Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract: This paper contributes a lot to the establishment of education in student learning, especially in
improving students' active thinking ability. This is due to the lack of qualified sources of educators and
hali is focused on educators, because the ability to manage the class become one of the characteristics of a
professional teacher. Professional teachers not only have the ability to manage the class well but also skilled
in organizing learners to always play an active role and able to improve achievement in learning. The main
task of the teacher is to create an atmosphere in the classroom so that the interaction of teaching and learning
can motivate the students to learn well and earnestly. For this reason the teacher should have the ability to
do good teaching and learning interactions. One capability that is very important is the ability to manage
classes. Teachers with all their abilities, students with all backgrounds and individual traits, curriculum with
all its components, and materials and learning resources with all its subjects meet and chime and interact
in the classroom. In fact, activities that occur in the classroom determine the outcome of an education and
learning. Therefore, good classroom management is needed, effective and efficient for teaching and learning
activities to run well and educational objectives can be achieved.
Keywords: Classroom Management and Learning Achievement
Manajemen Kelas dalam Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif; Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 181
menyajikan pelajaran yang menarik dan Wong & Wong, (1998) menilai bahwa
tertata dengan baik, yang menggunakan alasan ini sering digunakan secara sinonim
waktu belajar efektif, serta menyesuaikan bahwa guru yang pertama harus mengatur
pengajaran mereka terhadap tingkat fungsi kelas agar siswa dapat berprilaku,
persiapan siswa dan yang merencanakan dan secara efektif guru mengelolah ruang kelas
mengelola waktu mereka secara efektif dalam dengan prosedur dan rutinitas, proses ini juga
mengatasi masalah kedisiplinan. Disiplin menangani seputar disiplin kelas. Sebaliknya
merujuk pada metode yang digunakan guru yang tidak efektif hanya berusaha
untuk mencegah masalah perilaku terjadi bagaimana disiplin kelas diberlakukan
atau menangggapi masalah perilaku dengan dengan ancaman dan hukuman dalam
maksud mengurangi kejadiannya pada masa lingkungan belajar Walters & Frei, (2007).
mendatang. (Slavin 2009). Manajemen kelas dan disiplin kelas
Dalam mengelola kelas, penting adanya merupakan dua konsep pokok yang secara
konsultasi dan kerjasama dengan anggota bersamaan dapat diterapkan dengan cara
staff lain tentang masalah manajemen. yang efektif dari guru. Secara asumtif disiplin
(Shindler, 2010) Diakui kelas merupakan kelas telah banyak menyita perhatian guru
bagian dari konteks budaya sekolah yang sehingga pertimbangannya tanpa dilakukan
lebih luas dan dalam berbagai bidang seperti disiplin kelas maka efektifitas pembelajaran
disiplin dan manajemen konflik. akan sulit bagi guru.
Wa l t e r s & Fr e i , ( 2 0 0 7 ) t e l a h Dalam proses pembelajaran pada satuan
membedakan antara manajemen kelas pendidikan, guru memiliki peran penting
dengan disiplin kelas, hal ini disebabkan bahkan sangat dominan di bandingkan
karena keduanya kerap digunakan secara dengan komponen pendidikan lainnya.
bergantian namun memiliki tipikal yang Guru adalah pendidik professional
berbeda. Manajemen kelas mengacu pada dengan tugas utama mendidik, mengajar,
hal-hal yang biasanya dilakukan di kelas membimbing, mengarahkan, melatih,
sedangkan disiplin kelas adalah manajemen menilai, dan mengevaluasi peserta didik
prilaku siswa yang secara spesifik. Pandangan (Baharun, 2017: 32).
ini menunjukkan bahwa manajemen kelas Pembelajaran akan terlaksana dengan
sangat berkaitan dengan pengelolaan secara efektif dan lancar jika ditentukan oleh
terstruktur dengan prosedur yang berkaitan aturan dan prosedur yang jelas serta
dengan kegiatan pembelajaran di kelas. mengakomodasi kepentingan belajar. Oleh
Sedangkan disiplin lebih pada manajemen karena itu guru penting menyampaikan cara-
pengendalian diri siswa yang terlibat dalam cara spesifik serta aturan yang diterapkan
kegiatan pembelajaran. guru sehingga siswa dapat mengetahui dan
Manajemen Kelas dalam Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif; Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 183
misalnya “siswa yang produktif dalam profesionalismenya. Untuk itu penting
kegiatan akan menjadi siswa yang meningkat bagi guru mengelola kelas dengan
namun tidak mendapat keuntungan jika prnsip manajemen yang efektif untuk
hanya duduk diam”. mendukung pembelajaran berikutnya
Walter Doyle (1986, 2006) enam ciri-ciri
Manajemen Kelas adalah penyediaan
yang mencerminkan kelas kompleksitas dan
lingkungan pembelajaran yang efektif
potensi untuk masalah
meliputi strategi yang digunakan guru
a. Kelas Multidimensi, tejadinya KBM untuk menciptakan pengalaman ruang kelas
dengan segalah kegiatan membaca, yang positif dan produktif. Strategi guna
menulis, dan lain-lain. Guru harus menyediakan lingkungan pembelajaran yang
menyimpan catatan dan menjaga siswa efektif tidak hanya mencegah dan menanggapi
tetap pada jadwal. perilaku buruk tetapi menggunakan waktu
b. Kegiatan terjadi bersamaan, dalam kelas kelas yang baik, menciptakan atsmofer yang
dapat terjadi secara bersama, ada siswa kondusif, dan membebaskan kegiatan yang
yang serius dengan gurunya, ada yang melibatkan pikiran dan imajinasi siswa.
ngobrol sendiri, ada yang menyelesaikan (Slavin, 2009).
tugas lain, dan seterusnya Manajemen yang efektif memiliki dua
c. Hal terjadi dengan cepat, peristiwa yang tujuan utama (Santrock, 2014):
terjadi cepat dan segera direspon seperti a. Membantu siswa menghabiskan lebih
tiba-tiba muncul perdebatan kepemilikan banyak waktu di belajar dan mengarahkan
buku, siswa lain ribut diganggu temannya, kegiatan yang tidak sesuai tujuan
lainnya sedang membuly temannya, dan pembelajaran.
seterusnya
Manajemen kelas efektif akan membantu
d. Peristiwa sering tidak bisa diprediksi, ketika Anda memaksimalkan waktu pembelajaran
guru sudah merencanakan pembelajaran Anda pembelajaran dan waktu belajar
kemudian AC mati, LCD rusak, adanya siswa Anda. Carol Weinstein (2007)
pertengkaran siswa, dan sebagainya menggambarkan jumlah waktu yang
e. Kurang privasi, Guru sesungguhnya tersedia untuk berbagai kegiatan kelas
juga selalu diamati siswa sepert cara guru dalam kelas sekolah menengah 42 menit
selesaikan masalah disiplin dan lain lain. khas selama tahun sekolah. Sebenarnya
Selanjutnya guru dianggap tidak adil dan tahunan waktu belajar adalah hanya
lain-lain. sekitar 62 jam, yang kira-kira setengah
f. Kelas memiliki sejarah, siswa memiliki dari waktu perintah sekolah untuk kelas
kenangan terhadap kelas sebelumnya khas. Meskipun angka-angka waktu dia
apalagi tentang cara guru membangun hanya perkiraan, mereka menunjukkan
Manajemen Kelas dalam Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif; Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 185
dalam belajar, selain itu kelas juga memiliki atau keadaaan yang mempengaruhi suatu
sekat keterbatasan yang akan membatasi makluk hidup baik secara alamiah maupun
jangkauan eksplorasi dan ruang gerak buatan. Adapun definisi“belajar”dengan
anggota komunitas belajar sehingga peran merujuk pada pandangan Gagne (1977)
guru dalam merekonstruksi iklim belajar adalah perubahan tingkah laku yang terlihat
sangat dibutuhkan. karena dipengaruhi oleh pengalaman,
Arends (1998), Niekerk & Wydeman, latihan dan lingkungan dimana keadaan
(2008) menggambarkan lingkungan kelas suatu individu berbeda dari sebelum belajar.
dengan menggunakan klasifikasi dimensi Dengan demikian “lingkungan belajar”
kelas yakni; Properti kelas, Proses kelas, merupakan tempat dimana seseorang
dan Struktur kelas. Kelas dan komunitas atau kelompok berinteraksi dalam proses
belajar akan terbentuk apabila; (1). Properti pembelajaran yang didukung oleh iklim
Kelas yang mencakup multidimensionalitas belajar baik secara alamiah maupun melalui
(berbagai kemungkinan pendukung desain sehingga dapat meningkatkan rasa
pembelajaran terlaksana secara optimal), nyaman bagi sipebelajar. Dari hal tersebut
simultanitas, immediasi, tidak dapat akan memberikan efek yang berbeda, baik
diprediksi, kesadaran. (2). Proses kelas, pengetahuan, emosi maupun tingkah laku.
harus melibatkan harapan, kepemimpinan, Dalam reformasi pendidikan selama
antraksi, norma, komunikasi dan kohesi. ini paradigma lingkungan pembelajaran
dan (3). Struktur kelas menunjukkan (learning environment) telah mengacu pada
adanya struktur tugas, struktur tujuan dan beragam lingkungan yang digunakan dalam
penghargaan, maupun struktur partisipasi pembelajaran baik lokasi fisik, konteks
kelas. Sebagaimana diagram berikut ini: maupun budaya. Lingkungan belajar yang
luas dapat meliputi; (1). Lingkungan fisik
seperti ruang kelas, laboratorium, situs
budaya, museum, alam lingkungan (2).
Lingkungan belajar online atau virtual dan,
(3). Lingkungan belajar campuran.
Paradigma lingkungan belajar sangat
berkaitan dengan landasan inti Open
Learning Environtment (OLEs) yang digagas
Hannafin & Land (1999), Reigheluth,
Lingkungan belajar kelas yang dirancang
(1999) yakni psikologi, pedagogis, teknologi,
dengan penciptaan iklim belajar di kelas.
budaya maupun pragmatis. Pendekatan
Merujuk pada kalimat “lingkungan belajar”,
OLEs ini memiliki paradigma bahwa peserta
kata “lingkungan” dapat berarti tempat
Manajemen Kelas dalam Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif; Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 187
Menurut Milner, (2006), Santrock, (2014) belajar. Selain kebebasan yang dimunculkan
kesalahan komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran adalah realness, sikap
serta kurangnnya kepekaan guru terhadap dan persepsi yang positif terhadap belajar
variasi budaya dan sosial ekonomi siswa (Degeng, 1998). Dengan dimunculkan ke
berkontribusi untuk jumlah rujukan yang empat unsur ini akan dapat membangkitkan
tidak proporsional. motivasi dan kreativitas anak dalam
Kurangnya manajemen dalam melakukan suatu.
kelas keberagaman akan memberikan Dennison dan Kirk dalam Carnell E &
efek terhadap lemahnya perkembangan Lodge C (2002) menggambarkan empat
potensi diri siswa, lemahnya komunikasi elemen dalam proses pembelajaran.
positif antar individu yang dapat berakibat Gambar 1. Model proses pembelajaran (Carnell E & Lodge
C, 2002)
terjadinya sentimen antar siswa serta
pembelajaran akan membosankan hal
dapat memunculkan tindakan disiplin kelas
sehingga guru memiliki otoritas yang layak
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan melihat keberagaman kelas yang
harus dioptimalkan dengan pembelajaran
responsif secara budaya. Menurut Santrock,
(2014) ketegangan ini dapat diminimalkan
dengan mengetahui gaya budaya satu sama
Siklus ini menyoroti aktivitas dalam
lain berkomunikasi, menilai belajar dan
belajar (Do), kebutuhan untuk refleksi dan
berhubungan dengan para guru dan siswa.
evaluasi (Review), memaknai (Learn), dan
P e m b e l a j a r a n a d a l a h u p a y a rencana penggunaan pembelajaran dalam
membelajarkan siswa (Degeng, 2013). tindakan di masa mendatang (Apply). Model
Membelajarkan siswa berarti memposisikan tersebut dapat menggambarkan proses untuk
siswa sebagai subjek belajar bukan objek. pembelajar pada dirinya sendiri yang secara
Siswa adalah yang menggali pengetahuannya aktif memahami suatu kesempatan belajar,
sendiri dengan bantuan guru. Oleh karena atau untuk sekelompok peserta yang terlibat
itu guru perlu membentuk lingkungan bersama. Apa pun skala waktu keseluruhan,
belajar yang efektif untuk belajar. waktu diperlukan bagi individu untuk
Menurut degeng (1998) unsur penting merefleksi, memaknai, dan bergerak maju.
dalam lingkungan belajar adalah kebebasan. Elemen lain, seperti pengalaman sebelumnya
Kebebasan merupakan salah satu aspek dari pembelajar, konteks pembelajaran, dan
dalam menumbuhkan prakarsa anak dalam efeknya, termasuk dalam model di bawah ini.
Manajemen Kelas dalam Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif; Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 189
Lima prinsip utama orkestra • Memberi siswa kesempatan maksimal
pembelajaran: untuk belajar
• Segalanya bicara. Segala sesuatu yang • Mempertahankan fokus akademik
ada dalam lingkungan belajar termasuk • Memiliki harapan yang tinggi, bukannya
gerak gerik memiliki pesan tentang rendah, dari apa yang dapat dicapai siswa
belajar. • Bersifat bisnis dan berorientasi kerja
• Segalanya bertujuan. Segala sesuatu yang • Menunjukkan antusiasme
dimodifikasi oleh guru memiliki tujuan
• Menggunakan strategi untuk membuat
pembelajaran.
siswa tetap memiliki tugas, termotivasi,
• Berangkat dari pengalaman. Setiap dan produktif
pengalaman belajar anak merupakan
• Menerapkan struktur pada konten yang
jembatan menuju pemahaman belajar
akan dibahas
selanjutnya.
• Menyajikan materi baru dengan cara
• Akui setiap usaha. Belajar mengandung
selangkah demi selangkah
resiko. Setiap usaha belajar yang telah
anak lakukan patut mendapat pengakuan. • Menggunakan prosedur pengajaran
langsung (eksplisit)
• Rayakan setiap keberhasilan. Keberhasilan
belajar anak sebagai buah dari setiap • Gunakan pembelajaraan dan penjelasan
usaha belajar layak untuk dirayakan yang jelas
(DePorter dkk, 2000). • Menggunakan berbagai gaya dan sumber
pengajaran
Jadi dapat disimpulkan bahwa orkestra • Sering menunjukkan strategi pendekatan
pembelajaran merupakan salah satu model tugas yang tepat
pembelajaran yang efektif. Artinya secara aktif
• Memantau terus apa yang sedang
melibatkan siswa dalam proses meta-kognitif,
dilakukan siswa
perencanaan, pemantauan, dan refleksi.
• Menyesuaikan pembelajaran dengan
Penelitian tentang pengajaran yang
kebutuhan individu, dan mengajarkan
efektif secara umum menunjukkan bahwa
kembali bila perlu
para guru yang sangat efektif menunjukkan
karakteristik berikut (Jacobsen, Eggen & • Memberikan umpan balik yang sering
Kauchak, 2002; Kauchak & Eggen, 1998; kepada siswa
Killen, 1998; McBer, 2000). Guru yang • Menggunakan tingkat pertanyaan tinggi
efektif cenderung: untuk melibatkan siswa dan untuk
• Memiliki ruang kelas yang dikelola memeriksa pemahaman
dengan baik
Manajemen Kelas dalam Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif; Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 191
kesalahpahaman yang bisa melahirkan tepat. Untuk pemberian imbalan dalam
kekacauan. Aturan dan prosedur adalah mengelola kelas, guru harus dapat memilih
pernyataan ekspektasi tentang perilaku. penguat yang efektif, menggunakan prompt
Aturan fokus pada ekspektasi umum atau dan shapping secara efektif. Menggunakan
spesifik atau standar perilaku, cenderung imbalan yang mengandung informasi tentang
tidak berubah karena mengatur dasar- kemampuan siswa yang bisa meningkatkan
dasar tindakan terhadap orang lain, diri motivasi intrinsik dan rasa tanggung jawab
sendiri dan tugas, seperti menghargai orang siswa, bukan untuk mengontrol perilaku.
lain, tidak mengunyah permen karet di Aspek penting yang perlu dikembangkan
kelas. Sedangkan prosedur berisi tentang oleh seorang guru sehingga mampu
ekspektasi tentang perilaku namun biasanya menciptakan pembelajaran yang kondusif
diterapkan untuk aktivitas spesifik dan bagi siswa, yaitu pribadi guru dan suasana
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, pembelajaran. Perpaduan kedua aspek
bukan untuk melarang suatu perilaku. tersebut akan menjadikan dimensi inspiratif
Prosedur dimungkinkan untuk bisa berubah semakin menemukan momentum untuk
karena rutinitas atau aktivitas kelas bisa mengkristal dan membangun energi
berubah, misalnya prosedur suatu kelas perubahan positif dalam diri siswa.
menyatakan bahwa setelah masuk kelas siswa Kepribadian guru sebagai orang dewasa
harus mengerjakan suatu soal, akan tetapi dapat menjadi model sekaligus pengarah dan
suatu hari guru bisa mengubahnya dengan fasilitator belajar yang tercermin dari suasana
membolehkan siswa menyelesaikan tugas atau iklim pembelajaran yang diciptakan di
yang belum selesai. dalam kelas. Kedua aspek ini, pada gilirannya
Pembuatan aturan dan prosedur dapat akan mampu mengakumulasi potensi diri
dirumuskan oleh guru dan dijelaskan ke para siswa untuk semakin meningkatkan
siswa, namun guru dapat pula melibatkan kapasitas dan kapabilitasnya.
siswa dalam merumuskan aturan dan
prosedur kelas untuk menanamkan rasa KEPUSTAKAAN ACUAN
tanggung jawab siswa terhadap aturan dan
prosedur. Proses ini dapat menjadi sarana Baharun, H. (2006). Manajemen Strategi
untuk menjalin hubungan yang positif Peningkatan Mutu Pendidikan Pondok
dengan siswa dan melatih mereka untuk Pesantren (Studi di Pondok Pesantren
berbagi dan mengemban tanggung jawab. Nurul Jadid Paiton Probolinggo). Tesis,
Upaya menciptakan lingkungan positif konsentrasi Manajemen Pendidikan
bagi siswa dapat pula dilakukan dengan Islam, Program Pascasarjana, Universitas
memberikan hadiah terhadap perlaku yang Islam Negeri.
Manajemen Kelas dalam Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif; Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 193
Charles, C.M. & Senter, W. Gail. (1995). Degeng, INS (2013). Ilmu Pembelajaran:
Elementary Classroom Management, Klasifikasi Variabel Untuk Pengembangan
Second Edition. New York; Longman Teori dan Penelitian, Bandung: Aras
Publisher USA. Media.