Sie sind auf Seite 1von 19

PANDUAN PENATALAKSANAAN

FOTO RONTGEN EKSTREMITAS


ATAS

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA


BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KESEHATAN KERJA
Jl.RayaRancaekek KM 27 No. 612 Nanjungmekar Rancaekek Kab. Bandung
Telp. (022) 7798778 Fax (022) 7795804 Bandung
Website: bkkm.jabarprov.go.id, email : bkkmprovjabar@yahoo.com, bkkmprovjabar@gmail.com
BANDUNG - 40394
BAB I
DEFINISI

1. Definisi

Rontgen adalah tindakan menggunakan radiasi untuk mengambil


gambar bagian dalam dari tubuh seseorang. Utamanya, rontgen digunakan
untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan yang lainnya untuk
pemantauan kondisi kesehatan yang ada. Terdapat berbagai jenis rontgen,
masing-masing dengan kegunaan yang spesifik, Salah satunya adalah
rontgen ekstremitas atas.

Rontgen ekstremitas atas adalah sebuah rontgen pada tulang


tulang kerangka gerak bagian atas, mengambil gambar dari seluruh tulang
tulang pada kerangka gerak tubuh bagian atas yang dibagi menjadi
humerus, elbow, antebrachi, wrist, dan manus. Rontgen ekstremitas atas
digunakan untuk mendiagnosis masalah kesehatan yang menimbulkan
gejala di daerah kerangka gerak seperti kasus trauma/patah, infeksi
tulang, tumor dan lain lain. Pada kebanyakan kasus, rontgen tulang
ekstremitas atas melibatkan beberapa posisi penyinaran, yaitu gambar
yang diambil dari depan ( Antero Posterior ), oblique dan satu lagi diambil
dari samping ( True Lateral ).

2. Anatomi

Ekstremitas atas adalah kerangka anggota gerak atas yang


dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantaraan dengan gelang bahu
yang terdiri atas klavikula dan skapula.
1. Skapula
Skapula atau tulang belikat membentuk bagian belakang gelang bahu dan
terletak disebelah belakang toraks yang lebih dekat ke permukaan dari pada
iga. Bentuknya sepertiga pipih dan memperlihatkan dua permukaan, tiga
sudut dan tiga sisi. (aspek posterolatelar torakalis kandang), tetapi tidak
berartikulasi dengan iga-iga tersebut. Permukaan aterior atau kostal disebut
fosa subskapularis dan terletak paling dekat dengan iga. Permukaan
posterior atau dorsal terbagi oleh sebuah belebes yang disebut spina dari
skapula. Ujung dari spina skapula dibagian bahu membentuk taju yang
disebut akromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara
persendian. Disebelah bawah medial dari akromion terdapat sebuah taju
menyerupai paruh burung gagak yang disebut dengan prosesus korakoid.
Disebelah bawahnya terdapat lekukan tempat kepala sendi yang disebut
kavum glenoid.
Skapula pada ektremitas atas mengalami perkembangan. Membran
skapula mengalami pengerasan. Beberapa bagian luar skapula mengalami
cartilagenous saat lahir, dan karenanya akan mengalami pengerasan kepala,
proses, dan bagian menebal tulang, mengandung cancellous jaringan.
Bagian tengah dari fosa supraspinatous dan bagian atas dari fosa
infraspinatous, biasanya sangat tipis untuk menjadi setengah tembus terang.
Sesekali tulang ditemukan dalam situasi ini, dan otot-otot yang berdekatan
hanya dipisahkan oleh jaringan fibrosa. Tidak selamanya tulang mengalami
perkembangan seperti ini.
Gerakan skapula dibawa oleh otot-otot bahu yaitu Elevasi, Depresi,
pengunduran, penyusutan, lateral rotasi, rotasi medial, Upward Rotasi,
Downward Rotation, Tipping anterior, dan posterior tip.

Gambar 2.1 Scapula


2. Klavikula
Klavikula atau tulang selangka adalah tulang melengkung yang
membentuk bagian anterior dari gelang bahu. Untuk keperluan
pemeriksaan tulang ini dibagi atas batang dan dua ujung. Bagian yang
berhubungan sternum yang terletak di bagian ujung medial disebut
ekstremitas sternal, dan bagian yang berhubungan dengan akromion dari
skapula yang terletak di bagian ujung lateral disebut ekrtemitas
akromional. Tulang klavikula terletak persis dibawah kulit dan mudah
diraba sepanjang strukturnya.
Fungsi klavikula yaitu memberi kaitan kepada beberapa otot leher
bahu dan lengan yang bekerja sebagai penopang lengan.
Klavikula adalah tulang dalam batang badan yang paling banyak
terkena fraktur. Tulang ini dapat patah karena kekerasan langsung atau
tak langsung, seperti jatuh bertelekan telapak tangan atau bahu. Biasanya
tulang ini patah ditengah-tengah atau sepertiga dari tengah.
Di bawah bagian klavikula dan skapula kerangka lengan, lengan
bawah, dan telapak tangan yang seluruhnya berjumlah 30 buah tulang
yaitu:
1 humerus : tulang lengan atas
1 ulna : tulang hasta
1 radius : tulang pengumpil
8 tulang karpal : tulang telapak tangan
5 tulang metakarpal : tulang pangkal tangan
14 falangus. : ruas jari tangan

Gambar 2.2 Ekstremitas Atas

1. Humerus (Tulang lengan Atas)


Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang
/pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat,
memperlihatkan sebuah batang dan dua ujung.
Ujung atas humerus, sepertiga atas ujung humerus terdiri atas sebuah
kepala, yang membuat sendi dengan rongga glonoid skapula dan
merupakan bagian bangunan sendi bahu. Dibawah leher ada bagian yang
sedikit lebih ramping yang disebut leher anatomik. Di sebalah luar ujung
atas dibawah leher anatomik terdapat sebuah benjolan yaitu tuberositas
mayor dan disebelah depan ada benjolan lebih kecil yaiti tuberositas
minor.di antara dua tuberositas ini terdapat sebuah celah yaitu celah
bisipital atau sulkus intertuberkularis, yan memuat tendon otot bisep.
Menjadi lebih sempit dibawah tuberositas, dan tempat ini disebut leher
cirurgis, sebab mudahnya kena fraktur di tempat itu.
Batang humerus sebelah atas bundar, tetapi semakin ke bawah
menjadi lebih pipih. Sebuah tuberkel di sebelah lateral batang, tepat di
atas pertengahan, disebut tuberositas deltoideus. Tuberositas ini
menerima insersi atau kaitan otot deltoid. Sebuah celah berjalan oblik
melintasi sebelah belakang batang, dari sebelah medial ke sebelah
lateral. Karena memberi jalan kepada saraf radialis atau saraf muskulo-
spiralis maka celah itu disebut celah spiralis atau celah radialis.
Ujung bawah humerus lebar dan agak pipih. Pada bagian paling
bawah terdapat permukaan sendi yang dibentuk bersama tulang lengan
bawah. Trokhlea yang terletak di sisi sebelah dalam berbentuk gelendong
benang tempat persendian dengan ulna, dan disebelah luar terdapat
kapitulum yang bersendi dengan radius. Pada kedua sisi persendian
ujung bawah humerus terdapat dua epikondil, yaitu epikondil lateral di
sebelah luar dan epikondil medial di sebelah dalam.

2. Ulna
Ulna (tulang hasta) yaitu sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah
batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial lengan
bawah dan lebih panjang daripada radius atau tulang pengumpil. Kepala
ulna ada disebelah ujung bawah.
Ujung atas ulna kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku.
Prosesus olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang dan tempat
masuk di dalam fossa olekranon dari humerus. Prosesus koronoideus dari
ulna menonjol di depannya, lebih kecil daripada prosesus olekranon dan
tepat masuk di dalam fossa koronoid dari humerus bila siku dibengkokkan.
Batang ulna makin mendekati ujung bawah makin mengecil, memberi
kaitan pada otot yang mengendalikan gerakan pergelangan tangan dan
jari. Otot-otot flexor datang dari permukaan anterior dan otot-otot extensor
dari permukaan posterior. Otot yang mengadakan pronasi atau putaran
ke depan, dan otot yang mengadakan supinasi atau putaran ke belakang
dari lengan bawah juga dikaitkan dengan batang ulna.
Ujung bawah ulna kecil dibanding ujung atasnya. Dua eminens atau
peninggian timbul diatasnya. Sebuah eminens kecil bundar, kepala ulna,
mengadakan sendi dengan sisi medial dari ujung bawah dari radius dalam
formasi persendian radio-ulnaris inferior. Sebuah prosesus runcing,
prosesus stiloideus menonjol ke bawah dari belakang ujung bawah.

Gambar 2.3 Humerus ( kiri ) , Radius dan Ulna ( kanan )

3. Radius
Radius yaitu tulang pengumpil adalah tulang disisi lateral lengan
bawah, sajajar dengan ibu jari. Merupakan tulang pipa dengan sebuah
batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna.
Ujung atas radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing
dengan permukaan dangkal yang bersendi dengan kapitulum dari
humerus. Sisi-sisi kepala radius bersendi dengan takik radial dari ulna. Di
bawah kepala terletak leher, dan di bawah serta di sebelah medial dari
leher ada tuberositas radii, yang dikaitkan pada tendon diri insersi otot
bisep.
Batang radius. Batangnya lebih sempit dan lebih bundar di sebelah
atas daripada dibawah dan semakin melebar mendekati ujung bawah.
Batangnya melengkung ke sebelah luar dan terbagi dalam beberapa
permukaan, yang seperti pada ulna member kaitan kepada fleksor dan
pronator yang letaknya dalam di sebelah anterior. Dan di sebelah
posterior member kaitan pada ekstensor dan supinator di sebelah dalam
lengan bawah tdan tangan. Ligamentum interosa berjalan dari radius ke
ulna dan memisahkan otot belakang dari yang depan lengan bawah.
Ujung bawah radius berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi
dua buah sendi. Persendian inferior dari ujung bawah radius bersendi
dengan skafoid (os navikular radii) dan tulang semilunar (lunatum) dalam
formasi persendian pergelangan tangan. Permukaan persendian di
sebelah medial dari ujung bawah besendi dengan kepala dari ulna dalam
formasi persendian radio-ulnar inferior. Sebelah lateral dari ujung bawah
diperpanjang ke bawah menjadi prosesus stiloid radius.

Gambar 2.4 Kerangka Gerak Ekstremitas Atas


4. Karpalia
Karpalia terdiri atas delapan tulang tersusun dalam dua baris, empat
tulang dalam setiap baris, yaitu:
a. Bagian proksimal meliputi: os navikular/skafoid (tulang bentuk kapal),
os lunatum/semilunar (tulang berbetuk bulan sabit), os triquetrum
(tulang berbentuk segitiga), os fisiformis (tulang berbentuk kacang).
Tulang navikular dan tulang lunatum bersendi di atas dengan ujung
bawah radius dalam formasi pergelangan dan di bawah bersendi
dengan beberapa dari tulang karpal dari barisan kedua.
b. Bagian distal meliputi: os multangulum mavus/trapezium (tulang besar
bersegi banyak), os multangulum minus/trapezoid (tulang kecil segi
banyak), os kapitatum (tulang berkepala), os hamatum (tulang
berkait).

5. Metakarpalia
Metakarpila yaitu tulang telapak tangan yang terdiri dari tulang pipa
pendek sebanyak 5 tulang. Setiap tulang mempunyai batang, mempunyai
dua ujung. Ujung yang bersendi dengan tulang kapal disebut ujung karpal
dan sendi yang dibentuknya adalah sendi karpo-metakarpal. Ujung distal
bersendi dengan falangus disebut kepala. Batang dari tulang ini adalah
prismoidal (seperti prisma) dan permukaannya yang terbesar menghadap
posterior (ke arah belakang tangan). Otot interosa dikaitkan pada sisi-sisi
batang.
6. Falangus
Falangus yaitu tulang jari tangan juga terdiri dari tulang pipa pendek
yang banyaknya 14 buah dibentuk dalam 5 bagian tulang yang
berhubungan dengan metakarpalia perantaraan persendian. Falangus
tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang,
kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
Falangus juga terdiri dari tulang panjang, mempunyai batang dan dua
ujung, batangnya mengecil di arah ujung distal.

Gambar 2.5 Tulang tulang metacarpal dan palang

4. Patologi
Pemeriksaan foto rontgen ekstremitas atas dilakukan sebagai penunjang
medis untuk mendeteksi banyak kelainan klinis / diagnosa, diantaranya sebagai
berikut :

Kondisi Definisi
Bone Cyst Kista berisi cairan
Bursitis Inflamasi Bursa
Dislocation Pergeseran posisi tulang atau sendi
Fraktur Patah tulang
Joint Effusion Akumulasi cairan di dalam sendi
Metastase Perpindahan lesi kanker
Osteoartritis Penurunan struktur tulang
Osteomyelitis Inflamasi / infeksi tulang
Osteopetrosis Penambahan densitas tulang
Osteoporosis Penurunan densitas tulang
Rheumatoid Arthritis Infeksi kronis kolagen
Tumor Pertumbuhan jaringan baru

BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan Radiologi meliputi :

1. Pelayanan Radiologi Diagnostik.


2. Pelayanan Imejing Diagnostik.

Pelayanan Radiologi Diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan


diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain pelayanan x-
ray konvensional, Computed Tomografi ( CT-Scan ) dan Mammografi.

Pelayanan Imejing Diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis


dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan
Magnetik Resonance Imaging ( MRI ) dan Ultrasonografi ( USG ).

Pelayanan Radiologi Diagnostik adalah pelayanan medic yang


memanfaatkan radiasi pengion dan non pengion untuk menunjang diagnosa
penyakit.

Radiologi Konvensional yang menggunakan radiasi pengion diantaranya adalah :

1. Radiologi konvensional non kontras


˗ Thorax foto/ foto dada
˗ Foto tulang dan jaringan ( musculoskeletal )
˗ Foto tulang-tulang kepala ( schedel, sinus paranasal, orbita )
˗ Foto gigi geligi
˗ Foto abdomen polos ( BNO, Abdomen 3 posisi )

2. Radiologi konvensional dengan kontras :


˗ Traktus Urinarius ( BNO IVP, Uretrografi )
˗ Traktus Gastrointestinal ( OMD, Barium Meal, Barium Enema )
˗ Organ Reproduksi ( HSG )
˗ Radiologi intervensi ( Angiografi )

3. Radiologi CT Scan ( Computed Tomografi ) :


˗ CT Scan non kontras ( Kepala, Muskoloskeletal, dan organ lain sesuai
permintaan)
˗ CT Scan dengan kontras
˗ CT Scan Angiografi
˗ CT Scan 3 Dimensi ( VRT )

Dan Radiologi diagnostic non pengion diantaranya adalah :

1. Ultrasonografi ( USG )
˗ USG Thorax
˗ USG Abdomen
˗ USG Traktus Urinarius
˗ USG Organ Reproduksi
˗ USG Kehamilan
˗ USG Muskoloskeletal
˗ USG 4 Dimensi, dll
2. Magnetic Resonance Imaging ( MRI )
˗ MRI Kepala
˗ MRI Muskoloskleletal
˗ MRI Abdomen
˗ MRI Persendian
˗ MR Angiografi
˗ MR Spektroskopi
˗ MR Traktografi, dll

BAB III
TATA LAKSANA
A. Manus/Hand

1. Proyeksi PA ( Postero Anterior )

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 18x24cm atau 24x30cm


dengan posisi memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi
magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien duduk di sebelah meja pemeriksaan/IR, Atur
ketinggian meja pemeriksaan/IR agar lengan pasien bisa diletakkan
sempurna diatas IR/meja pemeriksaan.
d. Posisi Objek :
 Letakkan lengan pasien diatas table/IR dengan telapak tangan
menghadap ke bawah
 Atur bagian titik tengah IR berada pada tengah tengah susunan
tulang metacarpal
 Jari jari tidak boleh terlalu rapat
 Posisi tangan pasien dalam posisi relaks

e. Central Ray, Tegak lurus dengan permukaan tangan.


f. Kolimasi 2.5 cm dari tepi kolimasi ke permukaan tangan termasuk 2.5 cm
diatas ulnar styloid
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak jelas anatomi dari ujung jari hingga distal radius ulna
 Antar jari tidak rapat dengan soft tissue pada jari tidak overlap
dengan jari yang lain
 Metacarpal joint dan Interphalangeal joint terlihat jelas
 Tidak tampak rotasi
 Tampak soft tissue dan trabekula tulang

2. Proyeksi PA ( Postero Anterior ) Oblique

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 18x24cm atau 24x30cm


dengan posisi memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi
magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien duduk di sebelah meja pemeriksaan/IR, Atur
ketinggian meja pemeriksaan/IR agar lengan pasien bisa diletakkan
sempurna diatas IR/meja pemeriksaan.
d. Posisi Objek :
 Letakkan lengan pasien diatas table/IR dengan telapak tangan
menghadap ke bawah
 Tangan diatur oblique dengan permukaan metacarpal membentuk
sudut 45o terhadap IR
 Jari jari tidak boleh terlalu rapat ( agak direnggangkan )
 Posisi tangan pasien dalam posisi relaks
e. Central Ray, Tegak lurus dengan metacarpal tulang ketiga.
f. Kolimasi 2.5 cm dari tepi kolimasi ke permukaan tangan termasuk 2.5 cm
diatas ulnar styloid
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak jelas anatomi dari ujung jari hingga distal radius ulna
 Antar jari tidak rapat dengan soft tissue pada jari tidak overlap
dengan jari yang lain
 Interphalangeal joint terlihat jelas
 Tampak semua anatomi rotasi 45o
 Tampak soft tissue dan trabekula tulang

B. Wrist

1. Proyeksi PA ( Postero Anterior )

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 18x24cm atau 24x30cm


dengan posisi memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi
magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien duduk di sebelah meja pemeriksaan/IR, Atur
ketinggian meja pemeriksaan/IR agar lengan pasien bisa diletakkan
sempurna diatas IR/meja pemeriksaan.
d. Posisi Objek :
 Letakkan lengan pasien diatas table/IR dengan telapak tangan
menghadap ke bawah
 Atur bagian titik tengah IR berada pada tengah tengah wrist joint (
bagian distal ulnar styloid )

e. Central Ray, Tegak lurus dengan permukaan tangan.


f. Kolimasi 6cm proximal dan distal area wrist joint, dan 2.5cm jarak tiap sisi
ke tepi kolimator
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak jelas anatomi dari distal radius dan ulna, carpalia, dan
setengah proksimal metacarpal
 Radioulnar joint terlihat jelas
 Tidak tampak rotasi
 Tampak soft tissue dan trabekula tulang

2. Proyeksi Lateral
a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 18x24cm atau 24x30cm
dengan posisi memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi
magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien duduk di sebelah meja pemeriksaan/IR, Atur
ketinggian meja pemeriksaan/IR agar lengan pasien bisa diletakkan
sempurna diatas IR/meja pemeriksaan.
d. Posisi Objek :
 Letakkan lengan pasien diatas table/IR dengan elbow ( siku tangan )
menekuk 90o, lalu putar radius dan ulna ke posisi true lateral
 Atur bagian titik tengah IR berada pada tengah tengah wrist joint

e. Central Ray, Tegak lurus dengan wrist joint


f. Kolimasi 6cm proksimal dan distal area wrist joint, dan 2.5cm jarak tiap sisi
ke tepi kolimator
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak jelas anatomi dari distal radius dan ulna, carpalia, dan
setengah proksimal metacarpal
 Superimposisi radius dan ulna
 Superimposisi metacarpal
 Tampak soft tissue dan trabekula tulang

C. Lengan Bawah/Antebrachi

1. Proyeksi AP ( Antero Posterior )

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 30x35cm atau 35x43cm


dengan posisi memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi
magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien duduk di sebelah meja pemeriksaan/IR, Atur
ketinggian meja pemeriksaan/IR agar lengan pasien bisa diletakkan
sempurna diatas IR/meja pemeriksaan.
d. Posisi Objek :
 Lengan bawah supine di atas IR dengan bagian dorsal menempel
pada IR

e. Central Ray, Tegak lurus IR , dan jatuh pada midpoint antebrachi


f. Kolimasi 5cm distal wirst joint dan 5cm proksimal elbow joint, dan 2.5cm di
setiap sisinya ke tepi kolimator
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak gambaran seluruh lengan bawah termasuk wrist dan bagian
distal humerus
 Tidak tampak rotasi
 Soft tissue dan trabekula tulang baik
 Radioulnar space dan elbow joint tampak jelas
2. Proyeksi Lateral

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 30x35cm atau 35x43cm


dengan posisi memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi
magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien duduk di sebelah meja pemeriksaan/IR, Atur
ketinggian meja pemeriksaan/IR agar lengan pasien bisa diletakkan
sempurna diatas IR/meja pemeriksaan.
d. Posisi Objek :
 Tekuk elbow joint ( siku ) 90o dan posisikan lengan bawah dalam
posisi true lateral, permukaan lateral objek menempel pada IR

e. Central Ray, Tegak lurus IR , dan jatuh pada midpoint antebrachi


f. Kolimasi 5cm distal wirst joint dan 5cm proksimal elbow joint, dan 2.5cm di
setiap sisinya ke tepi kolimator
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak gambaran seluruh lengan bawah termasuk wrist dan bagian
distal humerus dalam posisi true lateral
 Elbow flexi 90o
 Soft tissue dan trabekula tulang baik
 Superimposisi radius dan ulna

D. Elbow Joint

1. Proyeksi AP ( Antero Posterior )

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 24x30cm atau 18x24cm


dengan posisi memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi
magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien duduk di sebelah meja pemeriksaan/IR, Atur
ketinggian meja pemeriksaan/IR agar lengan pasien bisa diletakkan
sempurna diatas IR/meja pemeriksaan.
d. Posisi Objek :
 Rentangkan siku dan letakkan di permukaan IR dalam posisi supine
 Telapak tangan terbuka dengan posisi supine dengan bagian dorsal
menempel pada table

e. Central Ray, Tegak lurus IR


f. Kolimasi 8cm proksimal dan distal, dan 2.5cm di setiap sisinya ke tepi
kolimator
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak gambaran kepala dan leher radius, tuberosity tampak
superimposisi dengan proksimal ulna
 Tidak tampak rotasi
 Soft tissue dan trabekula tulang baik

2. Proyeksi Lateral

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 24x30cm atau 18x24cm


dengan posisi memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi
magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien duduk di sebelah meja pemeriksaan/IR, Atur
ketinggian meja pemeriksaan/IR agar lengan pasien bisa diletakkan
sempurna diatas IR/meja pemeriksaan.
d. Posisi Objek :
 Tekuk elbow 90o dan letakkan humerus, antebrachi pada permukaan
table dengan posisi true lateral
 Telapak tangan dalam posisi true lateral
 Elbow joint tepat berada di tengah IR

e. Central Ray, Tegak lurus IR


f. Kolimasi 8cm proksimal dan distal, dan 2.5cm di setiap sisinya ke tepi
kolimator
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak radial head superimposisi dengan coronoid processus,
humeral epicondilus tampak superimposisi dengan proksimal ulna
 Elbow posisi true lateral dengan elbow flexi 90o
 Soft tissue dan trabekula tulang baik

E. Humerus/Lengan Atas

1. Proyeksi AP ( Antero Posterior )

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 35x43cm dengan posisi


memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien berdiri menghadap x-ray tube dengan badan dan
lengan atas menempel pada permukaan IR
d. Posisi Objek :
 Lengan atas/humerus menempel pada permukaan IR dengan posisi
telapak tangan supine terhadap IR
 Atur batas atas IR pada 3.8cm diatas humeral head

e. Central Ray, Tegak lurus IR , dan jatuh pada midportion humerus


f. Kolimasi, 5cm distal elbow joint dan 5cm superior shoulder joint, dan 2.5cm di
setiap sisinya ke tepi kolimator
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak gambaran seluruh lengan atas dari shoulder joint hingga
elbow joint
 Epicondilus tidak tampak rotasi
 Soft tissue dan trabekula tulang baik
 Tampak humeral head dan tubercle mayor

2. Proyeksi Lateral

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 35x43cm dengan posisi


memanjang.
b. SID, Minimum SID adalah 40 inch atau 101cm untuk mengurangi magnifikasi.
c. Posisi Pasien, Pasien berdiri menghadap x-ray tube dengan badan dan
lengan atas menempel pada permukaan IR
d. Posisi Objek :
 Lengan atas/humerus menempel pada permukaan IR dengan posisi
elbow fleksi 90o , dan telapak tangan bertolak pinggang
 Atur batas atas IR pada 3.8cm diatas humeral head

e. Central Ray, Tegak lurus IR , dan jatuh pada midportion humerus


f. Kolimasi, 5cm distal elbow joint dan 5cm superior shoulder joint, dan 2.5cm di
setiap sisinya ke tepi kolimator
g. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai ukuran objek
 Tampak gambaran seluruh lengan atas dari shoulder joint hingga
elbow joint
 Epicondilus superimposisi
 Soft tissue dan trabekula tulang baik
 Tampak humeral head dan tubercle mayor saling superimposisi

BAB IV
DOKUMENTASI
1. Form Permintaan
2. Hasil Ekspertise
3. Inform Consent

DAFTAR PUSTAKA
1. Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L,Hartanto
H, Listiawati E, Susilawati, Suyono J, Mahatmi T, dkk, penerjemah.Anatomi
Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC: 2006. 49-66.
2. ParkiN I, Logan MB. The torax. Dalam Core Anatomy Ilustrated. Headline
Group, an Hachette Livre London . 2007. 66-90.

3. Long Bruce W, Rollins Jeannean Hall, Smith J Barbara. Merill’s Atlas Of


Radiographic Positioning & Procedures 13th Edition.Missouri: Elsevier :460-
520

Das könnte Ihnen auch gefallen