Sie sind auf Seite 1von 11

PANDUAN PENATALAKSANAAN

FOTO RONTGEN PELVIS

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA


BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KESEHATAN KERJA
Jl.RayaRancaekek KM 27 No. 612 Nanjungmekar Rancaekek Kab. Bandung
Telp. (022) 7798778 Fax (022) 7795804 Bandung
Website: bkkm.jabarprov.go.id, email : bkkmprovjabar@yahoo.com, bkkmprovjabar@gmail.com
BANDUNG – 40394
BAB I
DEFINISI

1. Definisi

Rontgen adalah tindakan menggunakan radiasi untuk mengambil


gambar bagian dalam dari tubuh seseorang. Utamanya, rontgen digunakan
untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan yang lainnya untuk
pemantauan kondisi kesehatan yang ada. Terdapat berbagai jenis rontgen,
masing-masing dengan kegunaan yang spesifik, Salah satunya adalah
rontgen pelvis/tulang panggul.
Rontgen abdomen adalah sebuah rontgen pada tulang panggul,
mengambil gambar dari seluruh tulang-tulang pada panggul/pelvis,
digunakan untuk mendiagnosis masalah kesehatan yang menimbulkan
gejala di daerah panggul. Pada kebanyakan kasus, rontgen
pelvis/panggul melibatkan beberapa posisi penyinaran, yaitu gambar yang
diambil dari depan ( Antero Posterior ), dan Lateral.

2. Anatomi

Dibagi atas 2 bagian:


1. Bagian tulang: tulang panggul dan sendi-sendinya.
2. Bagian lunak: otot,jaringan,ligamen.

Tulang - tulang panggul terdiri dari :

1. Os coxae
Terdiri dari: ilium,iskium,pubis.
Coxae Terletak di sebelah depan dan samping dari Pelvis wanita. Os Coxae
terdiri dari 3 buah tulang penyusun, yaitu OsIlium, Os Ischium, dan Os
Pubis.Os Ilium
2. Os Ilium
Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan
belakang panggul.
Memiliki permukaan anterior berbentuk konkaf yang disebut fossa iliaca.
Bagian atasnya disebut Krista iliaca. Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior
superior dan spina Iliaca posterior superior.
Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam os ilium yang membagi pelvis
mayor dan pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis).

3. Os Ilium
Terdapat disebelah bawah os ilium.
Merupakan tulang yang tebal dengan tiga tepi di belakang foramen
obturator.

4. Os Ichium
Merupakan bagian terendah dari Os Coxae.
Memiliki tonjolan di bawah tulang duduk yang sangat tebal disebut Tuber
Ischii berfungsi penyangga tubuh sewaktu duduk.

5. Os Pubis
Terdapat disebelah bawah dan depan os ilium. Dengan tulang duduk
dibatasi oleh foramen obturatum. Terdiri atas korpus (mengembang ke
bagian anterior).

6. Os Pubis
Terdiri dari ramus superior (meluas dari korpus ke asetabulum) dan ramus
inferior (meluas ke belakang dan berat dengan ramus ischium). Ramus
superior os pubis berhubungan dengan dengan os ilium, sedangkan ramus
inferior kanan dan kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan
dengan os ischium.

7. Os sacrum
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil
dibagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang
pangkal paha yang terdiri dari dan mempunyai ciri :
Os sacrum berbentuk baji, terdiri atas 5 vertebra sacralis.
Vertebra pertama paling besar, mengahadap ke depan. Pinggir atas
vertebra ini dikenal sebagai promontorium, merupakan suatu tanda penting
dalam penilaian ukuran-ukuran panggul.
Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf:
foramina sacralis anterior.

8. Os koksigeus
Berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah bersatu.
Pada saat persalinan, Os Coccygis dapat didorong ke belakang sehingga
dapat memperluas jalan lahir.

Gambar 2.1 Anatomi Pelvis


3. Patologi

Pemeriksaan foto rontgen pelvis/panggul dilakukan sebagai


penunjang medis untuk mendeteksi banyak kelainan klinis / diagnosa,
diantaranya sebagai berikut

Kondisi Definisi
Fraktur Diskontinu/Patah tulang
Dislokasi Terpisahnya tulang dari sendinya
Metastase Perpindahan lesi kanker
Osteomyelitis Inflamasi tulang
Osteopetrosis Peningkatan densitas jaringan lunak
Osteoporotis Hilangnya densitas tulang
Spondilitis Reumatoid Arthritis
Hip Dysplapsia Malformasi dari acetabulum
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan Radiologi meliputi :


1. Pelayanan Radiologi Diagnostik.
2. Pelayanan Imejing Diagnostik.

Pelayanan Radiologi Diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan


diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain pelayanan x-
ray konvensional, Computed Tomografi ( CT-Scan ) dan Mammografi.
Pelayanan Imejing Diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan
Magnetik Resonance Imaging ( MRI ) dan Ultrasonografi ( USG ).
Pelayanan Radiologi Diagnostik adalah pelayanan medic yang
memanfaatkan radiasi pengion dan non pengion untuk menunjang diagnosa
penyakit.
Radiologi Konvensional yang menggunakan radiasi pengion diantaranya adalah :
1. Radiologi konvensional non kontras
˗ Thorax foto/ foto dada
˗ Foto tulang dan jaringan ( musculoskeletal )
˗ Foto tulang-tulang kepala ( schedel, sinus paranasal, orbita )
˗ Foto gigi geligi
˗ Foto abdomen polos ( BNO, Abdomen 3 posisi )
2. Radiologi konvensional dengan kontras :
˗ Traktus Urinarius ( BNO IVP, Uretrografi )
˗ Traktus Gastrointestinal ( OMD, Barium Meal, Barium Enema )
˗ Organ Reproduksi ( HSG )
˗ Radiologi intervensi ( Angiografi )
3. Radiologi CT Scan ( Computed Tomografi ) :
˗ CT Scan non kontras ( Kepala, Muskoloskeletal, dan organ lain sesuai
permintaan)
˗ CT Scan dengan kontras
˗ CT Scan Angiografi
˗ CT Scan 3 Dimensi ( VRT )

Dan Radiologi diagnostic non pengion diantaranya adalah :


1. Ultrasonografi ( USG )
˗ USG Thorax
˗ USG Abdomen
˗ USG Traktus Urinarius
˗ USG Organ Reproduksi
˗ USG Kehamilan
˗ USG Muskoloskeletal
˗ USG 4 Dimensi, dll
2. Magnetic Resonance Imaging ( MRI )
˗ MRI Kepala
˗ MRI Muskoloskleletal
˗ MRI Abdomen
˗ MRI Persendian
˗ MR Angiografi
˗ MR Spektroskopi
˗ MR Traktografi, dll
BAB III
TATA LAKSANA

1. Proyeksi AP ( Antero Posterior )

Bisa dilakukan dengan posisi tidur atau berdiri

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 35x43cm dengan posisi


melintang.
b. SID, Minimum SID adalah 105cm untuk mengurangi magnifikasi jantung
dan meningkatkan detail gambaran.
Posisi Pasien, Pasien tidur terlentang di meja pemeriksaan

c. Posisi Objek :
 Atur midsagital plane pasien berada di tengah meja pemeriksaan
 Rotasikan telapak kaki 15-20 derajat masing-masing ke arah dalam
sehingga ibu jari kaki kanan dan kiri bertemu
 Pastikan pelvis tidak berotasi
d. Central Ray, Tegak lurus IR dengan jatuh pada 5cm diatas simfisis pubis.
e. Kolimasi 35x43 cm
f. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai objek
 Tampak keseluruhan anatomi pelvis termasuk femur proksimal.
 Gambaran vertebrae bawah berada di tengah IR
 Tidak tampak rotasi
 Struktur trabekula dan soft tissue tampak

2. Proyeksi Lateral

a. Image Receptor (IR) ( Detektor/Kaset ) , Ukuran 35x43cm dengan posisi


melintang
b. SID, Minimum SID adalah 105cm untuk mengurangi magnifikasi jantung
dan meningkatkan detail gambaran.
c. Posisi Pasien,
Pasien tidur miring di atas meja pemeriksaan, atau berdiri dengan posisi
lateral
d. Posisi Objek :
 Midcoronal plane pasien berada di tengah IR
 Kedua paha rapat, full ekstensi, agar femora tidak superimposisi
dengan pubic arch
g. Central Ray, Tegak lurus IR dengan jatuh pada 5cm diatas trocanter mayor.
h. Kolimasi 35x43 cm
i. Kriteria Evaluasi :
 Kolimasi sesuai objek
 Tampak keseluruhan anatomi pelvis termasuk femur proksimal.
 Tampak struktur sacrum dan coccyx
 Pelvis true lateral dengan pubic arch tidak tertutup bayangan femur
 Trabekula dan soft tissue tampak
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Form Permintaan
2. Hasil Ekspertise
3. Inform Consent
DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L,Hartanto
H, Listiawati E, Susilawati, Suyono J, Mahatmi T, dkk, penerjemah.Anatomi
Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC: 2006. 49-66.
2. ParkiN I, Logan MB. The torax. Dalam Core Anatomy Ilustrated. Headline
Group, an Hachette Livre London . 2007. 66-90.
3. Long Bruce W, Rollins Jeannean Hall, Smith J Barbara. Merill’s Atlas Of
Radiographic Positioning & Procedures 13th Edition.Missouri: Elsevier :460-
520

Das könnte Ihnen auch gefallen