Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh:
Mas’udi
Mengutip lebih lanjut atas perincian bahasan di atas, Nasution (2000: 27)
mengungkapkan bahwa deskripsi pembahasan tentang akumulasi kandungan ayat
al-Qur’an sebagaimana dibahas di atas belum menyebut soal keuangan,
perindustrian, pertanian, dan sebagainya. Betul disebut soal
perdagangan/perekonomian dan kenegaraan, tetapi ayat-ayat itu tidaklah
menjelaskan sistem pemerintahan atau perekonomian yang dipakai umat Islam.
Tidak disebut umpamanya apakah sistem pemerintahan harus mengambil bentuk
kerajaan atau republik. Yang dijelaskan adalah dasar-dasar yang harus dipakai
dalam mengatur negara. Salah satu dasar itu ialah musyawarah. Musyawarah
dapat dijalankan baik dalam sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan
maupun dalam sistem pemerintahan yang berbentuk republik. Juga tidak
dijelaskan sistem perekonomian yang harus dilaksanakan umat Islam, apakah
sistem sosialisme, sistem komunisme, atau sistem kapitalisme. Yang dijelaskan
ialah ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi umat Islam dalam mengatur hidup
perekonomian.
Formulasi demi formulasi yang dikupas oleh al-Qur’an secara niscaya
mengukuhkan bahwa manifestasi dari keberadaannya betul-betul ingin
menjelaskan ekseptasi egalitarianisme dalam kehidupan sosial. Al-Qur’an secara
niscaya menjelaskan kepada setiap pribadi bahwa kenyataannya dihadirkan demi
menciptakan nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan dalam kehidupan bersama.
Melalui al-Qur’an pula setiap pribadi akan sampai kepada pengetahuan bahwa
semua bentuk dari dinamika kehidupan ini tidak terlewatkan dari perwujudan al-
Qur’an dalam kehidupan umat manusia. Al-Qur’an memberikan warna dominan
dari titik terdasar kehidupan bahkan sampai kepada pangkal dari kehidupan itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA