Sie sind auf Seite 1von 16

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN PENYESUAIAN

Disusun Oleh :
Ceasar Abdilla Rahman
1710221094

Pembimbing :
dr. Mardi Susanto Sp.Kj (K)
dr. Tribowo T Ginting SP.Kj (K)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2018

1
SURAT PERNYATAAN

Laporan kasus ini diajukan oleh :

Nama : Ceasar Abdilla Rahman


NIM : 1710221094
Program Studi : S1 Fakultas Kedokteran
Tahun Akademik : Mei 2018

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan laporan kasus
saya yang berjudul :

GANGGUAN PENYESUAIAN

Apabila suatu saat terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang
telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, Mei 2018

Ceasar Abdilla Rahman

2
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Usia : 63 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Pensiunan/Ibu PKK

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2018, pukul
10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta.

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta untuk kontrol penyakit
dan meminta obat karena sudah habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang ke poli psikiatri RSUP Persahabatan dengan suaminya, pasien datang
menggunakan grab. Penampilan pasien sesuai usia, menggunakan baju kemeja dan
kerudung, pasien datang untuk kontrol penyakit dan meminta obat dikarenakan sudah habis.
Pasien sekarang mengeluhkan masih sulit tidur, sulit tidur dirasakan hingga membuat
aktifitas terganggu, sekali tertidur terbangun cepat dan tidak bisa tidur kembali,pasien
mengatakan bahwa sulit tidur berawal dari 1 tahun lalu. Pasien mengaku kondisi susah
tidurnya berawal ketika pasien memikirkan mengenai penyakit yang dideritanya yaitu
katarak yang akan segera di operasi.
Pasien juga selalu merasa cemas setiap memikirkan operasi katarak yang akan
dijalaninya tersebut. Pasien mengaku, cemas pasien membuat pasien menjadi gelisah,
berdebar-debar, dan keringat dingin sehingga berefek pada kondisi sulit tidurnya, pasien
merasa sangat khawatir apabila akan di operasi, mengenai efek sampingnya dan saat akan
di operasi.

3
Kondisi ini yang membuat pasien menjadi gelisah, setiap saat pasien terus memikirkan
mengenai operasi katarak yang akan dijalani, pasien diberi tenggang waktu untuk
memtuskan selama 3 bulan kedepan. Pasien menjadi sulit tidur apabila memikirkan hal
tersebut. Selain itu pasien juga sedikit merasa ketakutan, dan selalu menanyakan mengenai
obat yang diberikan dokter sebelumnya, pasien mengutarakan setelah diberi obat pusing,
pasien semakin menjadi tidak bisa tidur. Pasien berulang kali menanyakan obat yang
diberikan dokter apakah efeknya bisa menyebabkan susah tidur atau tidak berulang kali
setelah wawancara
Pasien pernah merasakan sedih yang mendalam ketika mengetahui dirinya sakit katarak
dan harus dioperasi, sehingga menjadikan pasien hilang minat, sering mengurung diri
dikamar, dan malas makan. Pasien mengaku tidak pernah mendengar sesuatu bisikan yang
orang lain tidak bisa dengar, ataupun melihat yang orang lain tidak bisa lihat.
Pasien ditanya mengenai matematika dasar dan pengetahuan umum, yaitu 100
dikurangi 7, pasien bisa menjawab 93, lalu ditanya lagi 93 dikurang 7 pasien dapat
menjawab 86. Pertanyaan tersebut dijawab cepat dan tepat oleh pasien, hal ini menunjukan
bahwa fungsi kognitif pasien masih tergolong baik.
Pasien ditanya mengenai pengetahuan umum, dimana ditanya siapakah presiden
Indonesia yang perempuan , pasien dengan lugas menjawab “Megawati”. Saat ditanya
pasien naik apa ke rumah sakit, pasien bisa menceritakan rinci bahwa pasien datang
kerumah sakit dengan Grab dan dapat menjelaskan rute perjalan dari rumah hingga rumah
sakit.
Pasien diberikan arahan untuk mengikuti dan mengahafal kata kata yang diberikan
pemeriksa, seperti “Baju kursi celana” dengan cepat setelah diucapkan pemeriksa, maka
pasien dapat mengikuti dengan sempurna. Pemeriksa lalu mengalihkan, dan menanyakan
hal lain yang setelah itu pemeriksan menanyakan kembali 3 hal yang diucapkan tadi, dan
pasien dapat menjawab dengan tepat dan cepat. Selain itu, pemeriksa juga menanyakan
kepada pasien dimanakah ia berada sekarang, pasien lalu menjawab berada di poli jiwa, lalu
pemeriksa mengajukan pertanyaan kembali, sedang apa sekarang yang dilakukan, lalu
pasien menjawab wawancara, hal ini menunjukan daya ingat jangka menengah, pendek dan
segera, serta orientasi waktu dan tempat pada pasien baik.
Menurut pengakuan pasien, pasien dilahirkan secara normal, tidak ada masalah serius
saat pasien dilahirkan atau saat proses persalinan. Tumbuh kembang pasien diakui cukup
baik, saat anak-anak hingga remaja, pasien bisa berkomunikasi dan bergaul dengan baik
dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pendidikan pasien dinilai baik karena
4
memenuhi kriteria wajib belajar 9 tahun dimana pasien menempuh pendidikan TK, SD,
SMP, dan SMA dan pasien dapat mengingat dimana ia sekolah dahulu. Pasien mengaku
tidak ada masalah saat pendidikan seperti dikeluarkan dari sekolah atapun tinggal kelas. Hal
ini menunjukan bahwa ingatan jangka panjang pasien baik dan tidak terdapat mental
retardasi.
Pasien diminta untuk menerangkan apa arti “ panjang tangan”, pasien dapat menjawab
bahwa artinya adalah pencuri. Lalu pasien ditanya , jika pasien berada di pinggir jalan dan
melihat anak 5 tahun ingin menyebrang, apakah yang pasien lakukan?, pasien menjawab
akan membantu anak tersebut untuk menyebrang. Hal ini menunjukan bahwa uji daya nilai
dan abstraksi pada pasien tergolong baik dan normal.
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan pemeriksa diatas, pasien dapat menjawab
dengan tepat, cepat, dan akurat. Hal ini menunjukan bahwa pada pasien, fungsi kognitif,
pengetahuan umum, daya ingat jangka panjang, menengah,pendek, dan segera pasien baik,
serta orientasi, uji daya abstraksi dan uji daya nilai pasien dinilai baik dan tidak ditemukan
adanya gangguan, sehingga dalam pemeriksaan, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat adanya gangguan mental organik, serta mental retardasi pada pasien.
Pasien juga tidak pernah menggunakan NAPZA dalam bentuk apapun serta minum-
minuman berakohol hal ini dapat disimpulkan bahwa sulit tidur pasien bukan dikarenakan
bahan bahan zat adiktif.
Saat ditanya bagaimana perasaannya akhir-akhir ini pasien mengatakan biasa saja
dengan wajah datar, namun pasien membutuhkan obat untuk mengatasi sulit tidurnya,
pasien mengaku diberikan obat pusing, namun menjadikan pasien semakin tidak bisa tidur,
pasien berulang kali menanyakan apakah hal tersebutlah yang menyebabkan pasien menjadi
sulit tidur.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada
2. Riwayat Gangguan Medik
Katarak
3. Riwayat penggunaan zat psikotropika atau alkohol
Tidak pernah
4. Riwayat Gangguan Neurologi
Tidak ada

5
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perinatal
Pasien lahir normal
2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja
Pasien tumbuh kembang sesuai dengan usianya dan tidak ditemukan adanya kelainan
selama masa tumbuh kembangnya.
3. Riwayat pendidikan
SD Jakarta
SMP Jakarta
SMA Jakarta
4. Riwayat Pekerjaan
Ibu PKK
5. Riwayat pernikahan
Pasien menikah dan memiliki 4 orang anak
6. Riwayat agama
Pasien beragama islam
7. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien

E. Situasi Sosial Sekarang


Pasien memiliki 4 orang anak, 3 perempuan dan 1 laki-laki, ketiga anak perempuan
pasien sudah menikah dan tinggal bersama pasien, hubungan antara dirinya dengan anak-
anaknya masih baik, sedangkan dengan lingkungan sekitar juga baik, tidak terdapat masalah.
Pasien berobat menggunakan dana pribadi, penghasilan pasien didapatkan dari pekerjaan
pasien yang sekarang rutin di jalani sebagai Ibu PKK dan Kader dilingkungan sekitar rumahnya

F. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya


Persepsi mengenai dirinya dan kehidupan, atau keinginan yang ingin dicapai pasien saat
ini adalah ingin hidup sehat, panjang umur, dan berguna bagi orang lain

6
I. STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan usia 63 tahun datang sendiri ke poliklinik. Usia sesuai dengan
penampilan, rapi dan sopan.
 Keadaan umum: compos mentis
 Kontak psikis: kontak psikis baik, komunikasi baik
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
 Cara berpakaian: baik
 Cara berjalan: berjalan tanpa bantuan
 Aktivitas psikomotor: kooperatif, tenang, kontak mata baik, dapat
menjawab pertanyaan dengan baik, dan tidak terdapat gerakan-gerakan
involunter.
3. Pembicaraan
 Kuantitas: baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dokter
dan mengungkapkan isi hati dan keluhan pasien
 Kualitas: baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume cukup, isi
pembicaraan dapat dimengerti namun memutar mutar atau selalu
menanyakan mengenai obat yang diberikan
4. Sikap terhadap pemeriksa
a. Pasien kooperatif
b. Keadaan Afektif
1. Mood: biasa-biasa saja
2. Afek: terbatas
3. Keserasian: serasi
4. Empati: pemeriksa dapat merabarasakan apa yang dirasakan pasien.
c. Intelektualitas
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien saat ini adalah SMA. Pengetahuan umum dan
kecerdasan pasien baik, diketahui dari pertanyaan mengenai presiden
yang diajukan pemeriksa dan pasien selalu naik kelas.

7
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi optimal. Pasien dapat mengikuti proses tanya jawab
dari awal hingga selesai, nampak pasien tidak menunjukkan kesulitan
selama tanya-jawab.
3. Orientasi
 Waktu: baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya jawab yaitu
pada siang hari
 Tempat: baik, mengetahui tempat saat dilakukan tanya jawab yaitu
di Poliklinik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan
 Orang: baik, mengetahui sedang berbicara dengan dokter
 Situasi: baik, pasien mengetahui bahwa sedang konsultasi dengan
dokter
4. Daya ingat
 Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat jenjang pendidikan saat SD,
SMP, SMA.
 Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien masih dapat mengingat kegiatan yang dilakukan di
minggu-minggu terakhir yaitu pasien membersihkan rumah,
memasak dan melakukan pekerjaan sebagai kader untuk mengantar
orang-orang sakit yang membutuhkan bantuan untuk berobat jalan
di RS, dan sebagai ibu PKK
 Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien menyatakan datang menggunakan Grab dan
menjabarkan secara detail rute dari rumah hingga sampai ke rumah
sakit.
 Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulangi 3 kata yang disebutkan yaitu “baju,
celana dan sepatu”.

8
5. Pikiran abstrak
Baik. Pasien dapat mengartikan pribahasa “panjang tangan” yaitu
pencuri
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengurus diri sendiri.

d. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
 Halusinasi auditorik : tidak ada
 Halusinasi visual : tidak ada
 Halusinasi olfaktori : tidak ada
 Halusinasi gustatory : tidak ada
 Halusinasi taktil : tidak ada
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi: tidak ada
Derealisasi: tidak ada

e. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas: baik, pasien dapat menjawab spontan.
b. Kontinuitas: baik, pasien dapat menjawab semua pertanyaan.
2. Isi pikiran
a. Preokupasi: tidak ada
b. Gangguan pikiran
1. Delusion of control : tidak ada
2. Delusion of reference : tidak ada
3. Delusion of grandiosity : tidak ada
4. Delusion of persecution : tidak ada
5. Thought of broadcasting : tidak ada

f. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls, pasien tidak mengalami perubahan
mood secara mendadak semenjak dimulainya wawancara.

9
g. Daya Nilai
1. Norma sosial
Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan baik dan mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitar.
2. Uji daya nilai
Baik, ketika ditanyakan apa yang harus dilakukan ketika pasien melihat
seorang anak kecil ingin menyebrang jalan, ia menjawab akan
membantu menyebrangkan anak tersebut.
3. Penilaian realitas
Pada pasien tidak terdapat gangguan dalam menilai realita

h. Persepsi Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien


Pasien tahu tentang penyakitnya dan mau berobat atas keinginannya sendiri

i. Tilikan
Tilikan derajat 6 yaitu ada pasien mengetahui tentang penyakitnya dan mau
berobat atas keinginannya sendiri

j. Taraf Dapat Dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien
dapat dipercaya karena konsistensi jawaban pasien dari pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan dari awal proses tanya jawab hingga akhir tanya
jawab.

II. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
 Keadaan umum: baik, compos mentis
 Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, HR : 82x/menit, RR : 16x/menit
 System kardiovaskular: kesan tidak ada kelainan
 System dermatovenereologi: kesan tidak ada kelainan
 System musculoskeletal: kesan tidak ada kelainan
 System urogenital: kesan tidak ada kelainan
 Gangguan khusus: tidak ada kelainan

10
b. Status Neurologis
 Saraf cranial: kesan tidak ada kelainan
 Saraf motorik: kesan tidak ada kelainan
 Sensibilitas: kesan tidak ada kelainan
 Saraf vegetatif: kesan tidak ada kelainan
 Fungsi luhur: kesan tidak ada kelainan
 Gangguan khusus: kesan tidak ada kelainan

III. Ikhtisar Penemuan Bermakna


a. Pasien perempuan berusia 63 tahun datang ke Poliklinik Kesehatan Jiwa Rumah
Sakit Umum Pusat Persahabatan dengan cemas, panik, dan sulit tidur
b. Pasien mengeluhkan sulit tidur sudah dialami beberapa bulan terakhir, apabila cemas
memikirkan mengenai operasi katarak yang akan dijalaninya datang pasien merasa
berdebar, mual dan sulit tidur.
c. Pasien mengatakan keluhannya berawal sejak tahun 2017
d. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, fungsi kognitif, pengetahuan umum,
daya ingat, dan orientasinya.
e. Pasien tidak pernah merokok, menggunakan alcohol dan zat psikotropika
f. Pasien tidak pernah mengalami gangguan dalam realita seperti mendengar bisikan-
bisikan atau halusinasi
g. Pasien pernah merasakan sedih karena memikirkan penyakit yang dideritanya
sehingga mengurung diri dikamar dan tidak mau makan.
h. Pasien dilahirkan secara normal dan tidak memiliki gangguan tumbuh kembang,
sampai dengan saat ini pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
i. Pasien menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA
j. Pasien memiliki penyakit katarak
k. Pasien memiliki 4 orang anak, 3 perempuan dan 1 laki-laki, ketiga anak perempuan
pasien sudah menikah dan tinggal bersama pasien, hubungan antara dirinya dengan
anak-anaknya masih baik, sedangkan dengan lingkungan sekitar juga baik, tidak
terdapat masalah. Pasien berobat menggunakan dana pribadi, penghasilan pasien
didapatkan dari pekerjaan pasien yang sekarang rutin di jalani sebagai Ibu PKK dan
Kader dilingkungan sekitar rumahnya

11
l. Pasien ini memiliki gejala minimal berupa sulit tidur karena cemas, dapat berfungsi
dengan baik yang berarti pasien masih dapat menjalani aktivitasnya dengan baik
tidak mengalami gangguan.

IV. FORMULASI DIAGNOSIS


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien, terdapat
gejala yang menimbulkan penderitaan dan disfungsi dari kehidupan sehari-hari bagi
pasien, oleh karena itu disimpulkan pasien mengalami Gangguan Jiwa.
a. Diagnosis Aksis I
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan tidak
terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini tidak dapat dinilai
dari pemeriksaan kesadaran, hasil pemeriksaan fungsi kognitif, daya nilai,
orientasi, daya ingat, pengetahuan umum, daya nilai serta abstrak. Karena
tidak ditemukan adanya gangguan, sehingga pasien ini adalah bukan
penderita Gangguan Mental Organik (F.0).
 Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien tidak
ditapatkan riwayat penggunaan NAPZA, alkohol dan rokok dalam 1 tahun
terakhir, sehingga pasien bukan Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif (F.1)
 Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien, diketahui
tidak terdapat gangguan dalam menilai realita, yaitu delusi dan halusinasi.
Maka pasien ini bukan Gangguan Psikotik (F.20)
 Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, pasien ditemukan afek
depresif, namun tidak lengkap, maka pasien ini bukan penderita Gangguan
Depresi. Selain itu tidak ditemukan afek elevasi atau euphoria, aktivitas
mental dan psikomotor berlebihan maka pasien ini bukan penderita
Gangguan Manik. Karena tidak ada gangguan depresi dan gangguan manik,
maka pasien ini bukan penderita Gangguan Mood (F.30)
 Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, pada pasien ditemukan
adanya cemas terus menerus, ketegangan motorik, overactivity otonom maka
pasien ini merupakan penderita Gangguan Cemas. Maka dapat
disimpulkan bahwa merupakan penderita Gangguan Neurotik, Gangguan
Somatoform, Terkait Stress dan Disosiatif (F.40-F.48) Pada pasien juga

12
ditemukan kondisi dimana terjadi suatu perubahan berupa stress karena
operasi kataraknya yang menyebabkan situasi tidak nyaman yang
berkelanjutan, dengan akibat terjadi suatu Gangguan Penyesuaian (F43.2),
karena disertai afek depresi maka termasuk Gangguan Penyesuaian
dengan Reksi depresi singkat (F43.20).

a. Diagnosis Aksis II
Pasien, tidak ditemukan perubahan pada pasien. Pasien memiliki banyak teman
semenjak sekolah, sehingga pasien tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien
berhasil lulus SD, SMP, SMA, dan Fakultas Teknik Sipil menyimpulkan pasien
tidak ada gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan kepribadian
dan retardasi mental, maka diagnosis pasien pada Axis II adalah tidak ada
diagnosis.
b. Diagnosis Aksis III
Pasien memiliki riwayat sakit Katarak
c. Diagnosis Aksis IV
Pasien memiliki 4 orang anak, 3 perempuan dan 1 laki-laki, ketiga anak perempuan
pasien sudah menikah dan tinggal bersama pasien, hubungan antara dirinya dengan
anak-anaknya masih baik, sedangkan dengan lingkungan sekitar juga baik, tidak
terdapat masalah. Pasien berobat menggunakan dana pribadi, penghasilan pasien
didapatkan dari pekerjaan pasien yang sekarang rutin di jalani sebagai Ibu PKK dan
Kader dilingkungan sekitar rumahnya
d. Diagnosis Aksis V
Pasien ini memiliki gejala minimal berupa sulit tidur dan cemas, dapat berfungsi
dengan baik yang berarti pasien masih dapat menjalani aktivitasnya dengan baik
tidak mengalami gangguan. Maka pada axis V didapatkan GAF scale 90-81

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Gangguan penyesuaian


Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Katarak, myokioma/tics
Aksis IV : Tidak terdapat masalah psikososial
Aksis V : GAF scale 90-81

13
I. DAFTAR PROBLEM
 Organobiologik : Katarak
 Psikologi : Sulit untuk tidur, sulit untuk mempertahankan tidur, dan
cemas menyeluruh
 Sosioekonomi : Tidak ada masalah sosioekonomi pada pasien

II. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik:
 Pasien datang untuk berobat atas keinginan sendiri
 Pasien mau mendengarkan dan menerima saran dokter
 Pasien memiliki keinginan untuk sembuh

Prognosis ke arah buruk:

 Kelainan medis lain dapat memperburuk kondisi pasien

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien:

 Ad vitam: dubia ad bonam


 Ad functionam: dubia ad bonam
 Ad sanationam: dubia ad bonam

III. TERAPI
Psikofarmaka:
 Fluoxatine 1x20 mg
 Lorazepam ½ x 1 mg pagi hari, 1 x 1 mg untuk malam hari

Psikoterapi:

 Pemeriksa mengedukasi pasien tentang penyakitnya dan minum obat


teratur dan kontrol
 Dapat melakukan relaksasi segera apabila merasa cemas/ panik
 Segera berkonsultasi kembali mengenai operasi yang akan dijalani
 Edukasi tentang kebersihan tidur yaitu

14
a. Mengurangi aktifitas yang membangkitkan emosi pada malam hari
seperti menonton film horror dll
b. Membersihkan dan merapihkan tempat tidur dan setting tempat tidur
senyaman mungkin
c. Jangan melakukan aktifitas lainnya di tempat tidur selain untuk tidur
seperti menonton tv ditempat tidur, bermain hp, dan membaca buku
d. Mematikan lampu
e. Hindari makan makanan berat maksimal 2 jam sebelum tidur.
f. Hindari minum minuman yang mengandung kafein

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira, Sylvia D,dkk, 2015, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FK UI, Jakarta.
2. Maslim, Rusdi, 2013, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Cetakan Kedua, PT. Nuh
Jaya, Jakarta
3. Maslim, Rusdi, 2013, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga, PT. Nuh Jaya,
Jakarta

16

Das könnte Ihnen auch gefallen