Sie sind auf Seite 1von 7

TUGAS KELOMPOK

“Tanaman Jeringau (Acorus calamus L.)”

KELOMPOK V (LIMA)

ANGGOTA KELOMPOK:

1. DYAH PUSPITA NINGRUM (F1F116003)


2. YUSTIKA TRISNA (F1F116013)
3. BELLA PASCILLA (F1F116035)
4. CINDY KARTIKA BR.STP (F1F116024)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2019

Deskripsi Tanaman Jeringau


Tanaman Jeringau (Acorus calamus L.) dikenal juga dengan nama Dringo
(Jawa), Jaringao (Sunda), Calamus (Inggris), Chang pu (Cina), Shobu (Jepang).
Tanaman ini tingginya 0,5 m. Daunnya bertulang sejajar, panjangnya antara 1-
1,5 cm, dengan tulang daun di bagian tengahnya yang kuat, ujung daun lancip,
menyebarkan bau yang sangat harum. Warna dun hijau tua dan permukaannya
licin. Batang tanaman berada dalam lumpur berupa rimpang dengan akar
serabut yang besar. Penampang rimpang sekitar 1 cm sampai dengan 1,5 cm,
sementaranya akarnya sekitar 3 mm sampai dengan 4 mm. Rimpang beruas-
ruas dengan tunas pada tiap ruas. Panjang rimpang tergantung umur tanaman
serta tingkat kegemburan lumpur. Pada pertumbuhan optima, rimpang jeringau
bisa bercabang dan melingkar-lingkar sepanjang 60 cm. Jeringau tumbuh
merumpun membentuk satu koloni tanaman yang makin lama akan semakin
melebar. Bunganya tersusun dalam tongkol yang panjangnya antara 3-4,5 cm,
tangkai bunga itu sendiri panjangnya 20-25 cm. Bunganya kecil-kecil,
warnanya kuning kehijauan, baunya sangat harum. Buahnya merupakan buah
buni, bentuknya seperti gasing yang berlendir. Apabila telah masak bunga itu
jatuh ke atas tanah. Akarnya kuat, mempunyai rimpang yang berwarna merah
jambu dengan bagian dalamnya berwarna putih (Pusat Studi Biofarmaka LPPM
IPB dan Gagas Ulung, 2014).
Menurut Balakumbahan (2010), taksonomi tanaman Jeringau yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Acorales
Famili : Acoraceae
Genus : Acorus
Spesies : Acorus calamus

Persebaran Jeringau di Indonesia


Tanaman ini berasal dari Asia yang beriklim sedang, melipui india,
sekitar laut hitam dan laut kaspia. Dari daerah tersebut tanaman menyebar ke
seluruh penjuru dunia. Tanman ini menyukai tempat yang lembab dan berair.
Di Jawa terdapat di ketinggian antara 275-2050 meter dari permukaan laut.
Tanaman ini tumbuh di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa atau pinggir sungai.
Biasanya tumbuh secara liar, tetapi ada juga yang dibudidayakan. Di Indonesia
sendiri, tanaman ini hamper ada di seluruh wilayah Indonesia seperti Aceh,
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Pulau Jawa, Kalimantan, dan lain sebagainya.
Jenis Kandungan Minyak Atsiri Pada Tanaman Jeringau

Rimpang dan daun Acorus calamus mengandung saponin flavonoida, di


samping rimpangnya mengandung minyak atsiri yang berguna sebagai pengusir
serangga. Selain itu kandungan minyaknya antara lain minyak atsiri yang
mengandung eugenol, asarilaldehid, asaron (alfa dan beta asaron), kalameon,
kalamediol, isokalamendiol, preisokalmendiol, akorenin, akonin,
akoragermakron, akolamonin, isoakolamin, siobunin, isosiobuni, dan
episiobunin. Selain atsiri, Jerangau juga mengandung resin, amilum(Atsiri
Indonesia, 2006).

Bagian tanaman penghasil minyak atsiri


Menurut Agusta (2000), rimpang (kering angin) mengandung sekitar 27% minyak
atsiri dengan komposisi kimia sebagai berikut:

No. Senyawa Kandungan (%)

1. Metil eugenol 1,25

2. α-Kurkuinina 1,05

3. α-Zingiberena 3,41

4. β-Farnesena 1,07

5. 7,11-Dimetil,3-metilena-1,6,10 dodekatriena 1,57

6. 4a,5,6,7,8a-Heksahidro-7α-isopropil 4aβ, 8aβ- 0,59


dimetil 2(1H)-naftalena

7. β-Asaron 2,70

8. α-Asaron 79,70

9. Asaron 4,29

α-Asaron β-Asaron
Struktur α-Asaron dan β-Asaron

Khasiat tanaman Jeringau


Di Eropa, rimpang, dan minyak atsiri Jeringau biasanya digunakan oleh
industri bahan pewangi dan produksi minimum alkohol. Tanaman Jeringau
umumnya digunakan sebagai karminatif, spasmolitik dan diaforetik. Secara
tradisional, tanaman ini bermanfaat untuk membangkitkan nafsu makan,
mulas, nifas, penenang, pencernaan, radang lambung kurap (obat luar), sakit
kepala/migrain, anti inflamasi, maag, diare, disentri, asma, cacingan,
imunostimulan, dan meningkatkan kadar trombosit pada penderita demam
berdarah dengue. Ekstrak alkohol Jeringau sangat berguna sebagai bahan
antibakteri. Ekstrak air dan alkohol rimpang Jeringau dapat menurunkan kadar
lipid darah dengan senyawa bioaktif α-asarone dan β-asarone, ekstrak tersebut
juga memiliki aktivitas sebagai analgesik dam neuroprotektif. Ekstrak metanol
Jeringau juga memiliki aktivitas sebagai antidiabetes.
Minyak Jeringau dikenal juga sebagai calamus oil. Selain sebagai obat,
minyaknya digunakan sebagai sampo dan bahan sabun karena dapat
menghilangkan berbagai penyakit kulit, pemberi citarasa pada industri
minuman, permen, makanan, dan industri parfum. Selain itu, tepung rimpang
dan minyak atsiri tanaman ini juga dapat digunakan sebagai insektisida.
Penggunaan rimpang tanaman tidak boleh digunakan dalam waktu lama
atau terus menerus, karena dapat menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan. Dalam dosis tinggi dapat memberikan efek meningkatkan aktivitas
mental (psikoaktif), selain itu senyawa asaron dari Jeringau juga merupakan
senyawa alami yang potensial sebagai pemicu timbulnya kanker. Jeringau juga
bisa menyebabkan penumpukan cairan di perut, mengakibatkan perubahan
aktivitas pada jantung dan hati, serta dapat menimbulkan efek berbahaya pada
usus (Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB dan Gagas Ulung, 2014).

Proses Untuk Mendapatkan Minyak Atsiri

Dalam tanaman terdapat kelenjer minyak atau pada bulu-bulu kelenjer.


Biasanya proses difusi berlangsung sangat lambat. Untuk mempercepat proses
difusi maka sebelum penyulingan dilakukan bahan tanaman harus diperkecil
dengan cara dipotong-potong atau digerus. Pemotongan menjadi kecil-kecil atau
penggerusan merupakan upaya mengurangi ketebalan bahan hingga difusi
dapat terjadi. Peningkatan difusi akan mempercepat penguapan dan
penyulingan minyak atsiri.

Kemudian dilakukan proses pengeringan, dimana pengeringan adalah


suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu
bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi
panas. Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa
komponen disamping ikut sebagai bahan pereaksi. Pengurangan air baik secara
pengeringan atau penambahan bahan penguap air bertujuan mengawetkan
bahan pangan dan dapat menjaga mutu bahan pangan tersebut. Pengerjaan
utama penyulingan adalah mengisolasi atau mengeluarkan minyak atsiri dari
bahan tanaman yang berbau. Minyak atsiri akan keluar setelah uap menerobos
jaringan-jaringan tanaman yang terdapat dipermukaan. Proses lepasnya minyak
atsiri ini hanya dapat terjadi dengan hidrodifusi atau penembusan air
pada jaringan-jaringan tanaman. Pengambilan ekstraksi minyak atsiri dari
tumbuhan dapat dilakukan dengan tigacara yaitu :

1. Penyulingan Air
Dengan cara, bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan
air mendidih.Bahan yang disuling akan mengembang atau menguap di atas air
atau terendamseluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan
yang akan diproses. Air dapat didihkan dengan api secara langsung.
Penyulingan air ini tidak ubahnya bahan tanaman direbus secara langsung.

2. Penyulingan Uap dan Air


Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air
ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-
lobang yang ditopang diatas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat
penyulingan diisi dengan sedikit air dimana bahan ditempatkan. Bahan
tanaman yang akan disuling hanya terkena uap dan tidak terkena air yang
mendidih.

3. Penyulingan Uap
Dalam penilitian ini, penulis menggunakan cara ketiga yang dikenal
sebagai penyulingan uap atau penyulingan uap langsung dan perangkatnya
mirip dengan kedua alat penyuling sebelumnya hanya saja tidak ada air
dibagian bawah alat. Uap yang digunakan lazim memiliki tekanan yang lebih
besar dari pada tekanan atmosfer dan dihasilkan dari hasil penguapan air yang
berasal dari suatu pembangkit uap air. Uap yang dihasilkan kemudian
dimasukkan ke dalam alat penyulingan. Menurut G.Bernasconi ( 1995 )
penguapan dan destilasi umumnya merupakan proses pemishan stu tahap.
Pada proses destilasi ini, campuran yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam
alat penguap ( umumnya alat penguap labu ) dan dididihkan.Pendidihkan terus
dilangsungkan hingga sejumlah komponen tertentu yang mudah menguap
terpisahkan. Selama pendidihan, fraksi komponen yang sukar menguap dalam
cairan bertambah besar sehingga komposisi destilat yang dihasilkan juga
berubah terus.
Parameter Mutu Minyak Atsiri Jeringau

Menurut Effendi dan Widjanarko (2014), diperoleh parameter mutu pada minyak atsiri
jeringau adalah sebagai berikut ;

Parameter Literatur

Rendemen ±1-3%

Indeks bias 1.5500-1.5525

Berat Jenis 1,06-1,08

Kelarutan dalam alkohol 90% Larut dalam tiap 5 volume

Bilangan Asam Tidak lebih dari 4

Bilangan ester 3-20

Kemudian menurut Djonny (2018), parameter mutu lainnya dari minyak atsiri
Jeringau adalah sebagai berikut :

parameter Literatur

Putaran optik (-2) – (+)6,5

Daftar Pustaka

Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: Institut


Teknologi Bandung.
Balakumbahan, R., Rajamani,K., and Kumanan,K. 2010. Acorus calamus An
Overview. Journal Of Medicinal Plants Research. Vol 4(25). Hal 2740-
2745.

Djonny,M.2018.Dampak Rekayasa Proses Bahan Baku Pada Penyulingan


Minyak Atsiri Jeringau (Acorus calamus).Seminar Nasional Sinergitas
Mulidisiplin Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (SMIPT).Vol 1.

Effendi,V.P.,dan Widjanarko,S.B.2014.Distilasi Dan Karakterisasi Minyak Atsiri


Rimpang Jeringau ( Acorus calamus ) Dengan Kajian Lama Waktu
Distilasi Dan Rasio Bahan : Pelarut.Jurnal Pangan Dan
Agroindustri.Vol 2(2).
Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB dan Gagas Ulung. 2014. Sehat Alami Dengan
Herbal 250 Herbal Tanaman Berkasiat Obat + 60 Resep Menu
Kesehatan. Jakarta : Erlangga.

Das könnte Ihnen auch gefallen