Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
EDISI 1
TAHUN 2018
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR : C.2.021/SK-KEB/RSUD-NNK/VII/2018
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATALAKSANAAN PASIEN ISOLASI
DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Nunukan
Pada tanggal : 21/07/2018
BAB I
DEFINISI
C. Kewaspadaan Standar :
Adalah merupakan kewaspadaan dasar untuk pencegahan infeksi di area
perawatan yang dilakukan setiap saat dan untuk semua orang (pasien,
pengunjung dan staff)
A. Tujuan
Untuk mencegah risiko paparan mikroorganisme pathogen dan menurunkan risiko
transmisi yang diterapkan di rumah sakit untuk melindungi pasien, pengunjung
dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang mengalami imunitas
rendah atau penurunan daya tahan tubuh ( immunocompromised ).
3. Cara penularan :
Mikroorganisme dapat menular dengan satu atau banyak cara yaitu :
a. Kontak , langsung atau tidak langsung
1) Orang ke orang :
- Personal contact seperti S. Aureus, Scabies
- Darah atau cairan tubuh seperti hepatitis B
- Airborne eg cold, flu, TB
- Percikan / Droplet
- Udara / Airborne
2) Insects / pests :
- Nyamuk seperti malaria, dengue
- Lalat seperti salmonellosis, shigellosis, typhoid
- Tikus seperti demam, leptospirosis, plague
3) Sumber lingkungan atau media perantara, penyakit karena
makanan dan minuman/ air, cairan IV terkontaminasi :
- Permukaan terkontaminasi seperti norovirus
- Instrumen tidak steril seperti hepatitis C, luka infeksi
- Makanan / minuman terkontaminasi seperti salmonella,
hepatitis A
D. Karakteristik bakteri ( lama bertahan ) :
1. Tergantung jenis bakteri
a. Influenza :
- Sampai dengan 1 jam di udara di ruang tertutup
- Lebih dari 8 jam pada permukaan keras
- Sampai 5 menit pada tangan
b. Hepatitis A :
- Sampai 7 jam di tangan
- Sampai 8 hari pada permukaan keras di dalam ruangan dan
beberapa hari pada buah dan sayuran
c. Difficile :
- Sel Vegetative : sampai 24 jam di permukaan
- Spora : sampai 5 bulan di permukaan
d. Norovirus : 4 hari di kran air
E. Prinsip Dasar Kewaspadaan Isolasi
1. Kebersihan tangan
2. Alat Pelindung Diri : sarung tangan, masker, pelindung pernafasan,
pelindung mata, pelindung wajah, baju pelindung
3. Etika batuk
4. Peralatan yang di gunakan pasien
5. Linen dan laundry
6. Pembersihan rutin dan terakhir
7. Penempatan pasien
8. Transportasi pasien infeksius
2. Bila tidak tersedia ruangan tersendiri, maka dibolehkan rawat bersama pasien
lain yang jenis infeksinya sama dengan menerapkan sistem kohorting, kecuali
pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan diri atau lingkungannya sebaiknya
dipisahkan tersendiri
BAB IV
TATA LAKSANA
ISOLATION
WASH/ TOILET GENERAL
A ACCESS
B AREA
ISOLATION ROOM
Negative Pressure/
(e.g. blow air out of window
with fan)
D
D C
E A
A. Disinfection station
B. Storage for general ward clothes, new PPE
C. Biohazard bag for used PPE disposal
Ket
D. : Wall
Fasilitas Isolasi
– mounted yang
alcohol hand sesuai
– wash untuk pasien dengan
dispensers penyakit
menular Air Borneonly.
E. Windows.....external yangKeepdi anjurkan
clear of public oleh WHO
B. Kewaspadaan Isolasi
1. Kewaspadaan Standar
Yang perlu di perhatikan adalah :
a. Hindari kontak langsung dengan :
- Darah (termasuk darah kering)
- Semua cairan tubuh dan subtansi lainya kecuali keringat
walaupun tidak terlihat darah
- Kulit yang tidak utuh
- Mukus membran seperti mata dan mulut
b. Hand hygiene adalah cara yang paling efektif untuk mencegah
penularan infeksi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Staff yang terlibat kontak langsung dengan perawatan pasien,
sterilisasi, dan laboratorium
- Tidak menggunakan kuku palsu, cat kuku, atau aksesoris kuku
lainnya
- Panjang kuku > 0,5 cm dari ujung jari
- Gelang tangan atau aksesoris tangan lainnya sebaiknya digunakan
setelah bertugas
c. Alat Pelindung Diri
Pemilihan APD berdasarkan interaksi dengan pasien dan atau model
penularannya, penempatan APD disposable atau re-usable dekat
dengan lokasi pelepasan, dan selalu lakukan kebersihan tangan setiap
pelepasan dan penggantian APD.
1) APD – Sarung Tangan
- Paparan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, mukus
membran dan kulit yang tidak utuh dan item yang
terkontaminasi
- Ganti sarung tangan jika sangat terkontaminasi
- Cuci tangan setiap melepas sarung tangan
- Sarung tangan disposible tidak bisa di re – use
2) Gaun / baju pelindung
- Ketika terpercik atau terpapar darah, cairan tubuh, sekresi dan
eksresi pada kulit dan baju kerja
- Ketika bekerja dengan lingkungan yang terkontaminasi
- Pilih gaun atau apron yang sesuai dengan tindakan / prosedur
yang dilakukan
3) Masker,/ pelindung mata (face shield)
- Ketika terpapar darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi
- Tehnik steril
- Etika batuk
- Ganti APD jika sangat terkintaminasi selama prosedur
d. Etika batuk
1) Target : pasien, keluarga, pengunjung dan staff dengan infeksi
saluran nafas yang dapat ditularkan melalui batuk, rhinorrhoe,
pilek
2) Efektif menurunkan penularan pathogen droplet melalui saluran
nafas misal influenza, adenovirus, B.pertusis, mycoplasma
pneumonia
3) Petugas dengan infeksi saluran nafas menjauhi kontak langsung
dengan pasien dan cara memakai masker dengan cara :
Memberi edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung untuk:
- Menutup mulut, hidung dengan tissue saat batuk, pakai
masker
- Mencuci tangan setelah kontak dengan sekresi saluran nafas
- Beri jarak > 3 kakki bagi pasien infeksi saluran nafas di ruang
tunggu pasien (jika mungkin)
- Buang tissue ke tempat sampah infeksius dan melakukan cuci
tangan dengan sabun atau handrub
4) Peralatan/ instrumen yang digunakan pasien
- Pembersihan dan perawatan alat sesuai dengan petunjuk
pabrik
- Bersihkan peralatan setiap selesai digunakan pasien
- Gunakan sarung tangan saat membersihkan peralatan
- Lakukan dekontaminasi/ sterilisasi peralatan medik yang
digunakan kembali
5) Manajemen Linen
- Risiko tertular infeksi dari linen sangat kecil
- Tempatkan linen yang digunakan ke troly linen segera
- Tempatkan linen basah di kantonglinen yang tidak tembus atau
bocor
6) Prinsip pembersihan lingkungan
- Program pembersihan adalah salah satu hal penting dalam
strategi pencegahan dan pengendalian infeksi di area
perawatan
- Lingkungan harus bersih terlihat, tercium dan terasa bersih
- Lingkungan bersih mengurangi tempat bakteri berkembang
biak
7) Penempatan pasien
- Petugas kesehatan harus menempatkan pasien berdasarkan
potensial menularnya agen infeksius
- Single room digunakan pada pasien dengan airborne dan
pasien kontan dengan droplet
- Kohort pasien dengan organisme yang sama
Penatalaksanaan
Jenis Kegiatan /Kebutuhan Penanganan
Penempatan pasien Tempatkan :
a. Diruang rawat terpisah, atau
dipertimbangkan bersama Tim
PPI
pasien pasien
Ruang tunggu pasien ditempat
TB
Dokter praktek, klinik, maupun
RS Pratama
pasien pasien
Pasien pasien
pasien pasien pasien
MDR
Ket : - Pasien terduga TB dan TB Resisten OAT diantara pasien lainnya di ruang
tunggu
F. Pemulangan Pasien
1. Upaya pencegahan infeksi harus tetap dilakukan sampai batas waktu masa
penularan
2. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, pasien yang di curigai
terkena penyakit menular melalui udara/ airborne harus di isolasi di dalam
rumah selama pasien tersebut mengalami gejala sampai batas waktu
penularan atau sampai diagnosis alternatif dibuat atau hasil uji diagnosa
menunjukkan bahwa pasien tidak terinfeksi dengan penyakit tersebut.
Keluarga harus diajarkan cara menjaga kebersihan diri, pencegahan dan
pengendalian infeksi serta perlindungan diri.
3. Sebelum pemulangan pasien, pasien dan keluarganya harus diajarkan
tentang tindakan pencegahan yang perlu dilakukan, sesuai dengan cara
penularan penyakit menular yang diderita pasien.
4. Pembersihan dan disinfeksi ruangan yang benar perlu di lakukan setelah
pemulangan pasien.
BAB IV
DOKUMENTASI
PASIEN MASUK
ya
Kewaspadaan
Periksa Sputum 2 x (Apusan) Standar
Periksa Sputum 1 x (CTM)
Tidak
ya
Kewaspadaan Isolasi