Sie sind auf Seite 1von 9

Makalah Sistem Informasi Manajemen

PERANCANGAN KEMBALI ORGANISASI DENGAN SISTEM INFORMASI

Oleh

Kelompok 2

1. Rahmad Labatdjo 921416052


2. Ilham Yunus 921416054
3. Gehang F, Darwanto 921416029
4. Ferlinasyah F. Biahimo 921416059
5. Yolanda Desi Karolina Nune 921416060

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANS

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan
tahapan-tahapan tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat
diimplementasikan sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan. Suatu sistem informasi
digunakan untuk mengatur hubungan anatar manusia dan komponene mesin serta
prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta berkaitan satu dengan yang lainya
untuk mendukung kebutuhan informasi atau mekanisme bisnis pada sebuah
organisasi. Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan organisasi
maka diperlukan upaya proses pengembangan sistem (system develoment life cycle
[SDLC] ) yang harus dilakukan oleh organisasi.
SDLC merupakan proses formal yang harus dilakukan organisasi yang akan
membangun sebuah sistem infrmasi yang berbasi komputer. Termasuk dalam hal ini
adalah, size of organisation, jobs description, relevant experiece, education system
yang terintegrasikan dalam proses informasi, sumber daya, peralatan dan teknis
operasional. Adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berkaitan, dan
bertanggung jawab memproses input sehingga menghasilkan output.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pendapatan pengembangan sistem?
2. Pendekatan Alternatif dalam Pengembangan Basis Data dalam sebuah Sistem
Informasi ?
3. Apa Perancangan system informasi ?
4. Apa Tujuan Perancangan ?
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM


A. Dipandang dari metodologi yang digunakan :
a. Pendekatan Klasik (Clasical approach )
Disebut juga pengembangan tradisional / konvensional adalah pengembangan sistem
dengan mengikuti tahapan pada system life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa
pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan pada system life cycle. Tetapi
pada kenyataannya pendekatan klasik tidak cukup digunakan untuk mengembangkan suatu
sistem informasi yang sukses dan akan timbul beberapa permasalahan diantaranya adalah :
1. Pengembangan perangkat lunak menjadi sulit.
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem menjadi lebih mahal
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
5. Masalah dalam penerapan sistem
b. Pendekatan Terstruktur (structured approach )
Pendekatan ini dimulai pada awal tahun 1970, dan dilengkapi dengan alat-alat (tools)
dan teknik-teknik (techniques) yg dibutuhkan dalam pengembangan sistem.
B. Dipandang dari sasaran yang dicapai :
a) Pendekatan Sepotong (piecerneal approach )
Pendekatan yg menekankan pada suatu kegiatan / aplikasi tertentu.
b) Pendekatan Sistem (systems approach )
Pendekatan yg menekankan pada sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi
C. Dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari Sistem :
a. Pendekatan Bawah Naik (Bottom Up Approach )
Pendekatan dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi
dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk menangani transaksi dan
naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tsb.
(merupakan ciri-ciri dari pendekatan klasik disebut juga data analysis) .
b. Pendekatan Atas Turun
Dimulai dari level atas yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai
dengan mendefinisikan sarasan dan kebijaksanaan organisasi , kemudian dilakukan analisis
kebutuhan informasi , lalu proses turun ke pemrosesan transaksi (merupakan ciri-ciri dari
pendekatan terstruktur disebut juga decision analysis )
D. Dipandang dari cara mengembangkannya :
a. Pendekatan Sistem menyeluruh
Pendekatan yg mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh.
(merupakan ciri -ciri pendekatan klasik )
b. Pendekatan Moduler
Pendekatan yg berusaha memecah sistem yg rumit menjadi beberapa bagian / modul yg
sederhana (merupakan ciri -ciri pendekatan terstruktur )
E. Dipandang dari teknologi yg digunakan :
a. Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach )
Pendekatan yg menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak penggunaan teknologi
canggih. Perubahan ini banyak mengandung resiko, juga memerlukan investasi yg besar.
b. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach )
Pendekatan yg menerapkan perubahan canggih hanya untuk aplikasi yg memerlukan saja, dan
akan terus berkembang.

2 . Pendekatan Alternatif dalam Pengembangan Basis Data dalam sebuah Sistem


Informasi

Strategi pengembangan sistem informasi seringkali difokuskan dalam kajian basis


data (database). Dimana pada kajian ini konsentrasi pengembangan hanya difokuskan dalam
pendefinisan (perencanaan tabel dan atribut), desain dan implementasi sebuah database.
Padahal, pengembangan database harus dilakukan sejalan dengan pengembangan tahapan
sistem informasi (inti di dalamnya adalah pengembangan database). Sehingga sistem
informasi yang dirancang, diproyeksikan untuk dapat menghasilkan sebuah sistem yang
secara menyeluruh bekerja dengan semua aspek/tahapan yang membangunnya. Tahapan
tersebut seperti identifikasi proyek sistem informasi, perencanaan (planning), analisis,
konsep perancangan, perancangan fisik, implementasi dan pemeliharaan sistem informasi.

Terdapat dua pendekatan alternatif yang dapat digunakan dalam pengembangan basis data
dalam sebuah proyek perancangan sistem informasi. Kedua pendekatan tersebut adalah :

 System Development Life Cycle (SDLC)

Pendekatan ini dikenal dengan pengembangan sistem secara tradisional. Model pendekatan
ini dilakukan secara rinci dan direncanakan dengan baik. Pola pendekatan ini membutuhkan
waktu yang lama untuk dapat menghasilkan sebuah sistem. Dimana setiap tahapan yang akan
dilakukan harus memandang tahapan sebelumnya. Apakah tahapan tersebut telah sesuai
dengan syarat dan permintaan yang telah ditetapkan oleh tahapan sebelumnya. Jika tahapan
tersebut belum memenuhi permintaan tersebut, maka proyek belum bisa dilanjutkan ke
tahapan selanjutnya. Siklus ini berlaku untuk semua tahapan. Proses inilah yang
mengakibatkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan sebuah sistem
yang benar-benar bisa diimplementasikan. Sehingga pendekatan SLDC biasanya digunakan
untuk proyek jangka panjang. Pendekatan ini mengharapkan tidak terjadinya perubahan
kebijakan, tujuan, dan identifikasi sebuah proyek secara signifikan. Jika terjadi perubahan
pada tahapan tertentu (yang telah diselesaikan), maka tahapan SDLC harus dimulai lagi dari
awal. Di sesuaikan dengan kebutuhan baru yang ditetapkan.

Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan SDLC adalah :

1. Project Identification and Selection, dimana pada tahap ini dilakukan pemahaman
tingkat awal terhadap sebuah usulan proyek. Database dirancang pada tahap
Enterprise (tahap awal, seperti cakupan konten secara umum, gambaran umum data,
diagram hubungan antar entitas (secara major/umum dan tidak detil), deskripsi
masing-masing entitas, dan aturan/rule)
2. Project Initiation and Planning, dimana pada tahap ini dilakukan pendefinisian
kebutuhan spesifik sebuah proyek (mengacu pada pemahaman awal). Database
dirancang dalam bentuk pemodelan secara konseptual seperti penentuan jenis EER
diagram, dan ER diagram.
3. Analisis, merupakan proses penganalisaan model data secara mendetil. Analisis ini
mengindentifikasi semua data-data proyek yang akan diolah di dalam sistem.
Rancangan database dapat berupa pendefinisian semua atribut, pendataan kategori
data, gambaran hubungan antar entitas, dan penentuan hubungan antar entitas, serta
penentuan masing-masing ketetapan/aturan kelompok data.
4. Logical design (desain logika). Desain pemodelan data konseptual yang harus diubah
menjadi pemodelan data logika. Dimana data ini akan diimplementasikan ke dalam
database (model data logika). Pada proses transformasi ini dapat terjadi kombinasi
dan pengintegrasian model data konseptual menjadi model data logika. Keadaan ini
memungkinkan terjadinya proses penambahan informasi yang dibutuhkan selama
dilakukannya perubahan desain model data logika. Dalam aplikasinya, pada tahap
inilah proses normalisasi database dilakukan.
5. Physical Design (desain fisik). Pada proses ini terjadi penentuan teknik DBMS
(Database Management System) yang akan diimplementasikan. Desain ini melibatkan
semua aspek fisik teknologi database, seperti program, perangkat keras, sistem
operasi dan jaringan komunikasi data (Internet, LAN, and so on)
6. Impelementation Database. Pada tahap ini, desainer/perancang melakukan uji coba
terhadap sistem. Ujicoba meliputi instalasi sistem, pelatihan untuk users, uji coba
users, pencetakan dan tampilan hasil dan lain sebagainya.
7. Maintenance. Pada tahap maintenance terjadi perubahan dan perkembangan database.
Dimana perancang akan melakukan penambahan, penghapusan, serta modifikasi
struktur database. Proses ini disesuaikan dengan kondisi dan perubahan permintaan
serta tujuan proyek. Selain itu, proses perbaikan terhadap error juga dilakukan,
sehingga dapat meingkatkan kecepatan pengunaan dan akses data.
 Prototyping

Pendekatan prototyping memungkinkan pengembangan sistem secara cepat. Pendekatan


ini juga dikenal dengan nama Rapid Application Development (RAD). Proses pembuatan
prototipe data dapat dilakukan pada saat pendefinisian data. Dimana proses identifikasi dan
inisalisasi tidak dilakukan secara mendetail. Prototipe bisa saja dihasilkan tanpa harus
melakukan analisis yang mendalam terhadap semua proses yang akan dilalui. Prototipe
mengenal adanya proses revisi dan perbaikan. Setiap perubahan yang terjadi terhadap
perencanaan perancangan dapat disesuaikan kembali dengan jalan melakukan revise dan
enhance prototipe itu sendiri. Selama tujuan masih belum tercapai, atau selama masalah
masih belum diselesikan, selama itu pula sistem menunggu perbaikan dan pengembangan.
Hingga tujuan tercapai, dan masalah diselesaikan, maka prototype bise diterapkan dan diubah
menjadi sebuah sistem yang siap untuk digunakan. Lebih fleksibel jika dibandingkan dengan
model pendekatan SDLC. Prototyping dilakukan melalui tahap berikut ini.

 Identity problem, pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan proyek dan pemodelan
tahap awal sebuah data
 Develop Initial Prototype. Setelah kebutuhan dirinci dan dijelaskan, maka dilakukan
desain pemodelan data logika. Dimana pada tahapa ini proses analsis kebutuhan di
spesifiukasikan secara rinci.
 Physical Database Design and Creation. Pada tahap ini terjadi pendefinisian isi
database lanjutan ke dalam DBMS. Selain itu, pada tahap ini juga terjadi desain
program yang melakukan pemrosesan data.
 Database Maintenance. Pada tahap ini dilakukan proses analisis database untuk
menyesuaikannya dengan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan. Pada tahap ini juga
dilakukan proses perbaikan terhadap error yang muncul selama prototype
diimplementasikan. Perbaikan terhadap error ini dapat terjadi berulang kali hingga
akhirnya tercipta sebuah prototype yang sesuai dengan harapan atau tujuan organisasi.
 Implementation. Merupakan tahap penerapan Prototype.
 Convert to Operational System. Merupakan proses akhir dari perancangan. Proses ini
adalah kelanjutan dari tahapan Implementasi. Proses pembuatan sistem operasi
dilakukan dengan mengkonversi prototype yang telah diimplementasikan. Hasil
implementasi tersebut mengindikasikan kalau model tersebut layak untuk dijadikan
sebuah sistem yang siap digunakan.

Semua tahap yang terjadi pada sistem prototype, memungkinkan dilakukannya perbahan
tanpa memperhatikan secara detil permintaan dari proses sebelumnya. Sehingga
pengembangan tahap in dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat jika
dibandingkan dengan model pendekatan SDLC.

3.Perancangan system informasi

Adalah suatu tahapan kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok dalam
merancang atau membuat sistem sebelum sistem dibuat dengan tujuan sistem yang dibangun
sesuai dengan kebutuhan dalam memcahkan atau dengan kebutuhan pengguna berkaitan
dengan pengolahan, pengelolaan dan perolehan informasi yang diinginkan.
Perancangan sistem Informasi terdiri dari tiga kata

yaitu; perancangan dalam bahasa inggris disebut design yang artinya rancangan atau
jelasnya dapat diartikan sebagai suatu proses penggambaran terhadap suatu rencana sistem
yang akan di develop (dikembangkaan). Kata yang kedua adalah sistem (system) adalah
sekumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan dan terintegrasi diantara satu sama
yang lainnya melakukan fungsi tertentu untuk tujuan tertentu, sedangkan kata yang terakhir
adalah informasi yang berarti sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi
penerimanya, dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan tindakan sekarang maupun
masa yang akan datang. Jadi secara lengkap perancangan sistem informasi adalah suatu
aktivitas yang berupa proses penggambaran rencana terhadap sistem yang akan
dikembangkan untuk pemecahan permasalahan tertentu khususnya permasalahan semi
terstruktur maupun permasalahan terstruktur murni.

* Menurut John Burch & Gary Grudnitski perancangan system adalah penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah
kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Kedudukan Perancangan

Perancangan merupakan penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan implementasi,


dan perancangan merupakan rekayasa representasi yang berarti terhadap sesuatu yang hendak
dibangun. Hasil perancangan harus dapat ditelusuri sampai ke spesifikasi kebutuhan dan
dapat diukur kualitasnya berdasar criteria-kriteria rancangan yanb baik. Perancangan
menekankan pada solusi logic mengenai cara system memenuhi kebutuhan.

4.Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan adalah menghasilkan model atau representasi entitas yang akan
dibangun. Atau menurut Mastow mengemukakan tujuan perancangan adalah untuk
membentuk system perangkat lunak yang memenuhi criteria sebagai berikut:

* Memenuhi spesifikasi fungsional.

* Memenuhi batasan-batasan media target implementasi, target system computer.

* Memenuhi kebutuhan-kebutuhan implicit dan eksplisit berdasar kinerja dan penggunaan


sumber daya.

* Memenuhi perancangan inplisit dan eksplisit berdasarkan bentuk hasil rancangan yang
dikehendaki.

* Memenuhi keterbatsan-keterbatasan proses perancangan seperti lama atau biaya dan lain.

* Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang terlibat.

* Untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan berkaitan dengan pemecahan masalah yang


menjadi sasaran pengembangan system.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan
tahapan-tahapan tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat
diimplementasikan sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan. Suatu sistem informasi
digunakan untuk mengatur hubungan anatar manusia dan komponene mesin serta
prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta berkaitan satu dengan yang lainya
untuk mendukung kebutuhan informasi atau mekanisme bisnis pada sebuah
organisasi.

B. Saran

Dalam penggunan sistem informasi disuatu perusahaan haruslah memilih mana yg


sitem yang paling tepat agar keamanan dari perusahaan tersebut dapat terjaga
kerahasiaannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://jemeinulle.blogspot.co.id/2010/11/pendekatan-pengembangan-sistem.html?m=1

http://isaninside.net/2010/09/pendekatan-alternatif-dalam-pengembangan-basis-data.htm

Das könnte Ihnen auch gefallen