Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DOSEN PENGUMPU
Muhammad Ahyaruddin, SE.,M.Sc.,AK
DISUSUN OLEH :
1. DICY NOFEMBRI 160301143
2. SUCI HAYATI 1603O1139
3. . SITI DEDEH KURNIATI 160301136
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Riau
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas pembelajaran yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan yaitu Bapak
Muhammad Ahyaruddin,M.Sc.,Ak. Adapun isi makalah ini adalah tentang Penetapan harga
barang dan jasa publik di Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat bermanfaat untuk
mengembangkan isi dari makalah ini.
Demikian,kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah ilmu pengetahuan khusunya dalam bidang Akuntansi Sektor Publik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I . PENDAHULUAN
BAB II . PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Barang dan jasa publik adalah barang/jasa yang dapat dinikmati oleh publik tanpa harus
mengeluarkan biaya.Jasa publik disediakan secara seragam kepada seluruh pengguna
diseluruh daerah dan seluruh masyarakat dapat memanfaatkan jasa ini.Pemberian
pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui 2 sumber yaitu pajak dan
pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa
publik(Mardiasmo,2009).Pemerintah memiliki andil yang sangat besar dalam penentuan
harga pelayanan publik.Dengan adanya keterlibatan pemerintah diharapkan ingin
meningkatkan baik efisiensialokasi sumber daya maupun keadilan dalam distribusi
pendapatan.Tujuan kebijakan harga oleh pemerintah mencakup tindakan-tindakan yang
diperlukan agar pasar bekerja lebih baik,termasuk memperbaiki arus informasi atau
mengurangi unsure-unsur monopoli dan batasan-batasan dalam masuknya perusahaan-
perusahaan baru dalam pasar.
Makalah ini akan membahas mengenai bagaimana penentuan harga pelayanan publik?dan
seperti apa manajemen pelayanan publik dan manajemen pelayanan swasta/bisnis?
Agar kita mengetahui mengenai penetapan harga barang dan jasa publik di Indonesia
(perbandingannya dengan sektor bisnis).
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik khusus dari pelayanan publik yang membedakan dengan pelayanan swasta :
1. Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa,dan barng tak nyata misalnya
perizinan,sertifikat,peraturan dsb
2. Selalu terkait dengan jenis pelayanan-pelayanan yang lain dan membentuk sebuah
jalinan sistem pelayanan yang berskala regional atau bahkan nasional.
3. Pelanggan internal yang menonjol.Dalam dunia pelayanan berlaku prinsip utamakan
pelanggan eksternal lebih dari pelanggan internal.Namun situasi nyata di
antarlembaga pemerintahan sering memojokkan petugas pelayanan agar
mendahului pelanggan internal.
4. Efisiensi dan efektivitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu
pelayanan
5. Masyarakat secara keseluruhan diperlakukan sebagai pelanggan tidak langsung,yang
sangat berpengaruh kepada upaya-upaya pengembangan pelayanan.
6. Tujuan akhir dari pelayanan publik adalah terciptanya tatanan kehidupan masyarakat
yang berdaya untuk mengurus persoalannya masing-masing.
1) Barang Privat
Barang dan jasa jenis ini dikonsumsi secara individual dan tidak dapat diperoleh oleh
sipemakai tanpa persetujuan pemasoknya.Contoh makanan dan pakaian.
2) Barang Semi Privat
Ini dikonsumsi secara individual,namun sulit mencegah siapa pun untuk
memperolehnya meskipun mereka tidak mau membayar.Contoh pembelian radio
ketika dinyalakan.
3) Barang semi Publik
Umumnya digunakan secara bersama-sama,namun sipengguna harus membayar dan
mereka yang tidak dapat/mau membayar dapat dengan mudah dicegah dari
kemungkinan menikmati barang tersebut.Contoh Jalan tol dan jembatan timbang.
4) Barang publik
Umumnya digunakan secara bersama-sama dan tidak mungkin mencegah siapapun
untuk menggunakannya.Contoh jalan raya dan taman
Pelayanan administrative
Pelayanan barang
Pelayanan jasa
Perbedaan manajemen pelayanan pada sektor publik dan manajemen pelayanan sektor
swasta ( Stewart danRanson 1988) :
Sektor swasta lebih mendasarkan pada pilihan individu dalam pasar.Organisasi
sektor swasta dituntut untuk dapat memenuhi selera dan pilihan individual untuk
memenuhi keputusan tiap-tiap individu pelanggan.Sektor publik tidak mendasarkan
pada pilihan individual dalam pasar tetapi pilihan kolektif dalam
pemerintahan.Organisasi sektor publik mendasarkan pada tuntutan masyarakat yang
sifatnya kolektif(massa).
Karakteristik sektor swasta adalah dipengaruhi hukum permintaan dan
penawaran.Permintaan dan penawaran akan berdampak pada harga suatu produk
barang/jasa.Sementara itu,penggerak sektor publik adalah adanya kebutuhan
sumber daya,seperti air bersih,listrik,keamanan.kesehatan,pendidikan,dsb.
Manajemen sektor swasta besifat tertutup terhadap akses publik.Sedangkan sektor
publik bersifat terbuka untuk masyarakat terutama yang terkait dengan manajemen
pelayanan.Dalam sektor swasta informasi yang disampaikan kepada publik relatif
terbatas.Sedangkan sektor publik informasi harus disampaikan kepada publik seluas
mungkin untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik.
Sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar.Keadilan pasar berarti adanya
kesempatan yang sama untuk masuk pasar.Sektor swasta berkepentingan untuk
menghilangkan hambatan dalam memasuki pasar.Orientasi sektor publik
menciptakan keadilan kebutuhan.Manajemen pelayanan sektor publik
berkepentingan untuk menciptakan adanya kesempatan yang sama bagi masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,misalnya kebutuhan terhadap
kesehatan,pendidikan,dan sarana umum lainnya.
Tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari kepuasan
pelanggan.Sedangkan sektor publik bertujuan untuk menciptakan keadilan dan
kesejahteraan sosial.Sektor publik dihadapkan pada permasalahan keadilan
distribusi kesejahteraan sosial.Sedangkan sektor swasta tidak dibebani tanggung
jwab untuk melakukan keadilan distributif seperti itu.
Dalam penentuan kebijakan penetapan harga barang dan jasa publik,ternyata tidak
lepas dari proses politik. Karena pemerintah memiliki andil yang besar dalam
penentuannya,proses politik diperlukan dalam menentukan :
Dalam penentuan harga pelayanan publik pemerintah perlu turun tangan untuk
menjamin bahwa manfaat eksternal juga harus dipertimbangkan. Faktor eksternal yang
dimaksud adalah faktor-faktor yang berada diluar lingkungan perusahaan /lembaga
pemerintahan pelayanan publik yang dapat mempengaruhi perubahan kebijakan harga
barang atau jasa publik,contohnya kondisi pasar,ekonomi,politik dan lainnya.
Ketidakefisienan atau pemborosan akan terjadi apabila dipandang dari ilmu ekonomi
,yaitu konsumen menilai barang atau jasa yang disediakan oleh pemrintah terlalu mudah
diperoleh.contoh yang dapat digunakan adalah penyediaan public utilities oleh pemerintah
seperti air minum dan listrik. Pemerintah tidak diharapkan untuk memperoleh keuntungan
dari penyediaan barang yang dibutuhkan ,sehingga pemerintah dapat menetapkan harga
tertinggi.
Akan tetapi,situasi penyediaan utilitas publik tersebut diatas tidak berlaku untuk seluruh
barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah. Perusahaan yang mengelola utilitas
publik yang harus menjual produksi nya tanpa memperoleh keuntungan sama sekaliakan
menghadapi permasalahan dalanm ekspansi atau melakukan perluasan usaha. Pemerintah
akan menetapkan jumlah keuntungan maksimal,kemudian konsumen akan membayar
jumlah diatas nilai yang ditetapkan sebelumnya pada saat zero profit. Pada kondisi
ini,konsumen tidak terlalu dibebankan harga tinggi ,tetapi produsen dapat melakukan
perluasan usaha untuk menambah investasinya.
Dalam Mardiasmo (2009) disebutkan bahwa pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif
untuk pelayanan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perusahaan
milik pemerintah. Disebutkan pula beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif
pelayanan nya ,yaitu :
1. Mendirikan sekolah negeri yang murni milik pemerintah dan dibiayai sepenuhnya
oleh pemerintah.
2. Memberikan subsidi pendidikan kepada lembaga pendidikan
3. Menyerahkan pihak swasta untuk ikut menyelenggarakan pendidikan.
Hal yang manjadi masalah adalah bagaimana menbedakan barang publik dengan
barang privat,ini dikarenakan hal berikut:
1. Identifikasi barang atau jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat (apakah barang
publik atau privat)
2. Siapa yang lebih berkompeten (efisien) untuk menyediakan kebutuhan publik
tersebut (pemerintah atau swasta)
3. Dapatkan penyediaan pelayanan publik tertentu diserahkan kepada sektor swasta
dan pihak ketiga
4. Pelayanan publik apa saja yang tidak harus dilakukan pemerintah tapi dapat
ditangani oleh swasta.
2. Efisiensi ekonomi
Ketika individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang ingin mereka
komsumsi ,mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan sumber daya
melalui:
1. Pendistibusian permintaan
2. Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan
3. Pemberian insentif kepada pemasok berkaitan dengan skala produksi
4. Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa.
2. Prinsip keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang ,pembebanan langsung kepada
masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap “wajar” bila didasarkan prinsip bahwa yang
tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar. Jadi, pembebanan hanya dikenakan kepada
masyarakat atau mereka yang diuntungkan kepada pelayanan tersebut. Pemerintah tidak boleh
melakukan maksimalisasi keuntungan .fee adalah biaya atas perizinan atau lisensi yang diberikan
pemerintah.
2. Persaingan
Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang
berbeda-beda. Bersarkan bentuk persaingan nya ada 4 jenis pasar,antara lain :
A. Pasar persaingan murni (pure competition) yaitu pasar atas banyak pembeli dan
penjual yang memperdangangkan komoditas seragam.
B. Pesar persaingan monopoli (monopolistic competition) yaitu pasar yang terdiri dari
banyak pembeli dan penjual yang berdagang pada kisaran harga tertentu,bukan
pada harga satu pasar.
C. Pasar persaingan oligopoli (oligopolistic competition) yaitu pasar yang terdiri atas
sedikit penjual yang sangat sensitif pada penetapan harga dan strategi pemasaran
yang dilakukan pesaing.
D. Pasar monopoli murni (pure competition) yaitu pasar yang hanya ada satu penjual
saja.
Secara umum penetapan harga jual cukup bervariasi seperti atas dasar cost
pricing,mark-up pricing, mark-up, cost-plus pricing, dan atas dasar target pricing. Ada juga
seorang penjual yang menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik
ditambah beberapa jasa lain,serta profit yang diinginkan.
1) Tidak diketahui secara tepat berapa biaya total untuk menyediakan suatu pelayanan.
2) Sangat sulit untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi,karena jumlah biaya untuk
melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda,maka diperlukan perbedaan
pembebanan tarif pelayanan.Contoh biaya tambahan yang lokasi sulit dijangkau atau
memiliki jarak yang jauh
3) Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar.
4) Biaya yang harus diperhitungkan,apakah hanya biaya operasi langsung atau perlu
juga diperhitungkan biaya modal. Bukan hanya memasukan biaya operasi dan
pemeliharaan,akan tetapi juga biaya penggantian barang modal yang sudah usang
(kadaluwarsa),dan biaya penambahan kapasitas. Hal inilah yang disebut marginal
cost pricing
Dalam strategi harga terdapat beberapa alternatif untuk menentukan harga adalah
dengan two-part tariffs yaitu fixed charge untuk menutupi biaya overhead atau biaya
infrastruktur dan variabel charge yang didasarkan atas besarnya konsumsi. Dengan peak-
load tariff, pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi.Permasalahannya adalah
beban tertinggi, membutuhkan tambahan kapasitas yang disediakan, tarif tertinggi untuk
periode puncak harus menggambarkan higher marginal cost (seperti telepon dan
transportasi umum). Salah satu cara untuk mengakomodasikan pertimbangan keadilan
(equity) melalui kebijakan penetapan harga, dengan full cost recorvery. Harga pelayanan di
dasarkan pada biaya penuh atau biaya total untuk menghasilkan pelayanan dan harga di
atas marginal cost, seperti tarif mobil, adanya beberapa biaya perizinan atau licence fee.
Penentuan tarif ini juga harus mempertimbangkan opporrtunity cost untuk staf,
perlengkapan, opportunity cost of capital, accounting price untukinput ketika harga pasar
tidak menunjukan value to seciety (opportunity cost). Pelayanan menyebabkan unit kerja
harus memilik data biaya yang akurat agar dapat mengestimasi marginal cost, sehingga
dapat di tetapkan harga pelayanan yang tepat. Marginal out princing bukan merupakan
satu-satunya dasar untuk penetapanHarga di sektor publik. Di gunakan marginal cost
princing atau tidak yang jelas harus ada kebijakan yang jelas mengenai harga pelayanan
yang mampu menunjukan biaya secara akurat dan mampu mengidentifikasi skala subsidi
publik.
Standar minimum beberapa pun harga yang dibebankan kepada masyarakat harusnya
juga merunjuk pada standart yang di buat oleh organisasi sektor publik harus segera
merumuskan standar pelayan minimum (SPM) yang menekankan pada pengelolaan
organisasi sektor publik yang memiliki paradigma. Value for money merupakan konsep
pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu:
ekonomi efisiensi, dan efektivitas ekonomi merupakan perbandingan input dengan nilai
input (input value) yang dinyatakan dalam sartuan moneter. Ekonomi terkait dengan sajauh
mana organisasi sektor publik dapat meminimalisasi sumber daya input (input resource)
yang digunakan dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Efisiensi
berhubungan denagan pencapaian output tertentu dan efesiensi merupakan perbandingan
output dan input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Dalam penentuan standar pelayanan minimum sebagai feed-back pelayanan kepada
masyarakat maka organisasi sektor publik harus memeperhatikan pemangku kepentingan
(stakeholder) sebagai orang yang berkepentingan dengan keberadaan perusahaan
karenanya keterlibatan stakeholder dalam penyusunan tarif dan standar pelayanan
minimum sangat penting seperti, masyarakat umum, akademisi, dan para konsultan, seta
pihak yang berkonsentrasi dalam sektor publik. Penutup pembebanan pelayanan publik
merupakan salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah selain pajak, penjualan aset
milik pemerintah, utang, dan laba BUMN/ BUMD. Aturan yang bisa dipakai adalah beban
dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut. Dalam menentukan
harga pelayanan publik juga diatur konsep different cost for purpose yaitu membedakan
biaya untuk pelayanan yang berbeda masalah lain adalah adanaya hidden cost yang
menyulitkan dalam mengetahui total biaya. Kesulitan untuk menghitung biaya total adalah
karena sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi dan perbendaan jumlah biaya untuk
melayani masing-masing orang .jadi masih perlu banyak perbaikan dalam menetapkan harga
untuk barang dan jasa publik. Pememrintah juga UU Nomor 25 Tahun 2009 dalam
penjelasan lebih mendetail tentang kejelasan dan pengaturan mengenai pelayanan publik.
BAB III
KESIMPULAN
Harga didalam sektor publik mempunyai suatu dampak yang penting pada konsumsi dan
perilaku harga juga mempunyai kemampuan untuk mencapai sejumalah pencapaian lain,
termasuk dalam menggunakan sumber daya efisien, peningkatan pendapatan, dan
pemerataan pendapatan. Sering kali, harga di atur dalam cara-cara yang bertentangan
dengan sasaran hasil kebijakan publik.Akan tetapi sering kali juga hal ini merupakan hasil
dari suatu pemahaman yang kurang mengenai peran harga dan keberadaan alternatif
mekanisme penerapan harga.
Ketika menentukan harga untuk menetukan fasilitas yang ada, adalah hal yang
penting untuk memahami bahwa ada banyak pilihan dalam penetapan harga dan tidak ada
suatu metode tunggal yang benar untuk tiap-tiap situasi.Pemamfaatan sumber daya efisien
tergantung pada penetapan biaya marginal, walaupun untuk kebanyakan barang publik hal
ini mengarah pada pendapatan jangka pendek.Masih ada sejumlah strategi penetapan
barang publik yang lebih efisien, seperti two-part tarif.Akhirnya, harga didalam sektor publik
tidak tepisahkan denagn permasalahan politis, distribusional, kelembagaan, dan faktor
historis sering kali sangat penting.
Memang didasari bahwa penetapan harga pada barang publik di tujukan untuk
mengganti biaya penyediaan barang tersebut.namun, juga harus diingat bahwa penyediaan
barang publik pada awalnya memiliki tujuan tertentu. Tidak seperti barang swasta yang
secara pasti bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin.Penyediaan barang
publik lebih mengarah pada pencapaian kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan-
tujuannya berupa peningkatan pendapatan, pemerataan pendapatan, ataupun mewujudkan
eksternalitas positif dari penyediaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Savas, F. S. 1987. Privatizations- The Key to Better Goverment. Chatman House Publishers
Inc.
Oxford Advanced Leaner’ s Dictionary of Current English. 2000. Edisi ke-6 . Oxford University
Press: Inggris.
Stewart, John., dan Stewart Ranson. 1988. “Management in the Publik Domain”. Publik
Money
13