Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Elderly will be experienced the age process that can lead to various
problems of physical, biological, social, economic and psychological One
common psychological disorder was insomnia. Progressive muscle relaxation
therapy was one way to reduce the issue with insomnia. Target this research was
to know influence progressive muscle relaxation therapy in elderly insomnia level
in elderly social servis UPT Blitar Wlingi in Tlungagung.
Research design here was pre experimental used One Group Pretest-
Posttest Design. The population was all the elderly in elderly social servis UPT
Blitar Wlingi in Tlungagung. Total sample were 30 respondents that take used
“purposive Sampling ". Independent research variable was progressive muscle
relaxation therapy and the dependent variable was insomnia levels before and
after progressive muscle relaxation therapy. Data collected by used questioner to
be elderly in social servis elderly UPT Blitar Wlingi in Tlungagung. Data Analyze
by used statistical test Wilxocon with Confidence Interval ( CI ): 95 % or = 0,05.
Research result show that most respondents, 17 respondents (57%) had
mild insomnia before progressive muscle relaxation therapy and most
respondents, 20 respondents (66%) had mild insomnia after progressive muscle
relaxation therapy. The results of statistical tests showed p value = 0.001 <α =
0.05, which means there was H1 accepted influence progressive muscle relaxation
therapy in elderly insomnia level.
The conclusion the studied was progressive muscle relaxation therapy was
always done every day will reduce the level insomnia in the elderly, good quality
sleep makes the elderly more comfortable and peaceful life
1
Dimas Adi Setyo, 01.12.068 Pengaruh Terapi relaksasi Otot Progresif
Terhadap Tingkat Insomnia Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Wlingi Blitar Di Tulungagung. Skripsi, Pembimbing I: Eny Masruroh,
S.Kep, Ns, M,Kep. Pembimbing II: DR.Ketjuk Herminaju, SST. SPd, MM,
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung 2016
ABSTRAK
2
PENGANTAR (gangguan intelektual), isolation
Usia lanjut adalah sesuatu
(depresi), insomnia (susah tidur),
yang harus diterima sebagai suatu
inkontinensia urin (mengompol).
kenyataan dan fenomena biologis.
Kemunduran fungsi tubuh dan
Kehidupan itu akan diakhiri dengan
kemunduran peran akan sangat
proses penuaan yang berakhir
berpengaruh pada kemandirian
dengan kematian ( Hutapea, 2015).
lansia.
Menurut Nugroho, (2008) bahwa
Data dari WHO di perkirakan
pada usia lanjut akan mengalami
jumlah penduduk Lansia di wilayah
proses menua yang akan dapat
Indonesia tahun 2020 mencapai
menimbulkan berbagai masalah
angka 11,34% yang merupakan
baik secara fisik, biologis, sosial
jumlah penduduk Lansia terbesar di
ekonomi maupun psikologis Salah
dunia atau tercatat sekitar 28,8
satu gangguan psikologis yang sering
juta jiwa (Badan Pusat Statistik).
terjadi atau dialami manusia adalah
Pada tahun 2005 – 2010, jumlah
gangguan susah tidur (insomnia).
Lansia akan sama dengan jumlah
Selain itu menurut
anak Balita yaitu sekitar 19,3 juta
Soeweno,dkk, 2010, gangguan yang
jiwa (9%) dari jumlah penduduk.
sering menjadi masalah terhadap
Diperkirakan tahun 2020 – 2025
kemandirian lansia antara lain :
Indonesia akan menduduki peringkat
imobilisasi (berkurangnya
ke 5 dengan jumlah penduduk Lansia
kemampuan gerak), instabilitas
setelah RRC, India, Amerika Serikat
postural (berdiri dan berjalan tidak
dan Meksiko dengan umur harapan
stabil), intelectual impairment
3
hidup 70 tahun (Nugroho, 2008). Di sering kali tidak disadari peranannya
pada tahun 2014 jumlah lansia adalah insomnia. Kesulitan tidur atau
jumlah lansia yang berada di UPT disebabkan oleh satu dari hal berikut
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wlingi ini: sulit memasuki tidur, sering
orang yang mengeluh tidak bisa tidur untuk kembali tidur, bangun terlalu
pada malam hari sebanyak 34 orang pagi, dan tidur yang tidak nyenyak
Akan tetapi kebutuhan dasar yang bahan - bahan alami yang ada
4
disekitar kita, seperti relaksasi otot dan peredaran darah akan lebih
tidak nyaman atau nyeri (Susilo & memperlebar pembuluh darah dan
memusatkan perhatian pada suatu tubuh dan pikiran terasa tenang dan
5
terapai relaksasi otot progresif persyaratan seperti cara eksperimen
6
kooperatif, lansia bersedia untuk menggunakan analisis uji Wilcoxon
dengan editing yaitu dengan cara progresif dan tingkat insomnia pada
yang dikumpulkan diberi skor dan sejumlah 10 responden (33%) dan >
7
setengah responden berpendidikan PEMBAHASAN
8
semakin banyak permasalahan yang Menurut Noorkasiani dan
dapat mengatasi stress yang dialami Masalah yang sering terjadi pada
kencing pada malam hari tidak bisa semakin bertambah umur seseorang
insomnia ringan dan berusia 71- 80 terapi relaksasi otot progresif dengan
9
memiliki tingkat insomnia ringan progresif, terjadi penurunan kasus
status pendidikan yang rendah pada insomnia ringan dan berumur 71-80
akan semakin banyak ilmu dan stres yang disebabkan oleh kondisi
ringan sesudah terapi relaksasi otot dalam keadaan seperti itu, akan
10
terjadi pngurangan timbulnya reaksi mengalami penurunann fungsi
susunan syaraf otonom dan lebih erat dengan perubahan fisik, keadaan
relaksasi dengan gerakan santai yang adalah salah satu faktor penting yang
dalam mengisi waktu luang dapat mudah mengalami stress. Hal ini
11
kemampuan visual, berfikir, mempengaruhi cara pandang
responden (37%) berpendidikan p value < α atau 0,001 < 0,05. Hal
12
insomniapada lansia di UPT progresif memberikan manfaat yang
insomnia, sering stress, mengalami tubuh menjadi lebih enak dan badan
13
menyebabkan depresi, dengan dari keluarga, hidup seorang diri
semua otot dalam tubuh akan membuat orang merasa putus asa dan
menjadi relak sehingga simpul syaraf malas untuk menjalani hidup karena
yang ada di otak menjadi relaks pula. penyakitnya sehingga susah tidur
daya tahan tubuh, dengan badan daerah industri dan dekat dengan
sehat baik jasmani dan rohani akan landasan pesawat terbang akan
hidup dengan baik dan tidur dengan kebisingan dari mesin pabrik dan
(depresi dan stress) yang berlebihan menjadi lebih sehat dengan sehat
dalam menghadapi masa tua jauh jasmani dan rohani seseorang dapat
14
tidur dengan nyenyak. Pola makan panjang dibandingkan laki-laki,
Konsumsi kafein dan alcohol akan yang telah dilakukan, maka dapat
syaraf dan sel otak, dengan minum Tingkat insomnia pada lansia
kopi seseorang akan susah tidur sebelum sebelum terapi relaksasi otot
15
responden yaitu 20 responden (66%) pada lansia sehingga lansia tidak
16
Analisa Data. Jakarta : Salemba 14. Nursalam Pariani (2008).
Medika,: Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
6. Kaplan dan sadock (2010), Keperawatan. Jakarta : Salemba
Ssynopsis Psikiatri, William and Medika.:
wilkins;. terj widjaja
kusuma,bina rupa aksara;, 15. Poerwodarminto. (2013). Kamus
Jakarta. Edisi ketuju jilid 2. Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Alfabeta
7. Kushariyadi. (2010). Asuhan
Kepetawatan pada Klien Lanjut 16. Potter, P.A., dan Perry, A.G.
Usia . Jakarta : Salemba Medika. (2010). Fundamental
Keperawatan Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.
8. Lanywati, Endang. 2011.
17. Samsudrajat, A. 2011. Menuju
Insomnia_Gangguan Sulit Tidur. Lanjut Usia Aktif sebagai Aset
Yogyakarta: Kanisius. Bangsa yang efektif. Peringatan
Hari Lansia Tahun 2011.
9. Maryam, S., (2010). Buku Jakarta: Komnas Lansia.
Panduan Kader Posbindu
Lansia. Jakarta Timur: Cv. 18. Santoso, H. dan Ismail, A.
Trans Info Media. (2009). Memahami krisis lanjut
usia. Jakarta: Gunung Mulia.
10. Maryam, Siti. (2013). Mengenel
Usia Lanjut Dan Perawatannya 19. Setyoadi dan Kushariyadi.
.Jakarta : Salemba Medika (2011). Terapi Modalitas
Keperawatan Pada Klien
11. Mubarok, Iqbal .W.(2013). Buku Psikogeriatrik. Jakarta :
Salemba Medika.
Ajar Ilmu Keperawatan
Komunitas.Edisi 2.Jakarta : 20. Setyowati, Sri, S.Kep & Arita
Jagung Seto. Murwani, S.Kep. (2008).
Asuhan Keperawatan Keluarga.
12. Notoatmodjo, Soekidjo (2012). Jogjakarta. Mitra Cendikia
Metodologi Penelitian 21. Singgih D gunarsa (2013),
Kesehatan.Jakarta : Rineka Konseling dan Psikoterapi cet
Cipta,: III, gunung mulia; Jakarta,.
22. Soeweno, Inten. (2010).
13. Nugroho, Pedoman Pelaksanaan
Wahyudi.(2008).Keperawatan Posyandu Lansia Komisi
Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. Nasional Lanjut Usia. Edisi
Jakarta : Rineka Cipta. 5.Jakarta : EGC
17