Sie sind auf Seite 1von 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel merupakan unti struktural dan fungsional pada makhluk hidup. Bentuk sel ada yang
pipih, memanjang, sangat panjang, dan bikonkaf. Sedang ukuran dari sel pada umumnya
mikroskopis. Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang mengamati
jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara
autimon asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel
terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai
organel dan penyusun-penyusun lainnya seperti dinding sel, sitoplasma, membran plasma,
retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, peroksisom dan glioksisom, rangka sel, ribosom,
mitokondria, plastida dan nukleus. Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang
berbeda. Fotosintesis, metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan merupakan
aktivitas sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastida yang berperan dalam fotosintesis
tumbuhan.
Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel hidup maupun sel
mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam struktuk dan fungsinya.
Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi plasma yang terbungkus oleh
membran plasma. Sedangkan perbedaannya terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor
genetik, yaitu akibat proses diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.
Pembelahan sel merupakan faktor penting dalam kehidupan mahluk hidup. Setiap sel
dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses pembelahan sel atau
reproduksi sel. Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan
secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis).
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang sel tumbuhan khususnya mengenai dinding
sel,organel dan penyusun-penyusun sel lainnya serta pembelahan sel yang mengakibatkan
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan fungsi dinding sel pada tumbuhan?
2. Bagaimana struktuk dan fungsi membran sel pada tumbuhan?
3. Bagaimana struktur dan fungsi organel-organel pada sel tumbuhan?

1|ANATOMI TUMBUHAN
4. Bagaimana struktur dan fungsi dari inti sel pada sel tumbuhan?
5. Bagaimana proses pembelahan sel pada tumbuhan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahuai struktur dan fungsi dinding sel pada tumbuhan.
2. Untuk mengetahuai struktuk dan fungsi membran sel pada tumbuhan.
3. Untuk mengetahuai struktur dan fungsi organel-organel pada sel tumbuhan.
4. Untuk mengetahuai struktur dan fungsi dari inti sel pada sel tumbuhan.
5. Untuk mengetahuai proses pembelahan sel pada tumbuhan.

2|ANATOMI TUMBUHAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel adalah struktur di luar
membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel dibentuk oleh
diktiosom. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel
hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat
memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri.
Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel bersama-sama
dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme.
Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin,
selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting).
Gambar dinding sel tumbuhan:

Pada awal pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas selulosa
(polisakarida kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamela tengah.
Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di dalamnya terdapat benang-benang
plasma yang disebut plasmodesmata.

3|ANATOMI TUMBUHAN
Plasmodesmata (bentuk jamak dari, plasmodesma) adalah suatu saluran terbuka pada
dinding sel tumbuhan melalui mana benang sitosol terhubung dari sel-sel tetangganya.
Sitoplasma lewat melintasi plasmodemata dan menghubungkan kandungan hidup sel yang
bersebelahan. Ini akan menyatukan sebagian besar bagian tumbuhan itu menjadi satu rangkaian
hidup. Membran plasma sel yang bersebelahan bersambungan melalui plasmodesmata. Air dan
zat terlarut yang berukuran kecil dapat lewat secara leluasa dari sel ke sel. Cara transportasi
tersebut dinamakan simplas. Dalam keadaan tertentu, molekul protein khusus dan RNA dapat
juga melakukan hal seperti itu. Plasmodesmata telah dapat dilihat sejak berabad-abad lalu, tapi
struktur rincinya baru dapat dipelajari setelah berkembangnya mikroskop elektron.
Plasmodesmata tampak seperti terowongan yang terjadi dari perluasan membran plasma dari
sejumlah sel yang bersebelahan dan berisi sebuah tabung berdiameter lebih kurang 40 nm.
Dinding sel dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder.
Dinding sel primer dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-sel muda yang
sedang tumbuh. Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–25%, hemiselulosa, pektin,
serta beberapa senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari mikrofibril yaitu serat-serat panjang yang
memiliki daya regang kuat.
Sementara itu, dinding sel sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel sekunder
ini dimiliki oleh sel-sel dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel primer. Dinding sel
sekunder mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%, hemiselulosa, dan lignin.
Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n, sebuah polisakarida
yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan

4|ANATOMI TUMBUHAN
β(1→4) unit D-glukosa. Selulosa merupakan komponen struktural utama dinding
seldari tanaman hijau, banyak bentuk ganggang dan Oomycetes. Beberapa spesies bakteri
mengeluarkan itu untuk membentuk biofilm. Selulosa adalah senyawa organik yang paling
umum di Bumi. Sekitar 33% dari semua materi tanaman adalah selulosa (isi selulosa dari kapas
adalah 90% dan dari kayu adalah 40-50%). Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia, hanya
dapat dicerna oleh hewan yang memiliki enzim selulase.
Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan. Komposisi
bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin terutama terakumulasi
padabatang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Pada batang, lignin berfungsi sebagai
bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti
semen pada sebuah batang beton).
Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia lignin
sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatik ditemukan pada lignin, yang saling
dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses pirolisis lignin
menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama kresol.
Beberapa sel dindingnya mengalami penebalan oleh zat lignin yang disebut lignifikasi.
Lignifikasi mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu (keras dan kaku). Penebalan
dinding sel dapat terjadi secara penyisipan (aposisi ) pada penebalan-penebalan lama atau
penambahan (intususepsi ) pada penebalan lama. Di antara dinding sel ada yang tidak
mengalami penebalan disebut noktah.
B. Membran Sel
1. Pengertian Membran Sel
Membran sel merupakan batas kehidupan. Membran sel memisahkan sel yang “hidup”
dengan lingkungan sekitarnya yang “tidak hidup”. Setiap sel diselimuti oleh sebuah lapisan
yang disebut membran sel. Karena membran sel sangat tipis, maka ia tidak bisa dilihat dengan
mikroskop cahaya, tetapi bisa diamati dengan menggunakan mikroskop elektron (dibawah
akan Anda lihat gambar dari membran sel). Membran sel terdiri dari barisan lemak. Selain itu
pada membran sel juga terdapat protein. Membran sel memiliki ketebalan 8 nm. Susunan
membran sel yang lengkap dijelaskan menurut suatu model mosaik cair. Model membran ini
pertama kali diperkenalkan oleh dua orang ilmuwan, yaituJonathan Singer dan Garth
Nicolson. Membrane sel adalah selaput yang terletak paling luar yang tersusun atas senyawa
kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Lapisan
tipis yang luar biasa ini tebalnya kira-kira hanya 8nm (dibutuhkan lebih dari 8000 membran
plasma untuk menyamai tebal kertas halaman ini) membran plasma mengontrol lalulintas ke

5|ANATOMI TUMBUHAN
dalam dan keluar sel yang dikelilinginya. Seperti semua membran biologis, membran plasma
memiliki permeabilitas selektif; yakni, membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat
melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi yang lainnya. Salah satu episode paling
awal dalam evolusi kehidupan mungkin berpa pembentukan membran yang membatasi suatu
larutan yang mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa
melakukan penyerapan nutrient dan pembuangan produk limbahnya kemampuan sel untuk
membedakan pertukaran kimiawainya ini dengan lingkungannya merupakan hal yang
mendasar bagi kehidupan, dan membran plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa
terjadi.
2. Struktur Membran Sel
Membran sel memiliki struktur seperti lembaran tipis. Membran sel tersusun dari
molekul-molekul protein, lipid (lemak), dan sedikit karbohidrat yang membentuk suatu lapisan
dengan sifat dinamis dan asimetri. Bersifat dinamis karena memiliki struktur seperti fluida (zat
cair), sehingga molekul lipid dan protein dapat bergerak. Bersifat asimetri karena komposisi
protein dan lipid sisi luar tidak sama dengan sisi dalam membran sel. Molekul-molekul tersebut
menyusun matriks lapisan fosfolipid rangkap (fosfolipid bilayer) yang disisipi oleh protein
membran. Berikut ini gambaran dari struktur membran sel

(Gambar 1. Struktur Membran Sel)


Terdapat dua macam protein membran, yaitu protein yang terbenam (integral) dan yang
menempel (peripheral) di lapisan fosfolipid. Satu unit fosfolipid terdiri dari bagian kepala
(fosfat) dan ekor (asam lemak). Sisi kepala merupakan sisi hidrofilik (suka air) yang
menghadap ke luar membran sel. Sisi ekor merupakan sisi hidrofobik (tidak suka air) yang
bersembunyi di bagian dalam membran sel. Pada bagian membran sel yang menghadap ke luar
sel, terdapat karbohidrat yang melekat pada protein membran atau fosfolipid. Fungsi biologis

6|ANATOMI TUMBUHAN
membran sel bergantung pada molekul-molekul penyusunnya, yaitu lipid, protein, dan
karbohidrat.
Menurut Dalle (2007:1) Ada beberapa teori tentang struktur dari membran sel
diantaranya:
a. Gortel & Grendel (1925)
 Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob (yang tidak dapat
larut dalam air tetapi dapat larut dalam minyak).
 Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus hidrofob
(rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari lipid bilayer

Gambar 2. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Gortel & Grendel. (Dalle,2007:1).
b. Davson & Danielli (1954)
Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan protein globular yang
melintasi membran dan terdapat pula protein di permukaan luar dan dalam membran.

c. Singer & Nicholson (1972)/Model Mozaik Fluida


Model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukumtermodinamika untuk
menjelaskan struktur membran sel. Model mosaic fluida yang dikembangkan pada

7|ANATOMI TUMBUHAN
tahun 1972 oleh Singer dan Nicolson memperkenalkan ide baru tentang penyebaran
lipid dan protein pada membran, karena itu mereka merevolusi ilmu pengetahuan
(berpikir ilmiah) tentang struktur membran. Model ini memecahkan dasar baru dengan
dalil (sasaran) yang meyakinkan bahwa protein terpancang secara langsung pada
membran bilayer. Matriks phospholipid terdiri atas dua lapisan, dan didalamnya
terdapat dua tipe protein, ialah protein perifer yang dapat bereaksi dan dapat larut pada
air (polar), dan protein integral yang sukar berikatan dan sukar larut air (nonpolar)
(Anonim,C,2011:1).

3. Komponen Kimia Membran Sel


Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan protein (lipoprotein).
Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol. Sterol umumnya berupa kolesterol. Menurut
Ardiyanto (2011:1) protein penyusun membran sel terutama terdiri dari glikoprotein, Berikut
adalah penyusun membrane sel:
a. Lipid
Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amphipathic: fosfolipida, glikolipid, dan
kolesterol. Jumlah dari masing-masing tergantung pada jenis sel, tetapi dalam sebagian besar
kasus fosfolipid yang paling berlimpah. Terdapat 3 tipe lipid, yaitu:
1) Fosfolipid.
Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian kepala
memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian kepala
karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor
bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid digolongkan sebagai lipid
amfipatik.

8|ANATOMI TUMBUHAN
2) Kolesterol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari molekul lipid).
Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak banyak mengandung kolesterol.
Kolesterol lebih sedikit dibandingkan lipida membran lainnya dan tidak terlalu bersifat
amfipatik. Gugus hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik menentukan
orientasimolekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada bagian permukaan
membran. Kolestrol pada membrane sel berfungsi untuk mengatur fluiditas dan
stabilitas mebran serta mencegah asam lemak lebih merapat dan mengkristal dengan
meningkatkan suhu pretransisi.

Gambar 3. Kolesterol (Dalle,1983:3)

3) Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya
pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid
biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung
fosfor.Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan
gliserida atau sebagai spingolipida.
b. Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran secara keseluruhan.
Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem informasi di seluruh
membran. Setiap membran memiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Protein bisa dalam
bentuk perifer atau integral. Jumlah protein berbeda pada tiap spesies dan bergantung pada
fungsinya bagi spesies tersebut. Terdapat 4 kelompok protein:

9|ANATOMI TUMBUHAN
 Protein Peripheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan membran yang membentuk
ikatan nonkovalen dengan permukaan membrane.
 Protein Integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah hidrofobik yang menempel di
antara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol dari dua permukaan bilayer.
berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.
 Protein Transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran.
Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida,
dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus
gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi.
 Protein yang berikatan dengan lipid
Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau sitoplasmik. Protein
plasma memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
- Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma,
- Menerima isyarat (signal) hormonal,
- Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,
- Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa
ekstraseluler.

Gambar 4. Protein Membran (Dalle,1983:3)

c. Karbohidrat
Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang berikatan dengan lipid atau
protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat pada permukaan sel dan berfungsi

10 | A N A T O M I T U M B U H A N
dalam interaksi sel dan sekitarnya. Pada sel epitel glikolipid terdapat pada permukaan apical
yang terpapar dan berfunsi untuk melindungi dari pH rendah dan degradasi enzim.Karbohidrat
pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan
glikoprotein. Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat. Karbohidrat dalam
lemak berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein. Peran penting
karbohidrat dalam berbagai aktivitas sel:
1) Sistim kekebalan
Karbohidrat pada Molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap kekhasan
sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini berkaitan dengan sistem kekebalan
(imun) tubuh dan kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing
dapat dikenali sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya memiliki
karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk membran sel
penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan.
2) Pengenalan sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel lainnya. Penting
pada perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada penolakan sel asing oleh sistem
imun.
4. Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet (Dhiyas,2012:1).
a. Mikrofilamen (Filamen aktin)
Bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya berbentuk jarring atau gel. Aktin berfungsi
membentuk permukaan membran.
b. Mikrotubula
Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin.
c. Filamen Intermediet
Berbentuk serat mirip tali, filamen intermediet member kekuatan mekanis pada
membran sel.
5. Fungsi Membran Sel
Anonim (2010:1) menjelaskan fungsi dari membran sel sebagai berikut:
a. Kompertemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang membatasi dan
menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel menyelubungi isi seluruh sel, selain
itu ada juga membrane yang membatasi nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita

11 | A N A T O M I T U M B U H A N
ibaratkan sebagai ruang-ruang yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersubut perlu di batasi
oleh partisi atau tembok. Sehingga kegiatan di masingmasing di satu ruangan dengan ruang
yang lain. Di dalam sel kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel
berisi cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut merupakan malapetaka
bagi sel tersebut.
b. Interaksi Antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap interksi antara
sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri dari macam sel yang berbeda
yang harus bekerja sama untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel menyilahkan
sel untuk saling mengenal kemudian saling bertukar substansi dan informasi dengan tidak
memandang apakah sel sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.
c. Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan hal yangsangat
penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam proses ini. Hal yang sangat
mandasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah
energi cahaya matahari menjadi energi kimia yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan
maupun tumbuh-tumbuhan juga mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat
tersebut manjadi ATP atau senyawa lain berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi
di dalam mambran dari mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, termal, makanikal diubah
oloeh reseptor dari sistem saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam
sistem saraf tersebut. Meskipun mekanisme pengubahan ini belum diketahui secara pasti,
namun demikian membran sangat terlibat dalam proses ini.
d. Transfer Informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel yang lain. Di
dalam membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi dengan mulekul tertentu
dengan bentuk yang sesuai, seperti yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai.
Sel yang berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga
bermacam-macan reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-macam “ligand”. Ligand
adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasidengan reseptor yang terdapat dalam
membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor tumbuhdan
neurotrasmitter, semuanya terikat pada membran sel tampa menembusnya. Interaksi antara
reseptor yang terdapat di membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat
menimbulkan stimulus baru yang terlibat dalam pengaturan bermacam-macam kejadian dalam
sel.

12 | A N A T O M I T U M B U H A N
e. Penyediaan Enzim
Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran. Contoh dapat
dikemukakan di sini bahwah “Na-Kactivated ATPase yang berkaitan dengan pompa sodium
dan kalium terdapat di dalam membran sel . enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi
merupakan bagian dari membran dari mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang
menyebabkan katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria.
Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel, bertindak sebagai
reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke dalam
sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses
fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor elektron yang paling efisien tercapai
apabila enzim berada saling berdekatan. Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik
dan orientasi yang diperlukan. Protein dalam membran yang bertindak sebagai tempat pengikat
bagi bermacam-macam ion, asam aminon dan gula dikenal sebagai “carrier” dipandang sebagai
mekanisme dalam proses dalam trnspor aktif. Sistem enzim dalam membran pada umumnya
disebut adenilsiklase yang terdapat pada hampir semua jaringan mamalia kecuali sel darah
merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan perubahan ATP menjadi adenosin
monofosfat siklik (cAMP) didalam sel. Meningkatnya jumlah cAMP didalam sel selanjutnya
membawa pengaruh terhadap respons fisiologik dari sel, misalnya:sistem enzim menjadi aktif,
terjadi perubahan permeabilitas membran terhadap substansi tertentu, terjadi sintesa atau
sekresi hormon, sintesa protein.
f. Membran Sel Sebagai Perantara
Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut. Kemampuan
membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar dari sel, tetapi membatasi
pergerakan substansi tertentu disebut permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan
permeabel terhadap suatu substansi tersebut. Permeabilitas membrane plasma tergantung dari:
1) Ukuran Sel
Molekul berukuran besar tidak dapat menembus membrane plasma. Molekul air
dan asam amino berukuran kecil dengan mudah dapat menembus membran plasma,
tetapi kebanyakan protein yang merupakan gabungan dari banyak asam amino
tergolong molekul besar dan tidak dapat menembus membran plasma.
2) Kelarutan Dalam Lemak
Substansi yang larut dalam menembus membran plasma dengan lebih mudah
dibandingkan dengan substansi lain. Hal inimsebabkan karena membran plasma terdiri
lapisan lemak. Contoh substansi yanglarut dalam lemak : O2, CO2 dan hormon steroid.

13 | A N A T O M I T U M B U H A N
3) Muatan Ion
Muatan ion yang akan menumbus membran plasma sangat menentukan susah
mudahnya ion tersebut masuk ke atau keluar dari sel. Zat yang mempunyai muatan
berlawanan dengan muatan membrane plasma akan di tarik ke arah membran plasma
sehingga lebih muda menembus membran plasma,tetapi bila ion mempunyai muatan
sama dengan muatan membran plasma akan di tolak oleh membran plasma dan
pergerakan ion menembus mambran plasma sangat terbatas. Gejala ini seuai dengan
hukum fisika yang menyatakan bahwa dua muatan yang sama akan saling tolak
menolak dan dua muatan yang berbeda saling tarik menarik.
4) Ada atau Tidak Adanya Mulekul Pengangkut
Beberapa protein yang disebut “carrier” maupun untuk mengikat dan
mengangkut substansi melintasi membran plasma.
g. Pergerakam Substansi Melintasi Membran
Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran sel adalah sangat
penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya harus bergerak masuk ke dalam
seluntuk menyokong agar sel itu hidup, namun sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan
oleh metabolisme sel harus di keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya di buang keluar
tubuh. Pergerakan substansi dapat dilakukan dengan cara pasif maupun aktif. Anonim (2011:1)
berpendapat tentang trasport aktif dan transport pasif sebagai berikut:

1) Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transport pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal
yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran
yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2
masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke
hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat
terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya. Contoh molekul yang berpindah
dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid
bilayerdan transport Pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan
bantuan protein transpor.

14 | A N A T O M I T U M B U H A N
2) Transpor aktif
Transpor aktif merupakan Transpor aktif merupakan faktor utama yang
menentukan kemampuan suatu sel untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul
kecil yang berbeda dari konsentrasi lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan
tenaga (yang terdiri daripada Adenosine Trifosfat atau ‘ATP’) untuk menggerakkan
bahan-bahan melalui membran plasma. Umumnya, bahan-bahan ini terdiri daripada
molekulmolekul berukuran besar seperti protein-protein tertentu dan mikroorganisme.
Bahan-bahan ini bergerak melintasi membran sel melalui salah satu dari 2 bentuk utama
transpor aktif,yaitu endositosis, atau eksositosis. Transpor aktif merupakan pemompaan
zat terlarut melawan gradiennya.Disamping membantu protein transpor, difusi yang
dipermudah masih dianggap transpor pasif karena zat terlarutnya berpindah menuruni
gradien konsentrasinya.Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg
sebagai sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area
yang mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan
suatu mekanisme kopling agar dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan
substansi. Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu
sel untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda dari
konsentrasi lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan tenaga (yang terdiri
daripada Adenosine Trifosfat atau ‘ATP’) untuk menggerakkan bahan-bahan melalui
membran plasma. Umumnya, bahan-bahan ini terdiri daripada molekulmolekul
berukuran besar seperti protein-protein tertentu dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini
bergerak melintasi membran sel melalui salah satu dari 2 bentuk utama transpor
aktif,yaitu endositosis, atau eksositosis.
Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan
gradiennya.Disamping membantu protein transpor, difusi yang dipermudah masih
dianggap transpor pasif karena zat terlarutnya berpindah menuruni gradien
konsentrasinya.Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai
sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang
mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial
yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu
mekanisme kopling agar dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan
substansi.

15 | A N A T O M I T U M B U H A N
Gambar 6. Transport aktif dan pasif (anonim A, 2011: 2)
3) Fagositisis
Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran disebut
fagositosis atau disebut juga makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang disebut
psedopodia mendekap (melingkari) partikel padat disebelah luar sel. Sekali partikel
dilingkari, membrane melekuk kedalam, membentuk kantung yang berisi partikel
tersebut. Kantung yang terbentuk ini disebut vakuola fagositik yng kemudian
memisahkan diri dari membran sel. Pada waktu bersamaan terjadi pencernaan partikel
yang terdapat di dalam vakuola fagositik. Partikel yang tidak tercerna dan zat ampas
hasil metabolisme sel di singkirkan dari dalam sel dengan fagositik terbalik.
4) Pinositosis
Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di dekap
lebih merupakan larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada uluran
sitoplasma sehingga caranya adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran,
dan membrane melekukkearah dalam dan melingkari larutan dan akhirnya terpisah dari
membran. Hanya beberapa sel saja yang melakukan fagositosis, sedangkan kebanyakan
sel lainnya melakukan pinositosis. Pergerakan substrat ke dalam sel dengan cara

16 | A N A T O M I T U M B U H A N
fagositosis atau pinisitosis disebut endositosis, langkah pergerakan substansi kearah
luar sel disebut eksositosis.
6. Model Mosaic Cairan
Berdasarkan model mosaic cairan, struktur membran sel memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Tersusun dari lipid dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Merupakan lapisan ganda bersifat cair sehingga mudah bergerak ke berbagai
arah (horizontal, vertikal, ataupun rotasi).
2) Merupakan senyawa amfipatik yaitu bersifat hidrofilik pada satu bagian dan bersifat
hidrofobik pada bagian lainnya.
3) Dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu posfolipid (bersifat hidrofilik), glikolipid,
spingolipid, dan sterol.
b. Tersusun dari protein dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Menyebar secara tidak merata sehingga membentuk mosaic.
2) Terdiri dari dua jenis yaitu perotein integral dan protein perifer.
 Protein integral atau intrinsik bersifat hidrofobik dan menembus dua lapis
lipid (terbenam di tengah lapisan ganda lipid).
 Protein perifer atau ekstrinsik bersifat hidrofilik, menyebabkan terjadinya
gaya elektrostatik dari kepala polar pada lapisan lipid.
3) Pergerakan protein dibatasai oleh gaya tarik menarik di antara molekul protein.
c. Tersusun dari karbohidrat dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Terdiri dari dua jenis yaitu oligosakarida dan polisakarida.
2) Oligosakarida berikatan dengan lipid membentuk glikolipid.
3) Polisakarida berikatan dengan protein membentuk glikoprotein.
d. Antar molekul lipid maupun antara molekul lipid dengan protein tidak disatukan oleh
ikatan kovalen.
e. Struktur membran distabilkan oleh adanya kolesterol pada membran.
f. Membran sel bersifat semipermeabel yaitu dapat dilalui oleh molekul air dan gas yang
larut di dalamnya.
g. Bersifat selektifpermiabel yaitu hanya dapat dilalui oleh ion-ion tertentu.
h. Bersifat dialisis sehingga mampu memisahkan molekul yang berukuran besar dan kecil.
Molekul berukuran kecil seperti glukosa dapat melewati membran sedangkan molekul
berukuran besar seperti protein tidak dapat melewati membran.

17 | A N A T O M I T U M B U H A N
i. Transportasi Molekul Melalui Membran
Peristiwa pertukaran zat atau masuknya zat ke dalam sel melalui membran terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
1. Difusi
Difusi adalah peristiwa perpindahan zat dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke
konsentrasi rendah (hipotonis).
2. Osmosis
Osmosis merupakan peristiwa perpindahan molekul zat pelarut dari konsentrasi rendah
(hipotonis) ke konsentrasi tinggi (hipertonis). Peristiwa osmosis dapat berlangsung melalui
bagian membran sel yang bersifat semipermiabel.
3. Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa masuknya suatu zat ke dalam sel akibat terjadi lekukan
pada membran sel sehingga mengakibatkan suatu zat terjebak di dalamnya. Endositosis terdiri
dari dua jenis yaitu fagositosis (masuknya zat padat ke dalam sel) dan pinositosis (masuknya
zat cair ke dalam sel).
4. Eksositosis
Eksositosis merupakan kebalikan dari endositosis yaitu peristiwa keluarnya suatu zat
yang terbungkus oleh membran sel.
C. Organel-organel Pada Sel Tumbuhan
1. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau
tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah pembangkit
tenaga bagi sel. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme
tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah
dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel.
Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran
dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper,
2000]. Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta
mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap
molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria
menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung
enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor
lipid ke matriks untuk menjalani oksidasi menghasilkan Asetil KoA. Membran dalam yang

18 | A N A T O M I T U M B U H A N
kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein.
Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat
sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista
[Lodish, 2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung
protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk
ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya
metabolit dari matriks melewati membran dalam. Ruang antar membran yang terletak diantara
membran luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang
penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi oksidasi asam
lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA
mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium,
kalsium dan kalium.
2. Badan Golgi
Badan Golgi adalah sebutan terhadap kantong-kantong khas yang terdapat hampir di
semua sel eukariotik. Nama ini diberikan pertama kali oleh seorang sitologiawan Italia bernama
Camillo Golgi, yang pertama-tama menjelaskan organel ini pada akhir abad sembilan belas.
(Salisbury dan Ross, 1995).
Badan Golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong-kantong yang khas dikelilingi
membran. Lempengan kantong ini disebut sisterna. Dalam sel tumbuhan, badan Golgi terdiri
atas susunan dari beberapa sisterna. Pada penghujung kantong terdapat kantong-kantong bulat
kecil atau vesikula yang menempel dan yang seolah-olah terjentik dari ujung kantong yang
berukuran lebih besar (Sheeler and Bianchi, 1987). Organel ini terdapat hampir di semua sel
eukariotik. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Sisterna yang sedang tumbuh berada pada posisi terbawah dengan pinggiran kantong
yang mulai menggelembung disebut sebagai permukaan cis badan Golgi. Sisterna yang sudah
melalui pertumbuhan dengan pinggiran kantong yang menggelembung lebih besar berada pada
posisi teratas yang disebut permukaan trans. Sisterna yang berada diantara permukaan cis dan
trans merupakan kantong-kantong yang sedang tumbuh dan bergerak hingga mencapai
permukaan trans.
Badan Golgi sebagai organel sel eukariotik mempunyai fungsi yang beragam, antara
lain: 1) mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebas-kan dari sel, 2) memproses protein-
protein yang telah disintesa oleh ribosom dari retikulum endoplasma, 3) mensintesa
polisakarida tertentu dan glycolipids, 4) memilih protein untuk berbagai lokasi di dalam sel, 5)

19 | A N A T O M I T U M B U H A N
memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma, dan 6) memproses kembali
komponen-komponen membran plasma yang telah memasuki sitosol selama endositosis.
Badan Golgi berperan dalam banyak proses selular yang berbeda tetapi yang utama adalah
dalam hal sekresi (Sheeler and Bianchi, 1987).
Badan Golgi menerima produk sel tertentu dari RE dan membawa produk ini ke dalam
vesikula sekretori yang akan meneruskan lintasannya menuju ke bagian luar membran plasma
sel, dan berdiffusi dengan membran. Bagian ini dapat terbuka untuk membebaskan isi vesikula
keluar. Proses ini disebut eksositosis (Lehninger, 1993).
Protein yang disintesis oleh RE dipindahkan ke dalam badan Golgi. Disini karbohidrat
tambahan dapat dibubuhkan kepadanya. Protein-protein ini terkumpul di dalam vesikula tadi
sampai penuh. Vesikula-vesikula ini dapat berpindah ke permukaan sel dan mengeluarkan
isinya ke bagian luar. Vesikula-vesikula berprotein yang lain pada badan Golgi dapat disimpan
di dalam sel sebagai lisosom (Kimbal, 1983).
Pemrosesan protein dimulai pada RE dan dilanjutkan di dalam sisterna badan Golgi.
Protein ditransfer ke bagian cis diktiosom. Semua glycoprotein dari RE yang sampai pada cis
badan Golgi memiliki cincin oligosakarida. Sebelum melewati satu sisterna Golgi ke sisterna
berikutnya, protein akan mengalami pemrosesan. Misalnya di dalam sisterna cis, kelompok
fospat ditambahkan pada akhir cincin oligosakarida dari protein untuk lisosom, sekresi protein
dan protein untuk membran plasma yang akan menjalani pengolahan ekstensif (Sheeler and
Bianchi, 1987).
Di samping peranannya di dalam sekresi, badan Golgi berperan dalam mempersiapkan
elemen-elemen membran untuk organel seperti lisosom dan membran plasma. Protein yang
ditujukan sebagai komponen membran lisosom atau membran plasma ditambatkan pada
membran RE. Pada saat sintesis, protein kemungkinan bergerak dari RE ke bagian cis, dan dari
bagian cis melalui sisterna medial ke bagian trans sebagai komponen membran. Membran dari
pembuluh ini keluar dari permukaan trans yang mengandung protein. Pembuluh ini
mengandung protein sekresi yang digabungkan dengan membran plasma dan mengosongkan
isinya diluar sel (Sheeler and Bianchi, 1987).
Beberapa vesikula yang berada di dekat membran plasma yang bersebelahan dengan
dinding sel, melebur antara vesikula dengan membran plasma hingga menambah luas
permukaan membran sewaktu sel tumbuh (Salisbury and Ross, 1995).
Badan Golgi juga bertindak memilih protein. Protein yang ditujukan untuk granular
sekresi, lisosom dan membran plasma dikirimkan ke cis dari diktiosom sepanjang adanya
kelebihan protein membran RE. Protein RE diyakini kembali ke retikulum endoplasma oleh

20 | A N A T O M I T U M B U H A N
pembuluh kecil yang dibebaskan dari cis sisterna Rothman (Dalam Sheeler and Bianchi, 1987)
menyatakan bahwa diktiosom terdiri dari tiga kompartemen, yaitu kompartemen cis,
kompartemen medial dan kompartemen trans. Kompartemen cis menyortir dan melepaskan
protein RE serta menambahkan phosfat pada terminal gula dari protein lisosom. Kompartemen
medial (bagian tengah sisterna) adalah tempat dimana N-acetyglucosamine ditambahkan.
Penambahan galaktosa terminal dan asam N-acetylneuraminik terjadi dalam kompartemen
trans dan juga di mana berbagai protein akan diurutkan berdasarkan tujuan akhir.
Peranan lainnya dari badan Golgi selain mempersiapkan elemen-elemen membran
plasma yang baru, juga terlibat dalam pemrosesan kembali membran plasma yang memasuki
sitosol selama endositosis.
Komponen-komponen membran yang memasuki badan Golgi menyusul endositosis
dapat diproses dan digunakan kembali dalam sekresi, dan pada pembentukan lisosom atau
perbaikan membran plasma itu sendiri (Sheeler and Bianchi, 1987).
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel
eukariotik. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.
Kantung ini disebut cisternae. Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua berdasarkan ada
tidaknya butir butir ribosom pada permukaannya yaitu retikulum endoplasma kasar yang
mempunyai ribosom pada permukaannya dan retikulum endoplasma halus yang tidak
memiliki.
a. Retikulum Endoplasma Kasar
Retikulum endoplasma kasar pada permukaan luarnya dapat ditemukan butir
butir ribosom. Ribosom ini menempel pada retikulum endoplasma kasar seperti juga
ribosom bebas, tersusun dalam kelompok kelompok yang kadang-kadang terlihat
seperti lukisan yang melingkar lingkar. ribosom berhubungan dengan molekul
RNA. Sub unit besar dari ribosom menempel pada membran vesikel Retikulum
endoplasma sedang subunit kecil bebas. Hasil sintesis protein sebagai benang
polipeptida akan disimpan dalam ruangan retikulum endoplasma melalui lubang
lubang yang terdapat pada membran retikulum endoplasma. Struktur membran
retikulum endoplasma pada dasarnya tidak berbeda dengan struktur membran sel,
yaitu terdiri dari dua lapisan lipid.
Pada saatnya nanti kandungan protein sebagai hasil sintesis akan diangkut ke
dalam kompleks golgi, dengan cara melepaskan dalam gelembung gelembung kecil

21 | A N A T O M I T U M B U H A N
(mikrovesikel). Mikrovesikel tersebut sudah tidak memiliki butir
butir ribosom pada permukaan luarnya.
Retikulum endoplasma kasar banyak ditemukan dalam sel sel kelenjar, terutama
pada sel kelenjar yang sedang aktif mensintesis sekretnya; pada pewarnaan tampak
basofil karena banyaknya retikulum endoplasma kasar. Masing masing ruangan
mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda pada retikulum endoplasma kasar,
yang kemudian dapat dibedakan tiga jenis:
1) Sisterna, ruangan pada retikulum endoplasma yang berbentuk ruangan gepeng,
yang kadang-kadang tersusun berlapis lapis dan saling berhubungan.
2) Tubuler, berbentuk sebagai pipa pipa kecil yang saling berhubungan.
3) Vesikuler, ruangan pada retikulum endoplasma yang berbentuk seperti
gelembung gelembung kecil berlapis.
b. Retikulum Endoplasma Halus
Jumlah retikulum plasma halus dalam sebuah sel sangat bergantung pada tipe
atau jenis sel bersangkutan. Sehingga hanya pada jenis sel tertentu saja retikulum
endoplasma halus ini tampak sangat menonjol. Retikulum plasma halus dapat
dideteksi dengan mikroskop elektron. Diduga bahwa antara dua jenis retikulum
endoplasma terdapat hubungan erat dengan melepaskan ribosomnya, retikulum
endoplasma kasar dapat diubah menjadi retikulum endoplasma halus.
Fungsi retikulum endoplasma ini bermacam-macam yaitu tergantung pada tugas
sel yang bersangkutan. Yang jelas ada hubungan dengan sintesis protein, melainkan
memiliki hubungan dengan metabolisme atau pemisahan zat-zat tertentu, misalnya:
1) Sintesis lipid, kolesterol, dan hormon steroid serta metabolisme lipid.
2) Detoksifikasi obat-obatan dalam hepar.
3) Pembentukan glikogen dalam sel-sel hepar dan otot seranlintang (otot lurik).
4) Metabolisme mineral.
5) Transportasi lipid pada sel-sel epitel usus
4. Plastida
Plastida ditemukan di dalam sel tumbuhan. Sel binatang tidak memiliki plastida. Secara
umum, plastida merupakan organela yang dikelilingi membran yang menyimpan sesuatu.
Terdapat 2 plastida yaitu kromatofor dan leukoplas.
a. Kromatofor
Kromatofor dibagi menjadi 2 yaitu kloroplas dan kromoplas.

22 | A N A T O M I T U M B U H A N
1) Kloroplas
Kloroplas mengandung pigmen, termasuk klorofil, dan enzim-enzim yang
diperlukan untuk fotosintesis, suatu proses di mana energi cahaya dikonversi menjadi
energi kimia, yang digunakan untuk menghasilkan molekul (bahan bakar) karbohidrat.
Kloroplas ditemukan pada tanaman dan beberapa protista. Kloroplas ini tidak
ditemukan pada organism heterotrof. Beberapa bakteri mempunyai klorofil dan dapat
melakukan fotosintesis, tetapi tidak mempunyai kloroplas yang dibatasi membran.
Beberapa bakteri juga mempunyai pigmen fotosintetik selain klorofil.
Kloroplas tumbuhan adalah suatu organela yang dibatasi membran lapis ganda,
dengan sebuah kompartemen dalam yang mengandung membran yang lebih banyak.
Membran dalam dan luar adalah halus dan berbentuk oval pada tumbuhan tinggi.
Di dalam kloroplas terdapat sistem bermembran lain dalam bentuk kantong-
kantong pipih yang saling berhubungan disebut tilakoid. Di beberapa wilayah, tilakoid
ditumpuk seperti koin permainan poker, masing-masing tumpukan disebut grana.
Cairan di luar tilakoid disebut stroma, yang mengandung DNA kloroplas dan
ribososm, serta banyak enzim. Membran kloroplas membagi ruang kloroplas menjadi
tiga kompartement: ruang antarmembran, stroma, dan ruang tilakoid.
Fungsi kloroplas berhubungan dengan fotosintesis. Tilakoid yang terdiri dari
sistem foto, klorofil dan pigmen aksesori yang menyerap cahaya yang dihasilkan dalam
transfer elektron untuk membentuk faktor co yang kompleks seperti NADP (Nikotin
Amida dinukleotida fosfat) dan ATP (Adenosin trifosfat) yang menyediakan molekul
energi. Hal ini diikuti dengan reaksi gelap dimana fiksasi karbon dan pembentukan
karbohidrat berlangsung menggunakan ATP dan NADP. Reaksi ini terjadi dalam
stroma dan disebut sebagai siklus Calvin.
2) Kromoplas
 Kromoplas artinya plastida yang terpigmentasi.
 Menyimpan pigmen tumbuhan (khususnya karoteniod kuning, oranye dan
merah) yang tidak larut pada air, dan tidak terlibat di dalam fotosintesis.
 Kromoplas melimpah pada region yang terpigmentasi oranye, emas, dan merah
tua dari suatu tumbuhan
b. Leukoplas
Leukoplas dibagi menjadi 3 yaitu:

23 | A N A T O M I T U M B U H A N
1) Amiloplas
 Amiloplas menyimpan pati, yang tidak terpigmentasi (terdapat istilah umum,
yaitu leukoplas, yang artinya plastida yang tidak terpigmentasi, tetapi bukan
sebagai istilah untuk amiloplas, yang mengidentifikasi apa yang tersimpan di
dalam plastid). Amiloplas juga disebut sebagai butir-butir pati.
 Amiloplas berbeda-beda ukurannya, tergantung seberapa banyak pati yang
terdeposit. Mereka juga merupakan jenis yang khusus pada semua desainnya,
seorang ahli dapat mengidentifikasi sumber dari butir-butir pati ini.
 Amiloplas melimpah pada sel penyimpan pada sebagian besar tumbuhan.
2) Elaioplas
Elaioplas bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada
beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji), berfungsi
untuk menyimpan lemak.
5. Proteinoplas
Proteinoplas adalah Plastida leukoplas yang terspesialisasi dalam menyimpan asam
amino/protein dan memproduksinya
6. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris).
Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada
semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan
uniseluler tingkat rendah.
Fungsi vakuola adalah:
- memelihara tekanan osmotik sel
- penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
- mengadakan sirkulasi zat dalam sel
Semua sel tumbuhan yang hidup dan sudah dewasa memiliki sebuah organela yang
dibatasi membran yang sangat besar, yang terisi cairan, disebut vakuola tumbuhan pusat.
Vakuola pusat menempati lebih dari 90-95% volume dan sel yang dewasa. Membran vakuola
disebut tonoplas. Tonoplas sangat tidak permeabel terhadap air dan materi-materi yang larut
dalam air.
Senyawa simpanan pada vakuola menarik air yang meningkatkan tekanan cairan di
dalam vakuola. Tekanan ini dikenal sebagai tekanan turgor dan ini penting dalam
meningkatkan ukuran dan area permukaan sel tumbuhan selama pertumbuhan sel. Tekanan ini

24 | A N A T O M I T U M B U H A N
juga memberi kekuatan sitoplasma melawan membran plasma dan dinding sel yang membantu
untuk membuat sel tetap kaku, menjaga kondisi turgor. Turgor memberikan sokongan dan
kekuatan untuk tumbuhan herbaceous dan bagian tumbuhan yang lain dari kehilangan dinding
sel sekunder. Pada saat tumbuhan kehilangan turgor, mereka akan layu, suatu keadaan yang
secara biologis dikenal sebagai plasmolisis. Layu yang permanen merupakan eufemisme botani
untuk kematian.
7. Ribosom
Fungsi utama dari ribosom adalah untuk sintesis protein. Ribosom terdiri dari asam
ribonukleat yang sering disingkat RNA (RNA merupakan kepanjangan dari Ribonucleat Acid)
dan protein, dalam jumlah yang hampir sama. Asam ribonukleat berasal dari nukleolus, di
mana ribosom disintesis dalam sel. Sebuah sel prokariotik sederhana (misalnya, bakteri) terdiri
dari beberapa ribu ribosom, sedangkan sel eukariotik sangat maju (misalnya, sel manusia)
memiliki beberapa jutaan ribosom. Ribosom prokariotik lebih kecil dalam ukuran
dibandingkan dengan yang eukariotik.
Ribosom terdiri atas dua subunit, masing-masing berisi RNA dan protein. Kedua
subunit dikategorikan sehubungan dengan tingkat sedimentasi dalam media tertentu. Sebagai
contoh, dua subunit dalam sel eukariotik adalah 40S (subunit kecil) dan 60S (subunit yang
lebih besar), di mana 'S' adalah singkatan dari unit kepadatan, Svedberg. Dengan demikian,
semakin tinggi nilai yang diberikan subunit, semakin besar adalah ukuran subunit.
Dalam sel, ribosom berada di dua wilayah sitoplasma. Beberapa ribosom ditemukan
tersebar di sitoplasma (disebut sebagai ribosom bebas), sementara yang lain yang melekat pada
retikulum endoplasma (ribosom terikat). Dengan demikian, permukaan retikulum endoplasma
ketika terikat dengan ribosom disebut retikulum endoplasma kasar (RER). Kedua ribosom
bebas dan ribosom terikat memiliki struktur yang sama dan bertanggung jawab untuk produksi
protein.
Berbicara tentang fungsi utama ribosom, mereka memainkan peran perakitan asam
amino untuk membentuk protein tertentu, yang pada gilirannya sangat penting untuk
melaksanakan kegiatan sel. Seperti yang kita semua memiliki ide yang adil mengenai produksi
protein, asam deoksiribonukleat (DNA) pertama menghasilkan RNA (messenger RNA atau
mRNA) oleh proses transkripsi DNA, setelah itu pesan genetik dari mRNA diterjemahkan
menjadi protein selama terjemahan DNA.
Untuk lebih tepat tentang sintesis protein oleh ribosom, urutan untuk perakitan asam
amino selama sintesis protein yang ditentukan dalam mRNA. MRNA disintesis dalam nukleus
kemudian diangkut ke sitoplasma untuk kelanjutan lebih lanjut dari sintesis protein. Dalam

25 | A N A T O M I T U M B U H A N
sitoplasma, dua subunit ribosom mengikat sekitar polimer mRNA dan protein sintesis dengan
bantuan RNA transfer (tRNA), sesuai dengan kode genetik. Ini seluruh proses sintesis protein
juga disebut sebagai dogma sentral.
Biasanya, protein disintesis oleh ribosom bebas digunakan dalam sitoplasma itu sendiri,
sementara molekul protein yang diproduksi oleh ribosom terikat diangkut luar sel. Mengingat
fungsi utama dari protein ribosom dalam membangun, dapat dimengerti bahwa sel tidak dapat
berfungsi tanpa ribosom.
8. Peroksisom
a. Struktur peroksisom
Untuk mengetahui struktur dan fungsi peroksisom, teknik sentrifugasi gradient
kepadatan tidaklah menandai relative kecilnya perbedaan kepadatan antara lisosom dan
peroksisom. Untuk itu dilakukan injeksi dengan deterjen Triton WR-1339 dilanjutkan dngan
penggunaan mikroskop elektron (Kleinsmith dan Kish,1988 : Sheeler dan Bianchii, 1980).
Hasinya menunjukkan bahwa peroksisom mengkonfirmasikan identitas yang unik. Bentuknya
kecil seperti bola kasar, berukuran antara mitokondria dan ribosom. Karena ukurannya yang
kecil inilah (0,2-2 µm), bersama-sama dengan glioksisom maka peroksisom digolongkan
dalam benda-benda mikro. Peroksisom mempunyai stuktur yang terdiri dari kristal-kristal
padat dan pekat yang terbungkus oleh satu lapis membran unit (gambar 2).
b. Fungsi peroksisom
Tolbert, seorang ahli fisiologi tumbuhan dari Amerika (Prawiranata, Harran dan
Tjondronegoro, 1981) menemukan bahwa ada dua enzim utama yang amat berperan pada
peroksisom tumbuhan yaitu asam glikolat oksidase dan katalase. Pada tumbuhan fungsi
peroksisom adalah berperan dalam fotorespirasi, bersama-sama dengan organel sel lainnya
yaitu kloroplas dan mitokondria membentuk rangkaian kerja 3 in 1. Hal ini mengakibatkan
mengapa sering diperoleh pengamatan (dengan mikroskop elektron) bahwa ketiga organel sl
tersebut selalu terletak berdekatan satu dengan lainnya.
Fotorespirasi didefinisikan sebagai respirasi yang terjadi pada saat pencahayaan
(terang). Decker (dalam Prawiranata dkk, 1981) menyatakan bahwa fotorespirasi berlangsung
bersama-sama dengan respirasi normal. Salah satu perbedaan antara respirasi normal dan
fotorespirasi adalah responnya terhadap konsentrasi oksigen (O2) pada atmosfir luar, dimana
respirasi normal jenuh pada konsentrasi O2 sebanyak 2 %, sedang fotorepirasi terus meningkat
hingga konsentrasi )2 udara normal 21 %. Untuk dapat memahami tentang fotorespirasi,
diperlukan pengetahuan tentang enzim RubisCO serta mengenai biosintesa dan metabolisme
asam glikolat (CH2OHCOOH).

26 | A N A T O M I T U M B U H A N
Bergantung kepada perbandingan konsentrasi O2 dan CO2 dalam atmosfer, enzim
RubisCO dapat mengkarboksilasi atau sebaliknya mengoksidasi atau sebaliknya mengoksidasi
substrat RuBP. Bila RuBP bergabung dengan CO2 akan masuk ke lintasan atau siklus calvin
dari fotosintesis menghasilkan 2 molekul asam fosfogliserat (PGA), tetapi bila RuBP
bergabung dengan O2 akan masuk ke lintasan fotorespirasi menghasilkan satu molekul asam
fosfogliserat dan satu molekul asam fosfoglikolat. Asam fosfoglikolat selanjutnya mengalami
reaksi defosforilasi oleh enzim glikolat fosfatase membentuk asam glikolat. Pembentukan
asam glikolat terjadi di kloroplas. Kemudian asam glikolat menuju ke peroksisom dan
dioksidasikan oleh enzim glikolat oksidase menghasilkan asam glioksilat dan hydrogen
peroksida.
Hidrogen peroksida selanjutnya diurai menjadi oksigen dan air oleh enzim katalase.
Asam glioksilat beberap rangkaian reaksi akan menghasilkan glisin (salah satu jenis asam
amino). Metabolisme selanjutnya terjadi dalam mitokondria, dimana 2 molekul glisin
bergabung membentuk satu molekul serin (jenis asam amino) dan juga karbondioksida (CO2).
Reaksi oleh enzim serin transhidroksimetilase ini merupakan sumber utama dari produksi CO2
pada fotorespirasi. Serin kembali ke peroksisom dan melalui beberapa rangkaian reaksi akan
membentuk gliserat. Gliserat oleh kloroplas dengan bantuan enzim gliserat kinase dan dengan
membutuhkan satu molekul ATP akan membentuk satu molekul asam fosfogliserat dan satu
molekul ADP.
9. Glioksisom
Glioksisom merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan. Diameter
glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan,
misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein atau
kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom banyak ditemukan pada biji-bijian yang
berperan sebagai tempat menyimpan asam lemak untuk pembentukan energi dalam proses
perkecambahan.
Berikut gambar struktur dari glioksisom:

27 | A N A T O M I T U M B U H A N
Adapun fungsi dari glioksisom adalah sebagai berikut:
1) Mengontrol dan mengkatalisis dekomposisi senyawa secara bertahap; khusus
penyimpanan lemak.
2) Menyalurkan produk terhadap sintesis senyawa karbon banyak atau karbohidrat.
Mereka sangat penting selama pertumbuhan karena mereka membantu sintesis dinding
sel baru.
3) Sebagai tempat metabolisme asam lemak
4) Tempat terjadinya siklus glioksilat
D. Inti Sel
1. Struktur Inti Sel
Inti sel (Nukleus) adalah organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali
dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli botani
Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831 Inti sel merupakan organel yang sangat penting
bagi kehidupan. Inti sel berperan mengendalikan seluruh kegiatan sel.
Inti sel (nukleus) adalah sebuah organel yang ditemukan di sel eukariotik. Inti sel
mengandung banyak materi genetik seperti kromosom, DNA, dan bermacam-macam protein.
Biasanya sel hanya memiliki satu nukleus saja, namun ada sel yang memiliki lebih dari satu
nukleus seperti sel parenkim hati dan sel otot jantung. Bahkan ada beberapa sel seperti sel
eritrosit dan sel trombosit tidak memiliki nukleus. Pada umumnya, sel mengandung satu
nukleus akan tetapi beberapa organisme memiliki jumlah nukleus yang bervariasi. Cairan yang
melekat pada inti sel disebut nukleoplasma, dan komposisinya mirip dengan sitosol yang
ditemukan diluar inti sel. Komposisi inti sel terdiri dari membran inti, nukleoplasma,
kromosom, dan anak inti (nukleolus).
Berdasarkan jumlah inti dalam sel dapat dibedakan menjadi:
1) Sel berinti tunggal (sel monukleat), umumnya terdapat pada sel hewan dan sel
tumbuhan.

28 | A N A T O M I T U M B U H A N
2) Sel berinti ganda (sel binukleat). Terdapat pada Paramecium.
3) Sel berinti banyak (sel polinukleat), Sel yang berinti lebih dari dua misalnya sel otot
lurik, sel osteoblast dan sel alga Vaucheria.
Bentuk inti biasanya berkaitan dengan bentuk sel. Akan tetapi, umumnya bentuk inti
tidak beraturan, ada yang berbentuk lonjong, kubus, persegi banyak beraturan. Volume inti
berkaitan dengan jumlah kromosom dalam inti sel. Inti sel haploid ukurannya lebih kecil
daripada ukuran inti diploid. Nukleus mengandung materi genetil (DNA dan RNA), protein
inti, dan garam mineral (Karmana, 2008:6)
Bagian – bagian inti sel terdiri dari:
1) Membran inti
Inti sel pada sel eukariot diselubungi oleh membran inti. Secara garis besar,
membran inti terdiri dari tiga bagian yaitu membran luar, ruang perinuklear, dan
membran dalam. Membran luar seringkali terhubung dengan retikulum
endoplasma (RE) yang ditempeli oleh ribosom. Di membran inti terdapat pori inti yang
bertujuan untuk memudahkan melakukan pertukaran molekul antara inti sel dengan
sitoplasma. Molekul tersebut kebanyakan merupakan mRNA yang digunakan untuk
sintesis protein.
Membrane inti atau selubung inti merupakan struktur pembatas materi inti
seldengan sitoplasma. Struktur membran inti saat diamati di bawah mikroskop
electrontampak sebagai dua lapisan membran yang masing-masing dipisahkan oleh
celah sebesar 20-30 nm. Celah ini dinamakan spatiumn perinuclearis. Kedua lapisan
tersebut tidak sama kepadatannya. Lapisan luar kurang padat dan ditempeli oleh butir-
butir yang diduga ribosom dengan ukuran sebesar 15 nm. Dalam fase awal mitosis
lapisan luar selubung inti tersebut berhubungan dengan sistem membran yang
membentuk organella bermembran, sehingga strukturnya pun memiliki struktur dwi
lapis lipid seperti membran plasma. Celah dalam selubung inti diisi oleh bahan yang
amorf. Lapisan dalam selubung inti lebih rata daripada lapisan luar karena diseluruh
bagian terdapat kelompok–kelompok butir ktomatin. Diduga bahwa lapisan luar
selubung inti berperan dalam memelihara keberadaan lubang – lubang inti dan bentuk
inti, sedang lapisan dalam berfungsi memegang bagian – bagian kromosom inti
Antara inti dan sitoplasma disekitarnya terdapat hubungan timbal balik terutama
mengenai proses biokimia, Untuk keperluan tersebut terdapat lubang - lubang pada
selubung inti yang disebut pori nuclearis. Umumnya lubang – lubang tersebut terdapat
sangat banyak yang masing – masing dipisahkan pada jarak 0,1 – 0,2 mikron.

29 | A N A T O M I T U M B U H A N
Jumlahnya sampai 3000 – 4000 lubang untuk setiap lubang inti. Diameter lubang
sebesar 30 – 40 nm, Pada inti sel mamalia diperhitungkan bahwa jumlah lubang inti
meliputi 10 % dari seluruh permukaan selubung inti. Lubang – lubang inti masaih
dilengkapi suatu bangunan silindris yang berlubang dengan ujung – ujung sebelah
dalam dan luar lebih besar diamternya daripada diameter lubang inti, sehingga
bangunan ini bertindak sebagai diafragma., dan dinamakan annnulus atau cincin.
Cincin dan lubang inti membentuk kesatuan sehingga disebut pore complex. Kesatuan
tersebut berfungsi untuk mengatur molekul atau ion – ion yang keluar masuk inti. Pada
waktu mitosis sel, selubung inti akan larut dan akan berbentuk lagi menjelang
berakhirnya mitosis.
Adanya lubang pada selubung inti agaknya mempunyai korelasi dengan
beberapa sifat elektrokimiawi selubung tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaaan potensial yang diduga bertinddak sebagair difusi ion – ion seperti
K+ dan Na+ atau Cl-. Namun pada selubung inti oosit tidak terdapat potensial yang
berarti sehingga memungkinkan pertukaran ion – ion sitoplasma dan inti secara bebas.
2) Anak Inti ( Nukleolus )
Nukleolus lebih dikenal dengan istilah “anak inti”. Nukleolus adalah “noda”
tebal yang ditemukan di dalam inti sel. Nukleolus tidak dikelilingi oleh membran dan
sewaktu-waktu disebut suborganel. Nukleolus tersusun atas fosfoprotein, orthosfat,
DNA, dan enzim. Fungsi utama nukleolus adalah untuk mensintesis rRNA dan merakit
ribosom. Struktur nukleolus bergantung pada aktivitasnya. Jika sintesis rRNA berhenti,
nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukan merupakan organel yang
tetap.
Dalam pengamatan menggunakan mikroskop cahaya anak inti terlihat sebagai
sebuah atau lebih bangunan basofil ang ukurannnya lebih besar daripada ukuran –
ukuran butir kromathin atau gumpalan kromatin, Seringkali anak inti menempel pada
selubung inti. Pada sediaan biasa, anak inti tampak sebagai struktur yang homogen.
Sedangkan dalam pengamatan dengan mikroskop elektron terdapat beberapa
komponen sebagai:
 Daerah granuler atau pars granulosa
Daerah granuler terdiri dari butir – butir sebesar 15 – 20 nm, lebih kecil sedikit
daripada butir-butir ribosom, Seringkali daerah ini terdapat bagian perifer anak
inti.

30 | A N A T O M I T U M B U H A N
 Daerah fibriler atau pars fibrosa
Daerah fibriler terdiri atas benang dengan diameter 5 – 10 nm. Komponen ini
terdapat ditengah–tengah anak inti karena daerah granuler dan daerah fibrilier
keduanya dicerna oleh enzim ribonuklease, maka diduga keras kedua daerah
tersebut mengandung ribosom.
 Daerah amorf atau pars amorfa.
Daerah amorf merupakan daerah yang mengandung matriks anak inti yang
digunakan untuk untuk mengikat 2 komponen yang disebutkan diatas. Matriks
ini menempelkan bahan protein.
Disekitar anak inti terdapat khromatin yang terbentuk sebagai benang–benang
halus setebal 10 nm. Adanya khromatin yang mengelilingi anak inti menyebabkan
warna basofil pada pengamatan dengan mikroskop cahaya. Pada anak inti yang
berukuran besar kadang–kadang terlihat butir – butir besar yang diduga butir – butir
kromatin (Subowo, 107:1995).
Berlangsungnya transkripsi gen untuk rRNA yang berjalan terus – menerus
akan menjamin terbentuknya rRNA untuk ribosom yang ada dalam sitoplasma. rRNA
yang baru terbentuk dari transkripsi tersebut segera dikemas bersama protein ribosom
untuk membentuk riboso. Pengemasan tersebut berlangsung dalam anak inti. Untuk
keperluan tersebut maka dalam anak inti terdapat sejumlah penggal – penggal DNA
(rDNA) untuk transkripsi menjadi rRNA secara berulang – ulang dan berjalan sangat
cepat dengan bantuan enxim ploimerasi RNA I. Penggal – penggal DNA tersebut
dinamakan “nucleolar organizer”.
Dapat dipastikan bahwa anak inti berfungsi untuk membuat ribosom yang
terbuat dari sitoplasma. Karena ribosom diperlukan dalam proses sintesis protein, maka
dapat dimengerti apabila dalam sitoplasmanya akan memiliki anak inti yang membesar.
Apabila dikaitkan dengan struktur khromatin pada saaat mitosis maka nucleolar
organizer terdapat pada kromososm sebagai bagian yang mengecil dinamakan
kontraksi sekunder yang letaknya dekat satelit, Dengan demikian jumlah nucleolar
organizer akan menentukan jumlah anak inti dalam inti sel. Bahkan kadang–kadang
terlihat bahwa beberapa anak inti berdekatan sehingga nampan anak inti tersebut
menyatu.
Kandungan RNA dalam anak inti jika dibandingkan dengan bagian–bagian lain
dari inti tidak selalu tetap yaitu berkisar 5%-20%. Untuk kepentingan sintesis protein

31 | A N A T O M I T U M B U H A N
ribosom diperlukan rRNA sebagai hasil transkripsi DNA, namun dengan berbagai
pewarnaan terhadap DNA, tidak dapat dibuktikan adanya DNA dalam anak inti kecuali
dalam beberapa anak inti yang besar. (Subowo, 110:1995).
3) Khromatin
Didalam inti terlihat adanya butir-butir basofil yang disebabkan adanya
khromatin. Dengan pewarnaan HE tampak biru oleh hematoksilin oleh kerana adanya
molekul DNA yang menyusun khromatin. Untuk setiap jenis sel tampak adanya
perbedaan ukuran dan penyebaran butir-butir khromatin tersebut. Hal ini dikaitkan
dengan proses sintesis protein yang untuk setiap jenis sel tadaklah sama.
Antara gambaran inti interfase dengan inti yang sedang mitosis terdapat
perbedaan besar, khususnya mengenai struktur khromatinnya. Pada inti interfase,
khromatin tampak sebagai butir-butir yang tersebar pada seluruh inti tanpa adanya
gambaran benang-benang khromosom, tetapi sebaliknya pada inti yang sedang mitosis
tidak tampak gambaran butir-butir khromatin namun diganti dengan gambaran benang-
benang khromosom.
Beberapa dasawarsa yang lalu para ahli yakin bahwa khromatin dalam inti
interfase memang berbentuk sebagai butir-butir terlepas yang nantinya akan disusun
dengan cara tertentu pada waktu mitosis menjadi benang khromosom. Dan sudah sejak
lama pula diketahui bahwa khromosom merupakan bagian inti sel yang membawa gena
yang akan menentukan sifat-sifat yang diturunkan dalam individu yang bersangkutan.
Tetapi dengan perkembangan pengetahuan bahan dasar kimia gena yang ada, terbukti
membawa konsep yang menyatakan bahwa butir-butir khromnatin merupakan
bangunan yang satu sama lain terlepas yang kemudian disusun kembali oleh cara-cara
tertentu menjadi benang-benang khromosom tidak benar. Dari penelitian-penelitian
yang mendalam dapat disimpulkan bahwa pada waktu interfase butir-butir khromatin
masih dihubungkan satu sama lain seperti halnya dalam khromosom, hanya saja
hubungan tersebut tidak dapat dibuktikan melalui pengamatan dengan mikroskop
cahaya. Sehingga dapat dikatakan sebenarnya dalam interfase khromosom masih ada
dalam bentuk khromatin. Konsep terakhir ini menyatakan bahwa khromosom
merupakan susunan benang halus yang dikemas menjadi batang-batang halus, sedang
butir-butir khromatin sebenarnya sebagian dari kemasan benang-benang halus yang
tidak tampak, sehingga kemasan benang menjadi butir-butir yang masih tetap
dihubungkan oleh benang yang tidak dikemas. Alasan penolakan konsep pertama
apabila terjadi mitosis yang berulang dalam siklus sel, maka jika butir-butir khromatin

32 | A N A T O M I T U M B U H A N
tersebut merupakan butir-butir terlepas sangatlah sulit menyusun kembali dengan
urutan yang tetap sama agar tidak mengganggu urutan gena yang merupakan sandi
untuk sintesis protein. Konsep kedua sangat masuk akal apabila dikaitkan dengan harus
tetap terjadinya urutan gena sehingga tidak akan mengganggu proses sintesis protein
urutan gena yang pada dasarnya digunakan untuk sandi pembentukan protein pada
gilirannya akan menentukan fenotipe dari sel atau individu bersangkutan.
Sebaliknya konsep yang menyatakan bahwa urutan gena dalam khromosom
masih tetap ada walaupun sel tersebut dalam keadaan mitosis dan interfase, didukung
oleh dua penemuan, yaitu : adanya gambaran benang-benang halus yang terlihat pada
pengamatan dengan mikroskop kontras fase dan adanya benang-benang halus yang
berdiameter 20-30 nm apabila sel dalam interfase diamati dengan mikroskop elektron.
Benang-benang tersebut menunjukkan benjolan-benjolan pada beberapa tempat. Kedua
gambaran tersebut diduga sebagai penghubung butir-butir khromatin pada waktu sel
interfase.
Selanjutnya konsep tersebut menyatakan bahwa butir-butir khromatin yang
nampak pada inti interfase dengan mikroskop cahaya tidak lain adalah lanjutan benang-
benang khromosom yang bergelung. Benang halus khromosom yang menghubungkan
( yang diameternya sekitar 20-30 nm) tidak dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Dari konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan yang menyusun
khromosom dan khromatin adalah sama, namun lazimnya istilah khromosom
diperuntukkan bagi khromatin yang membentuk gambaran sebagai batang-batang halus
pada saat sel tersebut membelah.
Pada sel interfase dibedakan dua macam khromatin:
 Heterokhromatin atau “condensed chromatin” yaitu benang khromatin yang
bergelung sehingga terlihat sebagai butir-butir khromatin. Karena bagian
tersebut lebih terlihat mengikat warna, maka dinamakan pula “heteropyknotic
positive”.
 Ekhromatin atau “extended chromatin” yaitu bagian benang kromatin yang
tidak bergelung sehingga sulit terlihat pada sel interfase. Bagian benang
khromatin ini dinamakan pula sebagai “heteropyknotic negative”. Sebenarnya
bagian khromatin ini merupakan bagian yang aktif dalam mengatur kegiatan sel,
karena bagian tersebut merupakan sandi yang sedang berfungsi.
Didalam sel hati dibedakan tiga macam butir khromatin bedasarkan letaknya:

33 | A N A T O M I T U M B U H A N
 Khromatin perifer, yaitu khromatin yang berdekatan dengan permukaan dalam
selubung inti, sehingga selubung inti tampak biru pada pewarnaan HE.
 Butir-butir atau pulau-pulau khromatin, yaitu khromatin yang membentuk
kelompok-kelompok.
 Khromatin terkait nukleolus, yaitu khromatin yang terdapat disekeliling anak
inti.
Penelitian terhadap komposisi kimia dalam inti sudah dimulai sejak akhir abad
ke- 19. Freidrich Miescher (1845-1895) dengan cara sangat sederhana meneliti bahan-
bahan yang diambil dari nanah yang berasal dari luka. Kita tahu sekarang bahwa nanah
sebenarnya mengandung sisa-sisa leukosit yang mati yang tentunya mengandung bahan
bahan inti. Oleh Miescher, nanah tersebut dibubuhi getah lambung (kini kita tahu
bahwa didalam getah lambung terdapat enzim pepsin) yang kemudian terhadap
campuran ini dilakukan analisis kimia. Dari analisis kimia tersebut dapat disimpulkan
bahwa nanah mengandung bahan dengan berat molekul tinggi serta mengandung gugus
fosfor.
Penelitian yang lebih mendalam dalam abad ke-20 menemukan bahwa susunan
kimia khromosom terdiri atas:
 DNA 16%
 RNA 12%
 Nukleoprotein 72%
Nukleoprotein terdiri atas beberapa jenis protein, yaitu:
 Protamin,
 Histon,
 Nonhiston,
 Berbagai enzim diantaranya polimerase DNA dan RNA.
4) Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan yang terdapat di dalam inti sel yang transparan dan
kental. Nukleoplasma mengandung kromatin, granula, nukleoprotein, dan senyawa
kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang kromatin menebal dan memendek
serta mudah menyerap zat warna disebut kromosom. Benang kromatin tersusun atas
protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan informasi kehidupan. DNA
akan mentranskripsi diri (menyalin diri) menjadi RNA yang selanjutnya akan
dikeluarkan ke sitoplasma.

34 | A N A T O M I T U M B U H A N
5) Kromosom
Inti sel mengandung banyak gen dari DNA yang tersusun dan membentuk
struktur yang disebut kromosom. Setiap sel manusia mempunyai untaian DNA
sepanjang dua meter. Di dalam inti sel juga terbentuk protein DNA kompleks yang
dikenal sebagai kromatin. Terdapat dua jenis kromatin yaitu eukromatin dan
heterokromatin. Eukromatin merupakan bentuk DNA yang lebih sederhana dan
mengandung gen yang diekspresikan oleh sel. Sedangkan heterokromatin adalah
bentuk DNA yang lebih kompleks dan mengandung DNA yang telah ditranskripsi.
2. Fungsi Inti Sel
Inti sel mampu untuk melakukan transkripsi gen yang dipisahkan dari tempat
transkripsi di sitoplasma. Fungsi utama inti sel adalah untuk mengontrol ekspresi gen dan
mereplikasi DNA di dalam sel. Fungsi dari inti sel hewan dan inti sel tanaman hampir sama.
Hal ini karena fungsi dikategorikan berdasarkan sifat sel prokariotik dan eukariotik. Sel
tumbuhan dan hewan keduanya eukariotik.
a. Pengendali Metabolisme Seluler
Fungsi inti sel dalam mengendalikan metabolisme yang terjadi dalam sel dapat
terjadi dikarenakan adanya proses menghasilkan protein yang dilakukan melalui proses
transkripsi dan translasi. Setiap gen akan menjadi protein yang dihasilkan melalui
cetakan DNA. Protein tersebut setelah melalui proses ‘packing’oleh protein caperon
akan menjadi protein fungsional.
Protein yang dihasilkan nantinya akan menjadi enzim yang berperan dalam
metabolisme sel atau metabolisme individu (multiseluler). “One gene one enzim”.
b. Penyimpan Informasi Genetik
Fungsi inti sel dalam menyimpan informasi genetik dapat terjadi karena adanya
membran inti yang mempertahankan DNA dalam wadah nya (nukleus). Rangkaian
DNA seperti kita ketahui, tersusun atas banyak gen yang mewakili spesies tersebut.
DNA kemudian terangkai menjadi kromosom yang terbagi bagi sesuai dengan jumlah
kromosom spesies tersebut.
Fungsi inti sel yang satu ini sangat esensial dalam kelestarian sebuah makhluk
hidup. Dengan adanya DNA (spesifik ke gen), sifat sifat suatu makhluk dapat
diteruskan ke generasi berikutnya.
c. Pengatur Siklus Sel
Fungsi inti sel dalam mengatur siklus sel seperti apakah sel tersebut harus
membelah, tidak membelah atau membesar saja. Hal ini sebenarnya untuk sel pada

35 | A N A T O M I T U M B U H A N
umumnya kecuali sel kanker telah terkode kan dalam gen yang berada di inti sel.
Dengan adanya gen tersebut, pembelahan ataupun tidak membelah nya suatu sel dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan.
d. Wadah Replikasi dan Transkripsi
Fungsi inti sel yang satu ini, sudah sangat jelas. DNA melaksanakan replikasi
dalam inti sel. Replikasi DNA dalam siklus sel terjadi pada fase G1. Dengan adanya
replikasi DNA, artinya akan terjadi proses mitosis setelahnya.
Fungsi inti sel sebagai tempat terjadinya transkripsi atau penerjemahan kode
kode yang ada pada rantai DNA menjadi RNA muda atau RNA primer. Proses
transkripsi merupakan rangkaian dari ekspresi genetik.
E. Pembelahan Sel Tumbuhan
Dalam pertumbuhan yang umum pada tumbuhan diketahui bahwa alat-alat tumbuhan
akan menjadi bertambah besar, bertambah panjang serta bercabang-cabang. Terjadinya hal
demikian dikarenakan terdapatnya perbanyakan dan pertumbuhan dari sel-sel yang menyususn
tumbuhan tersebut. Perbanyakan sel-sel dapat terjadi karena terjadnya pembelahan sel.
Umumnya pada tumbuhhan teerdapat zigot yaitu sebagai hasil dari peleburan antara dua
buah sel kelamin yang berlainan, yang selanjutnya dari zigot ini mulai berlangsungnya
pembelahan-pembelahan sel, misalnya dari sel yang satu dapat terbelah dua, dari dua terbelah
lagi menjadi empat, selanjutnya menjadi delapan dan demikian seterusnya, hingga pada
akhirnya sel-sel itu menjadi beratus-ratus, ribuan dan jutaan sel, yang dpat membangun
individu tumbuhan dengan baik.
Proses pembelahan sel ini dimulai dengan pembelahan intinya yang selanjutnya terjadi
pembelahan plasma atau pembelahan sel. Dalam pembelahan sel ini dikenal ada pembelahan
sel secara amitosis, mitosis dan miosis.
1. Pembelahan Secara Amitosis
Pembelahan secara amitosis adalah pemebalahan secara langsung, disebut pula
dalam istilah lain sebagai fragmentation.
Dalam pembelahan cara ini terdapat gejala-gejala bahwa inti sel telah
mengalami kemunduran, sehingga inti sel mulai terbelah, yang dalam pembelahan ini
dapat menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian pembelahan ini dapat
berwujud bagian yang sama besar yang dalam hal ini tidak ada kepastian apakah
masing-masing akan membawa sifat-sifat keturunan yang sama atau tidak.
Pembelahan sel secara amitosis (langsung) disebut demikian dikarenakan
terjadinya pembelaha itu tidak mengalami tahap-tahap perubahan terlebih dahulu,

36 | A N A T O M I T U M B U H A N
melainkan langsung saja membelah. Pembelahan sel sedemikian biasanya terdapat pada
Phaeophyceae atau ganggang coklat, Characeae atau ganggang chara, serta pada sel-sel
dari tumbuh-tumbuhan famili Liliaceae. Cara amitosis pada tumbuhan menunjkkan
bahwa sel/inti masih berada dalam tingkat kemunduran.
2. Pembelahan Secara Mitosis (Homoiotypic Division)
Pembelahan sel secara mitosis adalah pembelahan secara tidak langsung, atau
dengan istilah lain cykenesis. Pembelahan sel secara mitosis ini lazimnya berlangsung
pada sel-sel somatis (sel-sel badan ). Disebut secara tidak langsung (mitosis) karena
sebelum terjadinya pembelahan inti sel, telah didahului dengan terjadinya beberapa
perubahan yang dapat diperhatikan sebagai perubahan yang sangat penting, yaitu
terbentuknya kromosom dalam inti sel selama berlangsungnya proses pembelahan
tersebut. Kromosom-kromososm ini ternyata dapat membagi inti sel menjadi dua
bagian yang sama besar dan sam dalam segal-galanya. Dengan demikian maka bagian-
bagian (masing-masing inti anak) akan memiliki sifat-sifat induknya yang sama.
Berkat penyelidikan yang dilakukan para ahli terhadap irisan titik tumbuh (
yang dilakukan dengan fiksasi dan pewarnaan tertentu) maka dapat dikemukakan
gambaran tentang tahap-tahap proses pembelahan inti sel secara mitosis. Tahap-tahap
tersebut antara lain:
a. Interfase
Interfase adalah tahapa sebelum terjadinya pembelahan inti sel. Dalam tahapan ini
tampaknya seolah-olah tidak terjadi apa-apa sehingga disebut sebagai tahapan
istirahat. Padahal keadaan yang sebenarnya sedang terjadi didalam sel yaitu inti sel
tengah demikian aktifnya mengadakan metabolisme, sehingga dapat dikatakan
sebagai tahap persiapan menjelang berlangsungnya profase awal.
b. Profase
 Profase awal
Sebagai pemula dari profase ini, inti sel mulai dengan pembelahan
pendahuluan. Kalau dilihat dengan mikroskop elektron, tampak dalam inti
sel terjadi pengeruhan yang disebabkan terjadinya butiran-butiran yang
sangat kecil, yang selanjutnya butiran-butiran halus ini akan berubah
menjadi benang-benang halus yang bentuknya tidak menentu. Dalam waktu
yang tidak lama mulai tampak bahwa benang-benang halus tersebut makin
lama mulai menebal dan terbelah-belah seperti spiral terdiri dari dua
kromatid. Tampaknya seperti benang-benang yang rangkap.
37 | A N A T O M I T U M B U H A N
 Profase akhir
Dalam tahap ini benang-benang tersebut akan terputus-putus, berubah
menjadi batang-batang halus yang disebut kromososm. Selanjutnya karena
pengaruh dehidrasi atau kekurangan air didalam sel serta pengendapan asam
nukleat yang terus bertambah, maka benag-benag kromosom akan
memendek.
Dapat dijelaskan bahwa:
 Pengendapan asam nukleat akan menyebabkan penyerapan zat
warna lebih banyak.
 Terjadinya pemendekan dan penebalan kromosom karena kromatid
mengerut menajadi dua spiral yang halus.
 Terjadinya pengerutan spiral-spiral matriks yang mengelilinginya
menyebabkan tak tampaknya dengan jelas pengerutan-pengerutan
tersebut. Kromosom selanjutnya akan berkumpul ditengah-tengah
nukleus dan didalam plasma sel diluar intinya akan terbentuk benda-
benda seperti jala, pada tempat berlawanan yang disebut kutub, yaitu
kutub atas dan kutub bawah yang dihubungkan oleh benag-benang
plasma yang keluar dari masing-masing kutub tersebut. Bersamaan
dengan terbentuknya kromososm tersebut, membran inti bersama
butir halusnya (nukleolus ) akan menghilang sehingga kromosom
tersebut tampak berkumpul ditengah-tenagh sel didalam sitoplasma.
Kemungkinan benang-benang plasma yang keluar dari masing-
masing kutub itu hanya sebagai pendorong kromosom, hal ini
karena benang-benang plasma itu hanya sampai pada kromosom-
kromosom tersebut. Jadi, benag-benang plasma (phragmoplast)
akan mendesak kromosom ketengah-tenagh. Pada akhir profase ini
pada tiap kromososm dapat terlihat adamya sentromer ( tempat pada
kromososm dimana bagian-bagiannya belum jelas menunjukkan
rangkap dua). Adapun semua sentromer letaknya berdekatan antara
satu dengan lainnya yaitu pada sisi inti selnya.

38 | A N A T O M I T U M B U H A N
c. Metafase
 Metafase awal
Metafase awal merupakan tahapan dalam proses pembelahan sel, dimana
terjadi perubahan besar antara dinding inti dan butir halus atau nukleolus
menjadi hilang sama sekali, berganti dengan terbentuknya gelendong inti
seperti halnya kumparan dengan kutub atas dan kutub bawah tadi. Dalam
kejadian ini tampak dengan jelas hubungan antara benang-benang
fragmoplas (yang menghubungkan kutub-kutub) dengan sentromer dari
kromosom. Selanjutnya dalam gelendong inti terjadi gerakan bagian- bagian
lain dari kromosom yang berlangsung secara pasif.
 Metafase akhir
Dalam tahap ini terjadi penempatan kromosom pada bidang ekuatorial.
Sentromer-sentromer akan berada di ekuator sedangkan benang-benang
kromosom yang panjang terletak jauh diluar ekuator. Dalam keadaan
demikian sentromer-sentromer masih tetap belum membagi serta
menghubungkan kedua kromatid. Bagian sentromer ini manghadap ke
kutub dapat dikatakan lebihh dekat jika dibandingkan dengan bagoan-
bagian kromosom lainnya yang telah saling terbelit atau berkelokan. Bila
diamati degan mikroskop akan tampak pada bidang ekuatorsuatu wujud
bagaikan bintang, inilah maka tahapan ini sering pula disebut tahapan
bintang (statium aster ).
d. Anafase
 Anafase awal
Pada tahap ini ternyata bahwa tiap-tiap kromatid yang berada pada bidang
ekuator mulai tertarik ke kutub-kutubnya seakan-akan telah menujukkan
terjadinya pemisahan-pemisahan, yang berlangsung dari kromatid-kromatid
tadi pada sentromer-sentromer yang kenyataannya sekarang telah
membelah.
Dalam kejadian-kejadian diatas tampak seakan-akan sentromer-sentromer
itulah yang mengatur gerakan-gerakannya, seakan-akan telah terjadi
tarikan-tarikan kekutub oleh benang fragmoplas yang melekat pada
sentromer, sedangkan benang dari kromososm mengikutnya secara pasif.

39 | A N A T O M I T U M B U H A N
 Anafase akhir
Pada tahap ini pembelahan telah berlangsung dengan tegas,dimana kedua
kromatid dari masing-masing kromososm tampak dengan jelas saling
menjauhi bidang ekuatordan terkumpul pada kutub-kutubnya.
Dengan menggunakan mikroskop tampak dengan jelas ditengah-tengah sel
seakan-akan telah terbentuk dua buah bintang maka tahapan ini sering
disebut stadium diaster.
e. Telofase
 Telofase awal
pada tahapan ini kromatid atau belahan kromososm seperrti telah berada
dikutub masing-masing dari gelendong inti. Dan disekitar kromososm
dinding baru pada inti tela terbentuk pula, yang selanjutnya kromososm
itupuun menjadi satu serta membentuk lagi benang-benang yang tidak
menentu bentuknya. Demikian pula halnya dengan nukleolus yang biasa
terdapat pada inti menjadi tampak kembali dan terbentuk pada suatu
penggentingan dari satu pasangan kromosom tertentu. Adanya kadar air
yang bertambah dan berkurangnya nukleo protein menjadikan kromososm
pada tahap ini berkurang kemampuannya untukk mnyerap warna.
 Telofase akhir
Tahapan ini ditandai dengan terbentuknya dua buah inti sel baru yang
merupakan inti sel anak sebagai hasil pembelahan.tentang terbentuknya
membran pada sel-sel baru dapat dikemukakan bahwa benang-benang
fragmoplas yang ada disekitar ekuator mengalami penebalan, dan penebalan
ini pada akhirnya akan saling mendekati sehingga selanjutnya bersentuhan
antara satu dengan lainnya. Dengan demikian maka antara kedua inti anak
sel itu dapat terbentuk membran baru, sehingga dari satu sel induk menjadi
dua sel anak yang merupakan sel baru dengan jumlah kromosom masing-
masing sama dengan sel induk. Selanjutnya sel anak tersebut setelah melalui
periode tertentu akan menjadi sel dewasa yang siap untuk melakukan
pembelahan dan demikian seterusnya.
Dalam pembentukan membran sel yang baru sehubungan dengan
berlangsungnya pembelahan sel secara mitosis dapat terjadi secara simultan

40 | A N A T O M I T U M B U H A N
(sekaligus) disamping dapat tejradi secara berangsur-angsur yang disebut
succedan (suksedan).
 Simultan: pembentukan membran sel baru umumnya barlangsung
pada sel-sel yang kecil dimana vakuola pun kecil-kecil.
 Suksedan: pembentukan membran sel baru umumnya berlangsung
pada sel-sel yang besar dimana vakuolanya juga besar. Dalam
pembelahan inti selnya akan bergerak dari kiri kekanan diikuti
dengan terbentuknya membran sel baru. pada sel-sel kambium
misalnya , pembelahan inti sel berlangsung secara membujur ,
membranselnya berlangsung secara suksedan yang dimulai dari
bagian tengah selnya. Selanjutnya dalam hal ini benang-benang
fragmoplas mulai melangsungkan penebalan-penebalan baru, baik
kebagian kiri dan kebagian kanan dari selnya.
Dalam hal berlangsungnya pembelahan sel somatis dari ujung-ujung
akar tumbuhan dapat dikatakan bahwa setiap inti sel yang membelah
mengalami semua tahapan berlangsungnya pembelahan dari
interfase keinterfase berikutnya.
3. Pembelahan Secara Miosis (Reduksi = Heterotypic Division)
Pembelahan sel secara miosis atau reduksi yang sering pula dinyatakan sebagai
pembelahan “heterotypic division ”, berlangsung dalam pembentukan sel-sel kelamin.
Dengan demikian sangat berkaitan dengan tumbuhan yang melangsungkan
pembiakannya secara generatif.
Mengenai sel kelamin ini dpat dikemukakan bahwa sel-sel tersebut mempunya
inti haploid yaitu inti dengan jumlah n kromososm,sedangkan dalam zigot atau hasil
peleburan dua sel kelamin ternyata kromososmnya tidak bersatu. Denagn demikian
maka tentunya dalam inti zigot akan terdapat diploid yaitu 2n kromososm. Seluruh
kromososm dalam satu kelamin adalah satu genom, dengan demikian maka sel yang
diploid merupakan dua genom dan dari dua genom ini akan terdapat dua kromososm
yang memiliki kesamaan-kesamaan dalam bentuk, besar, serta jumlah gen yang ada
padanya.kromosom demikian disebut kromososm homolog (geminus ).
Kromososmnya itu berasal dari sel kelamin jantan dan satunya lagi dari sel kelamin
betina.
Tentang sel somatis yang telah diterangkan dibagian muka bahwa biasanya
bersifat diploid. Dengan demikian maka dalam pembentukan sel-sel kelamin berasal

41 | A N A T O M I T U M B U H A N
dari sel ini tentunya jumlah kromososmnya harus mengalami pengurangan, jelasnya
dari 2n menjadi n. Sebab tanpa berlangsungnya reduksi maka bila terjadi perkawinan
, jumlah kromosomnya kan menjadi berlipat ganda. Dalam garis besarnya pembelahan
sel secara miosis berlangsung malalui dua tingkatan.
 Tingkat pertama
Pada tingkat pertama ini pengurangan (reduksi ) dalam jumlah kromososm
memang benar-benar terjadi dan kegiatannya berlangsung dalam 4 tahap sebagai
berikut:
a. Profase I
Pada tahap ini kegiatan-kegiatannya dapat dibedakan atas 5 subfase yakni:
1) Leptonema, dalam subfase ini sel memperlihatkan adanya benag-benang halus yang
keadaannya belekuk-lekuk, tapi masih sulit untuk menentukan apakah benang-
benang halus itu tunggal atau rangkap dua.
2) Zygonema, permulaan terbentuknya kromosom yang homolog, pada tingakat ini
mulai terlihat gerakn saling mendekati dari kromososm homolog, selanjutnya
membentuk suatu geminus. Peristiwa perkawinan kromososm tersebut
disebutsinapsis. Geminus yang dibentuknya itu bermula dari sentromer dan
berlanjut pada ujung-ujungnya.
3) Pachynema, (pakhinema), pada tingkat ini dapat dinyatakan bahwa pembentukan
geminus telah sempurna, yang dalam keadaan ini tampaknya dalam inti terdapat
setengah dari jumlah kromosom yang seharusnya ada.
4) Diplonema,kromosom yang telah membentuk geminus pada tingkat ini melakukan
pembelahan secara membujur, dengan demikian akan tampak terbentuknya 4 buah
kromatid dari masing-masing geminus. Keempatnya akan berpasangan kemudian
tiap pasangan akan saling menjauhkan diri. Walaupun tampaknya demikian,
terdapat suatu tempat pada geminus yang memperlihatkan tetap adanya hubungan.
Pada tempat yang dimaksud letak dua kromatid yang berada disebelah dalam
persilangan sedangkan dua kromatid lagi yaitu letaknya dibagian luar barada dalam
keadaan bebas. Tempat titik persilangan tersebut disebut chiasma. Dalam ilmu
genetika disebut crossing over.
5) Diakenes , gulungan-gulungan bagaikan spiral tampak pada tingkat ini, yang makin
lama tampak makin rapat, disebut kromonema. Kromososm-kromososm tampak
bertambah tebal, letak geminus-geminusnya pada bidang ekuator terdapat dipinggir
inti dan belum teratur.

42 | A N A T O M I T U M B U H A N
b. Metafase I
Pada permulaan dari tahap ini membran nukleus dan nukleolusnya (butir-butir inti)
keadaanya seperti tidak tampak lagidan selanjutnya merupakan awal terbentuknya
benang-benag fragmoplas, sedangkan geminus-geminus dengan sentromernya tampak
mulai bergerak ke arah bagian-bagian kutubnya, yangselanjutnya malakukan
penenmpatan diri pada bidang ekuatornya. Ekulibrium atau keadaan yang seimbang
dimana geminus-geminus telah berhasil menempatkan diri secara keseluruhan pada
bidang ekuator ternyata lebih ternyata lebih tercapai pada akhir dari tahapan ini.
c. Anafase I
Pada tahap ini tampak masing-masing bagian seperduanya dari geminus malakukan
gerakan kearah kutub masing-masing yang selanjutnya berkumpul pada masing-masing
kutubnya tersebut.
d. Telofase I ( interkenese )
Kegiatan-kegiatan selanjutnya yang berlangsung dalam tahapan ini adalah pmbentukan
dua buah inti sell didalam selnya. Kromosom-kromososm yang terkandung dalam inti
sel anak masing-masing adalah n, yang jumlahnya seperdua dari jumlah kromososm
induk selnya. Jumlah yang demikian ini jelas telah merupakan reduksi yang telah
berlangung pada jumlah kromosom yang sebenarnya.
 Tingkat kedua
a. Metafase II
Masa interkenese diatas merupakan masa istirahat. Awal metafase II berlangsung
setelah masa interkenese tersebut, dimana kedua inti sel anak itu mulai lagi
melangsungkan kegiatan-kegiatan pembelahan inti yang mengarah pada pembelahan
tingkat dua. Pembelahan ini merupakan pembentukan sel-sel kelamin. Dalam hal ini
prosesnya tidak ada perbedaan dengan pembelahan mitosis dari inti sel anak, kecuali
mengenai letak ekuatornyadimana pada metafase II ini dapat dikatakan bahwa letaknya
agak tegak lurus pada bidang ekuator dari pembelahan tingkat I.
b. Anafase II
Pada tahap ini tampak kromosom-kromosom inti sel anak masing-masing telah
melakukan pembelahan dan masing-masing telah jelas melakukan pemisahan.
c. Telofase II (tetrade)
Pada tahap ini yaitu tahapan setelah selesai pembelahan tingkat dua, selanjutnya
terdapat empat buah sel kelamin yang masing-masing bersifat haploid yang berasal dari
sel induk yang diploid. Reduksi ini disebit tetrade.

43 | A N A T O M I T U M B U H A N
Pembelahan gamet pada tumbuhan terdiri dari 2, yaitu mikrosporogenesis dan
megasporogenesis.
1) Megasporogenesis
Megasporogenesis merupakan proses pembentukan ovum dalam ruang bakal
biji. Prosesnya dimulai dari megasporosit bermeiosis dua kali menjadi megaspore.
Megaspora ini terdiri dari IKL (inti kandung lembaga) Primer dan 3 sel kutub yang
nantinya akan mati. IKL Primer nantinya akan membelah secara mitosis 3 kali dan
menghasilkan 3 antipoda, 2 IKL Sekunder, 2 sinergid, dan 1 ovum.
2) Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan serbuk sari (mikrospora) dalam
kepala sari (anthera). Proses mikrosporogenesis dimulai dengan meiosis I dan meiosis
II dari mikrosporosit (sel induk serbuk sari) menjadi 4 mikrospora yang haploid yang
disebut tetrad. Mikrospora kemudian melakukan pembelahan kariokinesis menjadi
nukleus generatif dan nukleus saluran serbuk sari (inti generative dan vegetatif). Inti
generatif kemudian membelah menjadi 2 sperma. Inti vegetative pada masa pembuahan
hanya menuntun sperma ke ovum dan spermaakan membuahi ovum menjadi zigot dan
IKL Sekunder menjadi endosperma.

44 | A N A T O M I T U M B U H A N
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sel merupakan unit struktural dan fungional terkecil yang penyusun makhluk hidup.
Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel yang
terspesialisasi dan bekerja sama melakukan fungsinya. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel dan penyusun-penyusun
lainnya seperti dinding sel, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola,
peroksisom dan glioksisom, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus.
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan atau struktur di luar membran
plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel ada dua yaitu dinding sel
primer dan sekunder. Dinding sel berfungsi memberikan dukungan, perlindungan dan
penyaring bagi struktur dan fungsi sel sendiri, mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam
sel, sertabersama-sama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Membrane sel adalah selaput yang terletak paling luar yang tersusun atas senyawa
kimialipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Membran
berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang mengandung gugus polar dan gugus
yang bersifat hidrofob. Membran plasma mengontrol lalulintas ke dalam dan keluar sel yang
dikelilinginya. Fungsi biologis membran sel bergantung pada molekul-molekul penyusunnya,
yaitu lipid, protein, dan karbohidrat. Adapun fungsi membran plasma
adalahkompertemenisasi, interaksi antar sel, perubahan energi, transfer informasi, penyediaan
enzim, sebagai perantara, dan pergerakam substansi melintasi membran.
Inti sel merupakan organel yang sangat penting bagi kehidupan. Inti sel berperan
mengendalikan seluruh kegiatan sel. Fungsi inti sel dalam mengatur siklus sel seperti apakah
sel tersebut harus membelah, tidak membelah atau membesar saja. Pembelahan sel merupakan
faktor penting dalam kehidupan mahluk hidup. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan
membentuk sel-sel baru melalui proses pembelahan sel atau reproduksi sel. Pembelahan sel
dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara
tidak langsung (mitosis dan meiosis).

45 | A N A T O M I T U M B U H A N
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Inti Sel Artikel Lengkap. Diakese dari:


http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/10/inti-sel-artikel-lengkap.html.
(Pada tanggal 14 September 2018 pukul 15:30 WITA).
Anonim. 2013. Sel Tumbuhan. Diakses dari:
http://wadikhan.blogspot.co.id/2013/12/sel-tumbuhan.html
(Pada tanggal 14 September 2018 pukul 15:40 WITA).
Anonim. 2014. Organel Sel Retikulum Endoplasma. Diakses dari:
http://belajarbiologi.com/2014/09/organel-sel-retikulum-endoplasma-dan.html
(Pada tanggal 14 September 2018 pukul 15:50 WITA).
Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Prawiro, Diratiara. 2011. Glioksisom. Diakses dari:
http://diratiaraprawiro.blogspot.co.id/2011/05/glioksisom_02.html
(Pada tanggal 14 September 2018 pukul 16:00 WITA).
Sipayung, Rosita. 2003. Badan Golgi Biosintetis Dan Fungsinya Dalam Metabolisme.
Diakses dari:
http://library.usu.ac.id/download/fp/bdp-rosita3.pdf
(Pada tanggal 14 September 2018 pukul 16:10 WITA).
Sutriadi, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: Rineka Cipta.
Yulianti, Evi. 2005. Organel Sel Eukariotik. Diakses dari:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/evy-yulianti-msc/organela-sel-
eukariotik.pdf
(Pada tanggal 14 September 2018 pukul 16:20 WITA).

46 | A N A T O M I T U M B U H A N

Das könnte Ihnen auch gefallen