Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
2 OKTOBER 2016
Sofyan Marwansyah
ABSTRACT
High and low value of a company is determined by the stock price of the company, the better the
stock price of a company, the higher the value of a company and to see the stock price of a company can
be judged from the company's financial performance. In the economy of a country must be supported by
the good performance of the banking public and private. In this study the authors will perform analysis
of the financial performance of banks Capital Adequacy Ratio (CAR), Non-Performing Loan (NPL),
Return on Assets (ROA) and the Loan to Deposit Ratio (LDR) on stock price of BUMN the period 2008
to 2015 were obtained from annual report state-owned banks, the analysis techniques that will be used in
this research is multiple linear regression to obtain a comprehensive picture of the relationship between
the variables and the other variables. The results showed that the variable Return On Asset (ROA)
positive and significant impact on stock price of banks, while the Capital Adequacy Ratio (CAR) has
positive effect and does not significantly influence stock prices, Non-Performing Loan (NPL) a
significant negative effect on stock prices, Loan to Deposit Ratio (LDR) and no significant negative effect
on stock price. Simultaneous test results show there is influence between CAR, NPLs, ROA and LDR
together to share price state-owned bank. The magnitude of the effect was 82.1%, while the remaining
17.9% influenced by other factors outside the research
Keywords : Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, Loan to Deposit Ratio,
and stock price of Banking
198
MONETER, VOL. III NO. 2 OKTOBER 2016
dijaga pada kisaran ratio 85% - 95% untuk DPR terhadap harga saham pada perusahaan
menghasilkan rentabilitas yang baik namun tetap mining
memperhatikan faktor likuiditas. 5. Haryetti (2012:99) menunjukkan bahwa
Rentabilitas bank yang diukur melalui ratio variabel CAR, RORA, NPL, ROE, GWM serta
Return On Asset (ROA) merupakan dampak dari LDR terhadap harga saham secara simultan
ratio CAR, NPL dan LDR. ROA mencerminkan berpengaruh terhadap harga saham pada
kemampuan asset yang dimiliki oleh bank untuk perusahaan perbankan yang go publik. Hasil
menghasilkan laba. Semakin tinggi ROA Penelitian juga menunjukkan bahwa dari
menunjukkan kemampuan bank untuk enam variable yang berpengaruh signifikan
menghasilkan laba semakin baik yang berarti yaitu CAR, RORA, ROE dan LDR, sedangkan
kinerja bank semakin membaik sehingga dapat NPL dan GWM tidak berpengaruh signifikan
mempengaruhi harga saham bank. Namun tehadap harga saham pada perusahaan
demikian, dalam kenyataannya kinerja keuangan perbankan. Berdasarkan hasil penelitian
yang dicerminkan oleh rasio-rasio tersebut diatas secara parsial menunjukkan bahwa variabel
tidak selalu berbanding lurus dengan harga ROE berpengaruh paling dominan terhadap
sahamnya, karena adanya faktor-faktor eksternal harga saham.
lainnya, seperti sentiment pasar, kondisi
perekonomian, kebijakan pemerintah, tingkat II. TINJAUAN PUSTAKA
inflasi dan lain-lain.
Penelitian sebelumnya yang berhubungan Sartono (2005:85) mendefinisikan saham
dengan analisa kinerja keuangan terhadap saham, adalah suatu jenis surat berharga jangka panjang
antara lain : untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.
1. Maria (2015:14) menyatakan bahwa variabel Sedangkan menurut Siamat (2006:68), saham
Earning Per Share berpengaruh signifikan adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian
terhadap harga saham di Bursa Efek modal suatu perseroan terbatas.
Indonesia. Variable Price Earnings Ratio Fahmi (2012:81) mendefinisikan saham
berpengaruh siginfikan terhadap harga saham adalah (1). Tanda bukti penyertaan kepemilikan
di Bursa Efek Indonesia. Variabel Return On modal/dana pada suatu perusahaan. (2). Kertas
Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
harga saham di Bursa Efek Indonesia, dan perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban
Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. (3).
signifikan terhadap harga saham di Bursa Persediaan yang siap untuk dijual.
Efek Indonesia Darmadji dan Fakhruddin (2001:115)
2. Indra (2015:189) menyatakan bahwa variabel mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan
bebas (LDR, NPL, CAR, and ROE) secara atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
simultan berpengaruh signifikan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud
harga saham. Secara parsial, LDR, CAR dan saham adalah selembar kertas yang menerangkan
ROE berpengaruh signifikan terhadap harga bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
saham. Sementara, NPL tidak berpengaruh perusahaan yang menerbitkan surat berharga
terhadap harga saham. tersebut. Posisi kepemilikan ditentukan oleh
3. Sanjaya (2014: 42) menyatakan bahwa seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
variabel Return On Asset (ROA) dalam perusahaan tersebut.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Harga Saham Perbankan, sedangkan Capital 2.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Harga Saham
Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh negatif dan tidak signifikan Arifin (2004:116) mengemukakan faktor-
terhadap Harga Saham pada perusahaan faktor yang memicu berfluktuasinya harga saham
perbankan. Hasil uji secara simultan yaitu :
menunjukkan terdapat pengaruh antara CAR, 1. Kondisi Fundamental Emiten adalah faktor
NPL, ROA dan LDR secara bersama-sama yang berkaitan langsung dengan kinerja
terhadap harga saham perusahaan perbankan emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja
yang go public di Bursa Efek Indonesia emiten maka semakin besar pengaruhnya
4. Zuliarni (2012:47) menunjukkan bahwa terhadap kenaikan harga saham. Begitu juga
terdapat pengaruh ROA terhadap harga sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten
saham, terdapat pengaruh PER terhadap maka semakin besar kemungkinan
harga saham dan tidak ada pengaruh antara merosotnya harga saham yang diterbitkan
dan diperdagangkan. Selain itu, keadaan
199
MONETER, VOL. III NO. 2 OKTOBER 2016
emiten akan menjadi tolak ukur seberapa memprediksi seberapa kondusif keadaan
resiko yang dapat ditanggung oleh investor. negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa
2. Faktor hukum permintaan dan penawaran dilaksanakan. Ini akan berdampak pada
berada di urutan kedua setelah faktor pergerakan harga saham di bursa.
fundamental karena begitu investor tahu
kondisi fundamental perusahaan, maka Fahmi (2012.87) menjelaskan bahwa harga
tentunya mereka akan melakukan transaksi saham suatu perusahaan ditentukan oleh beberapa
baik jual maupun beli. Transaksi inilah yang faktor, yaitu kondisi Mikro dan Makro Ekonomi,
akan mempengaruhi fluktuasinya harga kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk
saham. ekspansi (perluasan usaha) seperti membuka
3. Tingkat suku bunga yang dimaksud suku Kantor Cabang (brand office), Kantor Cabang
bunga di sini adalah suku bunga yang Pembantu (sub brand office) baik yang dibuka di
diberlakukan Bank Indonesia (BI) selaku domistik maupun luar negeri, pergantian direksi
bank sentral dengan mengeluarkan Sertifikat secara tiba-tiba, adanya direksi atau komisaris
Bank Indonesia (SBI). Pemerintah melalui BI perusahaan yang terlibat tindak pidana dan
akan menaikkan tingkat suku bunga guna kasusnya sudah masuk ke pengadilan, kinerja
mengontrol perekonomian nasional atau yang perusahaan yang terus mengalami penurunan
sering disebut Kebijakan Moneter. Selain dalam setiap waktunya, risiko sistematis, yaitu
kebijakan moneter, pemerintah juga bisa suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh
mengeluarkan kebijakan fiskal seperti pajak dan telah menyebabkan perusahaan ikut terlibat,
dan sebagainya. Bunga yang tinggi akan dan efek dari psikologi pasar yang ternyata
berdampak pada alokasi dana investasi para mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.
investor. Investasi produk bank seperti
deposito atau tabungan jelas lebih kecil Weston dan Brigham (2001:25)
risikonya dibanding investasi dalam bentuk mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
saham. Karenanya, investor akan menjual harga saham, yaitu :
sahamnya dan dananya kemudian 1. Laba perlembar saham (Earning Per Share /
ditempatkan di bank. Penjualan saham secara EPS)
serentak ini akan berdampak pada penurunan Semakin tinggi laba per lembar saham yang
harga saham secara signifikan. dihasilkan oleh perusahaan akan mendorong
4. Valuta Asing dalam kehidupan investor untuk melakukan investasi yang
perekonomian global dewasa ini hampir tak lebih besar lagi, sehingga harga saham
ada satupun negara di dunia yang bisa perusahaan akan meningkat.
menghindari perekonomiannya dari pengaruh 2. Tingkat bunga, dapat mempengaruhi harga
US dollar. Ketika suku bunga dollar naik, saham dengan cara :
maka para investor terutama investor asing a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal
akan menjual sahamnya untuk ditempatkan antara saham dengan obligasi, apabila
di bank dalam bentuk dollar. Adanya suku bunga naik maka investor akan
penjualan saham tersebut otomatis harga menjual sahamnya untuk ditukarkan
saham menjadi turun. dengan obligasi. Hal ini akan
5. Dana asing di bursa perlu diketahui karena menurunkan harga saham. Hal sebaliknya
memiliki dampak yang sangat besar. Jika juga akan terjadi apabila tingkat bunga
sebuah bursa dikuasai oleh investor asing mengalami penurunan.
maka ada kecenderungan transaksi saham b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini
sedikit banyak tergantung pada investor terjadi karena bunga adalah biaya,
asing tersebut. semakin tinggi suku bunga maka semakin
6. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rendah laba perusahaan. Suku bunga juga
IHSG sebenarnya lebih mencerminkan mempengaruhi kegiatan ekonomi yang
kondisi keseluruhan transaksi bursa saham juga akan mempengaruhi laba
yang terjadi jika dibandingkan menjadi perusahaan.
ukuran kenaikan maupun penurunan harga 3. Jumlah kas deviden yang dibagi
saham. Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi
7. News dan Rumors. Yang dimaksud news dan menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam
rumors adalah semua berita yang beredar di bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan
tengah masyarakat yang menyangkut sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu
berbagai hal baik itu masalah ekonomi, faktor yang mempengaruhi harga saham,
sosial, politik dan lain sebagainya. Dengan maka peningkatan pembagian deviden
adanya berita tersebut para investor bisa merupakan salah satu cara untuk
200
MONETER, VOL. III NO. 2 OKTOBER 2016
201
MONETER, VOL. III NO. 2 OKTOBER 2016
D. Laba (Rentabilitas)
Pengertian laba yang dianut oleh stuktur
akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara
pengukuran pendapatan yang direalisasi dan
transaksi yang terjadi dalam satu periode
dengan biaya yang berkaitan dengan
Gambar 1. Kerangka teoritis pendapatan tersebut (Chariri dan Ghozali,
Sumber: Hasil pengolahan data (2016) 2007:84). Indikator yang dipergunakan untuk
mengukur laba (rentabilitas) adalah Return
A. Modal Of Asset (ROA). Persamaan ROA dapat
Modal adalah dana yang ditempatkan pihak dituliskan sebagai berikut
pemegang saham yaitu pihak pertama pada bank
yang memiliki peranan sangat penting sebagai
penyerap jika timbul kerugian (risk loss). Aspek
permodalan dinilai berdasarkan pada Kewajiban Variabel terikat (dependen) dalam penelitian
Kecukupan Penyediaan Modal Minimum ini adalah harga saham. Harga saham yang
(KPMM) yang diukur dengan Capital Adequacy digunakan merupakan harga saham akhir tahun
Ratio (CAR). Rasio ini dapat digambarkan sebagai dari masing-masing perusahaan perbankan yang
berikut (Siamat,1993: 271) : diukur dalam rupiah per lembar saham.
Variabel bebas (independen) dalam
penelitian ini adalah modal yang diukur dengan
CAR, kualitas kredit yang diukur dengan NPL,
likuiditas yang diukur dengan LDR, dan
B. Kualitas Kredit rentabilitas yang diukur dengan ROA.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah menggunakan analisis linier berganda untuk
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. menguji pengaruh antara LDR, NPL, CAR dan
Kualitas kredit bank umum terdiri dari Lancar, ROA terhadap Harga Saham.
Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Uji asumsi klasik merupakan prasyarat yang
Diragukan dan Macet. Indikator yang harus dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui
dipergunakan untuk mengukur kualitas kredit kelayakan suatu model regresi berganda. Yakni
adalah Non Performing Loan (NPL). Persamaan Uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
NPL dapat dituliskan sebagai berikut : heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi
Mean 0
Normal Parametersa,b Std.
0,36840562
Deviation
Absolute 0,149
Most Extreme Differences Positive 0,07
Negative -0,149
Kolmogorov-Smirnov Z 0,841
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,48
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig 2 – tailed) baik adalah tidak terjadi multikolinearitas
sebesar 0,48. Karena signifikansi lebih dari 0,05 sempurna. Untuk mengetahui terjadinya
(0,48 > 0,05) maka nilai residual terdistribusi multikolinearitas dapat melalui Tolerance dan
secara normal atau memenuhi asumsi klasik Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
normalitas. menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Hasil yang
4.2. Uji Multikolinieritas ditunjukan dalam output SPSS maka besarnya
tolerance dan VIF dari keempat variabel bebas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk yang digunakan (LDR, NPL, CAR dan ROA) dapat
menguji apakah model regresi ditemukan adanya dilihat melalui tabel 2
Berdasarkan tabel 2, nilai tolerance masing- Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
masing variabel lebih dari 0,1 dan nilai VIF apakah dalam model regresi berganda terdapat
masing-masing variabel kurang dari 10 maka korelasi antar kesalahan pengganggu (residual)
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah pada periode t dengan kesalahan pada periode
multikolinearitas pada model regresi. sebelumnya t-1. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Kesimpulan
4.3. Uji Autokorelasi untuk menentukan terjadinya autokorelasi ataupun
tidak, dilakukan melalui uji Durbin-Watson (DW)
203
MONETER, VOL. III NO. 2 OKTOBER 2016
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya
nilai signifikansi masing-masing dari keempat pengaruh variabel-variabel bebas (independen)
variabel independen lebih dari 0,05. Dengan yaitu LDR, NPL, CAR dan ROA terhadap variabel
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi terikat (dependen) yaitu Harga Saham.
masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Berdasarkan perhitungan melalui komputer
dengan menggunakan program SPSS versi 21
4.5. Uji Regresi Linear Berganda diperoleh hasil regresi sebagaimana terlihat pada
tabel 5
Analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil pengujian regresi linier pengaruhnya adalah ROA dengan koefisien
diatas, pengaruh variabel-variabel bebas terhadap sebesar 0,338. Variabel yang paling kecil
harga saham dapat ditentukan dengan persamaan pengaruhnya adalah NPL dengan koefisien -0,357.
berikut: Harga Saham = 8,224 + 0,071CAR + Dari persamaan tersebut dapat terlihat juga bahwa
0,338 ROA – 0,015 LDR–0,357 NPL variabel bebas ROA berpengaruh positif terhadap
Harga Saham yang berarti meningkatnya variabel
Berdasarkan persamaan tersebut diketahui ini akan menaikkan nilai Harga Saham.
bahwa variabel bebas yang paling besar Sedangkan variabel NPL dan LDR memberikan
204
MONETER, VOL. III NO. 2 OKTOBER 2016
pengaruh negatif terhadap Harga Saham, yang Koefisien determinasi R square (R2) pada
berarti meningkatnya NPL dam LDR intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
mengakibatkan menurunnya nilai Harga Saham variabel independen mempengaruhi dependen.
Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat
4.6. Uji Koefisien Determinasi pada Tabel 6
Berdasarkan hasil tabel uji ANOVA atau F bahwa keempat variabel bebas berpengaruh
test yang ditunjukkan pada Tabel 9 diperoleh nilai signifikan terhadap variabel terikat
F hitung sebesar 25,294 dengan tingkat
signifikansi 0,000. F tabel statistik pada tingkat 4.8. Uji Statistik t.
signifikansi 0,05 dengan df 1 = 4 dan df 2 = 27,
diperoleh hasil untuk F tabel sebesar 2,73. Karena Uji t atau uji statistik t pada dasarnya
F hitung > F tabel atau 30,94> 2,73 maka Ho menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa keempat variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
variabel bebas secara simultan berpengaruh menganggap variabel bebas lainnya konstan
terhadap Harga Saham. Dengan tingkat signifikasi (Ghozali, 2011:17). Dalam hal ini untuk
dibawah 0,05 (0,000< 0,05) maka disimpulkan mengetahui apakah secara parsial variabel LDR,
205
MONETER, VOL. III NO. 2 OKTOBER 2016
NPL, CAR dan ROA berpengaruh atau tidak statistik t dapat ditunjukkan pada Tabel 8
berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil uji
Berdasarkan hasil pengujian tersebut juga dalam mengukur rasio keuangan yang sama pada
diketahui bahwa tingkat signifikansi ROA, LDR, masing-masing bank.
NPL masing-masing sebesar 0,007, 0,026 dan Hasil uji signifikansi individual (uji t)
0,013. Karena tingkat signifikansi tersebut berada menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang
dibawah 0,05 maka dapat dikatakan ROA, LDR diwakili oleh CAR dan LDR tidak berpengaruh
dan NPL secara parsial berpengaruh signifikan signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROA
terhadap harga saham. Sementara tingkat berpengaruh secara signifikan terhadap harga
signifikansi CAR sebesar 0,085atau berada diatas saham. Hasil Uji Simultan (uji F) menunjukkan
0,05. Dengan demikian dapat dikatakan CAR tidak bahwa semua variabel independen yaitu CAR,
berpengaruh secara signifikan terhadap harga LDR dan ROA berpengaruh secara signifikan
saham. terhadap variabel dependen (harga saham).
Haryetti, 2012. Analisis pengaruh kinerja Muljono, Teguh P, 1995, Analisa Laporan
keuangan terhadap harga saham pada Keuangan Untuk Perbankan, Djambatan,
perusahaan perbankan yang go publik di Jakarta
bursa efek Indonesia. Jurnal sosial ekonomi
pembangunan tahun iii no. 7, november 88 – Sartono, A. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi
102 Keempat. Yogyakarta. Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM.
Indra Satria dan Iha Haryani Hatta. 2015.
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Siamat. D 1993. Manajemen Bank Umum.
Saham 10 Bank Terkemuka Di Indonesia. Jakarta. Intermedia
Jurnal Akuntansi. Volume XIX, No.02 Mei
2015: 179-191 Siamat, D. 2006. Manajemen Lembaga Keuangan.
Edisi Kedua. Jakarta. LPEE – UI
Maria, fitriana. gere. 2015. Pengaruh kinerja
keuangan terhadap harga saham perusahaan Sanjaya, Dimas dan Made. 2014. Pengaruh kinerja
manufaktur di bursa efek Indonesia. jurnal keuangan terhadap harga saham perbankan
ilmu dan riset manajemen volume 4, nomor yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
8, agustus 2015 skripsi. universitas diponegoro. Semarang
Mulyadi dan Setyawan, J. 2005. Sistem Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F. 2001.
Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga
Edisi 2. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Munawir, S. 2005. Analisa Laporann Keuangan. Zuliarni. Sri. 2012. Pengaruh kierja keuangan
Edisi Keempat. Yogyakarta. Liberty terhadap harga sahm pada perusahaan mining
and mining service di bursa efek indonsia.
Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 3 No. 1. Oktober.
207