Sie sind auf Seite 1von 9

PENGEMBANGAN MODUL IPA TEMATIK BERBASIS

ETNOSAINS KABUPATEN JEMBER PADA TEMA


BUDIDAYA TANAMAN TEMBAKAU DI SMP
1)
Massita Rhoida Nailiyah, 2)Subiki, 2)Sri Wahyuni
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
1)
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email:massita.041@gmail.com

Abstract

This research aims to describe the feasibility and effectiveness of science


thematic modules based on ethnoscience of Jember District on the theme cultivation
of Tobacco that was developed. Then, this research also aims to determine the
response of students after using science thematic modules based on ethnoscience of
Jember district on the theme cultivation of Tobacco developed in SMP N 2
Rambipuji. The modules developed is a product that integrates science concepts with
cultivation of tobacco Na Oogst in Jember district, so that students can understand
the surrounding environment scientifically. The design development used in this
research is the 4-D development modele. The data of this research is result of
validation in instructional expert validation is 4.18 technical experts validation is
4.2, so the product is valid criteria. The effectiveness of results obtained in classical
post test that is 85%. The result of students Response is 96% positive response to
positive statement and negative responses is 85% in the negative statements, so the
result of students response is good response category. Based on the results, it can be
concluded that the science thematic modules based on ethnoscience of Jember
district on the theme cultivation of Tobacco are getting good response from students
and have a feasible modules category to use and very effective as teaching materials.

Keyword : sciencethematic modules,Jember district ethnoscience

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang telah dipelajarinya secara menyeluruh


merupakan konsep pembelajaran mengenai dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
gejala alam yang memiliki hubungan Seroto (2012) sains mengacu pada kegiatan
dengan kehidupan manusia dan objek sehari-hari. Dengan demikian siswa dapat
kajian luas, yang terdiri dari : kumpulan berfikir secara ilmiah terhadap suatu
suatu konsep, prinsip, hukum, dan teori keadaan disekitarnya.
yang terbentuk melalui sikap ilmiah dan Kondisi pada saat ini, Kabupaten
keterampilan proses penemuan (Setyowati, Jember adalah salah satu sentra perkebunan
2013). Melalui pembelajaran IPA, siswa tembakau di Jawa Timur. Berdasarkan
memperoleh pengalaman secara langsung Statistik Perkebunan Indonesia 2012-2013,
untuk menggali dan menerapkan konsep Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil

261
262 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 261 - 269

tembakau terbesar di Indonesia dari tahun memberikan pembelajaran berbasis


2013-2015. Kabupaten Jember merupakan etnosains. Etnosains merupakan strategi
penghasil tembakau terbesar di Jawa penciptaan lingkungan belajar dengan
Timur. Berdasarkan Tobbaco Information mengintegrasikan budaya sebagai bagian
Center (TIC), Kabupaten Jember memiliki dari proses pembelajaran IPA (Sardjiyo,
wisata unggulan yaitu Wisata Agro 2005), sehingga berguna bagi
(Tobacco Plantation Tour) yang kehidupannya (Suastra et. al, 2011).
mengenalkan cara budidaya Tembakau Pelaksanaan pembelajaran IPA juga
yang ada di Jember. Hal itu sangat berguna memerlukan bahan ajar sebagai
bagi para pengunjung terutama masyarakat perantaranya, salah satunya adalah modul.
sekitar, karena dapat mengenalkan kepada Pembelajaran menggunakan modul sangat
seluruh masyarakat untuk senantiasa bermanfaat bagi guru dalam
peduli, menjaga dan melestarikan tanaman menyampaikan materi kepada siswa, siswa
Tembakau. lebih kreatif, mandiri, dan siswa mudah
Berdasarkan hasil wawancara menguasai kompetensi (Rahayu, 2015).
dengan salah satu guru IPA di SMP N 2 Berdasarkan pada penelitian sejenis
Rambipuji, terdapat kendala dalam yang dilakukan oleh Rosyidah (2013)
pembelajaran. Salah satunya yaitu buku didapatan peningkatan hasil belajar dengan
pendamping belajar yang digunakan siswa keaktifan peserta didik sebesar 84,37% dan
memiliki kelebihan dan kelemahan. kategori sangat aktif sebesar 15,63%.
Kelebihannya yaitu buku yang digunakan Penelitian sejenis lainnya juga dilakukan
sudahdikemas dalam buku IPA yang berisi oleh Atmojo (2012) dalam pembelajaran
tiga disiplin ilmu IPA yaitu fisika, kimia, berpendekatan etnosainssiswa terlibat aktif
dan biologi. Namun, kelemahan dalam dalam pembelajaran sehinggamemiliki
buku yang digunakan yaitu masih belum pemahaman yang lebih baik dari siswayang
menghubungkan antara ketiga disiplin ilmu belajar secara konvensional. Hal itu
IPA (fisika, biologi, dan kimia) menjadi didukung oleh Stanley & Brickhouse
suatu tema yang utuh sesuai dengan (2001) yang menyarankan agar guru
kurikulum 2013. Selain itu, penyajiannya menyeimbangkan pembelajaran sains di
masih menggunakan ilustrasi yang bersifat sekolah dengan sains tradisional dalam
umum, sehingga kurang memerhatikan bentuk lintas budaya.
pentingnya karakteristik lingkungan sekitar Uraian di atas mendasari penelitian
yaitu kearifan lokal. Hal itu dibuktikan dan pengembangan modul IPA tematik
dengan penelitian (Khairoh et al. 2014) berbasis etnosains Kabupaten Jember pada
bahwa berbagai buku pembelajaran yang tema budidaya tanaman tembakau di SMP.
beredar saat ini kurang menarik siswa Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
untuk membaca dan mempelajarinya. mendeskripsikan validitas, efektivitas, dan
Sebagai tenaga pendidik, perlu respon siswa terhadap modul IPA tematik
adanya saling kontribusi dalam berbasis etnosains Kabupaten Jember pada
menanamkan pendidikan karakter siswa tema budidaya tanaman tembakau di SMP.
melalui budaya yang ada di sekitarnya
secara tematik terintegrasi dengan konsep
ilmu yang dipelajarinya, agar siswa dapat
berfikir secara ilmiah terhadap suatu
fenomena yang ada di lingkungan
sekitarnya. Salah satu solusinya yaitu
Rhoida, pengembangan modul ipa tematik... 263

METODE kondisi siswa. Selain itu pada tahap ini juga


dilakukan analisis terhadap kompetensi
Jenis penelitian ini model inti, kompetensi dasar, tujuan
pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 pembelajaran, dan konsep ilmu
tahap pengembangan, yaitu define, design, keterpaduan yang akan dikembangkan agar
develop, dan disseminate. Penelitimemilih sesuai dengan silabus yang telah ditentukan
model 4-D karena model pengembangan oleh Permendikbud.
ini memiliki uraian tahap yang detail dan Tahap design terdapat empat
sistematis, mudah dipahami, dan didalam langkah, yaitu penyusunan tes, penyusunan
tahapannya melibatkan penilaian para ahli. media, analisis format, dan rancangan awal.
Tahapan pengembangan 4-D pada Tahap design bertujuan untuk merancang
penelitian ini disajikan pada gambar 1 di modul yang akan dikembangkan. Tes yang
bawah ini. digunakan yaitu tes pada aspek kognitif
yang diukur menggunakan post test. Media
yang dipilih dalam penelitian ini berupa
Define
modul dengan format kertas ukuran A5
(Instructional Requrements)
(14,8 x 21) cm, yang dirancang
menggunakan software microsoft publisher
2010. Rancangan awal pada penelitian ini
Design yaitu berupa modul IPA tematik berbasis
(Prototypical instructional materials) etnosains kabupaten Jember yaitu budidaya
tanaman tembakau, sehingga diberi tema
budidaya tanaman Tembakau. Selain itu,
Develop perangkat pembelajaran yang menunjang
(Trainee tested and reliable instructional seperti silabus, RPP, lembar penilian
materials) kognitif berupa kisi-kisi soal, lembar
observasi psikomotorik, dan lembar angket
respon siswa.
Disseminate Tahap develop terdiri dari dua
(Instructional materials among special langkah yaitu validasi ahli dan uji
educational teacher training programs) pengembangan. Validasi ahli yang terdapat
dalam tahap ini terdiri dari 2 kajian yaitu
Gambar 1. Modifikasi model 4-D (Thiagarajan validasi instruksional dan teknis. Validasi
et.al, 1974:5) ahli kajian instruksional dalam tahap
pengembangan ini dilakukan oleh 3
Berdasarkan gambar 1, tahap validator ahli dari dosen jurusan
define (pendefinisian) memiliki 5 langkah, pendidikan MIPA Universitas Jember,
antara lain: analisis awal-akhir, analisis sedangkan validasi ahli kajian teknis
siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan dilakukan oleh 1 guru mata pelajaran IPA
spesifikasi tujuan pembelajaran. Tujuan SMP Negeri 2 Rambipuji.
dari tahap define (pendefinisian) yaitu Selanjutnya hasil validasi ahli yang
menentukan persyaratan instruksional
didapatkan dari validator ahli instruksional
dengan melakukan analisis, sehingga dapat
ditentukan tujuan dari pengembangan dan teknis dirujuk pada interval penentuan
modul IPA tematik berbasis etnosains tingkat kevalidan suatu perangkat
kabupaten Jember pada tema budidaya pembelajaran sebagai berikut:
tanaman tembakau di SMP berdasarkan
264 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 261 - 269

Tabel 1. Kriteria pencapaian nilai validasi Teknik analisis data yang


digunakan untuk mengetahui respon siswa
Pencapaian Nilai Kategori
setelah menggunakan modul yang
1 ≤ 𝑉𝑎 < 2 tidak valid
2 ≤ 𝑉𝑎 < 3 kurang valid dikembangkan sebagai berikut:
A
3 ≤ 𝑉𝑎 < 4 cukup valid Respon = x 100% (5)
B
4 ≤ 𝑉𝑎 < 5 valid
=5 sangat valid Keterangan:
A = banyak jumlah siswa yang memilih
(Hobri, 2010:52) B = jumlah siswa
Pada langkah uji pengembangan (Trianto, 2010:243).
didapatkan data efektivitas dari ranah Tahap disseminate tidak dapat dilakukan
kognitif dan respon siswa. Adapun teknik karena keterbatasan waktu, tenaga, dan
analisis data yang digunakan untuk biaya yang dimiliki oleh peneliti.
menentukan efektivitas sebagai berikut: Berdasarkan pernyataan Arikunto (2002:
Tse
Efektivitas = x100 % (4) 112) penelitian dapat dibatasi karena
Tsh
pertimbangan kondisi tertentu seperti
Keterangan: keterbatasan waktu, tenaga, dana, sempit
Tse = Total skor empirik luasnya wilayah pengamatan, dan besar
Tsh = Total skor maksimal kecilnya resiko yang ditanggung oleh
Selanjutnya, persentase efektivitas peneliti.
yang didapatkan dari hasil penilaian
kognitif siswa secara classical dirujuk pada HASIL DAN PEMBAHASAN
kriteria tingkat keefektifan dibawah ini.
Penelitian pengembangan ini
Tabel 2. Kriteria tingkat keefektifan
menghasilkan produk berupa modul
Kriteria
tematik berbasis etnosains kabupaten
pencapaian Tingkat keefektivan Jember pada tema budidaya tanaman
nilai Tembakau untuk pembelajarn IPA di SMP.
81% -100% Sangat valid, sangat efektif, Produk yang dikembangkan ini berisi
sangat tuntas, dapat digunakan
tanpa perbaikan
materi IPA yang terintegrasi dengan
61% - 80% cukup valid, cukup efektif, kearifan lokal kabupaten Jember yaitu
cukup tuntas, dapat digunakan Wisata Agro (Tobacco Plantation Tour)
namun perlu perbaikan kecil yang mengenalkan cara budidaya
41% - 60% kurang valid, kurang efektif,
Tembakau yang ada di Jember menjadi
kurang tuntas, dsarankan untuk
tidak digunakan satu-kesatuan tema yang utuh.
21% - 20% tidak valid, tidak efektif, tidak Konsep IPA tekanan zat cair dan
tuntas, tidak dapat digunakan penerapannya pada pokok bahasan sistem
0% - 20 % Sangat tidak valid, sangat tidak
transportasi dirancang secara selaras
efektif, sangat tidak tuntas,
tidak dapat digunakan dengan kearifan lokal kabupaten Jember
(Akbar, 2013) yaitu budidaya tanaman Tembakau, mulai
Rhoida, pengembangan modul ipa tematik... 265

dari pembibitan hingga pengasapan Tabel 3. Analisis hasil validasi ahli


tembakau. Pada modul ini, tahap budidaya
tanaman Tembakau dikupas secara ilmiah No. Aspek Va Kategori
1. Instruksional 4,18 Valid
konsep ilmu sains didalamnya, sehingga
2. Teknis 4,25 Valid
pembelajaran etnosains di dalam modul ini
disampaikan secara utuh. Hal itu Suastra
Berdasarkan analisis hasil validasi
dalam Mahendrani (2015) etnosains
ahli diperoleh nilai sebesar 4,18 pada kajian
mengkaji sistem pengetahuan dari budaya
instruksional dan nilai sebesar 4,25 pada
sekitar. Berikut ini contoh modul yang
kajian teknis, sehingga diperoleh nilai rata-
dikembangkan pada Gambar 3.
rata kajian instruksional dan teknis sebesar
4,2. Hal itu sesuai dengan kriteria yang
dikemukakan oleh Hobri (2010) bahwa
nilai interval 4 ≤ Va < 5 menunjukkan
kriteria valid.
Selanjutnya, pada tahap uji
pengembangan diperoleh data efektivitas
belajar siswa menggunakan modul yang
dikembangkan. Data tersebut diperoleh dari
hasil rata-rata post test siswa satu kelas,
lalu dirujuk pada tingkat keefektifan.
Adapun efektivitas siswa di bawah ini.

Tabel 4. Efektivitas belajar siswa

Persentase Kategori
Gambar 2. Contoh modul IPA tematik berbasis
etnosains Kabupaten Jember pada Sangat valid, sangat
tema budidaya tanaman tembakau 85% efektif, sangat tuntas, dapat
di SMP digunakan tanpa perbaikan

Setelah modul IPA tematik Berdasarkan data efektivitas belajar siswa


berbasis etnosains Kabupaten Jember pada tersebut dapat diketahui bahwa persentase
tema budidaya tanaman tembakau selesai pencapaian nilai siswa satu kelas sebesar
dikembangkan, maka dilakukan uji validasi 85%. Menurut Akbar (2013:33) persentase
ahli. Aspek yang dinilai pada langkah uji nilai 81%-100% memiliki tingkat
validasi ahli adalah validasi kajian keefektifan sangat valid, sangat efektif,
instruksional dan teknis. Berikut ini analisis sangat tuntas, dan dapat digunakan tanpa
hasil validasi ahli dapat dilihat di tabel 3. perbaikan. Menurut Nisa’ et. al (2015)
pembelajaran etnosains efektif diterapkan.
Hal itu didukung oleh penelitian Khaerun
266 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 261 - 269

(2010) dan Esmiyati et.al (2013) bahwa Berdasarkan tabel 5 dan 6 dapat diketahui
pembelajaran menggunakan modul dapat bahwa pada pernyataan positif siswa
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal itu merespon positif sebanyak 95,6% dan pada
juga didukung oleh nilai aspek pernyataan negatif, siswa merespon negatif
psikomotorik siswa secara cassical sebesar sebesar 85%. Hal itu menunjukkan bahwa
88,25menurut Susilowati et.al (2014) siswa memberi respon baik pada seluruh
berarti aktivitas tinggi diikuti oleh hasil aspek yang dimunculkan. Berdasarkan data
belajar tinggi. respon siswa terhadap modul yang
Selanjutnya yaitu data respon siswa dikembangkan, hal ini siswa tertarik,
yang diperoleh dengan memberikan lembar paham, dan mudah ketika belajar
angket respon kepada siswa setelah selesai menggunakan modul yang dikembangkan,
menggunakan modul yang dikembangkan, sehingga memungkinkan siswa untuk
sesuai dengan penelitian Dewi et.al (2014). berfikir secara ilmiah mengenai suatu
Angket yang diberikan kepada siswa terdiri kegiatan masyarakat di lingkungan
dari dua pernyataan, yaitu positif dan sekitarnya. Hal itu didukung oleh penelitian
negatif. Kategori siswa memberi respon Hasanah et. al (2013) bahwa siswa lebih
yang baik yaitu apabila percentage of mudah dalam mempelajari lingkungan.
agreement ≥ 50%. Adapun tabel analisis Kendala-kendala yang terdapat
respon pernyataan positif dan negatif di dalam penelitian ini yaitu pada saat uji
bawah ini. pengembangan.Hal itu terjadi karena
pelaksanaan penelitian yang mendekati UN
Tabel 5. Data respon siswa pada pernyataan SMP tahun 2016. Solusinya yaitu dengan
positif bantuan guru IPA SMP N 2 Rambipuji
dapat meminta jam kosong untuk mengisi
Rata-rata
Indikator Respon pelajaran IPA. Oleh karena itu, jam
(%)
Ketertarikan 94% Positif pelajaran yang kosong dapat dimanfaatkan
Paham dan mengerti 91% Positif untuk penelitian ini.
Kemudahan 96% Positif
Kesesuaian 97% Positif KESIMPULAN DAN SARAN
Kemandirian 100% Positif
Rata-rata
96% Positif Berdasarkan hasil analisis data dan
Seluruh indikator
pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
Tabel 6. Data respon siswa pada pernyataan diambi dari penelitian ini adalah: 1) Modul
negatif IPA tematik berbasis etnosains Kabupaten
Jember pada tema budidaya tanaman
Rata-rata
Indikator Respon tembakau di SMP valid secara
(%)
Kesulitan 85% Negatif instruksional dan teknis, 2) Efektivitas
Ketidaktertarikan 86% Negatif yang didapatkan oleh siswa memiliki
Rata-rata kategori sangat valid, sangat efektif, sangat
85% Negatif
Seluruh indikator tuntas, dan dapat digunakan tanpa
perbaikan, 3) Respon siswa terhadap modul
Rhoida, pengembangan modul ipa tematik... 267

yang dikembangkan adalah respon yang Emiyati, Haryani, S., dan Purwantoyo, E.
baik untuk seluruh aspek yang 2013. Pengembangan Modul Ipa
dimunculkan. Terpadu Bervisi SETS (Science,
Environment, Technology, and
Berdasarkan penelitian
Society) Pada Tema Ekosistem.
pengembangan yang telah dilakukan, maka USEJ. ISSN 2252-6609. Vol.2
saran yang dapat di berikan sebagai (1): 180-187.
berikut: 1) Manajemen waktu saat uji
pengembangan harus diperhatikan dengan Hobri. 2010. Metodologi Penelitian
baik, 2) Perlu dilakukan penelitian lanjutan Pengembangan. Jember: Pena
mengenai pengembangan modul tematik Salsabila.
berbasis etnosains Kabupaten Jember ke
Kementerian Pertanian. 2014. Statistik
tahap selanjutnya yaitu penyebaran Perkebunan Indonesia 2013-
(Disseminate), 3) Bagi peneliti lain, 2015. Jakarta: Direktorat Jendral
sebaiknya dilakukan pengkajian etnosains Perkebunan.
lokal di berbagai daerah, sehingga
didapatkan modul tematik berbasis Khairoh, Lutfiana., Ani, R., dan Sri, N.
etnosains yang berragam. 2014. Pengembangan Buku Cerita
IPA Terpadu Bermuatan
Pendidikan Karakter Peduli
DAFTAR PUSTAKA Lingkungan Pada Tema
Pencemaran Lingkungan. USEJ.
Akbar, S. 2010. Instrumen Perangkat ISSN2252-6609.Vol. 3 (2): 519-
Pembelajaran. Bandung: 527
Rosdakarya Offset.
Khaerun, I.R., Samsudi, &Murdani. 2010.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Keefektifan Penggunaan Modul
Suatu Pendekatan Praktek. Pembelajaran Interaktif Belajar
Jakarta: Rineka Cipta. Kompetensi Bahan Bakar Bensin.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin.
Atmojo, S.E., Profil Keterampilan Proses Vol.10(1): 1.
Sains Dan Apresiasi Siswa
Terhadap Profesi Pengrajin Listyawati, M. 2012. Pengembangan
Tempe Dalam Pembelajaran Ipa Perangkat Pembelajaran IPA
Berpendekatan Etnosains. 2012. Terpadu di SMP. Journal of
JPII. Vol.1 (2): 115-122. Innovative Science Education.
Vol.1 (1): 61-69.
Dewi, A. P., Sarwanto, dan Prayitno, B. A.
2014. Pengembangan Modul Ipa Nisa’, A., Sudarmin, dan Samini. 2015.
Terpadu Untuk SMP/Mts Efektivitas Penggunaan Modul
Berbasis Eksperimen Pada Tema Terintegrasi Etnosains Dalam
Fotosintesis Untuk Pembelajaran Berbasis Masalah
Memberdayakan Keterampilan Untuk Meningkatkan Literasi
Proses Sains. Jurnal Inkuiri. Sains Siswa. USEJ. ISSN2252-
ISSN. Vol. 3 (III): 30-40 6617. Vol. 4 (3). 1049-6617.
268 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 261 - 269

Suastra I.W, dan Ketut, T. Efektivitas


Rahayu, Wiwin, E., dan Model Pembelajaran Sains
Sudarmin.2015.Pengembangan Berbasis Budaya Lokal untuk
Modul IPA Terpadu Berbasis Mengembangkan Kompetensi
Etnosains Tema Energi Dalam Dasar Sains dan Nilai Kearifan
Kehidupan untuk Menanamkan Lokal di SMP. Jurnal Penelitian
Jiwa Konservasi Siswa. USEJ. dan Pegembangan Pendidikan, 5
ISSN2252-6617. Vol. 4 (2). 920- (3): 258- 271.
926.
Susilowati, I. R, Iswari. S, dan Sukaesih.
Hasanah, U., Dewi, N. R., dan Parmin. 2013. Pengaruh Pembelajaran
2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Terhadap Hasil
IPA Terpadu Berbasis Belajar Siswa Materi Sistem
SALINGTEMAS Pada Tema Pencernaan Manusia. Unnes
Energi. USEJ. ISSN2252-6609. Journal of Biology Education.
Vol. 2 (2). 295-301. Vol 2 (1).

Rosyidah, Anis Nur., Sudarmin, dan Thiagarajan, S., Semmel, D.S., & Semmel,
Kusnoro, S. 2013. Pengembangan M.I. 1974. Instructional
Modul IPA Berbasis Etnosains Development for Training
Zat Aditif Dalam Bahan Makanan Teachers of Exceptional
Untuk Kelas VIII SMP Negeri 1 Children.Bloomington: ERIC.
Pegandon Kendal. USEJ.
ISSN2252-6609. Vol. 2 (1): 133- Tobbaco Information Center. 2012. Profil
139. Tembakau. Jember: UPT. PSMB.
Lembaga Pertembakauan Jember.
Sardjiyo. 2005. Pembelajaran Berbasis Edisi 2012.
Budaya Model Inovasi
Pembelajaran Dan Implementasi Trianto. 2011. Model Pembelajaran
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Jurnal Pendidikan. vol.6 (2): 83- Implementasinya dalam
98. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Setyowati, R., Parmin, dan Arif, W. 2013. Bumi Aksara.
Pengembangan Modul IPA
Berkarakter Peduli Lingkungan Mahendrani, K. Dan Sudarmin. 2015.
Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Pengembangan Booklet Etnosains
Siswa SMK N 11 Semarang. Fotografi Tema Ekosistem Untuk
USEJ. ISSN 2252-6609. Vol. 2 Meningkatkan Hasil Belajar Pada
(2): 245-253. Siswa SMP. USEJ. ISSN2252-
6617. Vol. 4 (2). 865-872.
Stanley,W.B& N.W. Brickhouse. (2001).
The Multicultural Question Seroto, J. 2012. Student Teachers
Revisited. Science Presentations of Science Lessons
Education.Vol.85 (I): 35-48. inSouth African Primary
Schools:Ideal and Practice.
Rhoida, pengembangan modul ipa tematik... 269

International JournalEducation
Science. Vol. 4(2):107-115.

Das könnte Ihnen auch gefallen