Sie sind auf Seite 1von 4

NAMA : STEFANIA SAKO

NIM : 1723754503

KELAS : 4B(D3)

1. MODAL PT

Tidak ada ketentuan modal dasar dalam mendirikan Perseroan Terbatas (PT). Modal
dasar PT diserahkan sepenuhnya pada kesepakatan para pendiri PT, kecuali untuk PT yang
melaksanakan kegiatan usaha tertentu yang diatur lebih lanjut minimum modal dasarnya.
Biaya jasa hukum notaris untuk pendirian PT adalah sebagai berikut:
1) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai modal dasar paling banyak Rp
25 juta dikenakan biaya sebesar Rp 1 juta; dan2
2) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai modal dasar paling banyak Rp 1
miliar dikenakan biaya sebesar Rp 5 juta.
Penjelasan lebih lanjut mengenai rincian biaya notarisnya, silakan Anda simak ulasan di
bawah ini.

 Modal Dasar Perseroan Terbatas


Mengenai modal dasar perseroan terbatas (“PT”), Pasal 32 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”) mengatur sebagai
berikut:

(1) Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2) Undang-Undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan
jumlah minimum modal Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal
dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Sejalan dengan pengaturan perubahan modal dasar pada Pasal 32 ayat (3) UU PT di
atas, modal dasar PT yang awalnya ditetapkan sebesar Rp 50 juta ini kemudian diubah
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016tentang Perubahan Modal Dasar
Perseroan Terbatas (“PP 29/2016”)

Sebelumnya kami akan uraikan secara singkat apa itu Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp
500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling
banyak Rp 2,5 milyar.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagai berikut:[9]
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp
10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 milyar sampai dengan paling
banyak Rp 50 milyar.

Kemudian mengenai biaya notaris, pengenaan biaya jasa hukum notaris untuk pendirian PT
bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai modal dasar paling banyak Rp 25
juta dikenakan biaya sebesar Rp 1 juta
2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai modal dasar paling banyak Rp 1
miliar dikenakan biaya sebesar Rp 5 juta.
Jadi biaya notaris yang akan dikenakan kepada Anda bergantung dari modal dasar PT Anda.

2. MODAL KOPERASI
Berdasarkan pasal 66 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2012, Modal awal Koperasi terdiri dari :

 Setoran Pokok adalah sejumlah uang, yang wajib dibayar oleh seseorang atau badan
hukum Koperasi pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan keanggotaan
pada suatu Koperasi.
 Sertifikat Modal Koperasi adalah bukti penyertaan Anggota Koperasi dalam modal
Koperasi

Selain bentuk-bentuk Perolehan modal yang tersebut di atas, berdasakan Pasal 66 ayat 2
modal awal dapat juga berasal dari :

 Hibah;
 Modal Penyertaan; modal pinjaman yang berasal dari: Anggota;Koperasi lainnya
dan/atau Anggotanya; bank dan lembaga keuangan lainnya; penerbitan obligasi dan
surat hutang lainnya; dan/atau Pemerintah dan Pemerintah Daerah. dan/atau
 sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 JUMLAH MODAL AWAL
Ada beberapa ketentuan jumlah Modal Pendirian Koperasi untuk Jenis Kopeasi Simpan
Pinjam, hal tersebut di atur di dalam Pasal 17 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah No.15/PER/M.KUKM/IX/2015 Tahun 2015 Tentang Usaha Simpan Pinjam
Oleh Koperasi yang telah di rubah dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No.02/PER/M.KUKM/II/2017 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.15/PER/M.KUKM/IX/2015 Tahun 2015
Tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.
Di dalam perubahan tersebut tidak merubah Pasal 17 Peraturan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah No.15/PER/M.KUKM/IX/2015 Tahun 2015,yang ketentuan
modal usaha awal KSP Primer dan KSP Sekunder sebagai berikut:

1. Modal usaha awal pada setiap pendirian KSP Primer dan KSP Sekunder yang
dihimpun dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya dan dapat ditambah
dengan hibah.
2. Modal usaha awal KSP Primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk
deposito pada Bank Pemerintah dengan rincian sebagai berikut:

a) Modal KSP Primer dengan wilayah keanggotaan dalam daerah Kabupaten/Kota


ditetapkan sebesar Rp15.000.000,- (lima belas juta rupiah).
b) Modal KSP Primer dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Kabupaten/Kota dalam
1 (satu) daerah Provinsi ditetapkan sebesar Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta
rupiah).
c) Modal KSP Primer dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Provinsi ditetapkan
sebesar Rp375.000.000,00 (tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah).
3. Modal usaha awal KSP Sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk
deposito pada Bank Pemerintah dengan rincian sebagai berikut:
a) modal KSP Sekunder dengan wilayah keanggotaan dalam daerah Kabupaten/Kota
ditetapkan sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
b) modal KSP Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Kabupaten/Kota
dalam 1 (satu) daerah Provinsi ditetapkan sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah).
c) modal KSP Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Provinsi ditetapkan
sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. MODAL CV

Dalam pendirian CV, hal ini tidak diatur dengan ketentuan khusus. Artinya, tidak
disebutkan besaran modal dasar yang wajib dimiliki dan juga disetorkan pendirinya. Hal ini
kemudian menjadi dasar untuk beberapa poin berikut ini.

 Tidak ada sistem kepemilikan saham dalam CV.


 Besarnya modal awal juga tidak ditentukan secara khusus sehingga penyetoran modal ini
dapat ditentukan dan dicatat secara mandiri pendiri perusahaan. Terkait dengan bukti
penyetoran modal yang dilakukan Pesero Aktif dan Pesero Pasif, bisa diatur dalam
perjanjian khusus yang disepakati semua pihak.

Das könnte Ihnen auch gefallen