Sie sind auf Seite 1von 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS KINERJA TENAGA SURVEILANS


KESEHATAN (GASURKES) PROGRAM
KESEHATAN IBU DAN ANAK DI KOTA SEMARANG

Prisma Armaya, Ayun Sriatmi, Septo Pawelas Arso


Bagian Adminitrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: armayaaa@gmail.com

Abstract: In 2015 Semarang ranked second with cases of maternal deaths in


Central Java with 35 cases in 2015. One of the efforts undertaken by the Health
Department of Semarang in efforts to reduce maternal deaths in the city of
Semarang was to recruit Tenaga Surveilans Kesehatan (Gasurkes) KIA.
Gasurkes duty to perform data collection and assistance to pregnant women
routinely until parturition. This study aims to analyze the performance of
Gasurkes KIA seen on several variables such as knowledge and skills,
resources, leadership, supervision, compensation, job design and structure,
perception, and motivation. This research is a qualitative with in-depth interviews
conducted in Gasurkes KIA, midwife coordinator, Semarang City Health
Department, and for postpartum mothers. The results showed that the Gasurkes
KIA overall performance is still not optimal seen from assisting pregnant women
and postpartum mothers are not in accordance with the provisions Gasurkes. KIA
still lack of skills in communication and coordination. There are problems in the
system of monetary transport compensation to the Gasurkes KIA. midwife
coordinator leadership is still lacking, leading to misunderstandings between
midwife coordinator with Gasurkes KIA in its teritory. Motivation of Gasurkes KIA
still limited from the support of family and co-workers, the lack of appreciation of
the organization and working conditions are less favorable. To overcome these
problems, the Semarang City Health Office should immediately implement
training on communication techniques and good extension. Fixing the system of
compensation money for transport by health centers, and improve coordination
between the KIA Gasurkes Bikor. Make SOP to implement socialization Provide
mentoring pregnant women about the existence Gasurkes KIA. Gasurkes KIA
need to improve the quality of assistance so that pregnant women believe and
would be accompanied Gasurkes KIA.

Key words : KIA, Surveillance Worker, Performance


References :38 (1989-2016)

112
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN Kesehatan (Gasurkes).Pada tahun


2015 tugas seorang Gasurkes ada
Pembangunan bidang dua yaitu, melakukan pendataan dan
kesehatan di Indonesia selama ini pendampingan pada ibu hamil dan
tidak hanya dilakukan untuk melakukan penyuluhan serta
mencapai misi nasional tetapi juga pemeriksaan jentik rutin.
misi global, melalui tujuan
pembangunan milenium (Millenium Dalam pelaksanaannya pada
Development Goals atau MDGs) tahun 2015 Gasurkes tidak
yang berakhir tahun 2015 dan maksimal dalam melakukan
dilanjutkan dengan misi SDGs atau tugasnya.Berdasarkan studi
tujuan pembangunan berkelanjutan.1 pendahuluan ketika melakukan
pendataan dan pendampingan tidak
Provinsi Jawa Tengah bisa dilakukan secara maksimal
merupakan salah satu provinsi karena harus membagi waktu
dengan jumlah kematian ibu dengan kegiatan DBD.Pada tahun
terbesar kedua di Indonesia setelah 2015 sasaran ibu hamil yang
Jawa Barat.Tahun 2015 Jawa ditentukan masih banyak yang tidak
Tengah mempunyai kasus kematian tercapai, jumlah pendampingan juga
ibu sebesar 619 kasus.2Kota masih banyak yang kurang.Oleh
Semarang pada tahun 2015 sebab itu pada tahun 2016 Gasurkes
menempati peringkat kedua dengan terbagi menjadi 2 bagian yaitu
kasus kematian ibu terbesar di Jawa Gasurkes KIA dan Gasurkes DBD.
Tengah setelag Brebes. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Kota Petugas mengatakan bahwa
Semarang pada tahun 2015 sebesar dalam pencapaian pendataan ibu
128,5/100.000 kelahiran hidup (KH) hamil dan pendampingan ibu hamil
mengalami peningkatan dari tahun- dan nifas masih belum sesuai jumlah
tahun sebelumnya.1 target pendampingan.
Pendampingan ibu hamil yang
Pelayanan dalam kehamilan seharusnya dilakukan sebanyak 9
merupakan salah satu faktor yang kali, tetapi hanya dilakukan
amat perlu diperhatikan untuk sebanyak 3-6 kali.Pendampingan ibu
mencegah terjadinya komplikasi dan nifas juga yang seharusnya
kematian ketika persalinan.Selain itu dilakukan sebanyak 6 kali hanya
pelayanan dalam kehamilan juga dilakukan sebanyak 4-5 kali.
bermanfaat untuk menjaga
pertumbuhan dan kesehatan Dari latar belakang yang sudah
janin.Memahami perilaku perawatan diuraikan diatasyang dapat diteliti
kehamilan Antenatal yaitu, “Analisis Kinerja Petugas
Care(ANC)adalah penting untuk Surveilans Kesehatan (Gasurkes)
mengetahui dampak kesehatan bayi Program Kesehatan Ibu dan Anak di
dan ibu sendiri. Kota Semarang.”

Salah satu upaya yang


dilakukan oleh Dinas kesehatan METODE PENELITIAN
Kota Semarang dalam upaya
menurunkan kasus kematian ibu di Penelitian ini merupakan
Kota Semarang adalah dengan penelitian kualitatif dengan
merekrut Tenaga Surveilans pendekatan deskriptif.Subyek

113
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian ini adalah Gasurkes KIA di kinerja dapat dilakukan dengan cara
wilayah kerja Kota Semarang. melihat pencapaian target-target
tertentu yang dilihat dari tujuan yang
Penelitian ini dilakukan di 4 sudah ditetapkan. Hasil pengukuran
wilayah Puskesmas dengan kinerja bisa dijadikan dasar bagi
pemilihan sampel menggunakan perbaikan kinerja yang berikutnya.
teknik purposive sampling, dengan Pencapaian kinrja Gasurkes KIA
kriteria Puskesmas dengan kasus dapat dilihat dari 3 komponen yaitu
kematian ibu, Ranap dan Non kondisi yang diharapkan,
Ranap, dan jauh dekat dengan DKK. pelaksanaan program, dan target
yang dicapai.2
Pengumpulan data dilakukan Pada tahun 2016 sasaran ibu
melalui wawancara mendalam, data hamil yang tercapai samapi Agustus
sekunder, dan observasi.Peneliti 2016 rata-rata 50%. Jumlah
bertindak sebagai pelaksana, pendampingan yang diberikan juga
pengumpul data, analisis, penafsiran masih jauh dari target yang
data, dan hasil penelitian. ditetapkan. Selain itu kasus
kematian ibu sampai bulan Mei 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN sudah mencapai 21 kasus.
Dapat diketahui bahwa
Kinerja Gasurkes KIA pendampingan ibu hamil yang
dilakukan Gasurkes KIA selama ini
belum sesuai dengan target
Tugas dari Gasurkes KIA yang
ketentuan yang sudah ditetapkan.
utama adalah melakukan pendataan
Terdapat ibu hamil yang tidak
dan pendampingan secara rutin
terdampingi secara lengkap. Selama
pada seluruh ibu hamil di wilayah
ini Gasurkes dalam mendampingi
kerja masing-masing. Melakukan
ibu hamil yang seharusnya dilakukan
pendampingan kepada ibu nifas
sebanyak 10 kali selama masa
secara rutin sesuai dengan
kehamilan rata-rata hanya dapat
ketentuan. Melakukan penyuluhan-
menyelesaikan 3-6 kali
penyuluhan mengenai Kesehatan
pendampingan. Dalam melakukan
Ibu dan anak. Pengisian kohort ibu
pendampingan ibu hamil Gasurkes
hamil, mengisi kantong persalinan,
KIAmenyesuiakan dengan umur
buku ANC terpadu, dan melakukan
kehamilan ibu hamil saat ditemukan
pelaporan kasus kematian ibu di
pertama kali. Apabila pertama
wilayah kerjanya. Dalam
bertemu ibu hamil sudah berusia 5
pelaksanaannya masih terdapat
bulan pendampingan yang dilakukan
beberapa poin tugas yang masih
disesuaikan dengan usia kehamilan
belum terlaksana sesuai dengan
ibu hamil. Tidak tercapainya target
ketentuan. Terutama pada poin
jumlah pendampingan salah satu
pendampingan ibu hamil dan nifas
penyebabnya adalah kesibukan ibu
yang tidak sesuai ketentuan.
hamil yang bekerja, selain itu
Kinerja merupakan gambaran
terdapat keluarga dari ibu hamil
tingkat suatu pelaksanaan program
yang tidak ingin didampingi. Namun
dalam usaha yang dilakukan untuk
demikian Gasurkes KIA lebih
mencapai tujuan yang telah
mengutamakan mencari ibu hamil
ditetapkan. Kinerja sering digunakan
untuk dilakukan pendataan,
sebagai penyebutan untuk prestasi
sehingga pendampingan ibu hamil
atau tingkat keberhasilan individu di
menjadi tertinggal dan tidak lengkap.
dalam pekerjaannya. Pengukuran

114
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pendampingan ibu nifas juga normal dengan ibu hamil resiko


belum sesuai dengan ketentuan tinggi.
yang sudah ditetapkan. Terdapat
keterlambatan dalam menemukan Keterampilan Gasurkes dalam
ibu nifas. Pertemuan pertama berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan ibu nifas terjadi pada minggu dirasa masih kurang dan masih
kedua masa nifas. Pendampingan butuh banyak pembinaan. Mereka
ibu nifas yang seharusnya dilakukan masih perlu banyak belajar
sebanyak 4 kali selama masa nifas bagaimana cara berkomunikasi yang
pada akhirnya hanya dilakukan baik dan bagaimana teknik-teknik
sedapatnya dengan rata-rata dua penyuluhan yang baik.
kali kunjungan. Sebenarnya masa Berkomunikasi dengan baik akan
nifas merupakan waktu yang rentan membantu Gasurkes KIA untuk
untuk seorang ibu, di Kota melakukan pendekatan kepada ibu
Semarang sendiri kasus kematian hamil, keluarganya, bahkan sampai
ibu terbanyak terjadi pada masa RT, RW, dan pihak
nifas. kelurahan.Komunikasi juga dapat
Selama ini belum terdapat menjadi awal dari sebuah hubungan
penilaian kinerja dengan indikator yang baik.
yang jelas, sehingga tidak dapat
menilai kinerja Gasurkes KIA secara Hasil tersebut sesuai dengan
terperinci. Akan lebih baik jika DKK teori yang diungkapkan oleh Gibson
memiliki sistem penilaian kinerja yang menyebutkan keterampilan
yang khusus, tidak hanya sebatas memegang peranan utama dalam
penilaian laporan yang diberikan prestasi suatu individu.3Hasil ini juga
oleh Gasurkes KIA atau dari sesuai dengan
Puskesmas. penelitiansebelumnya Dewi (2014)
Kendala-kendala dalam kinerja yang menunjukkan adanya
Gasurkesyaitu, Ibu hamil yang hubungan antara keterampilan bidan
bekerja sulit untuk ditemui karena dengan peningkatan kinerja bidan.4
ibu bekerja. Ibu hamil atau keluarga Permasalahan kurangnya
ibu hamil yang tidak ingin di keterampilan komunikasi yang
dampingi oleh Gasurkes KIA. Serta dialamii sebagian besar Gasurkes
wilayah kerja Gasurkes yang terlalu KIA dapat diatasi dengan
luas dengan penduduk yang padat memberikan pelatihan kepada
Gasurkes KIA.Pelatihan
Pengetahuan dan Keterampilan penyuluhan/komunikasi termasuk
Gasurkes KIA pendidikan nonformal, dan salah
satu cara yang dapat diberikan
Menurut hasil penelitian kepada Gasurkes KIA untuk
diketahui bahwa pengetahuan meningkatkan pengetahuan dan
Gasurkes KIA tentang pelayanan ibu keterampilan mereka tentang teknik
hamil yang harus diberikan sebagai komunikasi dan teknik penyuluhan.
seorang Gasurkes KIA hanya
sebatas pengecekan kesehatan Sumber Daya Gasurkes KIA
dasar dan identifikasi ibu hamil yang
berisiko tinggi dan juga ibu yang Berdasarkan teori sumber daya
tidak berisiko tinggi.Gasurkes KIA merupakan faktor yang dapat
harus dapat membedakan ibu hamil mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung pada kinerja

115
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

individu yang dapat mempengaruhi Kepemimpinan Bikor dan Dinas


produktivitas kerja.5Dinas Kesehatan Kesehatan Kota Semarang
Kota Semarang sebagai organisasi
yang menaungiGasurkes KIA Pemipin yang baik bisa
sebaiknya menyediakan segala mengetahui kebutuhan bawahannya,
sesuatu yang berhubungan dalam tanpa itu tidak akan ada kemajuan
pencapaian target pendataan dan yang di dapat. Pemimpin harus
pendampingan ibu hamil. dapat memberi koordinasi, motivasi,
arahan bekerja pada anggota
Menurut dari hasil penelitian kelompoknya.5
yang telah dilakukan fasilitas yang
selama ini sudah tersedia untuk Pemimpin disini yaitu Bikor dan
menunjuang kinerja Gasurkes KIA DKK diketahui sudah secara intens
antara lain gaji, uang transportasi, memberikan motivasi dan dukungan
alat kesehatan dasar seperti tensi kepada anggota
set, stetoskop, dan pengukur lila. kelompoknya.Memberikan informasi
Selain itu fasilitas penunjang seperti yang dibutuhkan oleh Gasurkes KIA
tas kerja, buku agenda, form-form untuk mempermudah pekerjaan
kuisioner, stiker dan buku KIA sudah Gasurkes KIA. Meskipun demikian,
diberikan. Meski demikian, masih terdapat koordinasiyang kurang baik
ada beberapa sarana untuk antara Bikor dengan Gasurkes KIA.
melakukan penyuluhan belum Terdapat selisih paham yang
terpenuhi.Sarana penyuluhan yang membuat Bikor dengan Gasurkes
dirasa cukup penting untuk KIA di wilayahnya tidak
menunjang kegiatan promotif seperti berkoordinasi dengan baik.Bikor
lembar balik, leaflet dan juga materi jarang memberikan motivasi atau
masih belum tersedia secara dukungan kepada Gasurkes KIA
merata.Di beberapa Puskesmas ada karena intensitas bertemunya yang
yang menyediakan dan kurang.Sebaliknya juga Gasurkes
meminjamkan lembar balik jika dari KIA juga jarang berdiskusi atau
Gasurkes KIA membutuhkan, namun sekedar bercerita tentang
ada juga yang belum tersedia. permasalahan atau kinerja yang
Gasurkes KIA sendiri juga selama ini sudah dilakukan,
mengungkapkan kebutuhan mereka sehingga penyampaian informasi
akan materi-materi yang akan dirasa masih kurang.
diberikan untuk melakukan
penyuluhan dan informasi-informasi Untuk mengurangi
mengenai perkembangan kesehatan kesalahpahaman yang telah terjadi
ibu dan anak. Untuk penyediaan diantara Bikor dengan Gasurkes
sarana untuk mendukung kegiatan KIA, sebaiknya Bikor memanfaatkan
penyuluhan dapat disediakan lembar waktu koordinasi sebaik mungkin
balik untuk setiap Puskesmas satu untuk sering melakukan diskusi.
atau dua lembar balik yang bisa Bikor juga dapat menyediakan satu
digunakan secara bergantian. waktu untuk sekedar bercerita
tentang bagaimana Gasurkes dan
Bikor masing-masing menjalankan
tugasnya.
Sesuai dengan hasil penelitian
Rohmadi (2003) yang menyatakan
bahwa kepemimpinan secara

116
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bermakna berhubungan dengan berbagai kegiatan yang telah


kinerja Tenaga Pelaksana Gizi di direncanakan secara benar dan
Puskesmas Kabupaten Wonosobo.6 tepat dalam arti lebih efektif dan
efisien, sehingga tujuan dan target
Supervisi Bikor dan Dinas yang telah ditentukan dapat tercapai
Kesehatan Kota Semarang dan terlaksana dengan baik.2
Tindak lanjut dari supervisi yang
Supervisi yang diberikanj pada dilakukan oleh DKK adalah akan
Gasurkes KIA dilakukan oleh Bidan melakukan pemanggilan dan
Koordinator dan Dinas pembinaan kepada Gasurkes KIA
Kesehatan.Supervisi yang dilakukan yang pelaksanaan/kinerjanya tidak
oleh Dinas Kesehatan Kota sesuai dengan tupoksi dan target
Semarang dalam satu tahun yang didapatkan masih jauh dari
sebanyak 4 kali. Sampai dengan sasaran yang ditetapkan. Salah satu
bulan Agustus 2016 supervisi yang dariGasurkes KIA mengatakan
sudah berjalan secara rutin dengan adanya supervisi Gasurkes
sebanyak 2 kali. Dalam melakukan menjadi lebih giat dalam bekerja
supervisi metode yang digunakan melaksanakan tugasnya dengan
DKK biasanya dilakukan dengan baik.Namun demikian, dari 4
cara mendadak. Dalam supervisi Gasurkes KIA hanya 1 Gasurkes
pihak DKK sudah menentukan KIA yang dapat merasakan hasil dari
materi apa saja yang akan di supervisi yang dilakukan.
supervisi, melihat masalah apa yang
muncul selama melakukan Kompensasi/Intensif Gasurkes
pekerjaan, dan juga mencari jalan KIA
keluarnya. Sejauh ini supervisi yang
dilakukan dengan metode diskusi Berdasarkan hasil wawancara
dan tanya jawab seputar kohort, mendalam yang telah dilakukan
kantong persalinan, kasus kematian diperoleh bahwa Gasurkes KIA
di wilayah kerja kendala yang selama ini mendapatkan gaji/upah
muncul saat melakukan tugas dari DKK berupa gaji pokok yang
sebagai Gasurkes KIA. besarannya disesuaikan dengan
Bidan koordinator dalam UMR Kota Semarang. Besaran yang
melakukan supervisi yang mendekati UMR ini dirasa beberapa
dilaksanakan bersamaan dengan Gasurkes KIA belum cukup untuk
jadwal koordinasi. Supervisi yang memenuhi kebutuhan sehari-hari,
dilaksanakan oleh Bikor mendekati apalagi untuk Gasurkes KIA yang
sama seperti dengan yang dilakukan masih perlu membayar kos.
oleh DKK. Bikor melakukan Selain gaji pokok terdapat
pengecekan terhadap laporan kompensasi lain diluar gaji pokok
Gasurkes KIA antara lain, jumlah ibu yang diberikan kepadaGasurkes
hamil yang terdata, jumlah yaitu uang transport. Sistem
pendampingan ibu hamil dan ibu pemberian uang tansport ini adalah
nifas, kantong persalinan, kohort ibu dengan cara pembuatan Surat
hamil dan buku ANC terpadu. Selain PertanggungJawaban (SPJ) ke
itu Bikor juga menanyakan kendala- Puskesmas setelah melakukan
kendala yang terjadi selama kunjungan ibu nifas sebanyak 3x.
Gasurkes KIA melakukan tugasnya. Namun demikian terdapat
Pokok dari supervisi sebenarnya permasalahan yang dikeluhkan
ialah menjamin pelaksanaan Gasurkes KIA mengenai uang

117
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

transport. Banyak dari Gasurkes KIA pengumpulan laporan mingguan


mengaku belum pernah yang harus dikumpulkan setiap satu
mendapatkan uang transport sama minggu sekali. 2 orang informan
sekali selama masa kerja ini. mengungkapkan keberatannya
Seharusnya Gasurkes KIA sudah karena fokus Gasurkes KIA akan
bisa mendapatkan uang transpot terpecah dan akan lebih mengejar
yang disebutkan dengan periode 2 laporan. Selain melaksanakan tugas
bulan 1x dan ada yang 3 bulan 1x. pokok sebagai Gasurkes KIA yang
Namun demikian pada sudah tertulis di surat kontrak,
kenyataannya mereka masih belum Gasurkes KIA masih memeliki tugas
mendapatkan uang transport. tambahan yang lain. Dari 2 orang
Dalam pencapaian kepuasan infoman utama diketahui bahwa
kerja gaji/kompensasi/upah menjadi mereka setiap hari Jum’at sering
faktor yang sangat dominan. turun ke lapangan untuk melakukan
Gaji/kompensasi bisa menjadi pemeriksaan jentik.
motivator yang baik dan penting bagi
seorang pekerja. Karena dengan Belum adanya Standart
gaji/kompensasi yang diterima Operational Procedur (SOP) dalam
memungkinkan seseorang untuk melakukan pendampingan kepada
memenuhi kebutuhan hidupnya.7 ibu hamil dan ibu nifas. Selama ini
Alangkah lebih baiknya jika waktu Gasurkes KIA dalam melakukan
pemberiannya sama antar pendampingan sesuai dengan
Puskesmas atau waktu pemberian caranya masing-masing tanpa ada
disesuaikan dengan penarikan Surat aturan yang khusus. Sebaiknya
Pertanggungjawaban (SPJ) dana Dinas Kesehatan membuat SOP
BOK Puskesmas. Selain itu nominal atau standart tertentu dalam
yang diberikan sebaiknya melakukan pendampingan, sehingga
diperhitungkan dan disesusikan pendampingan yang diberikan oleh
dengan tugas Gasurkes KIA. setiap Gasurkes memiliki konten
yang sama dan dapat dilihat
Struktur dan Desain Pekerjaan indikatornya.
Gasurkes KIA
Persepsi Gasurkes KIA
Mendesain pekerjaan berarti
menganalisis pekerjaan apa saja Persepsi yang dimiliki oleh
yang harus dikerjakan, bagaimana Gasurkes KIA saat ini akan
mengerjakannya dan mengapa pekerjaannya sudah cukup baik.
pekerjaan itu harus dikerjakan agar Dimana Gasurkes KIA merasa
tujuan organisasi dapat tercapai.5 pekerjaan mereka penting dan dapat
menjadi salah satu upaya
Hasil dari penelitian diperoleh menurunkan kasus kematian ibu di
bahwa desain pekerjaan yang Kota Semarang.
diberikan kepada Gasurkes KIA Dari hasil tersebut dapat dillihat
sudah jelas dan dapat digunakan bahwa persepsi yang dimiliki
untuk mencapai tujuan. Terdapat Gasurkes KIA akan pentingnya
beberapa poin yang menjadi keluhan pekerjaan dan alasan mereka untuk
Gasurkes yaitu kunjungan ibu nifas memilih pekerjaan sebagai
pada 1 minggu pertama dan jam Gasurkes KIA tidak ada hubungan
kerja Gasurkes KIA yang tidak pasti. dengan Kinerja Gasurkes. Karena
Selain itu terdapat poin walaupun mendaftar pekerjaan

118
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menjadi Gasurkes karena coba-coba Untuk meningkatkan motivasi


mereka tetap berusaha melakukan Gasurkes salah satu cara yang
pekerjaan dengan sebaik-baiknya. dapat dilakukan adalah memberikan
Namun demikian persepsi Gasurkes apresiasi “terbaik” secara rutin satu
pada setiap tugas yang dimiliki bulan sekali. Selain itu, sistem
sepertinya terdapat hal yang pemberian kompensasi yang masih
berbeda dengan DKK. belum baik bisa segera diperbaiki.
Persepsi adalah suatu proses Dukungan dari Bikor atau kader
kognitif yang kompleks yang setempat lebih ditingkatkan agar
menghasilkan gambaran tentang Gasurkes lebih semangat dalam
kenyataan yang mungkin berbeda menghadapi masalah dengan ibu
dari kenyataannya.9 hamil yang tidak ingin dikunjungi.
Bisa juga dengan adanya sosialisasi
Motivasi Gasurkes KIA mengenai Gasurkes KIA di setiap
wilayah di Kota Semarang.
Dari hasil penelitian diperoleh
hasil bahwa motivasi informan KESIMPULAN
sebenarnya tidak terlalu rendah,
tetapi masih kurang. Sumber- 1. Belum terlaksananya
sumber motivasi bagi Gasurkes pendampingan ibu hamil dan
masih terbatas pada dukungan pendampingan ibu nifas yang
keluarga dan teman. Dari keempat sesuai dengan ketentuan.
informan utama Gasurkes KIA hanya Belum ada sistem penilaian
satu yang berprestasi namun kerja yang memiliki indikator-
apresiasi yang diberikan masih indikator yang pasti.
kurang. Selain itu kondisi lingkungan 2. Keterampilan yang harus dimiliki
kerja Gasurkes KIAyang kurang Gasurkes KIA antara lain
mendukung. Seperti ibu hamil yang komunikasi, koordinasi,
sulit untuk ditemui, terdapat juga ibu pengisian kohort dan kantong
hamil atau keluarga dari ibu hamil persalinan dan keterampilan
yang tidak ingin didampingi. Bila mendata dan melakukan
dilihat dari faktor gaji/kompensasi pendampingan. Namun
yang diberikan dapat menjadi salah keterampilan komunikasi
satu faktor yang dominan dalam Gasurkes KIA masih kurang dan
mempengaruhi motivasi individu. perlu diasah kembali.
Motivasi (Motivation) diartikan 3. Sumber daya saat ini sudah
sebagai kekuatan, dorongan, diberikan kepada Gasurkes KIA
kebutuhan, semangat, tekanan, atau antara lain gaji, uang transportasi,
mekasnisme psikolog. mendorong alkes dasar, kuisioner, tas, dan
seseorang atau kelompok orang terdapat form pendampingan.
untuk mencapai prestasi tertentu 4. Koordinasi antara Bikor dan
sesuai dengan apa yang Gasurkes KIA masih terdapat
dikehendaki.5 permasalah sehingga terdapat
Hasil penelitian ini mendukung keslahpahaman antara Bikor
penelitian M. Kris Nugroho (2004). dengan Gasurkes KIA.
Dalam penelitian tersebut 5. Supervisi yang dilaksanakan
menyatakan ada hubungan yang selama ini menggunakan
bermakna antara motivasi dengan metode diskusi tanya jawab dan
kinerja Perawat Pegawai Daerah di melakukan penecekan pada
Puskesmas Kabupaten Kudus.9 laporan seperti kantong

119
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

persalinan, kohort ibu hamil, dan berdiskusi dan tukar pikiran


buku ANC terpadu. untuk menghindari
6. Masih terdapat permasalahan kesalahpahaman.
dengan sistem pemberian uang
transport, sehingga membuat DAFTAR PUSTAKA
banyak Gasurkes KIA belum
pernah menerimanya sama 1. Dinas Kesehatan Kota
sekali. Semarang. Laporan Tahunan
7. Struktur dan desain kerja yang Bidang Kesehatan Kota
ada sudah cukup jelas,namun Semarang Tahun 2015.
belum terdapat SOP dalam Semarang. 2016.
melakukan pendampingan pada 2. Handoko, TH. Manajemen
ibu hamil. Personalia dan Sumber Daya,
8. Persepsi Gasurkes KIA Edisi 2. BPFE. Jakarta. 1995.
mengenai pekerjaan mereka 3. Wibowo. Manajemen Kinerja.
merupakan pekerjaan yang Raja Grafindo Persada. Jakarta.
penting karena menjadi salah 2007.
satu upaya untuk menurunkan 4. Dewi, Agustina P. Analisis
kasus kematian ibu di Kota Faktor-Faktor yang
Semarang. Berpengaruh Terhadap Kinerja
9. Motivasi yang dimiliki oleh Bidan Desa Pada Pelayanan
Gasurkes masih kurang, Antenatal dalam Program
suasana lingkungan kerja yang Jaminan Kesehatan Daerah di
kurang mendukung menjadi Kabupaten Kapuas, Kalimantan
salah satu alasannya. Tengah. Program Magister
Sains UNPAR. 2014.
5. Danim, Sudarwan. Motivasi,
SARAN
Kepemimpinan dan Efektivitas
Kelompok. Rineka Cipta. 2012.
1. Pelaksanaan pelatihan tentang 6. Moenir, AS. Pendekatan
komunikasi atau penyuluhan Manusia dan Organisasi
yang baik dan benar untuk Terhadap Pembinaan
segera dilaksanakan. Kepegawaian. Gunung Agung.
2. Mengadakan acara apresiasi Jakarta. 1993.
“terbaik” yang diberikan setiap 7. Dhiah Fanda A. Analisis
bulan. Kualitas Pelayanan Antenatal
3. Menyesuaikan besaran uang oleh Bidan di Puskesmas
transportasi yang diberikan Kabupaten Purbalingga.
pada Gasurkes dengan Program Pasca Sarjana
tugasnya. Universitas Diponegoro. 2010.
4. Apabila pendampingan yang 8. Nugroho, M. Kris. Analisis
diberikan Gasurkes KIA tidak Faktor-Faktor yang
bisa optimal, Gasurkes dapat Berhubungan dengan Kinerja
dipekerjakan sebagai tenaga Perawat Pegawai Daerah di
yang melakukan pendataan ibu Puskesmas Kabupaten Kudus.
hamil dan membantu bidan Program Pascasarjana
Puskesmas dengan pengisian Universitas Diponegoro. 2004.
kohort, kantong persalinan dan 9. Siagan, Sondang P. Organisasi
buku ANC terpadu. Kepemimpinan dan Perilaku
5. Bikor dan Gasurkses perbanyak Administrasi. CV. Haji
gunakan waktu koordinasi untuk Masagung. Jakarta. 1992.

120
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

121

Das könnte Ihnen auch gefallen