Sie sind auf Seite 1von 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pembubutan memerlukan daya, di mana daya diperoleh


dari energi listrik. Energi listrik ini kemudian dirubah menjadi energi
mekanik melalui motor listrik. Seberapa besar daya motor listrik ditentukan
oleh beberapa faktor, antara lain:kecepatan potong, kedalaman potong,
gerak makan, waktu pemotongan, dan material pahat. Pada mesin bubut
modern digunakan sistem gear head yaitu dengan menjadikan roda gigi
sebagai transmisi daya yang di gerakkan oleh motor listrik. Sehingga
terdapat hubungan antara daya motor listrik pada mesin bubut dengan
sistem gear head terhadap kedalaman pemotongan pada suatu proses
pembubutan.

Mesin bubut dipergunakan untuk pembentukan benda kerja menjadi


bentuk-bentuk tertentu dengan cara pengelupasan yang menghasilkan tatal
atau serpihan. Alat potong atau alat sayatnya adalah pahat bubut, dimana
pahat ini sangat diperlukan dalam fungsinya yaitu digunakan untuk
penyayatan suatu benda kerja yang mana nantinya akan dikerjakan pada
mesin bubut. Mesin bubut termasuk mesin perkakas serba guna dimana
dalam mesin bubut kita dapat 2 membuat bentuk-bentuk poros atau lubang
silindris, bentuk permukaan rata, bentuk tirus (konis), bentuk bulat, bentuk
ulir dan bentuk beralur.

Cara pembubutan ada 2 macam gerakan yaitu : (1) gerakan benda kerja
berputar sesuai dengan sumbu mesin, (2) gerakan alat potong. Gerakan alat
potong itu sendiri memiliki 2 macam gerakan yaitu : (1) gerakan yang sejajar
sumbu utama disebut pembubutan muka, (2) gerakan yang bersudut
terhadap sumbu utama disebut pembubutan tirus (konis). Untuk
pembubutan tirus sering digunakan dalam pekerjaan permesinan untuk
kegiatan produksi, yang mana dalam pembubutan ini mempunyai
keuntungan dan kerugian. Pemanfaatan pembubutan tirus digunakan dalam
berbagai bentuk benda dengan sudut–sudut ketirusan yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan proses produksi. Di mesin bubut, pembubutan tirus
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: menggeserkan eretan atas, senter
kepala lepas dan perlengkapan pembubutan tirus(taper attachment).

Politeknik TEDC Bandung


2

Kerugian dalam pembubutan tirus ini dipengaruhi oleh beberapa faktor saat
pengerjaan pembubutan diantaranya pada besar kecilnya eretan atas dapat
digeserkan, panjang pendeknya benda kerja, berubahnya kedudukan sumbu
benda kerja dan lain-lain.

Proses pembubutan untuk produksi barang maka sangat penting hasil


produksi tersebut menghasilkan produk yang maksimal, produk tersebut
harus benar-benar presisi atau sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan
kehalusan juga harus maksimal dengan pekerjaan yang ekonomis.
Kecepatan putar mesin bubut mempunyai jenis tingkatan putaran spindel
yang digunakan sesuai kebutuhan produksi dimana menggunakan kecepatan
putar yang dapat diubahubah tingkat putaran mesinnya, sebagai guna untuk
menentukan tingkat kehalusan permukaan pada proses pembubutan.

Besar kecilnya sudut potong pahat juga menentukan tingkat kehalusan


permukaan, karena disetiap sisi sudut potong pahat mempunyai
kemampuan menghasilkan tatal pada proses penyayatan. Bentuk tatal
kontinyu menghasilkan bekas irisan paling halus ukuran paling teliti untuk
tebal irisan. Pahat bubut itu sendiri sebaiknya mempunyai sifat bahan keras,
kuat, tahan panas dan tidak cepat aus. Pemilihan dari suatu bahan yang akan
dibubut 1 3 merupakan satu hal dimana kemampuan pahat juga
berpengaruh pada penyayatan bahan yang hendak dibubut.

Salah satu syarat yang mempengaruhi kehalusan permukaan


pembubutan tirus adalah kecepatan putar mesin bubut dan sudut potong
pahat. Dimana dengan menggunakan variasi kecepatan putar yang berbeda
tingkat kecepatannya yaitu kecepatan rendah, kecepatan menengah dan
kecepatan tinggi sesuai tingkatan putaran spindel mesin bubut yang ada
pada tabel tersebut dan variasi sisi-sisi sudut potong pahat juga, agar dapat
mengetahui perbedaan hasil kehalusan pada perlakuan bahan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perlu


diadakan penelitian yang berhubungan dengan perbedaan penggunaan
antara kecepatan putar dan sudut potong pahat didalam proses pembubutan
tirus sangat berpengaruh pada hasil terutama tingkat kehalusan permukaan.
Dari hal tersebut, dilakukan suatu analisis salah satunya tentang perubahan
kecepatan putar dengan mengambil judul : “Analisis Perubahan Kecepatan
Pada Mesin Bubut”.

Politeknik TEDC Bandung


3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka perumusan
masalah untuk laporan ini adalah mengetahui hal-hal yang berkenaan
dengan mesin bubut, yaitu meliputi :
A. Perubahan kecepatan pada mesin bubut
B. Perhitungan panel
C. Perhitungan tabel pada Motor

1.3 Batasan Masalah


Mengingat terlalu luasnya permasalahan yang berkaitan dengan
penulisan ini, maka penulis membatasi masalah agar
permasalahannya lebih terfokus.
Adapun batasan - batasan masalah tersebut adalah :

1.3.1 Mengetahui perubahan kecepatan pada mesin bubut


1.3.2 Name Plat dan Tabel pada mesin bubut
1.3.3 Panel Kelistrikan pada mesin bubut
1.3.4 Motor atau penggerak yang digunakan pada mesin bubut

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah


satu tugas mata kuliah teknik kelistrikan III jurusan Mekanik
Industrindan Desain Politeknik TEDC Bandung dan untuk mempelajari
prinsip kerja pada mesin bubut, baik komponen serta perubahan
kecepatannya.

Sedangkan manfaat yang kita dapatkan dari laporan ini adalah kita
dapat mengetahui juga mengerti secara keseluruhan mengenai mesin
bubut, baik edari segi elektik maupun mekanik,serta mengetahui
bagaimana perubahan kecepatan yang terjadi pada mesin bubut.

Politeknik TEDC Bandung


4

BAB II
Analisis Perubahan Kecepatan Pada Mesin Bubut

Perubahan Kecepatan Pada Mesin Bubut

Kecepatan putar benda kerja diatur oleh mekanisme gerak utama, yang terletak didalam
kepala tetap. Pada kepala tetap terdapat tuas-tuas penyetel kecepatan putar benda kerja,
sedangkan putaran mesin bubut tergantung dari diameter bahan yang dibubut dan
kecepatan potong yang digunakan. Kecepatan potong dalam mesin bubut sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut :
 Kekerasan atau Kekuatan bahan yang akan dikerjakan,
 Ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x kecepatan
pemakanan), Tingkat kehalusan yang dikehendaki (penting untuk pemakanan),
 Bahan pahat yang digunakan,
 Bentuk pahat dan Pencekaman benda kerja.
Proses pengerjaan halus, pengirisan dilaksanakan tipis dan kecepatan suapnya kecilnya,
penampang tatalnya sangat kecil. Pada kecepatan iris sama penampang tatal kecil
menimbulkan kalor lebih kecil dibanding penampang tatal besar. Karena itu pengerjaan
kasar, yang tatalnya besar, harus menggunakan kecepatan iris lebih rendah. Kecepatan
gerak suap pada mesin bubut adalah jarak perpindahan pahat setiap putaran benda kerja.
Dalam proses membubut kasar, karena tidak bertujuan menghaluskan permukaan,
kecepatan gerak suap besar, agar pekerjaan selesai dalam waktu singkat. Sedangkan dalam
membubut halus, kecepatan gerak suap kecil agar jalur gerakan pahat saling menutup.
Dengan demikian dapat menghasilkan permukaan halus.

Politeknik TEDC Bandung


5

Kecepatan suap berubah bila kecepatan putar poros berubah, dan arah gerak suap akan
berbalik bila arah putaran poros dibalik. Roda gigi pembalik digunakan untuk membalik arah
putaran poros tanpa membalik arah putaran spindel.

Mekanisme ini semua roda gigi yang diperlukan untuk mengatur kecepatan suap terpasang
di dalam kotak roda gigi ( gear box ), tetapi setiap saat hanya sebagian dari roda gigi
terpasang yang melakukan kerja. Pengaturan kecepatan dilakukan dengan cara memilih
pasangan-pasangan roda gigi yang harus bekerja. Untuk pengaturan itu tersedia tuas-tuas
pengatur di sisi luar kotak roda gigi beserta tempelan daftar petunjuk, maka penyetelan
kecepatan suap dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

Untuk transportir putarannya terdiri dari 3 unit penggerak diantaranya puli, gear box dan
gear perubah kecepatan. Puli berfunggsi untuk transporter putaran motor terhadap gear
perubah kecepatan spindle atau chuck, dari gear perubah kecepatan berhubungan dengan
gear box.

Politeknik TEDC Bandung

Das könnte Ihnen auch gefallen