Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dosen:
Disusun Oleh :
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan
auditor yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang
audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Profesi akuntan publik
bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan,
sehingga masyarakat memperoleh informasi laporan keuangan yang andal sebagai
dasar pengambilan keputusan.
Maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri
telah memberikan dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi
akuntan publik. Dan yang menjadi pertanyaan besar dalam masyarakat adalah
mengapa justru semua kasus tersebut melibatkan profesi akuntan publik yang
seharusnya mereka sebagai pihak ketiga yang independen yang memberikan jaminan
atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan. Mardisar dan Sari (2007)
mengatakan bahwa kualitas hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa
kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan
pekerjaan audit. Oleh karena itu akuntabilitas merupakan hal yang sangat penting
sebagai etika yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan
pekerjaanya.
B.Tujuan Makalah
1. Untuk memahami Teori Dasar Auditing
2. Untuk memahami Konsep Dasar Auditing
3. Untuk memahami Standar Auditing
BAB II
PEMBAHASAN
a. Postulat yaitu : Konsep dasar yang harus diterima tanpa perlu pembuktian.
Dalam teori auditing ada lima konsep dasar yang dikemukakan oleh Mautz
dan Sharaf, yaitu:
1. Bukti (evidence)
Yaitu suatu sikap yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam
melakukan audit. Masyarakat pengguna jasa audit memandang bahwa auditor
akan independen terhadap laporan keuangan yang diperiksannya, dari pembuat
dan pemakai laporan-laporan keuangan. Konsep independensi berkaitan dengan
independensi pada diri pribadi auditor secara individual (practitioner-
independence), dan independen pada seluruh auditor secara bersama-sama dalam
profesi (profession-independence).
a. Practioner- Independence
b. Profession Independence
Etika dalam auditing, berkaitan dengan konsep perilaku yang ideal dari
seorang auditor profesional yang independen dalam melaksanakan audit.
Keyakinan yang disediakan oleh auditPengguna laporan keuangan yg diaudit
mengharapkan auditor untuk:
C. Standar Auditing
Di negara lain contohnya Amerika Serikat standar ini dikeluarkan oleh the
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan standar auditnya
bernama Generally Acceptef Auditing Standards (GAAS).
1. Standar Umum
a) Audit harus dilaksankan oleh seorang atau lebih yang memilki keahlian
dan pelatihan teknis cukup dalam auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus dipeoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inpeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan
a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai deangan prinsif akuntansi yang berlaku umum di indonesia.
b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika aa,
ketidakkonsistenan penerapan prinsif akuntansi dalam penyusunan laporan
keungan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatak lain dalam laporan auditor.
d) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan/ Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yanng jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada , dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan demikian menghalangi KAP Eddy Pianto untuk melakukan audit dan
meminta kejelasan sebagai first layer dalam pengauditan sebelumnya, sehingga
auditor kedua tesebut mengalami kesulitan. Karena banyak hal-hal yang harus dikaji
ulang, dimana KAP Eddy Pianto dapat meneruskan hasil audit yang sebelumnya telah
dilakukan oleh KAP Hadi Sutanto. Hal tersebut menyebabkan KAP Eddy Pianto
terhalangi untuk bersaing di lantai bursa.
Karena audit PT Telkomsel mengacu pada standar audit Amerika maka harus
mengikuti aturan SEC. PT Telkomsel membuka bursa di New York Stock Exchange,
dengan demikian aturan luar negeri tempat NYSE harus diikuti. Yakni salah satunya
yang harus dijalani adalah filling 20-F yaitu form laporan keuangan dan laporan
manajemen dengan KAP yang terpercaya.
Sebagai perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa, PT Telkom mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangannya yang telah diaudit oleh auditor
independen secara berkala tiap tahunnya. Sedangkan syarat-syarat auditor untuk
mengaudit PT. Telkomsel haruslah KAP yang mempunyai kriteria sebagai berikut :
C. Pelanggaran Pasal 107 Undang-undang nomor 8 Tahun 1995 Oleh KAP Hadi
Sutanto Dan Rekan
Dalam Pasal 107,“Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau
merugikan Pihak lain atau menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan,
menghapuskan, mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan
catatan dari Pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk
Emiten dan Perusahaan Publik diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”
Dalam pasal tersebut dapat dikaji apabila ada pihak yang bertujuan untuk
merugikan atau menyesatkan. Dalam kasus diatas dapat dilihat KAP Hadi Sutanto
dan rekan mencoba untuk menyesatkan dan merugikan. Merugikan para pemegang
saham dari perseroan induk maupun anak perusahaannya yakni TELKOM dan
TELKOMSEL. Karena hasil auditnya tidak diberikan izin maka KAP Eddy Pianto
dan rekan mengalami kesulitan dalam mengacu auditnya.
Dengan demikian pasal 107 ini dapat diterapkan pada kasus yang menimpa
Kantor Audit Publik (KAP) Hadi Sutanto dan rekan yang telah merugikan PT
Telekomunikasi Indonesia. Tbk (Telkom), PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel),
Kantor Audit Publik (KAP) Eddy Pianto dan rekan, Bapepam, dan SEC. Karena
kecerobohannya tersebut indeks harga saham gabungan Telkom anjlok dan
mengalami kerugian karena adanya isu tidak transparansi keuangannya.
Masalah audit yang dialami PT Telkom menjadi menarik karena terdapat dua
KAP yang saling tidak harmonis yaitu KAP Hadi Sutanto partner PwC dan KAP
Eddy Pianto partner Grant Thornton. KAP HS dalam perjalanannya mengundurkan
diri dalam mengaudit PT Telkomsel dikarenakan untuk menghindari kerugian jika
berafiliasi dengan KAP EP. Alasan pengunduran diri KAP HS diantaranya adalah :
Karena waktunya sangat terbatas KAP EP meminta hasil audit yang dahulu
pernah dilakukan oleh KAP HS, tetapi KAP HS menolak untuk memberitahu hasil
audit yang pernah dilakukannya. Penolakan izin tehadap hasil audit sebelumnya
dikarenakan KAP HS tidak diperbolehkan untuk melihat 20-F milik Telkom.
KAP HS dan KAP EP dikenakan sanksi yang berbeda. Sanksi yang diberikan
kepada KAP HS yaitu KAP HS harus membayar denda sebesar Rp20 Milyar ke Kas
Negara dengan uang paksa sebesar Rp10 juta per hari. Denda itu harus dibayar
maksimal 30 hari setelah pemberitahuan keputusan dari KPPU (Komisi Pengawas
Persaingan Usaha). Sanksi ini dikenakan karena KAP HS dan Rekan terbukti bersalah
dan mengakibatkan rusaknya kualitas audit KAP EP atas laporan keuangan
konsolidasi PT. Telkom tahun buku 2002. KAP HS juga melanggar kode Etik
Akuntan Indonesia.
Dengan kejadian seperti ini seharusnya sesama KAP perlu kerja sama dan
saling mendukung dalam menjalankan tugasnya serta patuh terhadap kode Etik
Akuntan Indonesia agar terhindar dari persaingan usaha dan konflik kepentingan.
Perusahaan dan KAP juga harus menjalankan tugas sesuai peraturan yang telah
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://memoryofokta.blogspot.com/2010/06/teori-konsep-dasar-dan-standar-
auditing.html
http://prima-yulivani28211028.blogspot.com/2013/12/teori-auditing.html
https://www.slideshare.net/risdaskieran/konsep-dasar-dan-standar-audit
http://tersandungduniamaya.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-auditing.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Auditing
https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-standar-auditing-10-point-
penjelasan/
https://ritongadawani.wordpress.com/standar-auditing/
https://marieffauzi.wordpress.com/2016/04/03/kasus-audit-pt-telkom/