Sie sind auf Seite 1von 10

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN

DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH PADA SISWA


SMK NEGERI 8 PADANG TAHUN 2017
Milya Novera1, Diana Arianti2, Dela Septianingsih3)
1
STIKes Alifah, Padang 25000
Email: milyanovera87@yahoo.co.id
2
STIKes Alifah, Padang 25000
Email: dianaarianti84@gmail.com
1
STIKes Alifah, Padang 25000
Email: dlaseptianingsih@yahoo.co.id

Abstract
Adolescence is one of the stages in an individual's life to reach adulthood. The problem of sexuality is
very visible among teenagers. Based ond SKRRI 2012 survei, between 51-75% students in Padang City done
devation of sexsual behavior. The purpose of this study is to determine the influence of counseling on the level of
knowledge and attitudes of teens about premarital sex. This research is a quantitative research method that is
pre-experimental design with one group of pretest-posttest design. The populations of this study are 589 students
from XI grade of SMK, used cluster random sampling technique with the number of samples are 58 female
students. This study was conducted at SMKN 8 Padang in 2017. The analysis was using dependent T-test. The
result showed an increase in knowledge and attitudes of teens about premarital sex before and after getting the
counseling with p value = 0,000 from it was 70.7% of adolescents had low level became 8.6%, 22,4% of
adolescents had low medium level became 13,8% and also 6,6% of adolescents had high knowledge became
77,6% after being given the counseling, and The adolescent attitudes was 44,8% negative and was 55,2%
positive before giving counseling became decreased became was 34.5% negative and was 65,5% positive after
being given counseling. It can be concluded that there is an influence of counseling to level of knowledge and
attitude of adolescents before and after getting the counseling about premarital sex. It is expected that the school
for provide information and counseling program for youth through cooperation with local health agencies that
health center care to increase knowledge and attitudes of adolescents about health specially the premarital sex
that activities such as counseling at school for every month a specially since the beginning of the school
orientation.

Keywords: Knowledge, Attitude, Premarital ,sex, Adolescence

ABSTRAK
Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan individu untuk mencapai dewasa. Survei SKRRI 2012,
siswa/i SMAN di Kota Padang melakukan penyimpangan perilaku seksual. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah. Penelitian ini
kuantitatif dengan menggunakan metode pre-eksperimental desaign dengan rancangan one group pretest-posttest
design. Populasi penelitian siswa kelas XI SMK Negeri 8 Padang, teknik pengambilan sampel cluster random
sampling dengan jumlah sampel 58 siswa. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 8 Padang pada bulan Januari
s/d Juli tahun 2017. Analisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji T- test dependen. Hasil penelitian
terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah sebelum dan sesudah penyuluhan
dengan p=0,0007,7% tingkat pengetahuan rendah menjadi 8,6%, 22,4% tingkat pengetahuan sedang menjadi
13,8% dan 6,9% tingkat pengetahuan tinggi menjadi 77,6% setelah diberikan penyuluhan. Sikap remaja 44,8%
negatif dan positif 55,2% sebelum penyuluhan mengalami penurunan menjadi 34,5% bersikap negatif dan 65,5%
bersikap positif sesudah diberikan penyuluhan. Dapat disimpulkan, ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap remaja sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang seks pranikah. Disarankan
pihak sekolah untuk memberikan informasi atau penyuluhan lebih lanjut melalui kerjasama dengan instansi
kesehatan setempat seperti puskesmas dan klinik swasta tentang kesehatan khususnya pencegahan seks pranikah
sejak awal orientasi sekolah dan menjadi kegiatan rutin setiap bulan.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Seks, Pranikah, Remaja

45
PENDAHULUAN Pengetahuan yang baik dapat
mempengaruhi seseorang bersikap positif.
Remaja merupakan salah satu tahap Sebaliknya pengetahuan yang kurang dapat
dalam kehidupan individu untuk mencapai mempengaruhi seseorang itu bersikap negatif.
dewasa. Selama masa remaja ini individu Informasi dan pengetahuan yang didapatkan
mengalami proses dalam kematangan mental, oleh seseorang akan dapat berdampak
emosional, sosial dan fisik. World Health terhadap pembentukan sikap seseorang.
Organization (WHO) juga menyatakan bahwa Informasi seseorang tentang sesuatu hal, bisa
tahap ini dimulai dari saat pertama kali ia ditingkatkan melalui berbagai cara
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya diantaranya dengan memberikan penyuluhan
sampai saat mencapai kematangan seksual. atau pendidikan (Notoatmodjo, 2010).
Adapun batasan usia remaja adalah mulai Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
berumur 10 sampai 20 tahun (Sarwono, 2012). pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan
Penduduk remaja di dunia diperkirakan menyebarluaskan pesan, menanam keyakinan
berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah sehingga masyarakat tidak saja tahu, sadar,
penduduk dunia. Populasi remaja di dan mengerti tetapi juga mau dan dapat
Indonesiayaitu 18,35 dari total penduduk (> 43 melakukan anjuran yang berhubungan dengan
juta), seiring dengan besarnya jumlah populasi kesehatan (Maulana, 2009). Pendidikan seks
remaja tersebut maka semakin meningkat pula kepada remaja merupakan salah satu cara
permasalahan yang dialami oleh remaja mengurangi atau mencegah penyalahgunaan
berhubungan dengan masa tumbuh seks serta dampak pada remaja seperti
kembangnya. Masalah yang sangat terlihat dari tingginya angka kehamilan pada remaja,
kalangan remaja seperti masalah seksualitas aborsi, rasa sakit kronis, depresi, kemandulan,
(kehamilan tidak diinginkan dan aborsi), penyakit menular seksual (PMS) dan
infeksi penyakit menular seksual (PMS), HIV HIV/AIDS (Sarwono, 2012).
dan AIDS serta penyalahgunaan NAPZA Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
(Kemenkes, 2012). (KRR, 2012) menunjukkan bahwa
Perilaku seksual adalah segala tingkah pengetahuan remaja tentang kesehatan
laku yang mendorong hasrat seksual, baik reproduksi belum memadai yang dapat dilihat
dengan lawan jenis maupun dengan sesama dengan hanya 35,4% remaja perempuan dan
jenis. Bentuk-bentuk perilaku ini bisa 31,2% remaja laki-laki usia 15-19 tahun
bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik mengetahui bahwa perempuan dapat hamil
sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan dengan satu kali berhubungan seksual. Begitu
bersenggama.Sedangkan perilaku seksual pula dengan gejala PMS kurang diketahui oleh
pranikah merupakan perilaku seksual yang remaja. Informasi tentang HIV relatif lebih
dilakukan tanpa ada ikatan melalui proses banyak diterima remaja, namum hanya 9,9%
pernikahan yang resmi menurut hukum remaja perempuan dan 10,6% laki-laki yang
maupun menurut agama dan kepercayaan memiliki pengetahuan komperhensif
masing- masing (Sarwono, 2012). mengenai HIV-AIDS selain itu tempat
Faktor yang mempengaruhi perilaku pelayanan remaja juga belum banyak
seksual adalah umur pubertas, pengetahuan, diketahui oleh remaja (Infodatin Kemenkes,
sikap, harga diri, peran orang tua, peran teman 2015).
sebaya, waktu luang, budaya dan gender serta Penelitian yang dilakukan Rahayu & dkk
peran media informasi. Remaja cenderung (2013) di Kabupaten Siak terdapat perbedaan
ingin tahu dan ingin mencoba-coba serta ingin tingkat pengetahuan dan sikap remaja sebelum
meniru apa yang dilihat dan didengarkan dan setelah penyuluhan. Tingkat pengetahuan
khususnya informasi seksual. Informasi yang sebelum penyuluhan kategori baik 39,3% dan
tidak benar dari sumber yang salah dapat setelah penyeluhuhan menjadi 80%, tingkat
mengakibatkan pengetahuan dan persepsi pengetahuan kurang sebelum penyuluhan
remaja menjadi salah dan dapat 89%, setelah penyuluhan menjadi 8,9%.
menjerumuskan pada perilaku yang salah baik Sedangkan sikap sebelum penyuluhan
itu disebabkan oleh faktor adat istiadat, kategori baik 69,6% menjadi 91,1% setelah
budaya, agama ataupun kurangnya informasi penyuluhan dan sikap kurang 1,8% sebelum
(Soetjiningsih, 2010). penyuluhan menjadi 8,9% stelah penyuluhan.
Hasil serupa juga terdapat pada penelitian

46
Dodi (2015) terhadap 40 siswa di SMA seks bebas. Sementara itu, sebanyak 7 (70%)
Muhammadiyah 4 Kartasura. Diperoleh hasil siswa bersikap positif terhadap perilaku seks
yaitu pengetahuan pada kelompok perlakuan pranikah seperti berciuman, sentuhan dan
rendah sebelum penyuluhan 25% menjadi 5% berpegangan. Informasi lain juga didapatkan
setelah perlakuan, dan sikap kelompok dari Guru Bimbingan Konseling, bahwa siswa
perlakuan sebelum penyuluhan 35% menjadi tidak merasa malu untuk mengaku berpacaran
60% setelah perlakuan. dan pernah melakukan ciuman, meraba
Data dari Biro Pusat Statistik Kota pasangan, bahkan siswa pernah dikembalikan
Padang tahun 2012 ditemukan distribusi umur kepada orangtuanya akibat hal tersebut.
pertama kali melakukan hubungan seksual Berdasarkan hasil survei awal yang telah
banyak ditemukan pada remaja usia 15-19 dilakukan, peneliti tertarik untuk meneliti
tahun yaitu 2,7%. Ditemukan juga angka tentang pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
sebanyak 35% wanita menyatakan untuk pengetahuan dan sikap remaja tentang seks
menunjukkan rasa saling mencintai sebagai pranikah di SMK N 8 Padang tahun 2017.
suatu alasan menyetujui hubungan seksual Bagaimana pengaruh penyuluhan
pranikah (BPS Kota Padang, 2012). Hasil terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja remaja tentang seks pranikah di SMK Negeri
Indonesia (SKRRI) 2012 menunjukkan 1% 8 Padang tahun 2017.
remaja perempuan dan 8% remaja laki–laki
mengaku pernah melakukan hubungan seksual METODE PENELITIAN
pra nikah. Bahkan terdapat 1,1% dari remaja
Penelitian ini merupakan penelitian
laki–laki kelompok usia15–19 tahun yang
mengaku melakukan hubungan seksual pra
untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
nikah ketika usianya kurang dari 15 tahun terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
(Arsip Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera remaja tentang seks pranikah sebelum dan
Barat tahun 2015). sesudah penyuluhan. Penelitian ini
Badan Kependudukan dan Keluarga dilakukan dari bulan Februari sampai
Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat dengan Agustus 2017. Pengumpulan data
menyebutkan 6.083 pasangan menikah pada telah dilaksanakan pada tanggal 18 - 22
usia dini atau di bawah usia 20 tahun di Juli Tahun 2017 di SMK Negeri 8 Padang,
provinsi tersebut dari 2010 hingga 2015. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas
Penelitian dokter bagian reproduksi pada XI SMK Negeri 8 Padang, dengan teknik
seribu remaja di Padang tahun 2009, terdapat
pengambilan sampel cluster random
11 persen remaja telah pernah berhubungan
seks. Fakta lainnya, dalam beberapa penelitian sampling. Jenis penelitian ini pre-
disebutkan bahwa kehamilan remaja karena 50 exsperimental dengan rancangan one
% siap untuk hamil, 12 % karena dibujuk dan group pretest-posttest yaitu
12 % lagi karena pengaruh mabuk (kehilangan membandingkan hasil intervensi
kesadaran). Kemudian, berdasarkan hasil penyuluhan sebelum dan sesudah
Disertasi, PPs IAIN Imam Bonjol (2015), diberikan penyuluhan. Pengumpulan data
persentase olahan angket diperoleh kesimpulan dengan cara angket, analisis data
64,75% terletak antara 51–75% ini berarti dilakukan secara univariat dan bivariat,
sebagian besar siswa/i SMAN di Kota Padang diolah secara komputerisasi dan uji
melakukan penyimpangan perilaku seksual statistik yang digunakan yaitu uji T-
(Padek.com, 2017).
testdependen untuk mengetahui adanya
Berdasarkan survei awal yang dilakukan
pada tanggal 29 Maret 2017 di SMK Negeri 8 pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
Padangterhadap 10 siswa, 8 (80%) siswa pengetahuan dan sikap siswa tentang seks
menjawab tidak pernah mendapat penyuluhan pranikah jika nilai (p) ≤ 0,05 maka secara
atau pendidikan seksual khusus dari sekolah. statistik disebut bermakna.
Dari 10 orang siswa, 6 (60%) diantaranya
tidak mengetahui defenisi seks pranikah, 7 HASIL DAN PEMBAHASAN
(70%) menjawab salah tentang ciri-ciri primer
dan sekunder pertumbuhan remaja, serta 6 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
(60%) siswa tidak mengetahui penyakit akibat Remaja Sebelum dan sesudah

47
diberikan Penyuluhan tentang Seks tentang perubahan seks sekunder pada
Pranikah di SMK Negeri 8 Padang remaja (65%) dan cara remaja
Tahun 2017. menghindari seks pranikah (60%).
Asumsi peneliti, faktor yang
Pengetahua penyuluhan mempengaruhi tingkat pengetahuan
n Prestest Post test remaja tentang seks pranikah adalah dari
f % f % segi faktor sumber informasi itu sendiri.
Rendah 41 70,7 5 8,6 Hal ini diperkuat berdasarkan penjelasan
Sedang 13 22,4 8 13,8
yang didapatkan dari guru Bimbingan
Tinggi 4 6,9 45 77,6
Jumlah 58 100 58 100
Konseling bahwa sangat jarang diberikan
penyuluhan kesehatan khususnya tentang
Berdasarkan data di atas tingkat pendidikan seks maupun tentang seks
pengetahuan remaja rendah sebelum pranikah baik itu melalui peyuluhan yang
diberikan penyuluhan (70,7%), setelah diselenggarakan oleh pihak sekolah
diberikan penyuluhan (8,6%) remaja maupun yang bekerja sama dengan pihak
memiliki pengetahuan rendah. puskesmas. Sejalan dengan teori
Hasil penelitian ini hampir sama pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010)
dengan yang dilakukan oleh Rahayu & dkk bahwa pendidikan formal dan informasi
(2013) bahwa terdapat perubahan nilai mempengaruhi tingkat pengetahuan
yang signifikan antara sebelum dilakukan seseorang.
penyuluhan dan setelah dilakukan Penyuluhan yang diberikan kepada
penyuluhan yaitu 89% remaja memiliki responden menggunakan metode ceramah
pengetahuan kurang sebelum diberikan yang diselingi dengan sesi tanya jawab
penyuluhan, dan 8,9% remaja memiliki sehingga peneliti dapat berinteraksi secara
pengetahuan kurang setelah diberikan maksimal dengan responden dan metode
penyuluhan. curah pendapat yang dilakukan setelah
Pengetahuan adalah hasil pengindraan responden disajikan dengan materi. Sesuai
manusia, atau hasil tahu seseorang dengan teori dalam Maulana (2009)
terhadap objek melalui indera yang penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
dimilikinya. Dengan sendirinya, pada pendidikan kesehatan yang dilakukan
waktu pengindraan sampai menghasilkan dengan menyebarkan pesan,
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi meningkatkan pengetahuan, menanamkan
oleh intensitas perhatian dan persepsi keyakinan sehingga masyarakat tidak saja
terhadap objek. Sebagian besar sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau
pengetahuan seseorang diperoleh melalui dan dapat melakukan anjuran yang
indra pendengaran yaitu telinga dan indra berhubungan dengan kesehatan.
penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, Pengetahuan rendah pada remaja masih
2012). dapat diatasi dengan pemberian informasi
Perilaku seksual pranikah merupakan seperti penyuluhan kesehatan pada remaja
prilaku seks yang dilakukan tanpa melalui sejak dini agar remaja dapat memiliki
proses pernikahan resmi menurut agama pengetahuan yang komprehensif dan dapat
dan kepercayaan masing-masing. Perilaku terhindar dari dampak buruk akibat seks
seksual pranikah berupa segala tingkah pranikah pada remaja.
laku yang didorong oleh hasrat seksual
yang dilakukan sendiri, dengan lawan 2.Distribusi Frekuensi Sikap Remaja
jenis, maupun sesama jenis tanpa adanya Sebelum dan sesudah diberikan
ikatan pernikahan yang sah (Namora, Penyuluhan tentang Seks Pranikah di
2013). Pengetahuan seks pranikah yang SMK Negeri 8 Padang Tahun 2017
paling banyak tidak diketahui responden
Sikap
sebelum penyuluhan yaitu pengetahuan
Prestest Post test

48
f % f % pasangannya (pacar) masih banyak remaja
Negatif 26 44,8 20 34,5 yang menjawab sangat setuju.
Positif 32 55,2 38 65,5 Sikap dapat bersifat positif dan dapat
negatif pada domain kognitif dalam arti
Jumlah 58 100 58 100
subjek mengetahui terlebih dahulu
terhadap simulasi yang berupa materi atau
Berdasarkan data di atas sikap remaja informasi sehingga menimbulkan respon
sebelum diberikan penyuluhan 26 (44,8%) batin dalam bentuk sikap individu
memiliki sikap negatif, dan setelah terhadap objek yang diketahui dan
diberika penyuluhan 20 (34,5%) responden disadari sepenuhnya akan menimbulkan
memiliki sikap negatif. respon yang lebih jauh yaitu tindakan
Penelitian sejalan dengan penelitian (Azwar, 2016).
yang dilakukan oleh Dodi kurniati di SMA Penyuluhan kesehatan merupakan
Muhammadiyah 4 Kartasura tahun 2015 suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi
bahwa terdapat kesamaan pada hasil perubahan perilaku responden meliputi
penelitian yang dilakukan sebelum perubahan pengetahuan dan sikap. Dengan
diberikan penyuluhan sikap negatif remaja diberikannya penyuluhan maka responden
48% menurun setelah diberikan mendapat pembelajaran dan informasi
penyuluhan menjadi 20% remaja memiliki yang menghasilkan suatu perubahan.
sikap negatif. Remaja yang mendapatkan cukup
Sikap adalah reaksi atau respon informasi mengenai seks diharapkan akan
seseorang yang masih tertutup terhadap lebih bersikap bijaksana untuk tidak
stimulus atau objek tertentu. Sedangkan melakukan seks pranikah, sedangkan
menurut W.J Thomas memberikan batasan remaja dengan pengetahuan yang kurang
sikap sebagai tingkatan kecenderungan mengenai seks mungkin akan lebih sulit
yang bersifat positif maupun negatif yang bersikap bijaksana mengenai seks
berhubungan dengan obyek psikologi pranikah dan akibat yang dapat
(Notoadmodjo, 2007). ditimbulkan dari hal tersebut. Diharapkan
Perilaku seks pranikah pada remaja pihak sekolah lebih sering memberikan
adalah segala tingkah laku remaja yang penyuluhan tentang seks pranikah dan
didorong oleh hasrat baik dengan lawan menjadikan kegiatan rutin di sekolah
jenis maupun sesama jenis yang dilakukan setiap bulannya sehingga dapat
sebelum adanya hubungan resmi sebagai mempengaruhi sikap remaja untuk
suami istri. Objek seksualnya bisa berupa menghindari perilaku seks pranikah sesuai
orang lain, orang dalam khayalan, atau diri yang diharapkan.
sendiri (Soetjiningsih , 2010).
Asusmsi peneliti, sikap remaja tentang 3. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat
seks pranikah adalah bagaimana Pengetahuan Remaja Sebelum dan
kecenderungan remaja terhadap seks Sesudah dilakukan Penyuluhan tentang
pranikah baik itu kecenderungan positif Seks Pranikah di SMK Negeri 8 Padang
ataupun negatif, remaja menjauhi segela Tahun 2017
bentuk perilaku seks pranikah ataupun
melakuka seks pranikah. Dari 10 Tingkat mean SD SE Sig. (2- n
pernyataan sikap yang diberikan kepada Pengetahuan
tailed)
remaja kebanyakan remaja menjawab Prestest 10,34 52,32 0,30
sangat setuju tentang pertanyaan yang Postest 16,28 82,67 0,35 0,000 58
tidak mendukung (negatif) sebelum
diberikan penyuluhan, seperti pernyataan Berdasarkan hasil penelitian tabel 3
menurut saya seks boleh dilakukan remaja rata-rata tingkat pengetahuan remaja
sebagai ekspresi cinta yang tulus untuk tentang seks pranikah pada saat pretest
adalah 10,34 dan pada saat posttest rata-

49
rata tingkat pengetahuan remaja 16,28. kebiasaan yang menggantungkan
Dari uraian tersebut dapat dilihat kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
perbedaan nilai mean antara pretest dan Pengetahuan seseorang diperoleh
postest adalah 5,94. melalui indera pendengaran yaitu telinga
Setelah dilakukan uji statistic dan indra penglihatan yaitu mata, dengan
menggunakan uji T diperoleh sig. 2-tailed memberikan informasi melalui
yaitu 0,000 < 0,005, dengan demikian Ha penyuluhan dengan mendengar dan
diterima artinya terdapat pengaruh melihat penyuluhan yang diberikan maka
penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan remaja akan mendapatkan pengetahuan
remaja sebelum dan sesudah diberikan tentang seks pranikah. Metode penyuluhan
penyuluhan tentang seks pranikah. merupakan metode pendidikan kesehatan
Hasil penelitian ini mendukung yang efektif untuk meningkatkan
penelitian yang dilakukan oleh Dodi pengetahuan kesehatan remaja. Tujuan
(2015) di SMA Muhammadiyah 4 dilakukannya penyuluhan kesehatan tidak
Kartasura bahwa penyuluhan berpengaruh hanya untuk meningkatkan pengetahuan
pada peningkatan pengetahuan dan sikap saja namun juga diharapkan dapat
remaja tentang seksual pranikah. Adanya mempengaruhi sikap. Menurut
kesamaan hasil penelitian ini disebabkan Notoatmodjo (2010), pendidikan
oleh metode pendidikan kesehatan yang kesehatan merupakan suatu kegiatan atau
sama yaitu penyuluhan dan materi usaha untuk menyampaikan pesan
penyuluhan yang dipersepsikan menarik kesehatan kepada masyarakat, kelompok
oleh peneliti sejalan dengan teori atau indidvidu sehingga terjadi perubahan
(Waryana, 2016) bahwa penyuluhan akan perilaku kesehatan yang lebih baik.
efektif apabila mengacu pada minat dan Asumsi peneliti, pengetahuan tentang
kebutuhan masyarakat. bentuk perilaku dan dampak seks pranikah
Pengetahuan atau kognitif merupakan pada remaja sangat perlu diperhatikan dan
domain terpenting bagi terbentuknya ditingkatkan agar tidak terjadi dampak
tindakan seseorang. Pengetahuan buruk psikologis dan sosial terhadap
diperlukan sebagai pendorong psikis dalam remaja seperti kejadian hamil diluar nikah,
menumbuhkan sikap dan perilaku setiap aborsi, tersinfeksi penyakit menular
hari, sehingga dapat dikatakan bahwa seksual bahkan HIV-AIDS pda remaja.
pengetahuan merupakan stimulasi terhadap Selain itu, seks pranikah pada remaja juga
tindakan seseorang (Kholid, 2014). dapat berpengaruh buruk kepada keluarga
Perilaku seksual pranikah merupakan dan masyarakat di sekitarnya. Peneliti juga
prilaku seks yang dilakukan tanpa melalui mengharapkan sekolah bekerjasama
proses pernikahan resmi menurut agama dengan tenaga kesehatan seperti
dan kepercayaan masing-masing. Perilaku puskesmas, institusi kesehatan ataupun
seksual pranikah adalah segala tingkah klinik swasta disekitar sekolah tersebut
laku yang didorong oleh hasrat seksual melakukan penyuluhan atau kegiatan
yang dilakukan sendiri, dengan lawan lainnya seperti menampilkan akibat dan
jenis, maupun sesama jenis tanpa adanya dampak seks pranikah pada remaja
ikatan pernikahan yang sah (Namora, melalui Program Kesehatan Reproduksi
2013). Remaja (PKRR) untuk meningkatkan
Penyuluhan kesehatan adalah proses pengetahuan dan sikap remaja tentang
menjembatani kesenjangan antara kesehatanya diajdikan kegiatan rutin
informasi kesehatan dan praktek puskesmas setempat. Kepada peneliti
kesehatan, yang memotivasi seseorang selanjutnya untuk dapat mengembangkan
untuk memperoleh informasi dan berbuat metode lain yang lebih bervariasi dan
sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menarik sehingga dapat meningkatkan
menjadi lebih sehat dengan menghindari pengetahuan remaja mengenai seks
kebiasaan buruk dan membentuk pranikah.

50
dampak melakukan seks pranikah
4. Pengaruh Penyuluhan terhadap Sikap tersebut. Sikap responden sebelum
Semaja Sebelum dan Sesudah dilakukan diberikan penyuluhan lebih banyak sikap
Penyuluhan tentang Seks Pranikah negatif karena kurangnya pendidikan
diSMKNegeri 8 Padang Tahun 2017 kesehatan khususnya tentang seks baik
dari pihak sekolah maupun dari tenaga
Tingkat mean SD SE Sig. (2- n kesehatan di wilayah itu sendiri. Selain
Pengetahuan tailed)
itu, masih terdapat remaja yang memiliki
Prestest 27,8 66,3 0,83
Postest 36,02 3,19 0,42 0,000 58 sikap negatif setelah diberikan penyuluhan
dikarenakan remaja belum memiliki
Pada tabel di atas sebelum diberikan pengetahuan yang komperhensif tentnag
penyuluhan tentang seks pranikah rata-rata seks pranikah. Hal ini sejalan dengan
sikap remaja 27,86 dan setelah diberikan survey awal peneliti bahwa belum pernalh
penyuluhan rata-rata meningkat menjadi dilakukan penyuluhan yang efektif secara
36,02. langsung di SMK negeri 8 Padang tentang
Setelah dilakukan uji statistic seks pranikah.
menggunakan uji Tdiperoleh sig. 2-tailed Pemberian pendidikan atau penyuluhan
yaitu 0,000 < 0,005 dengan demikian, Ha kesehatan yang efektif dan teratur
diterima artinya terdapat pengaruh diharapkan dapat meningkatkan
penyuluhan terhadap sikap remaja sebelum pengetahuan dan sikap remaja dalam
dan sesudah diberikan penyuluhan tentang menghindari terjadinya masalah
seks pranikah. seksualitas pada remaja seperti aborsi,
Penelitian ini sejalan dengan infeksi penyakit menular maupun
penelitian yang dilakukan oeh Rahayu & pernikahan dini yang dapat
dkk (2013) di SMAN 1 Lubuk Dalam mengakibatkan remaja putus sekolah.
Kabupaten Siak Sri Indrapura bahwa Organisasi siswa bersama guru bimbingan
terdapat perbedaan yang signifikan pada konseling disekolah diharapakan dapat
sikap remaja tentang seks pranikah melanjutkan pemberian pendidikan
sebelum dan sesudah dilakukan kesehatan tentang seks pranikah kepada
penyuluhan dengan p value 0,001. Hal ini sesama teman dan remaja lainnya
sesuai dengan teori Azwar (1995) dalam terutama kepada siswa baru melalui
Wawan & Dewi (2010), pembentukan kegiatan OSIS disaat Masa Orientasi
sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor Siswa (MOS) disetiap tahun ajaran baru.
yaitu, pengalaman pribadi, pengaruh orang Selain itu, diharapkan juga jika
yang dianggap penting, pengaruh memungkinkan pihak sekolah
kebudayaan, media massa, lembaga menambahkan pendidikan seksual
pendidikan dam lembaga agama serta kedalam mata pelajaran seperti menambah
faktor emosional dalam diri individu itu mata pelajaran kesehatan reproduksi
sendiri. remaja atau dimasukkan kedalam
Sikap adalah keteraturan tertentu penambahan ekstrakurikuler karena saat
dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran ini pendidikan seksual sudah tidak
(kognisi), dan predisposisi tindakan dianggap tabu lagi dan merupakan hal
(konasi) seseorang terhadap suatu aspek yang penting untuk mencegah remaja
dilingkungan sekitarnya (Azwar, 2016). melakukan seks pranikah.
Menurut asumsi peneliti terjadinya
penurunan perubahan sikap remaja SIMPULAN
sebelum dan sesudah diberikan Berdasarkan hasil penelitian, analisa
penyuluhan karena setelah diberikan dan pembahasan pengaruh penyuluhan
penyuluhan remaja mengetahui bentuk terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
perilaku seks pranikah pada remaja dan remaja tentang seks pranikah sebelum dan

51
sesudah diberikan penyuluhan di SMK Reproduksi Terhadap Pengetahuan
Negeri 8 Padang tahun 2017, maka dapat Dan Sikap Remaja Tentang Seks
ditarik kesimpulan sebagai berikut : Pranikah Di SMA Muhammadiyah 4
1. Didapatkan lebih dari separuh (70,7%) Kartasura (Skripsi), Surakarta:
responden remaja di SMK Negeri 8 Universitas Muhammadiyah.
Padang tahun 2017 memiliki tingkat Kementrian Kesehatan RI, 2015.Situasi
pengetahuan rendah sebelum diberikan Kesehatan Reproduksi Remaja,
penyuluhan tentang seks pranikah InfoDatin Pusat data dan Informasi
menjadi sebagian kecil dari separuh Kementerian kesehatan RI, 2015
(8,6%) setelah dilakukan penyuluhan. Kholid Ahmad, 2014. Promosi Kesehatan.
2. Didapatkan kurang dari separuh Jakarta: Raja Grafindo Persada.
(44,8%) remaja di SMK Negeri 8 Lumongga Namora Lubis, 2013. Psikologi
Padang tahun 2017 memiliki sikap Kespro Wanita & Perkembangan
negatif sebelum dilakukan penyuluhan Reproduksinya Di Tinjau Dari Aspek
menjadi lebih dari separuh (65,5%) Fisik Dan Psikologinya, Jakarta:
responden remaja memiliki sikap positif Kencana Prenada Media Group
setelah dilakukan penyuluhan. Maulana, 2009. Promosi Kesehatan,
3. Adanya pengaruh penyuluhan terhadap Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
tingkat pengetahuan remaja tentang seks Notoatmodjo, 2012. Promosi Kesehatan
pranikah sebelum dan sesudah dan perilaku Kesehatan, Jakarta:
dilakukan penyuluhan di SMK Negeri Rineka Cipta.
8 Padang tahun 2017. Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian
4. Adanya pengaruh penyuluhan terhadap Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
sikap remaja tentang seks pranikah Notoatmodjo, 2010. Promosi Kesehatan,
sebelum dan sesudah dilakukan Teori dan Aplikasi, Jakarta:Rineka
penyuluhan di SMK Negeri 8 Padang Cipta
tahun 2017. Rahayu (dkk), 2013. Pengaruh Kegiatan
Penyuluhan Dalam Pelayanan
UCAPAN TERIMAKASIH Kesehatan Peduli Remaja (PKRR)
Penelitian ini tidak lupuh dari segala Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
bantuan dan arahan dari berbagai pihak, Remaja Tentang Seks Pranikah Di
terutama peneliti mengucapkan terima SMA 1 Lubuk Dalam Kabupaten Siak
kasih kepada: Sri Indrapura (Skripsi), Riau: Alumni
1. Kepala sekolah SMKN 8 Padang telah USU
bersedia membantu dan menfasilitisi Rumini & Sundari, 2013. Perkembangan
peneliti dalam penelitian ini. Anak dan Remaja, Jakarta: Rineka
2. Ketua Sekolah Ilmu Kesehatan Alifah Cipta
Padang dan bagian UPPM yang telah Sarwono. S. W, 2012. Psikologi Remaja,
memberi kesempatan untuk peneliti Jakarta: Raja Grafindo.
dalam melakukan penelitian Sarwono. S. W, 2009. Pengantar
Psikologi Umum, Jakarta: Raja
DAFTAR PUSTAKA Grafindo Persada.
Abu Sukawati Bakar, 2014 Kesehatan Setiyaningrum, 2015. Pelayanan
reproduksi dan keluarga berencana Keluarga Berencana & Kesehatan
dalam Tanya jawab, Jakarta : PT. Reproduksi,Jakarta: Trans Info
Rajagrafindo Persada. Media.
Azwar Saifuddin, 2016. Sikap Manusia
Teori dan Pengukurannya, Soetjiningsih, 2010. Tumbuh Kembangan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Remaja dan Pemersalahannya,
Dodi N, 2015. Pengaruh Promosi Jakarta: Sagung Seto.
Kesehatan Tentang Kesehatan

52
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Suyanto, 2011. Metodologi dan Aplikasi
Penelitian Keperawatan, Yogyakarta :
Nuha Medika.
Waryana, 2016. Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat,
Yogyakarta: Nuha Medika.
Walgito, 2010. Psikologi Sosial suatu
Pengantar, Jakarta: Sagung Seto
Wawan dan Dewi, 2010. Teori
Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha
Medika.

53

Das könnte Ihnen auch gefallen