Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pengantar:
AL17 adalah papan percobaan Common Base Amplifier. Ini berguna bagi siswa
untuk memahami fungsi penguat basis umum dan untuk belajar various operational
parameters of a transistor amplifier. Dapat digunakan sebagai unit yang berdiri sendiri
dengan DC eksternal catu daya atau dapat digunakan dengan Analogue Lab 7212 yang telah
dibangun di catu daya DC, AC power supply, function generator, modulation generator,
continuity tester, toggle switches and potentiometer.
Teori:
Amplifikasi adalah proses meningkatkan kekuatan sinyal. Amplifier adalah perangkat yang
menyediakan amplifikasi (peningkatan arus, tegangan atau kekuatan sinyal) tanpa mengubah
sinyal asli. Transistor bipolar sering digunakan sebagai amplifier. Transistor dapat digunakan
sebagai penguat dalam tiga konfigurasi:
Pangkalan bersama
Emitor Umum
Kolektor Umum
Konfigurasi Basis Umum:
Dalam pengaturan ini, sinyal input diterapkan antara emitor dan basis, dan output diambil
dari kolektor ke basis yang ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam pengaturan ini, arus input
adalah arus emitor dan arus keluaran adalah arus kolektor.
Hubungan dalam konfigurasi CB:
Dimana;
IB = Arus basis
IE = Arus emitor
1
ICBO = arus melalui kolektor ke pangkalan saat emitor terbuka.
Gambar 1
2
biasing. Ini pengaturan biasing harus seperti untuk mengoperasikan transistor di wilayah
aktif.
Sirkuit biasing yang paling umum digunakan adalah pembagi tegangan. Dalam
metode ini, dua resistensi R1 dan R2 terhubung di VCC tegangan suplai dan memberikan
biasing yang benar. Tegangan pembagi yang dibentuk oleh R1 dan R2, dan voltase jatuh
melintasi R2 memajukan sambungan basis-emitor. Ini menyebabkan arus basis dan
karenanya arus kolektor mengalir dalam kondisi sinyal nol. Resistansi RE menyediakan
stabilisasi.
Gambar 2
Metode ini banyak digunakan karena titik operasi transistor dapat dibuat hampir
tidak tergantung beta (β) dan memberikan stabilisasi titik operasi yang baik.
Jika rangkaian ini digunakan untuk memperkuat tegangan AC, lebih banyak komponen harus
ditambahkan.
Coupling Capacitors (Cc): - Ini digunakan untuk melewatkan sinyal input AC, dan
memblokir DC Tegangan dari rangkaian sebelumnya, ini mencegah DC dalam sirkuit di
sebelah kiri kapasitor kopling dari mempengaruhi bias pada transistor. Kapasitor kopling juga
3
menghalangi bias transistor dari mencapai sumber sinyal input. Ia juga dikenal sebagai
kapasitor pemblokiran.
By pass Capacitors (CE): - Ini mem-bypass semua arus AC dari emitor ke ground.
Jika kapasitor CE tidak dimasukkan ke dalam rangkaian, tegangan AC yang dikembangkan
melintasi RE akan mempengaruhi tegangan input AC. Umpan balik tersebut dikurangi
dengan menggunakan kapasitor CE.
RC: Ini mewakili hambatan beban yang terhubung ke output.
Dalam amplifier ini, sinyal input disuntikkan ke dalam rangkaian basis-emitor dan sinyal
output dikeluarkan dari rangkaian basis-kolektor.
Ketika setengah siklus positif dari sinyal diterapkan, maka;
Bias maju berkurang, karena Vbe negatif dengan w.r.t. kolektor yaitu Ground.
Arus basis berkurang
Arus emitor berkurang, demikian pula arus kolektor juga berkurang
Turunkan Ic Rc berkurang
Oleh karena itu, Vcb meningkat, akibatnya setengah siklus positif dari output
diperoleh, yaitu input dan output berada dalam fase satu sama lain.
Gambar 3 : Input dan Output Waveforms dari Common Base Amplifier dengan tahanan
1KὨ
4
Parameter Operasi Penguat Basis Umum:
Gain Tegangan:
Rasio tegangan output (Vout) yang diperoleh terhadap tegangan input (Vin)
Impedansi Input:
Rasio tegangan input (Vin) ke Arus Input (li)
Zin = Vin / Ii
Untuk mengukur impedansi input, resistor yang dikenal (Rs) ditempatkan secara seri sebelum
kapasitor kopling input dan impedansi dapat dihitung menggunakan persamaan
Di mana
Impedansi Output;
Rasio Tegangan Output (Vout) ke Arus Keluaran (Io)
Zout = Vout / Io
Untuk mengukur impedansi output, resistor yang dikenal (Rs) ditempatkan dari output ke
ground dan impedansi output dapat dihitung menggunakan persamaan
Zout= ( / Av -1) * Rs
Dimana
5
Gain saat ini:
Ini adalah rasio Arus keluaran (Io) ke Arus input (Ii)
Ai= Io / Ii
Ai =-Av * Zin / RL
6
Eksperimen:
Objek: Untuk mempelajari Penguat Basis Umum dan untuk mengevaluasi
Titik Operasi.
Gain tegangan (Av)
Impedansi input dan impedansi keluaran
Gain saat ini (Ai) dari Amplifier.
Diagram sirkuit:
Sirkuit yang digunakan untuk mempelajari Common Collector Amplifier ditunjukkan pada
gambar 5.
Gambar 5
7
Prosedur:
1. Menggunakan kabel patch 2mm menghubungkan titik uji 2 ke titik uji 3, titik uji 4 ke
titik uji 5 dan titik uji 6 ke titik uji 7.
2. Hubungkan catu daya DC +12V ke terminal yang ditunjukkan dari sumber eksternal
atau 7212 Analogue Lab
3. Tekan tombol ON pada sumber daya
4. Untuk pengukuran Quiescent Point ukur VCE dengan menghubungkan voltmeter
antara titik uji 4 dan titik uji 6. Ukur arus Kolektor (lc) dengan menghubungkan
ammeter antara titik uji 4 dan titik uji 5
5. Hubungkan sinyal sinusoidal 10mV (pp) pada frekuensi 25KHz ke titik uji 1 (Input
6. Amati output yang diamplifikasi pada osiloskop dengan menghubungkan titik uji 8
(output amplifier) ke osiloskop
7. Hitung gain tegangan amplifier. Hubungkan memuat resistor 1K ohm pada output dan
ukur penguatan tegangan amplifier dengan resistor
8. Hitung impedansi input, impedansi keluaran, dan penguatan arus amplifier
menggunakan rumus yang di sebut dengan hambatan 1K
Hasil:
Titik operasi dari amplifier basis umum
Ic= mA
Vec= mA