Sie sind auf Seite 1von 31

PANDUAN

SURVEILANS PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI

EDISI 1
TAHUN 2018

RSUD KABUPATEN NUNUKAN


KALIMANTAN UTARA
 ii 

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan Ujang Fatimah RT.04 Desa Binusan Kecamatan Nunukan
Telepon/Fax manajemen 0556 – 2020755; UGD 0556 – 21118
Website :rsud.nunukankab.go.id / e-mail :rsu.nunukan@gmail.com
Kode Pos: 77482

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

NOMOR : C.2.022/SK-KEB/RSUD-NNK/VII/2018

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN SURVEILANS DILINGKUNGAN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya ketersediaan informasi tentang


situasi dan kecenderungan kejadian HAIs,
Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap
kemungkinan terjadinya fenomena abnormal
(penyimpangan) pada hasil pengamatan dan dampak HAIs
serta investigasi pengendalian kejadian penyimpangan
pada hasil pengamatan dan dampak HAIs di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Nunukan, maka diperlukan
adanya kegiatan Surveilans;

b. Bahwa agar penyelenggaraan pelayanan keperawatan di


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya Panduan Surveilans
di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Nunukan sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nunukan;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Nunukan;
 iii 

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit;

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;

4. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 012 tahun 2012


Tentang Akreditasi Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.27 tahun 2017 tentang


pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan kesehatan;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129


/MENKES/SK/II/2008 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

7. Peraturan daerah nomor 13 tahun 2013 tentang


pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD
Kabupaten Nunukan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN NUNUKAN TENTANG PEMBERLAKUAN
PANDUAN SURVEILANS DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN.

KESATU : Panduan tentang Surveilans di Lingkungan Rumah Sakit


Umum Daerah Kabupaten Nunukan sebagai mana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Panduan


Surveilans di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nunukan dilaksanakan oleh Tim pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nunukan.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Nunukan
Pada tanggal : 21/07/2018
1

BAB I
DEFINISI

A. Pengertian Surveilans
Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau maslah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperolah dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien. Salah satu satu dari bagian
surveilans kesehatan adalah surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan
(Healtyh Care Associated infections/HAIs).

Surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan (Healtyh Care Associated


infections/ HAIs) adalah suatu proses yang dinamis, sistematis, terus menerus
dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi data kesehatan yang
penting di fasilitas pelayanan kesehatan pada suatu populasi spesifik dan
didiseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk
digunakan dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan.

Kegiatan Surveilans HAIs merupakan komponen penunjang penting dalam


setiap program pencegahan dan pengendalian infeksi. Informasi yang
dihasilkan oleh kegiatan surveilans berguna untuk mengarahkan strategi
program baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap
evaluasi. Dengan kegiatan surveilans yang baik dan benar dapat membuktikan
bahwa program dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
2

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Tujuan Surveilans
1. Tersedianya informasi tentang situasi dan kecenderungan kejadian HAIs di
fasilitas pelayanan kesehatan dan faktor risiko yang mempengaruhinya.
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
fenomena abnormal (penyimpangan) pada hasil pengamatan dan dampak
HAIs di fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Terselenggaranya investigasi dan pengendalian kejadian penyimpangan
pada hasil pengamatan dan dampak HAIs di fasilitas pelayanan kesehatan.

B. Metode Surveilans
1. Surveilans Komprehensif (Hospital Wide/ Tradisional Surveillance)
Adalah surveilans yang dilakukan di semua area perawatan untuk
mengidentifikasi pasien yang mengalami infeksi selama di rumah
sakit.Data dikumpulkan dari catatan medis, catatan keperawatan,
laboratorium dan perawat ruangan.Metode surveilans ini merupakan
metode pertama yang dilakukan oleh Center for Diseases Control (CDC)
pada tahun 1970 namun memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya.

2. Surveilans Target (Targetted Surveillance)


Metode surveilans ini berfokus pada ruangan atau pasien dengan risiko
infeksi spesifik seperti ruang perawatan intensif, ruang perawatan bayi
baru lahir, ruang perawatan pasien transplan, ruang perawatan pasien
hemodialisa atau pasien dengan risiko: ISK, Surgical Site Infection (SSI)/
IDO, Blood Stream Infection (BSI)/ IAD, Pneumonia (HAP, VAP). Surveilans
target dapat memberikan hasil yang lebih tajam dan memerlukan sumber
daya manusia yang sedikit.

3. Surveilans Periodik (Periodic Surveillance)


Metode Hospital Wide Traditional Surveillance yang dilakukan secara
periodik misalnya satu bulan dalam satu semester. Cara lain dilakukan
surveilans pada satu atau beberapa unit dalam periode tertentu kemudian
pindah lagi ke unit lain.

4. Surveilans Prevalensi (Prevalence Surveillance)


Adalah menghitung jumlah aktif infeksi selama periode tertentu.Aktif
infeksi dihitung semua jumlah infeksi baik yang lama maupun yang baru
ketika dilakukan survei.Jumlah aktif infeksi dibagi jumlah pasien yang ada
pada waktu dilakukan survei. Prevalence Surveillance dapat digunakan
pada populasi khusus seperti infeksi mikroorganisme khusus: Methicillin-
Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), Vancomycin Resistant Enterococci
(VRE).
Berdasarkan beberapa metode diatas, yang direkomendasikan adalah
Surveilans Target (Targetted Surveillance) untuk dapat laik laksana karena
surveilans target dapat memberikan hasil yang lebih tajam dan memerlukan
sumber daya manusia yang sedikit.

C. Langkah-Langkah Surveilans
Langkah-langkah Surveilans, meliputi:
1. Perencanaan
3

2. Pengumpulan data
3. Analisis
4. Interpretasi
5. Pelaporan
6. Evaluasi

D. Monitoring dan Evaluasi Berkala


1. Monitoring kejadian infeksi dan kepatuhan terhadap pelaksanaan PPI
dilakukan oleh IPCN dan IPCLN.
2. Monitoring surveilans menggunakan formulir terdiri dari : formulir pasien
pasien baru, formulir harian, dan formulir bulanan.
3. Kegiatan monitoring dilakukan dengan melaksanakan surveilans dan
kunjungan lapangan setiap hari oleh IPCN dan ketua komite jika
diperlukan.
4. Monitoring dilakukan oleh Komite/Tim PPI dengan frekuensi minimal
setiap bulan.
5. Evaluasi oleh Komite/Tim PPI minimal setiap 3 bulan.
4

BAB III
KEBIJAKAN

Kebijakan Nomor: C.2. 015/KEB/RSUD-NNK/VII/2018 tentang surveilans Infeksi:


1. Kegiatan surveilans HAI’s merupakan komponen penunjang penting dalam
setiap program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Dengan berjalannya
kegiatan ini secara baik dan benar dapat dibuktikan bahwa program dapat
berjalan lebih efektif dan efisien.
2. Surveilans infeksi rumah sakit (IRS) dilakukan secara sistematik aktif oleh
Infection Prevention Control Nurse – Perawat Pengendali Infeksi Purna Waktu
(IPCN) dan Infection Prevention Control Link Nurse – Perawat Penghubung
Pengendali Infeksi (IPCLN) untuk menggambarkan tingkat kejadian berbagai
penyakit infeksi sesuai Pedoman Surveilans Infeksi Rumah Sakit Kementrian
Kesehatan dan Penyakit Infeksi Endemis di Rumah Sakit.
3. Target surveilans meliputi :
a. Infeksi aliran Darah Primer (IADP) terkait pemasangan Central Vena Line
( CVL )
b. Infeksi Daerah Operasi ( IDO ) terkait tindakan operasi
c. Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) terkait pemasangan kateterisasi
d. Ventilator Associated Pneumonia ( VAP ) terkait pemasangan ETT/Sirkuit
Ventilator Disposible
e. Hospital Associated Pneumonia ( HAP ) terkait tirah baring
f. Plebitis terkait pemasangan infus
g. Dekubitus terkait tirah baring
5

BAB IV
TATA LAKSANA

A. Perencanaan Surveilans
1. Tahap 1 : Mengkaji populasi pasien
Tentukan populasi pasien yang akan dilakukan survei apakah semua
pasien/sekelompok pasien/pasien yang berisiko tinggi saja.
2. Tahap 2 : Menseleksi hasil/proses surveilans
Lakukan seleksi hasil surveilans dengan pertimbangan kejadian paling
sering/dampak biaya/diagnosis yang paling sering.
3. Tahap 3 : Penggunaan definisi infeksi

Gunakan definisi infeksi yang mudah dipahami dan mudah diaplikasikan,


Nosocomial Infection Surveillance System (NISS) misalnya menggunakan
National Health Safety Network (NHSN), Center for Disease Control (CDC) atau
Kementerian Kesehatan.

B. Pengumpulan Data
4. Tahap 4 : mengumpulkan data surveilans
a. Mengumpulkan data surveilans oleh orang yang kompeten, profesional,
berpegalaman, dilakukan oleh IPCN.
b. Memilih metode surveilans dan sumber data yang tepat.
c. Data yang dikumpulkan dan dilakukan pencatatan meliputi data
demografi, faktor risiko, antimikroba yang digunakan dan hasil kultur
resistensi, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor catatan medik,
tanggal masuk rumah sakit.
Tanggal infeksi muncul,lokasi infeksi, ruang perawatan saat infeksi
muncul pertama kali. Faktor risiko:alat, prosedur, factor lain yang
berhubungan dengan IRS, Data radiology /imaging:X-ray, CTscan, MRI,
dsb.
d. Metode observasi langsung merupakan gold standard.

C. Analisis
5. Tahap 5 : Penghitungan dan stratifikasi
a. Incidence rate
Numerator adalah jumlah kejadian infeksi dalam kurun waktu
tertentu.
Denominator adalah jumlah hari pemasangan alat dalam kurun waktu
tertentu atau jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan
dalam kurun waktu tertentu.

b. Menganalisis incidence rate infeksi


Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat untuk mendapatkan
informasi apakah ada masalah infeksi rumah sakit yang memerlukan
penanggulangan atau investigasi lebih lanjut.

6. Tahap 6: Stratifikasi risiko


Stratifikasi risiko infeksi berdasarkan kategori risk, yaitu klasifikasi
operasi, klasifikasi ASA jenis dan T.Time

a. Klasifikasi Luka Operasi :


1) Operasi Bersih
6

2) Operasi Bersih Tercemar


3) Operasi Tercemar
4) Operasi Kotor atau dengan Infeksi.

b. Kondisi Pasien Berdasarkan American Society of Anesthesiologists (ASA


Score):

1) ASA 1 : Pasien sehat


2) ASA 2 : Pasien dengan gangguan sistemik ringan– sedang
3) ASA 3 : Pasien dengan gangguan sistemik berat
4) ASA 4 : Pasien dengan gangguan sistemik berat yang
mengancam kehidupan
5) ASA 5 : Pasien tidak diharapkan hidup walaupun dioperasi atau
tidak.

c. T.Time (T Point)

No Jenis Operasi T.Time (Jam)


1 Craniotomi 4
2 Head and neck surgery 4
3 Colonic surgery 3
4 Joint prosthesis surgery 3
5 Vascular surgery 3
6 Herniorhapy 2
7 Abdominal or vaginal hysterectomy 2
8 Appendictomy 1
9 Limb amputation 1

Stratifikasi Berdasarkan Indeks Risiko Menurut National Healthcare


Surveilance Network( NHSN)
Berdasarkan :
a. Klasifikasi luka (kategori operasi)
- Bersih 0
- Bersih tercemar
- Tercemar 1
- Kotor

b. Klasifikasi kondisi pasien


- ASA : 1 0
- ASA : 2
- ASA : 3
- ASA : 4 1
- ASA : 5

c. Durasi operasi / T.Time / T Point :


- Sesuai dengan waktu yang ditentukan nilai 0
- Lebih dari waktu yang ditentukan nilai 1

D. Interpretasi
Tahap 7 : Interpretasi
Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi tentang penyimpangan
yang terjadi. Bandingkan angka infeksi rumah sakit apakah ada
7

penyimpangan, dimana terjadi kenaikan atau penurunan yang cukup tajam.


Bandingkan rate infeksi dengan NNIS/ CDC/ WHO. Perhatikan dan
bandingkan kecenderungan menurut jenis infeksi, ruang perawatan dan
mikroorganisme patogen penyebab bila ada. Jelaskan sebab-sebab peningkatan
atau penurunan angka infeksi rumah sakit dengan melampirkan data
pendukung yang relevan dengan masalah yang dimaksud.

E. Pelaporan
Tahap 8: Laporan
1. Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi bisa setiap triwulan,
semester, tahunan atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
2. Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait
dengan peningkatan infeksi.
3. Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait.
4. Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi
tersebut untuk menetapkan strategi pengendalian infeksi rumah sakit.

F. Evaluasi
Tahap 9: Evaluasi surveilance system
1. Langkah-langkah proses surveilans
2. Ketepatan waktu dari data
3. Kualitas data
4. Ketepatan analisa
5. Hasil penilaian: apakah sistem surveilans sudah sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.

Hasil pelaksanaan surveilans merupakan dasar untuk melakukan perencanaan


lebih lanjut. Jika terjadi peningkatan infeksi yang signifikan yang dapat
dikatagorikan kejadian luar biasa, maka perlu dilakukan upaya
penanggulangan kejadian luar biasa.
8

BAB IV
DOKUMENTASI

A. Monitoring kejadian infeksi dan kepatuhan terhadap pelaksanaan PPI


dilakukan oleh IPCN dan IPCLN.
B. Monitoring surveilans menggunakan formulir terdiri dari : formulir pasien
pasien baru, formulir harian, dan formulir bulanan.
C. Kegiatan monitoring dilakukan dengan melaksanakan surveilans dan
kunjungan lapangan setiap hari oleh IPCN dan ketua komite jika diperlukan.
D. Laporan surveilan terdiri dari laporan bulanan, triwulan dan tahunan
9

Lampiran 1
KAMUS INDIKATOR
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Kamus Indikator VAP


Perspektif: (Pilih salah □ Stakeholder □ Finansial
1 satu dengan tanda “√”) √ Proses bisnis Internal
□ Pengembangan personil & organisasi
Sasaran strategis: Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi Komite
2
PPIRS secara merata di seluruh unit kerja / departement
Nama Key Tercapainya angka VAP sesuai Benchmark
3 Performance Indikator
(KPI):
Alasan memilih 1. Standar akreditasi nasional
indikator 2. Menjadi pusat rujukan pelayanan
4
3. Indikator penilaian Direktur Utama
4. Meningkatkan pasien safety
Definisi: Ventilator-Associated Pneumonia (VAP):
Adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim
5 paru setelah pemakaian ventilasi mekanik > 48 jam dan
sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran
nafas
Formula: Jumlah pasien yang terinfeksi Ventilator-Associated
6 Pneumonia (VAP) / jumlah hari terpasang ventilator pada
pasien tidak mengalami pneumonia sebelumnya x 1000
Kriteria:
a. Krtiteria Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis:
Inklusi: - Demam (>38˚C) tanpa di temui penyebab lainnya
- Leukopenia (<4000 WBC/mm3) atau leukositosis
(>12.000 SDP/mm3). Dan minimal disertai 2 tanda
berikut:
- Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan
7
sifat sputum
- Peningkatan fraksi inspirasi Oksigen > 0,2 dari FiO2
sebelumnya
- Peningkatan PEEP setiap hari sebesar> 3cmH2O dari
PEEP sebelumnya selama 2 hari berturut-turut
b. Kriteria Pasien dengan pneumonia sebelum pemasangan ventilasi
Ekslusi: mekanik
8 Bobot KPI (%)
Tipe Indikator (pilih □ input □ proses
9 salah satu dengan □ Output □ outcome
tanda □)
10 Sumber data: Formulir surveilans
Target sampel dan Semua pasien yang terpasang mesin ventilasi mekanik
11
Ukuran Sampel:
12 Rencana Analisis: Grafik batang dan garis
13 Wilayah Pengamatan: ICU, PICU, Perinatologi, ULB dan HCU
Metode pengumpulan □ Retrospektif □ Concurrent
14 data: (pilih salah satu
dengan tanda “√”)
15 Pengumpul Data: IPCN dan IPCN Link
16 Frekuensi penilaian Perbulan
 10 

Data:
17 Periode pelaporan: Perbulan
Rencana penyebaran Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja,
18 hasil capaian kepada pengiriman analisa VAP setiap 3 bulan keunit kerja dan
staff: direksi Kemkes
Nama alat atau file Formulir surveilans harian dan formulir kejadian VAP
19
Audit:
Target capaian: 2017 2018 2019 2020 2021 2022

20
<5,8‰ < 1,5‰ < 1,5‰

Perspektif: (Pilih salah satu□ Stakeholder □ Finansial


1 dengan tanda “√”) √ Proses bisnis Internal
□ Pengembangan personil & organisasi
Sasaran strategis: Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
2 Komite PPIRS secara merata di seluruh unit kerja /
department
Nama Key Performance Tercapainya angka ISK sesuai Benchmark
3
Indikator (KPI):
Alasan memilih indikator 1. Standar akreditasi nasional
2. Menjadi pusat rujukan pelayanan
4
3. Indikator penilaian Direktur Utama
4. Meningkatkan pasien safety
Definisi: Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan jenis infeksi yang
terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan
kandung kemih atau melibatkan bagian yang lebih dalam
5 dari organ-organ pendukung saluran kemih (ginjal,
ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan sekitar
retroperitonial atau rongga perinefrik), karena
penggunaan kateter urine >48 jam.
Formula: Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urine / jumlah hari
6
terpasang kateter urine x 1000
Kriteria:
a. Krtiteria Inklusi: Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis:
- Demam (>38˚ C)
- Urgensi
- Frekuensi
- Disuria, atau
- Nyeri supra pubik
Tanda dan gejala ISK anak <1 Tahun:
- Demam
- >38˚C rektal
7
- Hipotermi <37˚C rektal
- Apnea
- Bradikardia
- Letargia
- Muntah-muntah
Tes diagnostik
- Tes carik celup (sipdstick) positif untuk leukosit
esterase dan / atau nitrit
- Piuri (terdapat ± 10 leukosit per ml atau terdapat 3
leukosit per LPB (mikroskop kekutan tinggi/1000x)
 11 

dari urin tanpa dilakukan sentrifugasi)


- Ditemukan kuman dengan pewarnaan Gram dari
urine yang tidak di sentrifugasi
- Paling sedikit 2 kultur urin ulangan didapatkan
uropatogen yang sama (bekteri gram negaitf atau
S.saprophyticus) dengan jumlah >120 koloni per
ml dari urine yang tidak di kemihkan (kateter atau
aspirasi suprapubik)
- Kultur ditemukan <105 koloni/ml kuman patogen
tunggal (bakteri gram negatif atau
S.saprophyticus) pada pasien yang dalam
pengobatan antimikroba efektif untuk ISK
- Dokter mendiagnosis sebagai ISK
- Dokter memberikan terapi yang sesuai untuk ISK
b. Kriteria Ekslusi: Pasien dengan ISK sebelum pemasangan kateter urine
menetap
8 Bobot KPI (%)
Tipe Indikator (pilih salah □ input □ proses
9
satu dengan tanda □) □ Output □ outcome
10 Sumber data: Formulir surveilans
Target sampel dan Ukuran Semua paien yang terpasang kateter urine menetap >24
11
Sampel: jam
12 Rencana Analisis: Control Chart
13 Wilayah Pengamatan:
Metode pengumpulan data: □ Retrospektif □ Concurrent
14 (pilih salah satu dengan
tanda “√”)
15 Pengumpul Data: IPCN dan IPCN Link
16 Frekuensi penilaian Data: Perbulan
17 Periode pelaporan: Perbulan
Rencana penyebaran hasil Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja,
18 capaian kepada staff: pengiriman analisis ISK setiap 3 bulan ke unit kerja dan
direksi, kemkes
Nama alat atau file Audit: Formulir surveilans harian dan formulir kejadian ISK
19

Target capaian: 2017 2018 2019 2020 2021 2022

20
<4,7‰ < 1,5‰ < 1,5‰

Kamus Indikator ISK

Kamus indikator IDO


Perspektif: (Pilih salah satu □ Stakeholder □ Finansial
1 dengan tanda “√”) √ Proses bisnis Internal
□ Pengembangan personil & organisasi
Sasaran strategis: Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
2 Komite PPIRS secara merata di seluruh unit kerja /
department
Nama Key Performance Tercapainya angka IDO sesuai Benchmark
3
Indikator (KPI):
 12 

Alasan memilih indikator 1. Standar akreditasi nasional


2. Menjadi pusat rujukan pelayanan
4
3. Indikator penilaian Direktur Utama
4. Meningkatkan pasien safety
Definisi: Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi luka
5 operasi atau ogan / ruang yang terjadi dalam waktu 30
sampai 90 hari paska tindakan operasi
Formula: Jumlah pasien yang terinfeksi IDO / jumlah pasien yang
6
dioperasi x 100 %
Kriteria:
a. Krtiteria Inklusi: Infeksi luka operasi dibagi 3 yaitu:
1. Infeksi luka operasi superfisial / surgical site
infection superficial incisional site (SSI) adalah
infeksi luka operasi yang terjadi 30 hari setelah
operasi dan hanya mengenai kulit dan jaringan
subkutan dengan gejala: aliran nanah purulen dari
tempat insisi atau terdapat minimal salah satu
gejala infeksi berikut yaitu: bengkak, kemerahan,
nyeri, panas.
2. Infeksi luka operasi dalam (profunda)/surgical site
infection (Ssi) deep incisional adalah infeksi yang
terjadi 30 hari sampai 90 hari paska tindakan
operasi dengan kriteria terdapat salah satu
keadaan sebagai berikut: terdapat drainase
purulen dari tempat insisi dalam, biakan positif
dari specimen berupa cairan yang keluar dari luka
atau jaringan insisi dalam yang diambil dengan
cara aseptic. Insisi superficial yang sengaja dibuka
oleh dokter dan memberikan hasil kultur positif
atau tidak dilakukan kultur dan terdapat
setidaknya satu gejala atau tanda seperti bengkak,
7
kemerahan, nyeri, demam dengan suhu 38˚C.
Dokter yang merawat menyatakan infeksi
3. Infeksi luka operasi / rongga adalah infeksi yang
terjadi 30 hari sampai 90 hari paska tindakan
operasi menyangkut bagian tubuh kecuali insisi
kulit, fasia, lapisan otot yang dibuka atau di
manipulasi selama tindakan operasi dan terdapat
paling sedikit satu keadaan berikut: terdapat
drainase purulen yang berasal dari drain yang
ditempatkan pada ronga/organ terkait, biakan
positif dari spesimen berupa cairan yang keluar
dari luka atau jaringan organ / rongga terkait,
abses atau tanda infeksi yang melibatkan organ /
rongga yang dibuktikan dengan dengan
pemeriksaan langsung, prosedur infasif,
pemeriksaan histologi atau pemeriksaan radiologi
dan dokter yang anangani menyatakan terjadi IDO

Jenis Operasi
a. Bersih
Dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi
pra bedah tidak dapat peradangan dan tidak
 13 

membuka traktus respiratorius, traktus


gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius, atau
traktus billier. Operasi berencana dengan
penutupan kulit primer, dengan atau tanpa
pemakaian drain tertutup
b. Bersih tercemar
Luka operasi yang membuka traktus digetivus,
traktus bilier, traktus urinarius, traktus
respiratorius, sampai dengan orofaring atau
traktus reproduksi kecuali ovarium
b. Kriteria Ekslusi: Pasien yang dioperasi di RS atau luar RS
8 Bobot KPI (%)
Tipe Indikator (pilih salah □ input □ proses
9
satu dengan tanda □) □ Output □ outcome
10 Sumber data: Formulir surveilans
Target sampel dan Ukuran Katarak, CABG, SC
11
Sampel:
12 Rencana Analisis: Control Chart
13 Wilayah Pengamatan:
Metode pengumpulan data: □ Retrospektif □ Concurrent
14 (pilih salah satu dengan
tanda “√”)
15 Pengumpul Data: IPCN dan IPCN Link
16 Frekuensi penilaian Data: Perbulan
17 Periode pelaporan: Perbulan
Rencana penyebaran hasil Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja,
18 capaian kepada staff: pengiriman analisis IDO setiap 3 bulan ke unit kerja dan
direksi, kemkes
19 Nama alat atau file Audit: Formulir surveilans harian dan formulir kejadian IDO
Target capaian: 2017 2018 2019 2020 2021 2022

20
2% 2,27% 2,27%

Kamus indikator HAP


Perspektif: (Pilih salah satu
□ Stakeholder □ Finansial
1 dengan tanda “√”) √ Proses bisnis Internal
□ Pengembangan personil & organisasi
Sasaran strategis: Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
2 Komite PPIRS secara merata di seluruh unit kerja /
department
Nama Key Performance Tercapainya angka HAP sesuai Benchmark
3
Indikator (KPI):
Alasan memilih indikator 1. Standar akreditasi nasional dan internasional
2. Menjadi pusat rujukan pendidikan dan pelayanan
4
3. Indikator penilaian Direktur Utama
4. Meningkatkan pasien safety
Definisi: Hospital acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi akut
pada parenkim paru setelah pasein di rawat di rumah
5
sakit >48 jam tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya
tidak menderita infeksi saluran nafas bawah
6 Formula: Jumlah pasien yang terinfeksi saluran nafas / jumlah
 14 

hari tirah baring x 1000


Kriteria:
c. Krtiteria Inklusi: Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis :
- Demam (>38˚C) tanpa ditemui penyebab lainnya
- Leukopenia (<4.000 WBC/mm3) atau leukositosis
(>12.000 SDP /mm3). Dan minimal disertai 2 dari
tanda berikut:
7
- Timbulnya onset baru sputum purulen atau
perubahan sifat sputum
- Penignkatan Fraksi inspirasi Oksigen >0,2 dari
FiO2 sebelumnya
d. Kriteria Ekslusi: Pasien yang sudah Pneumonia dari rumah atau luar
rumah sakit
8 Bobot KPI (%)
Tipe Indikator (pilih salah □ input □ proses
9
satu dengan tanda □) □ Output □ outcome
10 Sumber data: Formulir surveilans
Target sampel dan Ukuran Semua pasien yang mengalami tirah baring > 2x24 jam
11
Sampel:
12 Rencana Analisis: Grafik batang dan garis
13 Wilayah Pengamatan:
Metode pengumpulan data: □ Retrospektif □ Concurrent
14 (pilih salah satu dengan
tanda “√”)
15 Pengumpul Data: IPCN dan IPCN Link
16 Frekuensi penilaian Data: Perbulan
17 Periode pelaporan: Perbulan
Rencana penyebaran hasil Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja,
18 capaian kepada staff: pengiriman analisis HAP setiap 3 bulan ke unit kerja dan
direksi, kemkes
19 Nama alat atau file Audit: Formulir surveilans harian dan formulir kejadian HAP
Target capaian: 2017 2018 2019 2020 2021 2022
20
<1‰ < 1,5‰ < 1,5‰

Kamus indikator infeksi aliran darah (IAD)


Perspektif: (Pilih salah satu □ Stakeholder □ Finansial
1 dengan tanda “√”) √ Proses bisnis Internal
□ Pengembangan personil & organisasi
Sasaran strategis: Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
2 Komite PPIRS secara merata di seluruh unit kerja /
department
Nama Key Performance Tercapainya angka IAD sesuai Benchmark
3
Indikator (KPI):
Alasan memilih indikator 1. Standar akreditasi nasional
2. Menjadi pusat rujukan pelayanan
4
3. Indikator penilaian Direktur Utama
4. Meningkatkan pasien safety
Definisi: Infeksi aliran darah terkait pemasangan kateter
5 intravaskuler, adalah infeksi aliran darah terkait
pemasangan central venous catheter (CVC), peripheral
 15 

catheter, catheter haemodialysis, arterial line, peripheral


inserted central catheter (PICC), intraaortic ballon pump
dengan konfirmasi laboratorium
Formula: Jumlah pasien yang terinfeksi aliran darah (IAD) / jumlah
6
hari terpasang catheter central line x 1000
Kriteria:
e. Krtiteria Inklusi: Kriteria salah satu sebagai berikut:
- Ditemukan patogen dari biakan spesimen darah
dari kateter intravaskular dan dari darah perifer
tidak berkaitan dengan infeksi ditempat lain
- Pasien dengan minimal satu gejala atau tanda
sebagai berikut: demam >38˚C, menggigil atau
hipotensi tanpa penyebab lainnya dan diperoleh
hasil laboratorium hasil yang positif yang tidak
berhubungan dengan infeksi di tempat lain.
7
- Dugaan infeksi aliran darah terkait pemasangan
kateter intravaskulat pada anak berusia <1 tahun:
memiliki minimal satu dari tanda-tanda berikut:
a. Demam (suhu tubuh >38˚C per rektal)
b. Hipotermia (<37˚C per rektal), apnea atau
bradikardia
c. Tidak ditemukan sumber infeksi selain
pemasangan kateter vaskular
d. Terdapat bakteri pathogen dalam biakan kuman.
f. Kriteria Ekslusi: Pasien dengan IAD sebelum pemasangan CVL
8 Bobot KPI (%) 5%
Tipe Indikator (pilih salah □ input □ proses
9
satu dengan tanda □) □ Output □ outcome
10 Sumber data: Formulir surveilans
Target sampel dan Ukuran Semua pasien yang terpasang Central Vena Line (CVl)
11
Sampel:
12 Rencana Analisis: Grafik batang dan garis
13 Wilayah Pengamatan: -
Metode pengumpulan data: □ Retrospektif □ Concurrent
14 (pilih salah satu dengan
tanda “√”)
15 Pengumpul Data: IPCN dan IPCN Link
16 Frekuensi penilaian Data: Perbulan
17 Periode pelaporan: Perbulan
Rencana penyebaran hasil Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja,
18 capaian kepada staff: pengiriman analisis IAD setiap 3 bulan ke unit kerja dan
direksi, kemkes
19 Nama alat atau file Audit: Formulir surveilans harian dan formulir kejadian IAD
Target capaian: 2017 2018 2019 2020 2021 2022

20
3,5 ‰ < 1,5‰ < 1,5‰

Kamus Indikator Plebitis


Perspektif: (Pilih salah satu □ Stakeholder □ Finansial
1 dengan tanda “√”) √ Proses bisnis Internal
□ Pengembangan personil & organisasi
 16 

Sasaran strategis: Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi


2 Komite PPIRS secara merata di seluruh unit kerja /
department
Nama Key Performance Tercapainya angka Plebitis sesuai Benchmark
3
Indikator (KPI):
4 Alasan memilih indikator Patient safety dan mencegah terjadinya plebitis
Definisi: Plebitis adalah : pada daerah lokal tusukan infus
ditemukan tanda-tanda merah, seperti terbakar, bengkak,
5
sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulens atau
mengeluarkan cairan bila ditekan
Formula: Jumlah pasien yang terinfeksi plebitis / jumlah hari
pemasangan infus perifer x 1000
6

Kriteria:
7 g. Krtiteria Inklusi: Pasien yang terpasang infus perifer
h. Kriteria Ekslusi: Pasien dengan plebitis sebelum pemasangan IVL
8 Bobot KPI (%) 5%
Tipe Indikator (pilih salah □ input □ proses
9
satu dengan tanda □) □ Output □ outcome
10 Sumber data: Formulir surveilans
Target sampel dan Ukuran Semua pasien yang beresiko tirah baring
11
Sampel:
12 Rencana Analisis: Grafik batang dan garis
13 Wilayah Pengamatan: -
Metode pengumpulan data: □ Retrospektif □ Concurrent
14 (pilih salah satu dengan
tanda “√”)
15 Pengumpul Data: IPCN dan IPCN Link
16 Frekuensi penilaian Data: Perbulan
17 Periode pelaporan: Perbulan
Rencana penyebaran hasil Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja,
18 capaian kepada staff: pengiriman analisa dekubitus setiap 3 bulan ke unit kerja
dan direksi, kemkes
19 Nama alat atau file Audit: Formulir surveilans harian
Target capaian: 2017 2018 2019 2020 2021 2022

20
1‰ < 1,5‰ < 1,5‰
 17 

Lampiran 2

CONTOH FORMULIR LAPORAN SURVEILANS KE DINAS KESEHATAN DAN


KEMENTERIAN KESEHATAN INDONESIA
 18 

Lampiran 3

CONTOH FORMULIR SURVEILANS HARIAN

SURVEI INFEKSI
RUMAH SAKIT
Nomor RM :
Nama :
Tanggal Lahir :
JenisKelamin : L /P
(mohon diisi atau tempelkan stiker bila ada)
SMF Utama : BB: Kg TB : Cm
Diagnosa masuk : Cara Masuk RS : IGD IRJ
Tempat dirawat dan nama dokter yang merawat :
1. Ruang…………………….……………… Tgl ……………… Jam …………….s/d ………………..jam ………….. Dr…………………………………………
2. Ruang…………………………………….. Tgl…………………Jam……………..s/d………………….jam…………… Dr………………………………………….
3. Ruang…………………………………….. Tgl…………………Jam……………..s/d………………….jam…………… Dr………………………………………….
4. Ruang…………………………………….. Tgl…………………Jam……………..s/d………………….jam…………… Dr………………………………………….
FAKTOR RESIKO
Diabetes melitus Obesitas Gangguan faal hati Perokok
v
Gangguan faal hati Giziburuk Bayi, Partus normal ……………..
Gangguan system kekebalantubuh keganasan Lanjutusia
IADP & PLEBITIS
Pemasangan : kateter vena periver Ya Tidak, Kateter Vena Central Ya Tidak, Kateter Vena Umbilikal Ya Tidak
Pasien< 1 Tahun
Lokasi Tgl……s/d Sistolik Hari Nadi Hari Suhu Hari Suhu Hari Apnoe Hari Nyeri Merah Kalor Pus Bengk
tgl… <90 Ke <100x Ke >380C Ke >360C ke Ke ak
mmHg /menit
1. …....... ……s/d …………. …… …………. …… ……….. ……. ……. ……. ………… ……. ……. ……. ……. …… ………
2. …....... ……s/d ………….. ……. …………. ……. ……….. ……. ……….. ……. ………… ……. ………. ………… ……… …… ………
3…....... ……s/d …………. ……. …………. ……. ……….. ……. ……….. ……. ………… ……. ………. ………… ……… …… ………
4…....... ……s/d …………. ……. …………. ……. ……….. ……. ……….. ……. ………… ……. ………. ………… ……… …… ………
5…....... ……s/d …………. ……. …………. ……. ……….. ……. ……….. ……. ………… ……. ………. ………… ……… …… ………
PasienUsia> 1Tahun
Lokasi Tanggal Suhu Hari Sistolik Hari Menggigil Hari Nyeri Merah Kalor Pus Bengkak
>380C Ke <90 Ke Ke
mmHg
1 .................. ……s/d…… …………. …… …………. ……… …………. …………. …………. …………. …………. ……….. ………….
2 .................. ……s/d…… …………. ……. ……………. ……… ……………... ………….. ……………. ………….…… ………..… ……….. ………....
3….................. ……s/d…… …………. ……. ……………. ……… ……………... ………….. ……………. ………….…… ………..… ……….. ………....
4….................. ……s/d…… …………. ……. ……………. ……… ……………... ………….. ……………. ………….…… ………..… ……….. ………....
5….................. ……s/d…… …………. ……. ……………. ……… ……………... ………….. ……………. ………….…… ………..… ……….. ………....
TujuanPemasangan :
Pemberian :antibiotik / sitostatika/……………………………. Kultur darah Ya Tidak Kultur Pus Ya Tidak
Transfusi : WB / PRC / FFP / Trombosit Bila ya kultur ke : Bila ya kultur ke :
1. Tgl………………….Hasil…………………………………. 1. Tgl………………….Hasil………………………......
Nutrisi parental :Protein / Lemak / Glukosa / ……………
2. Tgl………………….Hasil…………………………………. 2. Tgl………………….Hasil……………………………
Terapicairan : RL / NaCl 0,9% / KaEn 3B / …………………

Diagnosa: IADP Ya Tidak


Phlebitis Ya Tidak
 19 

INFEKSI SALURAN KEMIH


Kateter Urine Ya Tidak Suprapubik Dower Cateter Internitten tgl………………………… Kondom, Tgl………………………..
Pasien< 1 Tahun
PasangKe Tanggal Suhu Hari Suhu Hari Nadi<10 Hari Apnoe Harike Letargi Harike Muntah Harike
>380C Ke >370C Ke 0x/menit Ke
1…................. ……s/d…… …………. ……. ……………. ……… ……………... ……… ……… …………. ………..… ………… ………..… ……….
2…................. ……s/d…… …………. ……. ……………. ……… ……………... ……… …………. …………. ………..… ………… ………..… ……....
.
Pasien>1 Tahun
PasangKe Tgl……s/d Suhu HariKe Anyang- HariKe NyeriSuprapublik HariKe Nyeriberkemih Harike Pus Harike
tgl… >380C anyangan
1 pertama ……s/d…… …………. ……………. ……………. ……………. ………………………….. ………….. ………………………. …………. ……….. …………...…
2…................. ……s/d…… …………. ……………. ……………. ……………. ………………………….. ………….. ………………………. ………….. ………… ………………
Pemeriksaan Urine Ya Tidak
BilaYa 1. Tanggal …………………………..Leukosit Urine …………………….. 3. Tanggal ………………………. Leukosit Urine ………………….
2. Tanggal……………………………Leukosit Urine………………………. 4. Tanggal……………………………Leukosit Urine…………………...
Diagnosa ISK Ya Tidak

PNEUMONIA VENTILATOR
Ventilator : Ya Tidak NomorVentilator : ……………………….Tanggal Pasang……………………….s/d……………………
0
Demam : ≥ 38 C Ya Tidak, bilaYa hari Ke…………….. setelah pemasangan ventilator
SekresiDahak : Purulent Ya Tidak
Fi O2 / PO2 (mmHg) : > 240 mmHg Harike………………… setelah pemasangan ventilator
< 240 mmHg Harike…………………setelah pemasangan ventilator
FotoThoraks : Infiltrat Merata Patchy Terlokalisir
KulturAspirat / Biopsi : Ya Tidak
BilaYa, : 1. Tgl…………………………………. Hasil ……………………………………………….
2. Tgl…………………………………. Hasil ………………………………………………
Diagnosa VAP Ya Tidak

INFEKSI DAERAH OPERASI


Operasi Ya Tidak TanggalOpersi
TindakanOperasi DokterOperator :
……………………………………………………………
DokterKonsultan Emergensi Ya Tidak
JenisOperasi : Bersih Bersih Terkontaminasi AnestesiUmum Ya Tidak
Tercemar Kotor
KamarOperasi………………………………………………………….. Rondeke…………………………………………
Implan Ya Tidak Trauma Ya Tidak
PendekatanEndoskopi Ya Tidak Prosedur Multiple Ya Tidak
Lama Operasi……………………Jam……………….Menit ASA Score : 1 2 3 4 5
Kultur Ya Tidak Penanggung Jawab Kamar Operasi :
BilaYa, Kultur ke : 1. Tgl……………….Hasil………………………………………
2. Tgl……………….Hasil……………………………………… (……………………………………………………)
PEMANTAUAN LUKA OPERASI
Hari ke …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
0
Suhu≥ 38 C
Drainasie
Pus
Perforasi
Fistula
Kultur Ya Tidak BilaYa, Kulturke : 1. Tgl……………….Hasil………………………………………
2. Tgl……………….Hasil………………………………………
Diagnosa IDO : Ya Tidak
 20 

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK Ya Tidak


Nama Obat Tanggal Dosis PO / IV / IM Indikasi
Pengobatan Profilaksis
1. ….…..s/d……..
2. ….….s/d…….
3. ….…..s/d…….
4. ….……s/d……..
5. ….……s/d……..

TIRAH BARING a. Pasien tirah baring : YA / TIDAK Tanggal mulai tirah baring :---------------- s.d ----------------
b. Dilakukan alih baring : YA / TIDAK Tanggal mulai tirah baring :----------------- s.d ---------------
HAP
TANGGAL
Hari ke
CLINICAL PULMONARY INFECTION SCORE ( CPIS )
TEMPERATUR SCORE
≥36,5°C-≤38,4°C
≥38,5°C-≤38,9°C
≥39°C-≤36,5°C

LEKOSIT
4.000-11.000
<4.000atau>11.000
<4.000atau>11.000
+ band form 50%
EKSKRESI
TRAKEA
(SPUTUM)
Tidak ada
Ada non purulent
Ada purulent
FOTO THORAK
Tidak ada infiltrat
Ada infiltrat
difusi/menyebar
Infiltrat terlokalisisr
HASIL PX KULTUR
SPUTUM
Tidak ada
petumbuhan bakteri
Ada pertumbuhan
bakteri
TOTAL SCORE
KETERANGAN :CPIS SCORE>6,curiga HAP.bila pasien terpasang ventilator,buat dan lengkapi formulir CPIS dengan score harian sesuai kon disi,observasi harian di perlukan
untuk mengetahui secara pasti hari keberapa pasien mengalami pneumonia,sebelum di serahkan harap total hari pemasangan di isi.total hari pemasangan
menjadi denominatur penghitungan.bila di perlukan, tulis data tambahan di bagian keterangan.
Diagnosa HAP : ya Tidak

DEKUBITUS
No Tanda-tanda dekubitus Waktu terjadi dekubitus (diisi tgl)
1 Kemerahan
2 Melepuh
3 Lecet
4 Nyeri/sakit

DIAGNOSA AKHIR :
Cara keluar RS : Hidup Meninggal Pindah RS Pulang Paksa Kabur
Note : Beritanda √ pada yang dipilih

Mengetahui, Nunukan, …………………………..20…………


Dokter yang merawat Perawat / Bidan
 21 

(……………………………………………………) (……………………………………………………)
 22 

Lampiran 4
Formulir Harian Ruang ICU
Data Pemakaian Peralatan Medis

Ruang/Unit: ............./...................... Bulan: .................... Tahun: ................

Pemakaian alat

Tgl No Nama ETT CVL IVL UC Kultur Antibiotika Ket


 23 

Lampiran 5

Rekomendasi untuk Mencegah Sepsis (2009) (IADP)

Sebelum pemasangan alat intravaskuler


Edukasi petugas tentang pemasangan, pemasangan dan perawatan kateter
sentral dan pencagahan IADP
Saat Pemasangan alat intravaskuler
1.Pakai daftar tilik cara pemasangan.
2.Lakukan kebersihan tangan.
3.Hindari pemasangan pada vena vemoralis pada pasien dewasa.
4.Gunakan set steril untuk pemasangan kateter.
5.Pakailah APD semaksimal mungkin selama pemasangan keteter sentral.
6.Pakailah antiseptic berbasis klorheksidin untuk membersihkan permukaan
kulit pada
pasien usia > 2 bulan.
Setelah Pemasangan alat intravaskuler
1. Lakukan diinfeksi area konektor (hubs), konektor tanpa jarum, sisi
tempat menyuntik sebelum pemberian cairan/accessing.
2. Segera mungkin melepaskan kateter yang tidak diperlukan.
3. Untuk kateter sentral tanpa saluran (non-tunneled) pada pasien dewasa,
gantilah dressing dengan yang transparan dan lakukan disinfeksi area
kateter dengan antiseptic berbasis klorhexidin tiap 5 – 7 hari, atau bila
dressing kotor, longgar atau lembab, gantilah kasa verban tiap 2 hari atau
jika perlu.
4. Jangan memakai blood set, tetapi pakailah infuse set, selang tranfusi,
selang untuk lemak dalam periodetidak lebih dari 96 jam.
5. Lakukan surveilans terhadap adanya IADP.
6. Pakailah salep antibiotic pada area pemasangan kateter hemodialise.

Pendekatan Khusus untuk Pencegahan IADP

Jika angka surveilans IADP tinggi walaupun telah dilakukan langkah dasar PPI
:

1. Mandikan pasien ICU yang telah dirawat > 2 bulan dengan klorhexidin tiap
hari.
2. Pakailah antiseptic atau antibiotika menyertai pemakaian kateter sentral
pada pasien dewasa.
3. Pakailah (bila ada) spon yang mengandung klorheksidin untuk dressing
keteter sentral pada pasien yang dirawat > 2 bulan.
4. Pakailah “antimicrobial locks” / ulir diberi antimikrobapada pasien yang
dipasang kateter sentral dalam waktu lama.
 24 

Referensi :
Penelitian PD Rosenthal, DG Maki dan INICC 2008
Kecendrungan penurunan HAIs bila kumpulan langkah/bundle diterapkan :
1992 – 1998 : 6.0 per 1000 hari pemakaian alat
1995 – 2003 : 4.9 per 1000 hari pemakaian alat
2007 – 2008 : 1.5 per 1000 hari pemakaianalat
Lampiran 2. Cara menghitung Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Teknik menghitung :
Numerator
laju infeksi = 𝑥 1000 = ⋯ ‰
Denominator

Jumlah Kasus IADP


x 1000 = ⋯ ‰
Jumlah Hari Pemakaian Alat

Contoh kasus :
Dari Data di ruangan A Rumah Sakit X sebagai berikut :
 Jumlah pasien pada bulan Februari 2009 = 196 orang.
 Jumlah hari rawat = 960 hari.
 Jumlah pasien terpasang infuse = 90 orang dengan jumlah hari
pemasangan infus = 212 hari.
 Ditemukan tanda-tanda IRS berdasarkan hasil kultur positif dengan tanda
klinis yang jelas sebanyak 9 orang.

Laju IADP = 9/212 x 1000 = 42.5

Cara Menghitung VAP dan HAP

Teknik perhitungan :

1. Catat data secara manual atau komputerisasi sebagai data base.


2. Tentukan numerator dan denominator.
3. Angka infeksi VAP adalah jumlah VAP dibagi dengan jumlah hari pemakaian
alat ventilasi mekanik.
Jumlah kasus VAP
4. Angka Infeksi VAP = x 1000
Jumlah hari pakai alat
5. Angka infeksi HAP adalah jumlah pasien HAP dibagi dengan jumlah hari
rawat pasien yang masuk pada periode tersebut.
Ʃ pasien HAP per bulan
6. Angka Infeksi HAP = x 1000
Ʃ hari rawat pasien per bulan
Ʃ pasien VAP per bulan
7. Angka Infeksi VAP = x 1000
Ʃ hari pemasangan alat ventilasi per bulan

Contoh kasus HAP :


Data surveilans bulan Desember 2008 di ruang penyakit dalam RS X : jumlah
pasien yang masuk 77 orang, jumlah hari rawat 833 hari, jumlah pasien tirah
baring sebanyak :
 16 orang stroke haemoragik.
 9 orang stroke non haemiragik.
 Jumlah hari rawat semua pasien stroke 375 hari
 25 

 Ditemukan HAP 2 orang : hasil kultur sputum MO Klebsiella pneumonia.

Berapa angka infeksi HAP ?


Angka infeksi HAP adalah : 2/375 x 1000 = 5,33‰ .
Data surveilans bulan Januari 2009 di ruang ICU di ruang ICU :
 Jumlah pasien 5 orang.
 Terpasang ventilasi mekanik 3 orang.
 Jumlah hari pemasangan alat ventilator 30 hari.
 Terinfeksi VAP sebanyak 1 orang ditandai : demam, adanya ronchi, sesak
napas, sputum purulen, X-ray torks infiltrate (+).
Berapa angka infeksi VAP ?
Angka Infeksi VAP adalah 1/30 x 1000 = 33,3‰

Cara Menghitung Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Populasi beresiko ISK RS


Populasi yang beresiko terjadinya ISK RS yaitu semua pasien yang
menggunakan alat kateter urin menetap dalam waktu ≥ 2 x 24 jam.

Pengumpulan data:
 Dilakukan oleh IPCLN dan apabila berhalangan dapat dilimpahkan ke
petugas yan berkompeten.
 Identifikasi ISK : Laporan unit; Lakukan kunjungan ke ruangan : observasi
atau wawancara.
 Data ISK RS dan penggunaan alat keteter urine diambil secara serentak,
prospektif.
 Data dikumpulkan secara terus menerus dan berkesinambungan.
 26 

Lampiran 6
FORMULIR SURVEILANS BULANAN INFEKSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

BULAN :
TAHUN :
RUANGAN :
SURVEYOR :
DX. TINDAKAN INFEKSI RUMAH SAKIT TIRAH HASIL MACAM ANTIBIOTIK JENIS KUMAN
TGL S U JK DEKU AB URIN HASI
MEDIS UC IVL CVL ETT/V OB OBT OK VAP HAP ISK PLEBITIS IAD ILS ILO BARING KULTUR TAB 1 2 3 >3 DARAH SWAB SPUTUM
E L

KETERANGAN : CVL : Central Vena Line


U : Usia SSI/IDO : Surgical Side Infection / Infeksi Daerah Operasi
Dx Medis: Diagnosa Medis OB : Operasi bersih
JK : Jenis Kelamin ILD : Infeksi Luka Dalam
S : Suhu OBT : Operasi Bersih Tercemar
HAP : Hospital Aquired Pneumonia ILK : Infeksi Luka Kotor
UC : Urine Kateter OK : Operasi Kotor
VAP : Ventilator Associated Pneumonia ILS : Infeksi Luka Suoerficial
IVL : Intra Vena Line/vena perifer DEKU : Dekubitus
IAD : Infeksi Aliran Darah PLEB : Plebitis
 27 

Lampiran 7

FORMULIR LAPORAN HASIL SURVEILANS


INFEKSI RUMAH SAKIT & PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN NUNUKAN

LAPORAN BULAN :………………………………………………………………………….

RUANGAN :………………………………………………………………………….
F.03.K-PPIRS
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PPI :………………………………………………………………………….

VARIABEL
VENA SENTRAL VENA PERIFER KATETER OPERASI TIRAH BARING ETT/VENTILATOR TIRAH BARING

SSI
N IAD ‰ N PLEBIT ‰ N ISK ‰ N ‰ N HAP ‰ N VAP ‰ N DEKUBITUS ‰
ILS ILD ILO
 28 

Das könnte Ihnen auch gefallen