Sie sind auf Seite 1von 15

TUGAS MAKALAH

AKHLAK

Disusun Oleh :
Nama : Mochamad Bayu Aji
Nim : 165040201111062

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
Dalam kajian kali ini akan dibahas beberapa topik pentig mengenai akhlak
agar kita memiliki gambaan seperti apa ajaran akhlak dalam islam.

1. DEFINISI AKHLAK
Akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluk/khulukun (kho, lam, khof)
dijamakkan menjadi akhlakun (itu jamak bewazan af alun). Sebagaimana kata
"Tuflun" dijamakkan menjad at- aflun. Jadi dapat disimpulkan bahwa khulukun
dijamakkan menjadi akhlakun. Definisi khuluk diantara sumber yang cukup
bagus adalah diterangkan oleh Imam Al Ghazali dalam kitabnya (Ahya' middin),
juz 3 hal 53, beliau mengatakan bahwa :

" Akhlak adalah ungkapan untuk menyebut suat kondisi jiwa yang mana
kondsi tersebut itu bersifat kokoh yang membuat seseorang itu bisa
melakukan suatu perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan aktivitas
berfikir/ perenungan. "

Jadi akhlak itu merupakan suatu kondisi jiwa yang sudah mengakar dalam diri
seseorang yang membuat seseorang itu bisa melakukan perbuatan itu dengan
mudah (artinya dengan spontan) tanpa harus befikir keras, tanpa harus
menimbang nimbang dalam waktu yang lama. Pada dasarnya jika suatu perbuatan
itu memerlukan suatu pertimbangan dan masih menimbang-nimbangnya lama
tidak bisa disebut dengan akhlak. Misalnya ketika seseorang menemui seseorang
yang kelaparan, dengan otomatis orang tesebut mengeluarkan uang dari sakunya
dan memberikannya atau mengambilkan bungkusan makanan yang telah ia beli
dan langsung diberikan kepada orang yang kelaparan itu, maka kondsi spontan
semacam ini telah menjadikan akhlak bagi dia. Dapat disimpulkan bahwa
dermawan telah menjadi akhlak bagi dia. Tetapi ketika ada orang yang kelaparan
dan orang yang lapar ini meminta-minta kepada seseorang dan orang yang akan
memberinya tersebut masih merasa bimbang / berfikir (misalnya apakah nanti
uang saya ketika diberikan kepada orang tersebut apakah akan cukup dan saya
juga masih membutuhkan untuk keperluan lainnya.) Atau orang tersebut berfikir
bahwa apakah ketika akan memberikan makanannya dia masih berfikir keadaan
dirinya sendiri pada kondisi selanjutnya. Maka yang semacam ini belum menjadi
akhlak meskipun pada akhirnya orang tersebut akan memberi orang yang
kelaparan itu. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan dia ketika melakukan suatu
perbuatan baik/ memberi oang yang kelaparan itu, itu merupakan perbuatan
makhruf tapi belum menjadi akhlak.
Contoh lainnya adalah ketika seorang mahasiswa yang terlambat kemudian
masuk kelas dan ditanya oleh dosen, " Mengapa kamu terlambat? " kemudian
mahasiswa tersebut menjawab dengan spontan "Saya kesiangan, pak" dan jika hal
itu benar sesuai dengan kondisi aslinya maka jujur telah menjadi akhlak bagi dia.
Tetapi jika dia ketika itu untuk menjawab pertanyaan tersebut berfikir terlebih
dahulu akan berkata jujur atau bohong dengan membuat suatu alasan agar
dosennya tidak menjadi marah (misalnya ia memberi alasan “Mohon maaf pak,
jalannya macet” atau misalnya ban nya lagi bocor atau sedang menolong orang
dst.). Namun pada akhirnya dia memutuskan untuk berkata jujur. Maka saat itu
kejujuran bukanlah merupakan akhlak bagi dia meskipun dia telah melakukan
perbuatan yang ma’ruf. Tetapi pada saat ditanya oleh dosen mengapa dia
telambat kemudian dia menjawab dengan alas an bahwa jalannya macet padahal
dia kesiangan maka ini menunnjukkan bahwa bohong telah menjadi akhlak bagi
dia. Jadi akhlak merupakan suatu kondisi jiwa yang sudah mengakar dan
membuat seseorang telah melakukan suatu perbuatan dengan mudah, tanpa perlu
berfikir dan tanpa perlu menimbang-nimbang.

2. KEUTAMAAN AKHLAK
Akhak itu memiliki suatu keutamaan, maksud dalam hal ini adalah akhlak
yang baik. Keutamaannya jika dilacak dalam nash itu sangat banyak, dalam
pembahasan kali ini akan disebutkan 2 nash penting yang menjukkan bahwa
akhlak itu memiliki posisi penting dalam islam yaitu :

a. Jika dikaitkan dengan risalah nabi seakan-akan semua ajaran nabi itu adalah
tujuannya hanya untuk menyempurnakan akhlak.
Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Al Qubra dari Abu
Hurairah beliau mengatakan bahwa, Rasulullah pernah bersabda :
" Sesungguhnya aku (Rasulullah) ini diutus untuk menyempurnakan akhlak
akhlak yang mulia. ”
Dalam hadist tersebut disebutkan bahwa Rasulullah itu diutus oleh Allah untuk
menyempurnakan akhlak- akhlak mulia (seakan-akan ajaran islam intinya adalah
menyempurnakan akhlak manusia). Dalam hal ini, tentu saja tidak bisa dikataka
bahwa ajaran dalam islam itu hanya mengajarkan tentang akhlak saja (tidak
dibatasi seperti itu). Tetapi ini untuk menunjukkan bahwa betapa pentingnya
posisi akhlak dalam islam.
Dalam suatu kisah, perlu diketahui bahwa orang Arab jahiliyah itu
sebenarnya memiliki sejumlah akhlak yang sangat mulia, hanya saja mereka salah
dalam motivasinya. Selain itu, ada pula akhlak-akhlak baik yang belum dilakukan
oleh mereka. Akhlak dari orang arab yang sangat baik dan terkenal diantaranya
adalah akhlak dermawan. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa ada seseorang
laki-laki di Arab yang bernama Hatim At-tha’i, dia terkenal sebagai orang Arab
yang memiliki akhlak yang mulia yaitu dermawan (Kisah ini terdapat dalam kita-
kitab yang membahas orang Arab). Pada suatu hari ada seorang raja yang
mendengar kedermawanan Hatim At-tha’i , kemudian raja ini mengutus salah satu
bawahannya untuk mendarangi Hatim At Tha'i untuk meminta kudanya yang
sangat ia sayangi. (Hatim At Tha'i ini juga terkenal memiliki kuda yang sangat ia
sayangi). Dalam sejarah, kuda tersebut larinya sangat kencang dan tidak
terkalahkan. Kuda ini juga memiliki keistimewaan diantaranya adalah memiliki
bulu yang sangat halus sampai-sampai jika pelana diletakkan diatasnya maka
pelana tersebut akan jatuh (gambaran betapa licinnya bulu tersebut). Kuda ini
sangat disayangi oleh Hatim At Tha'i sampai dia mengetahui nasab dari kudanya
ini. Beberapa orang ingin membeli kuda ini tetapi Hatim At Tha'i menolaknya,
seraya berkata : "Semua yang ku miliki dapat kalian veli tetapi kuda ini tidak
dapat kalian beli" . Pada hari tertentu, utusan dari raja tersebut mendatangi Hatim
At Tha'i kemudian dia melayaninya, menyambutnya, dan menghormatinya dengan
baik seraya diajak mengobrol kemudian sesekali dia pergi ke belakang dengan
wajah yang gelisah (dengan keringatnya yang bercucuran) dan dia juga beberpa
kali datang ke dapurnya. Setelah itu, pada suatu waktu Hatim At Tha'i akhirnya
keluar dari belakang dengan membawa nampan yang berisi daging yang
mengepul asapnya dan mempersilahkan tamunya untuk memakan daging yang
telah dipersiapkan. Kemudian Hatim At Tha'i bercakap-cakap tentang sejarah
orang Arab dan lain sebagainya. Sampai pada akhirnya utusan raja itu ketika akan
pulang menyampaikan pesan dari rajanya, beliau berpesan kepadaku (utusan raja)
agar aku meminta kudamu (Hatim At-tha’i) yang paling kau sayangi itu.
Sebenarnya, tujuan raja tersebut semata-mata hanya ingin mengetes/ mengecek
seberapa dermawan Hatim At Tha'i seperti yang dikatakan oleh orang-orang.
Maka kemudian Hatim At Tha'i menepuk telapak tangan pada dahinya dan bekata
kepada " Ah, kenapa engkau tidak bilang dari tadi, sejak tadi aku bingung hendak
menyiapkan makanan yang akan dihidangkan karena tadi aku tidak memiliki
hidangan yang akan kuhidangkan sehingga saat itu aku menyembelih kuda
tersebut.” Sehingga dengan kisah-kisah tersebut, Hatim At Tha'i sangat terkenal
dengan kedermawanannya. Sampai-sampai jika ada seseorang yang dermawan
dikatakan sebagai Hatim At Tha'i.
Hatim At Tha'i memiliki putra yang beragama nasrani bernama Adi
kemudian dia akhirnya masuk islam dan memiliki nama Adi bin Hatim. Itulah
sahabat Rasulullah yang terkenal pada peristiwa ketika Rasulullah mengatakan
bahwa pendeta-pendeta nasrani itu dijadikan sebagai Tuhan selain Allah dan pada
saat itu, Adi bin Hatim protes kepada Rasulullah "Wahai Rasulullah, mereka tidak
mempertuhankan pendeta-pendeta mereka." Namun Rasulullah membantah,
"Sesungguhnya pendeta-pendeta tersebut menghalalkan yang diharamkan Allah
dan mengharamkan yang di halal kan Allah. Hal itulah yang kemudian ditaati oleh
para pengikutnya. Itulah bentuk penyembahan terhadap pendeta-pendeta mereka.”
Jadi, kesimpulannya, akhlak mulia yang dimiliki oleh orang Arab yaitu akhlak
menyambut tamu, memuliakan tamu, dermawan, akhlak beranidalam segala hal.
Hanya saja akhlak mulia tersebut, mereka masih salah dalam motivasinya.
Motivasi yang kebanyakan adalah untuk memperoleh nama yang harum dan
kebanggaan bagi masyarakat serta kebanggan bagi keluarga tersebut. Nah hal
inilah yang akan dikoreksi dalam islam.
Islam mengubah motivasi berakhlak mulia tersebut adalah untuk
menyenangkan Allah dan mencari ridho-Nya. Maka dapat dikatakan Lii utammi
yaitu untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Jadi akhlak yang baik itu sudah
hanya disempurnakan, diajarkan akhlak yang benar itu bagaimana motivasinya.
Ini merupakan keutamaan yang pertama. Jadi dikaitkan dengan risalah nabi
seakan-akan bahwa semua ajaran nabi itu adalah menyempurnakan akhlak (Hal
Itu yang menunjukkan tingginya keutamaan akhlak dalam islam.)

b. Akhlak yang mulia dapat memasukkan mayoritas umat manusia ke dalam


surga.
Keutamaan yang kedua ini telah dinyatakan dalam sebuah hadist, yang
terdapat dalam Sunan Ibnu Majjah dari Abu Hurairah beliau mengatakann, Nabi
ditanya tentang sesuatu yang paling banya memasukkan mnusia ke dalam surga,
beliau kemudia mengatakan taqwa san akhlak yang mulia. Hal ini sangar luar
bisa, berarti kita harus memahami bahwa orang yang masuk surga itu jalannya
bermacam macam
Ada orang yang masuk surga karena shalatnya yaitu mereka yang tekun dalam
melakukan shalat dan melakukan juga menambah shalatnya dengan shalat
sunnah
1. Ada orang yang masuk surga karena amal puasanya yaitu mereka yang
gemar berpuasa dan juga melakukan puasa sunnah diluar puasa wajib
(Ramadhan)
2. Ada orang yang masuk surga karena jihad fi sabilillah yaitu orang yang
memiliki amal sedikit tetapi karena dia melakukan jihad fi sabilillah
sampai dia mati sahid
3. Ada yg masuk surga karena kedermawananya dan Allah ridha terhadap
amalan tersebut
4. Ada yang orang masuk surga karena musibah anaknya meninggal dunia.
(dikatakan bahwa anak kecil yang telah meninggal dunia bisa menuntun
ibunya masuk ke dalam surga)
Tetapi dari sekian amalan yang dapat memasukkan orang ke dalam surga,
juga terdapat satu hal terpenting yang paling banyak memasukkna manusia ke
dalam surga yaitu akhlak yang baik. Bisa jadi orang tersebut shalatnya biasa,
puasanya biasa, dermawan, dan melakukan jihad pun tidak pernah (karena
keadaan yang tidak tidak mendukung orang tersebut ) sehingga Allah ridha
kepada orang tersebut (karena memiliki akhlak yang mulia) sehingga Allah
memasukkannya ke dalam surga.

Hadist-hadist yang menunjukkan bahwa dakwah Rasulullah itu yang berhasil


menjadikan orang lain menjadi muallaf/ baru masuk islam salah satunya adalah
karena faktor akhlak . Alangkah banyaknya orang-orang yang tertarik masuk
islam karena akhlak dari Rasulullah yang sangat baik dan patut dicontoh. Dari
berbagai hal tersebut telah terbukti bahwa pembuktian-pembuktian lainninya tidak
masuk dalam hati mereka, tetapi mereka kagum dan masuk islam justru karena
akhlak. Misalnya adalah kisah nabi ketika berhutang kepada kaum Yahudi.
Dikisahkan bahwa, pada suatu waktu, terdapat orang Yahudi yang
menghutangkan kepada nabi dengan perjanjianya adalah dibayar pada waktu
tertentu (yang telah disepakati bersama). Lalu, belum saatnya jatuh tempo si
Yahudi ini kemudian mendatangi nabi. Kebetulan, saat itu nabi bersama sahabat-
sahabatnya sedang berbincang-bincang kemudian si Yahudi tersebut tiba tiba
melingkarkan selendang ke leher nabi, ditarik sekeras-kerasnya dan mengatakan
“Hai Muhammad bayar hutangmu! Aku tau keturunan Abdul Muthallib itu suka
menunda-nunda membayar Hutang ! ” . Namun, Apa reaksi nabi? Apakah beliau
marah? Yang marah adalah para sahabat- sahabatnya. Saat itu Umar bin Kattab
begitu murka luar biasa, matanya berputar-putar ingin langsung memenggal
kepala Yahudi itu. Tetapi nabi menahannya seraya berkata, “Jangan…. Jangan
marah… Biarkan dia, karena setiap orang memiliki hak untuk bicara.” Setelah itu
nabi tersenyum, kemudian mengatakan pada sahabatnya bahwa “Tolong, bantu
aku lunasi pada orang-orang ini”. Akhirnya dilunasilah hutang-hutang nabi. Pada
data itulah, hati Yahudi ini terenyuh dan bercerita, “Wahai Muhammad
sesungguhnya aku telah mengetahui ciri-cirimu sebagai seorang nabi yang diutus
oleh Allah. Hanya saja aku penasaran dengan satu sifat yang harusnya dimiliki
oleh setiap nabi. Setiap nabi pasti memiliki sifat sabar (mampu menahan emosi)
aku sengaja saja mencobamu tadi dan aku ternyata tahu bahwa engkau adalah
orang yang penyabar. Saksikanlah ini (Yahudi itu mengucapkan syahadat)
‘Ashadualla illa haillallah waashaduanna muhammadarrasulullah.’ ”Akhirnya
Yahudi ini masuk islam. Hal ini merupakan contoh seseorang yang masuk islam
karena akhlak. Jadi, dari sisi pemikiran awalnya ia belum yakin namun dari sisi
ciri-ciri ia sudah mendapatkan pengetahuan dari tauratnya. Tetapi, dia belum
mantab sebelum ia membuktikan sendiri (tentang akhlak) dan ternyata betul
setelah terbukti akhirnya dia masuk islam. Hal ini merupakan salah satu contoh
akhlak ( akhlak penyabar ) yang membuat orang masuk islam.

Contoh kisah lain adalah ketika Rasulullah pernah berjanji untuk memberi
kambing kepada salah seorang Arab (Badui) kemudian saat itu Rasulullah sedang
berperang dan hasil rampasnnya sangatlah banyak kemudian seorang laki laki
arab yang pernah dijanjikan nabi tersebut datang kepada nabi lalu berkata. “Hai
Muhammad, Engkau telah berjanji kepadaku untuk memberikan seekor kambing
jika engkau memperolehnya, sekarang aku menagih janjimu.” . Maka Rasulullah
langsung berkata bahwa “Lihat itu, yang terletak diantara dua bukit itu, semuanya
adalah milikmu.” Kemudian orang tersebut terkejut dan diserahkan semua
kambing-kambing itu oleh Nabi. Ia pulang dengan membawa kambing-kambing
yang banyak lalu dia berpropaganda kepada orang-orang se khabilahnya “Hai
kaumku! masuklah Islam karena Muhammad adalah orang yang tidak pernah
takut miskin”. Akhirnya berbondong-bondonglah mereka masuk islam. Akhlak
nabi yang mulia ini luar biasa karena bisa membuat orang masuk islam secara
berbondong-bondong. Orang-orang semacam ini tidak perlu diyakinkan dengan
pembuktian-pembuktian yang sulit-sulit (yang bersifat pemikiran) tetapi hanya
dapat dibuktikan dengan akhlak dermawan, akhlak menepati janji, maka mereka
bisa menerima ajaran Islam.

3. MACAM-MACAM AKHLAK
Macam-macam akhlak dalam islam, secara ringkas dapat dibagi menjadi
2, yaitu Akhlak yang baik (dinamakan Al Akhlak Al Hasnah atau Al Akhlak Al
Mahmudah) dan Akhlak yang buruk (dinamakan Al Akhlak Al Sayyi’ah atau Al
Akhlak Al Madzmumah). Tentu saja, Islam mengajarkan ada akhlak-akhlak
tertentu yang baik yang harus dilakukan oleh seorang muslim, dan akhlak-akhlak
buruk tertentu yang harus dijauhi oleh seorang muslim. Dalam hal akhlak ini
Islam memperinci dalam kondisi-kondisi seorang mukhalaf ketika melaksanakan
akhlak itu.
Sesuatu akhlak dikatakan baik itu ketika tidak didasarkan pada pertimbangan
akal secara rasional dalam pandangan islam. Namun, akhlak itu disasarkan
kepada dalil. Apa yang didasarkan pada dalil akhlak itu baik, maka itu harus
dipraktekkan. Apa yang dikatakan dalil sebagai akhlak buruk, maka hal itu harus
dijauhi. Ini berbeda dengan filsafah. Filsafah pun punya ajaran yang terkait
dengan akhlak juga, yang istilahnya adalah filsafat moral. Mereka juga
menyimpulkan bahwa ada moral-moral yang baik namun mereka juga
menyimpulkan ada juga moral-moral yang buruk. Tetapi Islam tidak
menggunakan standart itu. Standart islam adalah dalil. Sehingga bisa jadi, suatu
saat akhlak itu dikatakan baik tetapi dalam kondisi tertentu menjadi buruk.
Sebagai contoh, akhlak menahan emosi. Menahan emosi itu jika yang dimaksud
adalah ketika menahan emosi bila hak dirinya didzalimi orang lain maka akhlak
seperti ini baik. Tetapi ketika menahan emosi jika hak Allah itu dilanggar itu
menjadi buruk. Jadi hal itu tidak diperbolehkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semata-mata sabar itu belum tentu baik. Sabar dari sisi sabar belum tentu baik
dapat dilihat dari kondisinya.
Dari sisi dalil sabar itu ada yang baik dan juga ada yang buruk karena
menerapkannya tidak benar. Termasuk kasih sayang, kasih sayang itu baik dalam
kondisi tertentu dan buruk dalam kondisi tertentu. Misalnya jika kasih sayang itu
ditunjukkan kepada orang yang lapar atau kepada orang yang kekurangan,
kemudian kita mengasihinya, membantunya dan menyayanginya. Hal tersebut
merupakan hal yang baik. Tetapi jika kasih sayang itu diberikan kepada orang
yang mestinya terkena hukuman (contohnya hukum cambuk, hukum rajam) dan
kita merasa kasihan serta tidak melaksanakan hukum itu, maka hal itulah yang
merupakan akhlak yang buruk. Karena, dianggap telah menghalangi perintah
Allah. Terkait dengan standar ini harus dipahami bahwa, ukuran akhlak dikatakan
baik atau buruk adalah dari nash/ dalili bukan akal manusia (perasaan manusia).

4. HUKUM- HUKUM YANG MENYANGKUT AKHLAK


Hukum-hukum memiliki akhlak yang baik adalah wajib bukan sekedar
sunnah. Sedangkan menjauhi akhlak yang buruk adalah hukumnya juga wajib
bukan sekedar sunnah. Jadi, haram hukumnya memiliki akhlak yang buruk, wajib
hukumnya memiliki akhlak yang baik. Dalil yang mengatur hal tersebut sangatlah
banyak, salah satu contohnya adalah :
a. H.R Al Bukhori,
Bukhori meriwayatkan sebuah hadist yang menceritakan tentang kisah
mimpi Rasulullah. Jadi pada suatu hari Rasulullah bermimpi bahwa Rasulullah
saat itu diajak oleh dua orang untuk berjalan-jalan. Lalu, pada saat berjalan-jalan
Rasulullah menemui berbagai peristiwa, diantara peristiwa yang beliau temui ,
(lafadznya seperti ini : “Kami-pun pergi” . Dalam hal ini, yang pergi maksudnya
adalah Rasulullah dan dua orang yang menemani beliau di dalam mimpi tersebut.
“Maka kami-pun mendatangi seorang lelaki yang terlentang diatas tengkuknya”. )
Beliau melihat seorang lelaki yang tubuhnya terlentang di atas tengkuknya . “Dan
tiba-tiba ada orang yang berdiri di dekatnya dan membawa sebuah gantungan besi
yang runcing” (semacam barang yang biasanya digunakan untuk mengambil
karung-karung goni dan dinaikkan ke truk ). “Setelah itu, secara tiba-tiba ia
mendatangi sisi wajah lelaki yang terlentang itu. Kemudian ia menggergaji sudut
mulutnya sampai tembus ke tengkuknya.” Jadi, ternyata gantungan tersebut ada
geriginya dan bisa digunakan untuk menggergaji. “Dan juga digergaji hidungnya
sampai ke tengkuknya”. Abu Rojak pun mengatakan bahwa mungkin dia juga
membelah nya (ada salah satu porawi Abu Rojak yang ragu apakah benar
digergaji sampai membelah atau hanya digergaji saja).” Kemudian dia berpindah
ke sisi yang lain, maka ia melakukan seperti apa yang ia lakukan pada sisi
pertama secara berulang-ulang ”.
Pada saat yang sama, Rasulullah kemudian mengalami peristiwa di akhir
perjalanan itu dan beliau bertanya kepada kedua orang yang telah membawanya
jalan-jalan. “Apa makna dari peristiwa-peristiwa itu selama perjalanan tadi?”.
Kemudian salah satu dari mereka menjawab, “Adapun seorang lelaki yang engkau
datangi itu (yang mulutnya digergaji sampai dengan tengkuknya, dan juga
hidungnya sampai tengkuknya, juga matanya digergaji sampai ke tengkuknya)
adalah seorang laki-laki yang pergi dari rumahnya kemudian dia berdusta hingga
memenuhi ufuk”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dosa yang disiksa seperti ini
adalah dosa orang yang berdusta. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa dusta itu
bukan hanya makhruh tetapi haram. Sehingga jujur itu hukum nya wajib.
Pada dasarnya semua akhlak yang baik itu wajib dimiliki oleh setiap mukmin
dan akhlak buruk wajib dijauhi oleh mukmin. Seorang mukmin wajib memiliki
akhlak jujur, amanah, memiliki kehormatan, berbuat baik kepada orang yang
membutuhkan, teguh, sabar, dst. Sedangkan akhlak buruk yang wajib dijauhi
seorang mikmin diantaranya adalah dusta, khianat, menzalimi orang, mudah putus
asa, dan contoh-contoh akhlak buruk lainnya.

5. CARA MEMBENTUK AKHLAK YANG MULIA


Ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar seorang mukmin dapat
melakukan akhlak yang mulia, diantaranya adalah :
a. Membina diri dengan konsepsi yang benar,
Setiap orang pada awalnya harus memiliki konsepsi/akhlak yang benar dan
mengerti definisi dari masing-masing akhlak (Akhlak yang baik dan akhlak yang
buruk). Hal tersebut dilakukan agar bisa mencapai target yang diinginkannya. Jadi
dia harus belajar, mencari ilmu serta mengkaji ilmu (tentang akhlak). Rujukan-
rujukan penting terkait dengan akhlak sebenarnya cukup banyak meskipun kurang
popular. Diantarnya adalah :
1. Kitab Ihya’ Ulumuddin Imam Al Ghazali itu cukup baik dalam
mengajarkan akhlah. Kitab tersebut membahas akhlak-akhlak
penting yang kalau dilaksanakan menjadi pribadi yang mulia.
2. Kitab Al Akhlak karangan Ibnu Maskawai juga baik
3. Kita Riyadhul Shalihin banyak tekananya dengan persoalan-
persoalan tentang akhlak
Jadi, pada dasarnya membina diri dengan konsepsi yang benar itu sangat
penting dan kita tidak diperkenankan untuk belajar akhlak dengan para Filusuf
(karena nantinya penafsirannya akan salah dalam memahami akhlak), juga tidak
diperkenankan belajar akhlak dengan motivator (karena seorang motivator itu
menggabung banyak pemikiran (sudut pandangnya bukan aqidah) ). Sebaliknya,
kita di perbolehkan belajar akhlak kepada ulama’ yang mengerti nash, hukum-
hukum islam dan mengerti fiqih sehingga nantinya akan bisa memahami akhlak
yang benar itu seperti apa serta dapat menerapkannya dengan benar sesuai ajaran
yang ada.
b. Selalu mengambil Ibrah dari perlakuan buruk orang lain terhadap diri
Hal ini sangat efektif dalam membentuk akhak yang mulia. Salah satu
contohnya adalah kisah As-Sadh dari Bani Abdul Qais. Dia itu memiliki 2 sifat
yang sangat dicintai oleh Allah dan juga Rasulullah. Rasulullah mengatakan
kepada As-Sadh bahwa, “Sesungguhnya engkau memiliki sifat yang disenangi
oleh Allah yaitu penyabar (bisa menahan emosi) dan tidak tergesa-gesa (tenang)”.
Pada suatu waktu, As-Sadh pernah ditanya oleh seseorang, “Bagaimana kamu
bisa memiliki akhlak yang baik?”. Setelah itu, As-Sadh menjawab pertanyaan
tersebut bahwa setiap kali dia (As-Sadh) merasakan orang lain berbuat buruk
padanya maka dia hanya berkata dalam hati (dia tidak akan berbuat seperti itu (hal
buruk) kepada orang lain). Dengan demikian, akhlaknya menjadi baik dan
disenangi oleh banyak orang.
Dalam Hadist nabi dikatakan bahwa “Perlakukan orang lain seperti orang
lain memperlakukan dirimu/ seperti engkau ingin orang lain memperlakukan
dirimu”. Hal itulah yang patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa
ketika seseorang berbuat buruk kepada kita, maka kita tidak boleh membalasnya
dengan keburukan juga.
c. Memilih kawan yang mampu untuk melatih diri
Jika kita memiliki kawan yang bisa membantu mengawasi akhlak kita
(selalu memberi masukan kepada kita dan tulus memberikan saran itu) maka cara
ini cukup efektif. Karena kawan yang baik akan memberikan pengaruh yang baik
pula kepada kita. Sebagaimana dalam Dalil yang dinyatakan dalam berbagai
hadist nabi tentang memilih kawan yang tulus bukan kawan yang tendensi. Hal
itulah yang sering direkomendasikan oleh Imam Al Ghazali dalam kitabnya (Ihya’
Ulumuddin). Dalam hal ini, kawan yang dimaksud bisa diterjemahkan sebagai
suami isteri, karena suami isteri merupakan pasangan/ kawan yang paling dekat,
jadi alangkah indahnya jika saling mengkoreksi akhlak sehingga lama kelamaan
dapat mejadikan akhlak seorang muslim yang lebih baik.
6. AKTUALISASI AKHLAK DALAM DUNIA KERJA
Dalam pembahasan kali ini, contoh akhlak dibatasi hanya dalam ruang
lingkup dunia kerja saja karena biasanya target mahasiswa setelah lulus adalah
masuk ke dalam dunia kerja. Dalam dunia kerja, penerapan akhlak ini semuanya
ada dalam berbagai aspek, tidak ada satu pun dunia kerja yang tidak melibatkan
ujian akhlak. Contoh aktualisasi akhlak dalam dunia kerja adalah sebagai beikut :
a. Akhlak Jujur
Akhlak jujur disemua bidang kerja akan diuji, mulai awal dari masuk
kerja. Dalam hal ini, ujian kejujuran pun dimulai sampai saat seseorang mulai
masuk dalam dunia kerja (kadang-kadang orang itu tergoda memilih
ketidakjujuran (ketika test mencari kunci jawaban, beli nilai, menyuap).) Hal-hal
itulah yang merupakan suatu ujian dalam dunia kerja dan sebagai seorang muslim
yang baik hendaknya kita meninggalkan hal-hal seperti itu.
Contoh lain adalah ketika orang memiliki posisi/jabatan (yang paling
rawan adalah posisi keuangan karena kadang-kadang laporan berbeda dengan
kenyataan aslinya (dimaniplasi), Selain itu, seorang kontraktor yang
memanipulasi barang-barang yang akan dibeli demi meraup keuntungan yang
besar dan seorang dokter yang ingin mendapatkan komisi lebih yang
menyarankan seseorang melakukan operasi Caesar tetapi sebenarnya hal itu tidak
perlu dilakukan dan lain sebagainya).
b. Akhlak Amanah
Amanah itu artinya dapat dipercaya, banyak kasus yang terjadi dalam hal
ini. Salah satu contohnya adalah sekelompok orang yang melakukan kerja sama
buruk dalam suatu tender agar dimenangkan oleh kawannya padahal kualitas
barang yang dimilikinya itu buruk. Perilaku tersebut menunjukkan seseorang yang
tidak amanah ketika diberi suatu amanah oleh instansi tempat ia bekerja. Sehinnga
hal-hal itulah yang patut kita jauhi dan tidak boleh dilakukan bagi seseorang yang
telah bekerja dan dipercaya oleh atasannya.
c. Akhlak Lembut
Akhlak ini sangat penting dimiliki oleh pekerja. Salah satu contohnya
adalah seorang perawat atau bidan, karena orang-orang tersebut bekerja untuk
merawat orang sakit, bila orang yang sedang sakit itu diperlakukan tidak
seharusnya (dibentak, dikerasi, dan lain sebagainya) maka orang yang akan
periksa ini akan semakin sakit hati dan merasa kecewa dengan pelayanan yang
ada.
d. Akhlak Dermawan
Akhlak ini sangat diperlukan dalam banyak konteks karena jika pada suatu
waktu ketika seseorang itu mendapatkan rezeki lebih dari Allah maka rezeki
tersebut harus dialokasikan oleh orang lain. Contoh lainnya adalah orang yang
memiliki harta melimpah mendapat godaan (ujian) dengan kepelitan. Mereka
beranggapan bahwa mencari uang itu dengan susah payah dan jika seseorang
hanya menerimanya saja, hal tersebut mwnjadikan si penerima itu hanya
mendapatkan enak nya saja tanpa bekerja keras.

e. Akhlak rendah hati


Akhalak itu akan diuji ketika seseorang yang bekerja dalam instansi
tertentu memiliki sistem kerja dengan istilah perjenjangan (ada karirnya). Di
dalam kampus-kampus contohnya, perjenjangan itu merupakan hal yang sangat
kental karena setiap orang yang bekerja akan dibuat sebuah perjenjanngan
berdasarkan pendidikan yang ia miliki serta masa kerjanya. Karir yang tertinggi di
dalam kampus adalah professor, kadang-kadang muncul sifat yang merasa paling
tinggi dalam jabatan yang dimilikinya (merasa paling benar dan tidak mau
dikoreksi) meskipun tidak semua orang melakukannya. Hal ini menunjukkan
bahwa orang tersebut tidak rendah hati. Contoh lainnya adalah sikap Rasulullah
yang memiliki sifat rendah hati walaupun beliau adalah seorang Rasul, namun
ketika dipanggil dengan nama Muhammad, beliau tetap menoleh dan
menjawabnya karena itu adalah nama beliau.
Menjaga suatu kehormatan itu berarti tidak meminta-minta dalam hal
jabatan (karena hal itu bertentangan dengan konsep dalam islam). Didalam Al
Quran telah disebutkan bahwa orang yang mulia itu adalah orang yang jika
mengalami kekurangan, itu menampakkan dirinya dihadapan orang lain seolah-
olah dia menampakkan dirinya adalah orang yang tidak kurang. Oleh karena itu,
orang-orang yang seperti inilah yang perlu dicari dan disantuni dalam berbagai hal
kehidupan karena ia dapat menjaga kehormatannya.

Das könnte Ihnen auch gefallen