Sie sind auf Seite 1von 23

yudhi whyd

Rabu, 14 Desember 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


GASTRITIS
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan penting ialah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas
yang banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi
(Mustakim, 2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit
tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan
borok lambung yaitu Helicobacter Pylory.
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita Gastritis kronis selama
bertahun-tahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan
Gastritis tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum
seperti antasid, namun keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang
berkepanjangan dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan stress, gara-gara
Gastritis sekitar 10% dan biaya yang tidak sedikit. Bagi stress ini bukan tidak mungkin
justru menambah berat Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006).
Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan
diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada
usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua.Angka kejadian infeksi
GastritisHelicobacter Pylory pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi.
Menurut Maulidiyah dan Unun (2006), di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar
46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Adanya penemuan
infeksiHelicobacter Pylory ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian Gastritis. Faktor etiologi
Gastritis lainnya adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-
obatan (18%) dan terapi radiasi (2%) (Herlan, 2001).
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis antara pria dan wanita,
ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut
usia. Di Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun dengan prevelensi 22% insiden total untuk
segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang
usia untuk Gastritis adalah 10% (Harun Riyanto, 2008).
B.Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang penerapan Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Gastritis.

2. Tujuan Khusus
a. mampu menjelaskan tentang konsep dasar medis gastritis.
b. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gastritis.
c. Mampu menganalisis data dan menentukan Diagnosa Keperawatan berdasarkan masalah yang di dapat
pada klien dengan gastritis.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.Pengertian
1. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
2. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
3. Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan
inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
1) Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.

2) Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
C.Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang biasa muncul :
1) Gastritis Akut
yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2) Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan

D.Patofisiologi Terjadinya Penyakit


Obat- obatan, alcohol, garam empedu atau enzim- enzim pancreas dapat merusak
mukosa lambung ( gastritis erosive) mengganggu pertahanan mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin kedalam jaringan lambung, hal ini
menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab
iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan – gangguan
tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dapat terjadi
perdarahan. Masuknya zat- zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif mengakibatkan
peradangan dan nekrosis pada dinding lambung ( gastritis korosif). Nekrosis dapat
mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan
peritonitis.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kalenjar- kalenjar
lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak- bercak penebalan berwarna abu-abu atau
abu kehijauan ( gastritis atopik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan berakibat
berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atopik dapat
juga merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung. Gastritis kronis dapat pula
terjadi bersamaan dengan ulkus peptikum atau mungkin terjadi setelah tindakan
gastroyeyunostomi.

E.Klasifikasi
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan :
a. Manifestasi klinis
b. Gambaran hispatologi
c. Distribusi anatomi
d. Kemungkinan pathogenesis gastritis
Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :
a) Gambaran hispatology
a. Gastritis kronik superficial
b. Gastritis kronik atropik
c. Atrofi lambung
d. Metaplasia intestinal
Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar mukosa usus
halus yang mengandung sel goblet.
b) Distribusi anatomi

1. Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)


Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa
karena terjadi gangguan absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut
disebabkan oleh kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung
menurun.
2. Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B)
Paling sering dijumpai dan berhubungan dengan kuman Helicobacter pylori
3. Gastritis tipe AB
Anatominya menyebar keseluruh gaster dan penyebarannya meningkat seiring
bertambahnya usia

F.Gejala klinis
a. Gastritis akut
Gastritis akut erosive sangat bervariasi mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang
sangat mencolok adalah :
1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan
karena kehilangan darah.
2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan –
keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk
dengan tepat lokasinya.
3) Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja
dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak
jelas.
6) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang
mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan
hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai
gangguan kesadaran.

b. Gastritis kronis

1) Bervariasi dan tidak jelas


2) Perasaan penuh, anoreksia
3) Distress epigastrik yang tidak nyata
4) Cepat kenyang

G.Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : pada awalnya CM ( compos mentis), perasaan tidak berdaya.
2. Respirasi : tidak mengalami gangguan
3. Kardiovaskuler : hypotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian kapiler
lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, kulit/membrane mukosa berkeringat (
status syok, nyeri akut)
4. Persyarafan : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, nyeri epigastrium.
5. Pencernaan : anoreksia, mual, muntah oleh karena luka duodenal, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan ( coklat, pedas), membrane mukosa kering. Factor pencetus :
makanan, rokok, alcohol, obat-obatan dan stressor psikologi.
6. Genetourenaria : biasanya tidak mengalami gangguan.
7. Muskuloskletal : kelemahan, kelelahan.
8. Intergritas ego : factor stress akut, kronis, perasaan tidak berdaya, adanya tanda ansietas :
gelisah, pucat, berkeringat.

H.Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium

1. Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori


2. CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosisH.pylori
3. Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
4. Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis

b. Pemeriksaan radiologi

1. Endoskopi : meliputi topografi dan gambaran endoskopinya dimana gambaran


2. Eritematous / eksudatif
3. Erosi flat, erosi raised, atrofi, hemoragik, hyperplasia rugae.
4. Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung dimana hasilnya
meliputi :
5. Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylor
6. Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan predomonasi antrum atau
korpus.
7. Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia intestinal, Helicobacter
pylori.

I.Diagnosis / kriteria diagnosis


a) Gastritis akut

Tiga cara dalam menegakkan diagnosis yaitu gambaran klinis, gambaran lesi
mukosa akut dimukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata pada
endoskopi dan gambaran radiologi.Dengan kontras tunggal sukar untuk melihat lesi
permukaan yang superficial, karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda. Secara
umum peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitive dan spesifik untuk
diagnosis kelainan akut lambung.

b) Gastritis kronis

Diagnosis gastritis kronik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan


dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi biopsy mukosa lambung. Perlu pula
dilakukan kultur untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter Pylori apalagi jika
ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun pada duodenum, mengingat angka kejadian
yang cukup tinggi yaitu hamper mencapai 100%. Dilakukan pula rapid ureum test (CLO).
Criteria minimal untuk menegakkan diagnosis H.pylori jika hasil CLO dan atau PA
positif. Dilakukan pula pemeriksaan serologi untuk H.pylori sebagai diagnosis awal.

J.Therapy / tindakan penanganan


1. Gastritis akut

Factor utamanya adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung dengan


porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung,
berupa antagonis reseptor H2 , inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antacid. Juga
ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin. Keluhan akan
mereda bila agen-agen penyebab dapat dihilangkan. Obat antimuntah dapat diberikan
untuk meringankan mual dan muntah, jika keluhan diatas tidak mereda maka koreksi
keseimbangan cairan dan elektrolit dengan IVFD. Pemberian penghambat H2 (
ranitidine), antacid dapat berfungsi untuk mengurangi sekresi asam.

2. Gastritis kronis

Pengobatannya bervariasi tergantung pada penyebab yang dicurigai


a. Pemberian vitamin B12 dengan cara parenteral pada kasus anemia pernisiosa
b. Eradikasi Helicobacter pylori pada gastritis tipe B dengan pemberian kombinasi
penghambat pompa proton dan antibiotic ( tetrasiklin, metronidasol, kolitromisin,
amoxicillin)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GASTRITIS

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Z
Umur : 55 thn
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Pasar Usang tj. Belit Airtiris
No. Medical Record : 68.15.36
Ruang Rawat : murai I
Gol. Darah :A
B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Keluhan Utama/Gejala : Pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya, pasien mengatakan tidak
nafsu makan, masih mual dan muntah dan pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang di
derita pasienTD : 110/60 mmHg, N : 97 x/i, RR : 24 x/i S: 37,2 C.
2. Kondisi atau keadaan klien saat pengkajian (menggunakan alat bantu, jelasklan) Kondisi klien tampak
lemah, klien terpasang INVD NACL 20tts/mnt.
Masalah Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita b.d
kurang terpaparnya dengan informasi
C. RIWAYAT PENGOATAN TERAKHIR
Apakah sudah berobat : ya
Bila berobat kemana : puskesmas
Penanganan yang diterima : obat-obatan
Bila dirawat dimana : belum pernah di rawat
Berapa lama :-
Bila berobat jalan, obat-obatan yang diterima : antibiotik, analgesik
D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Penyakit yang pernah diderita : Demam
2. Penyebab Penyakit : Perubahan cuaca
3. Apakah sudah berobat? : Tidak
Bila sudah kemana :-
Penanganan yang diterima :-
Bila berobat jalan : Obat-obatan yang diterima ( - )
Bila dirawat : Alasan dirawat ( - )
4. Pernah dioperasi : tidak pernah
Bila pernah, kapan :-
Tempat :-
Lokasi operasi :-
5. Alergi : tidak ada riwayat alergi

c.Genogram Keluarga

: meninggal : Laki-laki : pasien


: Perempuan : tinggal serumah
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. PSIKOLOGIS
Suasana hati/mood : Baik
Karakter : pendiam
Keadaan Emosionil : labil
Konsep Diri : Baik

Persepsi pasien terhadap penyakitnya


Hal yang amat dipikirkan saat ini : Ingin segera sembuh
Harapan setelah menjalani perawatan : Penyakit yang diderita bisa cepat sembuh
Perubahan Yang dirasakan setelah sakit : sulit bergerak
Mekanisme Koping: cukup baik( klien bisa mengatasi gg body image)
b. SOSIAL
Orang yang terdekat dgn pasien : keluarga
Hubungan antar keluarga : Baik
Hubungan dengan orang lain : Baik
Perhatian terhadap orang lain : Baik
Perhatian terhadap lawan bicara : Baik
Kegemaran/Hobi : Memancing
c. SPIRITUAL
Pelaksanaan Ibadah : Baik
Kepercayaan/keagamaan dan aktifitas keagamaan yang ingin dilakukan
Keyakinan Kpd Tuhan : Yakin (Klien Sholat di tempat tidur)
F. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1. Pola Nutrisi dan Cairan
a. Makan
1. Sehat
Pola makan : 3 x 1 hari
Makan pantangan : Tidak ada
Makanan kesukaan : Nasi goreng
Diet khusus : Tidak ada
2. Sakit
Pola makan : 3 x 1 hari
Diet : Makanan lunak
Keluhan : anoreksia
: makanan yang mengandung asam, pedas, berlemak, yang bisa mengiritasi lambung
Perubahan Berat badan : menurun (49-45 kg)
Keluhan : tdak ada
n : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah
b. Cairan/Minuman
1. Sehat
Pola minum : 8 gelas / hari
Minuman kesukaan : Kopi
2. Sakit
Intake Cairan : Oral : 500 ml /hari
Parental 800 ml /hari
Total : 1300 ml/hr
Keluhan : tidak ada
2. Pola Eliminasi
A. BAK
a. Sehat
Jumlah urine : 1200ml
Warna : Kuning
Bau : Amoniak
Pola BAK : 3-4 x /hr
b. Sakit
Jumlah urin : 1100 cc
Bau : Amoniak
Warna : Kuning
B. BAB
a. Sehat
Konsistensi : Padat
Warna : kuning
Bau : Khas
Pola defekasi : 1-2 x sehari
Bentuk : Semisolid
3. Pola Aktifitas/Latihan
a. Sehat
Pola Aktifitas sehari-hari : Bekerja
Latihan fisik
Jenis : renang
Frekwensi : 1x seminggu
Lama : 20 menit
Aktifitas yg membuat lelah : Bekerja terlalu lama
Gangguan pergerakan
Penyebab : keletihan
Gejala : letih
Efek :-
b. Sakit
Pola aktifitas sehari-hari : berbaring ditempat tidur
Latihan fisik
Jenis : berjalan
Frekwensi : 2x sehari
Lama : 10-15 menit
Aktifitas yg membuat lelah : berbaring di tempat tidur terus-menerus
Tingkat ketergantungan : parsial
4. Pola Istirahat Tidur
a. Sehat
Pola tidur : 2x sehari
Malam (jam) : 7 jam
Siang (jam) : 2 jam
Total (jam) : 9 jam
Gangguan tidur :-
b. Sakit
Pola tidur : Tidak teratur
Malam (jam) : 10 jam
Siang (jam) :3
Total (jam) : 13 jam
5. Personal Hygiene
a. Sehat
Mandi : 2 x sehari
Gosok gigi : 3 x sehari
Cuci rambut : 2 x seminggu
Potong kuku : 1 x seminggu
Hambatan pemenuhan P. Hygiene : tidak ada
b. Sakit
Sehat
Mandi : 1 x sehari
Gosok gigi : 1 x sehari
Cuci rambut : tidak pernah
Potong kuku : belum pernah
Hambatan pemenuhan P. Hygiene : Tidak ada (dibantu keluarga)
6. Keselamatan dan Keamanan
Peralatan medik : IVFD RL 20 tts/i
Identitas Klien : ada (lengkap)
G. CATATAN KHUSUS
1. Apa pasien mengerti tentang penyakit yang di deritanya? tidak
2. Bila dulu pernah dirawat, macam kegiatan perawatan apa dirasakan terganggu? -
3. Bagaimana hubungan suami istri sebelum dan sesudah sakit? baik
4. Apakah ada pertanyaan yang diajukan? ada
5. Bila ada : penyakit yang dideritanya apakah bisa sembuh atau tidak, dan apa saja yang harus dilakukan
agar penyakitnya cepat sembuh
Masalah Keperawatan: kurang pengetahuan tentang penyajitnya b.d kurang terpaparnya dengan informasi
H. PEMERIKASAAN FISIK
1. Umum
Keadaan umum : sdang
Tingkat kesadaran : Komposmentis
Tinggi badan : 162 cm
Berat badan : 57 kg
2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37° C
Nadi : 84 x /i
Pernafasan : 24 x/i
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
3. Integumen
Kulit
Inspeksi
Kebersihan kulit : Bersih
Warna kulit : Normal
Kelembaban : lembab
Palpasi : Suhu : Hangat
Tekstur : Kasar
Turgor : elastis
4. Kuku
Inspeksi : Warna : Normal
Bentuk : Normal
Lesi : -
Keadaaan : Bersih
Palpasi : Capillary refill : Normal

5. Rambut dan Kepala


Inspeksi : Kuantitas : Tipis
Distribusi : Normal
Palpasi : Tekstur : Halus
Kulit Kepala : Normal
Keadaan rambut : Bersih
Tekstur : Halus
6. Wajah/Muka
Inspeksi : Simetris : ya
Ekspresi wajah : meringis
: Gangguan rasa nyaman nyeri
7. Mata
Inspeksi : kesejajaran : Normal
Palpera : Normal
Sclera : Normal
Conjungtiva : Normal
Pupil : Isokor
Reaksi pupil thd cahaya : Mengecil
Keadaan mata : Bersih
Palpasi : Nyeri tekan : Tidak
8. Telinga
Inspeksi : Normal
Keadaaan Telinga : Bersih

9. Hidung dan Sinus


Inspeksi : Simetris : ya
Kesulitan Bernafas : tidak
Warna kulit hidung : Cokelat
Pembekakan : Tidak
Mukosa : Lembab
Perdarahan : Tidak
Keadaan Hidung : Bersih
Palpasi suhu sinus terhadap nyeri tekan
Frontal : tidak
Maxilaris : tidak
10. Mulut
Inspeksi : Bibir : Normal
Gusi : Normal
Gigi : Normal
Lidah : Simetris
Keadaan Mulut : Bersih
11. Leher
Inspeksi : Warna : Normal
Palpasi : Leher : Hangat
12. Thorax/Dada dan Paru-paru
Inspeksi : Postur : Normal
Bentuk : Normal
Pola nafas : Reguler
Sifat nafas : Dada
Retraksi Torakalis : Normal
Batuk : -
Palpasi : Normal
Ekspansi paru pd sisi knan & kiri : Simetris
Taktil Fremitus : Anterior : Normal
Posterior : Normal
Perkusi Paru : Resonan/normal
Auskultasi : Vesikuler
13. Payudara
Inspeksi : Normal
Palpasi : Normal
14. Kardiovaskuler
Inspeksi Jantung : Pulsasi Apikal : -
Inspeksi dan Palpasi : Pulsasi Apikal : Normal
15. Abdomen/Perut
a. Abdomen
Inspeksi : Normal
Auskultasi : Bising usus : hiperaktif
Perkusi Hepar : Pekak
Limpa : Redup
Abdomen : Timpani
Palpasi Ringan : Normal
b. Anus : Normal
16. Genitalia
Inspeksi : Normal
Kateter : Terpasang, warna urin kuning, jumlah 500cc
Palpasi : Normal
17. Muskuloskletal
Inspeksi
Otot : Ukuran : Normal
Kontraktur : Ada
Tremor : Tidak
Tulang : Tidak normal
Tulang Belakang : Normal
Sendi : Terputus
ROM : Tidak sempurna
Palpasi
Otot : Tidak Normal
Tulang : Tidak Normal
Sendi : Tidak Normal
Lain-lain :-
Masalah Keperawatan : Immobilisasi fisik
18. Persarafan/Neurologi
GCS (3-15) :-
Orientasi : Orang
Atensi : Baik
Berbicara : Normal
Sensasi : Sentuhan
Penciuman : Baik
Pengecapan : Baik
Ingesti-digesti : Mengunyah : mampu
Menelan : mampu
Gerakan : Berjalan : mampu
I.HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- GDS:128 Mg/dl(<200>)
- HB:11,9 Gr/dl(14-18 g/dl)
-leukosit: 7.400/mm3
-trombosit:418.000/mm3
(TANGGAL: 25 Agustus 2010)
J. PROGRAM DOKTER
- IVFD RL 20tts/i -lansoprazol 1x130 mg
- Diit ML
- Paracetamol 3 x 500 mg/hari
- Ranitidin 2x1gr
K. ANALISA DATA

NO DATA FOCUS MASALAH PENYEBAB


(SUJEKTIF DAN OBJEKTIF)

1. DS :-Ps mengeluh nyeri pada ulu Nyeri akut Iritasi mukosaa


hatinya lambung
-Ambang nyeri 8
DO :- Ps terlihat meringis
menahan nyeri
-Ps tampak memegangi bagian
bawah perutnya
- Ps tampak gelisah
- TD : 110/60 mmHg
2. - N : 97 x/i Menurunnya
- RR : 24 x/i Perubahan nutrisi nafsu makan,
- S : 37º C kurang dari mual, muntah
DS : - Ps mengatakan tidak nafsu kebutuhan tubuh
makan
- ps mengatakan mual dan muntah
3. 3x sehari
-ps mengatakan sulit untuk
menghabiskan diit yang diberikan Kurang
Do : - diit ps tidak habis Kurang terpaparnya
-BB menurun dari 49 menjadi 45 pengetahuan dengan informasi
kg tentang
DS : -ps mengatakan kurang penyakitnya
mengerti tentang proses penyakit, (faktor penyebab
penyebab, dan terapi diet yang dan terapi diet)
harus dilakukan
DO : - ps tampak bingung
- Ps sering bertanya tentang
penyakitnya

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN TANDA TANGAN


(BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH)
1. Nyeri Akut b.d iritasi mukosa lambung
2. Perubhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
menurunnya nafsu makan,mual, muntah
3. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya (factor
penyebab, proses, dan terapi diet) b.d kurang
terpaparnya dengan informasi

III. RENCANA KEPERAWATAN

N TANGG MASALA TUJUAN & RENCAN RASIONAL


O AL/JAM H KRITERIA A
KEPERA HASIL TINDAK
WATAN AN
1. 31- Nyeri Tujuan -Evaluasi -Merupakan intervensi monitoring
agustus- Akut b.d -setelah derajat yang efektif. Tingkat kegelisahan
2010 iritasi dilakukan nyeri, mempengaruhi persepsi reaksi
10: mukosa tindakan catat nyeri
00WIB lambung keperawatan lokasi,
2x24 jam karakteris -membantu membuat dx dan
nyeri hilang tik dankebutuhan terapi
atau intensitas -karena makanan khusus yang
terkontrol nya, catat menyebabkan distress bermacam-
Kriteria perubahan macam
Hasil tanda- -untuk menghilangkan nyeri akut
-Ambang tanda dan menurunkan aktivitas
nyeri 2/ vital dan peristaltik
hilang emosi. -perbaikan nutrisi meningkatkan
- Klien -kaji kemampuan berfikir
tampak ulang -pengawasan kehilangan dan alat
2. rileks yang pengkajian kebutuhn nutrisi
meningka -makanan berlebihan
tkan nyeri menyebabkan mual muntah
31- Perubahan -dapat meningkatkan masukan,
agustus- nutrisi - meningkatkan rasa berpartisipasi
2010 kurang identifika -membuat pengetahuan dasar
dari si dan -membantu pemahaman ps tentang
kebutuhan batasi alas an meminum obat
tubuh b.d Setelah makanan
menurunn dilakukan yang
ya nafsu tindakan menimbul -latihan dapat membantu
makan keperawatan kan pengembangan gambaran diri
kebutuhan ketidakny positif dan melawan defresi
3. nutrisi amanan -membantu sebagai pengingat dan
terpenuhi penguat belajar
secara -
adekuat KH: Kolaboras
Klien akan i
01- menunjukka pemberia
agustus- n intake n obat
2010 makanan analgetik
melalui
Kurang keeimbanga
pengetahu n diet, ps -buat
an tentang menunjukka jadwal
proses n perilaku masukan
penyakit, mempertaha tiap jam
penyebab nkan pola
dan terapi nutrisi
,diet b.d -timbang
kurang BB tiap
terpaparny hari
ta dengan Seterlah
informasi dilakukan -berikan
tindakn makanan
keperawatan sedikit
(penkes)
tapi
klien akan
mematuhi sering
penatalaksan sesuia
aan diet dan indikasi
factor -berikan
penytebab diet
KH: makanan
Menyatakan mringan
pemahaman dengan
proses tambahan
penyakit dan
makanan
pengobatan,
mengidentifi yang
kasi disukai
hubungan
tanda dan -tentukan
gejala persepsi
dengan tentang
proses proses
penyakit penyakit
danhubunga -
kan gejala
diskusika
dengan
factor n program
penyebab pengobata
n jadwal
dan
kemungki
nan efek
samping
obat-
obatan
-anjurkan
melakuka
n aktivitas
biasa
secara
bertahap

-berikan
informasi
tertulis
untuk ps
atau
orang
terdekat

IV. CATATAN PERKEMBANGAN

TANGGAL/JAM NO.DX TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI


01-Agustus-2010 1 -Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi,
S : - ps mengatakan Nyerinyapada ulu
karakteristik dan intensitasnya, catat hatinya sudah Berkurang
perubahan tanda-tanda vital dan - Ambang nyeri 2
emosi. O :- Klien tampak sedikit rileks
-kaji ulang yang meningkatkan -Klien Tampak tidak meringis lagi
nyeri TD: 120/70 mmHg
-identifikasi dan batasi makanan N : 80x/i
yang menimbulkan RR: 20x/i
ketidaknyamanan S : 37,1 C
-Kolaborasi pemberian obat A : Masalah teratasi sebagian
analgetik P : Tindakan dilanjutkan
-Kaji tingkat nyeri
-Melakukan teknik relaksasi
-kolaborasi pemberian obat analgetik
Asammefenamat 2x300mg
02-agustus-2010 2 S:-ps mengatakan sudah bisa menghabiskan
diit
-Ps mengatakan tidak mual muntah
lagi
O:-diit ps habis setengah, ps menunjukkan
-buat jadwal masukan tiap jam prilaku mempertahankan pola nutrisi
-timbang BB tiap hari -BB ps meningkat dari 45 menjadi 47 kg
-berikan makanan sedikit tapi sering A : Masalah teratasi sebagian
02-september- 3 sesuia indikasi P : Tindakan dilanjutkan
2010 -berikan diet makanan mringan
dengan tambahan makanan yang S : PS mengatakan sudah mengerti
disukai tentang proses penyakit, penyebab dan
terapi diet yang harus dilakukan
O : -ps sudah tidak bingung kagi
-ps tidak bertanya lagi tentang penyakit
-tentukan persepsi tentang proses dan pengobatan penyakitnya
penyakit A : Masalah teratasi
-diskusikan program pengobatan P : Tindakan dihentikan
jadwal dan kemungkinan efek
samping obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa
secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps
atau orang terdekat

BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Data yang di dapat setelah pengkajian yang dilakukan pada Tn. Z dirasa sudah cukup sesuai dengan
pengkajian berdasarkan tinjauan teoritis yang ada. Data- data tersebut sudah menunjang untuk melakukan
asuhan keperawatan selanjutnya, karena semua data sudah di dapatkan dengan jelas dan akurat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa pada amputasi yang muncul menurut (Doenges, 1999) :
1. Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, anorexia.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
4. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Diagnosa yang diangkat pada Klien Tn. Z adalah:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, anorexia
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Diagnosa yang diangkat sudah sesuai dengan tinjauan teoritis, meskipun hanya sebagian diagnosa saja yang
muncul namun sudah cukup mewakili dan disusun sesuai dengan prioritas masalah.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas masalah keperawatan pada klien Tn. Z
adalah:
Dx 1: -Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan
emosi.
-kaji ulang yang meningkatkan nyeri
-identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan
-Kolaborasi pemberian obat analgetik
Dx 2: -buat jadwal masukan tiap jam
-timbang BB tiap hari
-berikan makanan sedikit tapi sering sesuia indikasi
-berikan diet makanan mringan dengan tambahan makanan yang disukai
Dx 3: -tentukan persepsi tentang proses penyakit
-diskusikan program pengobatan jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps atau orang terdekat
Intervensi yang disusun telah mengacu pada Tinjauan teoritis, yaitu diambil dari Doengoes, 2001.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun. Pada kasus Tn. Z semua intervensi
yang telah disusun telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur tetap yang ada.
E. EVALUASI
Evaluasi hasil dari implementasi keperawatan yang didapat pada Klien Tn. Z setelah dilakukan perawatan
selama 2x 24 jam sudah cukup Memuaskan, karena masalah sudah teratasi meskipun hanya sebagian.
Sehingga masih perlu melanjutkan intervensi-intervensi yang telah disusun dilanjutkan oleh perawat di
ruangan Murai I.
BAB V
PENUTUP

A.KESIMPULAN
1. Pengkajian
Dalam makalah ini, antara pengkajian pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus sudah terdapat kesamaan
antara teori dan aplikasinya pada tinjauan kasus.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul yang ada pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya muncul pada tinjauan
kasus. Namun diagnosa yang diangkat sesuai dengan masalah yang ada pada tunjauan kasus sudah cukup
mewakili dan sesuai dengan tinjauan teoritis.
3. Intervensi
Intervensi yang di susun berdasarkan prioritas masalah yang ada pada tinjauan kasus sudah sesuai dengan
tinjauan teoritis yaitu mengacu pada doengoes 2001.
4. Implementasi
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan pada tinjauan kasus setelah dilakukan perawatan selama
2x24 jam sudah cukup memuaskan, karena masalahnya sudah teratasi sebagian tindakan dilanjutkan oleh
perawat ruangan.

B.SARAN
1. Dalam pengkajian diharapkan sesuai dengan kasus yang ada
2. Perioritas utama adalah dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan baik
3.Tindakan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang ada
4.Sebaiknya lebih ditingkatkan kualitas pelayanan agar ps lebih merasa nyaman .
5.kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasiennya

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC:Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih, Jakarta : EGC, 2002.

Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC, 2007

Diposkan oleh Yudhi Whyd di 11.27


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:
1.

Sell Tiket23 Agustus 2016 06.53


Cari TiketPesawat Online Super Cepat dan murah??
http://selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!

Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??


Yang memilikipotensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di http://agenselltiket.com

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI HUBUNGI:


No handphone :085365566333
PIN : 5A298D36

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!

Balas
Tambahkan komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya

Yudhi Whyd
a orang biasa saja tidak ada yg istimewa.......
Lihat profil lengkapku
Entri Populer
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal
yang perlu diperhatikan. Salah satu...

 Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang
melingkar Bledder neck dan ...

 askep bblr

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap
janin yang mengalami gangguan p...

 asuhan keperawatan angina pektoris

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Walaupun telah banyak kemajuan dalam


penatalaksanaannya, penyakit jantungkoroner (...

Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2011 (4)
o ▼ Desember (4)
 asuhan keperawatan angina pektoris
 askep bblr
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS
 Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Das könnte Ihnen auch gefallen