Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
K DENGAN
Disusun Oleh:
KASIMAN
2013/2014
A. Biodata
• Nama :Sdr.K
• Umur : 19 Tahun
• Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
• Pekerjaan : Siswa
B. Pengkajian
Pasien datang ke IGD pada tanggal 04 November 2013 pukul 14.30 WIB dengan keluhan peradangan
pada kulit dan gatal gatal.
Pasien mengatakan bahwa ia belum pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya.
Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti dirinya. Pasien
mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan..
· Pola Oksigenasi
· Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Klien makan 2x/hari tanpa nasi. Minum 1-4 gelas/hari
· Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan kadang-kadang tidur siang, tidur tidak ada keluhan.
Sebelum sakit : Pasien mengatakan memakai pakaian biasa, hanya terkadang memakai pakaian hangat
saat udara dingin.
Saat dikaji : Pasien mengatakan hanya menggunakan baju seadanya,karena tidak tahan terkena
gesekan dari bajunya.
· Pola Berpakaian
· Pola Komunikasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan merasa nyaman dengan keluarga dan lingkungan.
Saat dikaji : Klien mengatakan tidak nyaman dengan keadaanya yang gatal .
· Pola Spiritual
· Pola Rekreasi
· Pola Belajar
Saat dikaji : Klien tahu tentang penyakitnya karena bertanya dengan petugas medis.
6) Pemeriksaan Fisik
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 37 °C
- TB = 160 cm
- BB = 65 kg
Ø Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut rontok, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih.
Ø Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, bersih dan tidak ada serumen
Ø Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak
ada kaku kuduk.
Ø Dada
Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada
retraksi otot bantu pernafasan,ada sedikit alergi gatal.
Ø Perut
Ø Kulit : -kering
-kemerahan(rubor)
No
Waktu
Data Fokus
Etiologi
Masalah
1.
DS : Pasien mengeluh peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal.
DO :
2.
05/11/2013/ 10.15WIB
3.
DS : Pasien mengatakan belum tahu tentang penyakit yang dideritanya sehingga pasien terkadang
merasa khawatir akan kemungkinan sembuh, penanganan akan apa yang dia rasakan dari penyakitnya.
Pasien mengatakan ingin tahu mengenai perihal penyakitnya
Defisiensi pengetahuan
Kurang pajanan
Diagnosa Keperawatan
INTERVENSI
Waktu
No Dx
Intervensi
05 /11/ 2013/ 10.00 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan dapat menunjukkan tidak ada
integritas kulit dengan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gangguan resiko kerusakan kulit
pasien teratasi dengan criteria hasil:
1. Anjurkan pasien untuk diseka 2x sehari dengan menggunakan sabun mengandung pelembab
2. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang penyakit dan tingkat kesembuhannya.
3. Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaanya.
IMPLEMENTASI
Tanggal/jam
No Dx
Implementasi
Evaluasi Formatif
Ttd
WIB
WIB
2. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang penyakit dan tingkat kesembuhannya.
- Pasien tidak banyak bertanya, pasien dan keluarga dapat menyebutkan makanan yang boleh
dimakan.
EVALUASI
Waktu
No Dx
SOAP
TTD
WIB
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan obat penghilang rasa gatal
WIB
P : Lanjutkan intervensi
WIB
A :Masalah teratasi
I.PENGKAJIAN
1. Pengkajian
Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan sumber informasi)
Identitas Penanggung (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien)
Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:
ü Keluhan utama
ü Kronologis keluhan
Pasien mengeluh nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul kemerahan pada kulit,mual
muntah,dan terasa gatal tertahankan lagi sehingga pasien dibawa ke rumah sakit.
Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan
penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah mengalami nyeri
perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal
dan pernah menjalani perawatan di RS atau pengobatan tertentu.
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang sama.
Riwayat Psikososial dan Spiritual
Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit pasien terhadap
keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres, persepsi pasien
terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia saat ini, dan sistem nilai kepercayaan.
Bernafas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur respirasi rate.
Makan
Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS, apakah pasien mengalami mual
atau muntah ataupun kedua-duanya.
Minum
Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada perubahan (lebih banyak
minum atau lebih sedikit dari biasanya).
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan aktivitasnya saat menderita suatu
penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami alergi) atau saat menjalani perawatan di RS.
Rasa Nyaman
Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya, misalnya pasien merasa nyeri
di perut bagian kanan atas (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi,
lamanya dan skala nyeri)
Kebersihan Diri
Rasa Aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya, dan
apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS.
Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan lingkungan sekitar (termasuk
terhadap pasien lainnya).
Pengetahuan
Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan terapi yang akan
diberikan untuk kesembuhannya.
Rekreasi
Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
Spiritual
Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya adalah
karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.
v Pemeriksaan fisik
¶ Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Keadaan fisik
Dada
Abdomen
Genitalia
Integument
Ekstremitas
Pemeriksaan neurologist
v Pemeriksaan Penunjang
v Uji kulit : sebagai pemerikasaan penyaring (misalnya dengan alergen hirup seperti tungau, kapuk,
debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makanan seperti susu, telur, kacang, ikan).
v Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai
neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan.
v IgE total dan spesifik: harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih
dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit
atau keadaan depresi imun seluler.
v Tes intradermal nilainya terbatas, berbahaya.
v Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan
inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM. IgE ( dengan mikroskop
imunofluoresen ).
Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti
v Analisa Data
Data Subjektif
Sesak nafas
Mual, muntah
Meringis, gelisah
Gatal – gatal
Batuk
v Data objektif
Penggunaan O2
Terlihat pucat
Pembengkakan pada bibir
III.RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan : setelah diberikan askep selama ….x15 menit. diharapkan pasien menunjukkan pola nafas efektif
dengan frekuensi dan kedalaman rentang normal.
Kriteria hasil :
Frekuensi pernapasan pasien normal (16-20 kali per menit)
Intervensi :
Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan ekspansi paru. Catat upaya pernapasan, termasuk
pengguanaan otot bantu/ pelebaran masal.
R/ : kecepatan biasanya meningkat. Dispenea dan terjadi peningakatan kerja napas. Kedalaman
pernapasan berpariasi tergantung derajat gagal napas. Ekspansi dada terbatas yang berhubungan
dengan atelektasis atau nyeri dada pleuritik.
Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius seperti krekels, mengi, gesekan pleura.
R/ : bunyi napas menurun/ tak ada bila jalan napas obstruksi sekunder terhadap pendarahan, bekuan/
kolaps jalan napas kecil (atelektasis). Ronci dan mengi menyertai obstruksi jalan napas/ kegagalan
pernapasan.
Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun dari tempat tidur dan ambulansi
sesegera mungkin.
R/ : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernapasan. Pengubahan posisi dan
ambulansi meningkatkan pengisian udara segmen paru berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.
R/ : kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering atau iritasi. Sputum berdarah dapat diakibatkan oleh
kerusakan jaringan atau antikoagulan berlebihan.
R/ : memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran secret untuk
memudahkan pembersihan.
Tujuan : setelah diberikan askep selama ….x.24 jam diharapkan suhu tubuh pasien menurun
Kriteria hasil :
Intervensi :
Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi
R/: Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan mendekati normal
Kriteria hasil :
Intervensi :
R/: Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan predisposisi untuk
kerusakan kulit
Tujuan : setelah diberikan askep selama ….x24 jam diharapkan kekurangan volume cairan pada pasien
dapat teratasi.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Ukur dan pantau TTV, contoh peningakatan suhu/ demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik.
R/ : peningkatan suhu atau memanjangnya demam meningkatkan laju metabolic dan kehilangan cairan
melalui evaporasi. TD ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan
sistemik.
R/ : indicator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering
karena napas mulut dan oksigen.
R/ : pada adanya penurunan masukan/ banyak kehilangan, penggunaan parenteral dapat memperbaiki
atau mencegah kekurangan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam diharapkan nyeri pasien teratasi
kriteria hasil :
– Skala nyeri 0
Rektal (36,7-38,10C)
Axilla (35,5-36,40C)
Intervensi :
1.Ukur TTV
6.Observasi gejala-gejala yang berhubungan, seperti dyspnea, mual muntah, palpitasi, keinginan
berkemih.
IV.EVALUASI
Diagnosa Evaluasi
O : pasien bernafas normal (16-24 x/menit),tidak terdapat tanda-tanda sianosis,pasien tidak mengalami
gangguan pola nafas,pasien tidak tampak menggunakan alat bantu pernapasan.
A : tujuan tercapai
O: Suhu tubuh pasien kembali normal ( 36,5 oC -37,5 oC),bibir pasien tidak tampak bengkak lagi.
A:Tujuan tercapai
A : tujuan tercapai
A : tujuan tercapai
DAFTAR PUSTAKA