Sie sind auf Seite 1von 7

1

LAPORAN PENELITIAN

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI GEL


ANTARA KITOSAN GEL YANG MEMILIKI BERAT MOLEKUL
TINGGI DAN RENDAH DENGAN EKSTRAK ALOE VERA GEL
TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH PEMBULUH DARAH
PADA PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIK

(The Effective Difference Application of Combination Chitosan with Different


Molecular Weight and Aloe vera Extract to Amount of Blood Vessels in
Wound Healing of Traumatic Ulcer)
Dita Yuarita*, Sularsih**, Dwi Setyaningtyas***
* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
** Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
*** Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT

Background: Chitosan is a polymer consist of N acetyl D glucosamine has benefits in wound healing process of traumatic ulcer.
Molecular weight is one of the characteristics chitosan impacted the effectiveness of traumatic ulcer application for wound healing.
Component lignin in Aloe vera combined with chitosan increase mucoadhesive of chitosan. Objective: the aim of this study was to
discover the difference amount of blood vessels between the combined effect of low molecular weight chitosan and high with aloe
vera on wound healing process traumatic ulcer. Materials and methods: 30 Rattus norvegicus males were divided into 6 groups:
group I was the control group, second group was given a gel combination chitosan low molecular weight with aloe vera
observation, group III was given a combination of chitosan gel with a high molecular weight aloe vera observation. The groups
were given traumatic ulcer made with 4 mm diameter and 2 mm depth. All groups observed at 3rd days and 7th days. Rats was
sacrificed and their labial mucose was examined for a Histopathologic to account number of blood vessels. Results: The number of
blood vessels was highest in the group of rats which was given combination of chitosan gel high molecular weight with aloe vera
extract with average ±SD 43,00±5,14 on day 3 and ±SD 48,40±4,98 on day 7. Statistical analysis of One Way ANOVA and LSD with
a significance level of p<0.05 indicates a significant difference number of blood vessels between combination gel chitosan of high
and low molecular weight with aloe vera on the observation of the 3rd and 7th day. Conclusion: Combination Gel chitosan of high
molecular weight with aloe vera found more effectively increase the number of blood vessels on the 3rd and 7th day on the wound
healing process traumatic ulcer.

Keywords: chitosan, aloe vera, mollecular weight, angiogenesis, traumatic ulcer.

ABSTRAK

Latar Belakang: Kitosan merupakan polimer terdiri dari N acetyl D glucosamine memiliki manfaat dalam penyembuhan luka ulkus
traumatik. Berat molekul merupakan salah satu karakteristik kitosan dalam mempengaruhi efektifitas penyembuhan luka ulkus
traumatik. Aloe vera dikombinasikan dengan kitosan dapat meningkatkan sifat mukoadesif kitosan. Tujuan: Mengetahui perbedaan
pengaruh kombinasi antara kitosan berat molekul rendah dan tinggi dengan Aloe vera terhadap jumlah pembuluh darah pada proses
penyembuhan luka ulkus traumatik. Bahan dan metode: Tiga puluh Rattus Norvegicus jantan dibagi menjadi 6 kelompok dan
semua kelompok dilakukan perlakuan pembuatan ulkus diameter 4 mm dan diameter 2 mm. Kelompok I adalah kelompok kontrol,
kelompok II diberi gel kombinasi kitosan berat molekul rendah dengan Aloe vera, kelompok III diberi gel kombinasi kitosan berat
molekul tinggi dengan Aloe vera dan dilakukan pengamatan semua kelompok pada hari ke 3 dan 7. Tikus didekaputasi dan jaringan
mukosa labial tikus diambil kemudian dibuat sediaan histopatologi untuk melihat jumlah pembuluh darah. Hasil: Jumlah pembuluh
darah tertinggi terdapat pada kelompok tikus yang diberi gel kombinasi kitosan berat molekul tinggi dengan ekstrak Aloe vera
dengan rerata ±SD 43,00±5,14 pada hari ke 3 dan ±SD 48,40±4,98 pada hari ke 7. Analisa statistik One Way ANOVA dan LSD
dengan derajat kemaknaan p<0,05 menunjukkan perbedaan yang signifikan antara jumlah pembuluh darah pada pemberian gel
kombinasi kitosan berat molekul tinggi dan rendah dengan Aloe vera pada pengamatan hari ke-3 dan ke-7. Simpulan: Gel
2

kombinasi kitosan berat molekul tinggi dengan Aloe vera lebih efektif terhadap kenaikan jumlah pembuluh darah pada hari ke-3 dan
7 pada proses penyembuhan luka ulkus traumatik.

Kata kunci: kitosan, Aloe vera, berat molekul, angiogenesis, ulkus traumatik.

Correspondence: Sularsih, Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang
Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya, Indonesia. Ph 031-5945864, fax: 031-5912191, e-mail address:
larsihdentist@gmail.ac.id

PENDAHULUAN kitosan.15,16,17 Kitosan dengan berat molekul tinggi


Ulkus atau ulcer merupakan kerusakan pada memiliki rantai N acetyl D glucosamine lebih panjang,
jaringan mukosa yang menyebabkan hilangnya mukoadesif dan viskositas yang lebih tinggi. 18,19,20
struktur epitel hingga melebihi membran basalis. Kitosan berat molekul rendah memiliki kelebihan
Trauma merupakan penyebab umum terjadi ulkus terjadi penetrasi dan absorbsi lebih cepat ke dalam
kambuhan pada membran mukosa rongga mulut.1 epitel dari pada kitosan berat molekul tinggi.21,22
Trauma menyebabkan ulkus pada jaringan lunak Kitosan dapat meningkatkan pembentukan FGF-2 dan
meliputi trauma mekanis, trauma kimia, dan trauma VEGF yang berperan pada proses angiogenesis.8,23,24
termis.1,2 Prevalensi ulkus traumatik cukup tinggi Kitosan dengan konsentrasi gel 1% bersifat tidak
dibandingkan dengan lesi mukosa lainnya dengan toksik.25
prevalensi dari populasi dunia rata-rata 25%.3 Ulkus Aloe vera merupakan salah satu tanaman
traumatik memiliki dampak nyeri yang terjadi saat dalam family Liliaceae yang memiliki kandungan
makan, berbicara dan dapat menganggu fungsi rongga mannose-6-phosphate, acemannan, β-sitosterol dalam
mulut.4 Pengobatan pada ulkus traumatik bertujuan yang dapat meningkatkan jumlah faktor angiogenik
untuk mengurangi inflamasi, mengurangi nyeri dan VEGF, FGF, TGF-β, dan PDGF.26,27 Aloe vera gel
mempercepat proses penyembuhan.5 konsentrasi 50% bersifat tidak toksik.28
Proses penyembuhan mukosa rongga mulut Kitosan memiliki sifat mukoadesif yang
meliputi 4 fase yaitu fase hemostasis, inflamasi, merupakan perlekatan kitosan pada permukaan
proliferasi dan remodelling. Fase proliferasi dimulai mukosa karena adanya interaksi ionik antara gugus
hari ke-3 sampai hari ke-7 ditandai dengan adanya NH2 dari D glucosamine ktosan dengan permukaan
jaringan granulasi yang mengandung makrofag, negatif unit asam sialat dari mucin glikoprotein yang
fibroblas, pembuluh darah yang berkembang, dan merupakan komponen mucus rongga mulut.
pembentukan extracellular matrix.6,7 Proses Mukoadesif berfungsi agar obat bisa melekat lebih
angiogenesis terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-7 lama dalam mulut.20,29,30 Kitosan memiliki kekurangan
setelah luka.8 Angiogenesis dan fibroplasi terjadi pada pH fisiologis rongga mulut (pH ≥ 6,5) terjadi
bersamaan untuk membentuk kolagen sehingga terjadi perubahan kelarutan kitosan menjadi kelarutan rendah
proses remodelling jaringan.9 dan mukoadesif berkurang.20,29,31 Aloe vera memiliki
Angiogenesis merupakan proses percabangan kandungan lignin yang dapat meningkatkan penetrasi
pembuluh darah yang ada, pertumbuhan, maturasi dan obat dalam tubuh lewat perubahan sementara struktur
remodelling dari pembuluh darah baru. Angiogenesis susunan lipid bilayer dari epitel sehingga
terjadi dengan bantuan faktor angiogenik Vascular permeabilitas epitel meningkat dan obat bisa
endothelial growth factor (VEGF), Transforming berpenetrasi lebih mudah ke dalam epitel.32,33
growth factor (TGF), Fibroblast growth factor (FGF), Berdasarkan penjelasan penelitian di atas,
dan Platelet derived growth factor (PDGF).10 VEGF maka peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian
merupakan modulator paling penting pada tahap kombinasi gel antara kitosan gel berat molekul tinggi
angiogenesis yang memicu tiga aktivitas utama sel dan rendah dengan ekstrak Aloe vera gel terhadap
endotel yaitu sekresi protease untuk proses degradasi peningkatan jumlah pembuluh darah pada proses
yang memfasilitasi migrasi dan invasi sel endotel, penyembuhan ulkus traumatik.
mengaktivasi migrasi dan pertumbuhan sel endotel
membentuk pembuluh darah baru.11,12 BAHAN DAN METODE
Kitosan merupakan polimer terdiri dari unit N Penelitian yang dilakukan merupakan jenis
acetyl D glucosamine terikat oleh β-(1,4)glycosidic penelitian true experimental design, dengan rancangan
dan dibuat lewat deasetilasi kitin.13,14 Kulaitas kitosan penelitian Randomised Posttest-Only Control Design.
baik dapat dikarakteristikan dari berat molekul, Alat yang digunakan dalam penelitian ini:
viskositas dan derajat deasetilasinya. Berat molekul kandang tikus Wistar, amalgam stopper, spiritus
merupakan jumlah massa atom yang membentuk burner, handscone, cotton pellet,syringe, pinset
molekul kitosan. Berat molekul berpengaruh terhadap anatomi, plastic filling instrument, label, kaca
degradasi kitosan, viskositas dan mukoadesif preparat, cover glass, dan mikroskop cahaya.
3

Bahan yang digunakan dalam penelitian: dilakukan untuk tikus yang lain, namun sebelum
ekstrak Aloe vera gel 50%, kitosan berat molekul amalgam stopper dipanaskan, hendaknya amalgam
tinggi dan rendah, asam asetat 1%, buffer formalin stopper dimasukkan ke dalam air terlebih dahulu
10%, Pewarnaan HE, NaOH 1,25%, Tikus Strain sampai dingin.
Wistar jenis kelamin jantan usia 2-3 bulan berat badan Pada hari ke-1 setelah pembuatan ulkus,
115-150 gram, Ketamine 2%, Xylazine 2%, dilakukan pengamatan apakah sudah terbentuk ulkus
Chlorhexidine gluconate 0,12%. atau tidak. Apabila ulkus sudah terbentuk, tikus diberi
Prosedur penelitian ini dimulai dengan perlakuan pemberian kombinasi gel sehari dua kali
pembuatan kitosan gel 1% (w/p) dengan berat molekul selama 7 hari. Pada hari ke-7 setelah pembuatan ulkus,
rendah maupun tinggi dibuat dengan melarutkan 1 tikus dikorbankan dan mukosa labial tikus Wistar
gram bubuk kitosan dalam 100ml asam asetat dipotong sampai sudut mulut tikus mengikutkan
(CH3COOH) 1% dan ekstraksi Aloe vera gel 50% se bagian ulkus dan bagian normal kemudian
cara maserasi. Pembuatan gel kombinasi kitosan dan dimasukkan dalam larutan fiksasi formalin 10% dan
Aloe vera adalah dengan mencampur 25 ml gel dilakukan pembuatan preparat dan pengecatan HE.
kitosan konsentrasi 1 % dan 25 ml ekstrak gel Aloe Pemeriksaan histopatologi pembuluh darah pada
vera konsentrasi 50% menggunakan pencampuran daerah ulkus dilakukan dengan pembesaran 400x
manual dan stirrer magnetic hingga homogen (tanpa dengan 3 lapang pandang kemudian dihitung jumlah
butiran kasar). Pencampuran gel kitosan dan ekstrak pembuluh darah. Hasil penghitungan diambil rata-rata.
gel Aloe vera dilakukan dengan perbandingan 1:1. Data yang diperoleh dilakukan analisis
Hasil campuran tersebut dinetralkan dengan NaOH menggunakan uji statistik parametrik. Dilakukan uji
sampai pH 6-7 agar tidak mengiritasi jaringan mukosa normalitas menggunakan Shapiro-wilk dan uji
rongga mulut.34-38 homogenesitas menggunakan Levene statistic.
Sejumlah 30 ekor tikus Wistar dibagi menjadi Kemudian data dianalis menggunakan uji One Way
tiga kelompok yaitu: tanpa perlakuan sebagai ANOVA kemudian dilanjutkan dengan Post Hoc LSD
kelompok kontrol (K1), kelompok perlakukan dengan taraf signifikansi 95% (p=0,05).
kombinasi gel kitosan berat molekul rendah dengan
ekstrak Aloe vera gel (K2), dan kelompok perlakukan HASIL PENELITIAN
kombinasi gel kitosan berat molekul tinggi dengan
ekstrak Aloe vera gel (K3), kemudian masing-masing
kelompok dibagi menjadi 2, kelompok pengamatan
hari ke-3 dan ke-7. Sehingga menjadi 6 perlakuan:
kontrol hari ke-3 (KA.3), kontrol hari ke-7 (KA.7),
kelompok perlakukan kombinasi gel kitosan berat
molekul rendah dengan ekstrak Aloe vera gel hari ke-3
(KB.3), kelompok perlakukan kombinasi gel kitosan
berat molekul rendah dengan ekstrak Aloe vera gel
hari ke-7 (KB.7), kelompok perlakukan kombinasi gel
kitosan berat molekul tinggi dengan ekstrak Aloe vera
gel hari ke-3 (KC.3), kelompok perlakukan kombinasi
gel kitosan berat molekul tinggi dengan ekstrak Aloe
vera gel hari ke-7 (KC.7).
Tikus diaklimatisasi selama 7 hari. Pada hari
ke-8, dilakukan pembuatan ulkus traumatikus pada Gambar 1. hasil sediaan histologi anatomi jumlah pembuluh
darah pada kelompok berbeda hari ke 3 dan 7 (pembesaran
daerah interinsisif mukosa labial bawah tikus Wistar 400x). Tanda panah kuning menunjukkan pembuluh darah yang
dan dilakukan anestesi dengan kombinasi ketamine terbentuk. (A) Pembuluh darah pada kelompok kontrol hari ke
2% 1ml dan xylazine 2% 0,5 ml dan disuntikkan 3, (B) Pembuluh darah pada kelompok kitosan berat molekul
dengan dosis 0,5 ml/100 gr BB femur dextra secara rendah dan Aloe vera hari ke 3, (C) Pembuluh darah pada
intramuscular.39,40 Mukosa labial tikus dibersihkan kelompok kitosan berat molekul tinggi dan Aloe vera hari ke 3,
dengan chlorhexidine gluconate 0,12%, dan dilakukan (D) Pembuluh darah pada kelompok kontrol hari ke 7, (E)
Pembuluh darah pada kelompok kitosan berat molekul rendah
pembuatan ulkus traumatikus dengan amalgam dan Aloe vera hari ke 7, (F) Pembuluh darah pada kelompok
stopper diameter 4 mm dan kedalaman 2 mm yang kitosan berat molekul tinggi dan Aloe vera hari ke 7.
dipanaskan dengan burner pada api berwarna biru
selama 35 detik. Fiksasi pada sentral mukosa labial
bawah tikus strain Wistar dengan pinset anatomi
kemudian amalagam stopper panas disentuhkan pada
mukosa labial tikus selama ± 3 detik. Prosedur ini
4

Tabel 1. Rata-rata dan simpangan baku jumlah pembuluh darah Berdasarkan hasil uji Post Hoc LSD diketahui
pada penyembuhan ulkus traumatik
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
jumlah pembuluh darah pada kelompok kontrol
dengan kelompok perlakuan pemberian kombinasi gel
kitosan gel berat molekul rendah dan tinggi dengan
ekstrak Aloe vera gel dan antara kelompok perlakuan
pemberian kombinasi gel kitosan gel berat molekul
rendah dan ekstrak Aloe vera gel dengan kelompok
perlakuan pemberian kombinasi gel kitosan gel berat
molekul tinggi dan ekstrak Aloe vera gel pada hari ke-
3 dan ke-7.

PEMBAHASAN
Ulkus traumatikus adalah ulkus yang
disebabkan adanya trauma mekanis akibat
penggunaan protesa dan alat ortodontik, trauma
termis, dan trauma karena zat kimia.41,42 Tahapan
penyembuhan ulkus traumatik meliputi 4 fase yaitu
fase hemostasis, inflamasi, proliferasi dan
Gambar 2. Grafik rerata jumlah pembuluh darah mukosa labial remodelling. Fase proliferasi dan angiogenesis
pada penyembuhan ulkus traumatik. berperan mempertahankan kelangsungan fungsi
jaringan yang terluka.43 Peningkatan angiogenesis
Kemudian dilakukan uji normalitas meningkatkan jumlah pembuluh darah sehingga
menggunakan uji Shapiro-Wilk (karena sampel ≤ 50) meningkatkan suplai nutrisi yang diperlukan untuk
dan didapatkan semua kelompok terdistribusi normal penyembuhan luka.44
(p > 0,05). Data kemudian di uji homogenitasnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
menggunakan uji Levene’s Test (p>0,05) dan pembuluh darah hari ke-3 terlihat lebih banyak pada
didapatkan data dengan signifikansi 0.626 (p>0.05) kelompok perlakuan kombinasi gel kitosan gel berat
sehingga disimpulkan seluruh kelompok mempunyai molekul tinggi dan rendah dengan ekstrak Aloe vera
varian data yang homogen. Kemudian dilakukan uji gel dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada hari
parametrik One-way ANOVA untuk mengetahui ke-7 terjadi peningkatan jumlah pembuluh darah pada
perbedaan masing-masing kelompok perlakuan. kelompok perlakuan kombinasi gel kitosan gel berat
molekul tinggi dan rendah dengan ekstrak Aloe vera
Tabel 2. Hasil uji One Way ANOVA gel dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Peningkatan jumlah pembuluh darah pada hari k-3 dan
ke -7 dikarenakan VEGF muncul secara bermakna
pada hari ke-3 dan jumlah VEGF memuncak pada hari
ke-7.8
VEGF berperan dalam proses angiogenesis
Berdasarkan Tabel 2, didapatkan nilai p<0.05 meliputi vasodilatasi pembuluh darah, degradasi
yang menunjukkan terdapat perbedaan jumlah membran dasar pembuluh darah, migrasi dan
pembuluh darah yang bermakna atau signifikan. proliferasi sel endotel.10,11 Sel makrofag meningkatkan
proses angiogenesis lewat pelepasan TNF-α dan TNF-
Tabel 3. Hasil Uji Post Hoc LSD
α meningkatkan sekresi VEGF pada penyembuhan
luka.46 Peningkatan VEGF akan meningkatkan proses
angiogenesis menghasilkan jumlah pembuluh darah
lebih banyak dan mempercepat penyembuhan luka.8
Kitosan berperan meningkatkan VEGF
melalui kandungan N acetyl D glucosamine yang
berpenetrasi ke dalam epitel dan mengalami degradasi
oleh enzim lisosim yang dihasilkan oleh sel makrofag
dan sel PMN (Polymorphonuclear) menjadi N acetyl
D glucosamine dimer aktif. N acetyl D glucosamine
dimer aktif berikatan dengan mannose receptor pada
Keterangan: * (terdapat perbedaan signifikan) makrofag, meningkatkan aktivasi sel makrofag dalam
53

pembentukan faktor pertumbuhan dan meningkatkan inflamasi nitric oxide (NO) yang meningkatkan respon
pembentukan VEGF.22,23,39,46 inflamasi dan memperlambat mulainya proses
Aloe vera berperan meningkatkan jumlah penyembuhan luka.55 N acetyl D glucosamine dimer
pembuluh darah melalui peningkatan efektivitas aktif dari kitosan berat molekul tinggi tidak
penyembuhan luka dari kitosan. Aloe vera memiliki mengaktivasi sel inflamasi menghasilkan NO, dan
kandungan lignin yang dapat meningkatkan penetrasi mengurangi kemampuan sel inflamasi berespon
kitosan ke dalam epitel sehingga kandungan N acetyl terhadap stimulasi lipopolisakarida (LPS) sehingga
D glucosamine kitosan semakin banyak penetrasi ke menurunkan respon inflamasi dan mempercepat
dalam epitel.33,37,47,48 Aloe vera meningkatkan terjadinya fase proliferasi dan angiogenesis.55,56
mukoadesif kitosan sehingga terjadi peningkatan Mekanisme yang terjadi antara kitosan berat molekul
kontak kitosan dengan mukosa dan meningkatkan efek tinggi dan rendah dalam menghasilkan faktor
kitosan lebih lama di dalam rongga mulut.48,49,50 inflamasi nitric oxide masih belum ditemukan secara
Kandungan acemannan, β-sitosterol dan mannose 6 pasti dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.57
phosphate dari Aloe vera dapat meningkatkan jumlah Dari hasil penelitian ini, kombinasi gel
angiogenik VEGF, FGF,TGF-β dan PDGF.26,27 kitosan gel berat molekul tinggi dan ekstrak Aloe vera
Kandungan β- sitosterol meningkatkan jumlah gel mampu meningkatkan jumlah pembuluh darah
pembuluh darah melalui peningkatan ekspresi VEGF, pada hari ke-3 dan ke-7 sehingga proses penyembuhan
VEGF reseptor Flk-1, Faktor Von Willebrand, serta luka ulkus traumatik terjadi lebih cepat. Pemberian
laminin yang dapat meningkatkan proliferasi dan kombinasi gel kitosan dan Aloe vera pada ulkus
migrasi sel endotel.51 Kandungan Mannose 6 traumatik diharapkan mampu menunjang percepatan
phosphate dan acemannan dalam meningkatkan proses penyembuhan ulkus traumatik.
jumlah pembuluh darah belum ditemukan secara pasti.
Beberapa pendapat penelitian sebelumnya mengatakan SIMPULAN
bahwa kandungan Aloe vera mampu meningkatkan Hasil dari penelitian didapatkan bahwa
aktivitas makrofag dengan berikatan dengan mannose terdapat perbedaan pengaruh pemberian gel kombinasi
receptor sehingga menstimulasi peningkatan faktor antara kitosan gel berat molekul tinggi dan rendah
pertumbuhan dan proliferasi.27 dengan ekstrak Aleo vera gel terhadap jumlah
Hasil Penelitian kelompok pemberian gel pembuluh darah pada proses penyembuhan ulkus
kombinasi kitosan gel berat molekul tinggi dengan traumatik hari ke-3 dan ke-7. Jumlah pembuluh darah
ekstrak Aloe vera gel pada hari ke-3 menghasilkan paling banyak ditemukan pada kelompok pemberian
jumlah pembuluh darah lebih banyak dari kelompok gel kombinasi antara kitosan gel berat molekul tinggi
pemberian gel kombinasi kitosan gel berat molekul dengan ekstrak Aloe vera gel.
rendah dengan Aloe vera pada hari ke-3. kelompok
pemberian gel kombinasi kitosan gel berat molekul DAFTAR PUSTAKA
tinggi dengan ekstrak Aloe vera gel pada hari ke-7 1. Regezi J.A, Sciubba JJ, Jordan RCK. 2008. Oral Pathologic
Correlations. 5thedition, St.Louis: Mosby Elsevier. p. 21-24.
menghasilkan jumlah pembuluh darah lebih banyak 2. Herdeen VWFP dan Boy SC, 2007. Diagnosis and
dari kelompok pemberian gel kombinasi kitosan gel Management of Common Non Viral Oral Ulcerations.
berat molekul rendah dengan Aloe vera pada hari ke- SAFAM Pract vol 49(18) p. 20-26.
3. Palveri V, Staines K, Sloan P, Douglas A, Wilson J.
7. Evaluation of Oral Ulceration in Primary Care. BMJ vol 340
Kitosan berat molekul tinggi memilki rantai N p. 1234-1239.
acetyl D glucosamine lebih panjang dari kitosan berat 4. Faizah H, 2013.Efektivitas Ekstrak Anggur Varietas
Probolinggo Biru (Vitis vinifera) Terhadap Proliferasi
molekul rendah sehingga terjadi peningkatan ikatan Fibroblas pada Ulkus Traumatikus Rattus novergicus albino.
ionik rantai polimer kitosan dengan mucus rongga Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi UNAIR.
mulut, terjadi penetrasi rantai polimer kitosan ke Available from
lapisan mucus dan mukoadesif yang lebih besar.52,53 http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/534/gdlhub-gdl-s1-
2013-hanumfaiza-26698-11.bab-1.pdf. Accesed 4 April
Kitosan berat molekul tinggi menghasilkan jumlah 2015. p. 10
ikatan ionik maksimum dengan mucus rongga mulut 5. Cawson RA, Odell EW, 2002. Disease of Oral Mucosa :
lebih cepat dari kitosan berat molekul rendah. Jumlah Non-infective Stomatitis Oral Patology and Oral Medicine.
UK: Churcil livingstone. p. 192-195, 280.
ikatan ionik maksimum kitosan berat molekul tinggi 6. McCulloch JM, Luther CK, 2010. Wound Healing:
terjadi pada 4 jam.53 Jumlah ikatan ionik maksimum Evidence-Based Management. Philadelphia: F.A. Davis
kitosan berat molekul rendah terjadi 24 jam.54 Company. P. 9-27.
7. Olazyk P, Lukasz M, Katatzyna KV, 2014. Review Article
Berdasarkan hal tersebut, kitosan berat molekul tinggi The Role of The Extracellular Matrix Components in
dapat melekat lebih lama di dalam rongga mulut. Cutaneous Wound Healing. Journal Biomed Research
N acetyl D glucosamine dimer aktif kitosan International Vol 2014. Available from
http://www.hindawi.com/journals/bmri/2014/747584/.
berat molekul rendah yang merupakan hasil degradasi Accesed 15 Mei 2015. p: 1-8.
kitosan oleh enzim lisosim dapat meningkatkan faktor
64

8. Sari TA, Sari FT, Dewi AH, Nuryanti A, Listyarifah D, International Journal of Biomedical Materials Research;
2010. The Effect of Chitosan Gelatin Membrane on 1(1) p. 1-8.
Angiogenesis and Collagen Density in Labial Ulceration 25. Ariani MD, Yuliati A, Adiarto T, 2009. Toxicity Testing of
Healing. The Indonesian Journal of Dental Research Chitosan from Tiger Prawn Shell Waste on Cell
Proceeding of The International Symposium on Oral and Culture. Dent. J. (Maj. Ked. Gigi), Vol. 42. No. 1 p. 15-20
Dental Sciences p. 132-138. 26. Jettanacheawchankit S, Sasithanasate S, Sangvanich P,
9. Celloti F dan Laufer S, 2001. Inflammation, Healing and Banlunara W, Thunyakitpisal P, 2009. Acemannan
Repair Synopsis. J. Phar. Res. Vol 43 no 5. P: 1-10. Stimulates Gingival Fibroblast Proliferation: Experessions
10. Chu H dan Yadong W, 2012. Therapeutic of Keratinocyte Growth Factor-1, Vascular Endothelial
angiogenesis:controlled delivery of angiogenic factors. Ther Growth Factor, and Type 1 Colagen;and Wound Healing. J
Deliv. Vol 3(6) p. 693-714. Pharmacol Sci vol 109(4) p. 525-531.
11. Achmad MH, 2013. Pengaruh Senyawa Flovanoid Ekstrak 27. Atiba A et al., 2011. Aloe vera Oral Administration
Sarang Semut (Mymecodia pedans)terhadap Hambatan Accelerates Acute Radiation Delayed Wound Healing by
Proliferasi dan Hambatan Angiogenesis. Available from Stimulating Transforming Growth Factor-β and Fibroblast
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5706?show Growth Factor Production. The American Journal of
=full. Accesed 15 Mei 2015. p. 55-60. Surgery vol 201 p: 809-818.
12. Crosh MJ dan Welsh LC, 2001. FEGF dan VEGF Function 28. Hidayah B, 2006. Uji Toksisitas Aloe vera Berbagai
in Angiogenesis: Signaling Pahtways, Biological Responses Konsentrasi Terhadap Sel Fibroblas. Skripsi. Fakultas
and Therapeutic Inhibiton. Trends in Pharmacological Kedokteran Gigi Universitas Airlangga: Surabaya. p. 1-30.
Sciences Vol 22 no 4 p. 201-202. 29. Khobragade PK dan Puranik PK, 2015. Chitosan: a
13. Radrigues S, Dionisio M, Lopez CR, Grenha A, 2012. Mucoadhesive Polymer. World Journal Pharmacy and
Biocompatibility of Chitosan carriers with aplication in Pharmaceutical Sciences Vol 4 Issue 4 p. 1829-1847.
Drug Delivery. Journal of Functional Biomaterial Vol 3 p. 30. Aksungur P, Sungur A, Unal S, Iskit AP, Squier CA, Senel
615- 641. S, 2004. Chitosan Delivery Systems for the Treatment of
14. Dai TH, Tanaka M, Huang YY, Hamblin MR, 2011. Oral Mucositis: in vitro and in vivo studies. Journal of
Chitosan preparations for wounds and burns: antimicrobial Controlled Release vol 98. p. 269-279.
and wound healing effects. Expert review of anti-infective 31. Allemdaroglu S, Deqim z, Celebi N, Zor F, Ozturk S,
therapy. Vol 9 p. 857-879. Erdogan D, 2006. An Investigation on Burn Wound Healing
15. Berger J, Reist M, Mayer JM, Felt O, Peppas NA, Gurny R, in Rats with Chitosan Gel Formulation Containing
2004. Review Article Structure and Interaction in Epidermal Growth Factor. Available from
Covalently and Ionically Crosslinked Chitosan Hydrogel for http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16527411. Accesed 7
Biomedical Aplications. European Journal of Pharmaceutics Juni 2015. p. 319-327.
and Biopharmaceutics. Vol 57 p. 19-34. 32. Karande P dan Mitagotri S, 2009. Enhancement of
16. Yuan Y, Chessnut BM, Warren O, Hagard, Bumgardner JD, Transdermal Drug Delivery via Synergetic Action of
2011. Deacetylation of Chitosan: Material Characterization Chemicals. Biochimica et Biophysica Acta – Biomembranes
and in vitro Evaluation via Albumin Adsorption and Pre Vol 1788 issue 11 p. 2362- 2373.
Osteoblastic Cell Cultures. Journal Materials vol 4 p. 1399- 33. Sharma K, Mittal A, Murtuza S, Agrahari P, 2015.
1416. Investigating Potential of Aloe vera as Penetration Enhancer
17. Rochima E, Suhartono MT, Syah D, dan Sugiyono, 2007. for Transdermal Delivery. International Bulletin of Drug
Viskositas dan Berat Molekul Kitosan Hasil Reaksi Research 5(8) p. 46-47.
Enzimatis Kitin Deasetilasi Isolat Bacillus Papandayan. 34. Sulistiawati IDAN, 2011. Tesis Pemberian Ekstrak Daun
Bandung: Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Ahli Lidah Buaya (Aloe vera) Konsentrasi 75% Lebih
Teknologi Pangan Indonesia (PATPI). p. 7. Menurunkan Jumlah Makrofag daripada Konsentrasi 50%
18. Sonia TA dan Chandra PS, 2011. Chitosan and its dan 25% pada Radang Mukosa Mulut Tikus Putih Jantan.
Derivatives for Drug Delivery Perspective. Available from Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana . p. 8-
http://www.springer.com/cda/content/document/cda_downl 10, 82.
oaddocument/9783642231131-c1.pdf?SGWID=0-0-45- 35. Sugita P, Wukirsari T, Sjahriza A, Wahyono D, 2009.
1183846-p174190772. Accesed 24 Juni 2015. p. 23-53. Kitosan: Sumber Material Masa Depan. Bogor: IPB Press.
19. Kim SK, 2012. Marine Cosmeceuticals Trends and p. 28-45.
Prospects.Broken Sound Parkway: CRC Press. p. 46 36. Budihargono B, 2013. Pengaruh penggunaan kitosan gel 1%
20. Hartisyah OE, 2011. Preparasi dan Karakterisasi Kitosan antara berat molekul tinggi dan rendah terhadap jumlah sel
Suksinat Sebagai Polimer Mukoadhesif untuk Sediaan osteoblas pada proses penyembuhan luka pencabutan gigi.
Bukal. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah,
Alam Program Studi Farmasi Universitas Indonesia, Depok. Surabaya, p. 44-47
p. 1. 37. Silva SS, Caridade SG, Mano JF, Reis RL, 2013. An
21. Rismana E, 2010. Pengembangan formulasi Sediaan investigation of the potential application of chitosan/aloe-
Topikal Wound Healing Menggunakan Bahan Aktif Kitosan based membranes for regenerative medicine. Abstract.
dan Ekstrak Pegagan. Laporan Akhir Program Insentif Riset Available from:
untuk Peneliti dan Perekayasa LPND dan LPD. Available https://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/25102/
from http://km.ristek.go.id/assets/files/BPPT/172%20- 1/17576-1-s2.0-S0144861713006188-main.pdf. Accessed
%20D%20-%20S/Cover%20Dan%20Isi.pdf. Accesed 19 19 March 2015. p. 6790-6797.
Mei 2015. 38. Haider M, Mohamed M, Ali M, 2014. Formulation and in
22. Delgado CLD et al., 2014. Drug Carrier Systems Using vitro / in vivo Evaluation of Buccoadhesive Disc for
Chitosan for Non Parenteral Routes. Available from Controlled Release of Calcium Channel Antagonist.
http://cdn.intechopen.com/pdfs-wm/46134.pdf. Accesed 9 American Journal of Drug Discovery and Development 4 p.
November 2015. 210-231.
23. Kung S, Devlin H, Fu E, Ho KY, Liang SY, Hsieh YD, 39. Puspita BS, 2015. Perbedaan Pengaruh Pemberian Kitosan
2011. The Osteoinductive Effect of Kitosan – Cholagen BM Tinggi dan Rendah terhadap Jumlah Pembuluh Darah
Composites Around Pure Titanium Implant Surface in Rats. pada Proses Penyembuhan Luka Pencabutan Gigi. Skripsi.
J Periodont Res 46 p. 126-133. Universitas Hang Tuah: Surabaya. p. 4, 32
24. Inan Z D S dan Saraydin SP, 2013. Investigation of the 40. Mahmudah, 2013. Uji Aktivitas Film Kitosan yang
Wound Healing Effects of Chitosan on FGFR3 dan VEGF Mengandung Asiatioksida sebagai Penutup Luka Bakar
Immunlocalization in Experimentally Diabetic Rats. pada Tikus Putih Betina (Rattus Novergicus) Galur Sprague
73

Dawley secara In Vivo. Skripsi. Jakarta: Fakultas


Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jakarta. p. 23
41. Calvacante GM et al., 2011. Experimental Model of
Traumatic Ulcer in the Cheek Mucosa of Rats. Journal Acta
Cirurgia Brasileria Vol 26 no 3. Available from
http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S01
02-86502011000300012. Accesed 19 Februari 2016.
42. Usri K, Riyanti E, Dwei TS, Aripin D, Rusminah N,
Arwana AJ, Syiarudin I, 2007. Diagnosis dan Terapi
Penyakit Gigi dan Mulut. Bandung: LSKI. p. 25-35.
43. Liekens S, Clereq Neyts J, 2008. Angiogenesis an
introduction. Available from
http://www.med.unibs.it/~airc/sandra/introduction.html .
Accesed 26 Maret 2015. p:1.
44. William W Li dan Vincent W Li, 2003. Angiogenesis in
Wound Healing. Contemporary Surgery. USA:Dewden
Health Media. p. 5. Available from
https://www.angio.org/wp-
content/uploads/2014/03/pdfs/angiogenesis-wound-healing-
contemporary-surg-2003.pdf. Accesed 20 Januari 2015.
45. Bao P, Kodra A, Tomic M, Canic MS, Ehrlich HP, Brem H,
2009. The Role of Vascular Endothelial Growth Factor in
Wound Healing. Journal of Surgical Research vol 153 p.
347-358.
46. Muzzarelli RAA. 2011. Chitosan composites with
inorganics, morphogenetic protein and stem cells for bone
regeneration. Carbohydrate polymers, 83(4) p. 1443-1445.
47. Karande P dan Mitagotri S, 2009. Enhancement of
Transdermal Drug Delivery via Synergetic Action of
Chemicals. Biochimica et Biophysica Acta – Biomembranes
Vol 1788 issue 11 p. 2362- 2373.
48. Ikasari ED, Utomo AB, Setyowati H, Trisnawati SA, 2015.
The Effect of Aloe vera Powder (Aloe vera (L.)Webb) on
Physical Properties of Mucoadhesive Microgranules
Containing Ranitidine Hydrochloride. World Journal of
Pharmaceutical and Life Sciences vol 1 issue 1 p. 224-234.
49. Hessen QG, 2009. The Effect of Molecular Weight and
Difference Degree of Deacetylation of Chitosan on the in
Vtiro and in Vivo Release of Oral Insulin Preparations.
Thesis Faculty Pharmacy Petra University: Jordan. p. 30.
50. Thakur VK dan Manju KT, 2015. Handbook of Polymer for
Pharmaceutical Technologies. New Jersey: Scrinever
Publishing. p. 100.
51. Atik N dan Januarsih IAR, 2009. Perbedaan Efek Pemberian
Topikal Gel Lidah Buaya (Aloe vera L.) Dengan Solusio
Povidone Iodine Terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada
Kulit Mencit (Mus musculus). Journal FK Unpad Vol 41 no
2 p:1-7.
52. Shakkinen M, 2003. Biopharmaceutical Evaluation of
Microcrystalline Chitosan as Release Rate Controlling
Hydrophilic Polymer in Granules for Gastro Retentive Drug
Delivery. Dissertasi. Faculty Science University Helsinki. p:
10.
53. Honary S, Maleki M, Karami M, 2009. The Effect of
Chitosan Molecular Weight on the Properties of Alginate/
Chitosan Microparticles Containing Prednisolone. Tropical
Journal of Pharmaceutical Research vol 8(1) p. 59-60.
54. Senygit Z et al., 2013. Evaluation of Chitosan based Vaginal
Bioadhesive gel Formulation for Antifungal Drug. Acta
Pharm 64 p. 139-156.
55. Brodaczewska K dan Doligalska M, 2013. Differential
Effects of Low and High Molecular Weight Chitosan
Administered Intraperitoneally to Mice Infected with
Heligmosomoides Polygyrus. Progress on Chemistry and
Aplication of Chitin and its Derrivatives vol XVIII p. 80.
56. Kilic C, Peker EGG, Acarturk F, Kilicalsan SMS, Cehver
SC, 2013. Investigation of The Effect of Local Glutathione
and Chitosan Administration on Incisional Oral Mucosal
Wound Healing in Rabbits. Journal Colloids and Surfaces
B: Biointerfaces 112 p. 499-507.
57. Ning Wu, Zheng SW, Xing WX, Yan NH, Yang Gao, You
LQ, 2015. Immunostimulative Activity of Low Molecular
Weight Chitosan in RAW264.7 Machropages. Marine
Drugs Journal 13 p. 6220-6225.

Das könnte Ihnen auch gefallen