Sie sind auf Seite 1von 30

KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI

RUMAH SAKIT

drg. Farichah Hanum, M.Kes


Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan

Disampaikan pada Lokakarya Implementasi Akreditasi RS


Jakarta, 9 April 2019
POKOK BAHASAN

PENDAHULUAN
01

02 ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

03 MUTU DAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

04 PENUTUP
ISSUE PELAYANAN
KESEHATAN

UNIVERSAL AKSES MUTU DAN


HEALTH PELAYANANAN KESELAMATAN
COVERAGE KESEHATAN PASIEN
ISU GLOBAL BIDANG KESEHATAN
NON COMMUNICABLE DISEASE
• Stroke
• Hipertensi
• Diabetes
• Kanker
• Penyakit Paru Obstruktif
PATIENT SAFETY
• Patient Centered Care
• Medication Safety
• Healthcare associated infection (HAI’s)
ANTIMICROBIAL RESISTANCE
• Ketidaktepatan Penggunaan Antibiotik
• MDR-TB

EMERGING AND RE-EMERGING DISEASE


• Perubahan Lingkungan
• Evolusi Agent Infeksi
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE
10 Fakta Mutu & Keselamatan Pasien dari WHO
Pasien cedera merupakan penyebab ke 14 beban
penyakit global (TBC & malaria)

1 dari 10 pasien yang dirawat di RS, cedera akibat


insiden keselamatan, 50% dapat dicegah

Penggunaan obat yang tidak aman membahayakan


jutaan dan biaya miliaran dolar setiap tahun.

15% biaya kesehatan terpakai untuk mengatasi


kejadian yang tidak diharapkan
Investasi dalam upaya menurunkan insiden
keselamatan pasien mengakibatkan penghematan
keuangan yang signifikan
10 Fakta Mutu & Keselamatan Pasien dari WHO

HAI’s : 14 dari 100 pasien yang dirawat di rumah sakit.

Lebih dari 1 juta pasien paska operasi meninggal akibat


komplikasi operasi
Ketidak akuratan dan keterlambatan diagnosis,
membahayakan banyak pasien setiap tahun
Paparan radiasi dalam pelayanan kesehatan, menjadi
perhatian
Kesalahan administratif merupakan penyebab separuh
kesalahan di pelayanan primer
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025

Bangkes diarahkan Akses masyarakat Akses masyarakat Kes masyarakat thp yankes
untuk meningkatkan thp yankes yang terhadap yankes yang berkualitas telah
akses dan mutu yan berkualitas telah yang berkualitas menjangkau dan merata di
kes lebih berkembang telah mulai mantap seluruh wilayah Indonesia
dan meningkat

KURATIF-REHABILITATIF
VISI

MASYARAKAT SEHAT
PROMOTIF - PREVENTIF YANG MANDIRI
DAN BERKEADILAN
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA
2015-2019

Pilar 1. Paradigma Sehat Pilar 2. Penguatan Yankes Pilar 3. JKN

Program Program
• Peningkatan Akses terutama Program
• Pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan pada FKTP • Benefit
• Promotif - Preventif sebagai
• Optimalisasi Sistem Rujukan • Sistem pembiayaan:
• Peningkatan Mutu asuransi – azas gotong
pilar utama upaya kesehatan
• Pemberdayaan masyarakat royong
Penerapan pendekatan • Kendali Mutu & Kendali
continuum of care Biaya
• Sasaran: PBI & Non PBI
Intervensi berbasis risiko
kesehatan (health risk)

KELUARGA SEHAT
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

PROGRAM
PENINGKATAN Terwujudnya
AKSES Akses Pelayanan
• SARANA PROGRAM PENINGKATAN
Kesehatan Dasar
MUTU
PRASARANA • AKREDITASI dan Rujukan
• KOMPETENSI • PENGUKURAN INDIKATOR
yang Berkualitas
SDM MUTU
• ALAT Bagi Masyarakat
KESEHATAN

9
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE
Universal health coverage merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap
warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau. ( WHO)

4 Dimensi UHC :
1.Seberapa besar prosentase penduduk yang dijamin
2.Seberapa lengkap pelayanan yang dijamin
3.Seberapa besar proporsi cost sharing oleh penduduk
4.Mutu : mutu pelayanan kesehatan

Pentahapan cakupan universal sangat dipengaruhi oleh dukungan politik konsensus penduduk,
dan kemampuan keuangan suatu negara.
“Without quality,
universal health
coverage (UHC) remains
an empty promise.”

Tanpa pelayanan yang bermutu,


Jaminan Kesehatan Nasional
Utilizati
on Health hanyalah janji kosong”
KEBIJAKAN DAN STRATEGI MUTU NASIONAL
(DEFINISI, DIMENSI, INDIKATOR, AKREDITASI)
• Berbagai pengukuran mutu telah dilakukan oleh
berbagai institusi, Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan
• SPM-RS , Indikator Mutu RS
(Kemenkes),

INTEGRATED
• Indeks Kepuasan Masyarakat di
fasyankes (KeMen PAN), Effectiveness
• Indeks Kualitas Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan KBK
(BPJS)
• IKI, IKT (Dirjen Yankes pada RS
Vertikal) Efficiency Safety
• Akreditasi RS dengan indikator
mutu area klinis, manajemen dan DIMENSI
keselamatan pasien (KARS),
• Indikator keselamatan pasien
MUTU
(KNKP RS), dll YANG DIUKUR
QUALITY
Patient
Equity
Centeredness
Kurang atau tanpa koordinasi antar satu pengukuran
dengan pengukuran yang lain
Timely

KEBIJAKAN DAN STRATEGI Sumber: Handbook For National Quality


MUTU NASIONAL Policy and Strategy; WHO 2017
ALASAN RUMAH SAKIT PERLU AKREDITASI
YURIDIS
FILOSOFIS UU 44/ 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 40 ayat 1Dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan, RS wajib dilakukan
Bentuk perlindungan pemeritah dalam akreditasi secara berkala minimal tiga (3) tahun sekali
memenuhi hak setiap WN terhadap PMK 56 / 2014 ttg Klasifikasi dan Perizinan RS, ps 76 (1,
2)
pelayanan yang diberikan fasilitas kesehatan
Setiap RS yang telah mendapatkan izin operasional harus
secara layak diregistrasi dan diakreditasi.Registrasi dan Akreditasi
(UUD 45, ps 28 dan 34) merupakan persyaratan untuk perpanjangan izin
operasional dan perubahan kelas
SOSIOLOGIS
Survei menggunakan standar akreditasi
menjadi satu kesatuan sebagai upaya PMK 99/2015 perubahan dari PMK 71/2013
peningkatan mutu & berfokus pada tentang JKN :
keselamatan pasien dan masyarakat Persyaratan kerjasama dg BPJS FKTP harus telah
terakreditasi
HARAPAN FASILITAS KESEHATAN
PENDAHULUAN
2019

UHC 2019 KOMPETENSI FASKES Akses dan Mutu

Sarana
Sumber
Prasarana Alat Mutu Sistem
Daya
Kesehatan Kesehatan melalui Rujukan
KOMPETENSI
PROFESIONAL Akreditasi
(KLINIS)
KOMPETENSI KOMPETENSI
MANAJERIAL INTERPROFESIONAL

KEPEMIMPINAN KEMAMPUAN
KLINIS TEKNIS MEDIS
DEFINISI DAN TUJUAN AKREDITASI
Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan setelah
dilakukan penilaian bahwa Fasyankes telah memenuhi Standar
Akreditasi

TUJUAN

 Meningkatkan mutu pelayanan dan melindungi keselamatan pasien;


 Meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya
manusia dan institusi;
 Mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan; dan
 Meningkatkan profesionalisme fasyankes Indonesia di mata
Internasional.
SINERGI KEBIJAKAN

• Permenkes Nomor 1438/2010 : Standar Pelayanan Kedokteran STANDAR PELAYANAN


• Permenkes Nomor 56 /2014 : Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

• UU Nomor 44/2009 : RS dalam Peningkatan Mutu Pelayanan RS wajib


akreditasi 3 thn sekali.

• Permenkes Nomor 34/2017: Akreditasi RS (revisi Permenkes 12/2012)


KUALITAS PELAYANAN
• SK Menkes Nomor 407/2015: Penetapan Lembaga Independen
Pelaksana Akreditasi di Indonesia

• Perpres Nomor 82/2018 : Jaminan Kesehatan


• Permenkes No. 99/2015: Revisi Permenkes 71/2013:
Pelayanan Kesehatan Pada JKNmasa transisi persyaratan akreditasi 5 thn
PEMBAYARAN JKN
• Permenkes 52 th 2016: Standar Tarif Pelayanan Prog Jaminan Kesehatan
• Permenkes 51 th 2018 : Pengenaan Urun Biaya dan Selisih Biaya dalam
Program Jaminan Kesehatan
AKREDITASI RUMAH SAKIT

UU No. 44/2009 : Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RS wajib


terakreditasi secara berkala 3 tahun sekali
Permenkes 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi RS

Pasal 3 Pasal 4
(1) Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi. (1) Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga independ
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat en penyelenggara Akreditasi yang berasal dari da
(1) diselenggarakan secara berkala paling se lam atau luar negeri.
dikit setiap 3 (tiga) tahun. (2) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi s
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat ebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan
(1) dilakukan oleh Rumah Sakit paling lama oleh Menteri.
setelah beroperasi 2 (dua) tahun sejak (3) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi
memperoleh izin operasional untuk perta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
telah terakreditasi oleh lembaga International
ma kali.
Society for Quality in Health Care (ISQua).
REGULASI AKREDITASI RUMAH SAKIT

Faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan


Harus Terakreditasi

RS : 1 Januari 2019
FKTP: 1 Januari 2021

Permenkes No. 99/2015:


Revisi Permenkes 71/2013:
Pelayanan Kesehatan Pada JKN,
masa transisi persyaratan Akreditasi RS : 5 Tahun
STATUS RS TERAKREDITASI DI INDONESIA

Belum
Terakredit
Perdana, Paripurna, asi, 743,
933, 45% 744, 36% 26%

2.810 RS

Terakredit
asi, 2067,
Utama, 196, 74%
Dasar, 47, Madya, 10%
2% 147, 7%

Data : RS Online, Web KARS 9 April 2019


PROGRAM KEMENKES MENDUKUNG
AKREDITASI RS 2019

90 RS
30 RS 16 PROVINSI
DAK NF
BIMTEK DEKON

60 RS 63 RS

LOKAKARYA LOKAKARYA
IMPLEMENTASI PERCEPATAN
PERMASALAHAN

• RS sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan tapi belum


terakreditasi  batas waktu 30 Juni 2019
• RS akan bekerja sama dengan BPJS tapi belum terakreditasi
• RS sudah bekerja sama dengan BPJS tapi masa berlaku sertifikat
akreditasi akan habis
• RS sudah mendaftar survei ke KARS  belum terjadwal
• Persyaratan survei belum terpenuhi
• Surat Izin Operasional  update RS online
• Izin IPAL/IPLC  update ASPAK
• Direktur non medis
PROGRESS RS YANG BEKERJA SAMA DG BPJS &
BELUM TERAKREDITASI SURAT DIRJEN NO. YM.02.02/VI/0517/2019 PERIHAL
PEMBERITAHUAN BAGI RS BAHWA IPAL BUKAN SEBAGAI SYARAT
MUTLAK AKREDITASI

SURAT DIRJEN NO. YM.02.02/VI/0517/2019 PERIHAL


SURAT REKOMENDASI I MK PEMBERITAHUAN BAGI RS AGAR SEGERA TERAKREDITASI ( 380
NO. HK.03.01/MENKES/18/2019 TENTANG RS)
PERPANJANGAN KERJASAMA RS DENGAN PENGUMUMAN KARS
BPJS (UNTUK 169 RS YANG BEKERJASAMA NO. 81/KARS/2019 TENTANG PENGAJUAN PENDAFTARAN PALING
DENGAN BPJS TP BBELUM TERAKREDITASI) LAMBAT 31 MARET 2019 UNTUK PELAKSANAAN SURVEI MEI-JUNI
2019
4 JANUARI 2019
FEBRUARI 2019

31 DESEMBER 2018 JANUARI 2019 MARET 2019


RAPAT KOORDINASI DENGAN
SURAT REKOMENDASI MK BPJS, KARS, PERSI, ARSADA, SURAT DIRJEN NO YM.02.02/VI/1096/2019
NO. HK.03.01/MENKES/768/2018 ARVI, KKI, IDI, ARSSI, PKR, MENGINGATKAN KEMBALI UNTUK
TENTANG PERPANJANGAN KERJA FASYANKES, P2JK, MAY MENDAFTAR SURVEI (215 RS)
SAMA RS DENGAN BPJS (UNTUK
551 RS YG BEKERJASAMA RAPAT KOORDINASI KARS SURAT DIR MAY NO.YM.02.02/VI.2/555/2019
DENGAN BPJS TP BELUM TENTANG HIMBAUAN TERKAIT KEGIATAN
TERAKREDITASI) RAPAT KOORDINASI PERSI AKREDITASI RS BERSUMBER DEKON
UNTUK MELIBATKAN RS SWASTA YG
TERMASUK 380
CAPAIAN 380 RS – BPJS
•340 RS
Terakreditasi Sudah lulus 58 RS
Remedial 4 RS
•380 RS yang belum Menunggu hasil 2 RS
terkareditasi Sudah mendaftar 137 RS
Belum mendaftar 179 RS

JANUARI
24 Maret 2019
2019
31 Desember 9 April 2019
2018 18 Maret 2019
Tidak terakreditasi : 511 RS
Sudah Lulus 67 RS
Sudah lulus 51 RS Remedial 4 RS
Remedial 4 RS Menunggu Hasil 3 RS
4 Januari 2019 Menunggu hasil 4 RS
Sudah mendaftar 215 RS
Sudah mendaftar 106 RS
Tidak terakreditasi : + 169 RS Belum mendaftar 215 RS Belum mendaftar 85 RS
PROGRESS RS BEKERJA SAMA BPJS
15-Mar 24-Mar 01-Apr

215 215

179

137

107
94

71
64
58 58
50 52

4 4 5 4 2 2

JUMLAH MENDAFTAR JUMLAH SUDAH REMEDIAL MENUNGGU HASIL LULUS BELUM BERPROSES
DISURVEI
KONDISI RS BEKERJA SAMA BPJS
Jumlah RS Belum Terakreditasi Belum Berproses

380 RS 94 RS
79

30
24
21
18 18 17 16
12 13 13
11 10 10 10
9 8 8 9 8
7 7 5 5 6 6 6 7 6 5
4 5 4 4
21 1 2 3 3 31 2 22 10 1 2 21 1 2 2 10 3 21 3 3 1 1 3
0 0 10

25
KONDISI RUMAH SAKIT
SAMPAI 24 MARET 2019

2058 RUMAH SAKIT YG


TERAKREDITASI
196 RUMAH SAKIT
HABIS MASA BERLAKU
SAMPAI JUNI 2019
511 RUMAH SAKIT
HABIS MASA BERLAKU
SAMPAI DESEMBER 2019
12 Indikator Mutu Pelayanan RS
Draft Permenkes tentang Pedoman Pengukuran dan Evaluasi Mutu Pelayanan Rumah Sakit

Kepatuhan Identifikasi Pasien Kepatuhan Penggunaan Formularium


1 7 Nasional (FORNAS) (efficient)
(Acceptable)

Waktu Tanggap Pelayanan Gawat Kepatuhan Cuci Tangan


2 8
Darurat (Safe-Efective) (Safe)

Waktu Tunggu Rawat Jalan Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko


3 9 Pasien Jatuh (Safe)
(Accessible)
Penundaan Operasi Elektif Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
4 10 (effective)
(Accessible)
Ketepatan Jam Visite Dokter Kepuasan Pasien dan Keluarga
5 11 (Acceptable)
Spesialis (Accessible – Acceptable)
Kecepatan Respon Terhadap Komplain
6 Waktu Lapor hasil pemeriksaan 12 (Acceptable)
Kritis (Safe)
Pemantauan Mutu

12.00% Penundaan Operasi Elektif


Definisi operasional Operasi elektif adalah waktu yang diperlukan
9.00% pasien sejak dijadwalkan operasi sampai
dengan dilakukannya operasi elektif.
6.00% Jika tidak dilakukan sesuai jadwal maka
disebut terjadi penundaan.
3.00%
0.00% Numerator Jumlah pasien yang mengalami penundaan
operasi elektif.
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
Denominator Jumlah tindakan operasi elektif.
TAHUN 2013 Capaian TAHUN 2014 Target TAHUN 2015

Ketepatan Jam Visite dokter Spesialis


120.00%
Definisi operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter
100.00% spesialis setiap hari kerja sesuai dengan ketentu
an waktu kepada setiap pasien yang menjadi
80.00%
tanggung jawabnya, yang dilakukan antara
60.00% jam 08.00 sampai dengan 14.00.

40.00% Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00


sampai dengan 14.00 yang disurvei.
20.00%

0.00%
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang
JAN

MAR
APR

JAN

MAR
APR

JAN

MAR
APR
JUN

JUN

JUN
JUL

OKT

JUL

OKT

JUL
MEI

MEI

MEI
FEB

SEP

DES
NOP

FEB

SEP

DES
NOP

FEB
AGT

AGT

disurvei.
TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015

Realisasi Target
PENUTUP
1. Membangun budaya mutu dan keselamatan pasien adalah kebutuhan RS.

2. Akreditasi memerlukan komitmen, pemenuhan sarana, prasarana, alkes,


SDM, regulasi dan tata kelola RS yang baik.

3. Peningkatan mutu di rumah sakit harus berjalan berkesinambungan dan ti


dak terbatas pada akreditasi rumah sakit.

4. Peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit merupakan siklus perbaikan


yang berlangsung kontinu.
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen