung jawab
 When/kapan : kapan dilakukan ?
 Where/dimana : menunjukkan bagian/divisi/dept.
 Why/kenapa : kenapa dilakukan

91
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.90-93) 978-602-60766-2-5

Isi dari prosedur itu sendiri terdiri dari


1. Tujuan prosedur
2. Ruang lingkup
3. Daftar istilah atau definisi
4. Referensi
5. Distribusi
6. Uraian Prosedur
7. Lampiran formulir, checklist atau label yang dipakai

Uraian dari isi prosedur adalah sabagai berikut:

Tujuan Prosedur
Pernyataan yang menunjukan tujuan dari prosedur dan pernyataan kebijakan dari prosedur ini. Dalan
tujuan ini harus dijelaskan untuk apa prosedur tersebut dibuat.

Ruang Lingkup
Menjelaskan personil, unit organisasi, dokumen, dan proses- proses yang terpengaruh prosedur ini.
Menunjukan bahwa prosedur ini berlaku atau akan dijalankan oleh unita tau bagian yang mana dalam suatu
organisasi.

Daftar Istilah atau Definisi


Berisikan istilah ataupun definisi yang tidak semua orang paham ataupun mengetahuinya.

Referensi
Apabila kita membuat langkah-langkah pengerjaan ataupun menentukan suatu kegiatan tertentu
berdasarkan pada suatu pedoman, panduan yang berlaku di perusahaan, ataupun peraturan lokal, peraturan
pemerintah dll.

Distribusi
Merupakan bagian/unit dari suatu organisasi yang harus mengetahui dan juga memahami isi dari
prosedur terssebut

Uraian Prosedur
Berisikan langkah-langkah yang diuraikan secara detail dan dapat menjawab 5 W 1 H

Lampiran
Untuk memperjelas ataupun mempertegas kegiatan dan langkah yang harus dilakukan, maka dapat
dibantu dengan membuat Flow Chart. Disertakan juga lampiran berupa form, kwitansi, ataupun data, record,
dokumen-dokumen yang terkait lainnya.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara, pelatihan dan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan terhadap
para pengrajin di Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon, maka dapat disimpulkan bahwa:
 Para pengrajin memeiliki keinginan yang kuat untuk dapat meningkatkan kualitas hasil produksinya
 Melakukan pengendalian kualitas walaupun masih bersifat sederhana dengan keterbatasan
pengetahuan yang dimilikinya
 Dengan diberikan pelatihan, menambah wawasan serta pengetahuan mengenai kualitas dan metoda
pengendalian kualitas yang mudah untuk diterapkan
 Memahami arti pentingnya memiliki standar kualitas sebagai tolak ukur kualitas hasil dari
produksinya
 Melakukan pengendalian kualitas tidak memerlukan cara atau metoda yang sulit, akan tetapi dengan
metoda yang sederhanapun seperti membuat SOP akan membentu para pengrajin tersebut untuk
melakukan pengontrolan mulai dari input, proses pelaksanaan produksinya hingga output yang
dihasilkan

92
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.90-93) 978-602-60766-2-5

5. DAFTAR PUSTAKA

Basterfield, Dale.H, 2012, Quality Control, 9th edition, Pearson Internasional


Goetsch, David.L.,2010, Quality Management for Organizatinal Excellence, Pearson International
Heizer, J., Render, B.,2006, Operations management. (8th ed.). Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.
Ishikawa, K.,1982, Guide to quality control (Second Revised English Edition). Tokyo, Japan: Asian Productivity
Organization.
Taguge, N. R.,2005, The quality toolbox. (2th ed.) Milwaukee, Wisconsin: ASQ Quality Press
https://eriskusnadi.wordpress.com/2012/09/29/about-7-basic-quality-tools/
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-scatter-diagram-diagram-tebar-cara-membuat-diagram-tebar/

93
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.94-99) 978-602-60766-2-5

PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK MENJADI ENERGI TERBARUKAN (BIOGAS)


MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA LA’BO’
Simon Patabang1) Frederik Palallo2)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Makassar
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Makassar

ABSTRACT

Livestock waste is sometimes viewed as a dirty and disgusting thing but if it is processed properly it will
produce high economic value added. Villagers of La'bo' are generally farmers and almost all households have
livestock pens. However, until now, La'bo Village people have not utilized livestock waste as economic added value to
biogas due to the limited knowledge of the community about the processing of livestock waste. This dedication to the
community aims to train people to build biogas installations and cultivate livestock waste into biogas. Biogas is used
as a source of household energy every day. The method used in the achievement of the objective is to carry out
training with on the job training method of training as well as to build a waste processing installation of livestock
waste into biogas (biogas installation). The activity of this community service is carried out with the partners of
Marante Tampang Allo Farmer Group and Biang Farmer Group. The result of this activity is the community gain
knowledge and skills in livestock waste management into biogas and the establishment of biogas installation capacity
4 m3 type fixed dome as much as 2 units and household energy needs fulfilled and the formation of new entrepreneur
in the field of biogas.

Keywords: Livestock waste, training, installation, biogas.

1.PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Desa La’bo’ adalah salah satu desa di Kabupaten TorajaUtara. Masyarakat Desa La’bo’ terdiri 655
KK dengan jumlah penduduk 2614 orang yang tersebar tinggal dalam 4 buah kampung atau dusun. Tingkat
pendidikan rata-rata tamatan SMP. Pada umumnya bekerja sebagai petani khususnya petani sawah.
Disamping bertani juga memelihara ternak di sekitar rumah dengan cara dikandangkan. Limbah kotoran
ternak sangat mengganggu di sekitar rumah karena berbau.
Saat ini pemanfaatan ternak baru sebatas pemanfaatan daging ternak sedangkan pemanfaatan
limbahnya belum dimanfaatkan secara maksimal yang nantinya mendapatkan nilai tambah secara ekonomi
atau finansial.
Kesadaran lingkungan terhadap limbah ternak dan pemanfaatan limbah ternak belum maksimum oleh
karena keterbatasan pengetahuan yang minim oleh masyarakat. Upaya peningkatan nilai tambah dari
limbah ternak dapat ditempuh dengan mengumpulkan dan mengolah limbah ternak menjadi biogas melalui
pembangun instalasi pengolahan limbah atau instalasi biogas dengan metode anaerobik digestion.
Kelompok Tani Marante Tampang Allo dan Kelompok Tani Biang adalah kelompok masyarakat
Desa La’bo’ sebagai mitra adalah kelompok yang peduli terhadap lingkungan khususnya limbah ternak.
Mereka sangat antusias untuk mengelolah limbah ternak agar dapat menghasilkan nilai tambah namun
mereka sangat kekurangan dan sangat minim pengetahuannya terhadap pengolahan limbah ternak menjadi
biogas.
Keberadaan mitra akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan model dan
teknologi yang akan diterapkan di masyarakat. Disamping itu mitra juga memandang pemanfaatan
teknologi ini akan benar-benar bermanfaat terutama untuk menambah nilai hasil ternak serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara ekonomi. Hal lain yang mendukung teknologi ini adalah bahwa melalui
mitra dapat menyampaikan manfaat pengelolaan limbah ternak serta teknologi pengelolaan limbah dapat
diterapkan oleh masyarakat secara langsung dan berkelanjutan dan dapat menciptakan wirausaha baru
dibidang biogas.

1.2. Solusi Yang Ditawarkan

1
Korespondensi: spatabang@gmail.com

94
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.94-99) 978-602-60766-2-5

Pendekatan yang dilakukan terhadap permasalahan yang dihadapi mitra adalah melalui pendekatan
dengan metode yang dapat diterima masyarakat. Untuk itu digunakan metode dengan mengajak mitra untuk
mencari solusi terhadap permasalahan yang dialami oleh mitra dengan penerapan teknologi pengolahan
limbah. Dengan menerapkan teknologi pengolaha limbah, maka dalam masyarakat akan timbul kesadaran
untuk melaksanakan penerapan IPTEK yang ditawarkan yaitu membangun instalasi biogas untuk
pengolahan limbah ternak menjadi biogas. Tekologi biogas yang ditawarkan adalah model digester fixed
dome yang terbuat dari beton. Pelaksaan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan metode on the job
training (belajar sambil membangun).
Tujuan kegiatan adalah mengajak mitra untuk melaksanakan pelatihan teknologi pengolahan limbah
ternak menjadi biogas serta tata kelolah limbah yang akan dijadikan usaha skala rumah tangga. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama-sama dengan tim pelaksana pengabdian masyarakat Universitas Atma Jaya
Makassar. Dengan membangun instalasi pengolahan limbah ternak menjadi biogas maka permasalahan
yang dihadapi mitra dapat ditanggulangi serta dapat menciptakan wirausaha di bidang biogas.

2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biogas
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa.
Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa
dekade kemudian Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa
biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Pada tahun 1884, Pasteour melakukan penelitian
tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteur menjadi landasan untuk penelitian
biogas hingga saat ini.
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri.
Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion gas yang
dihasilkan sebagian besar (lebih 50% ) berupa metana.
Material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraikan menjadi dua tahap dengan
bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah
dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan
asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak,
protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan asam dari
senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik
digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methan
ococus, methano sarcina, methano bacterium. Kandungan utama dalam biogas adalah kombinasi methane
(CH4), karbon dioksida (CO2), Air dalam bentuk uap (H2O), dan beberapa gas lain seperti hidrogen sulfida
(H2S), gas nitrogen (N2), gas hidrogen (H2) dan jenis gas lainnya dalam jumlah kecil. Komposisi biogas
ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1.KOMPOSI BIOGAS


Subtansi Simbol Persen
Metana CH4 50 - 70
Karbon
CO2 30 – 40
Dioksida
Hidrogen H2 5 – 10
Nitrogen N2 1–2
Uap Air H2O 0,3
Hidrogen
H2S trace
Sulfida

2.2.Bahan Baku Biogas

Bahan dapat dijadikan bahan baku biogas adalah bahan-bahan material organik seperti kotoran
ternak, sampah organik, dan limbah biomassa. Selain hewan dan kotoran manusia, bahan tanaman juga
dapat digunakan untuk menghasilkan biogas dan biomanure. Sebagai contoh, satu kg limbah tanaman

95
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.94-99) 978-602-60766-2-5

mentah dan eceng gondok memiliki potensi dapat memproduksi masing masing 0,037 dan 0,045 m3 biogas.
Bahan organik yang berbeda memiliki karakteristik bio kimia yang berbeda dan potensi untuk produksi gas
juga bervariasi. Dua atau lebih dari bahan tersebut dapat digunakan bersama dengan ketentuan bahwa
beberapa persyaratan dasar untuk produksi gas atau untuk pertumbuhan normal methanogen terpenuhi.
Potensi produksi biogas dari beberapa bahan baku, ditukjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2.Potensi Produksi Gas


Kotoran Produksi
Gas/kg Gas/kg (m3)
Sapi,
0,023 – 0,040
Kerbau
Babi 0,040 – 0,059

Uangga 0,065 – 0,116

Manusia 0,020 – 0,028

2.3.Anaerobik Digestion

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri.
Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang
dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester
(reaktor) akan diuraikan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri.
Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri
pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis
yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat
menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik
digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti
methanococus, methanosarcina, methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki
kemampuan untuk mengolah limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk
yang lebih bernilai.

2.4 Reaktor (Digester) Biogas


Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reaktor jenis kubah tetap
(Fixed-dome), reaktor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah,
jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap
(Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum).

Gambar. Jenis digester kubah tetap (fixed- dome)

Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan
sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini
dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat
karna menahan gas agar tidak terjadi kebocoran.

96
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.94-99) 978-602-60766-2-5

Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentuknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang
dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.

2.5. Konversi Energi


Konversi limbah menjadi biogas memiliki beberapa keuntungan, yaitu biogas merupakan energi
tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat sehingga biogas tidak merusak keseimbangan
karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan
gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang
keberadaannya akan meningkatkan temperatur di atmosfer. Dengan menggunakan biogas sebagai bahan
bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.
Keuntungan lain yang diperoleh adalah produk samping yang diperoleh dari sisa proses anaerobik
digestion berupa bahan padat dan cair. Keduanya dapat digunakan sebagai pupuk cair dan pupuk padat.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi
kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin
kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Nilai kesetaraan biogas dengan beberapa jenis bahan
bakar lain ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3.Nilai Kesetaraan Biogas


Jumlah setara dengan
3
1 m biogas Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
Kayu bakar 3,50 kg

3 METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pelatihan/ kegiatan dengan Metode Pelatihan adalah On The Job Training (langsung
membangun instalasi biogas) dengan materi sebagai berikut :
1. Tata kelolah limbah ternak menjadi usaha skala rumah tangga.
2. Teknologi pengolahan limbah menjadi biogas.
3. Teknologi pembangunan instalasi biogas.
4. Pembuatan lay out lokasi pembangunan instalasi biogas.
5. Penggalian lubang untuk inlet, digester, outlet dan penampungan slurry.
6. Pembangunan inlet, digester dan penampungan slurry.
7. Pemasangan pipa saluran biogas, water drain, manometer dan kompor biogas.
8. Pengujian kebocoran instalasi biogas.
9. Pengisian limbah ternak ke dalam digester.
10. Pengujian penggunaan kompor biogas.

Langkah langkah pelaksanaan

1.Sosialisasi di Kantor Desa La’bo’

97
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.94-99) 978-602-60766-2-5

2.Pelaksanaan Pelatihan dengan Strategi On The Job Training (Belajar sambil bekerja)
Gambar 5.Pemasangan Mall Kubah

Gambar 1.Lay Out Instalasi Biogas

Gambar 6. Pengecoran Kubah

Gambar 2.Penggalian Lubang Reaktor


Gambar 7.Inlet, Reaktor dan Outlet

Gambar 3. Pemasangan Mal Lubang Reaktor


Gambar 8. Pengerjaan dan pengecoran saluran
limbah ternak

Gambar 4.Pengecoran Reaktor

Gambar 9. Instalasi Biogas

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil Pengabadian Pada Masyarakat ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pelatihan dengan Strategi On The Job Training sangat efektif dan efisien bagi peserta.
2. Kegiatan menghasilkan 2 unit Instalasi Biogas type fixed dome beton, kapasitas 4 m3.
3. Biogas yang dihasilkan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan bakar energi rumah
tangga.
4. Pupuk organik yang dihasilkan belum dilakukan uji laboratorium

4.2.Saran
Sangat diharapkan keberlanjutan kegiatan IbM, khususnya jika kegiatannya adalah mengelolah limbah
menjadi energi rumah tangga dan pupuk organik. Hal ini manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat
khususnya masyarakat yang sulit mendapatkan bahan bakar gas.

98
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.94-99) 978-602-60766-2-5

DAFTAR PUSTAKA

Lylian rodriguez and T R Preston. FAO, Biodigester Installation Manual,


Michael Arnott, Peace Corps, Biogas/Biofertilizer Business Handbook Manual.
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Jakarta, 2004, Potensi energi terbaharukan di Indonesia.
Fransisco X. Aguilar. The Royal Agricultural College Cirencester, How To Install Polyethylene Biogas Plant.
Instruksi Presiden, Instruksi Preiden No 1 tahun 2006 tertanggal 25 januari 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan
bahan bakar nabati (biofuels), sebagai energi alternative, Jakarta.
Presiden Republik Indonesia, Jakarta, 2006, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 Tentang
Kebijakan Energi Nasional.
David House, Peace Press, The Biogas Handbook.

99
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.100-103) 978-602-60766-2-5

PENDAMPINGAN PENGELOLAAN UMKM DI KECAMATAN TALUN KABUPATEN


CIREBON-JAWA BARAT

Wa Ode Zusnita Muizu1), Merita Benik2), Kartono3)


1),2)
Dosen Jurusan Manajemen Unpad Bandung, Manajemen Unswagati Cirebon3)

ABSTRACT

Indonesian SME is growing continuously and able to sustain Indonesian economic in the crisis. SMEs
contribution keep moving forward if government and stakeholder can take role according to their respective fields in
SME development. Explore and manage economic potential of a region is not enough if only make some workshop and
training about entrepreneurship.People should be given lessons, equipped with various knowledge and skills to know
and able to identify self-potential and their region that allows it to be managed and developed, so that in the future
generate revenue. SME in this village look have developed but there are some classic problems like poor quality of
human resource, entrepreneurship skill, information access, capital, production, technology support and market access.
This research uses participatory demp method.Output of this research is needed SME companion to give the lesson to
help the people in Kecamatan Talun to upgrade entrespreneurship skill and value of SME in Kecamatan Talun,
Cirebon.
Keywords: SME, Managerial SME, Business assistance

1. PENDAHULUAN
Usaha Kecil Menengah di Indonesia terus mengalami pertumbuhan dan terbukti mampu menopang
sendi-sendi perekonomian bangsa saat krisis melanda. Data stistik menunjukan bahwa jumlah unit usaha
kecil mikro dan menengah (UMKM) mendekati angka 99,98% dari total unit usaha di Indonesia dengan
kontribusi sebesar 56% dari total PDB di Indonesia. Hal ini mencerminkan tingginya signifikansi peran UKM
bagi peningkatan ekonomi Indonesia.
Kontribusi yang signifikan dari UKM dapat berlanjut secara berkesinambungan apabila pemerintah dan
segenap stakeholders dapat mengambil peran sesuai dengan bidang dan kewenangannya masing-masing
dalam pengembangan UKM. Bagi pemerintah peran tersebut antara lain dapat diwujudkan dalam pemberian
fasilitas permodalan, penciptaan iklim usaha yang kondusif, akses informasi dan pasar, dan bantuan teknis
dan manajemen usaha. Hal ini terjadi hampir merata di seluruh Indonesia.
Disadari bahwa menggali dan mengelola potensi yang ekonomi yang dimiliki oleh suatu daerah tidaklah
cukup hanya dengan menerapkan dan mengembangkan beragam program kewirausahaan. Masyarakat perlu
diberikan pembelajaran, dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan agar mereka dapat mengenal dan
mengidentifikasi potensi diri dan wilayahnya yang memungkinkan untuk dikelola dan dikembangkan,
sehingga ke depannya dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga. Upaya ini dapat dilakukan
melalui pengembangan jiwa wirausaha pada diri masyarakat.
Demikian pula yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Menurut data yang disampaikan oleh Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Cirebon (2015), berdasarkan kelompok usaha pada tahun 2013 dan 2014 di
Kabupaten Cirebon terjadi peningkatan yang cukup tajam seperti di tahun 2013 usaha mikro 19.264 unit,
usaha kecil 3.235 unit, dan usaha menengah 1.273 unit dengan total 23.772 unit. Sementara tahun 2014
adalah usaha mikro 20.348 unit, usaha kecil 4.670 unit, dan usaha menengah 1.487 unit dengan total
27.282 unit. Sedangkan UMKM berdasarkan jenis kegiatan pada tahun 2014 adalah industri 6.082 unit, jasa
3.643 unit dan perdagangan 16.873 unit dengan total 27.282 unit. Sedangkan di tahun 2013 untuk industri
5.689 unit, jasa 2.592 unit dan perdagangan 15.491 unit dengan total 23.772 unit.
Selain wilayah-wilayah tersebut di atas, potensi UMKM juga mulai tumbuh di Kecamatan Talun.
Beragam usaha makanan olahan seperti kue pastel, kue Gapit, kue sumpia, dan usaha alat-alat kebersihan
seperti sapu, kemoceng, keset kaki, dll mulai tumbuh berkembang, khususnya di Desa Kerandon, Desa
Kubang, dan Desa Sarwadadi.Semua kegiatan usaha tersebut lebih banyak masuk dalam kategori sektor
usaha kecil menengah, bahkan ada juga skala mikro seperti pedagang makanan dan minuman yang biasanya
mangkal di sekitar lokasi produksi dan memiliki ketergantungan dari aktivitas kegiatan usaha tersebut.
Meski sebagian kegiatan usaha mereka sebagian sudah mulai tumbuh dan berkembang, namunmasih
jauh lebih banyak kegiatan usaha kategori yang belum terkelola dengan baik. Ditemukan masalah-masalah
1
Korespondensi penulis: Wa Ode Zusnita Muizu, Telp 081320668149, waode.zusnita@unpad.ac.id

100
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.100-103) 978-602-60766-2-5

klasik yang sering dihadapi oleh para pelaku UMKM Kecamatan Talun, yaitu rendahnya sumber daya
manusia, manajemen usaha, akses informasi, permodalan, kapasitas produksi, dukungan teknologi, serta
akses pasar. Bercermin pada masalah tersebut, maka perlu diambil langkah strategis untuk mengantisipasinya
melalui pendampingan kegiatan usaha melalui perluasan kesempatan mendapatkan fasilitas kredit, secara
periodik beberapa lembaga koperasi dan UMKM dilibatkan dalam kegiatan pameran, baik skala lokal, luar
daerah, sampai nasional, juga secara bergilir melakukan pelatihan SDM. Dari aspek manajerial diharapkan
sevara bertahap UMKM dapat melakukan pengelolaan usaha secara lebih profesional.

2. PELAKSANAAN PENGABDIAN
Fungsi dari pendampingan menurut Suharto adalah sebagai berikut :
a. Pemungkinan (Enabling) atau fasilitasi
b. Penguatan (Empowering)
c. Perlindungan (Protection)
d. Mendukung (Supporting)
Menurut Suharto, peran pendampingan meliputi :
a. Makelar Kasus
b. Pendampingan (Facilitator and Assistance)
c. Mediator
d. Pialang Sosial
e. Pembela (Advocator)
f. Penghubung (Liaison)
g. Konselor
h. Pemungkinan (Enable)
i. Supervisor
j. Pendidik
Griffin mengemukakan bahwa paling tidak organisasi memiliki berbagai sumber daya seperti: sumber
daya manusia (human resources) , sumber daya alam (natural resources), sumber daya dana (financial
resources) atau keuangan (funds), serta sumber daya informasi (informational resources). Bagaimana
keseluruhan sumber daya tersebut dapat dikelola melalui kerjasama dari orang-orang yang berbeda-beda
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai ? Disinilah peran dari manajemen diperlukan. Manajemen di
butuhkan dalam organisasi, untuk :
a. Mencapai tujuan manajemen dan mempermudah pencapaian tujuan organisasi dan pribadi
b. Menjaga keseimbangan diantara tujuantujuan yang saling bertentanga
c. Mencapai efisiensi dan efektifotas merupakan ukuran prestasi organisasi.
Manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait
dengan pencapaian tujuan. Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat tiga faktor yang terlibat:
1. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, maupun faktor-faktor produksi
lainnya.
2. Adanya proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan serta seni dalam mengerjakan.
3. Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan.
Kegiatan pendampingan pengelolaan kegiatan usaha ini dilaksanakan dengan metode ceramah, simulasi, dan
FGD.
Adapun kegiatannya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Tabel 1
Rencana Kegiatan PPM
No. Rencana Kegiatan Keterlibatan dalam Kegiatan
Dosen Mahasiswa Masyarakat
1 Penentuan kelompok usaha Supervisor Pelaksana -
pendampingan dari tiga
desa
2 Mempersiapkan bahan Mengarahkan tentang Mempersiapkan hal-hal -
pendampingan materi dan hal-hal yang untuk pelaksanaan kegiatan
harus dipersiapkan ceramah
pada saat ceramah

101
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.100-103) 978-602-60766-2-5

3 Pelaksanaan kegiatan Instruktur Pendamping instruktur dan Peserta kegaitan


pendampingan pengelolaan membantu kelancaran
kegiatan usaha kegiatan bimbingan dan
penyuluhan
4 Simulasi pengelolaan Instruktur dan Membantu kegiatan simulasi Peserta yang
kegiatan usaha pengawas melakukan simulasi
5 Evaluasi kegiatan Instruktur dan Rekap hasil kegiatan Target program
bimbingan dan penyuluhan pengawas
Selanjutnya, setiap aktivitas dalam kegiatan pendampingan ini tentunya perlu dievaluasi untuk mengukur
tingkat keberhasilan yang sudah dicapai. Adapun indicator keberhasilan kegiatan ini adalah :
Tabel 2
Indikator Keberhasilan Kegiatan
No. Kegiatan Indikator
1 Penentuan kelompok usaha pendampingan dari tiga Animo masyarakat yang tinggi yang
desa mendaftarkan diri sebagai peserta kegiatan
2 Mempersiapkan bahan pendampingan Tersedianya perlengkapan pendukung kegiatan
bimbingan dan penyuluhan sesuai kebutuhan
3 Pelaksanaan kegiatan pendampingan pengelolaan Tingginya partisipsai masyarakat peserta
kegiatan usaha kegiatan
4 Simulasi pengelolaan kegiatan usaha Peserta kegiatan memahami dan terlibat aktif
dalam kegiatan simulasi
5 Evaluasi kegiatan pendampingan pengelolaan Teridentifikasinya peserta kegiatan yang
kegiatan usaha termotivasi untuk membangun kegiatan usaha

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan di Pendampingan Pengelolaan UMKM di Kecamatan
Talun Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Kegiatan pendampingan sudah dilakukan pada tanggal 18 Juli 2017.
Pembahasan
1. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) UMKM Desa Kerandon, Desa Kubang
dan Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon
Peningkatan kualitas SDM dilakukan dengan memberikan bimbingan dan workshop serta pengajaran
terkait inovasi mengelola potensi yang ada didesa sehingga memiliki nilai jual yang tinggi dengan
memberikan beberapa wawasan terkait kreasi dan inovasi terhadap produk.
2. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Produksi UMKM di Desa Kerandon, Desa Kubang dan
Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon
Produk yang memiliki kualitas yang tinggi akan meningkatkan harga pasar sehingga mampu bersaing
dengan produk lain dari luar kecamatan Talun. Produk dengan kualitas yang baik dan unik biasanya akan
menarik minat pembeli, terutama dari luar Kecamatan Talun. Bisa jadi produk yang memiliki kualitas yang
baik dipasarkan dengan menggunakan bantuan digital sehingga proses pemasarannya yang mudah dan cepat.
Sehingga dalam hal ini produk tidak lagi dipasarkan di pasar domestic namun juga dipasar Internasional
dengan kuantitas penjualan yang terus meningkat.
3. Meningkatnya Pangsa Pasar UMKM di Desa Kerandon, Desa Kubang dan Desa Sarwadadi
Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon
Adanya persaingan karena muncul pangsa pasar di Kecamatan Talun, sehingga menjadikan produk yang
mereka pasarkan memiliki daya tarik tersendiri untuk di konsumsi oleh orang luar atau pendatang.
4. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan UMKM di Desa Kerandon, Desa Kubang dan
Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon
Untuk mengelola keuangan UMKM di Desa Kerandon, Desa Kubang dan Desa Sarwadadi Kecamatan
Talun Kabupaten Cirebon, maka pendamping UMKM mengajarkan metode pencatatan arus keluar masuknya
kas. Selain itu melakukan penganggaran (budgeting) untuk kepentingan UMKM dalam beberapa waktu ke
depan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kekurangan biaya atau budget dalam pengembangan bisnis.

Inovasi yang disarankan oleh Pendamping


Adapun inovasi tersebut sebagai berikut :

102
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.100-103) 978-602-60766-2-5

1. Pemasaran melalui digital. Salah satu cara untuk mengenalkan potensi UMKM di Kecamatan Talun
adalah dengan melakukan pemasaran melalui digital. Ada banyak cara untuk melakukan digital
marketing, salah satunya menggunakan sosial media seperti facebook, instagram, yotube dan sosial
media lain yang menggunakan jasa iklan.
2. Dukungan dari Pemerintah Daerah. Potensi yang di kelola oleh UMKM dapat dilindungi oleh
Pemerintah Daerah melalui pendataan UMKM yang sudah berjalan dan bekerjasama dalam melakukan
pengelolaan potensi yang ada di daerah tersebut.
3. Mengikuti berbagai workshop. Workshop dapat memberikan ilmu tambahan para pelaku UMKM
dengan memandang ke depan. Ilmu yang diperoleh dari workshop dapat digunakan sebagai rancangan
startegi untuk mengembangkan UMKM agar mampu bersaing secara global serta meningkatn mutu dari
produk UMKM tersebut.

4. KESIMPULAN
Setelah dilakukannya pendampingan, maka kesimpulan yang bisa ditarik adalah :
1) Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Desa Kerandon, Desa Kubang dan Desa Sarwadadi Kecamatan
Talun Kabupaten Cirebon meningkat di lihat dari antuasias masyarakat desa mengikuti workshop dan
pendampingan yang dilakukan.
2) Kualitas dan kuantitas Produksi UMKM di Desa Kerandon, Desa Kubang dan Desa Sarwadadi
Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon dengan mengaplikasikan inovasi dan kreativitas masyarakat dalam
menciptakan produk dan melakukan pemasaran menggunakan digital
3) Pangsa Pasar UMKM di Desa Kerandon, Desa Kubang dan Desa Sarwadadi Kecamatan Talun
Kabupaten Cirebon meningkat dengan adanya persaingan.
4) Kualitas Pengelolaan Keuangan UMKM di Desa Kerandon, Desa Kubang dan Desa Sarwadadi
Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon semakin baik dengan mengajarkan metode pencatatan arus keluar
masuknya kas.

5. DAFTAR PUSTAKA

Bina Desa. (1991), Pendampingan Bagi Masyarakat pedesaan, Jakarta: Depsos RI.
Departement Sosial Republik Indonesia 2005
Follet, Mary Parker. (1999). Visionary Leadership and Strategic Management. MCB University Press.
Griffin, Jill, 2005, Customer Loyalty, Edisi Revisi, Jakarta : Erlangga. Kotler (2000:429)
GTZ, Competency- Based Economies Trhough Formation of Enterpreneurs, CEFE Volume I dan II, Ministry for
Economic Cooperation (BMZ Federal Republik of Germany, 1990
Woman in Management Review Volume 14. Number 7
Primahendra, Riza. 2001. Startegi dan Program Pengembangan Kapasitas/Kelembagaan LKM. Makalah Lokakarya
Nasional Pengembangan dan Perkuatan Lembaga Keuagan Mikro, diselenggarakan di Jakarta, Juli 2001.
Suharto , edi. 2009.Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT Refika Aditama: Bandung.

103

Das könnte Ihnen auch gefallen