Sie sind auf Seite 1von 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN PERILAKU

PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA

Sarah Caroline1, Arneliwati2, Yulia Irvani Dewi3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: sarahcarolinetambunan@gmail.com

Abstract
Hypertension is a degenerative disease that many elderly people experience is the increase in blood pressure beyond the
normal limit. Elderly is one group that has a high risk of hypertension In the elderly there is an aging process where the
elderly experience a decrease in intellectuality which includes cognitive abilities, perception, and memory so that the
elderly are unable to remember knowledge in preventing hypertension recurrence. This study aims to determine the
relationship of knowledge about hypertension with prevention behavior of hypertensive relapse in elderly in Kelurahan
Pesisir Working Area of Puskesmas LimaPuluh. This study uses a descriptive correlation design with a cross sectional
approach. The sample of the research were 58 respondents taken based on the inclusion criteria using total sampling
technique. The measuring tool used is the questionnaire. The result of this study showed that elderly people have poor
knowledge about hypertension as much as 27 respondents (46,6%), and bad behavior in prevention of hypertension
relapse 22 respondent (81,5%). The result of chi square test shows that there is correlation of knowledge about
hypertension with hypertension relapse prevention behavior in elderly p value = 0,001 (p < 0,05). It is recommended
that the elderly so that the elderly understand good behavior in a healthy life behavior and the elderly are expected to
take the time to check blood pressure regularly so as to prevent recurrence of more severe hypertension.

Key words: Attitude prevention behavior, elderly, hypertension, knowledge,

PENDAHULUAN Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan


Hipertensi merupakan gangguan sistem Kota Pekanbaru (2017), hipertensi masuk
peredaran darah yang menyebabkan kenaikan kedalam sepuluh besar kasus penyakit
tekanan darah diatas normal sistolik ≥ 140 terbanyak di kota Pekanbaru. Kasus hipertensi
mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg (Kowalski, terbanyak terdapat dalam beberapa Puskesmas
2010). Hipertensi sering disebut “silent killer” yang ada di Kota Pekanbaru yaitu Puskesmas
karena penderita tidak merasakan dan Lima Puluh dengan jumlah 1760 orang,
menyadari tanda dan gejala yang spesifik bila Puskesmas Sidomulyo dengan jumlah 603
sudah terjadi komplikasi seperti jantung, orang, Puskesmas Tanayan Raya dengan
stroke, atau kerusakan ginjal (Tryanto, 2014). jumlah 525 orang dan Puskesmas Senapelan
Menurut World Health Organization dengan jumlah 481 orang kasus hipertensi.
(WHO) tahun 2014 prevalensi hipertensi di Hipertensi merupakan salah satu
dunia yang terjadi pada usia lebih dari 18 penyakit yang mempunyai hubungan sangat
tahun pada laki-laki 24% dan perempuan erat dengan lansia. Hal ini terjadi karena lansia
20,5%. Sementara itu negara-negara maju mengalami proses menua. Proses menua
seperti Amerika diperkirakan memiliki adalah suatu proses menghilangnya secara
penderita hipertensi sekitar 50 juta lebih perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
penduduknya. Berdasarkan data laporan Riset memperbaiki kerusakan yang diderita dan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, akan mengalami berbagai masalah kesehatan
prevalensi hipertensi di Indonesia menempati dan kehilangan daya tahan tubuh yang disebut
urutan pertama jenis penyakit kronik tidak penyakit degeneratif yang terdiri dari penyakit
menular yang dialami oleh orang dewasa, seperti diabetes melitus, gagal ginjal, kanker
yaitu sebesar 26,5%. Prevalensi hipertensi di dan hipertensi (Maryam, et al 2008).
Indonesia cenderung meningkat seiring Lansia cenderung mengalami hipertensi
bertambahnya usia, yaitu prevalensi hipertensi karena terjadi asterosklerosis dan menjadi
pada kelompok usia 55-64 tahun sebesar kaku, penurunan kemampuan kontraktilitas
45,9%, usia 65-74 tahun sebesar 57,6%, dan jantung, berkurangnya elatisitas pembuluh
kelompok usia >75 tahun sebesar 63,8% darah, serta kurangnya efektifitas pembuluh
(Kemenkes RI, 2013). darah perifer untuk oksigenasi. Hal inilah yang
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli – Desember) 2018 251
menyebabkan peningkatan resistensivaskuler Penderita hipertensi tidak semua dapat
sehingga lansia cenderung lebih rentan melakukan pencegahan terhadap penyakitnya.
mengalami hipertensi (Setiawan, dkk, 2013). Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan
Beberapa faktor gaya hidup yang penderita hipertensi tentang pencegahan
mempengaruhi lansia saat ini adalah terjadi hipertensi tidak sama. Salah satu cara untuk
perubahan pola konsumsi makanan pada mencegah suatu penyakit dapat dilakukan
lansia, lansia cenderung memilih makanan- dengan cara meningkatkan pengetahuan
makanan yang berlemak tinggi, makanan yang individu, kelompok atau masyarakat mengenai
asupan garam yang tinggi. Kurangnya aktivitas hipertensi, serta kesadaran yang baik mengenai
fisik atau olahraga dapat menaikkan resiko perawatan hipertensi.
hipertensi karena bertambahnya lemak Menurut Dewi dan Wawan (2010)
didalam tubuh. Kebiasaan merokok pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang
mempengaruhi karena adanya nikotin didalam setelah mengadakan penginderaan terhadap
rokok yang merupakan salah satu zat beracun suatu objek tertentu yang terjadi melalui panca
yang bersifat adiktif. Stress yang sering kali indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,
dihubungkan dengan hipertensi. Hal ini penciuman, rasa dan raba dengan diri sendiri.
disebabkan karena kurangnya pengetahuan Sebagian besar pengetahuan manusia
lansia dalam pencegahan kekambuhan diperoleh melalui mata dan telinga.
hipertensi. Kurangnya pengetahuan penderita Pengetahuan menjadi salah satu hal yang
hipertensi membuat lansia tidak menyadari sangat berpengaruh terhadap perilaku
akan bahaya hipertensi (Irza, 2009). kesehatan. Perilaku yang didasari oleh
Kekambuhan hipertensi adalah suatu pengetahuan akan lebih bertahan lama,
keadaan yang dialami lansia dimana timbulnya sedangkan perilaku yang tidak didasari oleh
kembali gejala-gejala yang sama seperti pengetahuan makan tidak akan bertahan lama
sebelumnya (Andri, 2008). Kekambuhan (Notoatmodjo, 2007).
hipertensi terjadi kembali apabila dalam satu Berdasarkan studi pendahuluan yang
tahun tanpa minum obat atau juga disebabkan dilakukan menunjukan bahwa Wilayah Kerja
beberapa hal yaitu lansia yang tidak Puskesmas LimaPuluh memiliki lansia yang
menjalankan perilaku hidup sehat seperti diet banyak mengalami hipertensi, pada wilayah ini
yang tepat, tidak kontrol secara teratur, tidak terdapat 4 kelurahan yaitu kelurahan pesisir,
melakukan olahraga secara teratur, merokok, kelurahan tanjung rhu, kelurahan sekip dan
alkohol dan kafein terutama pada orang yang kelurahan rintis. Hasil wawancara dengan
mempunyai hipertensi (Marliani & Tatan, perawat poli lansia di Puskesmas LimaPuluh
2007). mengatakan lansia yang banyak mengalami
Hipertensi pada lansia sebenarnya dapat hipertensi di Kelurahan Pesisir terdapat 58
dicegah dan dikontrol untuk dapat mengurangi orang lansia yang mengalami hipertensi. Hasil
resiko kekambuhan dengan membudayakan wawancara dan observasi kepada 7 orang
perilaku hidup sehat, mengkonsumsi makanan lansia, lansia mengatakan tidak tahu
dengan gizi seimbang yang memenuhi bagaimana cara mencegah ekkambuhan
kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat, hipertensi dengan baik. Lansia masih tetap
rendah lemak dan rendah natrium (kurang dari melakukan kebiasaan seprti mengkonsumsi
6 gr natrium perhari), berolahraga secara makanan tinggi lemak seperti jeroan, udang,
teratur, istirahat yang cukup, berpikir positif, hati ayam dan menyukai makanan yang
tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi mengandung tinggi garam, masih merokok
alkohol. Namun kurangnya pengetahuan setiap harinya dan tidak pernah melakukan
masyarakat yang memadai tentang hipertensi olahraga secara teratur.
dan pencegahannya cenderung meningkatkan Berdasarkan latar belakang yang telah
angka kejadian hipertensi (Wahid, 2008). diuraikan diatas peneliti tertarik untuk
Pencegahan terhadap kekambuhan suatu melakukan penelitian tentang hubungan
penyakit sangat perlu dilakukan oleh semua pengetahuan tentang hipertensi dengan
penderita hipertensi agar tidak terjadi perilaku pencegahan kekambuhan hipertensi
peningkatan tekanan darah yang lebih parah. pada lansia. Tujuan penelitian ini untuk
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli – Desember) 2018 252
mengetahui hubungan pengetahuan tentang (86,2%), sebagian besar responden berjenis
hipertensi dengan perilaku pencegahan kelamin perempuan sebanyak 33 responden
kekambuhan hipertensi pada lansia. (56,9%), sebagian besar pendidikan responden
adalah SD sebanyak 22 (37,9%), dan sebagian
METODOLOGI PENELITIAN besar pekerjaan responden sebagai Ibu Rumah
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tangga (IRT) sebanyak 27 responden (46,6%).
Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Limapuluh
dimulai pada bulan Agustus 2017 sampai Tabel 2
bulan Juli 2018. Penelitian ini menggunakan Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
desain penelitian deskriptif korelasi dengan Pengetahuan.
pendekatan cross sectional. Populasi dalam Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
penelitian ini adalah lansia yang menderita Baik 31 53,4
Kurang Baik 27 46,6
hipertensi. Sampel diperoleh sebanyak 58
Total 58 100
orang dengan teknik total sampling.
Alat pengumpulan data yang digunakan
Berdasarkan tabel 2 menunjukan dari 58
pada penelitian ini adalah lembar kuesioner
responden di Kelurahan Pesisir Wilayah
tentang pengetahuan hipertensi dan perilaku
Puskesmas LimaPuluh yang diteliti, sebagian
pencegahan kekambuhan hipertensi lansia.
besar responden yang memiliki pengetahuan
Analisa data yang digunakan adalah analisa
baik dengan jumlah 31 responden (53,4%).
univariat dan analisa bivariat dengan
menggunakan uji Chi-Square.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
HASIL PENELITIAN
Perilaku.
Perilaku Jumlah Persentase (%)
1. Analisa univariat Baik 25 43,1
Tabel 1 Kurang Baik 33 56,9
Distribusi Karakteristik Responden Total 58 100
Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan
dan Pekerjaan. Berdasarkan tabel 3 menunjukan dari 58
Karakteristik Frekuensi Persentase
Responden (%) responden di Kelurahan Pesisir Wilayah Kerja
Usia Puskesmas LimaPuluh yang diteliti, sebagian
Elderly (60-74 tahun) 50 86,2 besar responden yang memiliki perilaku
Old (75-90 tahun) 8 13,8 kurang baik dengan jumlah 33 responden
Jenis Kelamin (56,9%).
Laki-laki 25 43,1
Perempuan 33 56,9
Pendidikan 2. Analisa Bivariat
Tidak sekolah 12 20,7 Tabel 4
SD 22 37,9 Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi
SMP 8 13,8 dengan Perilaku Pencegahan Kekambuhan
SMA 14 24,1
PT 2 3,5
Hipertensi Pada Lansia
Perilaku
Pekerjaan
Pensiunan 4 6,9 Penget Baik Kurang Total P-
IRT 27 46,6 ahuan Baik value
Wiraswasta 17 29,3 n % n % n %
Lain-lain 10 17,2 Baik 20 64,5 11 35,5 31 100
Total 58 100 Kurang 5 18,5 22 81,5 27 100 0.001
Baik
Total 30 28 58 100
Tabel 1 menunjukan bahwa dari 58
responden yang diteliti di Kelurahan Pesisir Tabel 4 menunjukan hasil analisis
Wilayah Kerja Puskesmas LimaPuluh, hubungan pengetahuan tentang hipertensi
mayoritas usia responden berada pada usia dengan perilaku pencegahan kekambuhan
antara 60-74 tahun sebanyak 50 responden hipertensi pada lansia di Kelurahan Pesisir
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli – Desember) 2018 253
Wilayah Kerja Puskesmas LimaPuluh. berat, memasuki masa pensiun, ditinggal
Didapatkan hasil bahwa dari responden yang pasangan akibat kematian, stress dalam
memiliki pengetahuan baik dengan perilaku menghadapi kematian dan munculnya
baik berjumlah 20 responden (64,5%) dan berbagai macam penyakit termasuk
untuk pengetahuan baik dengan perilaku hipertensi.
kurang baik ada 11 responden (35,5%)
Sedangkan responden yang memiliki b. Jenis Kelamin
pengetahuan kurang baik dengan perilaku baik Hasil penelitian yang dilakukan
sebanyak 5 responden (18,5%) dan responden terhadap 58 responden, diperoleh hasil
pengetahuan kurang baik dengan perilaku lansia penderita hipertensi yang berjenis
kurang baik sebanyak 22 responden (81,5%). kelamin perempuan lebih banyak
Hasil uji statistik menggunakan uji chi square dibandingkan penderita yang berjenis laki-
dengan p value diperoleh 0,001 (p value < α laki yaitu sebanyak 33 orang (56,9%).
(0,05) yang berarti Ho ditolak maka dapat Penelitian ini sejalan dengan penelitian
disimpulkan ada hubungan pengetahuan Novitaningtyas (2014), didapatkan hasil
tentang hipertensi dengan perilaku pencegahan bahwa lansia berjenis kelamin perempuan
kekambuhan hipertensi pada lansia di lebih banyak menderita hipertensi
Kelurahan Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas dibanding pada lansia berjenis laki-laki
LimaPuluh. yaitu sebanyak 43,7%.
Jenis kelamin merupakan salah satu
PEMBAHASAN faktor yang mempengaruhi tekanan darah
A. Pembahasan Hasil Penelitian (Rosta, 2011). Menurut Singalingging
1. Karakteristik Reponden (2011), rata-rata perempuan akan
mengalami peningkatan resiko tekanan
a. Usia darah tinggi setelah menopouse yaitu usia
Hasil penelitian dari 58 responden di diatas 45 tahun. Perempuan yang belum
Kelurahan Pesisir Wilayah Kerja menopause dilindungi oleh hormon
Puskesmas Lima Puluh menunjukkan estrogen yang berperan dalam
bahwa karakteristik usia sebagian besar meningkatkan kadar High Density
adalah berusia 60-74 tahun atau (Elderly) Lipoprotein (HDL). Semakin bertambahnya
sebanyak 50 lansia (86,2%). Sejalan dengan usia, hormon esterogen tidak mampu
penelitian dari Murniati (2017), menghasilkan High Density Lipoprotein
menunjukkan bahwa distribusi tertinggi (HDL) dalam jumlah yang banyak,
karakteristik berdasarkan usia adalah sehingga besar untuk terjadi kemungkinan
berumur 60-74 tahun sebanyak 31 orang arterosklerosis akibat meningkatnya Low
(74%). Usia adalah umur individu yang Density Lipoprotein (LDL).
terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, c. Pendidikan
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang Hasil penelitian yang telah dilakukan
akan lebih matang dalam berpikir dan dari 58 responden diketahui bahwa
bekerja (Wawan & Dewi, 2010). karakteristik tingkat pendidikan yang
Pertambahan umur lansia berhubungan terbanyak adalah tingkat SD (Sekolah
terjadinya degenerasi fisik dan psikologis Dasar) yaitu sebanyak 22 orang (37,9%).
seseorang termasuk perubahan peran sosial. Sejalan dengan penelitian Doloh,
Perubahan-perubahan tersebut berdampak Sudaryanto dan Dewi (2015) menunjukkan
pada pola hidup lansia termasuk timbulnya persentase tingkat pendidikan tertinggi
insomnia. Penelitian Murniati (2017) adalah 33 orang (38%) untuk kategori SD
menyatakan bahwa semakin bertambahnya (Sekolah Dasar) dengan jumlah 76 orang
usia pada lansia maka sudah tidak produktif responden.
lagi, kemampuan fisik maupun mental Notoadmojo (2007), pendidikan adalah
mulai menurun, ketidakmampuan dalam upaya untuk memberikan pengetahuan
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih sehingga terjadi perubahan perilaku positif
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli – Desember) 2018 254
yang meningkat. Pendidikan sangat f. Gambaran Perilaku Pencegahan
berpengaruh terhadap pengetahuan. Kekambuhan
Semakin tinggi pendidikan responden, Perilaku merupakan suatu respon atau
diharapkan wawasan yang dimilikinya akan reaksi seseorang terhadap stimulus
semakin luas sehingga pengetahuan pun (rangasangan dari luar). Perilaku kesehatan
juga akan meningkat, termasuk (health behavior) adalah respon seseorang
pengetahuan responden mengenai terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
hipertensi dan dapat meningkatkan upaya dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-
pencegahan kekambuhan hipertensi faktor yang mempengaruhi kesehatan,
khususnya. seperti lingkungan, makanan, minuman dan
pelayanan kesehatan. Hasil penelitian yang
d. Pekerjaan dilakukan dari 58 responden menunjukan
Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa reponden yang memiliki perilaku
dari 58 responden diperoleh bahwa kurang baik dengan jumlah 33 responden
sebagian besar responden adalah Ibu (56,9%).
Rumah Tangga (IRT) sebanyak 27 orang Sebagian responden didalam penelitian
(46,6%). Hasil penelitian Utomo (2013), ini kurang nya keinginan lansia dalam
bahwa karakteristik pekerjaan yang lebih meluangkan waktu untuk memeriksakan
banyak adalah ibu rumah tangga yaitu 38 tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan
orang (48,7%). Menurut Dewi dan Wawan secara rutin, lansia masih tetap melakukan
(2010), pekerjaan adalah seseorang yang kebiasaan-kebiasaan yang dapat
bekerja untuk mencapai suatu keadaan yang berpengaruh pada tekanan darah lansia
lebih baik daripada keadaan sebelumnya. seperti lansia masih mengkonsumi makanan
Seseorang yang telah memilih pekerjaannya yang tinggi garam, makanan yang
dan bertanggungjawab atas segala sesuatu berlemak, dan tidak teratur melakukan
yang telah dipilih dengan segala risiko yang olahraga. Penelitian ini didukung oleh
akan dialaminya termasuk penyakit yang penelitian yang dilakukan Sufri (2013)
dialami akibat dari pekerjaannya sendiri. menunjukan bahwa terdapat 16 responden
(64%) memiliki upaya mencegah
e. Gambaran Pengetahuan Tentang kekambuhan hipertensi yang masih kurang
Hipertensi baik. Hal ini disebabkan lansia yang
Hasil penelitian yang telah dilakukan menderita hipertensi oleh beberapa faktor
dari 58 responden menunjukan bahwa yaitu ada tidaknya kemauan dari responden
sebagian besar responden memiliki untuk mengontrol kesehatan ke pelayanan
pengetahuan baik dengan jumlah 31 kesehatan, kurangnya keinginan lansia akan
responden (54,4%). Hal ini didukung oleh pentingnya melakukan pencegahan
penelitian Zamfitri (2012) menunjukan kekambuhan hipertensi.
bahwa mayoritas pengetahuan tentang
hipertensi adalah baik sebanyak 23 orang 2. Hubungan Pengetahuan Tentang
(74,2%) tingkat pengetahuan tersebut dapat Hipertensi dengan Perilaku Pencegahan
dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur, Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia.
pendidikan terakhir dan pekerjaan. Hasil penelitian ini menunjukan hasil
Pengetahuan responden yang baik dapat bahwa responden yang mempunyai
diperoleh dari berbagai cara, dapat pengetahuan kurang baik sebanyak 27
diperoleh dari diri sendiri yang mendapat responden (46,6%) dengan perilaku yang
informasi dari orang lain secara visual, kurang baik sebanyak 22 responden
audio maupun audio-visual. Selain itu juga (81,5%). Analisa bivariat ini dilakukan
pengetahuan dapat diperoleh seseorang untuk melihat hubungan antara variabel
melalui pengalaman yang lansia alami bebas yaitu pengetahuan tentang hipertensi
(Angkawijaya, 2016). dengan variabel terikat yaitu perilaku
pencegahan kekambuhan hipertensi.
Berdasarkan data yang diolah dengan
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli – Desember) 2018 255
program statistik komputer menggunakan Penelitian ini juga didukung oleh
Uji Chi Square menunjukan hasil p value Tobias (2015) menunjukan bahwa ada
(0,001) < α (0,05) maka hasil hipotesa hubungan antara pengetahuan tentang
penelitian menunjukan adalah Ho ditolak hipertensi dengan perilaku lansia dalam
yang artinya ada hubungan pengetahuan pencegahan hipertensi. Hal ini sejalan
tentang hipertensi dengan perilaku dengan teori Notoadmotjo (2012) bahwa
pencegahan kekambuhan hipertensi pada perilaku yang sejalan dengan pengetahuan
lansia di Kelurahan Pesisir Wilayah Kerja akan menunjukan perilaku yang baik dan
Puskesmas LimaPuluh yaitu apablia bertahan lama, sedangkan perilaku yang
pengetahuan lansia yang kurang baik maka tidak sejalan dengan pengetahuan akan
perilaku pencegahan kekambuhan menunjukan perilaku yang kurang baik dan
hiperetensi juga kurang baik. tidak akan bertahan lama.
Lansia seseorang yang telah mencapai
usia lebih dari 60 tahun. Lansia akan SIMPULAN
mengalami Proses penuaan dimana Penelitian tentang hubungan
terjadinya penurunan fungsi tubuh secara pengetahuan tentang hipertensi dengan
perlahan-lahan untuk memperbaiki dan perilaku pencegahan kekambuhan hipertensi
mempertahankan fungsi normalnya, pada lansia yang dilakukan pada tanggal 29
sehingga lansia akan mengalami berbagai Juni sampai 08 Juli 2018 dimana didapatkan
masalah-masalah kesehatan yang biasa hasil penelitian bahwa mayoritas responden
disebut penyakit degeneratif (Maryam, berusia elderly (60-74 tahun) sebanyak 50
2008). Proses penuaan itu terjadi karena responden (86,2 %), yang berjenis kelamin
proses yang alamiah yang diikuti dengan perempuan sebanyak 33 responden (56,9%),
adanya penurunan kondisi psikologis, memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 22
mengalami kemunduran fisik, mental dan resonden (37,9%), Pekerjaan responden
sosial yang saling berinteraksi satu sama sebanyak 27 responden (46,6%) sebagai Ibu
lain secara bertahap (Padila, 2013). Hal ini Rumah Tangga. Hasil dari penelitian
didukung oleh penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa 27 responden (46,6%)
Utomo (2013) tentang hubungan tingkat memiliki pengetahuan yang kurang baik
pengetahuan hipertensi dengan upaya dengan perilaku kurang baik sebanyak 22
pencegahan kekambuhan hipertensi pada reponden (81,5%). Dari hasil uji statistik yang
lansia di Desa Blulukan Kecamatan dilakukan dengan menggunakan Chi Square
Colomadu Kabupaten Karanganyar yang didapatkan p value 0,001 dengan alpha 0,05
menyatakan bahwa terdapat hubungan jadi p value < alpha, sehingga disimpulkan
antara tingkat pengetahuan dengan upaya bahwa ada hubungan pengetahuan tentang
pencegahan kekambuhan hipertensi (p- hipertensi dengan perilaku pencegahan
value = 0,032). kekambuhan hipertensi pada lansia. Dimana
Kurangnya pengetahuan lansia tidak apabila lansia memiliki pengetahuan yang
terlepas dari kemampuan lansia untuk kurang baik maka perilakunya akan kurang
mengingat pengetahuan tentang hipertensi baik juga.
yang sebenarnya. Dimana pada lansia
terjadi penurunan dari intelektualitas yang SARAN
meliputi kemampuan kognitif, persepsi, 1. Bagi Perkembangan ilmu keperawatan
memori dan belajar pada usia lanjut Hasil penelitian ini diharapkan agar
(Maryam, 2008). Pengetahuan merupakan dapat terus mengembangkan ilmu
hasil tahu seseorang melalui penginderaan keperawatan khususnya keperawatan
pada suatu objek. Pengetahuan dan komunitas dalam memberikan komunikasi,
pengalaman merupakan indikator yang informasi, dan eduksi serta untuk
sangat berperan dari orang yang melakukan meningkatkan pendidikan kesehatan dalam
tindakan terhadap sesuatu (Notoadmotjo, upaya perilaku pencegahan kekambuhan
2012). hipertensi pada lansia.

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli – Desember) 2018 256


2
2. Bagi Puskesmas Lima Puluh dan Kelurahan Arneliwati: Dosen Departemen Komunitas
Pesisir. Fakultas Keperawatan Universitas Riau,
Hasil penelitian ini dapat menjadi Indonesia.
3
bahan masukan untuk puskesmas dalam Yulia Irvani Dewi: Dosen Departemen
rangka meningkatkan kinerja pelayanan Keperawatan Maternitas Fakultas
puskesmas dalam upaya promotif dan Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
preventif. Pihak puskesmas khususnya yang
terjun langsung ke masyarakat melalui DAFTAR PUSTAKA
posyandu lansia dan kunjungan rumah
untuk memberikan pendidikan kesehatan Angkawijaya, A. A. (2016). Hubungan tingkat
terkait pencegahan kekambuhan hipertensi pengetahuan masyarakat dengan tindakan
pada lansia sehingga lansia dapat mengubah pencegahan hipertensi di Desa Motoboi
perilaku pencegahan kekambuhan Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan.
hipertensi yang kurang baik menjadi baik. Diperoleh pada tanggal 10 Juli 2018 dari
3. Bagi Lansia https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JK
Hasil penelitian ini diiharapkan KT/article/view/11276.
terkhusus lansia yang menderita hipertensi
di Kelurahan Pesisir Wilayah Kerja Doloh , N., Sudaryanto, A., Dewi, E. (2015).
Puskesmas Limapuluh diharapkan lebih Hubungan tingkat pengetahuan dengan
memahami bagaimana perilaku yang baik sikap dalam pencegahan komplikasi
dengan perilaku hidup sehat untuk penderita hipertensi di RSUD Moewardi
melakukan pencegahan kekambuhan Surakarta. Diperoleh pada tanggal 10 Juli
hipertensi. Lansia diharapakan juga 2018 dari http://e-
meluangkan waktunya untuk memeriksakan journal.stikesmuhbojonegoro.ac.id/index.p
tekanan darah secara rutin sehingga hp/stikes/article/view/65/42
mencegah kekambuhan hipertensi yang
Irza, S. (2009). Analisis faktor-faktor risiko
lebih parah.
hipertensi pada masyarakat Nagari Bungo
4. Peneliti selanjutnya
Tanjung Sumatera Barat. Diperoleh
Penelitian ini dapat menjadi bahan
tanggal 23 Januari 2018 dari
dalam melakukan penelitian tentang
http://www.digilibusu.or.id.
pengetahuan tentang hipertensi dengan
perilaku pencegahan kekambuhan Kemenkes RI. (2016). Info datin pusat data
hipertensi pada lansia. Bagi penelitian lain dan informasi kementerian kesehatan RI
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai situasi lanjut usia (lansia) d Iindonesia.
bahan refrensi selanjutnya terkait Diperoleh tanggal 17 September 2017 dari
bagaimana perilaku yang harus dilakukan https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&
dalam mencegah kekambuhan hipertensi, q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja
dan hendaknya peneliti selanjutnya dapat &uac=8&ved=0ahUKEwjuncnMzXAhXI
menambahkan sampel penelitian lebih O48KHUBtDDAQFggmMAA&url=http
banyak lagi dan menggunakan variabel lain %3A%2F%2Fwww.
yang belum diteliti seperti dukungan
keluarga untuk lansia dalam melakukan Kowalski, E. R. (2010). Terapi hipertensi
upaya pencegahan kekambuhan hipertensi. program 8 minggu menurunkan tekanan
darah tinggi dan mengurangi risiko
UCAPAN TERIMA KASIH serangan jantung dan stroke secara
Terima kasih yang tak terhingga atas bantuan alami. Bandung: Qanita.
dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyelesaian laporan penelitian ini. Kristiawani, E. (2017). Perilaku lansia
hipertensi dalam upaya pencegahan
1
Sarah Caroline: Mahasiswi Fakultas kekambuhan di puskesmas Helvetia.
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia. Diperoleh pada tanggal 19 Juli 2018 dari
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli – Desember) 2018 257
/123456789/1520/131101064.pdf?sequenc Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas
e=1&isAllowed=y. Darma Agung. Medan : 1-6.
Marliani, L., & Tantan, HS. (2007). 100 Sufri, M. R. (2013). Gambaran pengetahuan,
Question & answer hipertention. Jakarta: sikap dan tindakan penderita hipertensi
Elex Media Komputindo. dalam upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi. Diperoleh tanggal 03
Maryam, S., Ekasari, M. F., Rosidawati., Mei 2018 dari
Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008). file:///D:/SKRIPSI%202018/171326626%
Mengenai usia lanjut dan perawatannya. 20gambaran-pengetahuan-sikap-dan-
Jakarta: Salemba Medika. tindakan-penderita-
hipertens%E2%80%A6.htm.
Murniati. (2017). Hubungan antara sikap
tentang pencegahan kekambhan dengan Triyanto, E. (2014). Pelayanan keperawatan
kepatuhan menjalankan diit hipertensi bagi penderita hipertensi secara terpadu.
pada lansia di Posyandu Bagas Waras Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pabelan Kartasura. Diperoleh pada
tanggal 07 Juli 2018 dari Utomo, P. T. (2013). Hubungan tingkat
http://eprints.ums.ac.id/48426/. pengetahuan tentang hipertensi dengan
upaya pencegahan kekambuhan hipertensi
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan pada lansia di desa Blulukan kecamatan
masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Colomadu kabupaten Karanganyar.
Cipta. Diperoleh 24 Januari 2018 dari
http://eprints.ums.ac.id/26548/.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan
dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Pengetahuan,
Cipta. sikap, dan perilaku manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Novitaningtyas, T. (2014). Hubungan
karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat Zamfitri, R. (2012). Tingkat pengetahuan dan
pendidikan) dan aktivitas fisik dengan sikap pasien hipertensi primer dalam pola
tekanan darah pada lansia di Kelurahan diet. Diperoleh pada tanggal 08 Mei 2018
Makamhaji Kecamatan Kartasura dari
Kabupaten Sukoharjo. Diperoleh pada https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstrea
tanggal 10 Juli 2018 dari m/handle/123456789/1919/BURNING%2
https://core.ac.uk/download/pdf/14860177 0ROZA%20ZAMFITRI%20PDF.pdf?seq
1.pdf. uence=1.
Rosta, J. ( 2011). Hubungan asupan energi,
protein, lemak, dengan status gizi dan
tekanan darah geriatri dipanti Wreda
Surakarta. Di peroleh pada tanggal 07 Juli
2018 dari http://eprints.ums.ac.id/14814/.
Setiawan, GW., Wungouw, HIS.,
Pangemanan, DHC. (2013). Pengaruh
senam bugar lanjut usia (lansia) terhadap
kualitas hidup penderita hipertensi. Jurnal
e-Biomedik (eBM), Vo; 1, No2.
Sigalingging, G. (2011). Karakteristik
penderita hipertensi di Rumah Sakit
Umum Herna Medan tahun 2011. Dosen

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli – Desember) 2018 258

Das könnte Ihnen auch gefallen