Sie sind auf Seite 1von 18

KAJIAN KARAKTERISTIK SELAI LEMBARAN

BUAH NAGA MERAH DAN PUTIH DENGAN PENAMBAHAN


JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL

ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan


Sarjana Teknik Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan

Oleh :
Dewi Indah
14.302.0423

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
KAJIAN KARAKTERISTIK SELAI LEMBARAN BUAH NAGA MERAH DAN PUTIH
DENGAN PENAMBAHAN JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL

Dewi Indah*)
Dr.Ir. Yusep Ikrawan, M.Eng**), Dr.Ir. Tantan Widiantara, M.T.**)
*)
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**)
Pembimbing Utama, ***) Pembimbing Pendamping

ABSTRACT

Slice jam was a modified form of jam that was once a semi-solid (rather slushy)
and then processed into a compact, plastick and not sticky. The shape looks like
slice cheese. The aims of research to produce the best quality of dragon fruit slice jam as
to know the effects of the type concentration of carrageenan and agar-agar and the
interaction of the both. The benefit of this research was to improve the knowledge and
skill about the utilization of dragon fruit as the material of slice jam making.
The experimental design in this research was used 3x3 factorial design in a
Randomized Block Design (RBD) with three times repetition. There are two factors that
used in this research; namely factor (type of stabilizer) and factor B (concentration of
stabilizer) that each of those consists of three levels, which was a1 (carrageenan), a2
(agar-agar), a3 (carrageenan and agar-agar mixture), b1 (concentration 0,5%), b2
(concentration 0,7%), and b3 (concentration 0,9%).
Organoleptic response consists color, texture, aroma, and taste atribut.
Chemical analyses was consisted of water content by destilation method, reducing sugar
content with luff schoorl method, and vitamin C content with idiometric method. Physical
analysis was performed by measuring springiness of slice jam using texstur analyzer and
antioxidant acivity by using DPPH method for the selected sample.
The results showed that the the selected treatment recommendation based on the
overall result of the organoleptic, chemical, and physical response were a2b2 treatmen
(agar-agar stabilizer type at 0.7% concentration) with water content was 29,81%,
reducing sugar content was 9,83%, vitamin C content was 23,11%, the value of
springiness was 52,78 cm/det/g, antioxidant activity was 17326,58 ppm.

Keywords: Keywords : Carrageenan, Agar-agar, Dragon Fruit, Slice Jam

PENDAHULUAN Buah naga merupakan tanaman


buah yang baru dibudidayakan di
Latar Belakang
Indonesia mulai dari tahun 2000.
Buah-buahan merupakan salah satu
Produktivitas buah naga di Kabupaten
hasil dari produk hortikultura, di mana
Nagreg, Jawa Barat mencapai 58 ton/ha
Indonesia merupakan penghasil buah-
(Fajriani, 2013). Menurut data dinas
buahan terutama untuk buah tropis.
pertanian dan kehutanan kabupaten Kulon
Berbagai jenis buah banyak
Progo budidaya buah naga pada tahun
dibudidayakan dengan produksinya yang
2014 sebanyak 38.509 pohon, dengan
meningkat setiap tahunnya. Hal ini
jumlah produksi sebanyak 7.249 kwintal
dikarenakan buah-buahan memegang
dan produktivitas 18,82 kg/pohon.
peran penting dalam pemenuhan
Buah naga merupakan salah satu
kebutuhan masyarakat terhadap zat gizi
jenis tanaman buah yang memiliki daya
terutama vitamin, serat dan mineral.
tarik tersendiri dimana buah tersebut

1
memiliki rasa yang khas yaitu kombinasi temperatur 400C dan 60ºC. Gel karaginan
unik antara manis dan asam menyegarkan. bersifat reversible dan memperlihatkan
Manfaat dari buah naga ini antara lain efek histerisis atau perbedaan antara
sebagai penyeimbang kadar gula dalam temperatur penentuan gelling dengan
darah, mencegah kanker usus, melting (Winarmo 1996).
mengurangi kadar kolesterol, dan lain Agar-agar mempunyai sifat
sebagainya. Adanya khasiat tersebut mencair pada suhu 85°C (saat
disebabkan oleh kandungan nutrisi dalam dimasak) dan memadat dengan
buahnya yang sangat mendukung membentuk gel pada suhu 32˗40°C.
kesehatan tubuh manusia (Kristanto,
Agar-agar hanya dapat diperoleh dari
2008).
Dalam 100 g buah naga merah , jenis rumput laut merah kelompok
kandungan airnya cukup tinggi yaitu 82,5- Rhodophyceae. Sifat gel agar-agar
83 g, serat 0,7-0,9 g, betakaroten 0,005- bersifat rigid, rapuh, mudah dibentuk,
0,012 g, kalsium 6,3-8,8 mg, zat besi dan memiliki titik leleh tertentu serta
0,55-0,65 mg, fosfor 30,2-36,1 mg, mudah mengalami sineresis.
protein 0,16-0,23 g, lemak 0,21-0,61 g,
beragam vitamin seperti B1 sebanyak Identifikasi Masalah
0,28-0,30 mg, vitamin B2 0,043-0,045 Berdasarkan uraian latar belakang
mg, vitamin C 8-9 mg dan kandungan di atas, masalah yang dapat diidentifikasi
niasin sebanyak 1,297-1,300 mg. untuk penelitian yaitu:
Sedangkan dalam 100 g buah naga putih 1. Apakah jenis bahan penstabil
mengandung air 89,4 g, serat 0,3 g, berpengaruh terhadap karakteristik
kalsium 6 mg, zat besi 0,4 mg, fosfor 19 selai lembaran buah naga?
mg, protein 0,5 g, lemak 0,1 g, niasin 0,2 2. Apakah konsentrasi bahan penstabil
mg dan vitamin C 25 mg (Kristanto, berpengaruh terhadap karakteristik
2008). selai lembaran buah naga?
Penyajian selai dalam bentuk 3. Apakah interaksi jenis dan konsentrasi
lembaran belum dikenal oleh masyarakat. bahan penstabil berpengaruh terhadap
Akan tetapi kebutuhan masyarakat karakteristik selai lembaran buah
terhadap produk makanan praktis akan naga?
semakin berkembang. Selai lembaran
merupakan modifikasi dari selai oles Maksud dan Tujuan Penelitian
menjadi lembaran kompak, plastis, dan Maksud dari penelitian ini adalah
tidak lengket Selai lembaran ini untuk mengetahui dan mempelajari jenis
menyerupai lembaran keju (Yenrina dkk, dan konsentrasi bahan penstabil yang
2009). Penambahan penstabil yang terlalu digunakan dalam pembuatan selai
banyak akan membuat selai menjadi kaku lembaran buah naga. Sedangkan tujuan
dan keras sedangkan penambahan dari penelitian ini adalah untuk
penstabil yang terlalu sedikit tidak menghasilkan produk selai lembaran buah
mampu membentuk struktur selai naga dengan pengaruh penambahan jenis
lembaran yang kompak (Ramadhan, dan konsentrasi bahan penstabil terhadap
2011). Jenis bahan penstabil yang akan karakteristik selai lembaran buah naga.
digunakan dalam penelitian ini adalah
karagenan dan agar–agar tepung. Manfaat Penelitian
Karagenan larut dalam air pada Manfaat yang diharapkan dari
suhu sekitar 80oC dan membentuk larutan penelitian ini adalah:
kental. Larutan panas karaginan iota dan 1. Memberikan informasi pengolahan
kappa akan mulai membentuk gel ketika makanan semi basah berbahan dasar
sistem tersebut didinginkan pada buah naga.

2
2. Memberikan informasi proses sehingga tekstur yang dihasilkan sesuai
pembuatan selai lembaran buah naga. dengan yang diharapkan. Selai lembaran
3. Meningkatkan usaha dalam yang baik mempunyai warna yang cerah
penganekaragaman produk dan permukaan yang utuh dan rapih.
diversifikasi buah naga. Semakin banyak agar–agar yang
ditambahkan pada pembuatan selai jambu
Kerangka Pemikiran biji lembaran maka menghasilkan
Selai buah adalah produk makanan kekuatan gel yang semakin tinggi. Selai
semi basah yang dapat dioleskan yang jambu biji lembaran memiliki nilai pH
dibuat dari pengolahan buah–buahan, gula berkisar antara 3,63-3,90 dan kandungan
dengan atau tanpa penambahan bahan gula total 34,68 g/100g - 35,77g/100g.
pangan lain dan bahan tambahan pangan Hasil uji sensori pada penelitian utama
yang diijinkan (SNI, 2008). menunjukkan bahwa penambahan agar-
Menurut Eliyasmi, dkk (2011) agar tepung dengan konsentrasi 0,8%-
pembuatan selai dilakukan dengan 1,2% menghasilkan kekuatan gel berkisar
memanaskan campuran dari bubur buah antara 185,20 - 379,42 g/cm; total serat
dengan pektin dan air sehingga diperoleh pangan 1,01 % - 1,59 %; dan nilai aw
struktur gel. Dalam proses pembuatan 0,852-0,893. Hasil perangkingan dengan
selai lembaran dilakukan proses yang metode Bayes menghasilkan selai jambu
sama seperti dalam pembuatan selai pada biji lembaran terpilih adalah selai dengan
umumnya, hanya dibutuhkan beberapa penambahan asam sitrat 0,5%, gula 90%
proses tambahan setelah pemasakan yaitu dan agar-agar tepung 0,9%. Selai tersebut
proses pembuatan lembaran dan berpenampakan menarik, berwarna merah
pemotongan. Saat pemasakan setelah selai tua, memiliki tekstur yang kompak dan
mencapai kondisi kekentalan tertentu, rasa yang disukai oleh panelis.
selai dituang kedalam loyang kemudian Menurut Mustika (2013), dalam
selai lembaran dipotong. penelitian Komposisi Campuran Nutrijel
Selai dilakukan pengentalan sampai Dan Agar-Agar Terhadap Karakteristik
dicapai kadar zat padat paling sedikit 65% Selai Lembaran Jambu Biji (Psidium
untuk semua jenis selai. Pembentukan Guajava, L) Yang Dihasilkan, dimana
selai terjadi hanya dalam satu rentang pH dengan penambahan agar-agar pada
yang sempit (Susanto, 1993. Penambahan konsentrasi 1,5% dengan konsentrasi
asam bertujuan mengatur pH dan asam sitrat 0,5% mempunyai tekstur yang
menghindari pengkristalan gula, pH lebih konsisten dan elastis dibandingkan
optimum yang dikehendaki dalam dengan selai lembaran dengan
pembuatan selai berkisar 3,10–3,46. Asam penambahan agar-agar 1%. Sedangkan
yang biasa digunakan dalam pembuatan berdasarkan organoleptik untuk
selai adalah asam sitrat, asam tartat, dan menghasilkan selai lembaran yang lebih
asam malat. Penggunaan asam tidak kenyal adalah dengan penambahan
mutlak, tetapi penambahannya dilakukan nutrijel pada konsentrasi 2%. Dengan
untuk menambah cita rasa dari makanan. adanya penambahan agar-agar sangat
Apabila terlalu asam akan terjadi sineresis bermanfaat untuk mempercepat proses
yakni keluarnya air dari gel sehingga terbentuknya gel pada selai. Sedangkan
kekentalan selai akan berkurang bahkan nutrijel (merupakan jelly serbuk yang
dapat sama sekali tidak terbentuk gel terbuat dari nutrijel) yang merupakan jelly
(Fachrudin, 2008). dari olahan rumput laut yang mengandung
Menurut Ramadhan (2011), pada serat yang tinggi dapat memberikan
pembuatan selai lembaran jambu biji tekstur yang kenyal dan elastis dalam
merah (Psidium guajava L) dibutuhkan pembuatan selai lembaran.
agar agar tepung sebagai pembentuk gel

3
Menurut Tarigan (2014), dalam karagenan 2,5% memberikan karakteristik
penelitian perbandingan buah naga merah mutu yang paling bagus terhadap selai
dengan sirsak dan konsentrasi agar-agar Menurut penelitian Hurdawati, R
pada mutu selai lembaran dengan (2008), konsentrasi karagenan dengan
menggunakan rancangan acak lengkap lima taraf yaitu 0,0 %, 0,5 %, 0,75 %, 1,0
dua faktor, yaitu perbandingan buah naga % dan 1,25 % pada pembuatan selai
merah dengan sirsak (80%:20%, belimbing, konsentrasi karagenan 1,0 %
60%:40%, 50%:50%, 40%:60%, dan merupakan selai lembaran terbaik .
20%:80%) dan konsentrasi agar-agar Menurut Penelitian Sitanggang
(0,5%, 1,0%, dan 1,5%). Hasil penelitian (2015), pada pembuatan selai lembaran
menunjukkan bahwa perbandingan buah Bubur Buah Pepaya dan Belimbing,
naga merah dengan sirsak 20%:80% dan perbandingan bubur buah pepaya dan
konsentrasi agar-agar 1,5% menghasilkan belimbing 80%:20% dengan konsentrasi
mutu selai lembaran yang terbaik. karagenan 4,5% memberikan karakteristik
Karagenan adalah suatu zat yang mutu yang paling bagus terhadap selai
dihasilkan oleh rumput laut dari kelas lembaran serta masih layak untuk
Rhodophyceae dan umumnya berbentuk dikonsumsi.
tepung.Karagenan dapat membentuk gel
secara reversibel artinya dapat Hipotesa Penelitian
membentuk gel pada saat pendinginan Berdasarkan kerangka pemikiran
dan kembali cair pada saat di panaskan. di atas, maka dapat diambil hipotesis:
Pembentukan gel disebabkan karena 1. Diduga jenis bahan penstabil
terbentuknya struktur heliks rangkap yang berpengaruh terhadap karakteristik
tidak terjadi pada suhu tinggi selai lembaran buah naga.
(Suryaningrum,1988) dalam (Pebrianata, 2. Diduga konsentrasi bahan penstabil
2005). Karagenan larut dalam air, tetapi berpengaruh terhadap karakteristik
sedikit larut dalam pelarut–pelarut selai lembaran buah naga.
lainnya, umumnya perlu pemanasan agar 3. Diduga interaksi jenis dan
karagenan larut semuanya. Biasanya konsentrasi bahan penstabil
dilakukan pemanasan sampai suhu 50– berpengaruh terhadap karakteristik
80°C, tergantung adanya kation yang selai lembaran buah naga.
dapat mendorong pembentukan gel
dengan ion – ion merupakan dasar dalam Waktu dan Tempat Penlitian
penggunaannya di bidang pangan Penelitian ini dilakukan
(Cahyadi, 2006) di Laboratorium Teknologi Pangan,
Menurut Penelitian Chairi (2014) Fakultas Teknik, Universitas Pasundan,
pada pembuatan selai lembaran buah Jalan Dr. Setiabudhi No. 193 Bandung.
sirsak menggunakan metode rancangan Adapun waktu penelitian dilakukan
acak lengkap dengan dua faktor yaitu mulai dari bulan Mei sampai dengan Juli
konsentrasi karagenan (K) : 2,5%, 3,5%, 2016.
4,5% dan 5,5% dan lama penyimpanan
(L) : 0 hari, 5 hari, 10 hari dan 15 hari. BAHAN, ALAT, DAN METODE
Konsentrasi karagenan 3,5% memberikan PENELITIAN
karakteristik mutu yang paling bagus
terhadap selai sirsak lembaran serta Bahan dan Alat Penelitian
penyimpanan selama 10 hari masih layak Bahan - Bahan yang Digunakan
untuk dikonsumsi. Sedangkan menurut Bahan baku utama yang digunakan
Aryndia (2015) pada penelitian selai dalam penelitian selai lembaran buah
lembaran kelapa muda, konsentrasi naga adalah buah naga putih dan buah
naga merah umur panen ±50 hari yang

4
diperoleh dari pasar Caringin, Bandung. Untuk menentukan perbandingan terpilih
Bahan lain yang digunakan yaitu gula, dilakukan uji organoleptik terhadap tiga
asam sitrat dan bahan penstabil yaitu perbandingan tersebut. Pengujian
karagean, agar–agar tepung. dilakukan terhadap 30 orang panelis
Bahan–bahan kimia untuk analisis terhadap atribut mutu warna dan rasa.
pembuatan selai lembaran buah naga
Penelitian Utama
diantaranya adalah aquadest, amilum dan
Penelitian utama merupakan
iodium. H2SO4 6 N, KI, Na2S2O3 0.1 N,
kelanjutan dari penelitian pendahuluan.
DPPH (2,2–Difenil–1–Pikrilhidrazil),
Penelitian utama dilakukan untuk
asam askorbat sebagai pembanding dan
menentukan jenis bahan penstabil yaitu
metanol.
karagenan, agar–agar serta campuran
karagenan dan agar–agar (1:1) dengan
Alat – Alat yang Digunakan
Alat–alat yang digunakan untuk konsentrasi bahan penstabil yaitu 0,5%,
0,7% dan 0,9%. Penelitian utama terdiri
penelitian selai lembaran buah naga
diantaranya mixer, blender, panci, dari rancangan perlakuan, rancangan
percobaan, rancangan analisis dan
mangkuk, sendok, spatula, timbangan,
kompor gas, pisau, dan loyang.. rancangan respon.
Alat-alat yang digunakan untuk
analisis kimia adalah neraca analitik, Rancangan Perlakuan
Rancangan perlakuan pada penelitian
texture analyzer TA.XT Plus, erlenmeyer,
buret, statip, klep, gelas kimia, pipet tetes, ini terdiri dari dua faktor, yaitu : jenis
bahan penstabil yang terdiri dari 3 taraf,
pipet gondok, pipet ukur, corong, kertas
saring, labu takar, gelas ukur, kertas dan konsentrasi bahan penstabil yang
terdiri dari 3 taraf.
saring, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
spektrofotometer, kuvet, vortex, pipet Faktor perlakuan :
a. Jenis bahan penstabil (A), terdiri dari 3
mikro dan pipet mohr spektofotometer,
eksikator, cawan timbang, oven, dan botol taraf, yaitu :
(1) a1 = Karagenan
semprot.
(2) a2 = Agar–agar
(3) a3 = Campuran Karagenan dan Agar–
Metode Penelitian
Penelitian ini terbagi menjadi dua agar (1:1)
b. Konsentrasi bahan penstabil (B), terdiri
bagian yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. dari 3 taraf, yaitu :
(1) b1 = 0,5 %
Penelitian Pendahuluan (2) b2 = 0,7 %
(3) b3 = 0,9 %
Pada penelitian pendahuluan yang
dilakukan yaitu menentukan Rancangan Percobaan
perbandingan buah naga merah dengan Rancangan percobaan yang
buah naga putih yang digunakan sebagai dilakukan pada penelitian ini adalah pola
bahan baku pembuatan selai lembaran faktorial 3x3 dengan Rancangan Acak
buah naga. Perbandingan yang digunakan Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua
yaitu 1:1, 1:2, dan 1:3. Dalam penelitian faktor dengan 3 kali pengulangan
pendahuluan jenis bahan penstabil yang sehingga diperoleh 27 kombinasi.
digunakan adalah agar–agar tepung Membuktikan adanya perbedaan
dengan konsentrasi 0,7%. Rancangan pengaruh perlakuan terhadap respon
percobaan yang digunakan adalah pola variabel yang diamati, maka dilakukan
faktorial (3x1) dalam Rancangan Acak analisa data sebagai berikut :
Kelompok (RAK) dengan 9 kali ulangan. Y ijk=μ+ K k + A i + B j +( AB)ij +(ε )ijk
Sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Rancangan Analisis

5
Rancangan analisis dilakukan 4. Penimbangan
untuk mengetahui berpengaruh atau Proses penimbangan bertujuan untuk
tidaknya suatu perlakuan terhadap mendapatkan berat bahan yang sesuai
respon yang diteliti. Nilai yang didapat yang akan digunakan dalam penelitian.
kemudian disusun dalam tabel ANAVA Bahan–bahan yang akan digunakan untuk
atau analisis variasi untuk mendapatkan proses pembuatan selai lembaran buah
kesimpulan apakah suatu perlakuan naga, diantaranya yaitu buah naga , agar–
berpengaruh terhadap respon atau tidak. agar tepung, karagenan, asam sitrat, dan
gula.
Rancangan Respon 5. Pencampuran
Respon yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu respon organoleptik Proses pencampuran bertujuan untuk
(Uji Hedonik), respon kimia yang terdiri mencampurkan semua bahan agar
dari kadar air (metode gravimetri), kadar homogen. Pada tahap ini bubur buah naga
vitamin C (metode iodimetri) dan kadar akan dicampurkan dengan bahan lainnya
gula pereduksi (metode luff schoorl), seperti karagenan, agar–agar, asam sitrat,
respon fisik yaitu uji kekenyalan (metode gula sesuai dengan masing–masing
TPA), dan respon aktivitas antioksidan formulasinya.
pada perlakuan terpilih (metode DPPH) . 6. Pemasakan
Selanjutnya data yang dihasilkan diolah Pemasakan bertujuan melarutkan
dengan menggunakan Rancangan Acak campuran bubur buah, agar–agar tepung,
Kelompok (RAK). karagenan, gula, dan asam sitrat menjadi
homogen, menghasilkan cita rasa yang
Deskripsi Percobaan baik, dan memperoleh struktur gel. Waktu
pemasakan terhitung pada saat larutan
Tahapan pembuatan selai
selai mulai mendidih. Pemasakan
lembaran buah naga yang dilakukan pada
dilakukan dengan api kecil pada suhu 90–
penelitian ini adalah sebagai berikut:
95 0C selama 20 menit dan sambil
1. Persiapan dan Sortasi Bahan
diaduk–aduk dengan batang pengaduk.
Bahan baku yang digunakan untuk
7. Pencetakan
membuat produk selai lembaran buah
Proses pencetakan bertujuan untuk
naga disiapkan terlebih dahulu seperti
menghasilkan bentuk selai lembaran
buah naga merah, buah naga putih, asam
sesuai dengan yang diinginkan. Proses
sitrat, gula, agar–agar tepung, dan
pencetakan ini dilakukan dengan
karagenan sesuai dengan jumlah
menuangkan adonan selai dari hasil
kebutuhan.
pemasakan kedalam cetakan atau loyang.
2. Pengupasan
8. Pemotongan
Pengupasan kulit bertujuan untuk
memisahkan antar kulit dengan daging Proses ini dilakukan dengan
buah naga yang diinginkan. Bagian buah memotong selai lembaran berukuran 8,5 x
naga yang dipakai dalam penelitian ini 8,5 cm dengan ketebalan 0,2 cm.
adalah bagian daging buah naga merah
dan naga putih sedangkan bagian kulit HASIL DAN PEMBAHASAN
dipisahkan karena tidak dipakai dalam
pengolahan selai lembaran buah naga. Penelitian Pendahuluan
3. Penghancuran Penelitian pendahuluan yang
Proses penghancuran bertujuan untuk dilakukan bertujuan untuk memilih
menghancurkan buah naga dengan perbandingan buah naga merah dengan
perbandingan telah ditentukan dalam buah naga putih. Respon untuk memilih
formulasi dengan menggunakan blender perbandingan yang terbaik dilakukan
sehingga menghasilkan bubur buah naga. dengan menggunakan uji hedonik

6
terhadap selai lembaran nuah naga yang terhadap parameter rasa dapat dilihat pada
meliputi parameter warna, rasa, tekstur, tabel 2.
dan aroma. Tabel 2. Data Hasil Uji Lanjut Terhadap
Rasa Selai Lembaran Buah Naga
Berdasarkan hasil perhitungan ANAVA
Perbandingan
menunjukkan bahwa perbandingan buah Nilai Asli Taraf
Buah Naga
naga merah dengan buah naga putih Rata-Rata Nyata
merah dan
berpengaruh nyata terhadap warna dan Rasa 5%
putih
rasa, sehingga dilakukan uji lanjut duncan
sedangkan tekstur dan aroma tidak 1:1 3,7044 a
berpengaruh terhadap selai lembaran buah 1:2 3,8656 b
naga. 1:3 3,8400 b
Keterangan: Nilai rata-rata diikuti dengan huruf yang
Tabel 1. Data Hasil Uji Lanjut Warna berbeda menunjukan perbendaan nyata menurut uji lanjut
Terhadap Selai Lembaran Buah Naga Duncan pada taraf 5%.
Perbandingan Nilai Asli Taraf Tabel 2 menunjukkan bahwa selai
buah naga merah Rata-Rata Nyata lembaran yang dihasilkan dari
dengan putih Warna 5% perbandingan buah naga merah dengan
1:1 3,5500 a buah putih naga 1:2 dan 1:3 lebih disukai
1:2 4,0889 b oleh panelis dibandingkan dengan
1:3 3,6267 a perbandingan buah naga merah dengan
Keterangan: Nilai rata-rata diikuti dengan huruf yang
berbeda menunjukan perbendaan nyata menurut uji lanjut buah naga putih 1:3. Selai lembaran
Duncan pada taraf 5%. dengan perbandingan 1:2 dan 1:3 lebih
Tabel 1 menunjukkan bahwa disukai karena memiliki rasa manis
semakin banyak buah naga putih yang cukup, sedangkan perbandingan 1:1
ditambahkan maka warna selai lembaran memiliki rasa yang terlalu manis.
buah naga yang dihasilkan dari Menurut Kristanto (2008), buah
perbandingan buah naga merah dengan naga putih cenderung memiliki rasa buah
buah naga putih 1:2 lebih disukai panelis yang masam bercampur manis. kadar
dibandingkan dengan warna selai kemanisannya tergolong rendah, sekitar
lembaran buah naga dari perbandingan 10-13 briks. Sedangkan buah naga merah
buahnaga merah dengan buah naga putih memiliki rasa buah lebih manis
1:1 dan 1:3. Hal ini dikarenakan produk dibandingkan buah naga putih, kadar
selai lembaran buah naga dengan kemanisan mencapai 13-15 briks.
perbandingan buah naga merah dengan Sehingga penambahan buah naga putih
buah naga putih 1:2 secara visual terlihat membuat rasa manis pada selai lembaran
bewarna merah cerah sedangkan buah naga menjadi berkurang.
perbandingan 1:1 memiliki warna merah Berdasarkan tabel ANAVA tidak
yang cenderung lebih gelap dan 1:3 terdapat pengaruh nyata terhadap
terlihat sedikit merah yang lebih pucat. parameter tekstur pada pengaruh
Warna merah yang ada pada perbandingan buah naga merah dengan
buah naga merah merupakan kontribusi buah naga putih 1:1, 1:2 dan 1:3 pada
dari pigmen yang dikenal dengan nama selai lembaran yang dihasilkan. Hal ini
betalain. Betalain merupakan pigmen disebabkan karena dalam proses
yang mengandung nitrogen dan terdiri pembuatan selai, pektin alami yang
dari betasianin yang memberi warna terkandung dalam buah-buahan dengan
merah-violet dan betasantin yang kadar yang akan bereaksi dengan gula,
memberikan warna kuning (Jamilah, et al, asam dan bahan penstabil sehingga
2011). membuat selai menjadi kental dan
Pengaruh perbandingan buah pembentuk tekstur pada selai. Kandungan
naga merah dengan buah naga putih pektin berbeda-beda tergantung jenis buah
dan kematangannyaa Buah naga merah

7
dan buah naga putih juga mengandung Kisaran nilai uji hedonik untuk warna
pektin walau jumlanya rendah. Sehingga yaitu 3 - 4 atau berada pada respon agak
pengaruh perbandingan buah naga merah suka. Warna merah yang dihasilkan
dan putih tidak berpengaruh terhadap berasal dari buah naga merah yang
tekstur selai lembaran yang dihasilkan. memiliki pigmen betasianin. betasianin
Berdasarkan tabel ANAVA tidak pigmen yang memberi warna merah-
terdapat pengaruh nyata terhadap violet .
parameter aroma pada pengaruh Selain itu bahan penstabil yang
perbandingan buah naga merah dengan ditambahkan tidak berpengaruh terhadap
buah naga putih 1:1, 1:2 dan 1:3 pada warna selai lembaran buah naga karena
selai lembaran yang dihasilkan.. Hal ini bahan penstabil yang ditambahkan
dikarenakan aroma dari buah naga tidak cenderung berwarna putih sehingga tidak
memiliki aroma yang tidak terlalu kuat. mempengaruhi warna selai lembaran buah
Penetapan produk terpilih pada naga. karagenan memiliki warna putih
penelitian pendahuluan dilakukan kecoklatan dan agar-agar yang digunakan
berdasarkan taraf beda nyata respon berwarna putih. Sesuai dengan pernyataan
organoleptik. Respon organoleptik yang Harismah, dkk (2015), agar-agar termasuk
digunakan adalah uji hedonik pada rumput laut yang berwarna putih dan agak
parameter warna, rasa, aroma dan tekstur. jernih. Sehingga tidak mempengaruhi
Penetapan produk terpilih ini didasarkan warna dari selai lembaran buah naga.
pada hasil rata-rata tertinggi yang Sedangakan menurut Putra (2013) bahwa
menunjukkan tingkat kesukaan panelis warna karagenan yang putih kekuning -
yang tinggi pula yang selanjutnya akan kuningan tidak berpengaruh berpengaruh
digunakan di penelitian utama. terhadap produk yang dihasilkan karena
Dari hasil penelitian pendahuluan produk didominasi oleh warna dari bahan
dapat disimpulkan bahwa perbandingan baku yang digunakan.
1:2 lebih disukai dari pada perbandingan
1:1 dan 1:3, sehingga perbandingan 1:2 Rasa
akan digunakan pada penelitian utama. Rasa merupakan faktor penting dari
makanan, penilaian terhadap rasa
Penelitian Utama
menunjukkan penerimaan konsumen
Warna
terhadap suatu produk makanan. Penilaian
Karakteristik suatu bahan seringkali
rasa dilakukan dengan menggunakan alat
dinilai dari penampilan fisik terutama
indera manusia. Terjadinya kesan rasa
warna. Warna merupakan faktor visual
adalah ketika suatu bahan pangan
yang pertama kali diperhitungkan dan
dikunyah didalam mulut kemudian
terkadang merupakan faktor yang
terhidrolisa oleh enzim-enzim dari air liur
menentukan kualitas suatu makanan
yang membentuk senyawa turunan yang
(Winarno, 1997)
memberikan rasa tertentu pada saat
Berdasarkan tabel hasil analisis
bersentuhan dengan ujung sel saraf indera
variansi (ANAVA) tidak terdapat
pengecap pada papilla lidah (Winarno
pengaruh nyata dari jenis dan konsentrasi
1997).
bahan penstabil dan tidak terjadi interaksi
Berdarsarkan hasil analisis variasi
diantara keduanya, hal ini terjadi karena
(ANAVA) jenis bahan penstabil tidak
tidak terdapat perbedaan dari
berpengaruh terhadap rasa selai lembaran
perbandingan buah naga merah dan putih
buah naga. Konsentrasi bahan penstabil
yang ditambahkan. Buah naga yang
berpengaruh terhadap rasa selai lembaran
ditambahkan merupakan hasil terbaik dari
buah naga dan tidak terjadi interaksi
penelitian pendahuluan.
antara masing-masing faktor. Pengaruh
Selai lembaran buah naga yang
konsentrasi bahan penstabil terhadap rasa
dihasilkan memiliki warna merah cerah.

8
selai lembaran buah naga dapat dilihat saat digigit, kekentalan, kelunakan dari
pada tabel 3, sebagai berikut: bahan pangan (kartika dkk, 1987).
Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi Bahan
Penstabil terhadap atribut Rasa Selai Pengujian tekstur makanan
Lembaran Buah Naga merupakan upaya penemuan parameter
Konsentrasi Bahan Nilai Rata-rata tekstur yang tepat yang harus menjadi
Penstabil (B) Rasa atribut mutu makanan yang bersangkutan,
b1 (0,5%) 3,91 b kemudian menentukan istilah populer
b2 (0,7%) 4.01 b yang paling sesuai dalam kategori
b3 (0,9%) 3.74 a parameter tersebut disertai dengan
Keterangan: Nilai rata-rata diikuti dengan huruf yang tambahan keterangan untuk menyatakan
berbeda menunjukan perbendaan nyata menurut uji lanjut tingkatannya (Hardiman, 1991). Tekstur
Duncan pada taraf 5%.
Berdasarkan tabel 3, menunjukan selai lembaran buah naga memegang
bahwa semakin meningkat konsentrasi peranan penting dalam formulasi produk
bahan penstabil yang digunakan terjadi karena produk ini akan dikonsumsi
penurunan rasa dari b1 dan b2 terhadap beserta produk roti dan yang lainnya.
b3. Rasa selai lembaran buah naga yang Tingkat kesukaan dari tekstur selai harus
paling disukai yaitu konsentrasi 0,5% dan disukai dan diterima oleh panelis, tidak
0,7% dari pada konsentrasi 0,9%. Dimana terlalu lembek dan juga tidak terlalu keras
konsentrasi 0,5% dan 0,7% memiliki rasa Berdasarkan hasil perhitungan
manis yang cukup sedangkan konsentrasi ANAVA bahwa bahwa jenis bahan
0,9% memiliki rasa yang kurang manis. penstabil, konsentrasi bahan penstabil
Menurut Trenggono (1989) dalam serta interaksi antara jenis dan konsentrasi
penelian Uflichatul (2014), secara umum bahan penstabil berpengaruh nyata
rasa pada makanan akan tertekan oleh terhadap tekstur selai lembaran buah
adanya hidrokoloid. Apabila dalam suatu naga. Pengaruh interaksi jenis dan
bahan pangan terdapat zat hidrokoloid konsentrasi bahan penstabil berpengaruh
maka rasa manis dari sukrosa akan nyata terhadap tekstur selai lembaran
berkurang sebesar 25%. Hal ini buah naga dapat dilihat pada tabel 4.
disebabkan oleh sifat transfortasi bahan
dan kecepatan difusi dari molekul- Tabel 1.Pengaruh Interaksi Jenis dan
molekul rasa kearah titik reseptor menjadi Konsentrasi Bahan Penstabil terhadap
diperlambat. Tekstur Selai Lembaran Buah Naga
Menurut penelitian Wijana, dkk Konsentrasi Penstabil
Jenis Bahan
2013, yang menyatakan bahwa dengan Penstabil b1 b2 b3
peningkatan kadar hidrokoloid pada (0,5%) (0,7%) (0,9%)
formulasi bahan makanan akan A B B
meningkatkan ketebalan (thickness) dari a1
2,73 3,43 3,83
produk terkait, namun peningkatan kadar (karagenan)
a b c
hidrokoloid ini justru mengurangi rasa B B B
a2 (agar-
dan aroma dari produk tersebut. 3,41 3,93 3,87
agar)
a b c
Tekstur a3(Campuran
Tekstur merupakan sifat tekanan A A A
Karagenan
yang dapat diamati dengan mulut (pada 2,91 3,72 3,18
dan Agar-
waktu digigit dan dikunyah lalu ditekan) a b a
agar)
dan perabaan dengan jari. Sifat-sifat Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
dalam baris dan kolom menunjukkan tidak
tekstur yang menyangkut rasa bila diraba berbeda nyata pada taraf 5 %. Huruf kecil
yang menentukan kekerasan pada bahan dibaca horizontal dan huruf besar dibaca
vertical.

9
Tabel 4 menunjukkan bahwa yang kurang optimum akan menghasilkan
dengan konsentrasi penstabil yang tetap selai yang lunak dan sulit untuk dicetak.
dengan jenis penstabil yang berbeda
Aroma
terjadi penurunan tekstur yang nyata pada
Aroma merupakan parameter
b2 dan b3 untuk a1 dan a2 terhadap a3,
tersendiri dalam suatu produk pangan
tetapi pada b1 terjadi peningkatan tekstur
yang memegang peranan penting. Aroma
yang nyata untuk a1 terhadap a2 yang
dihasilkan dari senyawa-senyawa volatil
diikuti penurunan nyata a2 terhadap a3.
yang dikandung dari bahan-bahan yang
semakin tinggi konsentrasi bahan
menyusun suatu produk pangan.
penstabil yang digunakan akan
Parameter aroma menentukan penerimaan
menyebabkan nilai kesukaan panelis
konsumen karena aroma atau rangsangan
semakin tinggi atau tekstur semakin rekat
bau menjadi impuls yang akan menuju ke
dan plastis. Penambahan konsentrasi
syaraf penciuman dan menggambarkan
hidrokoloid menghasilkan tekstur yang
tentang karakteristik suatu produkyang
semakin rekat sehingga tekstur yang
digunakan, gula dan asam. Selain itu
dihasilkan lebih kompak dan plastis.
Aroma dari selai lembaran buah naga
Secara umum tekstur selai
dipengaruhi oleh karakteristik buah.
lembaran dipengaruhi oleh jenis dan
Berdarsarkan hasil analisis variasi
konsentrrasi yang digunakan. Panelis
(ANAVA) menunjukkan bahwa jenis dan
memberikan tingkat kesukaan tertinggi
konsentrasi bahan penstabil serta interaksi
terhadap tekstur selai lembaran buah naga
kedua faktor tidak berpengaruh terhadap
dengan penambahan agar-agar sebesar
aroma selai lembaran buah naga yang
0,7% sedangkan tingkat kesukaan
dihasilkan. Karagenan dan agar-agar tidak
terendah pada sampel a3 (campuran
memiliki aroma yang khas atau beraroma
karagenan dan agar-agar sebesar 0,5% .
netral (Winarno 1996), sehingga
Hal ini disebabkan karena penggunaan
penambahan karagenan dan agar-agar
karagenan yang ditambahkan dengan
pada selai lembaran buah naga tidak
agar-agar elastisitas yang rendah. Produk
memberikan aroma yang menyimpang.
berasal dari karagenan dengan tekstur
Aroma dari selai banyak didominasi oleh
yang rapuh, sehingga selai lembaran yang
aroma khas dari buah naga, gula dan asam
dihasilkan memiliki tekstur yang sedikit
yang digunakan. Aroma selai masih
elastis ketika di tekan dan rapuh ketika
memiliki aroma buah naga, walaupun
dimakan.
selama proses pemasakan banyak
Menurut Janovsky (1995), dalam
komponen volatile aroma yang hilang.
penelitian Tertia (2015) tekstur yang
Menurut Nadriyanti (2005), bau atau
diinginkan tergantung dari jumlah bahan
aroma suatu bahan erat kaitannya dengan
penstabil yang ditambahkan.Bahan
volatilitas bahan terebut, dimana senyawa
pangan dengan penambahan hidrokoloid
volatil cepat menguap dan mudah
berfungsi membantu pembentuan jaringan
teroksidasi apabila dalm keadaan suhu
tiga dimensi serupa serabut halus bersama
yang tinggi serta pemanasan dalam
gula dan asam dalam proprsi yang sesui.
waktun yang cukup yang lama, sehingga
Dengan terbentuknya jaringan tiga
aroma dari selai lembaran buah naga
dimensi itu, maka air dan tertahan
berubah atau sebagian hilang.
didalam nya sehinnga terbentuk selai
yang kokoh. Menurut Pebrianata (2005), Kadar Air
menyatakan bahwa semakin banyak Kadar air adalah jumlah air yang
jumlah karagenan yang ditambahkan terkandung dalam bahan pangan. Air
maka selai yang dihasilkan semakin keras dalam bahan pangan merupakan
dan kaku, sedangkan jumlah karagenan komponen yang penting karena dapat
mempengaruhi kenampakkan, tekstur dan

10
citarasa bahan makanan. Penentuan kadar agar yang memiliki lebih banyak
air dalam suatu produk pangan perlu kandungan ion hidroksida (OH-)
dilakukan karena pengaruhnya terhadap dibandingkan dengan karagenan sehingga
stabilitas dan kualitas dari produk. Masa ion H+ yang disumbangkan asam sitrat
simpan suatu produk makanan dapat untuk membentuk ikatan ionik yang lebih
diperpanjang dengan cara menangkap banyak terjadi pada kombinasi perlakuan
sebagian air dari produk pangan tersebut agar-agar dibandingkan dengan
(Buckle et al 2007). karagenan. Ikatan ionik ini mengikat air
Berdarsarkan hasil analisis variasi dengan kuat sehingga air sangat sukar
(ANAVA) jenis dan konsentrasi bahan dihilangkan dengan proses pemanasan
penstabil serta interaksi kedua faktor pada perhitungan kadar air (Sudarmadji
berpengaruh terhadap kadar air selai dkk, 2003). Selain itu, gel karagenan
lembaran buah naga. Pengaruh jenis lebih mudah mengalami sineresis
bahan penstabil terhadap kadar air selai (Winarno, 1996).
lembaran buah naga dapat dilihat pada Agar-agar yang terdapat dalam
tabel 5, sebagai berikut: selai lembaran buah naga berfungsi
Tabel 2. Pengaruh Interaksi Jenis dan sebagai koloid hidrofilik (gel) mampu
Konsentrasi Bahan Penstabil terhadap memerangkap air bebas, sehingga air
Kadar Air Selai Lembaran Buah Naga bebas dalam bahan pangan yang
Konsentrasi Penstabil dibutuhkan oleh mikroorganisme semakin
Jenis Bahan
b1 b2 b3 rendah (aw rendah) dikarenakan
Penstabil
(0,5%) (0,7%) (0,9%) terperangkap dalam micelles atau double
B B C helix network dari molekul agar-agar.
a1
30,60 32,71 33,31 Karagenan mampu mengontrol
(Karagenan)
a b b kadar air, tekstur dan sebagai bahan
A A A
a2 (Agar- penstabil,selain itu digunakan pada
29,08 30,54 31,52
agar) industri makanan untuk membentuk gel
a b c
a3(Campuran dan menambah ketebalan. Karagenan
B A B dapat digunakan sebagai bahan
Karagenan
30,50 30,85 32,53 pembentuk gel karena mengandung gugus
dan Agar-
a a b ester sulfat. Terjadinya gaya tolak
agar)
Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menolak antara grup ester sulfat yang
dalam baris dan kolom menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5 %. Huruf kecil
bermuatan negatif disepanjang rantai
dibaca horizontal dan huruf besar dibaca polimer menyebabkan molekul menjadi
vertical. kaku dan tarik menarik. Hal ini
menyebabkan molekul bersifat hidrofilik
Berdasarkan tabel 5, menunjukan
atau dapat mengikat air (Alpis, 2002)
bahwa konsentrasi bahan penstabil yang
dalam Arifin (2005).
tetap dan jenis penstabil yang berbeda
Menurut Warisno dan Dahana
terjadi penurunan kadar air yang nyata
(2008), kadar air buah naga berbeda
pada b1 dan b3 untuk a1 terhadap a2
tergantung jenisnya dimana buah naga
diikuti peningkatan kadar air untuk a2
putih mengandung air 89,4 g, sedangkan
terhadap a3, tetapi pada b2 terjadi
untuk buah naga merah memiliki
penurunan kadar air yang nyata pada a1
kandungan air yaitu 82,5-83 g. Sehingga
terhadap a2 dan a3. Jenis bahan penstabil
dengan demikian penambahan bubur buah
agar agar (a2) memiliki kadar air lebih
naga mempengaruhi kadar air selai
rendah dibandingkan dengan karagenan
lembaran.
(a2) dan campuran karagenan dan agar
Berdasarkan tabel 5, menunjukan
(a3). Perlakuan karagenan memiliki kadar
bahwa kadar air pada konsentrasi 0,7%
air lebih tinggi dibandingkan dengan
dan 0,9% lebih kecil dari pada konsentrasi
agar-agar. Hal ini berkaitan dengan agar-

11
0,5%. Peningkatan konsentrasi agar-agar berasal dari penambahan gula pada
dan karagenan menyebabkan peningkatan pembutan selai lembaran buah naga.
kadar air selai lembaran buah naga (Tabel
5) karena semakin tinggi konsentrasi Kadar Vitamin C
bahan penstabil maka air yang terikat Vitamin adalah senyawa organik
dalam jaringan hidrokoloid lebih banyak. dalam jumlah mikro yang esensial di
Air yang terukur sebagai kadar air adalah dalam fungsi kebanyakan bentuk
air bebas dan air teradsorbsi dimana air ehidupan, tetapi tidak dapat disintesa oleh
teradsorbsi ini merupakan air yang beberapa organisme dan harus diperoleh
terikat dalam jaringan hidrokoloid dari sumber dari luar tumbuh.
(Winarno, 1997). Air terikat dan air bebas Kebanyakan vitamin larut dalam air,
yang terdapat di dalam bahan sangat berfungsi sebagai komponen berbagai
menentukan tinggi rendahnya kadar air koenzim, atau gugus prostetik enzim yang
dalam bahan tersebut (Syarief dan Halid, paling penting dalam metabolisme sel.
1993). Air Kadar air selai lembaran buah Vitamin yang tergolong larut dalam air
naga berkisar antara 27% - 33% wb telah adalah vitamin C dan vitain C merupakan
masuk dalam standar kadar air yaitu vitamin yang mudah rusak dari semua
maksimal 35% wb (SNI, 1978) dalam vitamin yang ada (Almatsier, 1998).
(Noerhartati 2004). Berdarsarkan hasil analisis variasi
(ANAVA) konsentrasi bahan penstabil
Kadar Gula Pereduksi
berpengaruh nyata terhadap selai
Menurut Lehninger (1990), gula
lembaran buah naga sedangkan jenis
pereduksi merupakan golongan gula
bahan penstabil tidak berpengaruh
(karbohidrat) yang dapat mereduksi
terhadap kadar vitamin C selai lembaran
senyawa-senyawa penerima elektron,
buah naga dan tidak terjadi interaksi
contohnya adalah glukosa dan fruktosa.
antara masing-masing faktor.
Ujung dari suatu gula pereduksi adalah
Kandungan vitamin C pada buah
ujung yang mengandung gugus aldehida
naga berbeda-beda tergantung dari
atau keto bebas. Semua monosakarida
jenisnya. Dimana buah naga putih
(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan
mengandung vitamin C sebesar 25 mg,
disakarida (laktosa,maltosa), kecuali
buah naga merah mengandung vitamin C
sukrosa dan pati (polisakarida). Gula
sebesar 8-9 mg, sedangkan buah naga
reduksi adalah gula yang mempunyai
super merah mengandung vitamin C
kemampuan untuk mereduksi. Sifat
sebesar 4 mg (Warisno & Dahana, 2008).
mereduksi ini disebabkan adanya gugus
Setelah dilakukan proses pembuatan
hidroksi yang bebas dan reaktif.
produk menjadi selai lembaran buah naga
Berdarsarkan hasil analisis variasi
kandungan vitamin C mengalami
(ANAVA) jenis dan konsentrasi bahan
penurunan.
penstabil tidak berpengaruh terhadap
Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi Bahan
kadar gula pereduksi selai lembaran buah
Penstabil Terhadap Kadar Vitamin C Selai
naga dan tidak terjadi interaksi antara
Lembaran Buah Naga
masing-masing faktor. Hal tersebut
Konsentrasi Nilai rata-rata Taraf
dikarenakan pada semua perlakuan sukrosa Kadar Vitamin C Nyata
ditambahkan konsentrasi gula yang sama b1 (0,5%) 20,85 a
Kadar gula pereduksi selai b2 (0,7%) 21,91 b
lembaran buah naga berkisar antara 8-
11%. Penambahan jenis dan konsentrasi b3 (0,9%) 23,15 c
Keterangan : Setiap huruf yang berbeda menunjukkan
baghan penstabil tidak berpengaruh adanya perbedaan yang nyata pada taraf 5% Uji Duncan
karena gula pereduksi merupakan
golongan gula sederhana dalam hal ini Berdasarkan tabel 6, semakin
tinggi konsentrasi bahan penstabil yang

12
ditambahkan, maka terjadi peningkatan koloid semakin tinggi sehingga ruang
kadar vitamin C. Kadar vitamin C pada untuk oksigen bebas semakin sedikit yang
selai lembaran buah naga berkisar antara menyebabkan berkurangnya kerusakan
20-23 mg. Peningkatan konsentrasi bahan vitamin c selama pengolahan.
penstabil menyebabkan kandungan
vitamin C selai lembaran akan semakin Uji Kekenyalan
tinggi. Hal ini dikarenakan karagenan dan Uji tekstur menggunakan tekstur
agar-agar merupakan bahan penstabil analyzer dilakukan dengan metode texture
yang dapat mengikat air, sedangkan profile analyzer dimana parameter yang
vitamin c merupakan vitamin yang larut diuji adalah kekenyalan. Menurut
oleh air, maka vitamin c yang larut akan Jalasena (2015), kekenyalan
diikat oleh karagenan sehingga vitamin c menggambarkan elastisitas suatu bahan,
akan lebih stabil ketika konsentrasi bahan Produk dengan nilai kekenyalan rendah
penstabil semakin tinggi. Hal ini lebih cenderung memiliki tekstur yang
didukung oleh Farikha,dkk (2013) kurang kokoh. Konsistensi pembentuk gel
menyatakan semakin tinggi konsentrasi yang terlalu sedikit menyebabkan jaringan
zat penstabil maka kadar vitamin c tidak kuat menahan cairan gula sehingga
semakin meningkat. Hal ini dikarenakan Dimana dari hasil pengujian selai
konsentrasi zat penstabil yang tinggi lembaran menggunkan agar-agar memiliki
menyebabkan daya tarik partikel-partikel tekstur kekenyalan yang baik
, selai lembaran dengan agar)
47,74 52,78 54,28
menggunakan karagenan memiliki tektur a b c
yang rapuh, sedangkan menggunakan B A A
campuran karagenan dan agar memiliki a3(campuran) 49,58 51,38 51,63
tekstur yang tingkat kekenyalannya lebih a b b
Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
rendah dibandingkan hanya menggunakan dalam baris dan kolom menunjukkan tidak
karagenan berbeda nyata pada taraf 5 %. Huruf kecil
dibaca horizontal dan huruf besar dibaca
Berdarsarkan hasil analisis variasi vertical
(ANAVA) jenis dan konsentrasi bahan Berdasarkan tabel 7, menunjukan
penstabil berpengaruh terhadap bahwa dengan konsentrasi bahan
kekenyalan selai lembaran buah naga dan penstabil yang tetap dan jenis bahan
terjadi interaksi antara masing-masing penstabil yang berbeda terjadi
faktor. peningkatan tekstur yang nyata pada b2
Tabel 7. Pengaruh Interaksi Jenis dan dan b3 untuk a1 terhadap a2 diikuti
Konsentrasi Bahan Penstabil Terhadap penurunan tekstur untuk a2 terhadap a3,
Kekenyalan (cm/det/g) Selai Lembran tetapi pada b1 terjadi penurunan tekstur
Buah Naga yang nyata untuk a1 terhadap a2 yang
diikuti peningkatan nyata pada a2
Konsentrasi Penstabil terhadap a3.
Jenis Bahan
Penstabil b1 b2 b3 Semakin tinggi konsentrasi bahan
(0,5%) (0,7%) (0,9%) penstabil yang ditambahkan maka nilai
C A A organoleptik tekstur akan semakin
a1
51,43 51,62 52,17 meningkat. Hal ini dikarenakan karagenan
(karagenan)
a b b dan agar-agar berfungsi sebagai penstabil
a2 (agar- A B C yang
mampu mengikat air semakin ditambahkan bertambah banyak maka
tinggi konsentrasi bahan penstabil akan tekstur produk cenderung menjadi liat dan
semakin kenyal tekstur selai lembaran. kaku karena semakin tinggi konsentrasi
Namun, kekenyalan tersebut sampai batas bahan penstabil maka viskositas larutan
tertentu jika bahan penstabil yang semakin meningkat. Viskositas akan

13
meningkat sebanding dengan peningkatan dengan konsentrasi (ppm) sebagai absis
konsentrasi. (X) dan nilai presentase penghambatan
(%) sebagai ordinat (Y), niali IC50 dari
perhitungan pada saat % penghambatan
sebesar 50 % adalah 17326,58 ppm
Respon Aktivitas Antioksidan
(17326,58 �g /mL ).
Penentuan respon aktivitas
Menurut Kurniasih (2011), suatu
antioksidan dilakukan pada produk
zat mempunyai sifat antioksidan bila nilai
terpilih secara organoleptik. Berdasarkan
IC50 kurang dari 200 μg/mL. Bila nilai
taraf nyata didapatkan produk terpilih
IC50 yang diperoleh berkisar antara 200-
yaitu a2b2 (Agar-agar ; konsentrasi 0.7%)
2000 μg/mL, maka zat tersebut kurang
sehingga produk dengan perlakuan
aktif namun masih berpotensi sebagai zat
tersebut yang dilakukan analisis aktivitas
antioksidan.
antioksidan menggunakan metode DPPH.
Penurunan aktivitas antioksidan
DPPH merupakan radikal bebas
dapat terjadi karena adanya proses
yang dapat bereaksi dengan senyawa yang
perebusan, pengukusan dan pemanasan.
dapat mendonorkan atom hydrogen, dapat
Antioksidan rentan terhadap proses
berguna untuk pengujian aktivitas
pemanasan sehingga perlakuan
antioksidan komponen tertentu dalam
pemanasan dapat mempercepat oksidasi
suatu ekstrak. Karena adanya electron
antioksidan dan menyebabkan terjadinya
yang tidak berpasangan, DPPH
degradasi senyawa antioksidan yang
memberikan serapan kuat pada 516-517
terkandung dalam sistem bahan alam dan
nm. Ketika elektronnya menjadi
mengakibatkan penurunan aktivitas
berpasangan oleh keberadaan penangkap
antioksidan dengan tingkat yang berbeda
radikal bebas, maka absorbansinya
dan sangat dipengaruhi oleh jenis
menurun secara stokiometri sesuai jumlah
komponen yang berperan dalam proses
electron yang diambil (Dehpour et al).
antioksidasi dan kandungan dalam bahan
Tabel 8. Data Pengujian Aktivitas
tersebut. Rusaknya senyawa antioksidan
Antioksidan Selai Lembaran Buah Naga
Nilai
berpengaruh terhadap aktivitas
Nilai antioksidan. Semakin meningkatnya suhu
Konsentras penghambatan
absorbansi pemanasan dan lama pemanasan, maka
i (ppm) (%)
Ke-1 Ke-2 Ke-1 Ke-2 aktivitas antioksidan yang dihasilkannya
0 0,988 0,987 0,000 0,000 pun semakin rendah.
4000 0,837 0,836 15,283 15,299
8000 0,702 0,701 28,947 28,977
KESIMPULAN DAN SARAN
12000 0,647 0,647 34,514 34,549 Kesimpulan
16000 0,532 0,531 46,154 46,201
Berdasarkan hasil penelitian penambahan
jenis dan konsentrasi bahan penstabil
Tabel 9. Data Hasil Aktivitas Antioksidan terhadap karakteristik selai lembaran buah
Selai lembaran Buah Naga naga diperoleh kesimpulan sebagai
Nilai Rata-rata berikut :
Sampel pembacaan IC50 nilaiIC50 1.Berdasarkan hasil penelitian
(ppm) (ppm) pendahuluan, selai lembaran yang paling
Selai disukai panelis berdasarkan parameter
Ke- 1 17327,92 warna, rasa, tekstur, dan aroma yaitu selai
Lembar-
17326,58
an Buah lembran perbandingan buah naga merah
Naga Ke- 2 17325,24
dengan buah naga putih 1:2
Dengan memasukan nilai hasil
perhitungan kedalam persamaan linier

14
2.Jenis Bahan Penstabil berpengaruh Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
terhadap karakteristik selai lembaran pada Jakarta.
respon tekstur, kadar air dan kekenyalan Arifin M. 2005. Penggunaan kappa
3.Konsentrasi Bahan Penstabil karagenan sebagai penstabil
berpengaruh terhadap karakteristik selai (stabilizer) pada pembuatan fish
lembaran pada respon rasa, tekstur, kadar meat loaf dari ikan tongkol
air, kadar kadar vitamin C serta (Euhthynnus sp). Skripsi. Bogor:
kekenyalan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
4.Interaksi antara jenis dan konsentrasi Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
bahan penstabil berpengaruh terhadap Badan Standarisasi Nasional. 2008. Selai
karakteristik selai lembaran pada respon Buah SNI 3746:2008. Badan
tekstur, kadar air dan kekenyalan Standardisasi Nasional. Jakarta.
5.Dari keseluruhan respon diperoleh Cahyadi, W. 2006. Analisa dan Aspek
perlakuan terpilih berdasarkan Kesehatan Bahan Tambahan
organoleptik yaitu a2b2 (jenis bahan Pangan. PT Bumi Aksara, Jakarta.
penstabil agar- agar pada konsentrasi 0,7 Chairi, A. 2014. Pengaruh Konsentrasi
%), dengan kadar air 29,81%, kadar gula Karagenan terhadap Mutu Selai
pereduksi 9,83%, kadar vitamin C Sirsak Lembaran Selama
23,11%, nilai uji tekstur kekenyalan 52,78 Penyimpanan. Skripsi. Universitas
cm/det/g, dan hasil aktivitas antioksidan Sumatera Utara. Medan.
yaitu 17326,58 ppm Dephour, A.,A., Ebrahimzadeh.M.,A.,
Fazel. N., S., dan Mohammad
Saran
N.,S.2009.Antioksidan Actifity of
Berdasarkan hasil evaluasi
Methanol Extract of Ferula
terhadap penelitian yang dilakukan,
Assafoctida and its Essensial Oil
penulis memberikan saran sebagai
Composition. Grass Accites.
berikut:
Eliyasmi, R., N. S. Indeswari dan V.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih
Yuliani. 2011. Penambahan Bunga
lanjut mengenai konsentrasi yang
Rosela Dalam Seduhan Pada
optimal pada masing-masing jenis
Pembuatan Selai Lembaran Dari
penstabil untuk memperoleh tekstur
Buah Salak (Salacca edulis
selai lembaran yang kompak, plastis
Reinw). Jurnal Teknologi Pertanian
dan tidak rapuh.
Andalas 15:48–54.
2. Perlu dilakukan analisis pH pada
Emil. 2011. Untung Berlipat Dari Bisnis
masing - masing perlakuan, pH
Buah Naga Unggul. Lily publisher.
optimum yang dikehendaki dalam
Yogyakarta.
pembuatan selai berkisar 3,10 – 3,46.
Fachruddin. 2008. Membuat Aneka
Apabila terlalu asam akan terjadi
Selai. Kanisius, Yogyakarta.
sineresis yakni keluarnya air dari gel
Fajriani, Q.H. (2013). Penentuan
sehingga kekentalan selai akan
Aktivitas Antioksidan Kulit Buah
berkurang bahkan sama sekali tidak
Naga Super Merah (Hylocereus
terbentuk gel.
Costaricensis) Dan Produk
Olahannya Berupa Permen Jelly.
DAFTAR PUSTAKAXArindya, A. 2015. [Skripsi]. Program Studi Kimia,
Pengaruh Konsentrasi Karagenan Fakultas Matematika Dan Ilmu
terhadap Mutu Selai Kelapa Pengetahuan Alam, Universitas
Muda Lembaran Selama Pendidikan Indonesia.
Penyimpanan. Skripsi. Universitas Farikha, I. N., C. Anam, dan E. Widowati.
Sumatera Utara. Medan. 2013.Pengaruh jenis dan
Almatsier, S. 1998. Prinsip Dasar ilmu konsentrasi bahan penstabil alami

15
terhadap karakteristik fisikokimia Nadriyanti, (2005), Pengaruh Jumlah
sari buah naga merah (Hylocereus Sukrosa dan Jumlah Tepung Biji
polyrhizus) selama Penyimpanan. Asam Jawa Terhadap
Hardiman. 1991. Kumpulan Handout: Karakteristik Soft Candy, Skripsi,
Tekstur Pangan. PAU Pangan dan Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas
Gizi. Universitas Gadjah Mada. Teknik, Universitas Pasundan,
Yogyakarta.Jurnal Teknosains Bandung.
Pangan. Noerhartati, E. 2011. Pembuatan Selai
Harismah, K., Hidayati, N., Latifah, A. T. Salak (Salacca Edulis Reinw):
W., Vitasari, D., Fuadi, A.M., Kajian dari Penambahan Natrium
Sofyan, A. (2015). Pembuatan Benzoat Dan Gula yang Tepat
Kudepan Fungsional Agar-agar Terhadap Mutu Selai Salak
Ubi Jalar Dengan Substitusi Selama Penyimpanan. Skripsi.
Pemanis Alami Daun Stevia. Universitas Wijawa Kusuma.
[Jurnal]. Jurusan Teknik Kimia, Surabaya.
Universitas Muhammadiyah Nopriantini. 1999. Kajian Mutu Kimia
Surakarta. dan Daya Terima Selai Lidah
Hurdawaty, R. 2008. Pengaruh Buaya (Aloe vera) Rendah Kalori.
Konsentrasi Karagenan terhadap Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Mutu Selai Belimbing Lembaran Bogor.
(Averrhoa carambola L.). Skripsi. Nurminah, Nainggolan dan Astuti, (2016),
Fakultas Teknologi Indusrti Pengaruh Jenis Zat Penstabil dan
Pertanian Universitas SAHID. Konsentrasi Zat Penstabil
Jakarta. Terhadap Mutu Fruit Leather
Jamilah, B., Shu, C.E., Kharidah, M., Campuran Jambu Biji Merah dan
Dzulkifly, M.A., Noranizan A. Sirsak, Jurnal, Fakultas Pertanian,
(2011). Physico-chemical Universitas Sebelas Maret
Characteristics of Red Pitaya Pebrianata, E. 2005. Pengaruh
(Hylocereus polyrhizus) Peel. Pencampuran Kappa dan Iota
International Food Research Journal Karagenan Terhadap Viskositas
18: 279-286. dan Kekuatan Gel Karagenan
Kurniasih, S., (2011). Karakteristik Campuran. Skripsi. Institut
Simplisia dan Uji Sitotoksisitas Pertanian Bogor. Bogor.
Ekstrak Bunga Tumbuhan Putra, B.P. 2013. Pengaruh Jenis dan
Brokoli dengan Metode Brine Proporsi Bahan Pembentuk Gel
Shrimp Lethality Test (BST). Terhadap Hasil Jadi Minuman
Fakultas Farmasi. Universitas Jeli Kunyit Asam. Skripsi. Program
Sumatera Utara. Medan. Pendidikan Tata Boga. Fakultas
Kristanto. 2008. Buah Naga Teknik Universitas Negeri Surabaya.
Pembudidayaan di Pot dan di Surabaya.
Kebun.Penebar Swadaya. Jakarata Ramadhan, W. 2011. Pemanfaatan
Lehninger AL. 1990. Dasar-Dasar agar–agar tepung sebagai
Biokimia Jilid 1. Suhartono MT, texturizer pada formulasi selai
penerjemah. Jakarta: Erlangga. jambu biji merah (Psidium
Mustika, Z. 2013. Komposisi Campuran guajava L.) Lembaran dan
Nutrijel Dan Agar-Agar Terhadap Pendugaan Umur Simpannya.
Karakteristik Selai Lembaran Skripsi. IPB. Bogor.
Jambu Biji (Psidium Guajava, L) Ryan, F. 2013. Praktek Produksi Selai
Yang Dihasilkan. Skripsi. Buah Naga Kulit Merah Daging
Universitas Andalas. Padang. Merah. Universitas Sebelas Maret,

16
Surakarta. Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Sitanggang, D. 2015. Pengaruh Jakarta
Perbandingan Bubur Buah Yenrina, Rina, N Hamzah, R Zilvia. 2009.
Pepaya dan Belimbing dengan Mutu Selai Lembaran Campuran
Konsentrasi Karagenan Terhadap Nenas dengan Jonjot Labu
Mutu Selai Lembaran. Skripsi. Kuning. Jurnal Pendidikan dan
Universitas Sumatera Utara. Medan. Keluarga UNP, ISSN 2085–4285,
Susanto. (1993). Pengantar Pengolahan Vol 1 No 2 Agustus 2009
Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian Wijana, S., Mulyadi, A. Febrianto, &
Universitas Brawijaya, Malang. Septivirta, T. D. T. (2014).
Suryaningrum, T.D. 1988. Kajian Sifat– Pembuatan Permen Jelly Dari
sifat Mutu Komoditi Rumput Buah Nanas (Ananas Comosus L.)
Laut Budidaya Jenis Eucheuma Subgrade (Kajian Konsentrasi
cottonidan Eucheuma spinosum. Karagenan Dan Gelatin).[Jurnal].
Fakultas Pasca sarjana IPB. Bogor. Jurusan Teknologi Industri
Sudarmadji, (1996), Analisa Bahan Pertanian, Fakultas Pertanian,
Makanan dan Pertanian, Edisi ke Universitas Brawijaya Malang.
II Penerbit Liberty, Yogyakarta. AG.
Syarief, R. dan H. Halid. 1993. Teknologi
Penyimpanan Pangan. Arcan,
Jakarta..
Tarigan, Y.M.S. 2014. Pengaruh
Perbandingan Buah Naga Merah
Dengan Sirsak Dan Konsentrasi
Agar-Agar Terhadap Mutu Selai
Lembaran. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Tertia, R. (2016). Pengaruh Konsentrasi
Ekstrak Kopi Dan Gelatin
Terhadap Karakteristik
Marshmallow Kopi Robusta
(Coffea Robusta). [Skripsi].
Program Studi Teknologi Pangan,
Fakultas Teknik, Universitas
Pasundan Bandung
Uflichatul, T. (2014). Pengaruh Jenis
Dan Konsentrasi Pati
Termodifikasi Terhadap
Karakteristik Marshmallow
Kelapa (Cocos Nucifier).[Skripsi].
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas
Teknik, Universitas Pasundan
Bandung
Warisno, & Dahana, K. (2008).
Bertanam Buah Naga. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F.G. 1996. Teknologi
Pengolahan Rumput Laut.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan

17

Das könnte Ihnen auch gefallen