Sie sind auf Seite 1von 12

PENGARUH KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL, KUALITAS AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP


INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi pada Perusahaan LQ 45 (Non-Perbankan) Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012)

Siti Nur Hidayah1), Rita Andini, SE, MM2), Abrar Oemar, SE3)
1)
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang
2)
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang
3)
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRACT
If the integrity of financial statements said the financial statements meet the reliability and
quality in accordance with generally acceptable accounting principles. Information that has
high integrity have the ability to influence the decision readers of financial statements to help
make decisions. This study aims to empirically analyze the effect of the audit committee,
independent directors, institutional ownership, audit quality and the size of the company for
the integrity of the financial statements.
The population in this study are all companies Non-Banking recorded in the calculation
of LQ 45 period 2008-2012 totaling 45 companies. Based on LQ 45 (Non-Banking) listed in
Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period from 2008 to 2012 obtained a sample of
100 observational data from 20 companies. The sampling technique used purposive
sampling. Statistical analysis was conducted on the multiple linear regression and hypothesis
testing.
Based on the analysis of data it can be concluded; there is the influence of the audit
committee of the integrity of financial statements, are the influence of independent directors
on the integrity of the financial statements, There is no effect of institutional ownership on the
integrity of the financial statements, are the effect of audit quality on the integrity of the
financial statements, are the effect of firm size on the integrity of the financial statements

Keywords: Audit Committee, Independent Commissioner, Institutional Ownership, Quality


Audit, Company Size, Integrity Financial Statements

PENDAHULUAN (Mayangsari, 2003). Informasi akuntansi


Integritas laporan keuangan harus memenuhi tiga karakteristik
menunjukkan informasi yang benar, jujur, kualitatif informasi akuntansi yaitu
akurat serta bebas dari tindakan atau relevance, objectivity, dan reliability.
kegiatan yang dilakukan dan disengaja Integritas laporan keuangan dapat dicapai
oleh pihak manajemen perusahaan dalam apabila laporan keuangan mampu
memanipulasi angka-angka akuntansi memberikan informasi yang memiliki
yang terdapat dalam laporan untuk karakteristik-karakteristik tersebut.
menyesatkan pemakai laporan keuangan Integritas laporan keuangan dapat diukur
dalam menilai perusahaannya dengan konservatisma dan manajemen
2

laba, konservatisme adalah prinsip dalam kualitas audit dan ukuran perusahaan.
pelaporan keuangan yang dimaksudkan Obyek dalam penelitian ini memilih
untuk mengakui serta mengukur aktiva perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa
dan laba dilakukan dengan penuh kehati- Efek Indonesia sebagai objek penelitian
hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan karena perusahaan LQ 45 merupakan
bisnis yang dilingkup ketidakpastian perusahaan yang memiliki perdagangan
(Wibowo, 2002). Dalam penelitian terlikuid di Bursa Efek Indonesia selain itu
Mayangsari (2003), integritas laporan perusahaan LQ 45 merupakan deretan
keuangan adalah sejauh mana laporan perusahaan yang terdiri dari 45 saham
keuangan yang disajikan menunjukkan dengan transaksi terbanyak di Bursa Efek
informasi yang benar dan jujur. Indonesia. Berada dalam deretan LQ 45
Terdapat berbagai faktor yang merupakan kehormatan bagi sebuah
mempengaruhi integritas laporan perusahaan karena pasar modal terutama
keuangan, seperti komite audit, komisaris investor telah mengakui dan percaya
independen, kepemilikan institusional, bahwa tingkat likuiditas dan kapitalisasi
kualitas audit dan ukuran perusahaan. pasar dari perusahaan ini baik. Pemilihan
Hasil penelitian mengenai integritas Non-Perbankan sebagai sampel penelitian
laporan keuangan masih menghasilkan karena perusahaan LQ 45 lebih banyak
temuan yang tidak konsisten seperti terdapat perusahaan Non-Perbankan dari
Susiana & Herawaty (2007), hasil pada perusahaan Perbankan sehingga lebih
penelitian menunjukkan Independensi, mencerminkan hasilnya. Selain itu dari
komite audit, komisaris independen, beberapa penelitian terdahulu masih
kepemilikan institusional, kepemilikan terjadi perbedaan hasil penelitian
manajemen mempunyai pengaruh (research gap) dan terjadi ketidaksesuaian
terhadap integritas laporan keuangan. keadaan yang sebenarnya dengan teori
Penelitian Hardiningsih (2010), hasil yang sudah dijelaskan (research problem)
temuan menunjukkan bahwa independensi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
auditor tidak berpengaruh terhadap terhadap integritas laporan keuangan pada
integritas laporan keuangan. Kepemilikan perusahaan LQ 45 (Non-Perbankan) yang
manajerial signifikan berpengaruh terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
terhadap integritas laporan keuangan. Tahun 2008-2012.
Sementara komite audit, komisaris
independen, ukuran dewan komisaris, dan
kepemilikan institusional tidak Hipotesis
berpengaruh terhadap integritas laporan Komite Audit dan Integritas Laporan
keuangan Keuangan
Berdasarkan hasil penelitian yang Keberadaan komite audit
selama ini dilakukan pada penelitian- merupakan usaha perbaikan terhadap cara
penelitian terdahulu tentang integritas pengelolaan perusahaan terutama cara
laporan keuangan yang hasilnya sering pengawasan terhadap manajemen
mengalami kontradiktif satu dengan yang perusahaan, karenaa akan menjadi
lainnya. Maka penelitian ini termotivasi penghubung antara manajemen
untuk menguji kembali faktor-faktor yang perusahaan dengan dewan komisaris
mempengaruhi integritas laporan maupun pihak eksternal lainnya. Secara
keuangan yaitu komite audit, komisaris umum berdasarkan International Best
independen, kepemilikan institusional, Practice Forum Corporate Governance
3

Indonesia (FCGI) dalam Surya dan Keberadaan komisaris independen


Yushavardana (2006), komite audit pada suatu perusahaan memiliki pengaruh
mempunyai tanggungjawab pada tiga terhadap integitas suatu laporan keuangan
bidang, yaitu: yang dihasilkan oleh manajemen. Jika
1. Laporan Keuangan (Financial perusahaan memiliki komisaris
Reporting) independen maka laporan keuangan yang
Tanggungjawab komite audit di disajikan oleh manajemen cenderung
bidang laporan keuangan adalah untuk memiliki yang berintegritas, karena
memastikan bahwa laporan keuangan didalam perusahaan terdapat badan yang
yang dibuat manajemen telah mengawasi dan melindungi hak pihak-
memberikan gambaran yang pihak diluar manajemen perusahaan.
sebenarnya tentang kondisi keuangan, Terkait dengan integritas laporan
hasil usaha, rencana dan komitmen keuangan, terdapat penelitian sebelumnya
perusahaan jangka panjang mengenai hubungan antara komisaris
2. Tata Kelola Perusahaan (Corporate independen dengan integritas laporan
Governance) keuangan. Diantaranya penelitian Jama’an
Tanggungjawab komite audit di (2008) yang menunjukkan bahwa
bidang tata kelola perusahaan adalah keberadaan komisaris independen
memastikan bahwa perusahaan telah berpengaruh positif secara statistis
dijalankan sesuai dengan undang- meskipun signifikansinya rendah terhadap
undang dan peraturan yang berlaku, integritas laporan keuangan. Dengan
melaksanakan pengawasan secara demikian, hipotesis yang dapat
efektif terhadap benturan kepentingan dirumuskan adalah:
dan kecurangan yang dilakukan H2: Komisaris Independen
manajemen berpengaruh positif terhadap integritas
3. Pengawasan Perusahaan (Corporate laporan keuangan
Control)
Tanggungjawab komite audit di bidang Kepemilikan Institusional dan
pengawasan pada perusahaan termasuk Integritas Laporan Keuangan
di dalamnya hal-hal yang berpotensi Menurut Gunarsih (2004) tingkat
mengandung risiko dan sistem kepemilikan saham oleh manajerial yang
pengendalian intern serta memonitor cukup tinggi juga dapat berdampak buruk
proses audit yang dilakukan oleh terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan
auditor. Salah satu cara auditor karena manajer mempunyai hak voting
mempertahankan independensinya yang besar atas kepemilikannya yang
adalah dengan membentuk komite tinggi, sehingga mereka memiliki posisi
audit (Supriyono, 2008 dalam Susiana yang kuat untuk melakukan kontrol
dan Herawaty, 2007). terhadap perusahaan. Akibatnya pihak
Dengan demikian, hipotesis yang dapat pemegang saham eksternal akan
dirumuskan adalah: mengalami kesulitan untuk
H1: Komite audit berpengaruh mengendalikan tindakan manajer. Untuk
positif terhadap integritas laporan mengatasi kelemahan tersebut, Fama dan
keuangan Jensen dalam Listyani (2003)
menganjurkan pentingnya suatu
Komisaris Independen dan Integritas mekanisme pengawasan dalam
Laporan Keuangan perusahaan. Salah satu mekanisme
4

pengawasan tersebut yaitu dengan dengan kualitas audit (Lennox, 2000


mengaktifkan monitoring melalui dalam Susiana dan Herawaty, 2007).
investor-investor institusional. Dengan Penelitian DeAngelo (2001) yang dikutip
kepemilikan instutisional oleh perusahaan dari penelitian Lennox (2000)
investasi, bank, perusahaan asuransi, mengemukakan bahwa KAP yang besar
maupun lembaga lain seperti perusahaan- memiliki insentif yang lebih untuk
perusahaan akan mendorong munculnya menghindari hal-hal yang dapat merusak
pengawasan yang lebih optimal terhadap reputasinya dibandingkan dengan KAP
kinerja manajer. Kepemilikan institusional yang lebih kecil (dalam Susiana dan
sangat berperan dalam mengawasi Herawaty, 2007). Dengan demikian,
perilaku manajer sehingga integritas hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
laporan keuangan tetap terjaga dengan H4: Kualitas audit berpengaruh
baik. Hal ini dikarenakan, dengan adanya positif terhadap integritas laporan
pengawasan tersebut maka manajer akan keuangan
lebih berhati-hati dalam pengambilan
keputusan. Dengan demikian, hipotesis Ukuran Perusahaan dan Integritas
yang dapat dirumuskan adalah: Laporan Keuangan
H3: Kepemilikan institusi Ukuran perusahaan merupakan
berpengaruh positif terhadap integritas nilai yang menunjukkan besar kecilnya
laporan keuangan perusahaan (Taures, 2011). Terdapat
beberapa instrumen yang dapat digunakan
Kualitas Audit dan Integritas Laporan untuk mengukur besarnya ukuran
Keuangan perusahaan, seperti total penjualan, total
Para pengguna laporan keuangan aset, jumlah karyawan dan nilai
terutama para pemegang saham akan kapitalisasi pasar. Semakin besar
mengambil keputusan berdasarkan pada instrumen tersebut, semakin besar pula
laporan keuangan yang telah diaudit oleh ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
auditor. Hal ini berarti auditor merupakan dapat menunjukkan seberapa besar
pihak yang mempunyai peranan penting informasi yang terdapat di dalamnya, serta
dalam melakukan penilaian atas laporan mencerminkan kesadaran dari pihak
keuangan suatu perusahaan. Oleh karena manajemen mengenai pentingnya
itu, kualitas audit merupakan hal penting informasi. Teori sinyal memprediksikan
yang harus diperhatikan oleh auditor adanya hubungan positif antara ukuran
dalam proses pengauditan. Teoh (2003) perusahaan dengan integritas laporan
dalam Susiana dan Herawaty (2007) keuangan, karena perusahaan besar lebih
berargumen bahwa kualitas audit andal dalam menyajikan laporan keuangan
berhubungan positif dengan kualitas sehingga memiliki sinyal positif dimata
earnings, yang diukur dengan Earnings masyarakat (Jama’an, 2008). Selain itu,
Response Coefficient (ERC). Penelitian perusahaan besar lebih diperhatikan oleh
kali ini menilai kualitas auditor masyarakat sehingga akan lebih berhati-
berdasarkan pengelompokkan auditor big hati dalam melakukan pelaporan keuangan
four dengan non big four, dikarenakan (Ningsaptiti, 2010). Berdasarkan
salah satu KAP big five yaitu Arthur penjelasan diatas, maka hipotesis yang
Andersen telah dinyatakan collapsed. diajukan adalah:
Teori reputasi memprediksikan adanya
hubungan positif antara ukuran KAP
5

H5: Ukuran Perusahaan kondisi keuangan yang cukup baik. Dalam


berpengaruh positif terhadap integritas penelitian ini sampel yang diambil dari
laporan keuangan populasi dilakukan dengan purposive
sampling. Sumber data dalam penelitian
METODE PENELITIAN ini diperoleh dari laporan keuangan dan
Populasi adalah kumpulan objek laporan tahunan perusahaan yang telah
penelitian yang akan diteliti. Populasi dipublikasikan yang di ambil dari Bursa
penelitian ini adalah perusahaan- Efek Indonesia selama tahun 2008 hingga
perusahaan Non-Perbankan yang tercatat 2012 serta data dari Indonesian Capital
dalam perhitungan indeks LQ 45 periode Market Directory (ICMD). Metode
tahun 2008-2012 yang berjumlah 45 pengumpulan data yang diperlukan untuk
perusahaan, mempunyai saham yang membantu penelitian ini adalah metode
paling likuid dan memiliki kapitalitas dokumentasi. Dalam penelitian analisis
yang tinggi. Hal ini dilakukan karena data kuantitatif digunakan untuk mengolah
perusahaan Non-Perbankan yang masuk data dan dilakukan pengujian hipotesa
dalam perhitungan indeks LQ 45 dianggap dengan menggunakan bantuan SPSS. Alat
mempunyai struktur modal yang optimal analisis yang digunakan adalah regresi
dan juga mempengaruhi keadaan pasar, berganda, uji t dan Uji F
memiliki prospek pertumbuhan serta

HASIL DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Tabel 1 :
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


KAUD 100 .00 1.00 .6500 .47937
KI 100 .00 1.00 .6000 .49237
INST 100 .31 .87 .5775 .15361
KA 100 .00 1.00 .5200 .50212
SIZE 100 6.67 8.26 7.2456 .37790
KONSR 100 .02 14.37 2.4054 2.74179
Valid N (listwise) 100

Berdasarkan hasil analisis dengan Statistik deskriptif terhadap


menggunakan statistik deskriptif terhadap kepemilikan institusional (INST)
komite audit (Size), menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan
rata-rata komite audit (KAUD) sebesar institusional sebesar 0,5775 dengan nilai
0,650 dengan nilai minimum 0 dan nilai minimum 0,31 dan nilai maksimal sebesar
maksimal sebesar 1 serta nilai standar 0,87 serta nilai standar deviasi sebesar
deviasi sebesar 0,47937. Hasil analisis 0,15361. Kemudian statistik deskriptif
dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap kualitas audit (KA),
terhadap komisaris independen (KI) menunjukkan bahwa rata-rata kualitas
menunjukkan bahwa rata-rata komisaris audit sebesar 0,5200, nilai minimum
independen sebesar 0,6 dengan nilai sebesar 0 nilai maksimum sebesar 1 dan
minimum 0 dan nilai maksimal sebesar 1 standar deviasi sebesar 0,50212.
serta nilai standar deviasi sebesar 0,49237. Selanjutnya statistik deskriptif terhadap
2

ukuran perusahaan (SIZE), menunjukkan maksimum sebesar 14,37, dan standar


bahwa rata-rata ukuran perusahaan sebesar deviasi sebesar 2,4054 dengan jumlah
7,2456, nilai minimum sebesar 6,67, nilai observasi (n) sebesar 100.
maksimum sebesar 8,26, dan standar
deviasi sebesar 0,37790. Kemudian Analisis Regresi
statistik deskriptif terhadap Integritas hasil perhitungan dengan menggunakan
laporan keuangan (KONSR), komputer dengan program SPSS diperoleh
menunjukkan bahwa rata-rata sebesar hasil seperti pada tabel berikut ini :
7,2456, nilai minimum sebesar 0,02, nilai

Tabel 2
Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 17.525 4.892 3.582 .001
KAUD 1.278 .495 .223 2.584 .011
KI 1.076 .496 .193 2.168 .033
INST 1.398 1.547 .078 .904 .368
KA 1.022 .453 .187 2.256 .026
SIZE 2.475 .625 .341 3.961 .000
a. Dependent Variable: KONSR

Persamaan regresi linier berganda sebagai akan semakin tinggi integritas laporan
berikut : keuangan.
Y = 17,525 + 1,278X1 + 1,076X2 + 4. Koefisien b4 = 1,022 menunjukkan
1,398X3 + 1,022X4 + 2,475X5 + e bahwa kualitas audit berpengaruh
Persamaan diatas dapat dintreprestasikan positif terhadap integritas laporan
1. Koefisien b1 = 1,278 menunjukkan keuangan artinya semakin tinggi
bahwa komite audit berpengaruh kualitas audit maka akan semakin
positif terhadap integritas laporan tinggi integritas laporan keuangan.
keuangan artinya semakin tinggi 5. Koefisien b5 = 2,475 menunjukkan
komite audit maka akan semakin tinggi bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
integritas laporan keuangan. positif terhadap integritas laporan
2. Koefisien b2 = 1,076 menunjukkan keuangan artinya semakin tinggi
bahwa komisaris independen ukuran perusahaan maka akan semakin
berpengaruh positif terhadap integritas tinggi integritas laporan keuangan.
laporan keuangan artinya semakin
tinggi komisaris independen maka Uji Hipotesis
akan semakin tinggi integritas laporan 1. Pengujian Hipotesis (H1)
keuangan.
3. Koefisien b3 = 1,398 menunjukkan Komite audit berpengaruh
bahwa kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan.
berpengaruh positif terhadap integritas Hal ini ditunjukkan dengan nilai
laporan keuangan artinya semakin signifikansi sebesar 0,011 dibawah 5%
tinggi kepemilikan institusional maka sehingga hipotesis 1 diterima.
2

2. Pengujian Hipotesis (H2) keuangan. Adanya pengaruh


mengindikasikan bahwa perusahaan yang
Komisaris independen membentuk komite audit independen
berpengaruh terhadap integritas melaporkan laba dengan kandungan akrual
laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan diskresioner yang lebih kecil
dengan nilai signifikansi sebesar 0,033 dibandingkan dengan perusahaan yang
dibaah 5% sehingga hipotesis 2 tidak membentuk komite audit
diterima. independen. Kandungan discretionary
3. Pengujian Hipotesis (H3) accruals tersebut berkaitan dengan
kualitas laba perusahaan. Adanya
Kepemilikan institusional tidak kontribusi komite audit dalam kualitas
berpengaruh terhadap integritas pelaporan keuangan dapat meningkatkan
laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan integritas dan kredibilitas pelaporan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,368 keuangan melalui dewan komisaris.
diatas 5% sehingga hipotesis 3 ditolak. Tujuan dibentuknya Komite Audit dan
4. Pengujian Hipotesis (H4) Komisaris Independen adalah sama yaitu
dalam rangka pengelolaan perusahaan
Kualitas audit berpengaruh yang baik. Dengan terlaksananya
terhadap integritas laporan keuangan. pengelolaan perusahaan yang baik maka
Hal ini ditunjukkan dengan nilai integritas pelaporan keuangan akan
signifikansi sebesar 0,026 dibawah 5% meningkat. Komite audit bertugas
sehingga hipotesis 4 dapat diterima. membantu dewan komisaris untuk
5. Pengujian Hipotesis (H5) memonitor proses pelaporan keuangan
oleh manajemen untuk meningkatkan
Ukuran perusahaan berpengaruh kredibilitas laporan keuangan (Bradbury,
terhadap integritas laporan keuangan. 2004 dalam Suaryana, 2006). Komite
Hal ini ditunjukkan dengan nilai audit juga bertugas untuk menyediakan
signifikansi sebesar 0,000 dibawah 5% komunikasi formal antara dewan,
sehingga hipotesis 5 dapat diterima manajemen, auditor eksternal, dan auditor
Koefisien Determinasi internal. Komite audit dalam perusahaan
Besarnya adjusted R2 adalah 0,354, hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam
berarti 35,4 persen variasi perubahan dari mengurangi kecurangan dalam penyajian
integritas laporan keuangan dapat laporan keuangan sehingga komite audit
dijelaskan oleh variabel-variabel diharapkan dapat meningkatkan
independent yaitu komite audit, komisaris pengawasan terhadap tindakan manajemen
independen, kepemilikan institusional, yang memungkinkan untuk melakukan
kualitas audit dan ukuran perusahaan. manipulasi terhadap laporan keuangan
Sedangkan sisanya sebesar 54,6 persen yang mempengaruhi integritas laporan
dijelaskan oleh faktor-faktor diluar model. keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten
Pembahasan Pengujian Hipotesis dengan hasil penelitian yang dilakukan
Pengaruh komite audit terhadap oleh Mayangsari (2003) yang menemukan
integritas laporan keuangan bukti bahwa komite audit berpengaruh
Berdasarkan hasil pengujian terhadap integritas laporan keuangan. Ini
menunjukkan bahwa komite audit tidak berarti, semakin tinggi keberadaan komite
berpengaruh terhadap integritas laporan audit justru akan semakin rendah
3

integritas laporan keuangan. Adanya dapat berfungsi untuk menegakkan tata


pengaruh menunjukkan komite audit yang kelola yang baik.
beranggotakan komisaris independen
mampu melaksanakan tugas-tugasnya Pengaruh kepemilikan institusional
terutama yang berkaitan dengan kebijakan terhadap integritas laporan keuangan
akuntansi perusahaan, pengawasan Berdasarkan hasil pengujian
internal, dan sistem pelaporan keuangan. menunjukkan bahwa kepemilikan
Komite audit dalam perusahaan dapat institusional, tidak berpengaruh terhadap
menjadi salah satu upaya dalam integritas laporan keuangan. Hal ini
mengurangi kecurangan dalam penyajian menunjukkan bahwa dengan
laporan keuangan sehingga komite audit meningkatnya kepemilikan institusional
diharapkan dapat meningkatkan kurang dapat mempengaruhi proses
pengawasan terhadap tindakan manajemen penyusunan laporan keuangan yang tidak
yang memungkinkan untuk melakukan menutup kemungkinan terdapat
manipulasi terhadap laporan keuangan akrualisasi sesuai kepentingan pihak
yang mempengaruhi integritas laporan manajemen. Tindakan pengawasan
keuangan. perusahaan oleh pihak investor
institusional kurang dapat mendorong
Pengaruh Komisaris independen manajer untuk lebih memfokuskan
terhadap integritas laporan keuangan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian sehingga akan mengurangi perilaku
menunjukkan bahwa komisaris opportunistic atau mementingkan diri
independen berpengaruh terhadap sendiri.
integritas laporan keuangan. Hal ini Dengan demikian kepemilikan
menunjukkan bahwa komisaris institusional yang tinggi, tidak berarti
independen dalam suatu perusahaan dapat bahwa perusahaan tersebut lebih
menjadi penyeimbang dalam pengambilan konservatif dalam penyusunan laporan
keputusan khususnya dalam rangka keuangan. Atau semakin rendah
perlindungan terhadap pemegang saham kepemilikan institusional tidak berarti
minoritas dan pihak-pihak lain yang perusahaan tersebut menerapkan prinsip
terkait. Adanya pengaruh dikarenakan konservatisme.
seringkali dewan komisaris tersebut bisa Hasil penelitian ini mendukung
melaksanakan fungsi pengendalian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
terhadap direksi dengan baik. Selain itu Susiana dan Arleen (2007) dimana
pengawasan dewan komisaris terhadap penelitian yang dilakukannya untuk tahun
manajemen pada umumnya efektif. 2000 sampai 2003 tidak semuanya yang
Gideon (2005) menyatakan bahwa memiliki pengaruh signifikan terhadap
pemegang saham yang memiliki saham integritas laporan keuangan, namun hanya
lebih banyak (mayoritas/founders) untuk tahun 2000 dan 2001 yang memiliki
mempunyai peranan utama sehingga pengaruh signifikan sedangkan 2002 dan
menjadikan dewan komisaris independen 2003 tidak. Namun bertentangan dengan
dalam menjalankan fungsi pengawasan. penelitian yang dilakukan oleh Jama’an
Upaya pengangkatan dan keberadaan (2009). Jika dilihat dari fenomena yang
komisaris independen dalam perusahaan terjadi, adanya skandal manipulasi
mungkin dilakukan sebagai pemenuh akuntansi menunjukkan kegagalan laporan
regulasi dan peraturan pemerintah, tetapi keuangan untuk memenuhi informasi bagi
4

para penggunanya. Seharusnya mencerminkan kesadaran dari pihak


kepemilikan institusional mampu manajemen mengenai pentingnya
mengurangi skandal manipulasi akuntansi informasi, baik bagi pihak eksternal
yang terjadi karena kepemilikan perusahaan maupun pihak internal
institusional merupakan bagian dari perusahaan. Menurut Soemarso (2002)
penerapan good corporate governance. perusahaan adalah suatu organisasi yang
didirikan oleh seseorang atau sekelompok
Pengaruh kualitas audit terhadap orang atau badan lain yang kegiatannya
integritas laporan keuangan adalah melakukan produksi dan distribusi
Berdasarkan hasil pengujian gunanya untuk memenuhi kebutuhan
menunjukkan bahwa kualitas audit ekonomi manusia. Jadi, bila ukuran
berpengaruh terhadap integritas laporan dikaitkan dengan perusahaan atau
keuangan. Dengan demikian, kantor organisasi. Maka ukuran perusahaan dapat
akuntan besar yang memiliki akuntan diartikan sebagai suatu skala
yang berperilaku lebih etikal daripada pengklasifikasian besar kecilnya
akuntan di kantor akuntan kecil. Hal ini perusahaan atau organisasi yang didirikan
menunjukkan bahwa kantor akuntan besar seseorang atau lebih untuk mencapai
mempunyai reputasi yang lebih baik tujuan. Ukuran perusahaan merupakan
dalam opini publik. Naim (1999) karakteristik suatu perusahaan dalam
menyimpulkan bahwa Kantor Akuntan hubungannya dengan struktur perusahaan.
Publik (KAP) yang lebih besar dapat Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk
diartikan kualitas audit yang dihasilkan mewakili karakteristik keuangan
juga lebih baik dibandingkan kantor perusahaan dan juga akan menentukan
akuntan kecil. Hasil penelitian ini laporan keuangan yang dihasilkan. Ukuran
konsisten dengan hasil penelitian yang dari suatu perusahaan serta posisi pasar
dilakukan oleh Susiana dan Herawaty merupakan faktor yang menjadi
(2007) yang menemukan bukti bahwa karakteristik atau gambaran tentang
terdapat pengaruh yang signifikan dari perusahaan. Perusahaan besar lebih
kualitas audit yang diukur dari ukuran diperhatikan oleh masyarakat sehingga
KAP terhadap integritas laporan mereka akan lebih berhati-hati dalam
keuangan. Hasil ini kemungkinan melakukan pelaporan keuangan. Hal ini
disebabkan karena keberadaan auditor dari memberi dampak positif bahwa
KAP yang berskala besar maupun kecil perusahaan akan melaporkan kondisinya
dianggap mampu untuk mencegah praktek dengan lebih akurat, benar dan jujur.
manipulasi keuangan yang dapat
menurunkan kualitas dan integritas PENUTUP
laporan keuangan Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pembahasan dapat dibuat kesimpulan
integritas laporan keuangan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengujian 1. Terdapat pengaruh komite audit
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan,
berpengaruh terhadap integritas laporan hal ini berarti komite audit dalam
keuangan. Ukuran perusahaan dapat perusahaan dapat menjadi salah satu
menunjukkan seberapa besar informasi upaya dalam mengurangi kecurangan
yang terdapat di dalamnya, serta dalam penyajian laporan keuangan
5

sehingga komite audit diharapkan Saran


dapat meningkatkan pengawasan 1. Bagi perusahaan hendaknya merekrut
terhadap tindakan manajemen yang dewan direksi dan juga karyawan
memungkinkan untuk melakukan yang ahli di bidangnya agar integritas
manipulasi terhadap laporan laporan keuangan dapat tercapai dan
keuangan yang mempengaruhi memenuhi kebutuhan investor dan
integritas laporan keuangan. pengguna laporan keuangan lainnya.
2. Terdapat pengaruh komisaris 2. Bagi investor disarankan agar terus
independen terhadap integritas mengumpulkan segala informasi dan
laporan keuangan, hal ini berarti referensi yang berhubungan dengan
komisaris independen dapat kondisi perusahaan yang akan
melaksanakan fungsi monitoring agar dijadikan tempat berinvestasi. Dalam
tercipta perusahaan yang memenuhi hal ini penting dilakukan agar resiko
good corporate governance dan yang ditimbulkan dari investasi dapat
mengurangi resiko kecurangan yang diminimalisasikan dan keuntungan
dapat dilakukan manajemen terhadap yang diperoleh dapat dioptimalkan.
laporan keuangan sehingga dalam hal
ini komisaris independen dalam DAFTAR PUSTAKA
perusahaan dapat meningkatkan Arsiyanti, Ida, 2007, Analisis Pengaruh
integritas laporan keuangan Kualitas Audit, Independensi
3. Tidak terdapat pengaruh kepemilikan Auditor, dan Mekanisme Corporate
institusional terhadap integritas Governance Terhadap Manajemen
laporan keuangan, hal ini berarti Laba, Skripsi S1 Akuntansi
bahwa kepemilikan institusional Universitas Diponegoro, 07.035.
dalam perusahaan tidak dapat Bursa Efek Jakarta, 2005, Indonesian
meningkatkan monitoring terhadap Capital Market Directory 2005,
perilaku manajer dalam Institute for Economic and Financial
mengantisipasi manipulasi yang Research, Jakarta.
mungkin dilakukan sehingga kurang Bursa Efek Jakarta, 2006, Indonesian
dapat meningkatkan integritas laporan Capital Market Directory 2005,
keuangan. Institute for conomic and Financial
4. Terdapat pengaruh kualitas audit Research, Jakarta.
terhadap integritas laporan keuangan, Bursa Efek Jakarta, 2007, Indonesian
hal ini menunjukkan bahwa kualitas Capital Market Directory 2005,
jasa audit yang diberikan KAP yang Institute for Economic and Financial
lebih besar akan menghasilkan opini Research, Jakarta.
yang lebih baik sehingga Departemen Keuangan Republik
meningkatkan integritas laporan Indonesia Badan Pengawas Pasar
keuangan. Modal, 2002, Keputusan Ketua
5. Terdapat pengaruh ukuran perusahaan Bapepam No.Kep-20/PM/2002:
terhadap integritas laporan keuangan, Peraturan Nomor VIII.A.2,
hal ini menunjukkan bahwa dengan Independensi Akuntan.
adanya ukuran perusahaan yang Departemen Keuangan Republik
semakin besar, investor semakin Indonesia Badan Pengawas Pasar
tertarik dan berdampak pada Modal, 2004, Keputusan Ketua
integritas laporan keuangan Badan Pengawas Pasar Modal
6

Nomor: Kep-29/PM/2004, Accruals: Implikasi Empiris Model


Pembentukan Dan Pedoman Feltham-Ohlson (2006), Jurnal Riset
Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Akuntansi Indonesia, Vol. 5 No. 3
Dunn, Kimberly A., Brian W. Mayhew September 2002, pp. 291-310.
dan Suzane G. Morsfield, 2000, Mayangsari, Sekar, 2003, Analisis
Auditor Industry Specialization and Pengaruh Independensi, Kualitas
Client Disclosure Quality, Social Audit, serta Mekanisme Corporate
Sciens Research Network, pp. 1-39, Governance terhadap Integritas
Available: http//www.ssrn.com. Laporan Keuangan, Simposium
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Nasional Akuntansi VI.
Multivariate dengan Program SPSS, Menteri Keuangan Republik Indonesia,
Badan Penerbit Universitas 2002, Surat Keputusan Menteri
Diponegoro, Semarang. Keuangan No. 423/KMK-06/2002,
Gunarsih, Tri, 2004, Masalah Keagenan Jasa Akuntan Publik.
dan Strategi Diversifikasi, Kompak, Menteri Keuangan Republik Indonesia,
No. 10 Tahun 2004, Hal. 52-69. 2002, Surat Keputusan Menteri
Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Keuangan No. 359/KMK-06/2003,
Profesional Akuntan Publik, Perubahan Atas Keputusan Menteri
Salemba Empat, Jakarta. Keuangan No. 423/KMK-06/2002
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Tentang Jasa Akuntan Publik.
Akuntansi Keuangan, Salemba Meutia, Inten, 2004, Pengaruh
Empat, Jakarta. Independensi Auditor Terhadap
Khomsiyah, Azzam Jasin, dan Muammar Manajemen Laba untuk KAP Big 5
Aditya, 2005, Karakteristik Komite dan Non-Big 5, Jurnal Riset
Audit dan Pengungkapan Informasi, Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 3
Konfrensi Nasional Akuntansi, 24 September, hal. 333-350.
September 2005, pp. 1-17. Mulyadi, 2002, Auditing, Salemba Empat,
Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt, Jakarta.
2002, Akuntansi Intermediate, Edisi Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan,
Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta. Pengaruh Corporate Governance
Kusuma, Hadri dan Erlan Susanto, 2004, Terhadap Manajemen Laba Di
Efektifitas Mekanisme Banding: Industri Perbankan Indonesia,
Kasus Perusahaan-perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X,
yang Dikontrol Oleh Komisaris Unhas Makassar 26-28 Juli 2007,
Independen, Jurnal Akuntansi dan pp. 1-26.
Auditing Indonesia, Vol. 8 (1), Juni: OECD, Experience from The Corporate
Hal.42-63. Governance Roundtables,
Listyani, Theresia Tyas, 2003, <http/:www.oecd.org/dataoecd/19/2
Kepemilikan Manajerial, Kebijakan 6.23742340.pdf.523k-view as
Hutang, dan Pengaruhnya html>.
Terhadap Kepemilikan saham Penman., Stephen, H., dan Xiao- Jun
Institusional, Jurnal Maksi, Vol. 3 Zhong, Accounting Conservatism,
FE UNDIP, Hal. 98-114. The Quality of Earnings, and Stock
Mayangsari, Sekar dan Wilopo, 2002, Returns, Social Science Research
Konservatisme Akuntansi, Value Network, August 2000, pp. 1-44,
Relevance dan Discretionary Available: http//www.ssrn.com.
7

PT. Bursa Efek Jakarta, 2004, Keputusan


Direksi PT Bursa Efek Jakarta
Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004,
Peraturan Nomor I-A Tentang
Pencatatan Saham Dan Efek
Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang
Diterbitkan Oleh Perusahaan
Tercatat.
S. Munawir, 2001, Analisa Laporan
Keuangan, Edisi Keempat, Liberty,
Yogyakarta.
Sulistyanto, H. Sri dan Menik S. Prapti,
2003, Good Corporate Governance,
Bisakah Meningkatkan
Kepercayaan Masyarakat?, Jurnal
Ekonomi Bisnis, Vol. 14, No. 1
Januari 2003.
Susiana dan Arleen Herawaty, Analisis
Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corporate Governance, dan
Kualitas Audit terhadap Integritas
Laporan Keuangan, Simposium
Nasional Akuntansi X, Unhas
Makassar 26-28 Juli 2007, pp. 1-31.
Ujiyantho, M.A. dan Bambang, A.
Pramuka, 2007, Mekanisme
Corporate Governance, Manajemen
Laba Dan Kinerja Keuangan (Studi
Pada Perusahaan Go Publik Sektor
Manufaktur), Simposium Nasional
Akuntansi X, Unhas Makassar 26-
28 Juli 2007, pp. 1-26.
Wati, C dan B. Subroto, 2003, Faktor-
faktor yang Mempengaruhi
Independensi Penampilan Akuntan
Publik (Survei pada Kantor Akuntan
Publik dan Pemakai Laporan
Keuangan di Surabaya), Tema,
Volume IV. Nomor 2. pp. 85-101.

Das könnte Ihnen auch gefallen