Sie sind auf Seite 1von 15

STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF PEKERJA SOSIAL DALAM

PEMBINAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA


(PSBR) RUMBAI

By: Latifa Karomah


Email: tifatekad@gmail.com
Counsellor:
Ir. Rusmadi Awza, S.Sos, M.Si

Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Hubungan Masyarakat


Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau

Kampus Bina Widya jl. H.R Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

Every region in Indonesia has natural resources of each one of them in the
province of Riau. However, social issues such as education still can not overcome.
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai an orphanage that provides social services in
the field of development and social skills to teenagers who dropped out of school. This
study aims to determine the methods used by social workers to conduct persuasive
communication strategies to clients, knowing the strategies used by social workers in
coaching clients, and knowing the barriers experienced by social workers when
persuasive communication strategies to clients.
This study uses qualitative descriptive study, with the selection of informants
using purposive and Snowball theory . The collection data techniques are using
observation, interviews, and documentation. The analysis data technique, referring to
the interactive model Huberman and Miles. Where as examination of the validity of
data using triangulation techniques and the extension of participation.
The results of this study indicate that the communication strategy persuasive
Social Workers in panti Sosial Bina Remaja ( PSBR) Rumbai done emotionally and
rationally, take into account the client's environment, stages purport clien and predict
the way of thinking that is most familiar use by persuasive target, The method used is a
method of social case work and social group work. The obstacles encountered by social
workers to conduct persuasive communication strategy is because of motivation in
klien, and noise caused by the noise.

Keywords: communication strategies, persuasive communication, social workers, youth


fostering drop out of school, Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai


Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2010

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 1


PENDAHULUAN Sosial Republik Indonesia yaitu Panti
Provinsi Riau yang merupakan Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu
salah satu provinsi terkaya di Indonesia Apus di Jakarta, Panti Sosial Bina
juga tak lepas dari permasalahan sosial Remaja (PSBR) Naibonat di Nusa
termasuk permasalahan remaja putus Tenggara Timur (NTT), dan Panti
sekolah. Kekayaan berupa sumber- Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai di
sumber alam, seperti petroleum, gas Pekanbaru. Terdapat dua jenis
bumi, karet, dan kelapa sawit, ternyata pembinaan yang akan diikuti oleh klien
tidak sepenuhnya menjamin di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)
kesejahteraan sosial masyarakatnya. Rumbai, yaitu pembinaan sosial dan
Kepala dinas Pendidikan dan pembinaan keterampilan.
Kebudayaan Provinsi Riau, Kamsol Hingga saat ini hanya terdapat 8
mengatakan bahwa angka putus sekolah orang Pekerja Sosial yang ada di Panti
di Provinsi Riau pada tahun 2015 cukup Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai.
tinggi. Penyebabnya beragam mulai dari Satu orang pekerja sosial bertanggung
alasan ketiadaan biaya hingga rasa jawab untuk 8 sampai 9 orang klien. Hal
malas untuk bersekolah yang ini masih belum dikatakan efektif jika
disebabkan oleh faktor lingkungan. dilihat dari standar ilmu kesejahteraan
Angka putus sekolah tingkat sosial. Hal tersebut sesuai dengan
SMA/SMK mencapai 153 ribu, tingkat keterangan dari Bapak Yustisia
SMP 80 ribu, sedangkan tingkat SD Dwiputra, M.ST, idealnya satu orang
mencapai 50 ribu orang. Memasuki era pekerja sosial menangani maksimal
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), hanya 5 orang klien untuk mencapai
pendidikan dan keterampilan menjadi hasil yang lebih baik. Namun menurut
tonggak bekal generasi muda Indonesia hasil pengolahan Indeks Kepuasan
agar dapat bersaing dengan warga Masyarakat (IKM) tiga angkatan
negara asing dalam dunia kerja, terakhir terhadap pelayanan
khususnya bagi generasi muda di kesejahteraan sosial di Panti Sosial Bina
Provinsi Riau. Sebab letak Provinsi Remaja (PSBR) Rumbai menunjukkan
Riau yang sangat strategis menjadikan hasil 81,04 yang dikategorikan baik
Provinsi Riau menjadi salah satu pintu (Data diperoleh dari dokumentasi Panti
gerbang masuknya MEA ke Indonesia. Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai
(http://disdik.riau.go.id/berita- pada angkatan 68, 69, dan 70 dan data
disdikbud-riau-kumpulkan-61-anak- diambil pada tanggal 15 Januari 2016) .
putussekolah.html) Terdapat dua metode atau
Melalui Kementerian Sosial pendekatan yang dilakukan oleh Pekerja
Republik Indonesia pemerintah Sosial dalam praktiknya yakni social
mendirikan panti sosial khusus untuk case work dan social group work.
menangani remaja putus sekolah yang Metode social case work atau yang
dikenal dengan Panti Sosial Bina dikenal juga dengan bimbingan sosial
Remaja (PSBR). Menurut Kepala Panti perseorangan yang dilakukan oleh
Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai, pekerja sosial di Pannti Sosial Bina
Bapak Sarino, S.Pd, M.Si, saat ini Remaja (PSBR) Rumbai ini bertujuan
terdapat tiga Panti Sosial Bina Remaja untuk „penyembuhan‟ (problem
(PSBR) yang merupakan Unit solving). Sementara bimbingan sosial
Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian kelompok (social group work)

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 2


didasarkan atas pengetahuan mengenai hati-hati atau serangkaian manuver yang
kebutuhan manusia untuk berhubungan telah dirancang untuk mencapai tujuan
satu dengan yang lain, dan adanya yang telah ditetapkan.
saling ketergantungan diantara mereka Berdasarkan fenomena-
(Wibhawa dkk, 2010 :92). fenomena yang telah diuraikan diatas,
Beragam permasalahn klien maka peneliti tertarik untuk meneliti
yang dihadapi oleh Pekerja Sosial di bagaimana strategi komunikasi
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) persuasif Pekerja Sosial dalam
Rumbai. Permasalahan tersebut bisa pembinaan remaja putus sekolah di
berasal ketika klien berada dipanti Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)
seperti penurunan minat belajar, Rumbai.
permasalahan dengan teman, keluarga,
orangtua asuh, serta permasalahan sikap Komunikasi Persuasif
dan perilaku klien. Permasalahan klien Menurut Olson dan Zanna
juga bisa berasal dari sebelum berada (dalam Soemirat, dkk, 2008:1.35) salah
dipanti contohnya kebiasaan negatif satu bentuk komunikasi paling
seperti merokok, berkata kasar, tidak mendasar adalah persuasif, persuasif
bisa mengendalikan emosi sehingga berarti sebagai perubahan sikap akibat
menimbulkan perkelahian sesama klien, paparan informasi dari orang lain.
dan lain-lain. Pembinaan semua Konsep lain yang terkait erat dengan
permasalahan tersebut merupakan sikap adalah keyakinan atau pertanyaan-
tanggungjawab dari pekerja sosial. pertanyaan yang dianggap benar oleh
seseorang, sikap penting sekali dalam
Keterampilan berkomunikasi berbagai bidang yang sangat
(body of skill) penting artinya bagi diperhatikan banyak orang.
praktisi pekerjaan sosial karena Menurut Ma‟rat (1982), persuasi
komunikasi yang tepat dapat merubah dapat dilakukan secara rasional dan
dan mempengaruhi sikap, keyakinan, secara emosional. Cara rasional,
dan perilaku manusia serta tindakannya komponen kognitif pada diri seseorang
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh dapat dipengaruhi. Aspek-aspek yang
Pekerja Sosial seperti halnya dipengaruhi berupa ide ataupun konsep,
komunikasi persuasif (Elsa, 2008:15). sehingga pada orang yang dipersuasif
Tentu saja terdapat tahapan strategi dan terbentuk keyakinan (belief) (dalam
metode yang digunakan oleh pekerja Soemirat, dkk, 2008:1.24). Persuasif
sosial di Panti Sosial Bina Remaja yang dilakukan secara emosional,
(PSBR) Rumbai dalam menyampaikan biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu
komunikasi persuasif kepada klien hal yang berkaitan dengan kehidupan
sehingga bisa menimbulkan perubahan emosional seseorang. Melalui proses
yang berasal dari kesadaran yang emosional, aspek simpatik dan
muncul dari diri klien sendiri. emosional seseorang dapat digugah
Komunikasi persuasif merupakan suatu sehingga muncul perasaan senang pada
kegiatan yang memiliki tujuan yang diri orang yang akan dipersuasi (the
jelas dan harus dapat dicapai. Menurut liking process).
Joseph A. Ilardo (dalam Soemirat dkk, Adapun unsur-unsur komunikasi
2008:8.26) mendefinisikan strategi, persuasif yakni :
rencana terpilih yang bersifat teliti dan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 3


1. Sumber dan Penerima (Persuader membedakan komunikasi persuasif
dan Persuadee), Menurut David K. dengan komunikasi lainnya.
Berlo mengatakan bahwa semua Lingkungan, Menurut Simons
komunikasi manusia mempunyai (dalam Soemirat, dkk, 2008:2.40),
sumber, yaitu seseorang atau lingkungan atau athmosphere
sekelompok orang dengan suatu komunikasi persuasif merupakan
maksud, tujuan dan alasan untuk konteks situasional (situational context)
melaksanakan komunikasi untuk terjadinya proses komunikasi
(Soemirat dkk, 2008:2.25). tersebut. Konteks tersebut berupa
2. Pesan Persuasif, Menurut Simons kondisi latar belakang dan fisik ketika
(dalam Soemirat, dkk, 2008:2.33), tindakan komunikasi persuasif itu
secara sederhana dapat dikatakan dilakukan.
bahwa pesan (message) adalah apa
yang diucapkan oleh komunikator Tujuan Komunikasi Persuasif
melalui kata-kata, gerak tubuh, dan Tujuan komunikasi persuasif
nada suara. adalah mengubah pendapat, sikap, dan
3. Umpan Balik dalam Komunikasi perilaku. Mengubah pendapat berkaitan
Persuasif, Umpan balik juga salah dengan aspek kognitif, yaitu hal-hal
satu unsur komunikasi persuasif, yang berkaitan dengan aspek-aspek
umpan balik atau feedback adalah kepercayaan, ide atapun konsep. Dalam
balasan atas perilaku yang anda buat proses ini, terjadinya perubahan pada
(dalam Soemirat, dkk, 2008: 2.37). diri khalayak yang berkaitan dengan
Sedangkan menurut Sastropoetra pikirannya. Ia menjadi tahu sesuatu atau
(dalam Soemirat, dkk, 2008:2.38), mengetahui bahwa pendapatnya keliru
umpan balik adalah Jawaban atau dan perlu diperbaiki. Mengubah sikap,
reaksi yang datang dari komunikasi berkaitan dengan aspek afektif,
atau dari pesan itu sendiri. Umpan mencakup kehidupan emosional. Jadi
balik terdiri dari umpan balik tujuan komunikasi persuasif dalam
internal dan umpan balik eksternal aspek ini adalah menggerakkan hati,
atau inferensial. menimbulkan perasaan tertentu,
4. Efek Komunikasi Persuasif, menyenangkan dan menyetujui terhadap
Menurut Satropoetra (dalam ide yang dikemukakan. Baik atau
Soemirat, dkk, 2008:2.38), efek tidaknya tujuan komunikasi persuasif
adalah Perubahan yang terjadi pada tergantung pada persuader atau tujuan
diri komunikan sebagai akibat dari dari persuader itu sendiri (Soemirat,
diterimanya pesan melalui proses dkk, 2008).
komunikasi. Efek yang terjadi dapat
berbentuk perubahan sikap, Fungsi Komunikasi Persuasif
pendapat, pandangan, dan tingkah Menurut Malik dan Iriantara
laku. Dalam komunikasi persuasif (dalam Suprapto, 2008:114) ada tiga
terjadinya perubahan baik dalam fungsi utama komunikasi persuasif
aspek sikap, pendapat maupun adalah sebagai berikut :
perilaku pada diri persuadee 1. Control Function atau fungsi
merupakan tujuan yang utama. pengawasan, yaitu pengawasan
Disinilah letak pokok yang persuasif untuk mengkontruksi
pesan dan membangun citra diri

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 4


(image) agar dapat bentuk-bentuk yang disepakati
mempengaruhi orang lain. secara sematik.
2. Consumer Protection Funcion 4. Tahap Evaluasi (the Evaluative
atau fungsi perlindungan Stage)
konsumen yaitu salah satu fungsi Dalam tahap evaluasi, dimana
komunikasi persuasif melalui sumber memperoleh beberapa
pengkajian komunikasi persuasif ketidakcocokan antara pesan
yang akan membuat kita lebih yang ia terima dengan apa yang
cermat dalam menyaring pesan- ia pikirkan dan rasakan.
pesan persuasif yang banyak
“berkeliaran” disekitar kita. Hambatan dalam Komunikasi
Persuasif
3. Knowledge Function atau fungsi Menurut Abdurrachman (1993)
ilmu pengetahuan, komunikasi ada empat faktor yang dapat
persuasif berfungsi sebagai ilmu menghambat berjalannya komunikasi
pengetahuan, yaitu dengan persuasif diantaranya adalah (dalam
mempelajari komunikasi Effendi, 2005:27):
persuasif, kita akan memperoleh 1. Faktor Motivasi. Sudah
wawasan tentang peranan dikemukakan bagaimana motivasi
persuasi dalam masyarakat dan seseorang atau sesuatu kelompok dapat
dinamika psikologi persuasi. mempengaruhi opini. Kepentingan
seseorang akan mendorong orang itu
Proses Komunikasi Persuasif
untuk berbuat dan bersikap sesuai
Dalam memahami proses
dengan kebutuhannya.
komunikasi persuasif secara sederhana.
2. Faktor Prejudice atau Prasangka.
Dimulai dengan bagaimana sumber
Bila seseorang sudah dihinggapi dan
memahami pesan dan menggambarkan
perasaan Prejudice terhadap sesuatu,
laju internal dalam tahap paralel untuk
misalnya golongan, suku, ras, dan
sumber dan penerima, sebagai berikut
sebagaiannya orang itu dalam
(Soemirat, dkk, 2008: 2.11) :
penilaiannya terhadap hal tersebut tidak
1. Tahap Pemahaman Pesan
akan objektif lagi.
(Conceiving the Message)
3. Faktor Sematic. Kata-kata yang
Dalam tahap ini, di mana sumber
mempunyai arti tidak sama dengan
menyeleksi berbagai alternatif
komunikator dan komunikan atau ejean
pilihan pikiran dan perasaannya
yang berbeda, tapi bunyinya hampir
untuk disampaikan.
sema, dapat menimbulkan salah
2. Menyandi Pesan (Encoding the
pengertian dan sangat mengganggu.
Message)
4. Noise Factor, yaitu gangguan yang
Tahan ini, pesan dibentuk secara
disebabkan oleh suara. Ini dapat terjadi
linguistik kemudian dipindahkan
dengan disengaja dan tidak disengaja.
ke dalam stimulasi fisikal yang
dapat berjalan melalui ruang.
3. Pengkodean Kembali Pesan Strategi Komunikasi Persuasif
Melvin L. De Fleur dan Sandra J. Ball-
(Decoding the Message)
Roceach ( dalam Soemirat dkk, 2008 :
Dalam tahap ketiga ini, dimana
8.29 ) memberikan beberapa strategi
penerima memidahkan kembali
komunikasi persuasif, antara lain
stimulus fisikal ke dalam

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 5


strategi psikodinamika, strategi berkecimpung dalam kegiatan
sosiokultural, dan strategi the meaning pelayanan sosial yang terorganisasi,
construction. dimana tujuannya untuk memfasilitasi
1. Strategi Psikodinamika. Strategi ini dan memperkuat relasi dalam
dipusatkan pada faktor emosional penyesuaian diri secara timbal balik dan
dan atau faktor kognitif dengan saling menguntungkan antar individu
pesan persuasi. Dalam hal ini dengan lingkungan sosialnya melalui
menggunakan pesan persuasi untuk penggunaan metode-metode pekerjaan
pernyataan emosional, selain itu sosial.
dapat pula menghubungkan Berbagai pengertian pekerjaan
pembangkit emosional dengan sosial telah dikemukakan diatas secara
bentuk-bentuk perilaku tertentu. beraneka ragam, tergantung dari sudut
2. Strategi sosiokultural. Asumsi pokok mana tinjauannya masing-masing.
dari strategi persuasi sosiokultural Namun demikian, dari keseluruhan
adalah bahwa perilaku manusia definisi yang dikemukakan mengenai
dipengaruhi oleh kekuatan luar diri pekerjaan sosial tersebut, dapat
individu, norma-norma, kepentingan dikelompokkan secara garis besar
peran, serta sistem kontrol sosial. bahwa pekerjaan sosial dapat dipandang
Esensi startegi ini adalah pesan harus sebagai :
ditentukan dalam keadaan konsensus 1. Pekerjaan sosial sebagai suatu seni
bersama.. dalam praktik, karena dalam
2. Strategi The Meaning Construction. praktiknya pekerjaan sosial
The meaning construction (tahapan memerlukan keterampilan yang
pemaknaan) adalah hubungan antara tinggi guna memahami orang-orang
pengetahuan dan perilaku dapat lain dan dalam membantu mereka
dicapai sejauh apa yang diingat dan agar memiliki kemampuan untuk
asumsi dasar strategi ini adalah menolong diri mereka sendiri.
bahwa pengetahuan dapat 2. Pekerjaan sosial sebagai suatu ilmu,
membentuk perilaku. karena memiliki metode-metode
pemecahan masalah dank arena
Purnawan (2002:114) juga dilakukan secara objektif dalam
menambahkan strategi dalam menemukan dan memahami fakta-
komunikasi persuasif yakni strategi fakta serta dalam mengembangkan
Mirror. Strategi berfikir orang yang prinsip-prinsip dan konsep
sedang kita persuasi memiliki strategi operasional.
yang unik untuk memutuskan sesuatu, 3. Pekerjaan sosial sebagai suatu
karena orang akan mudah memutuskan profesi karena pada masa dewasa ini
sesuatu bila ia menggunakan strategi telah memiliki dan memenuhi syarat-
berfikir yang paling akrab digunakan. syarat suatu profesi.

Pekerja Sosial Sebagaimana peran dokter


Leonora Scrafica-de Guzman dalam sistem pelayanan kesehatan, guru
(dalam Wibhawa dkk, 2010:45) dalam sistem pelayanan pendidikan,
memaparkan pengertian pekerjaan maka pekerja sosial memiliki peran
sosial sebagai berikut Pekerjaan sosial sentral dalam sistem pelayanan sosial.
adalah profesi yang bidang utamanya Sebagai sebuah profesi kemanusiaan,

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 6


Pekerja Sosial memiliki seperangkat untuk membantu klien
ilmu pengetahuan (body of knowledge), mempelajari hal baru.
keterampilan (body of skills), dan nilai 4. Fasilitator, yaitu sebagai orang
(body of values) yang diperoleh melalui yang akan mempermudah dan
pendidikan formal dan pengalaman meringankan jalan klien untuk
profesional (Wibhawa dkk, 2010:47). menjadi lebih baik.

Metode Pekerjaan Sosial Pembinaan


Berkaitan dengan bidang Kata pembina diambil dari kata
pembangunan sumber daya manusia, “bina” dan mendapat awalan “pe” dan
kajian keilmuan pekerjaan sosial dalam dapat diartikan membangun dengan
praktiknya mencakup bidang kajian melalui proses pendidikan atau
mikro, mezzo, dan makro. Yang pendidikan kembali (reducatie).
termasuk bidang kajian mikro (social Menurut Amran Ys Chaniago
case work), fokus pada kebiasaan (2002:76), bina berarti mendirikan,
individu dan dampak yang dapat membangun, mengusahakan agar
menimpa individu yang bersangkutan, mempunyai kemajuan lebih, sedangkan
bidang kajian mezzo (social group Pembina adalah orang yang melakukan
work) melihat interaksi individu dengan pembinaan. Dari kata bina ini kemudian
kelompok atau lingkungannya, dan terbentuk pembinaan adalah kegiatan
dengan orang-orang terdekatnya, dan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan
bidang kajian makro (community kepada Tuhan Yang Maha Esa,
organization) lebih melihat pada intelektual, sikap dan perilaku,
kebijakan negara, lingkungan profesional, kesehatan jasmani dan
masyarakat dimana individu rohani. Pembinaan menurut pengertian
menghadapi masalahnya, mengkaji ada Sarwono (2001:35) adalah Suatu
tidaknya peraturan perundang-undangan kegiatan yang berupaya untuk
yang melindungi permasalahan yang menjadikan seseorang dengan perilaku
dihadapi (Wibhawa dkk, 2010 :92). tidak baik menjadi baik, dengan
pendekatan secara personil sehingga
dapat sekaligus diketahui penyebab
Peran Pekerja Sosial perilaku tidak baik yang selama ini
Peran pekerja sosial dalam ditunjukkan.
kelompok diantaranya adalah sebagai
berikut (Wibhawa dkk, 2010 : 105) : Remaja Putus Sekolah
1. Broker, yaitu penghubung antara Menurut Zakiyah Darajat dalam
klien dengan pihak-pihak yang Sunarto (1999 : 53 ) remaja adalah
dapat membantunya. tahap umur yang datang setelah masa
2. Mediator, Pekerja Sosial kanak-kanak berakhir, ditandai
membantu menyelesaikan pertumbuhan fisik secara cepat. Bila
konflik, pertikaian maupun ditinjau dari sudut perkembangan fisik,
perselisihan anggota kelompok. remaja dikenal sebagai tahap
3. Educator, yaitu sebagai guru, perkembangan fisik. Berdasarkan
pekerja sosial memberikan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007)
informasi baru, model-model putus sekolah adalah belum sampai
tamat namun sekolahnya sudah keluar.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 7


Jadi seseorang yang meninggalkan internal dan aspek eksternal. Aspek
sekolah sebelum tamat, berhenti internal meliputi sikap, emosi, motif,
sekolah, tidak dapat melanjutkan pengaruh pengalaman masa lalu dan
sekolah. Remaja putus sekolah dapat sebagainya. Adapun aspek eksternal
diartikan tahap umur atau usia yang terdiri atas objek, orang per orang, dan
datang setelah masa kanak-kanak lingkungan secara fisik.
berakhir yang ditandai pertumbuhan
fisik secara cepat dan meninggalkan METODE PENELITIAN
sekolahnya sebelum tamat atau tidak Desain yang menjadi arah bagi
dapat melanjutkan sekolahnya. penulis adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Tipe penelitian deskriptif
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) adalah jenis penelitian yang
Panti Sosial Bina Remaja memberikan gambaran atau uraian atas
menurut Direktorat Jendral Bina suatu keadaan sejernih mungkin tanpa
Kesejahteraan Sosial Depsos RI tahun adanya perlakuan terhadap obyek yang
1995, yaitu suatu lembaga sosial yang diteliti. Metode ini memberikan
mempunyai tanggung jawab untuk gambaran tentang suatu fenomena
memberikan pelayanan kesejahteraan tertentu secara terperinci, yang pada
sosial bagi anak terlantar putus sekolah akhirnya akan diperoleh pemahaman
guna penumbuhan dan pengembangan yang lebih jelas tentang fenomena yang
keterampilan sosial dan keterampilan sedang diteliti. Jenis penelitian
kerja sehingga mereka dapat berfungsi deskriptif bertitik berat pada observasi
sebagai anggota masyarakat yang dan suasana alamiah (naturalistis
terampil dan aktif berpartisipasi secara setting). Penulis bertindak sebagai
produktif dalam pembangunan. pengamat. Suasana alamiah artinya
Selanjutnya pelayanan kesejahteraan penulis terjun ke lapangan dan terlibat
sosial menurut Arthur Dunken seperti secara langsung dengan informan.
dikutip T. Sumarno Nugroho (1987), (Rakhmat, 2004 : 25). Maka dari itu,
pelayanan kesejahteraan sosial yaitu yang menjadi subjek penelitian ialah
memberikan perhatian utama terhadap empat orang pekerja sosial di Panti
individu-individu, kelompok, Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai
komunitas, dan kesatuan penduduk serta tujuh orang klien. Dan yang
yang lebih luas. Pelayanan ini menjadi objek pada penelitian ini adalah
mencakup pemeliharaan atau strategi komunikasi persuasif pekerja
perawatan, penyembuhan dan sosial dalam pembinaan remaja putus
pencegahan. sekolah di Panti Sosial Bina Remaja
(PSBR) Rumbai. Teknik pengambilan
Teori Social Jugdment informan pada penelitian ini ialah
Social Judgment atau teori menggunakan Purposive dan Snowball,
pertimbangan sosial dirintis dan dimana yang dijadikan sebagai anggota
dikembangan oleh Hovlan dan Sherif informan diserahkan pada pertimbangan
(1952). Asumsi dasar dari teori ini pengumpulan data yang berdasarkan
adalah bahwa orang membentuk situasi atas pertimbangannya sesuai dengan
yang penting buat dirinya dan tidak maksud dan tujuan penelitian serta
ditentukan oleh situasi. Pembentukan informan didapat dari iforman kunci
situasi tersebut terdiri atas aspek (Sukandarrumidi, 2004: 65). Teknik

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 8


pengumpulan data dalam penelitian ini selanjutnya antara pekerja sosial
dilakukan melalui observasi, wawancara dengan klien.
dan dokumentasi.
b. Kehangatan, empati, dan
keaslian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rasa empati dan ketulusan
Metode Pekerja Sosial dalam akan dirasakan oleh orang lain.
Melakukan Strategi Komunikasi Begitu juga yang dirasakan oleh
Persuasif kepada Klien di Panti klien di Panti Sosial Bina Remaja
Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai (PSBR) Rumbai. Seorang pekerja
sosial harus berempati dan ikut
1. Metode Sosial Case Work merasakan permasalahan yang
Metode sosial case work bersifat dihadapi oleh klien. Klien tidak
individual, karenanya dikatakan akan merasa nyaman jika pekerja
pendekatan mikro, yaitu membantu sosial tidak memiliki kehangatan.
klien yang memiliki masalah, baik yang Bisa jadi klien akan menjadi
bersifat eksternal, artinya memiliki semakin tertutup dan tidak dapat
masalah yang bersumber dari mengungkapkan perasaannnya.
lingkungan sosialnya maupun yang Tentu hal tersebut akan menjadi
mengalami masalah yang bersumber kendala bagi pekerja sosial dalam
dari dalam dirinya sendiri. Berbicara melakukan pembinaan.
mengenai metode sosial case work,
maka kajiannya dapat dibagi menjadi c. Menjalankan
dua bagian, yang pertama adalah bidang wawancara
yang bersifat penyembuhan dan Wawancara merupakan
konseling bagi klien yang memiliki tahap pertama dari proses
masalah dan yang kedua bagi klien yang penyelesaian masalah. Termasuk
tidak memiliki masalah, namun di dalamnya mendapatkan
menginginkan adanya upaya pemahaman tentang masalah, apa
pengembangan diri, baik dalam yang menyebabkannya, serta
meningkatkan aspek pengetahuan, sikap mengumpulkan informasi apa
maupun dalam bidang keterampilan. yang menjadi kebutuhan klien
Berbicara mengenai kajian agar dapat dianalisis dan diambil
metode sosial case work, berikut langkah-langkah yang diperlukan.
dipaparkan tahapan yang terkait di Para pekerja sosial mengevaluasi
dalamnya. masalah dalam sebuah perspektif
a. Menjalin hubungan dengan lingkungan. Sebuah masalah tidak
klien hanya menyangkut individu dan
Salah satu keahlian yang keluarga tetapi juga tingkat
perlu dimiliki oleh seorang masyarakat.
pekerja sosial adalah
berkomunikasi. Komunikasi yang d. Menangani sikap
dibutuhkan adalah ketika memulai permusuhan
hubungan dengan klien. Suatu Pekerja sosial memiliki peranan
permulaan yang baik akan yang luas dibandingkan pegawai yang
menentukan kerjasama

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 9


lain di Panti Sosial Bina Remaja 1. Strategi Komunikasi Persuasif
(PSBR) Rumbai. Membantu Psikodinamika
menyelesaikan konflik yang terjadi Menurut Ma‟rat (1982), persuasi
antara sesama klien bahkan klien dapat dilakukan secara rasional dan
dengan orangtua asuh merupakan secara emosional. Secara rasional
tanggung jawab pekerja sosial yang kognitif seseorang dapat dipengaruhi,
bersangkutan. Usaha pemecahan konflik aspek-aspek yang dipengaruhi dapat
ini dilakukan pekerja sosial dengan berupa ide, konsep ataupun pandangan
menggunakan metode sosial case work sehingga pada orang yang dipersuasif
dan sosial group work untuk terbentuk keyakinan (belief). Secara
mengetahui apa yang terjadi. Kemudian skematik, proses yang terjadi dapat
menyelipkan pesan persuasif yang bisa dijelaskan sebagai berikut (Mar‟at,
menghidari konflik terulang. dalam Soemirat dkk, 2008:5.30).
Pekerja sosial berusaha untuk
1. Metode Sosial Group Work mengubah pengetahuan klien mengenai
apa yang ia ketahui selama ini salah
Kegiatan bimbingan sosial
satunya tentang etika sosial di
kelompok ini dilaksanakan bersama
masyarakat. Kemudian pekerja sosial
dengan pekerja sosial untuk
mulai mengubah pengetahuan tersebut
memberikan penguatan bagaimana
sesuai dengan etika dan norma sosial
berinteraksi dan bersikap baik dengan
yang seharusnya. Mengubah
sesama klien, di lingkungan panti
pengetahuan adalah hal yang tidak
maupun dalam keluarga. Klien yang
mudah. Akan tetapi pekerja sosial selalu
merupakan remaja ini tidak jarang
berusaha dengan memberikan contoh
mengalami konflik dalam kegiatan
nyata yang mereka terapkan dalam
interaksi mereka selama enam bulan
kehidupan sehari-hari terutama saat
berada di panti. Apabila terjadi konflik
berada di lingkungan Panti Sosial Bina
satu sama lain antar klien maka metode
Remaja (PSBR) Rumbai.
sosial group work inilah yang
Pekerja sosial juga melakukan
digunakan oleh pekerja sosial untuk
persuasif dengan menyentuh perasaan
memnyelesaikan konflik tersebut.
atau „memainkan‟ emosional klien.
Artinya pekerja sosial dalam menangani
Cara yang dianggap „ampuh‟ oleh
konflik klien akan melihat kelompok
pekerja sosial adalah menyentuh
yang berada di sekitar klien. Misalnya
perasaan para remaja putus sekolah
teman sebaya yang bisa memungkinkan
dengan mengingatkan mereka kepada
memberikan informasi lebih mengenai
orangtua mereka. Seperti dengan
permasalahan klien sehingga pekerja
mengajukan pertanyaan “Kamu sayang
sosial dapat menemukan solusi agar
ngga dengan kedua orangtua kamu?
bisa menyampaikan dengan baik
Kemudian dilanjutkan dengan
komunikasi persuasif.
mengatakan “Makanya ayo kamu harus
lebih baik. Ingat gimana keadaan
orangtua kamu di kampung.” Dengan
Strategi Komunikasi Persuasif
ungkapan-ungkapan seperti itu biasanya
Pekerja Sosial dalam Pembinaan
akan meluluhkan perasaan remaja putus
Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial
sekolah tersebut. Data dari hasil
Bina Remaja (PSBR) Rumbai
wawancara dengan remaja putus

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 10


sekolah yang dipersuasif dengan kreatif dan menyenangkan. Seperti yang
menggunakan strategi psikodinamika dilakukan oleh salah satu pekerja sosial
ini menunjukkan para remaja putus yang ketika melakukan komunikasi
sekolah ini akan tersentuh yang perusiasif ia menggunakan bahasa atau
ditunjukkan dengan tangisan. Hal ini istilah yang akrab dengan dunia remaja
dapat menggugah nurani remaja putus seperti curhat, kepo, baper dll.
sekolah untuk menjadi pribadi yang Menurutnya hal tersebut dapat
lebih baik. Tentu Pekerja Sosial akan membangun hubungan yang lebih akrab
terus memantau perkembangan anak layaknya teman sehingga klien ketika
melalui interaksi yang terjadi maupun ada masalah dapat dengan nyaman
dengan laporan yang didapat dari menceritakan permasalahannya dan
orangtua asuh. Pekerja sosial pekerja sosialnya pun akan menemukan
mennggugah perasaan empati si anak solusi dengan baik apabila telah tercipta
sehingga mereka tersentuh dan secara rasa percaya, keterbukaan dan kejujuran
sadar menjadi termotivasi untuk lebih antara kedua belah pihak.
baik. Pekerja Sosial berusaha
2. Strategi Komunikasi Persuasif mengetahui pola pikir remaja putus
Sosiokultural sekolah yang akan dipengaruhinya,
Kebanyakan remaja putus dimana pola pikir tersebut ada dua,
sekolah perilakunya dipengaruhi oleh systematik dan heuristik. Berfikir
faktor lingkungan tempat mereka sistematik berarti target berfikir sangat
berada, baik lingkungan keluarga, logis, taat azaz dan akan mau menerima
tempat kerja, sekolah atau lingkungan pemikiran orang yang
kampus. Sebelum mempengaruhi mempengaruhinya apabila orang atau
komunikan, faktor lingkungan adalah persuader tersebut berbicara
faktor yang perlu diperhatikan oleh berdasarkan fakta, objektif, diperlukan
pekerja sosial. Biasanya pekerja sosial banyak argument logis dan statistik
melihat siapa yang paling berpengaruh yang mendukung. Proses sistematik
di lingkungan atau dalam diri anak merupakan proses yang tidak gampang,
binaannya. Selain melalui teman tidak semua klien menggunakan cara
dekatnya di asrama, pekerja sosial juga berfikir seperti ini, cara berfikir ini
bekerjasama dengan orangtua asuh sangat tergantung pada kepribadian atau
dalam membentuk serta mamantau bawaan target dari lahir dan juga
langsung proses perkembangan remaja dipengaruhi oleh situasi pada waktu itu.
putus sekolah selama dibina di Panti Sebaliknya ada juga ditemui
Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai. klien yang berfikir heuristik, berpikir
Strategi komunikasi persuasif dengan cara sederhana, lemah dalam
sosiokultural ini berkaitan dengan mengikat pikiran. Yang berfikiran
metode sosial group work, dimana heuristik mudah dipengaruhi, mudah
pekerja sosial akan memerlukan goyah, dan mau meninggalkan
bantuan dan informasi dari lingkungan keyakinan yang lama. Apabila sasaran
sosial klien. dalam proses berfikir seperti ini pekerja
3. Strategi Komunikasi Persuasif sosial dalam mempersuasi diperlukan
Mirror banyak cues atau isyarat dalam artian
Menjadi seorang pekerja sosial untuk mendukung pesan persuasi
berarti harus menjadi pribadi yang ditambah dengan cerita-cerita,

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 11


pengalaman, pujian dan hal lain yang yang kurang motivasinya akan kurang
menyenangkan. bersemangat dan banyak membolos
dengan berbagai alasan ketika
Faktor yang Menjadi Penghambat mengikuti pembinaan sosial maupun
Pekerja Sosial dalam Melakukan keterampilan.
Strategi Komunikasi Persuasif dalam
Pembinaan Remaja Putus Sekolah di 2. Noise Faktor
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Masih terbatasnya tempat
Rumbai khusus untuk bimbingan menyebabkan
Dalam kegiatan pembinaan oleh noise. Noise faktor merupakan faktor
pekerja sosial kepada remaja putus gangguan yang disebabkan oleh suara.
sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Biasanya ketika ada bimbingan secara
(PSBR) Rumbai banyak faktor yang pribadi ketika pekerja sosial ingin
menjadi penghambat dalam melakukan mengungkapkan suatu kasus dilakukan
strategi komunikasi persuasif, sehingga di dalam ruangan kantor yang terdiri
tujuan pembinaan dan target yang dari beberapa orang pegawai panti.
hendak dicapai yaitu perubahan perilaku Ketika pekerja sosial menyampaikan
menjadi tidak tercapai dengan baik. pesan persuasif konsentrasi klien sering
Faktor yang menjadi penghambat terganggu akibat suara yang di
tersebut sebagai berikut : timbulkan oleh lingkungan sekitar.
Seperti suara pintu terbuka dan ditutup,
1. Faktor Motivasi suara panggilan masuk dari handphone,
Motivasi seseorang atau kelompok dan lain-lain. Hal ini tentu saja
dapat mempengaruhi suatu keputusan, mengurangi keefektifan penyampaian
kepentingan seseorang sehingga akan pesan persuasif dari pekerja sosial.
mendorong orang tersebut untuk
berbuat dan bersikap sesuai kebutuhan Kesimpulan
mereka. Salah satu kendala yang Berdasarkan pembahasan dari
menjadi penghambat pekerja sosial data penelitian yang penulis peroleh,
dalam melakukan strategi komunikasi maka dapat disimpulkan sebagai
persuasif dalam pembinaan remaja berikut:
putus sekolah di Panti Sosial Bina
Remaja (PSBR) Rumbai adalah faktor 1. Adapun metode yang digunakan
motivasi dalam diri remaja putus oleh pekerja sosial di Panti Sosial
sekolah itu sendiri. Bina Remaja (PSBR) Rumbai untuk
Ketika proses assesment klien melaksanakan strategi komunikasi
ditanyakan mengenai tujuan dan persuasif adalah dengan metode
harapannya ingin dibina di panti. social case work dan metode social
Apakah karena keinginan sendiri atau group work. Metode social case
dipaksa oleh orangtua. Tentu saja hal work lebih menekankan pada
tersebut akan terlihat dalam masa penggalian masalah secara pribadi
pembinaan. Klien yang memiliki atau face to face. Penggalian bisa
motivasi dari dalam dirinya sendiri dengan melakukan assesment
biasanya perkembangannya dalam segi kepada klien. Metode social case
perilaku dan keterampilan akan berubah work mencakup beberapa hal
dengan baik. Berbeda dengan klien diantaranya adalah menjalin

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 12


hubungan keakbraban dengan klien, sosiokultural yang dilakukan oleh
pekerja sosial harus mempunyai pekerja sosial yaitu dengan melihat
kehangatan, rasa empati serta orang yang paling berperan bagi
ketulusan, selain itu pekerja sosial sasaran persuasi kemudian
juga harus menjalankan wawancara memintanya untuk menbujuk dan
dengan klien yang bersangkutan melakukan hal-hal yang bisa
untuk mengetahui kebutuhan klien merubah sasaran persuasi. Pekerja
selama berada di panti dan juga sosial di Panti Sosial Bina Remaja
pekerja sosial dalam metode ini juga (PSBR) Rumbai biasanya mendekati
harus bisa mengatasi sikap saling teman akrab atau sahabat dari
bermusuhan jika ada klien yang sasaran persuasif. Selain teman atau
mengalami hal ini. Sementara itu, pacar, orangtua asuh yang tiggal
metode social group work satu asrama dengan remaja putus
merupakan metode yang digunakan sekolah selama 24 jam juga akan
untuk membantu mengatasi didekati oleh pekerja sosial.
permasalahan klien melalui Sehingga antara pekerja sosial dan
lingkungan sekitarnya misalnya orangtua asuh bisa bekerja sama
teman dekat klien selama berada di dalam mencapai tujuan yang
panti maupun keluarga atau kerabat diinginkan yaitu terjadinya
klien. Pekerja sosial akan perubahan, baik dari segi sikap,
membutuhkan significant other perilaku, kebiasaan, pola pikir,
untuk memperoleh data atau maupun kemampuan dari remaja
informasi mengenai klien sebagai putus sekolah tersebut. Ada
referensi untuk merencakan perbedaan tugas antara pekerja
komunikasi persuasif seperti apa sosial dengan orangtua asuh. Pekerja
yang cocok untuk klien. Atau sosial lebih fokus terhadap
sebagai penguat dan dukungan perubahan anak terhadap kehidupan
untuk membantu klien memiliki sosialnya sedangkan orangtua asuh
motivasi yang kuat dalam lebih kepada perubahan kebiasaan
pembinaan. Karena klien butuh anak agar menjadi pribadi yang
dukungan tidak hanya dari pekerja mandiri dan teratur.
sosial tapi juga dari lingkungan 3. Faktor yang menjadi kendala
sekitarnya terutama dari keluarga. pekerja sosial melakukan strategi
2. Startegi yang digunakan oleh komunikasi persuasif adalah faktor
pekerja sosial dalam membina motivasi yang kurang dari klien
remaja putus sekolah di Panti Sosial serta noise factor yang berasal dari
Bina Remaja (PSBR) Rumbai lingkungan sekitar. Faktor motivasi
adalah dengan menggunakan strategi yang kurang dari klien menjadi
psikodinamika, sosiokultural, dan kendala terberat bagi pekerja sosial
strategi mirror. Strategi yang paling dalam melakukan pembinaan
banyak digunakan oleh pekerja apalagi pembinaan hanya dilakukan
sosial adalah dengan membangun selama 6 bulan saja. Jika klien tidak
perasaan emosional remaja putus memiliki motivasi yang kuat selama
sekolah dengan menyentuh perasaan berada di Panti Sosial Bina Remaja
mereka (psikodinamika). Sementara (PSBR) Rumbai maka akan sulit
itu strategi komunikasi persuasif bagi pekerja sosial untuk

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 13


memberikan stimulus berupa pesan Effendi, O. Uchjana. 2008.Dinamika
persuasif. Karena klien tidak terlalu Komunikasi. Remaja
merespon stimulus tersebut dengan Rosdakarya, Bandung
baik. Selain faktor motivasi, faktor ______. 2009. Ilmu Komunikasi : Teori
suara-suara yang mengganggu juga dan Praktek. Remaja
menjadi penghambat. Keterbatasan Rosdakarya, Bandung
tempat untuk melakukan kegiatan
assesment klien membuat kegiatan Fahrudin, A. (2012). Pengantar
penggalian masalah ini dilakukan di Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika
kantor. Seringkali ketika klien Aditama.
sedang emosional terbawa suasana Gulo, W. Metodologi Penelitian,
tiba-tiba terganggu oleh suara pintu Jakarta: Grasindo, 2002
terbuka, suara handphone atau Hurlock, E. B. (1993). Perkembangan
rekan–rekan sejawat yang berbicara. Anak Jilid 2. Terjemahan oleh
Selain itu, klien juga merasa tidak Thandrasa. Jakarta: PT.
nyaman untuk bercerita Erlangga
permasalahan yang dihadapinya jika Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
ada orang lain selain pekerja sosial Penelitian Kualitatif edisi
yang bertanggung jawab berada di revisi.Bandung: Remaja
sekitarnya. Rosdakarya
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba
DAFTAR PUSTAKA Ada Serba Makna.Kencana,
Buku: Jakarta.
Ahmadi, dkk. 2002. Psikologi Purnawan. 2002.Dynamic Persuasion,
Sosial.Jakarta : PT.Rineka Persuasi Efektif dengan Bahasa
Cipta Hipnotis. Jakarta: Gramedia
Arifin Jaenal dan Syamsir Pustaka Utama
Alam.2006.Metedologi Rukminto, Adi.2003. Pemberdayaan,
Penelitian Sosial.Jakarta : UIN Pengembangan Masyarakat dan
Jakarta Press Intervensi Komunitas.Depok :
Berger, Arthur Asa. 2000. Media and FE UI
Communication Research Ruslan, Rosady. 2003. Public Relations
Methods. London :Sage Dan Komunikasi. Jakarta : PT.
Publications Rajagrafindo Persada
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Sarwono. 2001. Psikologi Sosial Suatu
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pengantar. Yogyakarta :
Raja Grafindo Persada Fakultas Psikologi UGM
_____________. 2012. Riset Soemirat, Soleh, Hidayat, Safari dkk.
Komunikasi. Jakarta: Kencana 2008. Komunikasi Persuasif.
Elsa, Fiona Dent, dan Mike, Brent. Jakarta: Universitas Terbuka .
2008. Latihan Singkat tangkas 2014.
Mempengaruhi dan ________Komunikasi Persuasif.
Bekomunikasi Efektif. Jakarta: Jakarta: Universitas Terbuka
Sremabi Ilmu Semasta Umar, Husein. 2002. Metode Riset
Komunikasi Organisasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 14


Wibhawa, Budhi, dkk. 2010. Dasar-
Dasar Pekerjaan Sosial.
Bandung
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta : Gramedia
Widiasa Indonesia

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 15

Das könnte Ihnen auch gefallen