Sie sind auf Seite 1von 12

IMPLEMENTASI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

Firdaus MG. Abd Karim


firdauslistanto@ymail.com
(Mahasiswa Program Studi magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The research aimed to describe and analyze the process of policy implementation in the civil
service disciplinary Provincial Service Civil Agency of Central Sulawesi Province and supporting
factors and obstacles in the process of implementation disciplinary policy of civil servant. The
method used qualitative research with descriptive method, five informants and was chosen by
purposive sampling. The data collection technique consisted of interviews, observation and
documentation. Results of the research explained that the implementation of the Civil servants
discipline because four dimensions that were examined, there were four dimensions were not going
well, namely: first, especially communication socialization aspect was not optimal, both for human
resources sufficient quantity, funding, facilities and infrastructure showed inadequate results.
Third, dispositions were attitudes that supported the implementor include honesty, demokratif and
commitment have been done by the implementor but has not maximum yet, therefore, its
implementation has not became effective yet. Fourth, the bureaucratic structure that the main duties
and functions were clear that there was not fragmentation and be flexible.
Keywords: Implementation, Discipline of Civil Service, Communication, Resources, Disposition
and Bureaucratic Structure.

Disiplin mempunyai kekuatan luar biasa profesional, sadar akan tanggungjawabnya


yang dapat mengantar individu, kelompok sebagai pelayan publik serta mampu menjadi
dan bahkan bangsa untuk meraih berbagai hal perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
yang mereka inginkan. Disiplin menjadi Disiplin kerja adalah merupakan modal
langkah teknis dan praktis untuk meraih yang penting dan harus dimiliki oleh aparatur
harapan dan cita-cita. Rendahnya budaya negara sebab menyangkut pemberian
displin sesungguhnya sudah menjadi pelayanan kepada publik. Namun ironisnya,
pengetahuuan umum seluruh elemen kualitas etos kerja dan displin kerja aparatur
masyarakat Indonesia akan tetapi pengetahuan secara umum masih tergolong rendah,
ini belum menjadi kesadaran dan kemauan sehingga perwujudan pemerintahan yang
dalam perilaku yang nyata dalam kehidupan bersih dan berwibawa harus diawali dengan
sehari-hari. peneggakan disiplin nasional di lingkungan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur negara khususnya PNS. Masih
unsur utama sumberdaya manusia aparatur kurangnya dalam mematuhi Peraturan
negara mempunyai peranan yang menentukan kedisiplinan pegawai sehingga dapat
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan menghambat pemerintahan dan pembangunan
dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu nasional, PNS seharusnya menjadi teladan
memainkan peranan tersebut adalah PNS bagi masyarakat secara keseluruhan agar
yang mempunyai kompetensi yang masyarakat dapat percaya terhadap peran
diindikasikan dari sikap disiplin yang tinggi, PNS.
kinerja yang baik serta sikap dan perilakunya Dalam upaya meningkatkan
yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kedisiplinan PNS tersebut sebenarnya
kepada negara, bermoral dan bermental baik, pemerintah Indonesia telah memberikan

84
85 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019

sesuatu kebijakan dengan dikeluarkanya Komposisi jumlah Pegawai Negeri Sipil


Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010 golongan II dan III mengalami peningkatan
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, PNS Proporsi sedangkan golongan I dan IV relatif
sebagai aparat pemerintah dan abdi tetap. Pertumbuhan jumlah pegawai tertinggi
masyarakat diharapkan selalu siap sedia pada tahun 2011 yaitu sebesar 1,06 persen
menjalankan tugas yang telah menjadi dan terendah pada tahun 2013 yaitu minus
tanggungjawabnya dengan baik, namun 2,24 persen. Rata-rata kenaikan jumlah
realitanya sering terjadi dalam suatu instansi, pegawai selama 2010 - 2014 sebesar 0,37
para pegawainya melakukan pelanggaran persen artinya meskipun ada kebijakan untuk
yang menimbulkan ketidakefektifan kinerja mengangkat pegawai honorer namun
pegawai yang bersangkutan. Pemerintah cukup rasional dan konsisten
Dalam rangka itu diperlukan dengan kebijakan “zero growth”.
pengembangan dan penerapan sistem Kedudukan, tugas pokok dan fungsi
pertanggungjawaban yang tepat, jelas terukur Badan Kepegawaian Daerah adalah lembaga
dan legitimate sehingga penyelenggaraan teknis yang menangani kepegawaian yang
pemerintahan dan pembangunan dapat secara operasional berada dibawah dan
berlangsung secara berdaya guna, berhasil bertanggungjawab kepada Gubernur Sulawesi
guna, bersih dan bertanggungjawab serta Tengah melalui Sekretaris Daerah.
bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Tugas pokok Badan Kepegawaian
Badan Kepegawaian Daerah merupakan Unit Daerah adalah melaksanakan manajemen
Satuan Kerja Pemerintah Daerah dari Lingkup kepegawaian Pegawai Negeri Sipil di
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi
yang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Tengah serta mempunyai fungsi :
Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 20 Tahun 1) Perumusan kebijakan teknis dibidang
2013 tentang Perubahan atas Peraturan kepegawaian;
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 07 2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata pemerintahan daerah di bidang
Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan kepegawaian;
Pembangunan dan Lembaga Teknis Daerah 3) Pembinaan dan pemlaian atas kinerja PNS
Provinsi Sulawesi Tengah, Struktur di lingkungan Pemerintahan Provinsi
Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Sulawesi Tengah;
Provinsi Sulawesi Tengah. 4) Pelayanan teknis administratif berdasarkan
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi petunjuk teknis dan pedoman yang
Sulawesi Tengah mencatat jumlah PNS berlaku.
Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
Tengah Jumlah aparatur Pemerintah Daerah 2010 secara tegas disebutkan jenis hukuman
Provinsi Sulawesi Tengah pada periode tahun disiplin pegawai bagi PNS yang tidak
2010- 2014 mengalami kenaikan. Kenaikan mentaati kewajiban dan/atau melanggar
tersebut seiring dengan dikeluarkannya larangan ketentuan disiplin PNS yaitu terdiri
kebijakan Pemerintah untuk mengangkat atas: hukuman disiplin ringan, terdiri atas :
tenaga honor daerah menjadi PNS sejak tahun teguran lisan yaitu teguran lisan bagi PNS
2010 terutama untuk tenaga pendidik dan yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
kesehatan. Kebijakan ini juga berpengaruh selama lima hari kerja, teguran tertulis bagi
terhadap struktur SDM PNS baik menurut PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan
golongan maupun jabatan struktural dan yang sah selama enam hari sampai dengan
fungsional. sepuluh hari kerja dan pernyataan tidak puas
secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk
Firdaus MG Abd Karim, Implementasi Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………………………………86

kerja tanpa alasan yang sah selama sebelas menimbulkan masalah apapun karena mereka
sampai dengan lima belas hari kerja. menggunakan referensi yang sama. Namun
Hukum disiplin sedang, terdiri atas: bagi orang yang berada diluar struktur
penundaan kenaikan gaji berkala selama satu pengembalian kebijaksanaan, istilah-istilah
tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa tersebut mungkin akan membingungkan.
alasan yang sah selama enam belas sampai Kebijakan publik, paling tidak dalam
dengan dua puluh hari kerja, penundaan bentuknya yang positif, pada umumnya dibuat
kenaikan pangkat selama satu tahun bagi berdasarkan landasan hukum dan kewenangan
PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan tertentu, dengan demikian kebijakan publik
yang sah selama dua puluh satu sampai menurut Solichin dalam Waluyo (2007: 191)
dengan dua puluh lima hari kerja dan memiliki daya ikat yang kuat terhadap
penurunan pangkat setingkat lebih rendah masyarakat secara keseluruhan (community as
selama satu tahun bagi PNS yang tidak masuk a whole) dan memiliki daya paksa tertentu
kerja tanpa alasan yang sah selama dua puluh yang tidak memiliki kebijakan-kebijakan
enam sampai dengan tiga puluh hari kerja. yang dibuat oleh organisasi-organisasi swasta.
Hukuman disiplin berat yaitu : Artinya kebijakan publik merupakan suatu
penurunan pangkat setingkat lebih rendah keputusan pemerintah yang memiliki
selama tiga tahun bagi PNS yang tidak masuk kekuatan hukum yang tidak dimiliki oleh
kerja tanpa alasan yang sah selama tiga puluh organisasi swasta.
satu sampai dengan tiga puluh lima hari kerja. Eulau dan Prewitt dalam Hutasoit
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan (2011: 52) mendefenisikan kebijakan adalah
setingkat lebih rendah bagi PNS yang keputusan tetap yang dicirikan oleh
menduduki jabatan struktural atau fungsional konsistensi dan pengulangan (retetitiveness)
tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan tingkah laku dari mereka yang membuat dan
yang sah selama tiga puluh enam sampai dari mereka yang mematuhi keputusan
dengan empat puluh hari kerja, pembebasan tersebut. Defenisi tersebut memberikan arti
dari jabatan bagi PNS yang menduduki bahwa kebijakan merupakan suatu keputusan
jabatan struktural atau fungsional tertentu yang konsisten dari para pembuat dan
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah melaksanakan kebijakan. Artinya, mereka
selama empat puluh satu sampai dengan yang membuat kebijakan harus konsisten
empat puluh lima hari kerja dan dengan kebijakan yang mereka buat, dan bagi
pemberhentian dengan hormat tidak atas mereka yang menjadi pelaksana kebijakan
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak harus konsisten dari kebijakan yang mereka
dengan hormat sebagai PNS, bagi PNS yang buat, dan bagi mereka yang menjadi
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah pelaksana kebijakan harus konsisten pula
selama empat puluh enam hari kerja atau dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
lebih. Easton dalam Santosa (2008: 27)
mendefenisikan kebijakan publik sebagai
Kebijakan Publik pengalokasian nilai-nilai kepada seluruh
Istilah policy (kebijaksanaan) seringkali masyarakat secara keseluruhan. Defenisi
penggunaanya saling dipertemukan dengan tersebut mengartikan bahwa kebijakan publik
istilah-istilah lain seperti tujuan (goals), merupakan pemberian nilai yang ditujukan
program, keputusan, undang-undang, untuk masyarakat secara umum untuk
ketentuan-ketentuan, usulan-usulan dan dijalankan. Perkembangan terakhir
rancangan-rancangan besar, bagi para memberikan batasan dan ruang lingkup yang
pembuat kebijaksanaan (policy makers) dan lebih spesifik dan terfokus tentang kebijakan
para sejawatnya, istilah itu tidaklah publik. Salah satunya dijelaskam oleh Quade
87 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019

dalam Badjuri dan Yuwono (2002: 9) bahwa memerlukan dua macam tindakan yang
kebijakan publik merupakan studi yang berurutan. Pertama, merumuskan tindakan
bersifat aplikabel dan mencakup berbagai yang akan dilakukan kedua, melaksanakan
analisis dalam rangka organisasi publik. tindakan apa yang telah dirumuskan tadi.
Penjelasan tersebut memberikan arti bahwa Secara sederhana implementasi bisa
kebijakan publik merupakan studi yang dalam diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.
aplikasi atau aktivitasnya melakukan analisis Bila dilihat dari kata implementasi bermuara
untuk mencapai tujuan organisasi. pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau
Berdasarkan beberapa pandangan tentang mekanisme suatu sistem. Ungkapan
kebijakan publik diatas, maka dapat ditarik mekanisme mengandung arti bahwa
kesimpulan bahwa kebijakan publik implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
merupakan serangkaian tindakan yang suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah berdasarkan aturan untuk mencapai tujuan
yang mempunyai tujuan atau berorientasi kegiatan, untuk itu dalam
pada tujuan tertentu demi kepentingan publik. mengimplementasikan suatu kebijakan
publik, setiap pelaksana kebijakan atau
Implementasi Kebijakan Publik implementor harus selalu memperhatikan
Gordon dalam Keban (2004: 72) berbagai hal yang kiranya dapat
mengatakan implementasi berkenaan dengan mempengaruhi kebijakan tersebut, termasuk
bebagai kegiatan yang diarahkan pada didalamnya melakukan hal-hal yang dianggap
realisasi program. Artinya implementasi efektif yang membuat implementasi kebijakan
terdapat pada berbagai kegiatan yang itu mencapai sasaran yang telah ditentukan.
tujuannya untuk menyelesaikan kegiatan atau Eulau dan Prewitt dalam Hutasoit
program yang ditetapkan. Kemudian jones (2011: 52) mendefenisikan kebijakan adalah
dalam Widodo (2010: 86) mengartikan keputusan tetap yang dicirikan oleh
implementasi sebagai getting the job done konsistensi dan pengulangan (retetitiveness)
“and” doing it. Pandangan tersebut tingkah laku dari mereka yang membuat dan
merupakan kegiatan yang sangat sederhana dari mereka yang mematuhi keputusan
akan tetapi dengan kesederhanaan rumusan tersebut. Defenisi tersebut memberikan arti
seperti itu tidak berarti implementasi bahwa kebijakan merupakan suatu keputusan
kebijakan merupakan suatu proses kebijakan yang konsisten dari para pembuat dan
yang dapat dilakukan dengan mudah melaksanakan kebijakan. Artinya, mereka
selanjutnya Jones, pelaksanaannya menuntut yang membuat kebijakan harus konsisten
adanya beberapa syarat, antara lain adanya dengan kebijakan yang mereka buat, dan bagi
orang atau pelaksana, dana, dan kemampuan mereka yang menjadi pelaksana kebijakan
organisasional, yang dalam hal ini sering harus konsisten dari kebijakan yang mereka
disebut resources. Oleh karena itu secara buat, dan bagi mereka yang menjadi
lebih lanjut jones merumuskan batasan pelaksana kebijakan harus konsisten pula
implementasi sebagai “a process of getting dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
additional resources so as to figure out what Easton dalam Santosa (2008: 27)
is to be done”. Dalam hal ini implementsi mendefenisikan kebijakan publik sebagai
merupakan proses penerimaan sumber daya pengalokasian nilai-nilai kepada seluruh
tambahan sehingga dapat menghitung apa masyarakat secara keseluruhan. Defenisi
yang harus dikerjakan. Apa yang tersebut mengartikan bahwa kebijakan publik
dikemukakan oleh Jones tentang merupakan pemberian nilai yang ditujukan
implementasi tersebut tidak kurang dari suatu untuk masyarakat secara umum untuk
tahapan kebijakan yang paling tidak dijalankan. Perkembangan terakhir
Firdaus MG Abd Karim, Implementasi Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………………………………88

memberikan batasan dan ruang lingkup yang dikemukakan oleh Jones tentang
lebih spesifik dan terfokus tentang kebijakan implementasi tersebut tidak kurang dari suatu
publik. Salah satunya dijelaskam oleh Quade tahapan kebijakan yang paling tidak
dalam Badjuri dan Yuwono (2002: 9) bahwa memerlukan dua macam tindakan yang
kebijakan publik merupakan studi yang berurutan. Pertama, merumuskan tindakan
bersifat aplikabel dan mencakup berbagai yang akan dilakukan kedua, melaksanakan
analisis dalam rangka organisasi publik. tindakan apa yang telah dirumuskan tadi.
Penjelasan tersebut memberikan arti bahwa Secara sederhana implementasi bisa
kebijakan publik merupakan studi yang dalam diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.
aplikasi atau aktivitasnya melakukan analisis Bila dilihat dari kata implementasi bermuara
untuk mencapai tujuan organisasi. pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau
Berdasarkan beberapa pandangan tentang mekanisme suatu sistem. Ungkapan
kebijakan publik diatas, maka dapat ditarik mekanisme mengandung arti bahwa
kesimpulan bahwa kebijakan publik implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
merupakan serangkaian tindakan yang suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah berdasarkan aturan untuk mencapai tujuan
yang mempunyai tujuan atau berorientasi kegiatan, untuk itu dalam
pada tujuan tertentu demi kepentingan publik. mengimplementasikan suatu kebijakan
publik, setiap pelaksana kebijakan atau
Implementasi Kebijakan Publik implementor harus selalu memperhatikan
Gordon dalam Keban (2004: 72) berbagai hal yang kiranya dapat
mengatakan implementasi berkenaan dengan mempengaruhi kebijakan tersebut, termasuk
bebagai kegiatan yang diarahkan pada didalamnya melakukan hal-hal yang dianggap
realisasi program. Artinya implementasi efektif yang membuat implementasi kebijakan
terdapat pada berbagai kegiatan yang itu mencapai sasaran yang telah ditentukan.
tujuannya untuk menyelesaikan kegiatan atau
program yang ditetapkan. Kemudian jones Implementasi Kebijakan George
dalam Widodo (2010: 86) mengartikan C.Edward III
implementasi sebagai getting the job done Model implementasi kebijakan yang
“and” doing it. Pandangan tersebut dikemukakan oleh Edward menunjuk pada
merupakan kegiatan yang sangat sederhana empat variabel yang berperan penting dalam
akan tetapi dengan kesederhanaan rumusan pencapaian keberhasilan implementasi.empat
seperti itu tidak berarti implementasi variabel tersebut adalah komunikasi, sumber
kebijakan merupakan suatu proses kebijakan daya, disposisi dan struktur birokrasi.
yang dapat dilakukan dengan mudah a. Komunikasi yaitu menunjuk pada setiap
selanjutnya Jones, pelaksanaannya menuntut kebijakan akan dapat dilaksanakan baik
adanya beberapa syarat, antara lain adanya jika terjadi komunikasi efektif antara
orang atau pelaksana, dana, dan kemampuan pelaksana prorgram dengan para
organisasional, yang dalam hal ini sering kelompok sasaran (target groups). Tujuan
disebut resources. Oleh karena itu secara dan sasaran dari program kebijakan dapat
lebih lanjut jones merumuskan batasan disosialisasikan secara baik sehingga dapat
implementasi sebagai “a process of getting menghindari adanya distorsi atas kebijakan
additional resources so as to figure out what dan program, ini menjadi penting karena
is to be done”. Dalam hal ini implementsi semakin tinggi pengetahuan kelompok
merupakan proses penerimaan sumber daya sasaran atas program maka akan
tambahan sehingga dapat menghitung apa mengurangi tingkat penolakan dan
yang harus dikerjakan. Apa yang kekeliruan dalam mengaplikasikan
89 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019

program dan kebijakan dalam ranah yang terhadap implementor dan


sesungguhnya. program/kebijakan.
b. Sumber daya, yaitu menunjuk setiap d. Struktur birokrasi, menunjuk bahwa
kebijakan harus didukung oleh sumber struktur birokrasi menjadi penting dalam
daya yang memadai, baik sumber daya implementasi kebijakan. Aspek struktur
manusia maupun sumber daya finansial. birokrasi ini mencakup dua hal penting,
Sumber daya manusia adalah kecukupan pertama adalah mekanisme, dan struktur
baik kualitas maupun kuantitas organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme
implementor yang dapat melingkupi implementasi program biasanya sudah
seluruh kelompok sasaran sedangkan ditetapkan dalam Standar Operating
sumber daya finansial adalah kecukupan Procedur (SOP) yang dicantumkan dalam
modal investasi atas sebuah Guideline program/kebijakan. SOP yang
program/kebijakan.keduanya harus baik mencantumkan kerangka kerja yang
diperhatikan dalam implementasi jelas, sistematis, tidak berbelit dan mudah
program/kebijakan pemerintah. Sebab dipahami oleh siapapun karena akan
tanpa kehandalan implementor, kebijakan menjadi acuan dalam bekerjanya
menjadi kurang enerjik dan berjalan lambat implementor. Sedangkan struktur
dan seadanya. Sedangkan sumber daya organisasi pelaksana pun sejauh mungkin
financial menjamin keberlangsungan menghindari hal yang berbelit, panjang dan
program/kebijakan tanpa adanya dukungan kompleks. Struktur organisasi pelaksana
financial yang memadai, program tidak harus dapat menjamin adanya
dapat berjalan efektif dan cepat dalam pengambilanm keputusan atas kejadian
mencapai tujuan dan sasaran. luar biasa dalam program secara cepat.
c. Disposisi yaitu menunjuk pada Dan hal ini hanya dapat lahir jika struktur
karakteristik yang menempel erat pada didesain secara ringkas dan fleksibel
implementor kebijakan/program. Karakter menghindari “virus weberian” yang kaku,
yang penting oleh implementor adalah terlalu hirarkis dan birokratis.
kejujuran, komitmen dan demokratis. Keempat variabel tersebut dalam model
Implementor yang memiliki komitmen dan yang dibangun oleh Edward III memiliki
kejujuran yang tinggi akan senantiasa keterkaitan satu dengan yang lain dalam
bertahan diantara hambatan yang ditemui mencapai tujuan dan sasaran
dalam program atau kebijakan. Kejujuran program/kebijakan. Semuanya saling
mengarahkan implementor untuk tetap bersinergi dalam mencapai tujuan dan satu
berada dalam arah program yang telah variabel akan sangat mempengaruhi variabel
digariskan dalam Guideline program. yang lain. Misalnya saja, implementor yang
Komitmen dan kejujuranya membawanya tidak jujur akan mudah sekali melakukan
semakin antusias dam melaksanakan markup dan korupsi atas dana
tahap-tahap program secara konsisten, program/kebijakan dan program tidak dapat
sikap yang demokratis akan meningkatkan optimal dalam mencapai tujuannya. Begitu
kesan baik implementor kebijakan pun ketika watak dari implementor kurang
dihadapan anggota kelompok sasaran. demokratis akan sangat mempengaruhi proses
Sikap ini akan akan menurunkan resistensi komunikasi dengan kelompok sasaran. Model
dari masyarakat dan menumbuhkan rasa dari George C Edward III ini dalam
percaya dan kepedulian kelompok sasaran digambarkan sebagai berikut:
Firdaus MG Abd Karim, Implementasi Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………………………………90

Komunikasi

Sumberdaya

Implementasi

Disposisi

Struktur Birokrasi

Gambar I . Model Implementasi Edward III

Kebijakan Disiplin Pegawai Provinsi, dan PPK Daerah Kabupaten/Kota


Berlakukannya Peraturan Kepala Badan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 Perundang-undangan yang mengatur
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan wewenang pengangkatan, pemindahan dan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang pemberhentian PNS.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka Upaya Administratif adalah prosedur
Peraturan Pemerintah ini dimaksud bertujuan yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak
sebagai pedoman bagi pejabat dan PNS yang puas terhadap hukuman disiplin yang
berkepentingan dalam melaksanakan dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau
ketentuan yang diberlakukannya. dalam banding administratif, Keberatan adalah
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara upaya administratif yang dapat ditempuh
ini yang dimaksudkan dengan : Disiplin PNS oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman
adalah kesanggupan PNS untuk mentaati disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang
kewajiban dan menghindari larangan yang berwenang menghukum kepada atasan pejabat
ditentukan dalam Peraturan Perundang- yang berwenang menghukum, banding
undangan dan/ atau Peraturan kedinasan yang administratif adalah upaya administrtif yang
apabila tidak ditaati, dilanggar, dijatuhi dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
hukuman disiplin, Pegawai Negeri Sipil yang terhadap hukuman disiplin berupa
selanjutnya disingkat PNS adalah PNS Pusat pemberhentian dengan hormat tidak atas
dan PNS daerah, Pelanggaran disiplin adalah permintaan sendiri atau pemberhentian tidak
setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan
yang tidak mentaati kewajiban dan atau oleh pejabat yang berwenang menghukum
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, kepada Pejabat Pembina Kepegawaian
baik yang dilakukan di dalam maupun diluar Daerah Provinsi.
jam kerja, Hukuman Disiplin adalah Jabatan adalah jabatan struktural dan
hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena jabatan fungsional tertentu. Ucapan adalah
melanggar peraturan disiplin PNS, Pejabat setiap kata-kata yang diucapkan dihadapan
Pembina Kepegawaian yang selanjutnya atau dapat didengar oleh orang lain, seperti
disingkat PPK adalah PPK Pusat, PPK Daerah dalam rapat, ceramah, diskusi melalui
91 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019

telepon, radio, televisi, rekaman atau alat mengembangkan karier dan mentaati
komunikasi lainnya, tulisan adalah pernyataan peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh
pikiran dan/ atau perasaan secara tertulis baik pejabat yang berwenang.
dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk Adapun larangan bagi PNS adalah;
gambar, karikatur, coretan, dan lain-lain yang Menyalah gunakan wewenang, menjadi
serupa dengan itu, Perbuatan adalah setiap perantara untuk mendapatkan keuntungan
tingkah laku, sikap atau tindakan yang pribadi dan atau orang lain dengan
dilakukan oleh PNS atau tidak melaksanakan menggunakan kewenangan orang lain, tanpa
sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja
peraturan perundang- undangan yang untuk negara lain dan atau lembaga atau
berlaku, Pejabat yang berwenang menghukum organisasi internasional, bekerja pada
adalah pejabat yang diberi wewenang perusahaan asing, konsultan asing atau
menjatuhakan hukuman disiplin kepada PNS lembaga swadaya masyarakat asing,
yang melakukan pelanggaran disiplin dan memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
atasan pejabat yang berwenang menghukum menyewakan atau meminjamkan barang-
adalah atasan langsung dari pejabat yang barang baik bergerak atau tidak bergerak,
berwenang menghukum. dokumen atau surat berharga milik negara
Kewajiban PNS, adalah: Mengucapkan secara tidak sah, melakukan kegiatan bersama
sumpah/janji PNS, Mengucapkan dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau
sumpah/janji jabatan, Setia dan taat orang lain didalam ataupun diluar lingkungan
sepenuhnya kepada pancasila,UUD 1945 dan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
NKRI, Mentaati segala ketentuan peraturan pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara
perundang-undangan, melaksanakan tugas langsung atau tidak langsung merugikan
kedinasan yang dipercayakan kepada PNS Negara.
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan Memberi atau menyanggupi akan
tanggung jawab, menjunjung tinggi memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
kehormatan negara, pemerintah dan martabat langsung ataupun tidak langsung dan dengan
PNS, mengutamakan kepentingan negara dari dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan,
pada kepentingan sendiri, seseorang dan atau menerima hadiah atau sesuatu pemberian
golongan, memegang rahasia jabatan yang apasaja dari siapapun juga yang berhubungan
menurut sifatnya atau menurut perintah harus dengan jabatan dan atau pekerjaanya,
dirahasiakan bertindak sewenang-wenang terhadap
Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bawahannya, melakukan suatu tindakan atau
bersemangat untuk kepentingan Negara, tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
melaporkan dengan segera kepada atasannya menghalangi atau mempersulit salah satu
apabila mengetahui ada hal yang dapat pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan
membahayakan atau merugikan negara atau kerugian bagi yang dilayani
pemerintah terutama dibidang keamanan,
keuangan, dan materiil, masuk kerja dan
mentaati ketentuan jam kerja, mencapai
sasaran kerja pegawai yang ditetapkan,
menggunakan dan memelihara barang-barang
milik negara dengan sebaik-baiknya,
memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada masyarakat, membimbing bawahan
dalam melaksanakan tugas, memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk
Firdaus MG Abd Karim, Implementasi Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………………………………92

adalah data yang diperoleh langsung secara


Peraturan Pemerintah No 53
langsung informan, wawancara dengan
Tahun 2010 Tentang Disiplin
informan dan data sekunder dalam penelitian
Pegawai Negeri Sipil. ini adalah data yang bersumber dari buku,
dokumen, naskah peraturan-peraturan atau
pihak-pihak lain yang memberikan data yang
Implementasi Kebijakan : memiliki hubungan dengan lokasi dan tujuan
 Komunikasi penelitian. Teknik pengambilan dan
 Disposisi pengumpulan data yang digunakan adalah
 Struktur Birokrasi Pengamatan, Wawancara, Dokumentasi, dan
 Sumber daya Studi Kepustakaan. Teknik Analisa Data yang
(Edward III) digunakan, yaitu Reduksi Data, Display Data,
George C., Implementing dan Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi.
Public Policy, Washington
DC. Congressional Quartly HASIL DAN PEMBAHASAN
Inc. 1980, hal. 148
Kedisiplinan adalah salah satu faktor
yang penting dalam suatu organisasi.
Dikatakan sebagai faktor yang penting karena
Efektifitas Penegakkan disiplin akan mempengaruhi kinerja pegawai
Disiplin Pegawai Negeri Sipil dalam suatu organisasi. Semakin tinggi
pada Badan Kepegawaian disiplin pegawai semakin tinggi pula prestasi
Daerah Propinsi Sulawesi kerja yang dapat dicapai. Disiplin adalah
Tengah dapat terlaksana sesuai merupakan cerminan besarnya tanggung
dengan aturan yang belaku jawab seseorang dalam melakukan tugas-
tugas yang diberikan kepadanya yang
Gambar 2. Alur Pemikiran mendorong gairah dan semangat kerja
seseorang. Pada umumnya disiplin yang baik
METODE apabila pegawai datang ke kantor dengan
teratur dan tepat waktu, dengan berpakaian
Penelitian tentang Implementasi serba baik dan rapih pada tempat bekerjanya.
Kebijakan Penegakan Disiplin Pegawai Mereka menggunakan bahan-bahan dan
Negeri Sipil Badan Kepegawaian Daerah perlengkapan dengan hati-hati. Mereka
Provinsi Sulawesi Tengah menggunakan menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan
metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian yang memuaskan dan mengikuti cara kerja
ini bertempat di Badan Kepegawaian Daerah yang ditentukan oleh organisasi dan
Provinsi Sulawesi Tengah. Pemilihan menyelesaikan dengan sangat baik (Hasibuan,
informan dalam penelitian, dilakukan dengan 2000:190).
metode purposive. Informan yang dipilih Pentingnya peranan disiplin juga
sebanyak 5 (lima) orang, yaitu: 1 orang dikemukakan oleh Musanef (1994:116) yang
Inspektur, 1 orang Kepala Bidang berpendapat bahwa: “Disiplin juga tidak kalah
Pengembangan dan Disiplin, dan 1 orang pentingnya dengan prinsip-prinsip lainnya
Kepala Sub Bidang Disiplin, 2 orang audito artinya disiplin setiap pegawai selalu
Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi mempengaruhi hasil prestasi kerja. Oleh
Tengah. Jenis data yang digunakan dalam sebab itu dalam setiap organisasi perlu
penelitian ini secara umum dapat dibagi ditegaskan disiplin pegawai-pegawainya.
kedalam dua bagian, yaitu: Data primer Melalui disiplin yang tinggi produktivitas
93 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019

kerja pegawai pada pokoknya dapat Hal inilah sedikitnya terdapat 5 (lima)
ditingkatkan. Oleh sebab itu perlu ditanamkan esensi dan Peraturan Pemerintah Nomor 53
kepada setiap pegawai disiplin yang sebaik- Tahun 2010 yang harus diketahui oleh seluruh
baiknya”. PNS. (1) ketidakhadiran PNS tanpa
Disiplin kerja adalah yang memberikan keterangan yang sah dihitung secara
dorongan atau yang menyebabkan pegawai kumulatif. Apabila ketidak hadiran tersebut
bekerja sesuai dengan aturan atau norma- mencapai 46 hari kerja dalam satu tahun
norma yang telah ditetapkan dijatuhi hukuman disiplin berupa
(Ig.Wursanto,1989:108). Selanjutnya Sun Tzu diberhentikan sebagain PNS, dan
dalam Triguno (2000:50) menyatakan: keterlambatan , jam secara kumulatif dihitung
“bahwa segala sesuatu itu tidak akan ada tidak masuk satu hari kerja; (2) atasan
artinya jika tidak disiplin oleh para langsung yang tidak menindak/menjatuhi
pelaksananya”. hukuman pada stafnya yang melanggar
Adapun contoh pelaksanaan disiplin peraturan disiplin yang sama jenisnya dengan
kerja yang baik menurut Strauss (1985:214) hukuman yang seharusnya diterima PNS yang
adalah sebagai berikut: 1. Masuk kerja tepat bersangkutan; (3) atasan bertanggung jawab
waktu, 2. Mentaati instruksi kerja dari secara penuh terhadap kedisiplinan seluruh
supervisor, 3. Menghindari perkelahian, stafnya; (4) pegawai yang tidak masuk kerja
mabuk dan pencurian dan 4. Mencetakan jam tanpa keterangan yang sah selama 5 (lima)
kerja pada waktu hadir. Disiplin bila sudah hari kerja kumulatif dalam saatu tahun
menyatu dengan dirinya, maka sikap atau dijatuhi disiplin; dan (5) bagi PNS yang
perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau menyalahgunakan tugas jabatannya dijatuhi
sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, hukuman disiplin tingkat berat.
bahkan akan sebaliknya akan membebani Pelanggaran terhadap kewajiban masuk
dirinya bila mana ini tidak berbuat kerja dan menaati ketentuan jam kerjamenaati
sebagaimana mestinya. Dengan demikian ketentuan jam kerja dihitung secara kumulatif
disiplin kerja seseorang dalam bekerja sampai dengan akhir tahun
merupakan sikap atau perlakuan ketaatan, berjalan(Pelanggaran yang dilakukan dihitung
ketertiban, tanggungjawab dan loyalitas mulai bulan Januari sampai dengan bulan
pegawai terhadap segala tata tertib yang Desember tahun yang bersangkutan).
berlaku dalam organisasi. Disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagai
Bila pegawai bertindak atau berbuat kekuatan legal formalnya melalui Peraturan
sesuai dengan keinginan organisasi maka Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53
peraturan itu menjadi efektif. Disiplin kerja Tahun 2010 yang menegaskan bahwa
bila pegawai datang tepat waktu, kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mempergunakan alat kantor dengan rasa menaati kewajiban dan menghindari larangan
tanggungjawab, hasil pekerjaan memuaskan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
dan bila bekerja dengan semangat tinggi undangan dan/atau peraturan kedinasan yang
(Larterner,1983:71). Berdasarkan pendapat apabila tidak ditaati atau dilanggar akan
ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dijatuhi hukuman disiplin, Pelanggaran
semakin tinggi tingkat kedisiplinan yang disiplin yang dimaksudkan dapat berupa
dimiliki seorang pegawai maka akan semakin setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
tinggi pula kinerja pegawai. Pada tahun 2014 yang tidak menaati kewajiban dan/ atau
Hanya 0,12% PNS lingkup Pemerintah melanggar larangan ketentuan disiplin PNS,
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah yang baik yang dilakukan di dalam maupun di luar
dikenakan penjatuhan hukuman disiplin. jam kerja.
Firdaus MG Abd Karim, Implementasi Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………………………………94

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3. Agar diperhatikan tingkat kesetaraan dan


keadilan Pegawai Negeri Sipil supaya tidak
Kesimpulan terjadi kesenjangan.
4. Agar disesuaikan antara tingkat pendidikan
Berdasarkan analisis pembahasan hasil sumber daya manusia dengan tugas pokok
penelitian tentang analisis implementasi dan fungsi yang ditugaskan kepadanya.
kebijakan Penegakan Disiplin Pegawai pada
lingkup Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi UCAPAN TERIMA KASIH
Tengah sebagai berikut :
1. Komunikasi dalam hal ini sosialisasi Penulis telah banyak mendapat bantuan,
tentang kejelasan dan konsistensi belum petunjuk dan arahan dari berbagai pihak
berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan terutama Ketua Tim Pembimbing. Ibu Dr. Hj.
dengan adanya hambatan komunikasi Roslina Amu, M.S dan Anggota Komisi
dalam bentuk sosialisasi yang dilakukan Penasehat Ibu Dr. Dirdja N.Yahya, M,Si yang
implementor belum secara optimal telah mencurahkan segenap waktu dan pikiran
dilaksanakan. dalam membimbing dan mengarahkan Penulis
2. Sumber daya kurang berjalan dengan baik, dapat menyelesaikan Tesis ini tepat waktu.,
karena keterbatasan sumber daya manusia Dr. Hasbullah, M.Si., Ketua Tim Penguji, Dr.
yang dimilki, penempatan bukan pada Nawawi Natsir, M.Si., Ketua Tim Penguji,
bidang ilmu dan sarana/prasarana dan Ibu Dr. Intam Kurnia, M.Si., Sekretaris
pendukung yang kurang memadai. Tim Penguji, yang telah banyak meluangkan
3. Disposisi, kurang tepatnya penyelesaian waktunya di sela-sela kesibukan beliau di
pekerjaan yang ada disebabkan karena dalam membimbing penulis dengan arif dan
volume pekerjaan yang begitu banyak, bijaksana.
namun tidak disertai dengan jumlah
pegawai dan kualitas pegawai serta DAFTAR RUJUKAN
penempatan pegawai berdasarkan keahlian.
4. Mekanisme kerja pegawai dalam Badjuri, Abdulkahar & Yuwono, Teguh.
menjalankan tupoksinya, diakui berjalan (2002). Kebijakan Publik Konsep &
cukup baik, walau demikian, masih Strategi. Semarang, Undip Press.
banyak, melakukan pelanggaran, termasuk Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen
disiplin waktu kerja dan kekurang telitian Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
dalam bekerja, namun itu tidak perlu Bumi Aksara, Jakarta.
5. dipermasalahkan. Hutasoit. 2010. Pelayanan publik teori dan
aplikasi. MAGNAScript Publishing.
Rekomendasi Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi
Strategis Admistrasi Publik, Konep,
1. Perlu ditambahkan anggaran untuk Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gava
sosialisasi dan workshop terhadap PP No. Media.
53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Laiterner, Alfred R. 1983. Teknik Memimpin
Negeri Sipil agar informasi dapat Pegawai dan Pekerja. Aksara Baru.
dijangkau oleh seluruh Pegawai Negeri Jakarta.
Sipil pada Badan Kepegawaian Daerah Musanef, 1994, Manajemen Kepegawaian di
Provinsi Sulawesi Tengah. Indonesia, Gunung Agung, Jakarta.
2. Perlu diperhatikannya sarana prasarana Santosa, Pandji. 2008. Administrasi publik
yang ada agar disesuaikan dengan jumlah Teori dan Aplikasi Good Governance.
sumber daya manusia yang ada. Refika Aditama. Jakarta.
95 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019

Santosa, Pandji. 2008. Administrasi Publik,


Teori dan Aplikasi Good Governance.
Refika Aditama : Bandung.
Triguno,2000, Budaya Kerja, PT Golden Terayon
Press, Jakarta.
Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia.
Jakarta; Salemba Empat.
Widdodo,Joko. 2010. Membangun Birokrasi
Berbasis Kinerja. Banyumedia Publishing.
Malang.
Widodo, Joko. 2010. Analisis Kebijakan
Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia.

Das könnte Ihnen auch gefallen