Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
GANGGUAN PENYESUAIAN
Disusun Oleh :
Ceasar Abdilla Rahman
1710221094
Pembimbing :
dr. Mardi Susanto Sp.Kj (K)
dr. Tribowo T Ginting SP.Kj (K)
1
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan laporan kasus
saya yang berjudul :
GANGGUAN PENYESUAIAN
Apabila suatu saat terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang
telah ditetapkan.
2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Usia : 63 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Pensiunan/Ibu PKK
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta untuk kontrol penyakit
dan meminta obat karena sudah habis.
3
Kondisi ini yang membuat pasien menjadi gelisah, setiap saat pasien terus memikirkan
mengenai operasi katarak yang akan dijalani, pasien diberi tenggang waktu untuk
memtuskan selama 3 bulan kedepan. Pasien menjadi sulit tidur apabila memikirkan hal
tersebut. Selain itu pasien juga sedikit merasa ketakutan, dan selalu menanyakan mengenai
obat yang diberikan dokter sebelumnya, pasien mengutarakan setelah diberi obat pusing,
pasien semakin menjadi tidak bisa tidur. Pasien berulang kali menanyakan obat yang
diberikan dokter apakah efeknya bisa menyebabkan susah tidur atau tidak berulang kali
setelah wawancara
Pasien pernah merasakan sedih yang mendalam ketika mengetahui dirinya sakit katarak
dan harus dioperasi, sehingga menjadikan pasien hilang minat, sering mengurung diri
dikamar, dan malas makan. Pasien mengaku tidak pernah mendengar sesuatu bisikan yang
orang lain tidak bisa dengar, ataupun melihat yang orang lain tidak bisa lihat.
Pasien ditanya mengenai matematika dasar dan pengetahuan umum, yaitu 100
dikurangi 7, pasien bisa menjawab 93, lalu ditanya lagi 93 dikurang 7 pasien dapat
menjawab 86. Pertanyaan tersebut dijawab cepat dan tepat oleh pasien, hal ini menunjukan
bahwa fungsi kognitif pasien masih tergolong baik.
Pasien ditanya mengenai pengetahuan umum, dimana ditanya siapakah presiden
Indonesia yang perempuan , pasien dengan lugas menjawab “Megawati”. Saat ditanya
pasien naik apa ke rumah sakit, pasien bisa menceritakan rinci bahwa pasien datang
kerumah sakit dengan Grab dan dapat menjelaskan rute perjalan dari rumah hingga rumah
sakit.
Pasien diberikan arahan untuk mengikuti dan mengahafal kata kata yang diberikan
pemeriksa, seperti “Baju kursi celana” dengan cepat setelah diucapkan pemeriksa, maka
pasien dapat mengikuti dengan sempurna. Pemeriksa lalu mengalihkan, dan menanyakan
hal lain yang setelah itu pemeriksan menanyakan kembali 3 hal yang diucapkan tadi, dan
pasien dapat menjawab dengan tepat dan cepat. Selain itu, pemeriksa juga menanyakan
kepada pasien dimanakah ia berada sekarang, pasien lalu menjawab berada di poli jiwa, lalu
pemeriksa mengajukan pertanyaan kembali, sedang apa sekarang yang dilakukan, lalu
pasien menjawab wawancara, hal ini menunjukan daya ingat jangka menengah, pendek dan
segera, serta orientasi waktu dan tempat pada pasien baik.
Menurut pengakuan pasien, pasien dilahirkan secara normal, tidak ada masalah serius
saat pasien dilahirkan atau saat proses persalinan. Tumbuh kembang pasien diakui cukup
baik, saat anak-anak hingga remaja, pasien bisa berkomunikasi dan bergaul dengan baik
dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pendidikan pasien dinilai baik karena
4
memenuhi kriteria wajib belajar 9 tahun dimana pasien menempuh pendidikan TK, SD,
SMP, dan SMA dan pasien dapat mengingat dimana ia sekolah dahulu. Pasien mengaku
tidak ada masalah saat pendidikan seperti dikeluarkan dari sekolah atapun tinggal kelas. Hal
ini menunjukan bahwa ingatan jangka panjang pasien baik dan tidak terdapat mental
retardasi.
Pasien diminta untuk menerangkan apa arti “ panjang tangan”, pasien dapat menjawab
bahwa artinya adalah pencuri. Lalu pasien ditanya , jika pasien berada di pinggir jalan dan
melihat anak 5 tahun ingin menyebrang, apakah yang pasien lakukan?, pasien menjawab
akan membantu anak tersebut untuk menyebrang. Hal ini menunjukan bahwa uji daya nilai
dan abstraksi pada pasien tergolong baik dan normal.
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan pemeriksa diatas, pasien dapat menjawab
dengan tepat, cepat, dan akurat. Hal ini menunjukan bahwa pada pasien, fungsi kognitif,
pengetahuan umum, daya ingat jangka panjang, menengah,pendek, dan segera pasien baik,
serta orientasi, uji daya abstraksi dan uji daya nilai pasien dinilai baik dan tidak ditemukan
adanya gangguan, sehingga dalam pemeriksaan, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat adanya gangguan mental organik, serta mental retardasi pada pasien.
Pasien juga tidak pernah menggunakan NAPZA dalam bentuk apapun serta minum-
minuman berakohol hal ini dapat disimpulkan bahwa sulit tidur pasien bukan dikarenakan
bahan bahan zat adiktif.
Saat ditanya bagaimana perasaannya akhir-akhir ini pasien mengatakan biasa saja
dengan wajah datar, namun pasien membutuhkan obat untuk mengatasi sulit tidurnya,
pasien mengaku diberikan obat pusing, namun menjadikan pasien semakin tidak bisa tidur,
pasien berulang kali menanyakan apakah hal tersebutlah yang menyebabkan pasien menjadi
sulit tidur.
5
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perinatal
Pasien lahir normal
2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja
Pasien tumbuh kembang sesuai dengan usianya dan tidak ditemukan adanya kelainan
selama masa tumbuh kembangnya.
3. Riwayat pendidikan
SD Jakarta
SMP Jakarta
SMA Jakarta
4. Riwayat Pekerjaan
Ibu PKK
5. Riwayat pernikahan
Pasien menikah dan memiliki 4 orang anak
6. Riwayat agama
Pasien beragama islam
7. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien
6
I. STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan usia 63 tahun datang sendiri ke poliklinik. Usia sesuai dengan
penampilan, rapi dan sopan.
Keadaan umum: compos mentis
Kontak psikis: kontak psikis baik, komunikasi baik
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Cara berpakaian: baik
Cara berjalan: berjalan tanpa bantuan
Aktivitas psikomotor: kooperatif, tenang, kontak mata baik, dapat
menjawab pertanyaan dengan baik, dan tidak terdapat gerakan-gerakan
involunter.
3. Pembicaraan
Kuantitas: baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dokter
dan mengungkapkan isi hati dan keluhan pasien
Kualitas: baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume cukup, isi
pembicaraan dapat dimengerti namun memutar mutar atau selalu
menanyakan mengenai obat yang diberikan
4. Sikap terhadap pemeriksa
a. Pasien kooperatif
b. Keadaan Afektif
1. Mood: biasa-biasa saja
2. Afek: terbatas
3. Keserasian: serasi
4. Empati: pemeriksa dapat merabarasakan apa yang dirasakan pasien.
c. Intelektualitas
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien saat ini adalah SMA. Pengetahuan umum dan
kecerdasan pasien baik, diketahui dari pertanyaan mengenai presiden
yang diajukan pemeriksa dan pasien selalu naik kelas.
7
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi optimal. Pasien dapat mengikuti proses tanya jawab
dari awal hingga selesai, nampak pasien tidak menunjukkan kesulitan
selama tanya-jawab.
3. Orientasi
Waktu: baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya jawab yaitu
pada siang hari
Tempat: baik, mengetahui tempat saat dilakukan tanya jawab yaitu
di Poliklinik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan
Orang: baik, mengetahui sedang berbicara dengan dokter
Situasi: baik, pasien mengetahui bahwa sedang konsultasi dengan
dokter
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat jenjang pendidikan saat SD,
SMP, SMA.
Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien masih dapat mengingat kegiatan yang dilakukan di
minggu-minggu terakhir yaitu pasien membersihkan rumah,
memasak dan melakukan pekerjaan sebagai kader untuk mengantar
orang-orang sakit yang membutuhkan bantuan untuk berobat jalan
di RS, dan sebagai ibu PKK
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien menyatakan datang menggunakan Grab dan
menjabarkan secara detail rute dari rumah hingga sampai ke rumah
sakit.
Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulangi 3 kata yang disebutkan yaitu “baju,
celana dan sepatu”.
8
5. Pikiran abstrak
Baik. Pasien dapat mengartikan pribahasa “panjang tangan” yaitu
pencuri
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengurus diri sendiri.
d. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik : tidak ada
Halusinasi visual : tidak ada
Halusinasi olfaktori : tidak ada
Halusinasi gustatory : tidak ada
Halusinasi taktil : tidak ada
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi: tidak ada
Derealisasi: tidak ada
e. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas: baik, pasien dapat menjawab spontan.
b. Kontinuitas: baik, pasien dapat menjawab semua pertanyaan.
2. Isi pikiran
a. Preokupasi: tidak ada
b. Gangguan pikiran
1. Delusion of control : tidak ada
2. Delusion of reference : tidak ada
3. Delusion of grandiosity : tidak ada
4. Delusion of persecution : tidak ada
5. Thought of broadcasting : tidak ada
f. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls, pasien tidak mengalami perubahan
mood secara mendadak semenjak dimulainya wawancara.
9
g. Daya Nilai
1. Norma sosial
Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan baik dan mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitar.
2. Uji daya nilai
Baik, ketika ditanyakan apa yang harus dilakukan ketika pasien melihat
seorang anak kecil ingin menyebrang jalan, ia menjawab akan
membantu menyebrangkan anak tersebut.
3. Penilaian realitas
Pada pasien tidak terdapat gangguan dalam menilai realita
i. Tilikan
Tilikan derajat 6 yaitu ada pasien mengetahui tentang penyakitnya dan mau
berobat atas keinginannya sendiri
10
b. Status Neurologis
Saraf cranial: kesan tidak ada kelainan
Saraf motorik: kesan tidak ada kelainan
Sensibilitas: kesan tidak ada kelainan
Saraf vegetatif: kesan tidak ada kelainan
Fungsi luhur: kesan tidak ada kelainan
Gangguan khusus: kesan tidak ada kelainan
11
l. Pasien ini memiliki gejala minimal berupa sulit tidur karena cemas, dapat berfungsi
dengan baik yang berarti pasien masih dapat menjalani aktivitasnya dengan baik
tidak mengalami gangguan.
12
ditemukan kondisi dimana terjadi suatu perubahan berupa stress karena
operasi kataraknya yang menyebabkan situasi tidak nyaman yang
berkelanjutan, dengan akibat terjadi suatu Gangguan Penyesuaian (F43.2),
karena disertai afek depresi maka termasuk Gangguan Penyesuaian
dengan Reksi depresi singkat (F43.20).
a. Diagnosis Aksis II
Pasien, tidak ditemukan perubahan pada pasien. Pasien memiliki banyak teman
semenjak sekolah, sehingga pasien tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien
berhasil lulus SD, SMP, SMA, dan Fakultas Teknik Sipil menyimpulkan pasien
tidak ada gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan kepribadian
dan retardasi mental, maka diagnosis pasien pada Axis II adalah tidak ada
diagnosis.
b. Diagnosis Aksis III
Pasien memiliki riwayat sakit Katarak
c. Diagnosis Aksis IV
Pasien memiliki 4 orang anak, 3 perempuan dan 1 laki-laki, ketiga anak perempuan
pasien sudah menikah dan tinggal bersama pasien, hubungan antara dirinya dengan
anak-anaknya masih baik, sedangkan dengan lingkungan sekitar juga baik, tidak
terdapat masalah. Pasien berobat menggunakan dana pribadi, penghasilan pasien
didapatkan dari pekerjaan pasien yang sekarang rutin di jalani sebagai Ibu PKK dan
Kader dilingkungan sekitar rumahnya
d. Diagnosis Aksis V
Pasien ini memiliki gejala minimal berupa sulit tidur dan cemas, dapat berfungsi
dengan baik yang berarti pasien masih dapat menjalani aktivitasnya dengan baik
tidak mengalami gangguan. Maka pada axis V didapatkan GAF scale 90-81
13
I. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Katarak
Psikologi : Sulit untuk tidur, sulit untuk mempertahankan tidur, dan
cemas menyeluruh
Sosioekonomi : Tidak ada masalah sosioekonomi pada pasien
II. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik:
Pasien datang untuk berobat atas keinginan sendiri
Pasien mau mendengarkan dan menerima saran dokter
Pasien memiliki keinginan untuk sembuh
III. TERAPI
Psikofarmaka:
Fluoxatine 1x20 mg
Lorazepam ½ x 1 mg pagi hari, 1 x 1 mg untuk malam hari
Psikoterapi:
14
a. Mengurangi aktifitas yang membangkitkan emosi pada malam hari
seperti menonton film horror dll
b. Membersihkan dan merapihkan tempat tidur dan setting tempat tidur
senyaman mungkin
c. Jangan melakukan aktifitas lainnya di tempat tidur selain untuk tidur
seperti menonton tv ditempat tidur, bermain hp, dan membaca buku
d. Mematikan lampu
e. Hindari makan makanan berat maksimal 2 jam sebelum tidur.
f. Hindari minum minuman yang mengandung kafein
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira, Sylvia D,dkk, 2015, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FK UI, Jakarta.
2. Maslim, Rusdi, 2013, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Cetakan Kedua, PT. Nuh
Jaya, Jakarta
3. Maslim, Rusdi, 2013, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga, PT. Nuh Jaya,
Jakarta
16