Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
The research aimed to describe and analyze the process of policy implementation in the civil
service disciplinary Provincial Service Civil Agency of Central Sulawesi Province and supporting
factors and obstacles in the process of implementation disciplinary policy of civil servant. The
method used qualitative research with descriptive method, five informants and was chosen by
purposive sampling. The data collection technique consisted of interviews, observation and
documentation. Results of the research explained that the implementation of the Civil servants
discipline because four dimensions that were examined, there were four dimensions were not going
well, namely: first, especially communication socialization aspect was not optimal, both for human
resources sufficient quantity, funding, facilities and infrastructure showed inadequate results.
Third, dispositions were attitudes that supported the implementor include honesty, demokratif and
commitment have been done by the implementor but has not maximum yet, therefore, its
implementation has not became effective yet. Fourth, the bureaucratic structure that the main duties
and functions were clear that there was not fragmentation and be flexible.
Keywords: Implementation, Discipline of Civil Service, Communication, Resources, Disposition
and Bureaucratic Structure.
84
85 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019
kerja tanpa alasan yang sah selama sebelas menimbulkan masalah apapun karena mereka
sampai dengan lima belas hari kerja. menggunakan referensi yang sama. Namun
Hukum disiplin sedang, terdiri atas: bagi orang yang berada diluar struktur
penundaan kenaikan gaji berkala selama satu pengembalian kebijaksanaan, istilah-istilah
tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa tersebut mungkin akan membingungkan.
alasan yang sah selama enam belas sampai Kebijakan publik, paling tidak dalam
dengan dua puluh hari kerja, penundaan bentuknya yang positif, pada umumnya dibuat
kenaikan pangkat selama satu tahun bagi berdasarkan landasan hukum dan kewenangan
PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan tertentu, dengan demikian kebijakan publik
yang sah selama dua puluh satu sampai menurut Solichin dalam Waluyo (2007: 191)
dengan dua puluh lima hari kerja dan memiliki daya ikat yang kuat terhadap
penurunan pangkat setingkat lebih rendah masyarakat secara keseluruhan (community as
selama satu tahun bagi PNS yang tidak masuk a whole) dan memiliki daya paksa tertentu
kerja tanpa alasan yang sah selama dua puluh yang tidak memiliki kebijakan-kebijakan
enam sampai dengan tiga puluh hari kerja. yang dibuat oleh organisasi-organisasi swasta.
Hukuman disiplin berat yaitu : Artinya kebijakan publik merupakan suatu
penurunan pangkat setingkat lebih rendah keputusan pemerintah yang memiliki
selama tiga tahun bagi PNS yang tidak masuk kekuatan hukum yang tidak dimiliki oleh
kerja tanpa alasan yang sah selama tiga puluh organisasi swasta.
satu sampai dengan tiga puluh lima hari kerja. Eulau dan Prewitt dalam Hutasoit
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan (2011: 52) mendefenisikan kebijakan adalah
setingkat lebih rendah bagi PNS yang keputusan tetap yang dicirikan oleh
menduduki jabatan struktural atau fungsional konsistensi dan pengulangan (retetitiveness)
tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan tingkah laku dari mereka yang membuat dan
yang sah selama tiga puluh enam sampai dari mereka yang mematuhi keputusan
dengan empat puluh hari kerja, pembebasan tersebut. Defenisi tersebut memberikan arti
dari jabatan bagi PNS yang menduduki bahwa kebijakan merupakan suatu keputusan
jabatan struktural atau fungsional tertentu yang konsisten dari para pembuat dan
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah melaksanakan kebijakan. Artinya, mereka
selama empat puluh satu sampai dengan yang membuat kebijakan harus konsisten
empat puluh lima hari kerja dan dengan kebijakan yang mereka buat, dan bagi
pemberhentian dengan hormat tidak atas mereka yang menjadi pelaksana kebijakan
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak harus konsisten dari kebijakan yang mereka
dengan hormat sebagai PNS, bagi PNS yang buat, dan bagi mereka yang menjadi
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah pelaksana kebijakan harus konsisten pula
selama empat puluh enam hari kerja atau dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
lebih. Easton dalam Santosa (2008: 27)
mendefenisikan kebijakan publik sebagai
Kebijakan Publik pengalokasian nilai-nilai kepada seluruh
Istilah policy (kebijaksanaan) seringkali masyarakat secara keseluruhan. Defenisi
penggunaanya saling dipertemukan dengan tersebut mengartikan bahwa kebijakan publik
istilah-istilah lain seperti tujuan (goals), merupakan pemberian nilai yang ditujukan
program, keputusan, undang-undang, untuk masyarakat secara umum untuk
ketentuan-ketentuan, usulan-usulan dan dijalankan. Perkembangan terakhir
rancangan-rancangan besar, bagi para memberikan batasan dan ruang lingkup yang
pembuat kebijaksanaan (policy makers) dan lebih spesifik dan terfokus tentang kebijakan
para sejawatnya, istilah itu tidaklah publik. Salah satunya dijelaskam oleh Quade
87 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019
dalam Badjuri dan Yuwono (2002: 9) bahwa memerlukan dua macam tindakan yang
kebijakan publik merupakan studi yang berurutan. Pertama, merumuskan tindakan
bersifat aplikabel dan mencakup berbagai yang akan dilakukan kedua, melaksanakan
analisis dalam rangka organisasi publik. tindakan apa yang telah dirumuskan tadi.
Penjelasan tersebut memberikan arti bahwa Secara sederhana implementasi bisa
kebijakan publik merupakan studi yang dalam diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.
aplikasi atau aktivitasnya melakukan analisis Bila dilihat dari kata implementasi bermuara
untuk mencapai tujuan organisasi. pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau
Berdasarkan beberapa pandangan tentang mekanisme suatu sistem. Ungkapan
kebijakan publik diatas, maka dapat ditarik mekanisme mengandung arti bahwa
kesimpulan bahwa kebijakan publik implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
merupakan serangkaian tindakan yang suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah berdasarkan aturan untuk mencapai tujuan
yang mempunyai tujuan atau berorientasi kegiatan, untuk itu dalam
pada tujuan tertentu demi kepentingan publik. mengimplementasikan suatu kebijakan
publik, setiap pelaksana kebijakan atau
Implementasi Kebijakan Publik implementor harus selalu memperhatikan
Gordon dalam Keban (2004: 72) berbagai hal yang kiranya dapat
mengatakan implementasi berkenaan dengan mempengaruhi kebijakan tersebut, termasuk
bebagai kegiatan yang diarahkan pada didalamnya melakukan hal-hal yang dianggap
realisasi program. Artinya implementasi efektif yang membuat implementasi kebijakan
terdapat pada berbagai kegiatan yang itu mencapai sasaran yang telah ditentukan.
tujuannya untuk menyelesaikan kegiatan atau Eulau dan Prewitt dalam Hutasoit
program yang ditetapkan. Kemudian jones (2011: 52) mendefenisikan kebijakan adalah
dalam Widodo (2010: 86) mengartikan keputusan tetap yang dicirikan oleh
implementasi sebagai getting the job done konsistensi dan pengulangan (retetitiveness)
“and” doing it. Pandangan tersebut tingkah laku dari mereka yang membuat dan
merupakan kegiatan yang sangat sederhana dari mereka yang mematuhi keputusan
akan tetapi dengan kesederhanaan rumusan tersebut. Defenisi tersebut memberikan arti
seperti itu tidak berarti implementasi bahwa kebijakan merupakan suatu keputusan
kebijakan merupakan suatu proses kebijakan yang konsisten dari para pembuat dan
yang dapat dilakukan dengan mudah melaksanakan kebijakan. Artinya, mereka
selanjutnya Jones, pelaksanaannya menuntut yang membuat kebijakan harus konsisten
adanya beberapa syarat, antara lain adanya dengan kebijakan yang mereka buat, dan bagi
orang atau pelaksana, dana, dan kemampuan mereka yang menjadi pelaksana kebijakan
organisasional, yang dalam hal ini sering harus konsisten dari kebijakan yang mereka
disebut resources. Oleh karena itu secara buat, dan bagi mereka yang menjadi
lebih lanjut jones merumuskan batasan pelaksana kebijakan harus konsisten pula
implementasi sebagai “a process of getting dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
additional resources so as to figure out what Easton dalam Santosa (2008: 27)
is to be done”. Dalam hal ini implementsi mendefenisikan kebijakan publik sebagai
merupakan proses penerimaan sumber daya pengalokasian nilai-nilai kepada seluruh
tambahan sehingga dapat menghitung apa masyarakat secara keseluruhan. Defenisi
yang harus dikerjakan. Apa yang tersebut mengartikan bahwa kebijakan publik
dikemukakan oleh Jones tentang merupakan pemberian nilai yang ditujukan
implementasi tersebut tidak kurang dari suatu untuk masyarakat secara umum untuk
tahapan kebijakan yang paling tidak dijalankan. Perkembangan terakhir
Firdaus MG Abd Karim, Implementasi Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………………………………88
memberikan batasan dan ruang lingkup yang dikemukakan oleh Jones tentang
lebih spesifik dan terfokus tentang kebijakan implementasi tersebut tidak kurang dari suatu
publik. Salah satunya dijelaskam oleh Quade tahapan kebijakan yang paling tidak
dalam Badjuri dan Yuwono (2002: 9) bahwa memerlukan dua macam tindakan yang
kebijakan publik merupakan studi yang berurutan. Pertama, merumuskan tindakan
bersifat aplikabel dan mencakup berbagai yang akan dilakukan kedua, melaksanakan
analisis dalam rangka organisasi publik. tindakan apa yang telah dirumuskan tadi.
Penjelasan tersebut memberikan arti bahwa Secara sederhana implementasi bisa
kebijakan publik merupakan studi yang dalam diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.
aplikasi atau aktivitasnya melakukan analisis Bila dilihat dari kata implementasi bermuara
untuk mencapai tujuan organisasi. pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau
Berdasarkan beberapa pandangan tentang mekanisme suatu sistem. Ungkapan
kebijakan publik diatas, maka dapat ditarik mekanisme mengandung arti bahwa
kesimpulan bahwa kebijakan publik implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
merupakan serangkaian tindakan yang suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah berdasarkan aturan untuk mencapai tujuan
yang mempunyai tujuan atau berorientasi kegiatan, untuk itu dalam
pada tujuan tertentu demi kepentingan publik. mengimplementasikan suatu kebijakan
publik, setiap pelaksana kebijakan atau
Implementasi Kebijakan Publik implementor harus selalu memperhatikan
Gordon dalam Keban (2004: 72) berbagai hal yang kiranya dapat
mengatakan implementasi berkenaan dengan mempengaruhi kebijakan tersebut, termasuk
bebagai kegiatan yang diarahkan pada didalamnya melakukan hal-hal yang dianggap
realisasi program. Artinya implementasi efektif yang membuat implementasi kebijakan
terdapat pada berbagai kegiatan yang itu mencapai sasaran yang telah ditentukan.
tujuannya untuk menyelesaikan kegiatan atau
program yang ditetapkan. Kemudian jones Implementasi Kebijakan George
dalam Widodo (2010: 86) mengartikan C.Edward III
implementasi sebagai getting the job done Model implementasi kebijakan yang
“and” doing it. Pandangan tersebut dikemukakan oleh Edward menunjuk pada
merupakan kegiatan yang sangat sederhana empat variabel yang berperan penting dalam
akan tetapi dengan kesederhanaan rumusan pencapaian keberhasilan implementasi.empat
seperti itu tidak berarti implementasi variabel tersebut adalah komunikasi, sumber
kebijakan merupakan suatu proses kebijakan daya, disposisi dan struktur birokrasi.
yang dapat dilakukan dengan mudah a. Komunikasi yaitu menunjuk pada setiap
selanjutnya Jones, pelaksanaannya menuntut kebijakan akan dapat dilaksanakan baik
adanya beberapa syarat, antara lain adanya jika terjadi komunikasi efektif antara
orang atau pelaksana, dana, dan kemampuan pelaksana prorgram dengan para
organisasional, yang dalam hal ini sering kelompok sasaran (target groups). Tujuan
disebut resources. Oleh karena itu secara dan sasaran dari program kebijakan dapat
lebih lanjut jones merumuskan batasan disosialisasikan secara baik sehingga dapat
implementasi sebagai “a process of getting menghindari adanya distorsi atas kebijakan
additional resources so as to figure out what dan program, ini menjadi penting karena
is to be done”. Dalam hal ini implementsi semakin tinggi pengetahuan kelompok
merupakan proses penerimaan sumber daya sasaran atas program maka akan
tambahan sehingga dapat menghitung apa mengurangi tingkat penolakan dan
yang harus dikerjakan. Apa yang kekeliruan dalam mengaplikasikan
89 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 84-95 ISSN: 2302-2019
Komunikasi
Sumberdaya
Implementasi
Disposisi
Struktur Birokrasi
telepon, radio, televisi, rekaman atau alat mengembangkan karier dan mentaati
komunikasi lainnya, tulisan adalah pernyataan peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh
pikiran dan/ atau perasaan secara tertulis baik pejabat yang berwenang.
dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk Adapun larangan bagi PNS adalah;
gambar, karikatur, coretan, dan lain-lain yang Menyalah gunakan wewenang, menjadi
serupa dengan itu, Perbuatan adalah setiap perantara untuk mendapatkan keuntungan
tingkah laku, sikap atau tindakan yang pribadi dan atau orang lain dengan
dilakukan oleh PNS atau tidak melaksanakan menggunakan kewenangan orang lain, tanpa
sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja
peraturan perundang- undangan yang untuk negara lain dan atau lembaga atau
berlaku, Pejabat yang berwenang menghukum organisasi internasional, bekerja pada
adalah pejabat yang diberi wewenang perusahaan asing, konsultan asing atau
menjatuhakan hukuman disiplin kepada PNS lembaga swadaya masyarakat asing,
yang melakukan pelanggaran disiplin dan memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
atasan pejabat yang berwenang menghukum menyewakan atau meminjamkan barang-
adalah atasan langsung dari pejabat yang barang baik bergerak atau tidak bergerak,
berwenang menghukum. dokumen atau surat berharga milik negara
Kewajiban PNS, adalah: Mengucapkan secara tidak sah, melakukan kegiatan bersama
sumpah/janji PNS, Mengucapkan dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau
sumpah/janji jabatan, Setia dan taat orang lain didalam ataupun diluar lingkungan
sepenuhnya kepada pancasila,UUD 1945 dan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
NKRI, Mentaati segala ketentuan peraturan pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara
perundang-undangan, melaksanakan tugas langsung atau tidak langsung merugikan
kedinasan yang dipercayakan kepada PNS Negara.
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan Memberi atau menyanggupi akan
tanggung jawab, menjunjung tinggi memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
kehormatan negara, pemerintah dan martabat langsung ataupun tidak langsung dan dengan
PNS, mengutamakan kepentingan negara dari dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan,
pada kepentingan sendiri, seseorang dan atau menerima hadiah atau sesuatu pemberian
golongan, memegang rahasia jabatan yang apasaja dari siapapun juga yang berhubungan
menurut sifatnya atau menurut perintah harus dengan jabatan dan atau pekerjaanya,
dirahasiakan bertindak sewenang-wenang terhadap
Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bawahannya, melakukan suatu tindakan atau
bersemangat untuk kepentingan Negara, tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
melaporkan dengan segera kepada atasannya menghalangi atau mempersulit salah satu
apabila mengetahui ada hal yang dapat pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan
membahayakan atau merugikan negara atau kerugian bagi yang dilayani
pemerintah terutama dibidang keamanan,
keuangan, dan materiil, masuk kerja dan
mentaati ketentuan jam kerja, mencapai
sasaran kerja pegawai yang ditetapkan,
menggunakan dan memelihara barang-barang
milik negara dengan sebaik-baiknya,
memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada masyarakat, membimbing bawahan
dalam melaksanakan tugas, memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk
Firdaus MG Abd Karim, Implementasi Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………………………………92
kerja pegawai pada pokoknya dapat Hal inilah sedikitnya terdapat 5 (lima)
ditingkatkan. Oleh sebab itu perlu ditanamkan esensi dan Peraturan Pemerintah Nomor 53
kepada setiap pegawai disiplin yang sebaik- Tahun 2010 yang harus diketahui oleh seluruh
baiknya”. PNS. (1) ketidakhadiran PNS tanpa
Disiplin kerja adalah yang memberikan keterangan yang sah dihitung secara
dorongan atau yang menyebabkan pegawai kumulatif. Apabila ketidak hadiran tersebut
bekerja sesuai dengan aturan atau norma- mencapai 46 hari kerja dalam satu tahun
norma yang telah ditetapkan dijatuhi hukuman disiplin berupa
(Ig.Wursanto,1989:108). Selanjutnya Sun Tzu diberhentikan sebagain PNS, dan
dalam Triguno (2000:50) menyatakan: keterlambatan , jam secara kumulatif dihitung
“bahwa segala sesuatu itu tidak akan ada tidak masuk satu hari kerja; (2) atasan
artinya jika tidak disiplin oleh para langsung yang tidak menindak/menjatuhi
pelaksananya”. hukuman pada stafnya yang melanggar
Adapun contoh pelaksanaan disiplin peraturan disiplin yang sama jenisnya dengan
kerja yang baik menurut Strauss (1985:214) hukuman yang seharusnya diterima PNS yang
adalah sebagai berikut: 1. Masuk kerja tepat bersangkutan; (3) atasan bertanggung jawab
waktu, 2. Mentaati instruksi kerja dari secara penuh terhadap kedisiplinan seluruh
supervisor, 3. Menghindari perkelahian, stafnya; (4) pegawai yang tidak masuk kerja
mabuk dan pencurian dan 4. Mencetakan jam tanpa keterangan yang sah selama 5 (lima)
kerja pada waktu hadir. Disiplin bila sudah hari kerja kumulatif dalam saatu tahun
menyatu dengan dirinya, maka sikap atau dijatuhi disiplin; dan (5) bagi PNS yang
perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau menyalahgunakan tugas jabatannya dijatuhi
sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, hukuman disiplin tingkat berat.
bahkan akan sebaliknya akan membebani Pelanggaran terhadap kewajiban masuk
dirinya bila mana ini tidak berbuat kerja dan menaati ketentuan jam kerjamenaati
sebagaimana mestinya. Dengan demikian ketentuan jam kerja dihitung secara kumulatif
disiplin kerja seseorang dalam bekerja sampai dengan akhir tahun
merupakan sikap atau perlakuan ketaatan, berjalan(Pelanggaran yang dilakukan dihitung
ketertiban, tanggungjawab dan loyalitas mulai bulan Januari sampai dengan bulan
pegawai terhadap segala tata tertib yang Desember tahun yang bersangkutan).
berlaku dalam organisasi. Disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagai
Bila pegawai bertindak atau berbuat kekuatan legal formalnya melalui Peraturan
sesuai dengan keinginan organisasi maka Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53
peraturan itu menjadi efektif. Disiplin kerja Tahun 2010 yang menegaskan bahwa
bila pegawai datang tepat waktu, kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mempergunakan alat kantor dengan rasa menaati kewajiban dan menghindari larangan
tanggungjawab, hasil pekerjaan memuaskan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
dan bila bekerja dengan semangat tinggi undangan dan/atau peraturan kedinasan yang
(Larterner,1983:71). Berdasarkan pendapat apabila tidak ditaati atau dilanggar akan
ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dijatuhi hukuman disiplin, Pelanggaran
semakin tinggi tingkat kedisiplinan yang disiplin yang dimaksudkan dapat berupa
dimiliki seorang pegawai maka akan semakin setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
tinggi pula kinerja pegawai. Pada tahun 2014 yang tidak menaati kewajiban dan/ atau
Hanya 0,12% PNS lingkup Pemerintah melanggar larangan ketentuan disiplin PNS,
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah yang baik yang dilakukan di dalam maupun di luar
dikenakan penjatuhan hukuman disiplin. jam kerja.
Firdaus MG Abd Karim, Implementasi Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………………………………94