Sie sind auf Seite 1von 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang yang
dicintai dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut sangat
memengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya sehingga mengganggu
harga diri seseorang.
Banyak dari individu-individu yang setelah mengalami suatu kejadian yang buruk
dalam hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan kepercayaan dirinya. Dia
merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan apa-apa lagi, semua yang telah
dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak berguna, dan masih banyak prasangka-
prasangka negative seorang individu kepada dirinya sendiri. Untuk itu, dibutuhkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa percaya diri dalam individu itu
dapat muncul kembali. Termasuk bantuan dari seorang perawat. Perawat harus dapat
menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik
menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskaan suatu masalah “asuhan
keperawatan pada klien harga diri rendah”

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian harga diri rendah


2. Mengetahui tanda dan gejala harga diri rendah
3. Mengetahui asuhan keperawatan klien harga diri rendah

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang
lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta
keinginannya. Bech, William dan Rawlin lebih menjelaskan bahwa konsep diri adalah
cara individu memasang dirinya secara utuh, fisik, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual.
Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman pribadi individu
berhuubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan dunia luar dirinya, konsep diri
berkembang terus mulai dari bayi hingga lanjut usia. Konsep diri belum ada saat bayi
dilahirkan, tetapi mulai berkembang secara bertahap saat bayi mulai mampu mengenal
dan membedakan dirinya dengan orang lain dan mempunyai pengalaman dalam
berhubungan dengan orang lain. Perkembangan ini saat dipengaruhi oleh kemampuan
bicara individu, pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri
karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan tidak mampu. Perasaan diterima
atau ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasi
perilaku orang lain. Dan mempunyai penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku
dan nilai.
Memahami konsep diri sangat penting bagi perawat karena asuhan keperawatan
diberikan secara utuh bukan hanya penyakit saja tetapi juga menghadapi individu yang
mempunyai pandangan, nilai dan pendapat tertentu tentang dirinya.
2. Komponen Konsep Diri
Konsep diri :
a. Citra tubuh
b. Ideal diri
c. Harga diri
d. Identitas diri
e. Peran

2
3. Rentang Respon Konsep Diri

Adaptif Mal-adaptif

Aktualisasi diri konsep diri postif HDR keracunan identitas


depersonalisasi

Keterangan :

1) Respon adaftif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikan secara baik antara lain :
a. Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi masa
lalu akan diri dan perasaannya.
b. Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah.
2) Respon Mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana
individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respn maladaptif gangguan
konsep diri adalah :
a. Gangguan harga diri : transisi antara respon konsep diri positif dan maladaptif
b. Kekacauan idetitas : identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) : tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yangbkurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara inti. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain.
A. Harga Diri (self esteem)

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan


menganalisa seeberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaina ideal diri
atau cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.

Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dari menganalisa seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
Individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak
dicintai atau tidak diterima di lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya

3
penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatkan usia dan
terancam pada masa pubertas. Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen
menyatakan ada 4 hal yang dapat meningkatkan harga diri anak yaitu :

1. Memberi kesempatan untuk berhasil


2. Menanamkan idealisme
3. Mendukung aspirasi atau ide
4. Membantu membentuk koping

Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :

1. Situalional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus operasi,


kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan
malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, diruduh KKN, dipenjara tiba-
tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
 Privacy yang kurang diperhatikan, misalnyan pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran rambut
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal)
 Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/sakit.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama yaitu
sebelum sakit. Klien mempunyai cara berfikir yang negatif, kejadian sakit.
Dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap lainnya.
B. Tanda dan Gejala yang dapat dikaji :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan penyakit,
misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapatkan terapi
sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera
ke rumaah sakit), menyalahkan, mengejek dan mengkritik diri sendiri
c. Merendahkan maratabat, misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa

4
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan
orang lain, lebih suka sendiri
C. Masalah keperawatan yang mungkin muncul :
1. Gangguan harga diri rendah situasional dan kronik
2. Keputusasaan
3. Isolasi sosial menarik diri
4. Resiko perilaku kekerasaan
D. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
a) Faktor predisposisi
 Penolakan
 Kurang penghargaan
 Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu
dituntut
 Persaingan antar saudara
 Kesalahan dan kegagalan berulang
b) Faktor presitasi
Trauma : masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang membuat
individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti
penganiayaan seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau meraasa
terancam atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan.
c) Perilaku
 Mengkritik diri atau orag lain
 Produktivitas menurun
 Gangguan berhubungan
 Ketegangan peran
 Pesimis menghadapi hidup
 Keluhan fisik
 Penolakan kemampuan diri
 Pamdangn hidup bertentangan
 Menarik diri secara soail
 Merasa tidak mampu
 Merasa bersalah

5
d) Mekanisme koping

1. Pertahanan jangka pendek

Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis, misalnya: kerja
keras, nonton, dll.

Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, misalnya : kompetesi


pencapaian akademik.

Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya : penyalahgunaan obat.

2. Pertahanan jangka panjang

Penutupan identitas

Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu
tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, potensi diri individu.

Identitas negative

Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat di terima oleh nilai-nilai harapan
masyarakat.

3. Mekanisme pertahanan ego

 Fantasi
 Disosisasi
 Isolasi
 Proyeksi
 Displacement
 Marah/amuk pada diri sendiri

E. Diagnosa Keperawatan

Harga diri rendah

a.Rencana tindakan keperawatan

6
Diagnosa keperawatan yang akan dilakukan tindakan keperawatan adalah gangguan harga
diri yaitu harga diri rendah.

Berdasarkan standart operasional prosedur (SOP) yang berlaku rencana keperawatan


psikososial dimana intervensi spesifik pada klien yang mengalami gangguan konsep diri yaitu
harga diri rendah

Tujuan Umum : Klien memiliki konsep diri yang positif

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dengan kriteria
evaluasi setelah satu kali pertemuan klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan perawat.

Tindakan keperawatan :

Bina hubungan saling percaya dengan melakukan :

a. Salam terapeutik
b. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
c. Perkenalkan diri dengan sopan, tanyalan nama lengkap klien dan nama panggilan
yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji
e. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya, beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
f. Buat kontrak yang jelas yaitu, topic, waktu, tempat, tujuan.

2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimilki dengan
kriteria evaluasi setelah satu kali interaksi klien dapat menyebutkan kemampuan yang
dimilki klien, aspek positif keluarga dan lingkungan klien.

Tindakan keperawatan :

a. Diskusikan dengan klien tentang aspek positif yang dimilki klien, keluarga dan
lingkungan,. Dan kemampuan yang dimiliki klien.
b. Bersama klien buat daftar tentang aspek positif klien,keluarga, dan lingkungan
dan kemampuan yang dimiliki.

7
c. Berikan “reinforcement” pujian yang realistis terhadap aspek positif klien.
d. Hindarkan memberi penilaian yang negatif

3.Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksankanan dengan kriteria
evaluasi setelah satukali berinteraksi klien dapat menyebutkan kemampuan yang
dilaksanakan.

Tindakan keperawatan :

a. Diskusikan denmgan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan


b. Diskusikan denmgan klien kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.

4.Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksankanan dengan 8riteria
evaluasi setelah satukali berinteraksi klien dapat membuat rencana kegiatan harian.

Tindakan keperawatan :

a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemampuan klien melalui kegiatan mandiri atau dengan bantuan
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien
c. Berikan contoh cara penatalaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan
d. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah di rencanakan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang di buat dengan criteria hasil
setelah satu kali berinteraksi klien melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan :

a. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telag direncanakan


b. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
d. Berikan pujian atas keberhasilan klien

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada dengan criteria evaluasi setelah
satu kali berinteraksi klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga

Tindakan keperawatan :

a. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga
diri rendah

8
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

b.Hasil yang di harapkan

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


2. Klien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya fisik, intelektual,
sistem pendukung.
3. Klien berperan serta salam perawatan dirinya
4. Percaya diri klien meningkat dengan menetapkan tujuan yang realistis

9
BAB III

KASUS

Klien Ny. V 42 tahun pernah dirawat di RSJ Bogor dua kali, di RS Ciptomangunkusumo
bagian jiwa dua kali dan sekarang dirawat di RSJ Dr.Suharto Herdjan untuk yang kedua
kalinya tanggal 19 agustus dengan alasan masuk RS karena klien marah-marah, bingung,
sedih tidak ada tempat tinggal, tidak ada yang menampung, bicara kacau, dan mudah
tersinggung.

Dari data primer dan sekunder tidak terungkap pengalaman penganiayaan, klien mengatakan
masalalunya yang tidak menyenangkan yaitu saat klien di PHK dan suaminya juga di PHK.

Klien mengatakan anak ke terakhir dari delapan bersaudara. Klien mengatakan sudah
menikah punya anak dua , laki-laki dan perempuan. Klien mengatakan tidak berguna karena
tidak bisa merawat anak dan memberikan tempat tinggal dank lien juga mengatakan dirinya
lemah tidak berdaya, tidak cantik lagi.

Analisa data dan masalah keperawatan :

Data subyektif :

Klien mengatakan tidak berguna, tidak bisa merawat anaknya dan memberikan tempat
tinggal. Klien mengatakan tidak berdaya, lemah, tidakk punya rumah, klien mengatakan tidak
ada yang istimewa pada dirinya, sudah tua, tidak cantik lagi dan hidungnya pesek.

Data obyektif :

Klien sulit berbicara, kontak mata berkurang, ekspresi wajah tidak bergairah, gaya bicara
pelan dan lambat,

Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

TUM : klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilki klien
3. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

10
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang di miliki
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung atau keluarga

Implementasi dan Evaluasi

1. Membina hubungan saling percaya


2. Mengucap salam
3. Memperkenalkan diri
4. Menanyakan nama klien
5. Menanyakan sudah berapa lama di rawat dan kenapa sampai dirawat

Evaluasi

Subjektif klien menjawab salam. Klien memperkenalkan namanya. Klien mengatakan


dirawat sudah 2 bulan. Klien mengatakan kalau di rumah di acuhkan serba salah. Klien
mengatakan tidak punya rumah sendiri.

Objektif

Klien mau manjawab salam, dan berjabat tangan, kontak mata kurang, klien mau menjawab
pertanyaan dengan lambat dan pelan.

Analisa : Klien mampu membina hubungan saling percaya

Planning untuk perawat : Di harapkan klien mampu atau dapat mengenal perawat.

Tindakan keperawatan pada mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien : Yaitu


merencakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan
kemampuan klien, membuat jadwal kegiatan harian.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi
dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan
objek, tujuan serta keinginannya. Bech, William dan Rawlin lebih menjelaskan bahwa
konsep diri adalah cara individu memasang dirinya secara utuh, fisik, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seeberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaina ideal diri atau cita-
cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dalami ermawati,SKp.2009.Asuhan Keperawatan Jiwa dengan masalah Psikososial.


Jakarta.Trans info media

13

Das könnte Ihnen auch gefallen