Sie sind auf Seite 1von 14

PROSES PRODUKSI ACARA SIARAN LANGSUNG TELEVISI

UNTUK MENGHASILKAN ACARA YANG LAYAK TONTON

Muhammad Gafar Yoedtadi, Muhammad Adi Pribadi, dan Kurniawan Hari Siswoko

Fakultas Ilmu Komunasi Universitas Tarumanegara


yudtadi@gmail.com, adip@fikom.untar.ac.id, kurniawan.hari@gmail.com

Abstract
Television live shows have a higher complexity than shows produced with recording formats. In terms of prepara-
tion should be done in detail and planned. Discussions are not only done repeatedly between production crew,
but also against the performers. The reason is that the live broadcast on television does not have the opportunity
to edit as the broadcasts do with the recording format. Various errors and irregularities may occur in live events.
A more critical aberration is when it violates the rule of law and social norms. Indonesian Broadcasting Com-
mission (KPI) as mandated by Law no. 32/2002 Broadcasting, has published the Broadcasting Standards and
Broadcast Program Standards Guidelines (P3SPS) to arrange for television stations to always produce good
quality programs. However, in KPI observations the number of sanctions for television stations due to P3SPS
violations has not decreased. A prominent breach case is the mistake made by the performers due to not follow-
ing the script that has been prepared, doing spot scene that turned out to violate the rules P3SPS. This research
seeks to uncover the process of producing live television programs. As a sample of research selected two national
television stations.

Keywords: television, live broadcast, production process, KPI, P3SPS

Abstrak
Acara televisi yang disiarkan secara langsung memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dibanding acara yang
diproduksi dengan format rekaman. Dari sisi persiapan harus dilakukan secara detil dan terencana. Diskusi tidak
hanya dilakukan berulang kali antar awak produksi, tapi juga terhadap para pengisi acara. Penyebabnya adalah
acara yang disiarkan secara langsung di televisi tidak memiliki kesempatan untuk melakukan penyuntingan se-
bagaimana yang dilakukan siaran dengan format rekaman. Berbagai kesalahan dan penyimpangan berpeluang
terjadi dalam acara siaran langsung. Penyimpangan yang lebih genting adalah ketika melanggar aturan hukum dan
norma-norma sosial. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sesuai amanat Undang-Undang No. 32/2002 Penyiaran,
telah menerbitkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) untuk mengatur agar stasiun
televisi selalu memproduksi acara yang layak untuk ditonton masyarakat. Namun, dalam pengamatan KPI jumlah
sanksi untuk stasiun televisi akibat pelanggaran P3SPS tidak kunjung mengalami penurunan. Kasus pelanggaran
yang menonjol adalah kesalahan yang dilakukan para pengisi acara akibat tidak mengikuti naskah yang sudah
disusun, melakukan adegan spotan yang ternyata melanggar aturan P3SPS. Penelitian ini berupaya mengungkap
proses produksi siaran langsung televisi untuk menghasilkan acara yang layak tonton. Sebagai sample penelitian
dipilih dua stasiun televisi nasional. Metode penelitian kualitatif deskriptif.

Kata kunci: televisi, siaran langsung, proses produksi, KPI, P3SPS

K
asus pelecehan lambang negara oleh pe- ontarkan gurauan soal tanggal Proklamasi Ke-
nyanyi dangdut Zaskia Gotik sempat me- merdekaan Republik Indonesia dan lambang sila
nyedot perhatian publik beberapa waktu kelima yang terdapat pada Garuda Pancasila.
lalu. Zaskia yang tampil dalam sebuah acara va- Gurauan tersebut dianggap tak pantas oleh
riety show di sebuah stasiun TV terkemuka, mel- publik karena merendahkan simbol negara. Protes

157
WACANA, Volume 16 No. 1, Juni 2017, hlm. 157 - 170

publik yang sebelumnya hanya dilontarkan di me- Terdiri atas 227 teguran tertulis, 34 teguran tertu-
dia sosial, pada akhirnya berujung pada laporan ke lis kedua, dan lima penghentian sementara. Jumlah
kepolisian. Meski Zaskia sudah berupaya meminta ini meningkat dibanding 2014 yang mencapai 184
maaf dan mengungkapkan dalih ketidaktahuan ter- sanksi (Antaranews.com)
hadap aturan, polisi tetap menanggapi kasus terse- Pertanyaan dalam penelitian ini adalah,
but. Bahkan membawanya ke ranah hukum karena bagaimana proses produksi siaran langsung tele-
dugaan penghinaan terhadap lambang negara bu- visi untuk menghasilkan acara yang layak tonton?
kan delik aduan. Artinya, tanpa ada yang melapor Penelitian ini akan memberikan gambaran proses
pun, polisi sudah bisa mengusut kasus tersebut. produksi siaran langsung yang layak tonton di
Persoalan yang ditimbulkan oleh Zaskia, bo- televisi berdasarkan pengalaman para pengelola
leh jadi hanya salah satu kasus yang sering terjadi televisi sehingga para peneliti dalam penelitian ini
dalam dunia hiburan, khususnya di media televisi. bisa mempelajari kelebihan dan kekurangan dalam
Artis yang tanpa sengaja melanggar aturan hukum, proses produksi televisi untuk menghasilkan pro-
norma kesopanan bukan sekali ini terjadi. Con- gram yang layak tayang.
tohnya: artis yang melontarkan kata-kata kasar,
ejekan yang merendahkan martabat seseorang, Kajian Pustaka
dan melakukan gerakan-gerakan erotis. Televisi swasta di Indonesia telah beroperasi
Pada umumnya pelanggaran terjadi pada acara lebih dari 28 tahun. Diawali oleh RCTI yang la-
yang disiarkan secara langsung (live). Pengelola hir pada 1987, kemudian sejumlah televisi swasta
televisi tentu paham, acara siaran langsung lebih berikutnya lahir secara bergelombang. Armando
sulit dikendalikan dibandingkan acara yang di- (2016) mencatat perkembangan televisi swasta
produksi secara rekaman. Pada acara hasil reka- relatif cepat, hanya dalam lima tahun lahir lima
man terdapat proses sensor dan penyuntingan se- stasiun televisi baru; TPI, SCTV, AN TV dan Indo-
belum acara tersebut disiarkan. Sementara acara siar. Kelahiran yang begitu cepat itu disayangkan
siaran langsung (live) tidak memiliki kesempatan oleh Armando (2016), karena tanpa perencanaan
untuk disunting terlebih dulu. Karena itu dibutuh- matang atau cetak biru, dan lebih didorong oleh
kan langkah-langkah persiapan yang lebih rumit aspek bisnis semata. Selepas pemerintah Soeharto,
dalam memproduksi acara siaran langsung. pemerintah memberikan izin baru untuk stasiun
Dalam memproduksi acara siaran langsung tim televisi swasta beriktunya, Trans TV, TV7, Global
produksi harus membuat perencanaan yang matang TV, Metro TV, TV One.
dari ide, biaya, naskah, pernak-pernik kemeriahan, Menurut Armando (2016) rangkaian perkem-
teknik, panggung, pengisi acara. Melakukan lati- bangan tersebut menyebabkan kompetisi dalam
han berulang kali agar semua aspek bisa terseleng- bisnis pertelevisian menjadi semakin ketat. Bila di
gara sesuai naskah. Tim produksi harus memahami peridode 1990-an, program-program televisi yang
segala hal yang boleh dan tidak untuk ditayangkan. sangat popular-misalnya Si Doel Anak Sekolahan
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sesuai atau Tersanjung-bisa memperoleh rating di atas
amanat Undang-undang no 32 tahun 2002 tentang 20; di masa kompetisi ketat rating tertinggi hanya
Penyiaran, telah menerbitkan Pedoman Perilaku bergerak di angka 10. Namun hal ini tidak meny-
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) urutkan banyak pihak untuk turut terjun ke dalam
dalam rangka melindungi publik dari tontonan pertarungan pertelevisian. Di banyak daerah lahir
televisi yang tidak sehat. Dalam P3SPS telah diatur stasiun-stasiun televisi lokal, walau banyak dian-
beberapa materi yang dilarang untuk ditayangkan. taranya harus mati atau berpindah tangan setelah
Namun, berulang kali stasiun televisi mendapat te- bersiaran hanya beberapa tahun. Selain itu, lahir
guran dan peringatan. pula sejumlah stasiun televisi dengan modal kuat
Data KPI menunjukkan, sanksi berupa tegu- di Jakarta yang mengembangkan jaringan di berb-
ran dan peringatan yang diberikan KPI kepada 14 agai daerah di seluruh Indonesia, seperti Kompas
stasiun televisi pada 2015 berjumlah 266 sanksi. TV, NET, Rajawali dan sebagainya.

158
Muhammad Gafar Yoedtadi, Muhammad Adi Pribadi dan Kurniawan Hari Siswoko, Proses Produsi Acara...

Televisi swasta di Indonesia pada umumnya andalan stasiun televisi untuk mendapatkan iklan
sarat dengan acara hiburan. Hal ini tidak dapat lebih banyak (Armando, 2016).
dilepaskan dari posisi televisi di Indonesia yang Acara yang besifat hiburan memang banyak
ditempatkan oleh publik sebagai medium hiburan. disukai penonton televisi di Indonesia. Beragam
Maka tidak salah jika pengelola televisi akan me- jenis acara hiburan, antara lain sinetron (series
maksimalkan produksi acara hiburan dalam rangka dan FTV), hiburan music, komedi (variety show),
mencari uang. Hartley (1992) dalam Burton (2000) pencarian bakat (talent search), reality show, film
berpendapat bahwa televisi adalah sebuah usaha lepas/FTV (movie) dan program anak-anak (chil-
kapitalis, alat kontrol sosial, sekaligus sumber kes- dren). Dari bagan 1 data yang diolah dari Nielsen
enangan yang populer. Acara hiburan rata-rata me- (2015) menunjukkan jumlah pasokan acara hi-
miliki rating tinggi dan selalu di tempatkan pada buran (supply) masih terlampau kecil dibanding
jam utama (prime time). Acara hiburan menjadi jumlah minat menontonnya (demand).
Bagan 1. Supply Acara dan Demand Penonton Televisi Tahun 2015

Sumber: Nielsen (2015)

Dari bagan 2 data rating dan share yang dihasil- pertelevisian memaparkan, kode-kode yang mun-
kan Nielsen (2014) juga menunjukkan tingginya cul atau yang digunakan dalam acara televisi
penonton televisi untuk acara-acara hiburan terse- tersebut saling berhubungan sehingga terbentuk
but (series, movie, entertainment, children) baik di sebuah makna. Sebuah realitas tidak muncul be-
Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. gitu saja melalui kode-kode yang timbul, namun
Televisi sebagai medium hiburan tidak terlepas juga diolah melalui penginderaan serat referensi
dari dunia seni yang banyak membutuhkan kreati- yang telah dimiliki oleh pemirsa televisi, sehingga
vitas dari para pengisi acara. Sebagai medium hi- sebuah kode akan dipersepsi secara berbeda oleh
buran, maka kreativitas dalam acara televisi harus orang yang berbeda juga.
dapat diterima oleh publik. Inilah tugas berat tele- Tugas berat para kreator acara televisi disebab-
visi, menghibur tapi tidak merusak. Fiske (1991) kan televisi adalah medium yang menghasilkan
yang memperkenalkan teori Television Codes atau banyak tanda. Burton (2000) mengatakan pada
yang disebut kode-kode yang digunakan dalam dasarnya televisi bersifat polisemik. Artinya, tele-

159
WACANA, Volume 16 No. 1, Juni 2017, hlm. 157 - 170

Bagan 2. Persentase Rating Acara di Televisi Nasional

Sumber: Nielsen (2014)

visi terdiri dari banyak tanda yang dibangun me- Orlebar (2002) menempatkan pra produksi
lalui serangkai kode yang bersifat visual, verbal, dalam alur produksi siaran televisi sebagai tahap
teknikal, nonverbal. Polisemi cenderung meng- penting untuk menentukan baik tidaknya sebuah
hasilkan kompleksitas visual dan aural. Polisemi acara televisi. Ide adalah elemen pertama dalam
menyebabkan pelbagai kemungkinan makna bagi proses pra produksi untuk menentukan sebuah
publik. Sehingga, membaca (reading) televisi program bisa diterima oleh khalayak (pasar) atau
adalah sebuah aktivitas yang rumit. tidak. Tahap pra produksi, menurut Orlebar, adalah
Dalam proses produksi acara televisi dike- memindahkan secara baik sebuah ide menjadi kon-
nal tiga tahap; pra produksi, produksi dan pasca sep acara televisi.
produksi. Tahapan pra produksi biasanya dilaku- Dalam dunia pertelevisian ide sebuah acara ter-
kan perencanaan, diskusi ide, persiapan bujet, kadang tidak sepenuhnya merupakan ide baru. Bisa
penulisan naskah, penyusunan rundown. Tahapan saja ide lama yang diperbarui dengan penambahan
produksi adalah proses pengambilan gambar (shot- beberapa elemen baru. Misalnya, artis yang berbe-
ing). Pasca produksi adalah proses akhir berupa da. Mengenai hal ini Blumenthal dan Goodenough
penyuntingan hingga distribusi konten (Blumen- (2005) mengatakan:“Television producer and pro-
thal dan Goodenough, 2005). Menjadi persoalan grammers are notorius copycats…Sometimes, the
adalah produksi acara siaran langsung (live), di- new idea is an old one with twist. Sometimes, the
mana proses penyuntingan langsung dilakukan new shows isn’t a new idea at all, just copy with a
pada tahap pengambilan gambar. Dengan kata lain, different title and a different cast.”
tahap produksi serentak dilakukan juga tahap pas- Maka tidak jarang kita menemukan beberapa
ca produksi. Siaran langsung menurut Pedoman acara di televisi yang memiliki kemiripan. Dahsyat
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (RCTI) dengan In Box (SCTV), Stand Up Com-
(P3SPS) yang diterbitkan oleh Komisi Penyiaran edy Academy (Indosiar) dengan Stand Up Comedy
Indonesia (KPI, 2012) disebutkan sebagai segala Indonesia (Kompas), American Idol dengan The
bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa Voice.
jeda waktu. Memproduksi acara yang layak tonton bagi

160
Muhammad Gafar Yoedtadi, Muhammad Adi Pribadi dan Kurniawan Hari Siswoko, Proses Produsi Acara...

pemirsa, merupakan kewajiban yang harus diem- abilitas timbal balik antara media terhadap audi-
ban para pengelola televisi. Penyebabnya adalah ences, referents, clients dan sources. Sementara
televisi sudah menjadi medium hiburan favorit akuntabilitas dibebankan oleh owners dan regula-
bagi banyak keluarga. John Hartley (1992) dalam tors kepada media. Public opinion, social institu-
Burton (2000) menunjukkan betapa televisi meru- tions dan pressure groups/interest group secara ti-
pakan medium yang begitu dekat dengan keluarga. dak langsung membebankan akuntabilitas kepada
Menurutnya, televisi pada dasarnya merupakan media.Secara garis besar kerangka akuntabilitas
media domestik. Rumah sebagai konsep ruang media dapat ditempatkan pada tiga acuan; per-
keluarga tak lagi bisa dipisahkan dari televisi. tama, hukum dan regulasi (law and regulations).
Konsep ini didukung oleh Andrew Tolson (1996) Kedua, keuangan dan pasar (financial and market).
dalam Burton (2000) yang menyatakan konsep Ketiga, tanggung jawab terhadap publik (public
televisi memiliki ‘kedekatan yang berjarak’ (inti- responsibility), dan tanggung jawab profesional
macy at a distance). Televisi memang beroperasi (professional responsibility). (McQuails, 2000)
dalam sebuah ruang publik. Meskipun demikian,
sesungguhnya televisi memasuki ruang domestik
kita, rumah kita.
Kewajiban televisi dalam menayangkan aca-
ra yang layak tonton bagi publik sejalan dengan
konsep akuntabilitas media. McQuail’s (2000)
mengartikan konsep akuntabilitas (accountability)
pada media adalah segala proses yang dilakukan
media baik secara sukarela maupun tidak, dalam
memenuhi keinginan publik secara langsung dan
tidak atas tuntutan kualitas dan kosenkuensi dari
publikasi konten. McQuails membagi proses
akuntabilitas media ke dalam tiga kriteria; perta-
ma, harus menghormati hak publikasi secara be-
Sumber: McQuails (2000)
bas. Kedua, harus menjaga dan membatasi resiko
kerusakan terhadap individu dan masyarakat yang Gambar 1. Garis Akuntabilitas Media Dengan
ditimbulkan dari publikasi konten. Ketiga, harus Agen-agen Eksternal Dalam Hubungan
mempromosikan aspek positif dari publikasi kont- Publikasi Konten
en dan menghindari pelarangan publikasi konten. Jika dikaitkan dengan fungsi media massa,
Terdapat enam pihak yang menjadi partner me- maka televisi memiliki peran yang relatif besar
dia dalam konteks akuntabilitas. Pertama, pub- dibadingkan medium jenis lain. McQuail’s (2006)
lik (the audience or set of subscriber); kedua, dalam Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (2013)
pengiklan dan para sponsor (the clients of media, memaparkan tentang enam perspektif dalam meli-
including advertisers and sponsors); ketiga, se- hat peran media penyiaran. Pertama, media peny-
jumlah pihak yang menjadi sumber konten (differ- iaran ibarat jendela yang memungkinkan pemirsa
ent kinds of sources of conten: agencies, artists, melongok keluar, melihat pelbagai persitiwa yang
goverments, firms); keempat, mereka yang menjadi terjadi, dan belajar untuk menjadikannya pen-
subyek informasi dan liputan (those who are sub- galaman (window on event and experience). Oleh
ject of information or reporting (referents), wheth- karena itu, kecerdasan dan kecermatan pemirsa
er as individuals or groups); kelima, para pemilik memang amat dibutuhkan.
media (owners and shareholders of media firms); Kedua, media peyiaran ibarat cermin yang
keenam, regulator dan pembuat aturan (regulators merefleksikan pelbagai peristiwa yang terjadi di
and lawmakers). (McQuails, 2000) dunia (the mirror of event in society and the world
Model dibawah menunjukkan hubungan akunt- implying a faithful reflection). Maka lembaga pe-

161
WACANA, Volume 16 No. 1, Juni 2017, hlm. 157 - 170

nyiaran terikat pada tanggung jawab terhadap kualitatif yaitu: “Metode penelitian yang berland-
konten yang buruk berkaitan dengan moral. askan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
Ketiga, media penyiaran sebagai filter (gate- meneliti pada populasi atau sampel tertentu, peng-
keeper) yang menyeleksi berbagai peristiwa untuk umpulan data menggunakan instrumen penelitian,
diberi perhatian atau tidak. Oleh karena itu media analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
penyiaran mesti memiliki standar penyiaran yang tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetap-
mumpuni dalam menyeleksi informasi dan peris- kan”.
tiwa yang layak tonton. Lebih lanjut, Sugiyono (2012:13) menjelas-
Keempat, media penyiaran sebagai guide, kan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
penunjuk jalan, yang bertugas mulia menunjukkan yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
arah yang benar kepada pemirsanya atas berbagai mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
ketidakpastian, alternatif, dan keberagaman infor- tanpa membuat perbandingan, atau menghubung-
masi. kan dengan variabel yang lain.
Kelima, media penyiaran sebagai forum untuk Menurut pemahaman yang lain, penelitian kual-
mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide itatif adalah sebuah bentuk keingintahuan sosial
kepada pemirsanya sehingga memungkinkan ter- yang memfokuskan pada cara orang melakukan
jadinya tanggapan dan umpan balik. interpretasi dan merasionalisasi pengalaman-pen-
Keenam, media penyiaran sebagai interlocu- galaman mereka dan dunia tempat mereka tinggal.
tor, yang tidak hanya sekadar sebagai tempat ber- Dalam penjelasan Atkinson (2001:7) peneli-
lalu lalangnya informasi, tetapi juga sebagai mitra tian kualitatif ini adalah “istilah pokok” (umbrella
berkomunikasi dengan khalayak pemirsanya se- term) yang maknanya akan sangat tergantung pada
hingga memungkinkan terjadinya komunikasi in- pendekatan yang diambil.
teraktif yang bermanfaat. Pada dasarnya, penelitian kualitatif memiliki
Untuk menjaga agar keenam fungsi media pe- tujuan yang sama, yakni untuk memahami realitas
nyiaran dapat berjalan dengan baik, Komisi Pe- sosial dari para individu, kelompok dan budaya.
nyiaran Indonesia sebagai lembaga pengawas isi Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk
siaran telah menerbitkan secara berkala Pedoman mengeksplorasi perilaku, tingkah laku, perspektif,
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran perasaan dan pengalaman orang-orang dan apa
(P3SPS). yang ada dalam inti kehidupan mereka. Mengacu
Penelitian ini mencoba menggali proses produk- pada teori tersebut, penelitian deskriptif kuanti-
si siaran langsung acara televisi, utamanya acara tatif menitik beratkan pada data yang diperoleh
yang melibatkan artis penyanyi, pelawak dalam dari sampel populasi penelitian dan kemudian dia-
rangka menghindari pelanggaran terhadap aturan nalisis sesuai dengan metode statistik yang digu-
hukum, norma sosial atau aturan P3 SPS KPI. nakan. Pendekatan deskriptif dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan
Metodelogi Penelitian keterangan-keterangan mengenai tim kreatif dari
Setelah melalui diskusi dan kesepakatan dengan dua stasiun televisi yang termasuk dalam 10 besar
anggota tim, penelitian disepakati menggunakan AC Nielsen.
perspektif kualitatif deskriptif dengan pendekatan Dari segi metodologi, peneliti menggunakan
studi kasus. Wawancara mendalam dan penggu- studi kasus untuk memberikan gambaran leng-
naan data sekunder digunakan untuk mendalami kap dari daerah penelitian. Proses pengumpulan
area penelitian. Dalam ilmu sosial secara umum data dengan menggunakan studi kasus bisa meng-
dan lebih khusus lagi dalam ilmu komunikasi, per- gunakan wawancara mendalam, observasi pem-
spektif kualitatif deskriptif umumnya dipakai un- eran serta, observasi langsung, dokumentasi dan
tuk meneliti sejumlah sampel untuk menguji hipo- perangkat fisik (Yin, 2013). Pada penelitian ini,
tesis yang dibuat. peneliti menggunakan wawancara mendalam, do-
Menurut Sugiyono (2012:8), metode penelitian kumen dan observasi.

162
Muhammad Gafar Yoedtadi, Muhammad Adi Pribadi dan Kurniawan Hari Siswoko, Proses Produsi Acara...

Penelitian ini akan menggunakan dua orang key wawancara pertama.


informan dari pihak stasiun televisi, yakni dua Pada penelitian ini, identitas narasumber (obyek
pekerja professional dari stasiun televisi. Key in- penelitian) termasuk nama dan tempat bekerja dira-
forman yang dipilih memenuhi syarat-syarat se- hasiakan untuk memberikan keamanan dan kenya-
bagai narasumber penelitian, yaitu sebagai man- manan pada para narasumber dalam memberikan
ager produksi dari dua stasiun televisi swasta. informasi. Kecuali nama narasumber dari Komisi
Peneliti memilih mereka karena mereka dianggap Penyiaran Indonesia.
mampu menggambarkan lingkup kerja dibidang
kreatif. Para manajer produksi akan diwawancari Hasil Penelitian dan Pembahasan
dua kali pada hari yang berbeda. Wawancara per- Data hasil survey Nielsen (2014) menunjukkan
tama dilakukan untuk mengeksplorasi kegiatan tingginya jumlah acara hiburan di televisi nasional
yang dilakukan obyek penelitian dan wawancara kita. Jika merujuk pada perhitungan Nielsen terha-
yang kedua dilakukan untuk memverifikasi data dap dua stasiun televisi yang menjadi obyek pene-
yang diperoleh dari pertemuan pertama dan data litian ini, maka terlihat jumlah pasokan acara-acara
sekunder. Selain wawancara, peneliti melakukan hiburan belum sebanding dengan tingginya minat
observasi dan penelaahan dokumen untuk meleng- khalayak untuk menonton acara hiburan di televisi.
kapi data. Observasi dilaksanakan pada hari dima- Bagan 3 menunjukkan, jumlah acara jenis sine-
na peneliti melakukan wawancara mendalam. tron serial (series) belum sebanding dengan jum-
Peneliti melakukan wawancara dengan pihak lah waktu menonton sinetron oleh para pemirsa
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menge- TV A. Sementara untuk jenis acara film lepas/FTV
tahui proses pengawasan penyiaran televisi di In- (movie) dan variety show (entertainment) memi-
donesia. Wawancara dilakukan dengan wakil ketua liki jumlah waktu menonton yang hampir seband-
KPI periode 2016-2019. Wawancara dilakukan se- ing. Jika dibandingkan dengan jenis acara berita
banyak dua kali. Wawancara pertama untuk men- (news), maka kondisinya berbeda. News sudah
cari informasi yang dibutuhkan sedangkan wawa- kelebihan jam siaran dibanding jumlah waktu me-
ncara kedua dilakukan untuk verifikasi data hasil nonton yang lebih kecil.

Bagan 3. Perbandingan Antara Jumlah Pasokan Acara dan Jumlah Waktu Menonton Televisi A

Sumber: Nielsen (2014)

163
WACANA, Volume 16 No. 1, Juni 2017, hlm. 157 - 170

Hal yang hampir sama juga terjadi di TV B, je- pirsawan TVB. Jumlah jam acara jenis entertain-
nis acara hiburan mendominasi jumlah jam siaran ment, sangat jauh dibanding jumlah jam menon-
dan masih memiliki penonton yang besar. tonnya. Artinya, masih memiliki potensi untuk me-
Dari bagan 4 terlihat, jumlah jam siaran yang nambah jam siaran lebih banyak lagi. Sementara
tersedia untuk entertainment, movie dan series, jumlah jam siaran news, sudah terlampau banyak
relatif lebih kecil dibanding jumlah jam menonton dibanding jumlah jam menontonnya.
Bagan 4. Perbandingan Antara Jumlah Pasokan Acara dan Jumlah Waktu Menonton Televisi B

Sumber: Nielsen (2014)

Dari bagan 3 dan 4 di atas dapat disimpulkan, pra produksi dan produksi. Hanya saja pada tahap
peminat untuk jenis acara series, movie dan en- pasca produksi, acara taping dan live mengalami
tertainment cukup besar. Maka tidak salah jika perbedaan.
strategi acara TV A dan TV B lebih banyak lagi Pada proses acara live, pasca produksi menjadi
memproduksi ketiga jenis acara tersebut. Dengan satu dengan produksi. Proses penyuntingan (ed-
acara hiburan yang lebih besar akan mengundang iting) yang ada pada pasca produksi, dilakukan
pemasang iklan lebih banyak (Armando 2016). serentak pada saat siaran langsung. Berikut adalah
Dalam P3SPS KPI (2012) dijelaskan, produksi penjelasan dua narasumber yang bekerja pada dua
acara televisi dikenal dua format, acara yang di- stasiun televisi berbeda mengenai tahap pembua-
siarkan tidak langsung (taping) dan acara yang tan acara televise. Narasumber A mengatakan:
disiarkan secara langsung (live). Siaran langsung “Program apapun itu biasanya ada pre-production,
adalah segala bentuk program siaran yang ditay- production dan post-production. Pada saat live,
angkan tanpa jeda waktu. Siaran tidak langsung post-production kita majuin persis seperti news
adalah program siaran rekaman yang ditayangkan lah.”
pada waktu yang berbeda dengan perstiwanya. Narasumber B mengatakan: “Sebetulnya taha-
Keduanya mengenal pembagian tahap produksi; pan produksi ada tiga. Mulai dari pra produksi,
pra produksi, produksi dan pasca produksi. Baik produksi sampai pasca produksi. Nah, ada pem-
acara taping maupun live, melakukan tahapan bedaan pada pasca produksi, ada satu hal yang

164
Muhammad Gafar Yoedtadi, Muhammad Adi Pribadi dan Kurniawan Hari Siswoko, Proses Produsi Acara...

bisa dilakukan pada pra produksi jika program- Hasil dari rapat ide itu kemudian dibawa kepa-
nya adalah live yaitu membikin VT atau video da rapat berikutnya yaitu rapat koordinasi produksi
tape. Contoh profilnya apa seharusnya sudah kita dengan bagian program (programming). Dalam
lakukan di pra produksi karena kita sudah editing rapat kembali dibicarakan mengenai ide serta
dulu, itu program live. Kalau programnya taping pengembangannya (treatment), termasuk konsep
produksi petanya adalah setelah produksi, otoma- panggung (out door atau in door), dan artis pengisi
tis proses pasca produksinya adalah dengan editing acara. Mengenai rapat dengan bagian program,
mixing.” kedua narasumber berpendapat, dapat dilakukan
Dari penjelasan dua narasumber tersebut, sejak rapat pertama jika ide datang dari bagian pro-
menunjukkan betapa rumitnya memproduksi gram, atau pada rapat kedua jika ide datang dari
acara yang disiarkan secara langsung karena ta- bagian produksi.
hap produksi dan pasca produksi dilakukan se- Narasumber A: “Kita briefing, meeting. Nen-
cara serentak. Artinya proses sunting (editing) tuin konsep. Program mau dibuat seperti apa, yang
dilakukan saat siaran. Maka menjadi hal penting paling lama disitu. Premise mau dibuat seperti apa,
mempersiapkan tahap pra produksi agar pada ta- tampilan mau bagaimana. Semua dari aspek kon-
hap produksi dan pasca produksi tidak terjadi ke- sep kreatif, artisnya siapa saja… Masing-masing
salahan. Wakil ketua KPI, Sudjarwanto Rahmat TV beda. TV A dulu itu yang leading produser dan
menegaskan pentingnya pada tahap pra produksi creative team. Tapi sekarang creative itu direktorat
produser merencanakan sebuah acara memahami sendiri. Produser tetep jadi lead. Program ide dari
aturan yang ada: “Yang pertama secara konsep kita, kita yang akan arahkan. Kalau ide dari pro-
program itu memang sudah benar dilakukan oleh gramming, programming yang akan mengarah-
seorang produser, artinya seorang produser ketika kan.”
membuat atau meng-create sebuah program ha- Narasumber B: “Kalau dulu di TV B itu yang
rus paham akan aturan-aturan yang ada mengenai dimaksud pra program production itu mencakup
konten. Contohnya, pakaian yang macam-macam semuanya, dalam artian dulu produksi dan pro-
itu harusnya dipersiapkan, lalu dialog juga tidak graming itu berdiri sejajar, otomatis kadang-
boleh melanggar aturan. Artinya seorang produser kadang acaranya itu dari produksi yang disampai-
yang hendak meng-create sebuah program itu pa- kan ke programing. Sekarang itu programing itu
ham aturan sehingga konsep yang dia buat itu kon- berbeda. Programing itu yang nge-drive, bagian
sep yang baik.” produksi dijadikan sebagai pekerja. jadi meeting
Dalam proses pra produksi terjadi beberapa kali yang pertama itu adalah brainstorming itu adalah
rapat untuk membuat perencanaan. Rapat pertama merumuskan apa detil-detil dari sebuah program
adalah membahas ide acara. Televisi adalah medi- ini.”
um kreatif, karena itu dibutuhkan banyak ide un- Hasil dari rapat kedua akan dibawa ke rapat
tuk menarik penonton. Ide adalah elemen pertama berikutnya, yakni rapat rundown. Pada rapat itu
yang dibutuhkan dalam tahap pra produksi sebuah produser dan tim kreatif akan menuangkan de-
acara televisi (Orlebar, 2002). Rapat pertama dii- til acara ke dalam rundown. Untuk acara yang
kuti oleh para produser dan tim kreatif. Pada rapat disiarkan secara rutin tiap hari (striping), misal-
itu akan dibahas materi acara yang sudah pernah nya, Dahsyat, In Box, Dangdut Academy, Golden
dilakukan pada tahun lalu, atau pernah dilakukan Memories, maka dibuat dua rundown; master run-
oleh stasiun televisi lain. Kemudian bersama-sama down dan daily rundown. Master rundown berisi
menggali ide-ide yang berbeda, yang belum per- segala hal yang berhubungan dengan acara terse-
nah dilakukan televisi lain. Dalam dunia pertelevi- but. Antara lain; urutan isi acara, set panggung,
sian ide sebuah acara terkadang tidak sepenuhnya property, jumlah lampu (lighting), set tata suara
merupakan ide baru. Bisa saja ide lama yang diper- (audio), jumlah camera, kebutuhan teknis (techni-
barui dengan penambahan beberapa elemen baru. cal requirements).
(Blumenthal dan Goodenough, 2005). Sementara daily rundown hanya berisi segala

165
WACANA, Volume 16 No. 1, Juni 2017, hlm. 157 - 170

hal yang berhubungan dengan konten, yakni uru- sebagai, ooh ini ada audisi. Selain departemen
tan isi acara, dialog, musik. Rundown yang telah tersebut kita juga brainstorming dengan temen-te-
siap, akan didiskusikan kembali dengan produser. men marketing. Kenapa kita bekerjasama dengan
Master rundown hanya digunakan sekali sebagai marketing karena mereka yang akan menentukan
pegangan jika tim produksi berubah. Sementara paket jualan, lu bisa apa saja sih, itu bisa dalam
daily rundown digunakan setiap hari karena isinya tahapan brainstorming. Jadi otomatis, oh di gue
berubah setiap episode. ada 4-5 juri, ini apa, kita bisa membuat mug atau
Segala hal yang dipaparkan oleh kedua nara- membuat product dan lain-lain. Nah itu yang ke-
sumber pada tahap pra produksi tidak berbeda jauh mudian akan kita jual.”
dengan pemaparan Blumenthal dan Goodenough Jika merujuk kepada konsep akuntabilitas me-
(2005). Pada pra produksi dilakukan tiga hal, yaitu dia dari McQuail’s (2000), maka memperhitung-
concept development, packaging, production plan- kan anggaran produksi dengan estimasi pendapa-
ning and budgeting. Concept development memba- tan iklan merupakan akuntabilitas media terhadap
has mengenai ide sebuah acara, pengembangan ide para pemilik media (the owners and shareholders)
dengan mempertimbangkan selera pasar, penam- serta terhadap pengiklan dan sponsor (the clients
bahan beberapa elemen kunci, misalnya memiliki of media, including advertisers and sponsors).
ciri khas yang berbeda dengan program yang se- Rapat terakhir dalam tahap pra produksi adalah
jenis. Packaging adalah pembahasan keseluruhan rapat produksi (production meeting) yang dihadiri
acara dalam paket yang utuh, antara lain menen- oleh semua komponen pendukung acara, termasuk
tukan para pemain, pengisi acara, sutradara, jalan artis pengisi acara. Dalam rapat ini akan dievaluasi
cerita. Production planning and budgeting adalah seluruh kesiapan untuk menyelenggarakan acara
menentukan skedul kerja dan anggaran produksi. siaran langsung tersebut. Misalnya, kesiapan tim
Menentukan anggaran produksi menjadi hal art/property untuk set panggung, tim teknik pada
krusial karena berhubungan dengan kemampuan tata lampu, tata suara, tata camera, tim security un-
sebuah stasiun televisi membiayai acara-acaranya tuk kesiapan pengamanan, dan sebagainya.
selama satu tahun. Anggaran produksi sebuah aca- Ketika segala persiapan telah selesai pada ta-
ra tidak boleh menghabiskan anggaran keseluru- hap pra produksi, berikutnya adalah melakukan
han produksi acara setahun. Anggaran juga harus gladi acara. Gladi acara terbagi dua, gladi kotor
disesuaikan dengan estimasi pemasukan pendapa- dan gladi bersih. Gladi kotor dilakukan tanpa men-
tan dari iklan dan sponsor pada jam acara tersebut. genakan kostum dan perlengkapan secara lengkap.
Rapat bujet dan rapat marketing merupakan dua Sementara gladi bersih dilakukan dengan kostum
rapat penting dalam tahap pra produksi. Pada rapat dan perlengkapan lengkap, bahkan diupayakan
bujet terjadi tawar menawar tiap pos anggaran an- semirip mungkin dengan acara live. Gladi kotor
tara bagian produksi dan bagian keuangan. Semen- dilakukan pada H-3 atau H-2, sementara gladi ber-
tara pada rapat marketing membahas potensi iklan sih dilakukan pada H-1. Berikut penjelasan kedua
yang bisa didapat, pernak-pernik acara (gimmick) narasumber mengenai gladi acara:
yang bisa dijual ke sponsor, promosi yang akan Narasumber A mengatakan: “Sudah beres, ma-
dilakukan untuk mempopulerkan acara tersebut. suk rehearsal H-2 atau H-3. Begitu rehearsal akan
Mengenai rapat bujet dan marketing narasumber B ketahuan ada yang kurang di mana. Lalu kita dis-
menjelaskan: kusi lagi untuk evaluasi apa yang perlu dibenerin.”
“Masa pre production sendiri ada beberapa ta- Narasumber B mengatakan: “Setelah meet-
hap dimana budgeting melewati 2-3 tahap. meru- ing kita rehearsal, dibagi dua ada yang namanya
muskan dulu budget, finalisasi budget, endingnya rehearsal kotor dan yang bener-bener general re-
kita setelah proses-proses itu, kita bekerjasama hearsal jadi ini diusahakan sudah jalan semuanya,
dengan yang lain yaitu promo departemen akan baik blocking, baik itu lightingnya, baik itu baju
menentukan kapan kita audisi dan kapan kita pre- yang akan dipakai, karena nanti itu akan ditentu-
mier sebagai bintang tamunya sebagai teaser atau kan setting apa yang akan kita bikin. Rehearsal

166
Muhammad Gafar Yoedtadi, Muhammad Adi Pribadi dan Kurniawan Hari Siswoko, Proses Produsi Acara...

kotor itu masih pakaian biasa, blocking awal itu live kami berharap yang namanya briefing itu tetap
kita masih - kamu harus kesini - kita diskusi. Kita ada. Beberapa kali kami temui di program yang
melakukan ini agar sesuai dengan apa yang kita pagi itu, saya sebut saja di salah satu stasiun RCTI
ingin tampilin kayak tahapan-tahapan sudah jadi, Dahsyat ya, itu pelanggaran-pelanggaran sering
lighting-nya sudah siap, semua sudah siap di H-1. terjadi, karena apa? Karena memang briefing itu
Meski telah melakukan gladi bersih, namun sudah dilakukan secara rutin oleh produsernya, tapi
satu hal penting tetap harus dilakukan yaitu brief- untuk program-program yang rutin serta striping ya
ing kepada para pengisi acara. Briefing dilakukan Senin sampai Jumat, itu membuat si pemain tidak
dua kali, pertama ketika rundown telah siap, tim lagi disiplin dengan roll yang ditetapkan, kesannya
kreatif mengundang pengisi acara untuk mensosia- menyepelekan briefing dan menganggap semua ini
lisasikan konsep dan detil acara. Antara lain, uru- seperti business as usual gitu ya, sehingga kurang
tan acara, tugas masing-masing pengisi acara, dan mempertimbangkan soal briefing ini. Jadi meskip-
berbagai larangan yang harus dipatuhi. Itu disebut un program itu striping, briefing itu tetap perlu ada
briefing aktif. Sementara briefing kedua dilakukan setiap hari untuk memastikan setiap pemain setiap
beberapa saat sebelum acara siaran dimulai. Dalam pengisi acara itu sesuai dengan aturan-aturan atau
briefing tersebut para pengisi acara diingatkan skenario yang sudah dipersiapkan oleh produser.”
kembali tetang berbagai hal yang tidak boleh di- Dalam proses produksi acara siaran langsung
lakukan karena dilarang dalam aturan P3SPS KPI. dua personil yang memegang peran penting adalah
Pada saat briefing produser juga akan memastikan produser dan pengarah acara (program director).
kostum yang akan digunakan para pengisi acara Produser melakukan supervisi kepada pengarah
sudah sesuai dengan aturan. acara sesuai rundown. Pengarah acara memimpin
Narasumber A mengatakan: “Pernah, si artis seluruh kru antara lain; cameraman, audioman,
pakai baju yang diluar dugaan. Kalau ketahuan se- switcherman, floor director, artis pengisi acara
belumnya, maka di warning. Elu nggak ganti baju, agar bekerja sesuai rundown. Berikut pemaparan
nggak gua on air-in. Ganti rundown. Diisi artis dua narasumber mengenai produser dan pengarah
dulu. Kalau nggak ketahuan sebelumnya, direc- acara:
tor paling jagain shoot. Close up, lalu ke audience. Narasumber A mengatakan: “Saat live, yang
Paling itu cara jaganya. Misalnya, goyangan, ha- menjadi leader adalah produser. Tapi dia punya
rus dijaga bener. Penyanyi mudah terpancing kalau perpanjangan tangan, bisa melalui director. Pen-
ada musik dan teriakan penonton. Kita sudah brief gennya bagaimana itu disampaikan. Director ber-
sebenarnya mengenai norma-norma yang harus di- tugas menerjemahkan mau seperti apa melalui floor
jaga. Director ngakalin shoot-nya.” director. Dia yang mengatur. Produser pengennya
Narasumber B mengatakan: “Sebelum kita live seperti apa diterjemahkan oleh floor director.
kita kumpulkan dulu para komedian, maaf mas, Narasumber B mengatakan: “Pilotnya adalah
mbak, pak, bu ini ada satu lembaga yang menyorot program director jadi otomatis dia sudah di brief
tentang penyiaran namanya KPI, tolong jauhi yang “mau ngapain kamu hari ini” dia yang jadi pilot
namanya SARA, erotis, lambang negara, jangan dari program ini, harus belok kanan, belok kiri.
pernah memplesetkan apa-apa yang telah menjadi Yang me- remind dalam artian seorang producer
karya orang yang telah menjadi hak cipta.” atau EP.”
Pentingnya briefing juga ditekankan oleh Wakil Peran produser dan pengarah acara sangat pent-
Ketua KPI Sudjarwanto Rahmat, salah satu pedo- ing dalam mengendalikan jalannya acara siaran
man sebelum live adalah dilakukan briefing. Hanya langsung. Sepanjang siaran, diharapkan konsen-
saja Rahmat menyayangkan, untuk acara yang di- trasi keduanya sepenuhnya tertuju kepada konten.
tayangkan live setiap hari (striping) briefing sering Jika ada hal yang tidak sesuai dengan naskah,
kali tidak dipatuhi karena sudah dianggap hal se- maka produser atau pengarah acara harus segera
pele. Berikut pernyataan Wakil Ketua KPI Sudjar- melakukan langkah antisipasi. Misalnya, ada pe-
wanto Rahmat:“Sebelum proses produksi program main yang terlalu asyik berdialog hingga ke luar

167
WACANA, Volume 16 No. 1, Juni 2017, hlm. 157 - 170

naskah, maka produser atau pengarah acara ha- dapat hukuman bukan cuma TV tapi juga artisnya.
rus segera mengingatkan. Untuk mengingatkan Narasumber B mengatakan: “Rahasia umum
mereka dibantu floor director yang bisa memberi dari aturan adalah jauhin yang namanya SARA,
tanda kepada para pemain. Jika ada pemain yang jauhin yang terkait lagu kebangsaan, jauhin yang
melakukan adegan menari erotis, maka pengarah terkait dengan lambang negara.”
acara memerintahkan switcherman yang mengen- Kesadaran kedua narasumber pada hal-hal yang
dalikan mixer gambar untuk memindahkan pili- berbahaya untuk ditayangkan selaras dengan kon-
han gambar ke kamera yang lain. Ketika ada ar- sep akuntabilitas media yang dikemukaan Mc-
tis yang berpakaian seksi, produser atau pengarah Quail’s (2000). Yakni, akuntabilitas media di hada-
acara meminta juru kamera memindahkan shoot ke pan publik (the audience or set of subscriber) dan
arah yang lain atau mengambil shoot dengan angle regulator (regulators and lawmakers). Sementara
yang tidak terlalu memperlihatkan bagian pakaian dipandang dari sudut pandang fungsi media, maka
yang seksi. kesadaran untuk berhati-hati dalam menayangkan
Wakil ketua KPI Sudjarwanto Rahmat sangat konten, sejalan dengan fungsi kedua; media peny-
menekankan peran produser dan pengarah acara iaran ibarat cermin yang merefleksikan pelbagai
untuk menjaga jalannya siaran langsung agar tidak peristiwa yang terjadi di dunia (the mirror of event
keluar dari yang sudah disepakati atau hingga me- in society and the world implying a faithful reflec-
langgar aturan. “Yang paling penting juga, seorang tion). Maka lembaga penyiaran terikat pada tang-
produser ketika mengawal sebuah program live gung jawab terhadap konten yang buruk berkaitan
yang sedang berjalan, dia harus benar-benar kon- dengan moral (McQuails, 2013).
sentrasi pada produksi itu jangan sampai diselingi Hal terakhir yang dilakukan pasca produksi
karena dia menganggap programnya rutin dia me- adalah evaluasi acara. Evaluasi dilakukan untuk
nyepelekan, tidak mengawal secara detil ya de- mengidentifikasi penyimpangan dan kesalahan
tik per detik, yang sering terjadi kan begitu mas, yang terjadi selama acara berlangsung. Evaluasi
sepelenya kan biasanya begini, selama produksi dapat dilakukan kapan pun, saat acara live masih
karena merasa sudah terbiasa kadang dia main HP berjalan, evaluasi sudah dapat dilakukan untuk
sendiri, dia tidak mengawasi program itu ketika bagian acara yang sudah berlangsung. Evaluasi
berjalan. Harusnya apa, produser mengawasi se- berikutnya adalah setelah acara selesai, atau jeda
cara ketat program live itu, dia tentunya dibantu keesokkan harinya. Berikut penjelasan narasumber
oleh bagian cameraman, dan bagian dengan tv A tentang proses evaluasi:
monitor yang memindahkan scene per scene, arti- Narasumber A mengatakan: “Kita juga selalu
nya ketika sebuah program live itu teryata ada ad- melakukan evaluasi, misal selesai program live.
egan yang keliru, atau pakaian melorot atau apa, Tadi kurangnya apa? Bisa di lokasi atau saat di
dia bisa segera memindahkan scene kamera itu kantor sembari nonton bareng. Misal, malam ini
yang lain yang aman.” live bahkan kadang jam 1-2 sudah ada evaluasi,
Betapa pentingnya peran produser dan penga- kurangnya apa. Bahkan di grup sudah ada evaluasi
rah acara dalam tahap produksi acara siaran lang- saat live jadi di lapangan langsung bisa bertindak.
sung, menyebabkan keduanya harus memiliki Berikut urutan proses produksi acara siaran
pengetahuan mengenai segala hal yang dilarang langsung dari proses pra produksi, produksi dan
ditayangkan. Baik karena melanggar hukum, nilai pasca produksi. (tabel 1)
kesopanan, atau berbagai larangan yang sudah dia-
tur dalam P3SPS. Kedua narasumber mengakui, Simpulan
para produser dan pengarah acara yang ditugas- Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat
kan untuk siaran langsung, rata-rata telah memiliki disimpulkan bahwa secara umum para pengelola
pengetahuan mengenai hal itu. acara siaran langsung di dua stasiun televisi yang
Narasumber A mengatakan: “Kita sudah tahu diteliti sudah memahami alur proses produksi si-
semua, cuma kadang pernah kecolongan. Yang aran langsung. Mulai dari tahap persiapan (pra

168
Muhammad Gafar Yoedtadi, Muhammad Adi Pribadi dan Kurniawan Hari Siswoko, Proses Produsi Acara...

Tabel 1. Proses Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi Acara Siaran Langsung

NO. PRA PRODUKSI PESERTA OUPUT

1 Rapat Ide Produser, tim kreatif Konsep acara baru


Rapat Produksi & Produser, tim kreatif, tim
2 Pemantangan konsep acara
Programming programming
Rapat pembuatan Master rundown/daily
3 Produser, tim kreatif
rundown rundown
Penentuan anggaran
4 Rapat Bujet Produser, tim bujet
produksi acara
Estimasi penjualan iklan dan
5 Rapat marketing Produser, tim marketing
sponsor
6 Rapat Produksi Semua pendukung acara Memastikan kesiapan acara
7 Gladi kotor Semua pendukung acara Latihan sesuai rundown
Latihan lengkap semirip
8 Gladi bersih Semua pendukung acara
acara
Produser, pengarah acara, artis Pengarahan untuk
9 Briefing
pengisi acara menghindari kesalahan
Produksi/ Pasca
Produksi
Produser, pengarah acara, floor Menjaga dan mengendalikan
10 Acara live
director acara
Pasca Produksi
Indentifikasi kesalahan dan
11 Evaluasi Tim produksi
penyimpangan

produksi), siaran langsung acara (produksi dan dilarang untuk ditayangkan. Termasuk aturan-
pasca produksi) hingga melakukan evaluasi (pasca aturan yang terdapat pada Pedoman Perilaku Pe-
produksi). nyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI
Tim produksi yang terdiri dari produser, tim secara garis besar sudah dipahami. Sebelum acara
kreatif, pengarah acara juga memiliki keinginan dimulai prosedur briefing telah dilakukan untuk
untuk selalu memproduksi acara yang aman untuk menghindari terjadinya pelanggaran. Namun jika
ditonton. Terlihat dari hasil wawancara berulang- pelanggaran masih terjadi, lebih sering akibat pen-
kali para narasumber menekankan upaya-upaya gisi acara yang tidak disiplin dalam membawakan
untuk menghindari pelanggaran-pelangaran aturan perannya sesuai naskah. Istilah mereka “kecolon-
dalam tayangan acara siaran langsung. gan”.
Tim produksi juga telah memahami hal-hal yang KPI mengakui dalam P3SPS tahun 2012 be-

169
WACANA, Volume 16 No. 1, Juni 2017, hlm. 157 - 170

lum dimuat aturan mengenai prosedur acara siaran Blumenthal, Howard. J and Goodenough, Oliver
langsung. KPI menyadari perlunya dimasukkan R., , This Business of Television: The Stan-
prosedur persiapan acara siaran langsung untuk dard Guide to the Television Industry 3rd
memperbaiki P3SPS. Saran KPI bagi pengelola Edition, Billboard Book, New York. 2006
acara siaran langsung harus melakukan tiga hal: Burton, Graeme. Talking Television: An Introduc-
Pertama, ketika mendesain acara maka konsep tion to the Study of Television, Hodder Ar-
acara harus sesuai aturan yang berlaku; kedua, se- nold, London. 2000
belum acara berlangsung selalu melakukan brief-
ing kepada pengisi acara; ketiga, selama acara Fieske, John..Television Culture, London: Routh-
berlangsung, produser dan pengarah acara berkon- ledge. 1991.
sentrasi mengawal acara. Komisi Penyiaran Indonesia Pusat. Kedaulatan
KPI mengakui dalam Undang-Undang No. Frekuensi, Regulasi Penyiaran, Peran KPI,
32/2002 Penyiaran, tanggung jawab terhadap dan Konvergensi Media, Jakarta: Penerbit
konten acara hanya dibebankan kepada stasiun Buku Kompas. 2013.
penyiaran. Sementara para pengisi acara terbebas
McQuails, Denis. Mass Communication Theory 4th
dari sanksi jika menjadi pelaku pelanggaran aturan
Edition, London: Sage Publicaton. 2000,
konten. KPI berharap dalam draft perubahan Un-
dang-undang Penyiaran yang tengah digodok di Orlebar, Jeremy. Digital Television Production A
DPR dapat juga dimasukkan ancaman sanksi un- Handbook, London: Arnold. 2002
tuk pengisi acara televisi jika melakukan pelang- Yin, Robert K.. Studi Kasus: Desain & Metode. Ja-
garan aturan penyiaran. karta: PT Raja Grafindo Persada. 2013
Saran
Karena keterbatasan waktu, penelitian ini hanya Data Survei:
menggali proses produksi acara siaran langsung
Survei Nielsen untuk TV A dan TVB, 2014 - 2015
pada jenis acara hiburan. Akan sangat sempurna
jika ada penelitian lanjutan yang juga mengupas
proses produksi acara siaran langsung berita. Teru- Sumber Internet:
tama acara siaran langsung berita yang diproduksi
di luar studio. http://www.antaranews.com/berita/537663/266-
sanksi-kpi-sepanjang-2015

Daftar Pustaka
Armando, Ade. Televisi Indonesia di Bawah Kapi-
talisme Global. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas. 2016

170

Das könnte Ihnen auch gefallen