Sie sind auf Seite 1von 14

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PENETAPAN HARGA BARANG DAN JASA PUBLIK


DI INDONESIA

DOSEN PENGUMPU
Muhammad Ahyaruddin, SE.,M.Sc.,AK

DISUSUN OLEH :
1. DICY NOFEMBRI 160301143
2. SUCI HAYATI 1603O1139
3. . SITI DEDEH KURNIATI 160301136

Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Riau
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas pembelajaran yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan yaitu Bapak
Muhammad Ahyaruddin,M.Sc.,Ak. Adapun isi makalah ini adalah tentang Penetapan harga
barang dan jasa publik di Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat bermanfaat untuk
mengembangkan isi dari makalah ini.

Demikian,kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah ilmu pengetahuan khusunya dalam bidang Akuntansi Sektor Publik.

Pekanbaru, Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah.

1.3. Tujuan Penulisan

BAB II . PEMBAHASAN

I. Manajemen Pelayanan Publik dan Manajemen Pelayanan Swasta/Bisnis

II. Penentuan harga pelayanan publik

III. Pelayanan Publik yang dapat dijual

IV. Dasar Pembebanan tariff pelayanan sektor swasta

V. Dasar Pembebanan tariff pelayanan publik

BAB III . KESIMPUAN

1.1. Kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Barang dan jasa publik adalah barang/jasa yang dapat dinikmati oleh publik tanpa harus
mengeluarkan biaya.Jasa publik disediakan secara seragam kepada seluruh pengguna
diseluruh daerah dan seluruh masyarakat dapat memanfaatkan jasa ini.Pemberian
pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui 2 sumber yaitu pajak dan
pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa
publik(Mardiasmo,2009).Pemerintah memiliki andil yang sangat besar dalam penentuan
harga pelayanan publik.Dengan adanya keterlibatan pemerintah diharapkan ingin
meningkatkan baik efisiensialokasi sumber daya maupun keadilan dalam distribusi
pendapatan.Tujuan kebijakan harga oleh pemerintah mencakup tindakan-tindakan yang
diperlukan agar pasar bekerja lebih baik,termasuk memperbaiki arus informasi atau
mengurangi unsure-unsur monopoli dan batasan-batasan dalam masuknya perusahaan-
perusahaan baru dalam pasar.

1.2. Rumusan Masalah

Makalah ini akan membahas mengenai bagaimana penentuan harga pelayanan publik?dan
seperti apa manajemen pelayanan publik dan manajemen pelayanan swasta/bisnis?

1.3. Tujuan Penulisan

Agar kita mengetahui mengenai penetapan harga barang dan jasa publik di Indonesia
(perbandingannya dengan sektor bisnis).
BAB II
PEMBAHASAN

I. Manajemen Pelayanan Publik dan Manajemen Pelayanan Swasta/Bisnis

Menurut keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN)No.


63/KEP/M.PAN/7/2003,Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Dalam konsep pelayanan,dikenal 2 jenis pelaku pelayanan yaitu penyedia layanan
dan penerima layanan.Menurut Barata(2003),Penyedia layanan adalah pihak yang dapat
memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen berupa bentuk penyediaan dan
penyerahan barang maupun jasa.Sedangkan penerima layanan adalah pelanggan yang
menerima layanan dari para penyedia layanan.

Persamaan pelayanan publik dan pelayanan swasta adalah sebagai berikut :

1. Keduanya berusaha memenuhi harapan pelanggan,dan mendapatkan


kepercayaannya
2. Kepercayaan pelanggan adalah jaminan atas kelangsungan hidup organisasi

Karakteristik khusus dari pelayanan publik yang membedakan dengan pelayanan swasta :

1. Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa,dan barng tak nyata misalnya
perizinan,sertifikat,peraturan dsb
2. Selalu terkait dengan jenis pelayanan-pelayanan yang lain dan membentuk sebuah
jalinan sistem pelayanan yang berskala regional atau bahkan nasional.
3. Pelanggan internal yang menonjol.Dalam dunia pelayanan berlaku prinsip utamakan
pelanggan eksternal lebih dari pelanggan internal.Namun situasi nyata di
antarlembaga pemerintahan sering memojokkan petugas pelayanan agar
mendahului pelanggan internal.

4. Efisiensi dan efektivitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu
pelayanan
5. Masyarakat secara keseluruhan diperlakukan sebagai pelanggan tidak langsung,yang
sangat berpengaruh kepada upaya-upaya pengembangan pelayanan.
6. Tujuan akhir dari pelayanan publik adalah terciptanya tatanan kehidupan masyarakat
yang berdaya untuk mengurus persoalannya masing-masing.

Savas(1987) mengelompokkan jenis-jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat


dan individu sebagai berikut :

1) Barang Privat
Barang dan jasa jenis ini dikonsumsi secara individual dan tidak dapat diperoleh oleh
sipemakai tanpa persetujuan pemasoknya.Contoh makanan dan pakaian.
2) Barang Semi Privat
Ini dikonsumsi secara individual,namun sulit mencegah siapa pun untuk
memperolehnya meskipun mereka tidak mau membayar.Contoh pembelian radio
ketika dinyalakan.
3) Barang semi Publik
Umumnya digunakan secara bersama-sama,namun sipengguna harus membayar dan
mereka yang tidak dapat/mau membayar dapat dengan mudah dicegah dari
kemungkinan menikmati barang tersebut.Contoh Jalan tol dan jembatan timbang.
4) Barang publik
Umumnya digunakan secara bersama-sama dan tidak mungkin mencegah siapapun
untuk menggunakannya.Contoh jalan raya dan taman

Dalam keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum


penyelenggaraan pelayanan publik,pengelompokkan pelayanan publik secara garis besar :

 Pelayanan administrative
 Pelayanan barang
 Pelayanan jasa

Perbedaan manajemen pelayanan pada sektor publik dan manajemen pelayanan sektor
swasta ( Stewart danRanson 1988) :
 Sektor swasta lebih mendasarkan pada pilihan individu dalam pasar.Organisasi
sektor swasta dituntut untuk dapat memenuhi selera dan pilihan individual untuk
memenuhi keputusan tiap-tiap individu pelanggan.Sektor publik tidak mendasarkan
pada pilihan individual dalam pasar tetapi pilihan kolektif dalam
pemerintahan.Organisasi sektor publik mendasarkan pada tuntutan masyarakat yang
sifatnya kolektif(massa).
 Karakteristik sektor swasta adalah dipengaruhi hukum permintaan dan
penawaran.Permintaan dan penawaran akan berdampak pada harga suatu produk
barang/jasa.Sementara itu,penggerak sektor publik adalah adanya kebutuhan
sumber daya,seperti air bersih,listrik,keamanan.kesehatan,pendidikan,dsb.
 Manajemen sektor swasta besifat tertutup terhadap akses publik.Sedangkan sektor
publik bersifat terbuka untuk masyarakat terutama yang terkait dengan manajemen
pelayanan.Dalam sektor swasta informasi yang disampaikan kepada publik relatif
terbatas.Sedangkan sektor publik informasi harus disampaikan kepada publik seluas
mungkin untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik.
 Sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar.Keadilan pasar berarti adanya
kesempatan yang sama untuk masuk pasar.Sektor swasta berkepentingan untuk
menghilangkan hambatan dalam memasuki pasar.Orientasi sektor publik
menciptakan keadilan kebutuhan.Manajemen pelayanan sektor publik
berkepentingan untuk menciptakan adanya kesempatan yang sama bagi masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,misalnya kebutuhan terhadap
kesehatan,pendidikan,dan sarana umum lainnya.
 Tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari kepuasan
pelanggan.Sedangkan sektor publik bertujuan untuk menciptakan keadilan dan
kesejahteraan sosial.Sektor publik dihadapkan pada permasalahan keadilan
distribusi kesejahteraan sosial.Sedangkan sektor swasta tidak dibebani tanggung
jwab untuk melakukan keadilan distributif seperti itu.

 Organisasi sektor swasta memiliki konsepsi bahwa pelanggan adalah raja.Sementara


itu,dalam sektor publik kekuasaan tertinggi adalah masyarakat.
 Persaingan dalam sektor swasta merupakan instrumen pasar,sedangkan sektor
publik yang merupakan instrumen pemerintahan adalah tindakan kolektif.Yang mana
sektor publik bersifat setengah pasar karena organisasi sektor publik tidak bisa
sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar bebas.

II. PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK

Dalam penentuan kebijakan penetapan harga barang dan jasa publik,ternyata tidak
lepas dari proses politik. Karena pemerintah memiliki andil yang besar dalam
penentuannya,proses politik diperlukan dalam menentukan :

1. Berapa jumlah barang publik yang harus disediakan


2. Bagaimana implikasi terhadap distribusi biaya yang akan menjadi tanggung jawab
para individu.

Dalam penentuan harga pelayanan publik pemerintah perlu turun tangan untuk
menjamin bahwa manfaat eksternal juga harus dipertimbangkan. Faktor eksternal yang
dimaksud adalah faktor-faktor yang berada diluar lingkungan perusahaan /lembaga
pemerintahan pelayanan publik yang dapat mempengaruhi perubahan kebijakan harga
barang atau jasa publik,contohnya kondisi pasar,ekonomi,politik dan lainnya.

Dalam menentukan harga pelayanan publik ,pemerintah mempertimbangkan beberapa


tujuan terkait dengan penyediaan barang atau jasanya. Tujuan tersebut antara lain :

a) Dapat dijual dengan harga pasar


b) Dijual dengan tingkat harga tertentu yang berbeda dengan harga pasar
c) Diberikan secara gratis kepada para konsumen nya

Keputusan penentuan harga oleh pemerintah ditujukan untuk memperbaiki alokasi


sumber daya ekonomi pada sektor publik. Dalam perekonomian ,tingkat harga merupakan
suatu tanda tingginya nilai yang merupakan kesediaan konsumen untuk membayaratas
barang yang dihasilkan oleh produsen,sekaligus merupakan tingginya biaya untuk
menghasilkan barang tersebut oleh produsen.

Ketidakefisienan atau pemborosan akan terjadi apabila dipandang dari ilmu ekonomi
,yaitu konsumen menilai barang atau jasa yang disediakan oleh pemrintah terlalu mudah
diperoleh.contoh yang dapat digunakan adalah penyediaan public utilities oleh pemerintah
seperti air minum dan listrik. Pemerintah tidak diharapkan untuk memperoleh keuntungan
dari penyediaan barang yang dibutuhkan ,sehingga pemerintah dapat menetapkan harga
tertinggi.

Akan tetapi,situasi penyediaan utilitas publik tersebut diatas tidak berlaku untuk seluruh
barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah. Perusahaan yang mengelola utilitas
publik yang harus menjual produksi nya tanpa memperoleh keuntungan sama sekaliakan
menghadapi permasalahan dalanm ekspansi atau melakukan perluasan usaha. Pemerintah
akan menetapkan jumlah keuntungan maksimal,kemudian konsumen akan membayar
jumlah diatas nilai yang ditetapkan sebelumnya pada saat zero profit. Pada kondisi
ini,konsumen tidak terlalu dibebankan harga tinggi ,tetapi produsen dapat melakukan
perluasan usaha untuk menambah investasinya.

Penentuan harga dengan metode ini harus dipertimbangkan dalam pengambilan


keputusan penyediaan barang publik oleh pemerintah. Kajian harus dilakukan untuk
memperoleh kebijakan yang tepat sasaran .

III. PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT DIJUAL

Dalam Mardiasmo (2009) disebutkan bahwa pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif
untuk pelayanan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perusahaan
milik pemerintah. Disebutkan pula beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif
pelayanan nya ,yaitu :

A. Penyediaan air bersih


B. Transportasi publik
C. Jasa pos dan telekomunikasi
D. Energi dan listrik
E. Perumahan rakyat
F. Fasilitas rekreasi atau pariwisata
G. Pendidikan
H. Jalan tol
I. Irigasi
J. Jasa pemadam kebakaran
K. Pelayanan kesehatan
L. Pengolahan sampah atau limbah
Dalam membebankan tarif pelayanan publik Mardiasmo (2009) juga menyatakan
beberapa alasannya seperti :

1. Adanya barang privat versus barang publik


Barang privat adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau
jasa tersebut hanya dinikmati secara individual oleh pembelinya,sedangkan yang tidak
mengonsumsi tidak dapat menikmati barang atau jasa tersebut,contohnya : makanan ,minuman
, listrik , telepon ,dan sebagainya.
Barang publik adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang dan jasa
tersebut dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama, contohnya : jasa polisi.
Ada juga barang campuran antara barang privat dan barang publik. Meskipun dikomsumsi
secara individual,seringkali masyarakat umum juga membutuhkan barang dan jasa tersebut.
Misalnya : pendidikan , pelayanan kesehatan , transportasi publik dan air bersih. Dalam
penyelenggraan pelayanan publik,sektor swasta/bisnis juga terkadang terlibat.karena bukan
berarti barang arau jasa publik harus dibiayai semuanya dengan pajak dan dilaksanakan sendiri
oleh pemerintah.

Dalam pendidikan contohnya,pemerintah dapat melakukan 3 tindakan seperti:

1. Mendirikan sekolah negeri yang murni milik pemerintah dan dibiayai sepenuhnya
oleh pemerintah.
2. Memberikan subsidi pendidikan kepada lembaga pendidikan
3. Menyerahkan pihak swasta untuk ikut menyelenggarakan pendidikan.

Hal yang manjadi masalah adalah bagaimana menbedakan barang publik dengan
barang privat,ini dikarenakan hal berikut:

a) Batasan antara barang publik dan barang privat sulit ditentukan.


b) Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang atau jasa publik,tetapi dalam
penggunaannya tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa elemen pembebanan
langsung,seperti biaya pelayanan medis,tarif obat,tariif air. Pembebanan ini
memaksa masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi sumber yang mahal
dan langka.
c) Terdapat kecendrungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada
membebankan pajak karena pembebanan tarif lebih mudah pengumpulannya.
Dalam penyediaan barang publik yang perlu diperhatikan adalah:

1. Identifikasi barang atau jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat (apakah barang
publik atau privat)
2. Siapa yang lebih berkompeten (efisien) untuk menyediakan kebutuhan publik
tersebut (pemerintah atau swasta)
3. Dapatkan penyediaan pelayanan publik tertentu diserahkan kepada sektor swasta
dan pihak ketiga
4. Pelayanan publik apa saja yang tidak harus dilakukan pemerintah tapi dapat
ditangani oleh swasta.

2. Efisiensi ekonomi
Ketika individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang ingin mereka
komsumsi ,mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan sumber daya
melalui:
1. Pendistibusian permintaan
2. Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan
3. Pemberian insentif kepada pemasok berkaitan dengan skala produksi
4. Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa.
2. Prinsip keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang ,pembebanan langsung kepada
masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap “wajar” bila didasarkan prinsip bahwa yang
tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar. Jadi, pembebanan hanya dikenakan kepada
masyarakat atau mereka yang diuntungkan kepada pelayanan tersebut. Pemerintah tidak boleh
melakukan maksimalisasi keuntungan .fee adalah biaya atas perizinan atau lisensi yang diberikan
pemerintah.

IV. DASAR PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN SEKTOR SWASTA


Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa ada 2 faktor yang harus
dipertimbangkan,yaitu sebagai berikut :
a. Faktor internal perusahaan ,meliputi:
1) Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran
perusahaan.tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba,mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan ,meraih pangsa pasar, menciptakan kepemimpinan
dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial ,dll.
2) Strategi bauran pemasaran
Harga adalah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu,harga perlu
dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya,yaitu
produk, distribusi, dan promosi.
3) Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan
perusahaan agar tidak mengalami kerugian.Oleh karena itu, setiap perusahaan
sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel) serta biaya lainnya.
b. Faktor eksternal perusahaan ,meliputi :
1. Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang
dihadapinya,apakah termasukpasar persaingan sempurna ,persaingan monopoli,
maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas
permintaan.

2. Persaingan

Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang
berbeda-beda. Bersarkan bentuk persaingan nya ada 4 jenis pasar,antara lain :
A. Pasar persaingan murni (pure competition) yaitu pasar atas banyak pembeli dan
penjual yang memperdangangkan komoditas seragam.
B. Pesar persaingan monopoli (monopolistic competition) yaitu pasar yang terdiri dari
banyak pembeli dan penjual yang berdagang pada kisaran harga tertentu,bukan
pada harga satu pasar.
C. Pasar persaingan oligopoli (oligopolistic competition) yaitu pasar yang terdiri atas
sedikit penjual yang sangat sensitif pada penetapan harga dan strategi pemasaran
yang dilakukan pesaing.
D. Pasar monopoli murni (pure competition) yaitu pasar yang hanya ada satu penjual
saja.
Secara umum penetapan harga jual cukup bervariasi seperti atas dasar cost
pricing,mark-up pricing, mark-up, cost-plus pricing, dan atas dasar target pricing. Ada juga
seorang penjual yang menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik
ditambah beberapa jasa lain,serta profit yang diinginkan.

V. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Publik

Kesulitan dalam penentuan tarif pelayanan mengingat terdapat kesulitan dalam


membedakan barang publik dengan privat dikarenakan adanya batasan antara kedua
barang tersebut,adanya pembebanan secara langsung dalam pengguna barang/jasa
publik,dan kecenderungan membebankan tarif pelayanan langsung daripada
membebankannya pada pajak yang dibayarkan secara berkala.Aturan yang dipakai dalam
pelayanan yang dibebankan pada masyarakat adalah beban(charge) dihitung sebebsar biaya
total.Kesulitan dalam menghitung biaya total,dikarenakan hal berikut ini :

1) Tidak diketahui secara tepat berapa biaya total untuk menyediakan suatu pelayanan.
2) Sangat sulit untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi,karena jumlah biaya untuk
melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda,maka diperlukan perbedaan
pembebanan tarif pelayanan.Contoh biaya tambahan yang lokasi sulit dijangkau atau
memiliki jarak yang jauh
3) Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar.
4) Biaya yang harus diperhitungkan,apakah hanya biaya operasi langsung atau perlu
juga diperhitungkan biaya modal. Bukan hanya memasukan biaya operasi dan
pemeliharaan,akan tetapi juga biaya penggantian barang modal yang sudah usang
(kadaluwarsa),dan biaya penambahan kapasitas. Hal inilah yang disebut marginal
cost pricing

Dalam strategi harga terdapat beberapa alternatif untuk menentukan harga adalah
dengan two-part tariffs yaitu fixed charge untuk menutupi biaya overhead atau biaya
infrastruktur dan variabel charge yang didasarkan atas besarnya konsumsi. Dengan peak-
load tariff, pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi.Permasalahannya adalah
beban tertinggi, membutuhkan tambahan kapasitas yang disediakan, tarif tertinggi untuk
periode puncak harus menggambarkan higher marginal cost (seperti telepon dan
transportasi umum). Salah satu cara untuk mengakomodasikan pertimbangan keadilan
(equity) melalui kebijakan penetapan harga, dengan full cost recorvery. Harga pelayanan di
dasarkan pada biaya penuh atau biaya total untuk menghasilkan pelayanan dan harga di
atas marginal cost, seperti tarif mobil, adanya beberapa biaya perizinan atau licence fee.
Penentuan tarif ini juga harus mempertimbangkan opporrtunity cost untuk staf,
perlengkapan, opportunity cost of capital, accounting price untukinput ketika harga pasar
tidak menunjukan value to seciety (opportunity cost). Pelayanan menyebabkan unit kerja
harus memilik data biaya yang akurat agar dapat mengestimasi marginal cost, sehingga
dapat di tetapkan harga pelayanan yang tepat. Marginal out princing bukan merupakan
satu-satunya dasar untuk penetapanHarga di sektor publik. Di gunakan marginal cost
princing atau tidak yang jelas harus ada kebijakan yang jelas mengenai harga pelayanan
yang mampu menunjukan biaya secara akurat dan mampu mengidentifikasi skala subsidi
publik.

Standar minimum beberapa pun harga yang dibebankan kepada masyarakat harusnya
juga merunjuk pada standart yang di buat oleh organisasi sektor publik harus segera
merumuskan standar pelayan minimum (SPM) yang menekankan pada pengelolaan
organisasi sektor publik yang memiliki paradigma. Value for money merupakan konsep
pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu:
ekonomi efisiensi, dan efektivitas ekonomi merupakan perbandingan input dengan nilai
input (input value) yang dinyatakan dalam sartuan moneter. Ekonomi terkait dengan sajauh
mana organisasi sektor publik dapat meminimalisasi sumber daya input (input resource)
yang digunakan dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Efisiensi
berhubungan denagan pencapaian output tertentu dan efesiensi merupakan perbandingan
output dan input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Dalam penentuan standar pelayanan minimum sebagai feed-back pelayanan kepada
masyarakat maka organisasi sektor publik harus memeperhatikan pemangku kepentingan
(stakeholder) sebagai orang yang berkepentingan dengan keberadaan perusahaan
karenanya keterlibatan stakeholder dalam penyusunan tarif dan standar pelayanan
minimum sangat penting seperti, masyarakat umum, akademisi, dan para konsultan, seta
pihak yang berkonsentrasi dalam sektor publik. Penutup pembebanan pelayanan publik
merupakan salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah selain pajak, penjualan aset
milik pemerintah, utang, dan laba BUMN/ BUMD. Aturan yang bisa dipakai adalah beban
dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut. Dalam menentukan
harga pelayanan publik juga diatur konsep different cost for purpose yaitu membedakan
biaya untuk pelayanan yang berbeda masalah lain adalah adanaya hidden cost yang
menyulitkan dalam mengetahui total biaya. Kesulitan untuk menghitung biaya total adalah
karena sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi dan perbendaan jumlah biaya untuk
melayani masing-masing orang .jadi masih perlu banyak perbaikan dalam menetapkan harga
untuk barang dan jasa publik. Pememrintah juga UU Nomor 25 Tahun 2009 dalam
penjelasan lebih mendetail tentang kejelasan dan pengaturan mengenai pelayanan publik.
BAB III
KESIMPULAN

Harga didalam sektor publik mempunyai suatu dampak yang penting pada konsumsi dan
perilaku harga juga mempunyai kemampuan untuk mencapai sejumalah pencapaian lain,
termasuk dalam menggunakan sumber daya efisien, peningkatan pendapatan, dan
pemerataan pendapatan. Sering kali, harga di atur dalam cara-cara yang bertentangan
dengan sasaran hasil kebijakan publik.Akan tetapi sering kali juga hal ini merupakan hasil
dari suatu pemahaman yang kurang mengenai peran harga dan keberadaan alternatif
mekanisme penerapan harga.

Ketika menentukan harga untuk menetukan fasilitas yang ada, adalah hal yang
penting untuk memahami bahwa ada banyak pilihan dalam penetapan harga dan tidak ada
suatu metode tunggal yang benar untuk tiap-tiap situasi.Pemamfaatan sumber daya efisien
tergantung pada penetapan biaya marginal, walaupun untuk kebanyakan barang publik hal
ini mengarah pada pendapatan jangka pendek.Masih ada sejumlah strategi penetapan
barang publik yang lebih efisien, seperti two-part tarif.Akhirnya, harga didalam sektor publik
tidak tepisahkan denagn permasalahan politis, distribusional, kelembagaan, dan faktor
historis sering kali sangat penting.

Memang didasari bahwa penetapan harga pada barang publik di tujukan untuk
mengganti biaya penyediaan barang tersebut.namun, juga harus diingat bahwa penyediaan
barang publik pada awalnya memiliki tujuan tertentu. Tidak seperti barang swasta yang
secara pasti bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin.Penyediaan barang
publik lebih mengarah pada pencapaian kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan-
tujuannya berupa peningkatan pendapatan, pemerataan pendapatan, ataupun mewujudkan
eksternalitas positif dari penyediaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-dasar pelayanan prima. Jakarta: Gramedia.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Savas, F. S. 1987. Privatizations- The Key to Better Goverment. Chatman House Publishers
Inc.

Chatcham: New Jersey.

Kerputusan MENPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoaman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Oxford Advanced Leaner’ s Dictionary of Current English. 2000. Edisi ke-6 . Oxford University

Press: Inggris.

Stewart, John., dan Stewart Ranson. 1988. “Management in the Publik Domain”. Publik
Money

and Manajement, Vol. 89, Musim Panas.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

13

Das könnte Ihnen auch gefallen