Sie sind auf Seite 1von 68

PERSAIIABATAN

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT


NOMOR HK O2.O3 lEt.ll2.69l20l8

TENTANG

PTDOMAI{ PELAYANAN
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL TERPADU
RUMAH SAIST UMUM PUSAT PERSAIIABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTT'R UTAIVIA RUMAH SAIilT UMUM PUSAT PERSAIIABATAN

Menimbang: a. bahwa sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan di


Rumah Safit Umum Pusat Persahabatap perlu adanya
PedomanPelayananLaboratoriumsentralTerpadu
' ;;;d;**" diatur dalam Undang-Undang, Nomor 44 Tahun
2OOg tentang Rumah sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 56 irhrn 2Ol4 tentang Klasifikasi dan Penno.art
Rumah Sakit;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur utama
Rumah sakit umum Pusat Persahabatan tentang Pedoman
Pelayanan Laboratorium sentral Terpadu Rumah sakit umum
Pusat Persahabatart

Mengingat: l.Undang-UndangNomor29Tahun2oo4tentangPraktik
Kedokteran (Leirbaran Negara Republik Indonesia Tatrun
2OO4
Nomor 116; dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a43ll;

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2OO9 tentang Pelayan91


publik (Lembaian Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9
Nomor lL2, Tambah; lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan


(Lembian tlegia Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 114,
Tambahan Leirbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2OO9 tentang Rumah s€kit


(Lembaran Xegia Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 153,
Tambahan Leirbaran Negara Republik Indonesia Nomor 50721;

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2OL4 tentang Aparatur !lqi1


Negara (Lembalan Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4
Nomor 6, Tambahan Lmbaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5a9a\

6.Undang-Und'angNomor33Tahun2ol4tentangKeperawatan
(Lembaran tuegia Republik Indonesia Tahun 2ol4 Nomor 307,
Tambahan l-eirbaran Negrr" Republik Indonesia Nomor 56L21;

Melayani Secsra B ers ahabat


Q
KARS SERT/179/Xr tl201s
-2-

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4
Nomor 298, Tarrbahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tah:un 2OL2 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor l7L, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 53a0);

9. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2OLS tentang Pedoman


Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 159);

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor L679 /Menkes/Per/


)1'II/2OOS tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Pusat Persahabatan Jakarta;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.O2.O2/MENKES/


L48 lI/ 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 17 Tahun 2Ol3 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2OL3 Nomor aBl;
t2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/ PER/
IX/2O10 tentang Standar Pelayanan Kedokteran (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2OlO Nomor a6fl;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2OS2IMENKES/PER/


X/2OL I tentang lzin Praktik Dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran;

t4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2OL2 tentang


Rahasia Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2OL2 Nomor 915);

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2Ol3 tentang


Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Talrun 2Ol3 Nomor 9771;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2Ol4 tentang


Klasifikasi dan Penzinan Rumah Sakit (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2OL4 Nomor L22Ll;

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2OI4 tentang


Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor L6O9l;

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tetang


Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2OL6 Nomor A75l;

19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2OL7 tentang


Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik Indonesia.Talrun
2OL7 Nomor 308);
-3-

20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2Ol7 tentang


Akreditasi Rumah sakit (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2OLT Nomor 7023]l.

2r. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1243 lMenkes/sK/VIII/


2005 tentang Penetapan 13 (tiga belas) eks Rumah sakit
perusahaan Jawatan(Perjan) Menjadi unit Pelaksana Teknis
(upT) Departemen Kesehatan dengan Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU);

22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor KP.03.01/Menkes/


5O4l2OL4 tentaag Pengangkatan, Pemindahan Dan
Pemberhentian Dalam Dan Dari Jabatan struktural Di
Lingkun gan Kementerian Kesehatan ;

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT


PIRSAHABATAN TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI
LABORATORIUM SENTRAL TERPADU RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT PERSAHABATAN

KESATU Memberlakukan Pedoman Pelayanan Laboratorium Sentra-l Terpadu


RSUP Persahabatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

KEDUA Pedoman Pelayanan Laboratorium Sentral Terpadu Rumah Sakit


Umum Pusat Persahabatan sebagai acuan dalam mengelola tugas
dan fungsi dalam menunjalg pelayanan di Instalasi Laboratorium
Sentral Terpadu RSUP Persahabatan.

KETIGA Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan


keientuan bila ada perubahan maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal -? Januari 2OI8

DIREKTUR
d.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
NOMOR HK.O2.O3 / rK.l I 2.69 I 2078 TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI
I.ABORATORIUM SENTRAL TERPADU

BAB I
PENDAHT'LUAIT

I. Latar Belakaag
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan basl masyarakat
dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tinggrnya. Sesuai dengan Undang-undang RI No' 44 tahun 2OA9
tentang Rumah sakit dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, rumah
sakit diwajibkan memberi pelayanan kesehatan yang aInaII, bermutu, dan
efektif sesuai dengan standar pelayanan di rumah sakit. Dalam rangka
peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit serta pengaturan
hak dan kewajiban masyarakat dalarn memperoleh pelayanan kesehatan, perlu
mengatur Rumah Sakit dengan Undang-Undang. Rumah Sakit
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan seca'ra paripurna
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat'
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus
diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Dalam Undang-undang RI No 36 tahun 2oo9 tentang
Kesehatan, Pembangunan kesehatan berfujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemafiIpuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diselenggarakan
upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah maupull
kualitas dengan meningkatkan jenis dan mutu pelayanan kesehatan- Rumah
Sakit berupaya memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, secara eksternal dievaluasi melalui system akreditasi rumah sakit.
Rumah Sakit juga menuju pada standar-standar international, karena sudatr
dibukanya era pasa.r bebas bidang jasa kesehatan melalui GATS {General
Agreement Trade on Seruices\-
RSUP Persahabatan adalah rumah sakit kelas A Pendidikan, mempunyai
visi "Me4jadikan Rumatr Sakit Pusat Respirasi Terkemuka di Asia Pasifi.k. RSUP
persahabatan termasuk rumatr sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
semua bidang dan jenis penyakit. Namun membuat perencanaan untuk sebagai
pusat rujukan respirasi di Indonesia, terlebih banyaknya kasus respirasi yang
ditangani di RSUP Persahabatan.
il. Tujuan RSUP Persahabatan adalah:
1. Memberikan pelayanan kesehatan Prima dengan menerapkan upaya
menjaga Mutu dan Keselamatan Berkelanjutan
2. Menjadi Rujukan Utarna dalam Pelayanan Kesehatan Respirasi
3. Memimpin datam Pend.idikan dan Penelitian Bidang Kesehatan
ResPirasi Indonesia

UI. Tugas dan Fungsi RSUP Persahabatan


Rumah Sakit mempunyai tugas dan fungsi dalam melaksanakan upaya
kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secala serasi, terpadu dengan
upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai
d engan peraturan perundan g- undan gan yang berlaku'
pelayanan Laboratorium Klinik merupakan bagian Integral dari Pelayanan
Kesehatan yang diperlukan untuk menegakkan Diagnosis, dengan menetapkan
penyebab penyakit, menunjang sistem kewaspadaan dini, monitoring
pengobatal, pemelihataan kesehatan, dan pencegahan timbulnya penyakit
maka perlu diseienggarakan secara bermutu untuk mendukung upaya
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat'

IV. Ruang LingkuP


Ruang lingkup Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium Sentral
Terpadu di RSUP Persahabatan adalah meliputi lokasi dan jenis pelayanan.
pedoman pelayanan ini digunakan untuk semua unit pelayanan laboratorium di
bawah Instalasi Laboratorium Sentral Terpadu, membahas pengelolaan
manajemen pelayanan pemeriksaan laboratorium yang meliputi manajemen
pelayanan (managemen of seruice) pada setiap pelayanan:
- Unit Laboratorium Patologi Klinik
- Unit Laboratorium Mikrobiologi Klinik
- Unit Laboratorium Patologi Anatomi
- Unit Bank Darah Rumah Sakit
ped.oman Pelayanan Instalasi Laboratorium Sentral Terpadu ini juga dapat
digunakan pada seluruh area RSUP Persahabatan, meliputi:
- Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat InaP
- Instalasi Bedah Sentral
- Instalasi Perawatan Intensif
- Unit One DaY Care
- Instalasi GriYa PusPa.
V. Batasan OPerasional
Laboratlrium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang
kesehatan perorangall terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan'
Cara penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang baik adalah pelaksanaan
kegiatan untuk meningkatkan dan memantapkan mutu hasil pemeriksaan
laboratorium, sehingga dapat memberikan pelayanan dan hasil yang bermutu
serta dapat dipertalggungiawabkan.
VI. Landasan Huktrm
Dasar hukum dalarn penerapan Pedoman PenyelenggaraarT' Pelayanan
Laboratorium Instalasi Laboratorium sentral Terpadu adalah:
1. Undang-undang RI No. 36 tahun 2oo9, tentang Kesehatan
2. Undang-undang RI No. 44 tahun 2oo9, tentang Rumah sakit
3. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen
4. Undang-undang RI NO. 29 tah:un2OO4 tentang Praktik Kedokteran
S. permenkes RI No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
6. permenkes RI No. 43 tahun 2Ol3 tentang Cara Penyelengga-raan
Laboratorium Klinik Yang Baik
7. peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5I2/MENKES/PER IIV l2OO7
tentang Izin Pratrrtik dan PelaksanaalL Praktik Kedokteran
8. peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER ITII/2OOg
tentang Rekam Medis
9. peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PERl2OOg tentang
pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan
Muatan InformasinYa
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/
VIIII2OLO tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor OOt Tahun 2AL2 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
12. peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755 tahun 20ll tentang
Penyelenggaraarr Komite Medik di Rumah Sakit'
BAB II
UT{IT LI\BORATORITTM PASOI,OGI IILINIK

I. I(ETENAGAAI{
A.Kualifikasi SDM
pada dasarnya kegiatan Laboratorium Klinik harus dilakukan oleh
petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai,
serta memperoleh/memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di
bidang ya11g menjadi tugas atau tanggung jawabnya. Setiap laboratorium
menetapkan seorang atau sekelompok orang yang bertanggUng jawab terhadap
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pemantapan mutu dan keamanan
kerja.

Unit Patologi klinik memiliki kualifikasi keteaagaan sebagai berikut :


1. penanggung jawab Telsris dan pelayanan adalah seorang Dokter Spesialis
Patologi Klinik.
2. penanggung jawab hasil pemeriksaan terdiri dari 4 (empat) orang dokter
Spesialis Patologi Klinik
B. Tenaga Teknis adalah ahli teknologi laboratorium kesehatan dengan
pendidikan minimal D3 analis kesehatan atau SMAK analis kesehatan yang
berpengalaman lebih dari 10 tahun dan sedang dalam pendidikan D3 analis
kesehatan.
4. Tenaga administrasi adalah tenaga yang berpendidikan minimal Sekolalt
Menengah Atas
5. Pekarya atau Kurir adalah tenaga yang berpendidikan minimal Sekolah
Menengah Pertama

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan Instalasi Laboratorium Terpadu RSUP
persahabatan dihitung berdasarkan Analisa beban kerja yang didasari oleh
kebutuhan pelayanan pemeriksaan laboratorium, jumlah pemeriksaan, jenis
pemeriksaan, lamanya wakhr melaksanakan pemeriksaan dan jumlah jam kerja
yang tersedia.
Tenaga analis dibagi menjadi tenaga analis yang berdinas pada pagr hari
yang disebut sebagai analis non shift dan tenaga analis yang berdinas sore,
malam dan hari libur yang disebut sebagai analis 24 jam'
Tenaga analis kesehatan yang berdinas pada pagr hari (non shift) dibagi
menjadi 4 bagian besar dan masing-masing bagran terdapat 1 (satu) orang
penanggung jawab bagran. Keempat bagian besar tersebut adalah:
1. Bagian Hematologl dan Cairan Tubuh
2. Bagian Hemostasis
3. Bagian Kirrria Klidk dan Gas Darah
4. Bagian Immunoserologi
Tenaga analis 24 jan terdiri dari 1 orang ketua tim kerja dal 2 orang
analis pelaksana. Tenaga administrasi terdiri dari tenaga administrasi rawat
jatan yang bertugas pada penda-ftaran pasien rawat jalan pada pagi hari, dan
tenaga administrasi rawat inap yang bertugas 24 jarra pada administrasi pasien
rawat inap, IGD, ICU, ICCU dan Instalasi Griya Puspa.
C. PengaturaaJaga
pelayanan pemeriksaan laboratorium Patologi Klinik diselenggarakan 24
jaga
Jam dan terdiri atas beberapa outlet penerimaan sampel. Pengaturan tugas
dilakukan berdasarkan outlet yang tersedia:

1. Outlet Rawat Jalan:


a. Terletak di gedung Prof Rasjmin Rasyid lantat2
b. Analis non shift:
Senin - Jumat, jam O7-3O - 15'30
c. Admin rawat jalan:
Senin - Jumat, jam 07.30 - 15'30
d. Pekarya/kurir:
Senin - Jumat, jarn 07.30 - 15.30

2. Ouflet Instalasi Pemeriksaan Medik Terpadu (IPMT)


a. Terletak di gedung Instalasi pemeriksaan medik terpadu
b. Analis non shift:
Senin - Jumat, jam O7.OO - 15'30'

3. Ouflet Lab GriYa PusPa


a. Terletak di Gedung GriYa PusPa
b. Analis non shift:
Senin - Jumat Jaln 07.30 - 15.30
c. Analis 24 jarn:
Senin - Jumat Jam L4.00 - 18.00
Sabtu 07.30 - 14.OO

4. Outlet Lab 24 Jam


a. Terletak di gedung Prof Rasjmin Rasyid lantat 2
b. Analis non shift: Senin - Jumat Jam 07.30 - 14'OO
c. Analis 24 jarn:
. Senin - Jumat:
shift sore Jam 14.00 - 2O.O0
shift malam 2O.OO - 08.00
o Sabtu -Minggu:
shift pagi O7.3O - !4.00
shift sore 14.00 - 20.OO
shift malam 2O.OO - O8.OO.
d. Admin rawat inaP:
o Shift pagi: O7.3O - 14.00
. Shift sore: 14.00 - 2O.OO
o Shift malam: 20.00 - 07.30
D. Struktur ketenagaan
klinik dipimpin oleh kepala unit Laboratorium
Unit laboratorium Patologi
patologi Klinik dibantu oleh koordinator pelayanan dan koordinator
umum. Koordinator umum membawahi 4 penanggung jawab dan
koordinator pelayanan membawahi 5 penanggung jawab'

KEPALA INSTALASI IA,B. SENTRAL TERPADU

KEPALA UNIT
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

KOORDINATOR UMUM
KO ORDINATOR PEI,AYANAN

PJ Sampling dan PJ Administrasi


Pengolahan bahan,

PJ Analis Lab 24 jarrt

Pj Hematolog dan
Cairan Tlrbuh

PJ K3 dan pemeriksaan
PJ Kimia Klinik dan rujukan
Gas Daratr

PJ Serologi imunologi dan


Biomolekuler

Gambar 1. Struktur Ketenagaan


II. STAI{DAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Luasfllangallsetiapkegiatancukupmenalnpun.gperalatanyang
dipergunakan, ,t tint -s dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium tidak
saling
blrsenggolan. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang
baik sesuai
alur pelayanan dan memperoleh sinar matahati/cahaya yang cukup.
gambar 2}
Ruang laboratorium Patologi Klinik dibagi meqiadi: {sesuai
1. Ruang pendaftaran rawat jalan: Merupakan ruang tempat pendaftaran
pasien rawat jalan dan penerimaan sampel rujukan dari luar.
2. Ruang pengambilan spesimen: merupakan ruang tempat pengambilan
darah pasien oleh phlebotomis, terdiri dari 3 ruang yaitu ruang 4,5 dan
6'
3. Ruang pendaftaran rawat inap: merupakan ruang tempat petugas
administrasi menerima sampel dari pneumatic tube dan mendaftarkan
sampel tersebut agar dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium
4. Ruang pemeriksaan/teknis: merupakan tempat pemeriksaan
laboratorium yang terdai dari alat-alat pemeriksaan.
5. Ruang pemeriksaan mikroskop: merupakan ruang tempat dilakukan
pemeriksaan mikroskop dan analisa hasil pemeriksaan oleh dokter
Spesialis Patologi Klinik
6. Ruang reagen kering: merupakan ruang tempat menyimpan reagen dan
alat kesehatan yang disimpan pada suhu 22-25 C
7. Ruang reagen basah: merupakan ruang berisi kulkas tempat
penyimpanan reagen dan alat kesehatan yang disimpan pada suhu 2-8 C'
Juga merupakan ruang tempat lemari 83
8. Ruang administrasi: merupakan ruang tempat kegiatan administrasi
pembuatan laPoran
g. Ruang rapat staf: ruang serbaguna
lO.Ruang staf : mang kerja staf SMF Patologi Klinik
1l.Ruang makan staf
12.Loker
13.Kamar mandi dan ruang ganti baju
14.Ruang cuci: merupakan daerah tempat pencucian tabung reuse

Persyaratan umum konstnrksi ruang laboratorium sebagai berikut:


a. Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat
yang tidak luntur atau kerarrrik. Permukaan dinding harus rata agar
mudah dibersihkal, tidak tembus cairan serta tahan terhadap
desinfektan.
b. Langit-langlt tinggnya antara 2.7 - 3.3O m dari lantai, terbuat dari bahan
yang kuat, waflla terang dan mudah dibersihkan'
c. Pintu harus kuat dapat mencegah masuknya serangga dan binatang
lainnya, lebar minirnal l.2a rn dan tinggi mirrimal 2.La m.
d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna
terang dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air,
permukaan rata dan tidak licin. Bagran yang selalu kontak dengan air
harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuanga
air limbah. Antara lantai dengan dinding harus berbentuk lengkung agar
mudatr dibersihkan.
e. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan
mudah dibersihkan
.a

",,re ,:]a:. .
:
r%
,a'
'rr :.::!#:
::ar#-
..
5ffi
:

b,..., -.!i-*: .s*;it'.!., ..

.a*
=@ j tE 1a
ti
13@ i ii
- :@

.-€5EF
#@rc
F{ffi

-
t:

* ::1
ffi
rre
€,.3F-i *r
I I

a
I * %#
u:ffi
I
il .I

* ;.1

;re
Gambar2.DenahRuangLaboratoriumPatologiKlinik

B. Fasilitas
Tata Ruang Laboratorium
a. Seluruh ruanga-n dalam laboratorium harus mudah dibersihkan'
b. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air'
c. Ada d.inding pemisah antara ruang pasien dan laboratorium.
d. Tersedianya wastafel dengan air mengalir
e. Pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan labe1 KELUAR, alat
penutup pintu otomatis dan diberi label BAHAYA INFEKSI (BIOHAZARDI.
f. Denah ruang laboratorium yang lengkap (termasuk letak telepon, alat
pemadam kebakaran, pintu keluar darurat) digantungkan di beberapa
tempat Yang mudah terlihat.
g. Tempat sarnpah kertas, safung tangan katetlplastik, dan tabung plastik
harus dipisahkan dari tempat sampah gelas/kaca/boto1.
h. Tersedia ruang ganti pakaian, ruang makan/minum dan kamar kecill
i. Tanaman hias dan hewan peliharaan tidak diperbolehkan berada diruang
kerja laboratorium.

Fasilitas Laboratorium Secara Umum Meliputi:


a. Tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah sesuai dengan
kebutuhan.
b. Penampun gan I pengolahan limbah laboratorium'
c. Tersedia a-iat-alat penunjang Keselamatan dan keamanal kerja'
d. Ventilasi: ll3 x luas lantai atau AC l PKl2Orn2 yang disertai dengan
sistem pertukaran udara yang cukup'
e. penerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 10OO-150O lux untuk
pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan sinar harus berasal dari kanan
belakang petugas).
f. Air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih
yang memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya 20 ltter lkaryawan lhari.
g. Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil,
kapasitas harus cukup. Kualitas aru$, tegangan dan frekuensi sesuai
dengan ketentuan ya.ng berlaku. Kea:rranan dan pengamanan jaringan
instalasi listrik terjamin, harus tersedia groundinglarde. Harus tersedia
cad.angan listrik (Genset, tlP$ untuk mengantisipasi listrik mati.
h. Tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang pemeriksaan
laboratorium.

III. PELITYAITAN LABORAIIORIT'M


A. AIur Pela5ranan Rawat Jalan
pelayanan rawat jalan terdiri dari pasien yang berasal dari poliklinik
rawat jatan dan pasien yang berasal dari rumah sakit luar atau laboratorium
luar. Berdasarkan cara membayat r:rraka alur pelayanan pasien rawat jalan
dibedakan menjadi pasien dengan BPJS atau pasien membayar tunai'

Pendaftaran: Pengambilan hasil:


Ambil nomor antrian {A..') dan Ambil nomor antrian [B...)
merunggu samPai nomor antrian
diPanggil

Pasien dipanggil sesuai nomor Pasien dipanggil sesuai nomor


antriannya menuju ke loket 1 ATAU 2 antrian menuju ke loket 3
dan menyerahkan forrn pemeriksaan untuk pengambilan hasil
laboratorium beserta surat elegibilitas
Peserta
(pastikan SEP dan form lab distempel
oleh Potiklinik)

Petugas loket memproses pendaftaran


dan memberikan nomor antrian (C-'.)
untuk antrian pengambilan samPel
pasien

Petugas menaaggil Pasien


Pasien memrnggu panggilan untuk sesuai nonor antrian
pengamhilan sampel darah (C..) menuju ke nrang 41516
untuk pengambilan samPel

Gambar 3. Alur Pelayanan pasien rawat jalan dengan BPJS


PASIEN DATANG

Pengarnbilan hasil:
Pendaftaran:
Ambil nomor antrian (El...)
Ambil nomor antrian (A..-)
dan menunggu samPai nomor
antrian diPanegil

Pasien dipanggl sesuai nomor


Pasien dipansgil sesuai nomor antrian menuju ke loket 3 untuk
antriannya menuju ke loket 1 pengambilan hasil
ATAU 2 daurr menYerahkan form
pemeriksaan laboratorium

Petugas loket memproses


pendaftaran dan memberikan
nomor antrian (C.-.) untuk antrian PASIEIT PULIING
pengarnbilan sampel Pasien

Pasien melakukan PembaYaran


di kasir

Petugas memanggil Pasien


sesuai nomor antrian menuju
Pasien merurnggu Panggilan untuk ke nrang 41516 urtuk
pengambilan sarnpel darah (C..) pengambilan samPel

Gambar 4. Alur pelayanan pasien rawat jalatt dengan pembayaran tunar

10
B. AIur Pela)ranan Pasien Rawat InaP
sampel pasien rawat inap dapat berasal dari instalasi rawat htp,
dan
Instalasi Gawat Darurat, Intensive care Unit, Instalasi Griya puspa
Instalasi pemeriksaan medik terpadu. Sampel yang dianggap sebagai
rawat inap adalah sampel yang diperoleh melalui pneumatic tube atau
dikirim oleh kurir dari ruangan perawatan pasien'

Sampel datang disertai formulir dal barrcode

Pendaftaran:
Sampel didaftarkan oleh petugas administrasi
dengan mencocokkan identitas sampel dan
formulir permintaan, serta kesesuaian antasa
sampel dengan jenis Pemeriksaan

Petugas ad.ministrasi mengantarkan sampel


ke dalam laboratorium untuk dimulai
pengerjaan samPel

Petugas administrasi mencetak barrcode


sampel khusus laboratorium, kemudian
menempel pada samPel sesuai jenis
pemeriksaan

Hasil pemeriksaan laboratorium yang


sudah selesai akan di print di ruang
administrasi secara otomatis

Petugas admirristrasi mengirimkan hasil


pemeriksaan melaui aerocom

Gambar 5. Alur pasien rawat inaP

11
C. Jadwal Dan Jenis Pemeriksaan
Tabel 1. Daftar Pemeriksaan yang dikerjakan di laboratorium Patologi Klinik
SELESAI IIASIL
PEMERIKSAAI{ BAIIAI{ PEL/TKSANAAN
CITO RUTIN
HEM

O1. Darah rutin @EDTA I


Setiap hari i2O MENIT 360 MENIT

WHOLE BLOOD Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT


02. Darab lengkaP EDTA
WHOLE BLOOD Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
O3. Hitung jenis leukosit EDTA
WHOLE BLOOD Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
04. LED EDTA
O5. Gambaran darah tePi
WHOLE BLOOD Hari Kerja NA t hari
EDTA
WHOLE BLOOD Hari Kerja NA t hari
O6. Malaria EDTA

O7. Filaria
WHOLE BLOOD Hari Kerja NA t hari
EDTA
WHOLE BLOOD Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
O8. Retikulosit EDTA
WHOLE BLOOD Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
O9. Hitung eosinofil EDTA
WHOLE BLOOD Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
10. Gol. darah EDTA
WHOLE BLOOD Hari Kerja NA t hari
11. IT ratio EDTA
IIEMOSTASIS
Setiao hari 120 MENIT 360 MENIT
Ol.Waktu perdaralan Darah
O2. Waktu pembekuan Darah Setiarr hari 12O MENIT 360 MENIT
PLASMA SITRAT Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
03. PT
PLASMA SITRAT Setian hari 120 MENIT 360 MENIT
04. APTT
PLASMA SITRAT Setian hari 120 MENIT 360 MENIT
05. Trombotes (INR)
PLASMA SITRAT Setiao hari 12O MENIT 360 MENIT
O6. Fibrinoeen
PLASMA SITRAT Setiao hari 120 MENIT 360 MENIT
07. D-dimer
O8. Asresasi trombosit PLASMA SITRAT Hari keria NA t hari
URIITALISilS
Urin sesar 12 fiLL Setiar: hari 120 MENIT 360 MENIT
O1. Urin lenskap
Urin seear 6 m'L Setiao hari 12O MENIT 360 MEMT
O2. Tes kehamilan
O3. Ooiat/morfin Urin sesar 6 rnL Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
04- Amfetamin Urin sesar 6 mL Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
O5. Canabis/sania Urin sesar 6 mL Seti.ar: hari 12O MENIT 360 MENIT
O6. Protein kuantitatif Unn 24 iam Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
Utin24 iarrr Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
O7. Na urin
Urin 24 iant Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
08. K urin
Urin 24 arn Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
09. Cl urin
1O. Ca urin Ufir: 24 am Setiarr hari 12O MENIT 360 MENIT
AITALISA I.ISES
01. Analisa faeces Faeces Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
Faeces Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
02. Dara}r sarnar
O3. Telur cacing/cacing Faeces Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
04. Amuba Faeces Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
AITALISA CJURAII T[,BI}H
Cairan pleura min Setiap hari NA 360 MENIT
Ol.Cairan Pleura 3 mL + serum
O2. Cairan Asites Cairan pasites min Setiap hari NA 360 MENIT

12
3 mL + serum
Cairan otak2 mL + Setiap hari NA 360 MENIT
03. Cairan Otak serum
Cairan sendi + Setiap hari NA 360 MENIT
O4. Cairan sendi serum
Cairan perikard Setiap hari NA 360 MENIT
O5. Cairan perikard +serum
KIMIA
I(ARBOMDRAT
Serum Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
Ol.Glukosa Puasa 360 MENIT
fto ALrlznca ? iqrn PP Serum Setiap hari NA
n2 (l-l'rLnoo cerxrqlrfrl Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
Serum Setiap hari NA 360 MENIT
04. GTT 360 MENIT
O5. Glukosa puasa raPid Darah kapiler Setiap hari 120 MENIT
Darah kapiler Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
O6. Glukosa 2 iam PP ratr
Darah kapiler Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
O7. Glukosa sewakhr raP:
Darah kapiler Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
08. GTT rapid
Darah EDTA 2 rnl' Setiap hari NA 360 MENIT
09. HbAlc 360 MENIT
Heparin Setiap hari 12O MENIT
10. Asam Laktat
JANTITITG
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
01. CK
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
02. CKMB 360 MENIT
Serum Setiap hari 120 MENIT
03. LDH
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
O4. Troponin I
LEilfiAI(
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
O Trieliserida
1.
Serum Setiap hari 12O MENIT 360 MENiT
02. Kolesterol total
Serum I SetiaP hari 120 MENIT 360 MENIT
O3. Kolesterol HDL
Serum Setiap hari 12O MEMT 360 MENIT
O4. Kolesterol LDL
I.IIITGSI GIITJAL
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
O1. Ureum
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
O2- Kreatinin
03. Bersiharr ureum Serum 0,5 mL + Setiap hari NA Setiap hari
{UCT) :urin 24 iam.
O4. Bersihan kreatinin Serum 0,5 mL + Setiap hari NA Setiap hari
{CCT) :urin24 iam
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
05. Asam urat
FTIITGSI HATI
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
O1. Protein total
Serum Setiarr hari 120 MENIT 360 MENIT
O2. Albumin-slobulin
Serum Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
03. Bilirubin total
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
04. Bilirubin direk
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
05. Bilirubin indirek
Serum Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
06. SGOT
Serum Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
07. SGPT
Serum Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
08. vGT
O9. Fosfatase alkali Serum Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
(ALP}
T ,AfiI{RTAS
Serum Setiarr hari 120 MENIT 360 MENIT
01. Amilase
Serum Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
02. Lipase
A!5EMIA
Serum Setiap hari NA 360 MENIT
1. SI
2. TIBC Serum Hari Keria NA t hari
Serum Setiap hari NA 360 MENIT
3. Feritin
ELEI(TROLIT & AITALISA GAST DA] RAII
Serum/urin Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
01. Natrium
Serum/urin Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
O2. Kalium
13
Qa I Setiap hari 12O MENIT 360 MENIT
O3 Chlorida 120 MENIT
Serum Setiap hari
O4. Calsium 1'O MENIT 360 MENII
Serum Setiap hari
Serum Sefian hari 120 MI]Nl'l 360 MENIT
ub. Ivlagnesll'.rfl
O7. Analisa gas darah Darah heParin 2 Setiap hari 60 MENIT
mL
Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
nQ Acetnn Aqrah Serum 1 mL
l"mfrlrt OSEROLOGI
r
^1 rrr.iz{al I SefUm
Serum Setiap hari I20 MENIT 360 MENIT
<1rTr,.\ Serum Setiap hari 120 MlrNl'l 360 MENIT
Serum Sefian hari 12O MENIT 360 MENIT
UZT. NUI t hari
AE'Tr^vnnlaama Icr(}-TsM Serum Han Kefla NA
Serum Hari Keria NA t hari
Senrrn Hari Keria NA t hari
07. CMV IeG-IgM NA l Minqsu
Serum Hari Senin
08. HSV 1 IgG-IgM 1 Minesu
ncl IJQII O ToG-ToM Serum tlan Jenul NA
I-(a-Tol\lI Serum Hari Keria NA t hari
Senrrn Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
11. Serologi Malaria

Serum Hari Keria I NA t han


O i.
VDRL
NA t hari
Serum Han herla
02. TPHA
03. Anti HIV Serrrrn Setiap hari rzo ruBun I soo MENII

Serum Hari Keria NA I narl


o1. T3 t hari
Serum Hari Keria NA
a2. T4 t hari
Serum Hari Keria NA
03. FT4
04. TSH Senrrn S.ti"p fr"ri I tZO MENIT 360 MENIT
rlitGt)
TLG,rlLI
T-rE^ A Senrm Setiap hari 120 MENfl' .,bu lvllrNrr
Serum Setiao hari 120 M}TNTT 360 MENIT
()2. Antl HUv
Serum Hari Keria NA t hari
O3. Anti HBs
totat Hari Keria NA t hari
O+. anti fteV I Serum
Hari Kerja NA t hari
O5. IsM Anti HAV Serum
I. rutl T{ }R MARRTR
n1 raE'A Serum Hari Keria I NA I
t hari
Serum Hari Keria NA t hari
02. AFP
Serum Hari Keria NA t hari
03. BHCG kuantitatif t hari
Serum Hari Keria NA
04. CYFRA 21-1 I hari
Serum Hari Keria NA
05. cA 125 t hari
Serum Hari Keria NA
06. cA 19-9 t hari
Serum Hari Keria NA
07. cA 153
PEI,IERIKSAAN LAIIT
Setiap hari 120 MENIT 360 MENIT
Of.*CnP I Serum
Hari Keria NA t hari
O2. Rheumatoid factor Serum
Serum Setiao hari 12O MENIT 360 MENIT
O3. Procalcitonin {PCT) 1 minssu
Serum Hari Kamis NA
04. ANA 1 minszu
Serum Hari Kamis NA
05. dsDNA t hari
Whole blood EDTA Hari keria NA
06. cD4
IISBERTILTTAS
O 1 Rcfrqr{iol Serum Hari Keria NA t hari
O2. Testosteron Serum Hari Keria NA t hari
O3. Prolaktin Serum Hari Keria NA t hari
Serum Hari Keria NA I hari
04. Progesteron t hari
Serum Hari Keria NA
05. FSH t hari
Serum Hari Keria NA
06. LH

14
Tabel 2. Daltar Pemeriksaan Rujukan

02.Vir:al Load
O3. Protein Elektroforesis
04. HB elektroforesis Darah beku 5m1

TV. LOGISTIK
A. Pengajuan kebutuhan bahan dan reagensia
1. Menghitung jumlah fisik bahan yang ada di gudang
2. Melakukan verifikasi jumlah fisik bahan dengan jumlah yang ada di
kartustockdanbukustockyangadadilaboratorium
3.Dihitungjumlahpemakaianbahanpadabulanberjalan
4. Dibuat plr6raat kebutuhan bahan untuk bulan berikutnya dan
mengajukannyakekepalainstalasilaboratorium
5. Membuat rencana kebutuhan bahan berdasarkal usulan yang
diajukan oleh PJ logistik, jumlah pemeriksaan pada bulan berjalan
danperkiraanjumlatrpemeriksaanbulanyangakandatang
6. Mengajukan usulan bahan untuk bulan berikutnya yal1g disertai
daftar kebutuhan bahan
T.Penanggungjawablogistiklaboratoriummelakukanorderbyphone
ke s-uPPtier dan membuatkan PO

B. Kebutuhanbahan habis pakai danATK


1. Bahan habis pakaidan ATK dipesan langsung oleh bagian gudang
farmasi
2. Laboratorium meminta kebutuhan bahan habis pakai dan ATK ke
gudang farmasi

C. Penerimaan bahan/reagensia
1. penerimaan bahanlrcagensia laboratorium dari supplier dilakukan
oleh gudang farmasi
2. Mencocokan spesifikasi permintaan dengan bahan/reagensia yang
datangfienis barang, merek, nomor katalog) dengan permintaan
laboratorium
3. Melakukan pengecekan jumlah barang, batas tanggal kadaluarsa
dan nomor lot reagen Yang dikirim
4. Melakukan pengecekan suhu pengantaran reagen
5. Memberikan tanda tangal pada surat jal.n dan faktur yang dibuat
oleh suplier dan mengambil 1 lembar salinan dari surat jalan dan
faktur tersebut
6. Copy faktur yang ada di sub bagian pengadaan dikirim ke bagian
Akuntansi untuk dapat dilakukan pembayaran ke supplier
7. Bahanlteagensia disimpan di gudang
D. PenyimPanan Bahan/Reagensia
Reagensia disimPan di gudang
1. Regensia disimpan sesuai petunjuk penyimpanannya di refrigerator
atau suhu ruang

15
E. Pendistribusian bahan/reagensia
l,Laboratoriummemintareagensiabiladibutuhkan
2.Penanggungjawablogistikmenyimpanbalran/reagensiasesuai
petunjukpenyimpanannyadirefrigeratoratausuhuruangdengan
caramenyimpanbarangd'enganbataskedaluarsapanjangpada
yang
bagian belakang dan batas kadaluarsa pendek di bagian depan
disusun dengan baik dan raPih
3. Mencatat jumlah bakranlreagensia yang datanglrnasuk
laboratorium pada buku stok reagen
4. Melakukan verifikasi jumlah yang tercantum di buku dan keadaan
fisik barangf teagen

V. KESELAMATAN PASIEN
Masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani
segera di Rumah sakit maupun di Laboratorium, diperlukan standar
keselamatan pasien rumah sakit yang merupakan acuan bagi rumah
sakit
untuk melaksanakan kegiatannya. Standar keselamatan pasien rumah sakit
yang disusun ini mengacu pada "Hospital Patient Safetg Standards" yalrg
dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Heatth Organizations,
Illinois, USA, tahun 2OO2, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
perumahsakitan di Indonesia, yang ada pada Panduan Keselamatan Pasien dari
Depkes yang telah disusun tahun 2006'

A. Pengertian
Keselamatan pasien (trtatient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih alnan. Sistem tersebut
meliputi : assesmen resiko, identifrkasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemarnpuan belajar dari insid.en dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan

B. Tujuan
Tujuan prograln keselamatan pasien di rumah sakit antara lain :
1. Terciptanya bud.aya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kej adian tidak diharapkan

C. Tata laksana keselamatan pasien


Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium meliputi
pendataan pasien secara teliti, penggunaan jarum suntik sekali pakai,
menjaga kebersihan dalam setiap pemeriksaan, dan pelayanan yang baik bagi
pasien.

16
VI. KESELAIYIATAIT KEzuA
bagian
Kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium merupakan
Laboratorium melakukan
d.ari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan'
dengan spesimen
berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan
yang berasal dari manusia maupun bukan manusia' Bagtterinfeksi
petugas
berpotensi
laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka
petugas ke petugas
kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari
lainnya,ataukeluarganyadarrkemasyarakat.Untukmengurangibahaya
ya11gterjadi,perluadanyakebijakanyangketat.Petugasharusmemalrami
keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai
sikap dan
kemampuanuntukmelakukanpenga]nanansehubungandengan
pekerjaannyaSesuaiSPo,sertamengontrolbahan/specimensecarabaik
menurut praktik laboratorium yang benar'

A. Cara mengatasi penyebaran bahaya infeksi


1. Tempatkan sisa spesimen dalam wadatr yang tahan bocor plastik
2. Sisa spesimen yallg akan dibuang masukkan ke dalam kantong
berwarna kuning
3. Dekontaminasi permukaan kerja dengan desinfektan yang sesual
setiaP sebelum dan habis bekerja

B. Cara mengatasi terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksi:


dan menempel
setama bekerja droplet (d.iameter > 5 um) dapat terlepas
pada permukaan meja serta tangan petugas laboratorium' Dianjurkan
untuk mengikuti hal dibawah ini :
1. Cuci tangan sesering mungkin d,engan sabun/ desinfektan' Jangan
menyentuh mulut dan mata selama bekerja
2..largutmakan,minum,merokok'mengunyahpermen'menyimpan
makanan I minuman dalam laboratorium
3.Janganmembubuhkankosmetikdalamlaboratorium
4. Ourrakan alat pelindung tnataf nrr:uka jika terdapat resiko percikan
bahan infeksi saat bekerja

C.Carauntukmencegahtertusukbahaninfeksi:
Jarumsuntik,pipetPasteurdanpecahankacadapatmenyebabkan
lukatusuk.Untukmenghindarinyadapatdilakukan:
1. Bekerja dengan hati-hati
2. Mempergunakan jarum suntik sejarang mungkin
3. Semua sampatr medis tajarn dimasukkan ke wadah tahan tusuk
4. Pilih pipet Pasteur yang terbuat dari plastik
D. Cara menggunakan Pipet dan Alat Bantu Pipet :

1. Hindarkan memipet dengan mulut, sebailcrya selalu gunakan alat


bantu PiPet
2. Jangan meniupkan udara maupun mencalnpur bal.an terinfeksi
dengancaramenghisapd'anmeniupcairanlewatpipet
3. Jangan keluarkan cairan dari pipet secara paksa
4. Gunakan pipet ukur karena cairan tidak perlu digunakan sarnpai
tetes terakhir
5. Rendam pipet habis pakai dalam wadatr berisi desinfektan' Biarkan
selama l8-24jam sebelum disterilisasi
6.Jangangunakansempritdenganatautanpajarumsuntik.
17
E. Gara menggunakan Sentrifus /Alat Pemusing:
1. Lakukan sentrifugasi sesuai dengan intruksi pabrik
2. Sentrifus harus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga
petugaslaboratoriumyaflgpendekdapatmeli}ratkedalamalatdan
menempatkan tabung sentrifus dengan mudah
3. periksa rotor sentrifus dan selongsong sebelum dipakai atau
secara
berkala untuk melihat tanda korosi dan keretakan
4. Selongsong berisi tabung sentrifus harus seimbang
5. Gunakan air untuk penyeimbang selongsong. Jangan gunakan
larutanNaClatauhipokloritkarenabersifatkorosif
6.Carapenggunaansentrifusyangbenar,tabungtertutuprapatdan
seiongsongL yang terkunci dapat melindungi petugas
laboratoriumterhadapaerosoldansebaranpartikeldari
mikroorganisme
7. Buka tutup sentrifus setelah senrifus berhenti dengan benar
Pembeku:
F. Cara menggunakan Lemari Pendingin dan Lemari
1. Lemari p""Jirrgirr, lemari p"rtu"t, {freezer) dan tabung es kering
(dry ice) harus dibersihkan dan esnya dicairkan (defrosi) berkala
2. Buang ampul, tabung, botol, dan wadatr lain yang pecah' Gunakan
pelindung muka dan sarung tangan karet tebal saat bekerja'
Setelah dibersihkan, permukaan dalarn lemari pendingin dan
tidak
lemari pembeku harus didisinfeksi d.engan d'isinfektan yang
korosif
3. Cairan ya.rlg mudah terbakar tidak boleh disimpan dalam lemari
pendingin

G. Imunisasi
L. semua staf/petugas laboratorium mendapat imunisasi hepatitis B
2,ImunisasimerupakanbagiandariprogramK3Rumahsakit

H. Tertusuk jarum/benda tajam


1. staf yang tertusuk jarum/benda tajam harus melapor pada kepala
instalasi
2. bagian tubuh yang terpapar disiram air mengalir selama 15 menit
3. staf dibawa ke IGD dan mengisi formulir tertusuk jarum
4. setelah diperiksa di IGD maka staf dilakukan pemeriksaan
laboratorium PenYaring
5. alur tertusuk jarum merupakan bagian dari program K3 Rumah
Sakit dan PPI

I. Terkena bahan kimia


1. sta-f laboratorium yang terkena bahan kimia harus menyiram bagian
yang terkena dengan air mengalir selama 15 menit
2. setelah itu lihat MSDS alat tersebut untuk melakukan tatalaksana
lebih lanjut

18
VII. PENGENDALIAN MUTU
A. Pra Analitik
1' Identifikasi Pasien
adalah tahapan
a. Pemberian identitas pasien dan atau spesimen
yang harus dilakukan karena merupakan hai yang sangat
penting.
b. Pemberian id.entitas meliputi pengisian formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium dan pemberian labe1 pada wadah
spesimen. Keduanya harus cocok sarna'
C.Pemberianidentitaspad'awadahspesimensetidaknyamemuat
nama pasien, nomor ID laboratorium, tanggal lahir' atau
nomor rekam medis.
d'Kesalahanpemberianidentitasdapatmerugikan.

2. Pengiriman SPesimen
a.spesimenyangtelahdikumpulkanharussegeradikirimke
laboratorium.
b'Sebelummengirimspesimenkelaboratorium,pastikanba}rwa
spesimentelahmemenuhipersyaratansepertiyangtertera
dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan'
c.Apabila"pe"i-e,'tidakmemenuhisyaratagar-diambill
dikirim ulang.
d.Pengirima.,"pesimendisertaiformulirpermintaanyangdii.si
datayanglerrgkap.Pastikanbahwaidentitaspasienpadalabel
dan formulir permintaan sudah sarna'
e. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium'

3. PenyimPanan SPecimen
a. Id.entifrkasi dan registrasi spesimen
b. seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
c.PatuhiCarapengambilanspesimendanpengisiantabungyang
benar
d. Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
e. Segera distribusikan spesimen ke alat pemeriksaan
f. Spesimen yang sudah diperiksa disimpan pada suhu 2-8 C

B. Analitik
1. Faktor faktor yg penting pada reagensia adalah derajat kemurnian,
carapengenceran,carapenggunaandanpenyirnpartan'sertabatas
kadaluarsa
sudah
2. Sebelum spesimen diperiksa dipastikan terlebih dahulu alat
terkontrol, dan kontrol dapat diterima
3. Bila kontrol baik, maka spesimen dapat langsung dilakukan
pemeriksaan
4. Bila kontrol tidak dapat diterima, ulangi kontrol dan lakukan
langkah-langkah penanganan kontrol tidak masuk

c. Pasca Analitik
1. pemeriksaan lab dapat menjad,i informasi yang berguna atau tidak
berguna,tergantungpadapertimbangallpemeriksaanyangdirninta

l9
2, Agar hasil pemeriksaan yg diminta menjadi informasi yg berguna'
pemeriksaan yg diminta harus sesuai dengan kebutuhan
klinik yg
sPesifrk
3. Setelah pemeriksaan yg diminta selesai dikerjakan ) dengan
pengetatruan patofrsiologinya, seorarlg doker Patologi Klinik
menginterpretasikan hasil pemeriksaan Lab ) menjadi sebuah
informasi yg diharapkan oleh para dokter klinik
4. Agar data hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium bermanfaat,
data tersebut harus dilaporkan segera dan tepat
5. Keterlambatan pelaporan dapat mengakibatkan data tersebut
menjadi ddak berguna

D. Pemantapan Mutu Eksternal {PME}


1- Pengerjaan PME dilakukan secara serentak pada walrtu yang telah
ditentukan seluruh wilayah/ Indonesia
2. Pastikan kondisi alat baik dan siap pakai , sebelum digunakan
3. Kenali tipe-tipe gangguan alat untuk menghindari hasil kontrol
tidak sesuai standar
4. Dikeluarkan bahan (PME) dari kulkas dan dibiarkan pada suhu
kamar sebelum di Periksa Pada alat
5. Periksa bahan PME sesuai alat yang digunakan
6. Dicatat hasil dari monitor alat, waspadai salah baca dan salah tulis
7. Hasil d.ilaporkan sesuai format dari penyelenggara PME
8. Hasil dimasukan ke datam amplop dan dikirim via pos atau di isi
secara on fne melalui website
L Umpan balik hasil sekitar 3-4 bulan kemudian

2A
BAB TII
I'NIT BAITK DARAH RT'MAII SAKIT (BDRS)

I.KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia oleh petugas
Pada dasarnya kegiatan di Bank Darah harus dilakukan
yang memadai' serta
yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalalnan
melaksanakan kegiatan di bidang
memperoleh atau memiliki kewenangan untuk
yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya"

B.Distribusi Ketenagaan
TenagadiBankDarahRumahSakitterdiridariDokterljmum,Paramedis
TeknisiTransfusiDarahsertaPekaryasepertiterli}ratpadaTabeldibawahini:
2015
Tabel 1. Data Tenaga BDRS RSUP Persahabatan Tahun
!uP/Nrr( col Pendidikan Lulus TMT
No Nama Karfrawan
Dr. Desti Haryani Doher Umum 2AO6 2014
1
t9aoo42L2AO8012025 MC
{Ka. Unit BDRS)
Hastin Johana D1 PTTD 2000 2005
1981 11 1320050t2ao4 IIC 20a7
2 (Koordinator 51 Komputer
n^1^--^-^6Q-T Tarrm\
D1 PTTD 1999
Yusi YesaYa (PTTD) IIC 2005
3 t979t21 1200512003 31 Komunikasi 2000
Dwi HarYanti 2AO91L2A820 2008
4 (PJ Sarana
Dl PTTD 1999
&Pemeliharaaan)
5
Cindy Kristina 2ALlO421A06 Dl PTTD 2AA7 zOLL
/n r a
-^:.^ Q-I ^; -+il-l
D1 PTTD 2AOL 2008
Siska Febiola {PTTD}- "ooq 11).AA20 2010 2AL3
D1 PTTD
7 Triani Dewi P (PTTD)- M 1300s006 2014
IIA D1 PTTD 2AO9
8 Yunita Kurniati (PTTDf 198806242AL4022AOL 2014
9 Herlianto P (PTTD) 1qR21 1).O2ot4021aa2 IIA Dl PTTD 2003
Salmalih SMA 2ALA 2ALL
10 2ALL1011016
(Administrator)
11 N<rvia Aniani I\/T 15OO5OO5 Dl PTTD 2A17 2015
L2 Nasihin 2r)1801 11724 Dl PTTD 2000 2018

jam pelayanan
Untuk distribusi tenaga diatur sesuai dengan kebliakan
yang berlaku, maka dibagi atas :
r Non Shift : Ka. Unit, Koordinator dan Pekarya
r Shift Pagi :2 orangtenaga PTTD
e Shift Sore :2 orartgtenaga PTTD
o Shift Malam ;2 orartgtenaga PTTD
C. PengaturanJaga
Pengaturan-jaga tenaga Bank Darah didasarkan pada kebijakan
jam pelayanan p.rir"?f."aan-Laboratorium di Unit Instalasi Laboratorium
b"rp.ar, meliputi pelayanan pemeriksaan golongan darah dan
crossmatch.
Pelayanan transfusi darahdilakukan setiap hari mulai hari
senin sampal
hari-Minggudalam24jamdengansistimshiftsbb:
. Non-Shift : 07.30 - 15'30
. Shift pagr o8.o0 - 14.00
. Shift sore 14.00 - 20.30
. Shift malam 20.30 - 08.00
21
il. STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
OE$AH RUANGAN BDRS GEOUHG 6ARU

Gambar 1. Denah BDRS

III. TATALAKSNTA PELAYANNT DARAII


A. Persetujuan Pasien Terhadap Pemberian Produk Darah
Pemberian produk darah dilakukan sesuai indikasi
dan adanya
persetujuandaripasien/keluargapasiend.enganpenjelasanolehDokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) di ruang rawat
pasien yang dituangkan
dalan form Informedconsent, antara lain meliputi:
Pengertial transfusi
Jenis darah
Tujuan/ manfaat transfusi
- Resiko
- KomPlikasi
Informed consentini harus ditandatangani oleh
. DPJP
- Pasien/keluargaPasien
- Pada pasien anak oleh orang tua/keluarga dekat
galgguan jiwa oleh DPJP'
- Pada pasien terlantar daI1 atau yang mengalami
Perawat dan saksi
Persediaan Darah
B. Pengadaan Darah, Penyimpanan Darah dan Monitor
pasokan
Pengadaan daraholehUnit Bank Darahdengan menerima
darahdariUTDPMlDKlJakartadanUTDPMlKotaTangerangyangsudahdiuji
Standar
saring. sesuai dengan Permenkes Nomor 91 Tahun 2015 tentang sakit
Pelayanan Transfusi Darah, unit Bank Darah dan
Laboratorium Rumah
lewat transfusi
dilarang melakukan pemeriksaan uji saring infeksi menular
darah(IMLTD)ulangpadadarahdonor,karenatelahdilakukandiUTD.Sistem
pendistribusian darah dilakukan oleh petugas Bank Darah
ke petugas ruang
(edukasi) tentang
rawat/perawat/keluarga pasien yang telah diberi penjelasan
antara lain:
cara transportasi darah yang benar dengan mencocokkan
22
- Identitas pasien yaitu narna dan tanggal lahir
- Nomor Rekam Medis (RM)
- Label golongan darah
- Tanggal kadaluarsa darah'

Edukasi terhadap keluarga pasien meliputi:


- KomPonen darah Yang dibawa
.Transportasikomponendara}ryangalnanyaitumenggunakancoolbox
ruang rawat pasien
tertutup rapat dan langsung diserahkan ke petugas di
- Darah aapat dikembalikan ke Bank Darah dalam
waktu <1 jam apabila
tidak jadi digunakan

Freezcr Reftigeratordan
Penyimpanan darah dilakukan pada Btood Bank,
PlateletAgitatoryaitusuatutempatpenyimpananyangmemenuhistandardan
penyimpanan mencakup
persyaratan teknis penyimpanan. Persyaratan tekrris
penyimpanan dan atau
wadah atau tempat, suhu penyimpanan' lama
Tata cara penyimpanan
persyaratan lainnya yang dapat menjamin mutu darah'
penyimpanan darah dan
darah dan komponen darah mengacu pada tata cara
komponen darah di UTD'

Tabel 2. Suhu Penyimpanan Komponen Darah

2"C s/d 6'C


Wnot" nboa(WB) dan Packed" Red Cell (PRC)
2O"Csld24"C
Fresh Frazcn Pla,smn (FFP) -18'C s/d - 32"C
-18"C s/d - 32"C

Monitoringsuhupenyimpanandarahdankompol}endarahdiBank
dengan
Darah mengacu kepada monitoring di uTD. Monitoring dilakukan
shift jaga oleh
pencatatan suhu penyimpanan komponen darah pada setiap
petugas jaga.
perkiraan
Monitor Persediaan Darah dilakukan dengan menghitung
kebutuhan darah berdasarkan rerata penggunaan darah mingguan
pertimbangan
berdasarkan golongan darah ABO dan Rhesus serta dengan
stok minimal yang harus ada di Blood Bank'

C. Permintaaa darah dan komponen darah


. setiap permintaan darah harus disertai dengan formulir permintaan
yang
darah yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh DPJP
disertaimembawasampeld.ara}rpasienkeBankDara}r.
. DPJP mengisi formulir permintaan transfusi darah berlogo RSUP
Persahabatan, menuliskan instruksi transfusi di lembar
catatan
jenis'
pelaksanaan transfusi yang meliputi informasi: identitas pasien;
jurrrlah unit/volume darah, laju aliran/lama pemberian, permintaan
khusus jika ada, premedikasi jika diperlukan'
proses ini
. Penetapan indikasi transfusi yang dilakukan oleh DPJP,
pasien
meliputi beberapa tahapan. Penjelasan prosedur transfusi kepada
serta permintaan persetujuan tindakan transfu si
(informed con'sentl'

23
D. Pengecekan identitas Pasien formulir
Petugas BDRS harus memeriksa identitas Pasien Pada
permintaan dan pada label sampel darah

E. Pengambilan dan pengecekaa sampel darah pasien


- Petugas BDRS harus memeriksa kondisi sampel'
- Jika kondisi sampel tidak layak (lisis, menggumpal, volume kurang,
atau sampel tanpa
label tidak sesuai dengan formulir permintaan darah
label) harus minta sampel darahbaru
-Petugaspengambilcontohdaralrdiruanganharusmelakukan
id,enffikasipasien,menyiapkanperalatandantempatcontoh
pilih vena yang
darah/tabung untuk mengambil contoh darah pasien,
terbaik ,rnt rt mengambil contoh darah, hindari daerah
di atas kanula
intravena, serta gunakan ukuran jarum yang sesuai
label pada
. Setelatr mengambil contoh dara}r, petugas memberikan
lengkap dantanggal
tabung contoh darah yang meliputi informasi: nama
nomor rekam
lahir pasien, tanggal dan jam ketika contoh darah diambil,
medik, taamapetugas yang mengambil contoh darah'
DPJP'
- Setelah contoh darah siap dan formulir sudah ditandatangani
oleh petugas
kemudian sampel dan formulir tersebut dikirim ke BDRS
satu wadah'
ruangan. sampel dan formulir sebaiknya berada dalam
darah dengan
- Petugas BDRS harus mengidentifikasi kecocokan eontoh
formulir permintaan transfusi darah'

F. Pengeeekan fomulir permintaan darah


Apabila forrnulir permintaan darah tidak lengfuap, tidak
terbaca'
formulirpermintaandarahdikembalikankeruallganasalnya

Tabel3. Pengecekan usia sampel darah


Max usia sampel

Tabel 4. Pengecekan volume samPel

Jenis Pemeriksaan Usia Tioe Epecimen dan volume


Neonatus dan baYt t - Z mt dalam tahung E!14
a. Golongan darah Arrak dan dewasa L 5 mL dalam tabung EDTA
b. Uji saring antibodi Neonatus dan baYi | - 2 mL dalam tabung EDTA
dan uji silang serasi
Anak dan dewasa 5- S mL dalam tabung EDTA
Neonatus dan baYt I - Z r* dalam tabung EDTA
3 - 5 mL dalam tabung Plein-
c. Incompatibilitas g - S mL dalam tabung EDTA
Anak dan dewasa 5 - 1O mL dalam tabung Plain
L -2 rnL dalam tabung EDTA
3 - 5 mL dalarn tabung Plain
Neonatus dan baYi ibu 3 mL
(disertai contoh darah
d. Bayi kasus HDN
dalam tabung EDTA dan 5 mL
dalam tabung Plairr)

24
G. Pengambilan samPel darah Pasien pratransfusi
Pengamhilan sarnpel darah pasien untuk pemeriksaan
harus ditampung di
diambil langsung dari Pembuluh aarah pasien dan
dalam tabung tersendiri

H. Penyerahan samPel darah pasien ke BDRS dengan


Formulir iermintaan darah diserahkan secara bersamaan
yang telah dilatih
sampel darah pasien ke BDRS oleh petugas Rumah sakit
rantai dingin darah

Penyerahan darah dari BDRS ke Ruang Perawatan


- Pada tanggal rencana transfusi, perawat atau d'okter mengkonfirmasi
apakah transfusi tetap berlangsung atau ditunda'
- Bila transfusi ditund.a lebih dari 3 x 24 jam, darah dapat diberikan
kepada pasien lain yang lebih membutuhkan

J. Pemeriksaan Pratransfusi
Pemeriksaanpratransfusiadalahsuaturangkaianprosedur
donor yang diperlukan
pemeriksaan mencocokkan darah resipien dan darah
darah diberikan kepada resipien. Tujuan pemeriksaan
ini untuk
sebelum
memastikanadatidaloayaaloantibod,ipadadarahresipienyangakan
sebaliknya'
bereaksi dengan darah donor bila ditransfusikan dan/atau
dan
Persyaratan, pemeriksaan kecocokan antara darah resipien
darah donor harus:
.Dapatmengidentifikasihal-halpentingpadapemeriksaanpra
transfusi
- Ada SPO pemeriksaan pra transfusi'
yang dilakukan'
- Ada sistem dokumentasi untuk semua pemeriksaan
dan sampel
- Ada pemeriksaan kesesuaian fornrulir permintaan darah
darah serta kondisi sampel darah oleh petugas penerima
di BDRS'
-DilakukanolehpetugaslaboratoriumBDRsyangkompeten.
- Pemeriksaan rhesus pada pasien menggunakan anti-D monoklonal ke
tranya dengan metode direct agglutination, tidak perlu dilanjutkan
pemeriksaan irudirect aggfutination {indirect antigtobulin test untuk
pakai anti-D
menentukart weakD). Untuk pemeriksaan pasien cukup
monoct:n\i3f
;-,H*i:H*T#-##IilTrS*susnegatif -

.Menyelesaikanbilaadaperbedaanhasilsebelumnya.

K. Monitoring Transfusi
.Reaksitransfusiakutdapatterjadipadal-2o/o.Deteksidan
penanganan dini reaksi transfusi dapat menyelamatkan
jiwa pasien'
baik'
oleh sebab itu pasien yang mendapat transfusi harus diawasi
Untuk setiap pemberian transfusi darah dianjurkan nrengawasi
n"*]t"
r"oelum Transfusi
15 menit setelah transfusi dimulai
Selama transfusi
Saat selesai transfusi
4 jam setelah transfusi kantong dara-tr terakhir untuk pasien
rawat inap atau 1 jam untuk pasien rawat jalan tidak botreh
pulang
25
.PenilaiankadarHbsetelahtransfusid'apatdilakukanljamsetelah
pada kenaikan Hb,
transfusi d.aratr untuk melihat dampak transfusi
24 jarn
narnun demikian sebaiknya penilaian Hb dilakukan setelab
setelahtransfusiagard.idapatkanhasilyanglebihstabil.
Penilaian kadar trombosit setelah transfusi 10-60 menit
, setelah
transfusidanlS-24jamsetelahtransfusiuntukmenilai
keberhasilan'
dilakukan
, setelah transfusi FFP, 30-60 menit setelah transfusitransfusi FFP.
pemeriksaan apTT da., it untuk menilai keberhasilan

L.PemeriksaanGolonganDarahResipien(pasien}
, walaupun telah diketahui, pemeriksaan golongan darah pasien tetap
harus dilakukan pada setiap permintaan darah'
dan serum
' Lakukan pemeriksaan golongan darah ABO sel grouping
grouPing
. Ketidaksesuaian golongan darah harus diinformasikan
ke ruangan
ulang sebeium
dan dimintakan sampel d.arah baru untuk pemeriksaan
darah tersebut dikeluarkan untuk transfusi

M. Pemeriksaan Golongan Darah Rhesus pasien


. Bila pasien bergolongan Rhesus positif (D+), pemeriksaan ulang
Rhesus (D) darah donor tidak dilakukan'
, Bila pasien bergolongan Rhesus negatif (D-), pemeriksaan ulang
goto,g,',.Rhesus(D)danweakDdarahdonorharusdilakukanatau
Pemeriksaan dirujuk ke UTD'
. Hanya darah donor Rhesus negatif (D-), dengan tueak
D negatif yang
(D-)'
dapat diberikan pada pasien golongan darah Rhesus negatif
. pasien weak D positif harus diberikan darah donor rhesus negatif'

N.PemeriksaanGolonganDarahpadapasienneonatesdenganHDN
Pemeriksaan golongan darah dilakukan pada bayi dan
ibu'
'
o.PemeriksaanUlangGolonganDarahABodanRtresusDonor
. walaupun golongan d"arah donor telah diketahui dan sudah
berlabelgolongan dad:ah yang Sama dengan golongan darah resipien,
pemeriksaan uiang golongan darah ABO dan Rhesus donor tetap
harus dilakukan pada setiap permintaan darah'
. pendonor dengan weak D positif /DVI varian/Del harus dianggap
sebagai Rhesus Positif'
. Bila did.patt an kesulitan dalam menentukan golongan darah maka
harus ditindaklanjuti'
. dapat
Dalam keadaan d.arurat, biia kesulitan belum dapat diselesaikan
diberikan golongan O terlebih dahulu
. Sampel darah donor diambil dari potongan selang kantong darah
donor.
cell
. Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus dilakukan secara
groupingdanserogroupingdenganmetodagelataumetodalainsesuai
Perkembangan teknolo gi
Ketid.aksesuaian golongan darah donor pada pemeriksaan ulang
. di
pada UTD'
BDRS harus dilaporkan dan kantong darah dikembalikan

26
P. Pemeriksaan Uji Silang Serasi
' Persyaratan umum:
-Pemeriksaanujisilangserasidilakukanuntuksetiappermintaan
PRC' WE)'
darah yang mengandung sel darah merah (WB'
- untuhsetiap permintaan komponen darah yang tidak mengandung
sel darah merah (TC, FFP, Cryopracipitate|, uji silang
serasi yang
dilakukan hanya uji silang minor. Kecuali jika darah donor
telah
diperiksa uji saring antibodi, maka pemeriksaan uji silang
minor
tidak Perlu dilakukan'
-WalaupungolonganABodanRhesusresipiendandonortelalt
diketahui, uji silang serasi harus dilakukan terhadap darah
resipien dan d"onor karena masih mungkin terjadi ketidakcocokan'
dilakukan
. Reaksi silang Mayor, Minor maupun autokontrol harus
*"f
?:::ffifl #ffi Y-;I^:r1oru-"pincrossmatch)-
oFasellfaseinkubasi3T"CdimediumBovineAlbumin22%.
o Fase III, fase uji antiglohulin (AHG crossmatch)'
-Untukmenggantikanpemeriksaanujisilangminordapat
dilakukan uji saring antibodi donor oleh UTD'
- Jika hasil pemeriksaan uji saring antibodi negatif maka uji silang
serasi aapat dilakukan dengan pemutaran singkat (immediatelg
spin) antL sel darah merah donor ditambah serum/piasma
pasien.Bilahasilnegatifmakadarahdapatdiberikan.

Uji Silang MaYor


- Mereaksikan serum/plasma resipien dengan sel darah merah donor'
Tujuannyauntukmemeriksakecocokanseldarahmerahdonor
dengan plasma/ serum resiPien'

' Uji Silang Minor


- Mereaksikan plasma donor dengan sel darah merah resipien'
Tujuannya untuk memeriksa kecocokan serum (plasma) donor dengan
sel darah merah resiPien

. Autokontrol
- Mereaksikan antara sel darah merah resipien dengan seflImnya'
Tujuannyauntukmengetahuiapakahseldarahmerahresipien
bereaksi dengan serum/plasmanya sendiri, dapat
juga melihat reaksi
otoimun.

Tabel 5. Interpretasi hasil pemeriksaan uji silang serasi

Darah dapat ditransfusikan


ffi ditransfu sikan, kecuali
atas pertimbangan klirris khusus
ganya sA aarat merah pekat yang dapat
ditransfusikan dengan catatan gradasi
aglutinasi minor sarna dengan atau lebih
rendah daripada gradasi otokq4trgl-

27
Langkahlanjutanbiladidapatkanhasildarahinkompatibel
- Tindak lanjut pada hasil inkompatibel pada Mayor
oDarahdonortidakbolehdiberikanpadaresipien.
o Pemeriksaan lanjutan skrining dan identifikasi antibodi
terhad.apd.arahresipiendilakukandilabolatorium
rujukan/UTD PMI'
oBiladidapatkanaloantibodiiregularyangspesifikpadaSerum
pasien, maka dapat dicarikan darah donor yang tidak
melawan
antibodi yang ada pada pasien (antigen negatif)

- Tindak lanjut pada hasil inkompatibel pada Minor


oDa]amkeadaandarurat,pasiendapatdiberikandarahdonor
berupaPRCbilaujisilangmayornegatifdenganpersetujuan
d-ari dokter Yang merawat Pasien
oPadapasienpenderitaAutolmmuneHemolyticAnemia(AIHA)
tipehangat,hasilujisilangserasisela]uinkompatibel,maka
d'alamkeadaanmendesakdapatdiberi.kandarahdonoryang
hasilreaksiujisilangserasinyainkompatibelpadaMayordan
Minoryanghasilreaksinyalebihlemahdibandingkanreaksi
sel darah merah pasien (otokontrol)'
o Dalam pemberian transfusi harus berhati-hati, karena ada
reaksialoantibod.iyangtidakterdeteksidalampemeriksaan
skrining dan identifikasi antibodi. oleh karena itu pemberian
tralsfusi harus di bawah pengawasan dokter'
Pada pasien penderita Auto Immune Hemolgtic Anemia
(AIHA)
o
tipedingin,transfusiumumnyatidakdiperlukan'
o Dalam keadaan mendesak, transfusi dapat diberikan dengan
cara:darahd.ihangatkanterlebihdahulusebelum
ditransfusikan, agar sel darah merah donor tidak disensitisasi
atau dirusak oleh autoantibodi penderita'
o Pemberian transfusi harus dibawah pengawasan dokter.
oWashedRedCetltidakd'ianjurkan,karenakomplemendalam
darah donor tidak aktif lagi setelah penambahan stabilisator
ACD-A.

a. Perhatian khusus pada pemberian transfusi


1. Pemberian darah tidak perlu dihangatkan terlebih dahulu kecuali
pada transfusi cepat, transfusi masif, transfusi tukar atau ada cold
agglutinin.Padakondisitersebut,penghangatandilakukan
menggunak xt blood u) a/Tner khusus'
2. Biia pasien mendapatkan transfusi lebih dari satu jenis daratr atau
TC,
komponen darah, d.an salah satunya merupakan komponen darah
maka untuk transfusi TC harus diberikan dengan menggunakan
trombosit transfusion set lbtood set yang baru, diberikan pertama
kali
dan dilanjutkan oleh komponen darah lainnya. Jika TC datang lebih
lama dari PRC, berikan PRC terlebih dahulu' setelah PRC habis,
pemberian TC bisa dilakukan dengan mengganti blood set dengan
trombositset atau jika tidak ada bisa digunakan blood sef baru
3. Pemberian darah melalui vena sentral hanya boleh dilakukan oleh
perawat terlatih dalam penggunaan central uein catheter (cYC)'

28
R. Pemeriksaan Skrining Antibodi Pada Pasien
Pemeriksaanskriningantibodipadadarahpasienbertujuanuntuk
mend.eteksi antibody iffeguler pada darah
pasien, menggunakan sel panel
kecil yaitu: sekelompok sel darah merah dari
individu berbeda bergolongan
darahoyangsudatrdiketalruiantigenmakeuprlya(memiliki/tidakantigen
gol darah).

, Sel Panel Kecil


.Komposisiantigenpadaselpanelkecilsebagaiberikut:
oSalatrsatuselharusR2R2,yanglainnyaRlRl(CCDee)atau
R2R2 (ccDEE)
K, k, F\ru,
o Antigen makeup minimal harus mengandung antigen
Fyb, Jk", Jkb, S, s, M, N, P1, Le"' Leb'
homozigot
o SLt panel kecil harus memiliki susunan antigen reaksinya
untuk seperti I FY', Fyb, Jka, Jkb, M, S' s' karena hasil

- MinimiT.?:ffiff Hl'":':l"i:i':"ilJftr X;::,:J{'*


- uji saring antibodi
Untuk
ke BDRS
- Tela]r dievaluasi, direkomendasikan, dan dilatihkan

. Persiapan Pemeriksaan Skrining Antibodi


- Penanganan SamPel:
o SimPan Pada suhu zoc sampai 6oC aPabiia belum
akan
diperiksa
oBiarkanpadasuhukamarapabilapemeriksaanujisaring
antibodi akan dilaksanakan
o Lakukan validasi meliputi: wadah sampel, identitas, volume,
mutusampeldilihatapakahterdapattand"a-tandakontaminasi
seperti keruh, bau, dan perubahan wa-rna' hemolisis'
d11'

- PersiaPan Alat
o Divalidasi sebelum digunakan, meliputi: alat nyala atau tidak,
kebersihan, dan sebagainYa
- PersiaPan Reagen:
oSimpanpadasuhu2"CsampaiS"Capabilabelumakandipakai
oBiarkanpadasuhukarnarapabilapemeriksaanujisaring
antibodi akan dilaksanakan

Pelaksanaan Pemeriksaan Skrining Antibodi


- Pemeriksaan ini dikerjakan untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi
irreguler dalam serum'
-PemeriksaanScreeningantibodypasienmenggunakanmetodegel
-Dengancaramenambahkanselpanelkecilkeda]amserumpasien
pada well, kemudian diinkubasi 37'C selama 15 menit'
sentrifuse
- Setelah selesai inkubasi dilakukan pemutaran dengan
selama 1O menit dan dibaca hasilnya '
antibodi dan
- Jika hasil negatif maka pasien tidak memiliki irregular
dilanjutkanae,gaocrossmatchmayorfaseldengandarahdonor.
dalam
- Jika hasil positif maka ditemukan adanya irregular antibodi
berupa
serum pasien maka harus dilakukan pemeriksaan lanjutan
identifikasi antibodi di uTD PMI atau laboratorium rujukan'

29
S. Distribusi Darah
a. Distribusi darah dari UTD ke BDRS yaitu proses transportasi dan
penyerahan darah dari UTD ke BDRS dengan jumlah sesuai permintaan
BORS dengan memenuhi prinsip rantai dingin, dimana suhu selama
pengiriman untuk:
- WB, PRC dan WE harus dijaga antara 2-10° C
- TC hams dijaga antara 20-24 ° C
- FFP dan Cryopresipitate harus dijaga :;; -25 ° C
- Waktu pengiriman paling lama adalah 24 jam
- Suhu pengiriman dicatat oleh petugas UTD maupun BDRS dan harus
sesuai dengan ketentuan diatas
- Jika suhu pengiriman tidak sesuai ketentuan atau darah dalam
kondisi rusak maka darah dapat dikembalikan ke UTD

b. Distribusi darah dari BDRS ke petugas Rumah Sakit adalah proses


transportasi dan penyerahan darah dari BDRS kepada petugas Rumah
Sakit untuk ditransfusikan pada pasien, memenuhi prinsip rantai dingin
serta sistem tertutup. Penjagaan rantai dingin darah hams diperhatikan
dengan upaya mempertahankan suhu darah sehingga darah tidak
mengalami kerusakan fisik maupun fungsi selama transportasi atau
distribusi dari BDRS ke ruang perawatan dan persiapan transfusi di
ruangan.

c. BDRS RSUP Persahabatan saat ini menyediakan pelayanan penyimpanan


dan pendistribusian PRC, FFP, dan kriopresipitat. Jika diperlukan selain
itu, BDRS dapat memfasilitasi permintaan ke UTD PMI Pusat DKI
Jakarta.

T. Pemeriksaan pra-transfusi
• Tujuan: memilih komponen darah yang tidak menimbulkan
masalah/reaksi untuk pasien yang menerima darah sehingga mempunyai
efek terapeutik bila ditransfusikan
• Pemeriksaan pra-transfusi meliputi:
Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor
Uji silang serasi antara darah donor dan pasien
Uji skrining antibodi pasien
• Semua pasien yang akan diberikan darah wajib dilakukan pemeriksaan
golongan darah,uji silang serasi dan uji skrining antibodi, demikian juga
setiap kantong darah yang akan ditransfusikan.
• Pemeriksaan skrining antibodi terhadap sampel darah pasien untuk
mengetahui ada atau tidaknya antibodi lain yang bisa menimbulkan
reaksi transfusi. Apabila hasil pemeriksaan negatif maka tidak ada
antibodi lain dalam serum pasien yang mungkin menimbulkan reaksi
transfusi. Bila hasil positif maka artinya adanya antibodi pada serum
pasien yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya reaksi transfusi.

U. Penerimaan darah dari BDRS di ruang perawatan.


• Darah yang dibawa oleh petugas ruangan/ petugas BDRS/ keluarga
pasien yang telah di edukasi diterima oleh perawat di ruangan dan
dilakukan pencatatan waktu dan suhu darah saat diterimanya darah
tersebut di ruang rawat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas darah
yang akan ditransfusikan.

30
. Petugas ruang rawat (2 orang) melakukanidentifikasi unit daratr
. Bandingkan 4 dokumen:
- Rekam medik
- Lembar merah formulir permintaan transfusi
- Stiker yang menempel di kantong darah
- Label darah.
. Produk darahhanya dapat diambil dari BDRS saat transfusi benar-benar
sudah dapat diberikan pada pasien.
. Berikan produk darah sesegera mungkin setelah produk darah diterima.
Apabila dalam waktu 6O menit darah tidak digunakan, khusus untuk
PRC dapat dititipkan di BDRS. Segera kembalikan unit darah ke BDRS
jika darah tidak jadi digunakan

V. Pemberian transfusi darah dan komponennya.


. Lakukan identifikasi pasien sesaat sebelum transfusi darah
, Pemeriksaan harus dilakukan okeh2 orang.
. pemeriksaan yang sama harus diulang untuk setiap unit darah yang
diberikan
. Periksa catatan instruksi dokter pada catatan pelaksanaan transfusi
. pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya. Periksa
informasi ini dengan rincian yang ada padagelang pasien dan catatan
medis. Kewaspadaan perlu diperhatikan saat memeriksa identitas pasien
yang tidak sadar, mintalah anggota keluarga atau 2 orang staf untuk
membantu identifikasi Pasien.
. Lakukan pencocokan unit darah dan label kompatibilitas, lalu periksa
benar pasien dan benar darah, lalu :
- Periksa jenis dan volume darah yang diminta
- Periksa golongan darah, rhesus pasien dan donor
- Periksa nomor unit kantong darah
- Periksa hasil pemeriksaan uji pra-transfusi
- Periksa jarn keluar dari BDRS
- Periksa tanggal kadaluarsa
. Sebelum memulai transfusi pastikan pasien berada dalam area yang
mudah untuk langsung diamati. Jelaskan kepada pasien tentang
prosedur transfusi dan reaksi samping yang mungkin terjadi. Minta
pasien untuk segera melaporkan perawat atau dokter jika mulai merasa
berbeda, cemas, atau terjadi reaksi apapun.
. perhatikan bahwa penghangatan darah secara rutin tidak diindikasikan.
Jika diperlukan penghangatan darah, selalu gunakan peralatan khusus
penghangat darah dan ikuti petunjuk alat tersebut.
. Darah perlu dihangatkan hanya jika:
- Transfusi dalam jumlah besar dan cepat
o Dewasa: > 5O r:nlkgljam-
o Anak-anak: >15 rnl/kgljarn
- Pertukaran transfusi darah padabayi
- Pasien dengan cold agglutinins
W. Identifikasi dan Respoa terhadap Potensi ?imbulnya Reaksi Transfusi
. Setiap unit darah yang ditransfusikan, dilakukan pemantauan pasien
meliputi:
- Keadaan umum
- Tanda vital Pada waktu:

31
. Sebelum Transfusi
. 15 menit setelah transfusi dimulai
. Selama transfusi
. Saat selesai transfusi
. 4 jarr;. setelah transfusi kantong darah terakhir untuk pasien
rawat inap atau 1 jam untuk pasien rawat jalan tidak boleh
Pulang
. Catat untuk masing-masing tal.apan
- Dokumentasikan dalam catatan pelaksanaan transfusi
- Lengkapi informasi berikut di rekam medis: keseimbangan cairan,
asupan oral dan asupan cairan intravena, output berupa jumlah dan
warna urin.

X. Penelusuran dan peaatalaksanaan reak'si transfusi


. Reaksi transfusi seringka-tri tidak dapat diprediksi sehingga harus selalu
dipersiapkan upaya untuk penatalaksanaan secara koordinatif di rumah
sakit.
. Dalam pelayanan darah dikenal istilah hemouigilance yaitu upaya untuk
mengumpulkan data-data terj adinya reaksi transfusi, melakukan analisis
data sebagai dasar peningkatan keamanan pelayanan transfusi darah.
. Dokter, perawat dan petugas lain harus dapat mengenali gejala dan tanda
tedadinya reaksi transfusi.
. Gejala dan tanda yang sering muncul yaitu
- Demam (biasanya berupa peningkatan suhu loC), menggigil
- Gangguan pernafasan
- Hipertensi/hipotensi
- Nyeri di tempat infus atau di bagran tubuh lain misalnya
abdomen/dada,
- Urtikaria, ikterik atau hemoglobinuria, oligouria/anuria
- Mual/muntah
- Perdarahan
. Pengenalan dini, penatalaksanaan yang cepat dan tepat harus dilakukan
untuk menghindari reaksi yang lebih berat.
. Reaksi transfusi dapat terjadi secara akut (dalam 24 jam setelah
transfusi), atau terjadi secara lambat (delaged) yaitu terjadi setelah 24
jam pasca-transfusi. Tindak lanjut atas kecurigaan terjadinya reaksi
transfusi dilakukan dengan evaluasi klinis pasien dan melakukan
verifikasi secara laboratorium. BDRS harus melakukan penelusuran
penyebab reaksi transfusi dengan persetujuan DPJP.

Y. Penatalaksanaan Reaksi Transfusi Akut


. Reaki transfusi akut dapat dikenali dengan cara mengetahui gejala dan
tanda yang terjadi pada pasien. Contoh reaksi transfusi akut :
- Hemolisis Intravaskular akut
- Kontaminasi bakteri dan syok septik
- Kelebihan cairan
- Reaksi anafilaktik
- Transfusion-associated acute lung iniury (TRALI)
. Reaksi hemolisis intravaskular akut terjadi karena pemberian darah yang
tidak cocok/inkompatibel. Antibodi yang terletak dalam plasma pasien
akan melisiskan sel darah merah donor. Bahkan pemberian 10-50 m1

32
darah inkompatibel dapat menyebabkan reaksi berat dan pemberian
dalam jumlah volume besar akan meningkatkan risiko tersebut.

Z.Larrgkah penelusuran reaksi trans si di BDRS' meliputi:


. Penerimaan keluhan reaksi transfusi seca.ra tertulis dari petugas ruangan.
. Penerimaan sisa kantong darah donor dan sampel pasien pasca transfusi
dari ruangan disertai formpengiriman sampel unfuk penelusuran reaksi
transfusi
. Identifikasi kantong darah donor meliputi:
- Nomor kantong darah
- Golongan darah pada label kantong (ABO dan rhesus)
- Jenis komponen darah
- Perkiraan volume darah donor yang tersisa didalam kantong
- Uji silang serasi (hasil, waktu, metoda dan petugas pemeriksaan)
. Pengecekan silang semua informasi permintaan darah (dilihat dari arsip
formulir permintaan di BDRS) dengan identitas kantong daratr donor.
. Pemeriksaan ulang atas golongan darah donor dan pasien meliputi
golongan darah ABO dan rhesus.
. Pemeriksaan ulang uji silang serasi darah donor dengan darah pasien
menggunakan persediaan darah pasien pra-transfusi di BDRS.
. Pencatatan penelusuran reaksi transfusi meliputi:
- Tanggal dan walrtu diterimanya keluhan secara tertulis dari
rua-tlgan
- Hasil identifikasi kantong darah donor
- Hasil pengecekan silang semua informasi permintaan darah pada
arsip permintaan darah dengan identitas kantong darah donor
- Pemeriksaan lanjutan untuk penelusuran penyebab reaksi
transfusi dilakukan di UTD PMI atau laboratorium rujukan atas
persetujuan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan hasilnya
akan dikirimkan ke BDRS
- Selanjutnya laporan hasil penelusuran reaksi transfusi
disampaikan kepada Tim Transfusi Darah dan Tim Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit

1. Gejala dan Tanda Reaksi Transfusi, berdasarkan waktu reaksinya :

- Reaksi cepat (selama transfusi sampai 24 jam pertama)


- Reaksi lambat (>24 jam sampai 1O hari pascatransfusi)
Tabel 6. transfusi
dan tanda reaksi transfusr
Kategori I Kategori II Kategori III
(ringan) (sedang) (berat)

. Gatal . Cemas , Cemas


. Gatal ' Nyeri dada
. Palpitasi . Nyeri di daeratr pemasangan
, Sesak napas ringan infus
. Sakit kepala . Gangguan pernapasarl
. Nyeri punggung atau nyeri di
daerah pangkal paha
. Sakit kepala
. Sesak

JJ
Tanda Tanda Tanda
Reaksi . Flushing{kemerahan . Kaku/rigor
padakulit )
. Gelisah
yang . Urtikaria . Hipotensi (sistolik turun 4O%l
terlokalisasi . Kaku/rigor . Takikardia (frekuensi denyut
seperti: r Demam jantung meningkat >2O%l
. urlikaria . Gelisah . Hemoglobinuria (urine merah)
r nram . Takikardia . Perdarahan yang tidak
diketahui sebabnya (koagulasi
intravaskuler diseminata)

2. Penanganan reaksi transfusi ringan:


. Hentikan transfusi.
. Berikan antihistamin intramuscular (IM)
. Lakukan observasi dalam walctu 3O menit. Jika tidak ada perbaikan,
perlakukan sebagai Kategori II. Jika ada perbaikan, transfusi dapat
dilanjutkan.

3. Penangan€u3. reaksi transfusi sedang:


. Hentikan transfusi, ganti dengan cairan infus NaCl O,9o/o menjaga
pembuluh darah tetap terbuka. Panas tanpa gejala lainnya hanya
diberikan antipiretik.
. Hubungi dokter yang bertanggung jawab pelayanan pasien dan BDRS.
. Kirim kantong darah, selang set transfusi, dan sampel darah baru
(sarrrpel darah tanpa antikoagulan dan sampel darah dengan anti
koagulan) dari vena kontralateral.
. Berikan anti histamin IM dan antipiretik oral atau per rektal.
. Berikan kortikosteroid dan bronkodilator IV bila terjadi reaksi anafrlaksis
(contoh: bronkospasme, stridor).
. Kumpulkan urin 24 jaln untuk memeriksa adanya hemolisis.
' Lakukan observasi dalam waktu 15 menit. Jika tidak ada perbaikan,
perlakukan sebagai Kategori III. Jika ada perbaikan, transfusi darah
dengan kantong baru dapat dimulai dengan observasi lebih ketat.

4. Penanganar. reaksi transfusi berat:


. Hentikan transfusi. Ganti dengan cairan infus NaCl O,9o/o untuk menjaga
pembuluh darah tetap terbuka.
. Berikan infus NaCl O,gVo untuk menjaga tekanan darah sistolik. Jika
terjadi hipotensi, berikan selama 5 menit dan tinggikan tungkai bawah
pasien.
. Jaga saluran nafas dan berikan oksigen dengan tekanan tinggi
menggunakan sungkup.
. Hubungi dokter yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien atau
dokter yang kompeten dan BDRS.
. Berikan adrenalin IM secara pelan.
. Berikan kortikosteroid dan bronkodilator IV bila terjadi reaksi anafrlaktoid
{contoh: bronkospasme, stridor).
. Berikan diuretik IV.
. Kirim kantong darah, selang blood sef, dan sampel darah baru (dalam
bentuk beku dan sampel darah dengan anti koagulan) dari vena kontra
lateral.
' Periksa urin segar untuk melihat tanda terjadinya hemoglobinuria.

34
, Kumpulkan urin 24 jam untuk memeriksa adanya hemolisis.
, Catat cairan yang masuk dan keluar untuk mengetahui keseimbangan
cairan.
Periksa apakah terjadi perdarahan di blood sef atau pada luka di tempat
1ain. Jika terdapat bukti terjadinya DIC, berikan TC dan AHF atau FFP.
Periksa kembali, jika terjadi hipotensi, berikan lebih banyak NaCl O,9o/o
selama 5 menit, dan jika tersedia, berikan obat inotropik.
Jika output urin menurun atau terdapat tanda terjadinya gagal Slnjal
akut, hitung keseimbangan cairan, pertimbangkan pemberian
Furosemide, jika ada, pertimbangkan pemberian infus dopamin, rujuk
kepada dokter spesialis yang sesuai seperti pada kasus pasien yang
memerlukan dialisis.
Jika diperkirakan terjadi bakteremia, berikan antibiotik spektrum luas IV.

AA. Transfusi Sangat Danrrat


, Dokter menulis dalam formulir permintaan darah bahwa darah
diperlukan segera untuk keadaan darurat. Keadaan ini tidak
memungkinkan menunggu hasil uji silang serasi karena terlalu lama.
Keadaan darurat dapat disebabkan oleh perdarahan hebat, mengganti
volume darah dan meningkatkan kapasitas oksigen pasien-
. Pilihan yang diberikan adalah transfusi golongan darah yang sama
dengan resipien. Harus dipastikan batrwa golongan darah sama.
, Apabila komponen darah sangat dibutuhkan maka BDRS harus memiliki
mekanisme untuk menyediakan darah yang belum dilakukan uji silang
serasi, dengan persetujuan dokter yang merawat secara tertulis. Jika ada
reaksi inkompatibilitas segera diberi tahu ke Barlk Darah.
. Kondisi khusus yang lain adatah transfusi di luar Rumah Sakit. Tindakan
ini hanya dapat dilakukan dengan prosedur yang ketat dan oleh personil
yang terlatih untuk melakukan monitoring dan melakukan penanganan
apabila terjadi reaksi transfusi. Transfusi pada keadaan darurat harus
dinyatakan secara tertulis oleh dokter meliputi:
. Dokter bertanggung jawab atas segala risiko
' Dol<ter telah menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa transfusi
diperlukan untuk menyelamatkan nyawa

BB. Transfusi Masif


, Transfusi masif adalah:
- Pemberian darah lebih besar dari volume darah pasien dalam waktu
24 jarn atau 5O mLlkgBB. Pemberian 50% WB 10 kantong lebih atau
PRC 20 kantong lebih dalam waktu 24 jam.-
- Tindakan transfusi cepat, yaitu transfusi yang dilakukan dengan
kecepatan 100 ml/menit .
. Transfusi masif biasanya pada kasus perdarahan akut. Masalah yang
dapat terjadi akibat transfusi masif adatah trombositopenia jika diberikal
darah utuh simpan. Penurunan aktifitas f,aktor koagulasi labil seperti
Faktor V dan Faktor VIII. Peracunan sitrat khusus pada pasien syok,
penyakit hati lanjut dan usia tua. Pada tindakan ini maka harus
diperhatikan risiko terjadinya hipotermia, hipokalsemia dan hiperkalemia.
Hiperkalemia dapat terjadi jika diberikan darah utuh simpan lebih 2l hauri
yang dapat menyebabkan aritmia, fibrilasi dan henti jantung
' Komponen darah yang digunakan pada transfusi masif:

3s
- PRC golongall O diberikan dalam waktu 5 menit tidak perlu
pemeriksaan golongan darah, digunakan pada saat darurat.
- PRC dengan golongan darah yang sama diberikan dalam waktu 10-15
menit, perlu pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus,
digunakan pada saat darurat.
- PRC dengan crossmatch kompatibel, diberikan 30-60 menit
diperlukan pemeriksaan golongan ABO danrhesus antibodg screening.
- PRC dengan crossmatch inkompatibel diberikan 90 menit atau
beberapa jam atau lebih diperlukan pemeriksaan golongan darah dan
skrining antibody. Komunikasi yang baik diperlukan untuk mencegah
keterlambatan pemberian darah.
- Trombosit konsentrat diberikan dalam waktu 20 menit, tidak
memerlukan pemeriksaan, diperoleh dari pool concentrate atau
produksi apheresis.
- Fresh frozen plasma diberikan dalam waktu 45 menit, tidak
memerlukan pemeriksaan dan membutuhkan waktu pengenceran
(thauing)
- Cryoprecipitate diberikan dalam waktu 15-20 menit, tidak
memerlukan pemeriksaan dan membutuhkaL waktu pengenceran
(thauing)
. Perdarahan akibat Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) yang
menyebabkan gangguan koagulopati dapat diberikan FFP, cryoprecipitate
dan trombosit konsentrat.

cc. P hleb oto mg the r ageutic


. Phlebotomg theraupeutic adaTah suatu tindakan menurunkan volume
darah dengan cara mengeluarkannya melalui pembuluh darah vena
secara bertahap dengan cepat dengan tduan terapi.
. Phlebotomg theraupeutic dlindikasikan pada kasus:
- Hematochromato.sis termasuk hematochromatosis herediter
- Polgcgthemia uera
- Polgcgthemia seeondary to arteio-uenous uistulae
- Polgcgth-emia secondary to cor pulmonale
- PolAcgtttemia secondary to cganotic congenital heart di.sease
. Phlebotomg terapeutik dilakukan atas permintaan dokter berdasarkan
indikasi seperti diatas. Phlebotomg terapeutik dapat dilakukan oleh
petugas Bank Darah di ruang rawat inap atau Instalasi Gawat Darurat,
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pihak BDRS akan berkoordinasi dengan ruang rawat dimana pasien akan
dilakukan phlebotomy (apakah kondisi pasien siap untuk dilakukan
tindakan phlebotomg atau tidak)
- Sebelum tindakan phlebotomg dilakukan cocokkan identitas pasien
dengan surat permintaan phlebotomg, atur posisi pasien dalam keadaan
berbaring, lakukan tindakan antiseptik dan aseptik pada lokasi
penusukan dilanj utkan dengan pembendungan vena-
- Siapkan bloodset, lakukan penusukan vena dan keluarkan darah sesuai
volume yang diminta oleh dokter penanggung jawab pasien.
- Setelah selesai, potong slang kantong darah, buang jarum ke tempat
sampah infeksius, rapikan alat-alat dan cek kembali kondisi pasien.
- Bloodset berisi darah yang telah dikeluarkan dibawa ke BDRS untuk
dimusnahkan.

36
rv. PETAPC}RAT{ DAN PENCATATAII
. Sistem informasi pelayanan darah di BDRS diintegrasikan dengan sistem
informasi yang ada di RS atau UTD sehingga informasi mengenai
ketersediaan darah dan kebutuhan darah di BDRS dapat diselaraskan
r Data pelayanan darah di BDRS yarlg harus dicatat serta sarana
pencatatannya paling sedikit meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Permintaan Darah ke UTD
o Identitas BDRS (Nama, Alamat, Nomor Telepon, Facsimile, Email)
o Permintaan darah ke UTD yang dirinci berdasarkan tanggal,
meliputi jenis komponen darah, golongan darah dan jumlah (lihat
isian kolom)
b) Pemakaian Komponen
o Pemakaian darah oleh Bagian Penyakit Dalam,
o Pemakaian darah Kebidanan, Bedah, Kesehatan Anak, lain-lain
dan total berdasarkan jenis, jumlah pasien dan jumlah kantong
komponen darah
c) Reaksi Transfusi Darah

''"l'**r*-*=
. Tanggal dan jarn reaksi transfusi darah untuk setiap pasien yang

' Geja1a dan tanda


Pelaporan meliputi ;
, Laporan bulanan dilaporkan oleh BDRS setiap bulan kepada Instalasi
Lab Sentral Terpadu untuk diteruskan kepada Direktur Medik dan
Keperawatan, hal yang dilaporkan meliputi;
o Data pelayanan darah selama satu bulan( jumlah
pasienjumlah pemakaian labu darah, jumlah darah batat)
o Capaian kinerja Unit
. Laporan kejadian reaksi transfusi dilaporkan kepada tim pasient
safety dan tim transfusi
. Laporan darah rusak disampaikan kepada komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
. Laporan darah yang batal ditransfusikan diruarlgan dan rusak (> 1
jam keluar dari BDRS)

v. PENGOLAI{AIT LIMBAII TRAIISFUSI DARAII


. Pembuanean Limbah Darah di BDRS
Untuk limbah sampel darah dan kantong darah yang telah kosong
diperlakukan seperti limbah medis sedangkan untuk komponen
darah yang tidak terpakai baik karena kadaluarsa atau rusak, maka
pembuangannya adalah melalui Insatalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL), dimana produk darah dibuang melalui spoel hook dengan
terlebih dahulu memotong kantong darah.
. Pembuangan Limbah Darah di Ruang Rawat
Setelah selesai transfusi, blood sef dibuang pada limbah medik,
sedangkan kantong darah yang tidak jadi ditransfusikan dan belum

37
dibuka dikembalikan ke BDRS sebelum 1 jam sejak darah
dikeluarkan.Untuk kantong darah yang telah berada di ruang rawat
lebih dari satu jam namun belum ditransfusikan tela1l dianggap
rusak dan pembuangannya adalah melalui Insatalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL), dimana produk darah dibuang melalui spoel hook
dengan terlebih dahulu memotong kantong darah.

vr. PEUTKSANAAIT SIS?IM RUJI]KAI{


. Pelaksanaan sistem rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi dan
golongan darah ABOlrhesus ke UTD secara berjenjang. Sistirn rujukan
pelayanan darah dilakukan bila ada kesulitan atau keraguan hasil
pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus, serta uji silang serasi
yang dilakukan di BDRS dirujuk ke UTD PMI/UTD RS sesuai dengan
adanya ikatan kerjasama rumah sakit.

vil. PENGINDALIAI{ MUTU PELAYAI{Ail DARATI


. Pengendalian mutu dilakukan antara lain melalui validasi reagen,
kalibrasi alat, monitoring suhu penyimpanan komponen darah, audit
dari Unit Transfusi Daralr, pemantapan mutu eksternal bekerja sama
dengan Unit Transfusi Darah Pusat serta evaluasi laporan ruang rawat .
. Apabila ada kerusakan kantong darah, untuk menjaga kualitas darah
maka dilakukan pengembalian darah ke UTD yang dilakukan sesuai
kesepakatan dan tertuang dalam Ikatan Kerja Sama yang memuat hal-
hal apa saja yang berhubungan dengan darah yang dapat dikembalikan
ke UTD.
, Alasan pengembalian daratr ke UTD misalnya:
- Kantong darah kadaluwarsa atau masa kadaluwarsa darah tidak
sesuai dengan naskah perjanjian dengan UTD.
- Kantong bocor-
- Selang pada kaltong tidak ada/putus.
- Darah rusak (hemolisis)
- Pengiriman darah tidak sesuai dengan permintaan dari BDRS
- Terdapat kesalahan penulisan pada label kantong darah (golongan
darah, jenis komponen, volume, dan lainnya)-
. Darah lnanya dapat dikembalikan ke UTD jika terdapat bukti bahwa
darah disimpan, ditangani, ditransportasikan sesuai dengan pedomal
CPOB untuk unit penyedia darah.

38
PENERIMAAN SAMPEL
(5 mL darah belar/citras)

COCOK/BAIK TIDAK SESUAI

j
KEMBALI KE
RUANG RAWAT

TIDAK CITO
,t

f-s-i-.ro'.ooA_l

@
I SCREENINC ANTIBODI& I

I r r.lr snnlsr
slr.nNc I BUAT
PENGANTAR
+ KE BAG.
SESTJAI DISTRIBUSI
DARAH

SERAHKAN KIRIM
DARAH KE PMI PUSAT
SEGERA

Gambar 2. Alur pemeriksaan contoh darah untuk Transfusi

39
ALUR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
{Bila stok darah yang sesuai permintaan tersedia)

ALUR PELAYANAN DARAH di BDRS

Menyerahkan formulir
Carakal permintaan transfusi darah
Keluarga yang terisi lengkap dan sampel
Ya''s cocock
1*.1:1en
Menerima & mencocokkan
PITD formulir permintaan darah
dan contoh darah pasien
Membuat tanda terima
untuk pengambilan darah

f Pmp I Meiakukan pemeriksaan


golongan darah pasien,
Screening
F:9ro:*Tatch&

Pendokumentasian dan
t Plrp-l pemberian iabel darah sesuai
dengan golongan darah

f Prr"-l
Caraka/ Keluarga
+ Penyerahan Komponen darah

Pasien yang sudah di


edukasi di BDRS d Kantong darah diterima
dan dibawa ke rrang

Perawat Ruangan
4
Daratr dikembalikan
ke BDRS tr
Garnbar 3. Alur pelayanan Transfusi Darah

40
ALUR PELAKSANAAN TRANSFUSI DARAH (di ruangan)

Menuliskan instruksi transfusi di lembar catatan


DPJP d -1/ pelaksanaan transfusi

- Setelah menerima darah dari BDRS, melakukan


identifikasi setiap unit darah yang akan diberikan
PERAWAT + (dilakukan oleh 2 orang)
- Memeriks a catatan instruksi dokter

PERAWAT Melakukan pencocokan unit darah dan label


11 kompatibilitas
--1/

_---\
PERAWAT I ) Melakukan insersi dan mengawali transfusi
---n

- Pemantauan proses transfusi setiap unit darah, dilakukan


sebelum transfusi, 15 menit pertama, 15 menit kedu4
PERAWAT r-1 setiap jam selama transfusi, setelah transfusi selesai, dan 4
jamkemudian
--y - Pemantauan meliputi: tanda vital, geiala dan tanda reaksi
transfusi
- Mendokumentasikan setiap tahapan
- Melaporkan kepada DPJP dan Tim Transfusi Darah/BDRS
jika terjadi reaksi transfusi

DPJP d Melaporkan reaksi transfu si

TIM TRANSFUSI DARA}VBDRS I-) n Menindaklanjuti pelaporan setiap kegiatan


transfusi darah

Gambar 4. Alur pelayanan Transfusi Darah di ruangan

41
BAB TV
I'![IT LABORATORITNil PATOLOGI A!{ATOMI

I(BTENAGAAI{
A. Kualilikasi Sumber Daya

STRIII(TIIR ORGAI{ISASI
I'NIT PATOTOGI AI{ATOMIK RSI'P PERSAIIABATAN

Direktur Medik dan


Keperawatan

Koordinator Umum daa


Pela5raaan

PJ lab.Khusus PJ
PJ PJ Imunohistoki Administrasi,
Histopatologi Sitopatologi mia & patologi Logistik dan
molekuler Arsip

Gambar 1. Ketenagaan Unit Laboratorium Patologi Anatomi

42
B. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 1. Jenis Ketenagaan Unit Lab Patologi Anatomi

NO JENIS KETENAGAAN PEITDIDIKAN JI'MLAII


Spl - Patologi
1 Dokter spesialis 4
Anatomik
D3 2
2 Teknisi Laboratorium/ anahs / skriner SMA seder4jat 2
SMP 1

3 Perawat kesehatan SPK 1

4 Administrasi umum, loket, arsip D3 Administrasi I

U. Standar Fasilitas
A. Sarana Prasarana

Tabel 2. Fasilitas Gedung Unit Patologi Anatomi RSUP Persahabatan

No JENIS RUAITGAI{ Fasilitas Ruangan


I Ruang tunggu 3X66
2 Loket penerimaan j aringan 3X2
Ruang pemotongan jaringan & pemeriksaan
3
makroskopik serta Prosesing jaringan 3x4
4 Ruang sisa Gros / spesimen dengan Rak terpasang
Ruang Proses lanjutan (Embeding sarrrpai dengan
5 3x4 rnz
pewarnaan)
6 R. Sitologi 3x6
7 Ruang tindakan FNA & Papsmear 3x4m
8 Ruang Diagnosis dan dokter serta perpustakaan 4X4rn
9 Ruang Arsip kertas hasil lab
3X4m
10 Ruang Arsip Blok
11 Ruang Arsip Preparat slaid kaca
L2 Ruang multifungsi (pantry dll) 3x4
13 Toilet pasien / pengunjung 1,5X1.5
14 Toilet dokter I karyavran 1,5X1,5

Tabel 3. Peralatan Pemotongan Makroskopik

NO NAMA AI.AT JUMLAH


1 Pisau Potong (1 set) 1

2 Gunting (lurus,bengkok,kecil) 1

.-) Pinset, scalpel 3


4 Alat pengukur (penggaris besi) 1

5 Talenan ( alas memotong jaringan) 2

43
Tabel4. Ruang Loket Penerimaan Spesimen dan Penyerahan Hasil
NO NAMA BARANG JUMLAH
1 Komputer dan printer 1

2 Lernarijaringan basah o

Tabel 5. Alat Prosesing Laboratorium Histopatologi


NO JENIS ALAT MEDIS LABORATORIUM JUMLAH
1 Automatic Ttssue Processing " 2
2 Manual Staining / peralatan gela.s manual 2
3 Embedding Center 1

4 Manual Microtome 2
5 Waterbath 2
6 Cryostat / alat potong beku 1

7 Hotplate 1

8 Peralatan gelas untuk processing manual 72


9 Timer 1

10 Alkohol meter 1

Tabel 6. Ruang Laboratorium Sitologi


NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Manual Staining Jar L2
2 Centrifuge 1500 rpm 1

3 Timer 1

4 Pipet set (dari kecil sd besar) masing-masing 2


5 Mikroskop binokular 1

6 Lemari pendingin / kulkas 1

Alkohol meter 1

Tabel 7. Ruang Diagnostik


NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Mikroskop binokular 4
2 Microscope double head 1

3 Fiue headed microscope + camera attached + PC o


4 Meja untuk miksroskop 4
5 Kursi untuk diagnosis 4
6 Lemari buku (build inl 1

7 Komputer dan printer 1

44
B, Denah Ruangan

GEDUNG SERUNI
Lantai lll { Tiga)

Karnar
HistoPA

LErb Mikro
amar
0tGng

Kamar P*ntry

Yw Are Kamar
Karnar
Dokter ^'::_
Kamar
Siiolaqi

rt

Gambar 2. Denah Unit Laboratorium Patologi Anatomi

45
UI.Tata Laksana Pela5ranan
Pelayanan sentra diagnostik Patologi Anatomik melakukan tindakan
operatif yang memisahkan jaringan penyakit dari tubuh. Semua jaringan
danf atau cairan yang diambil dari tubuh manusia harus diperiksa patoiogi
anatomik, kecuali:
1. Jaringan sirkumsisi,
2. Gigi yang diekstraksi, dan
3. Jaringan plasenta pada kehamilan normal.

Tabel 8. Kemampuan Layanan Lab Patologi Anatomik RSUP Persahabatan

NO JENIS LAYANAN PATOLOGI ANATOMI


I Pemeriksaan histopatologi
2 Pemeriksaan Potong Beku ./
3 Pemeriksaan Histokimia
Dalam proses
4 Pemeriksaan Imunopatologi pengadaan
Imunohistokimia dasar (Panel karsinoma pa5rudara Dalam proses
dan Panel limfoma)
5 Pemeriksaan Sitopatologi
- Papsmear konvensional (apusan vagina, serviks,
hormonal) ^i

- Papsmear liquid base {


Sitologi cairan tubuh (urin, cairan asites, cairan
pleura, cairan kista, sikatan/bilasan bronkus). ^/

Sitopatologi biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)


- Sitologi sputum ./

Pemeriksaan Patologi Molekuler (PCR/sequerwing, Dalam proses


6 pengadaan-
hibridisasi in situ, sitogenetika)

A. Jenis Pemeriksaan Patologi Anatomik Terdiri Atas

1. Pemeriksaan HistoPatologi
Merupakan cabang ilmu Patologi Anatomik yang melihat perubahan atau
jaringan secara lengkap dan berperan dalam menentukan diagnosis melalui
gambaran makroskopik dan mikroskopik dari spesimen yang berasal dari
tubuh manusia yang dipulas dengan pulasan Hematoxillin-Eosin

2. Pemeriksaan SitoPatologi
Merupakan cabang dari iknu Patologi Anatomik yang berperan dalam
skrining dan penegakkan diagnosis pada tingkat sel, dari spesimen yang
berasal dari eksfoliasi sel (pap smear, bilasan dan sikatan), hasil aspirasi dan
cairan tubuh yang diapuskan pada kaca benda dan dipulas dengan pulasan
Papanicolaou danf atau giemsa atau pulasan khusus lainnya.

3. Pemeriksaan Histokimia
Merupakal cabang imu Patologi Anatomik yang berperan membantu
penegakkan diagnosis suatu penyakit dengan cara mendeteksi kandungan
atau senyawa kimia yang terkandung di dalam sel dengan teknik berbagai
pulasar histokimia yang berbasis reaksi kimia dalam sel atau jaringan.
46
Contoh: pewarnaall Periodic Acid Schiff untuk menilai kandungan
karbohidrat dalam sel.

4. Pemeriksaan Imunohistokimia
Merupakan cabang ilmu Patologi Anatomik yang berperan membantu
menegakkan diagnosis suatu penyakit menggunakan metode deteksi protein
dari sel/jaringan, melalui teknik, imunohistokimia, imunofluoresensi dan
imunositokimia.
Contoh: deteksi Estrogen Reseptor(ER), Progesteron Reseptor(PR), dan HER2
pada karsinoma payudara.

5. Pemeriksaan Patologi Molekuler


Merupakan cabang ilmu Patologi Anatomik yang berperan mengetahui
adan5ra perubahan pada tingkat gen dalam penentuan diagnosis suatu
penyakit dalam tingkatan gen yang berasal dari seI, jaringan ataupun cairan
tubuh melalui teknik hibridisasi in situ dan sekuens genetik.
Contoh: Deteksi gen HPV berisiko tinggr kanker serviks pada spesimen
pap smear.

6. Pemeriksaan Biopsi Jarrrm Halus/Fine Needle Aspiration Biopsy (FNABI


Suatu jenis tindakan yang bertujuan untuk mengambil bahan pemeriksaan
dengan cara melakukan aspirasi menggunakan jarum halus. Tindakan ini
dapat dilakukan untuk lesi lesi di permukaan atau organ dalam. Tindakan
biopsi jarum halus untuk lesi di organ dalarn atau lesi yang tidak teraba
dilakukan dengan bantuan pencitraan (Contoh: USG-guided FNAB, CT Scan-
guided FNAfl.

7. Pemeriksaan Potong Beku


Merupakan metode pemeriksaan histopatologi untuk menegakkan diagnosis
secara cepat melalui proses potong beku, dalam kondisi pasien masih di
meja operasi. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memberikan arahan
bagi klinisi dalam manajemen pasien selama proses operasi berlangsung.
Contoh: pemeriksaan jaringan tumor pa5rudara, pemeriksaan batas savatan
tumor kulit.

B. Alur Pelayanan dan Prosesing


Alur Pelayanan

Penerimaan Registrasi pasien


Prosesing spesimen
spesimen di loket dan jenis
pelayanan pemeriksaan di laboratorium

Proses diagnostik Proses pengarsipan


dan pengeluaran dan registrasi
hasil penyakit

Gambar 3. Alur Pelayanan Unit Laboratorium Patologi Anatomi


47
Alur Prosesing
ALUR PELAYANAN SENTRA DIAGNOSTIK PATOLOGI ANATOMIK

Gambar 4. Alur Prosesing Unit Laboratorium Patologi Anatomi

A. Tahap Pre-analitik.
Tahap ini dilakukan di kamar tindakan/klinik. Penanganan bahan
pemeriksaan yang dilaksanakan di tempat pengambilan bahan perneriksaan
akan menjadi TANGGUNG JAWAB PIHAK KLINIK. Tahap ini merupakan tonggak
pertama yang merupakan syarat agar hasil pemrosesan bahan pemeriksaan dan
penanganan selanjutnya dapat berlangsung dengan baik. Kegiatan utama iatah
melakukan pencatatan data pasien dan presewasi/ fiksasi bahan pemeriksaan
pasca operasi/ biopsi/ kuret.

B. Tahap Analitik.
Tahap merupakan tahap lanjutan dari tahap pre-analitik. Tahap ini
dilakukan setelah jauringarr/sel tiba di Sentra Diagnostik Patologi Anatomik.
Tahap ini terdiri atas pencatatan data pasien, data klinik dan bahan
pemeriksaan, diikuti dengan proses pengolahan bahan pemeriksaan sampai
diagnosis.

C. Fiksasi
Proses fiksasi merupakan tahap yang sangat penting dalam rangkaian
pemrosesan suatu spesimen. Fiksasi akan mempertahankan morfologi sel
dan/atusjaringan seperti ketika sel/jaringan tersebut berada dalam tubuh dan
masih mendapat suplai nutrisi dan oksigen.

D. Jenis Spesimen
Berbagai jenis spesimen yang diperiksa oleh layanan histopatologi
a. Jaringan kuretase, transurethral resection.
b. Jaringan biopsi
- Trephine biopsg
- Jaringarl core bioPsY
- Jaringan biopsi insisi
- Jaringan bioPsi eksisi
4g
- Punch biopsg
c. Jaringan operasi.

E. Pelayanan Pemeriksaan Histopatologi


Berikut adalah berbagai tahapan secara garis besar yang dijalankan
dalam suatu layanan pemeriksaan histopatologi:
1. Pengecekan kesesuaian identitas jaringan pada kemasan dan formulir
pasien.
2. Proses pemotongan makroskoPik :
- Melakukan pemeriksaan spesimen dan dilakukan pengukuran,
pencatatan kelainan makroskopik sesuai dengan standar
pemotongan makroskopik berdasarkan organ.
- Spesimen dimasukkan ke dalam kaset yang telah diberi identitas
penomoran
- Dilakukan perendarnan di dalam formalin buffer loo/o sebelum
dilakukan proses lanjutan.
3. Pemrosesan spesimen dapat berlangsung dengan cara manual( jatan
tangan) ataupun menggunakan mesin otomatis yang mencakup fiksasi,
dehidrasi dengan alkohol bertingkat, cleaing dengan >rylol atau cairan
pengganti >rylol dan inflltrasi dengan parafin cair. Parafin yang digunakan
henda-lcrya memiliki titik leleh
4. Proses penanarnan spesimen (embeddingl untuk meletakkan dan
memposisikan spesimen sedemikian rupa dalam paralin.
5. Proses pemotongan dengan mikrotomi
- Pemotongan kasar {trimmingl untuk menghilangkan kelebihan
parafin di atas sPesimen.
- Pemotongan halus {sectioningl setebal 3 mikrometer. Khusus untuk
spesimen biopsi $njal dilakukan pemotongan setebal 1

mikrometer.
6. Proses pengembangan pita parafin spesimen dengan menggunakan utater
bath beisi air hangat dengan suhu tidak lebih dari 60 o C (titik didih
paralin-lihat petunjuk produsen) dan ditempelkan pada slaid. Slaid yang
telah tertempel pita parafin perlu ditiriskan dengan posisi miring
secukupnya untuk mencegah gelembung udara yang akan membuat
lubang.
7. Proses Pemanasan dengan menggunakan hntplafe dengan suhu sesuai
titik leleh parafin (lihat petunjuk produsen).
8. Proses Pewarnaan :
- Pewarnaarl Hematoksilin dan eosin (HE)
- Pewarnaan Giemsa untuk biopsi gaster
g. Proses penutupan slaid menggunakan kaca penutup yang bersih, rata,
dan tipis, d.engan perekatfentelan (mounting medium) dengan indeks
refraksi baik.

Reagen dan Bahan Habis Pakai Pemeriksaan Histopatologi


- Formalin buffer 1O7o
- AlkoholTAo/o
- Alkohol960/0
- Alkohol absolut
- Xylol atau pengganti:rylol
- Parafin dengan titik 1eleh antara 55-59'Celcius
- Hematoksilin
49
- Eosin
- Microtome blade
- Kaset Embedding + tutup*
- Slaid
- Couer glass
- Mounting medium
- Label
- Cutter/ scalpel
*Ttrtup kaset dapat berupa tutup yang sekali pakai (menjadi satu dengan kaset)
atau tutup yang dapat dipakai ulang.

F. Pela5ranan Pemeriksaan Sitopatologi


Pemeriksaan sitopatologi merupakan pemeriksaan sel-sel ytrrg bisa
diperoleh melalui eksfoliasi alami, eksfoliasi buatan, maupun aspirasi dan cairan
tubuh. Nilai diagnostik sitopatologi adalah sebagai skrining atau pemeriksaan
awal dan bukanlah penegak diagnosis. Baku emas diagnosis adalah
pemeriksaan histopatologi. Terdapat berbagai jenis layanan pemeriksaan
sitopatologl yang dapat tersedia dalam suatu sentra diagnostik.

Berbagai jenis pemeriksaan sitopatologi, antara lain:


a. Pemeriksaan Sitopatologi Eksfoliasi
- Slaid Papsmear
- Slaid Sputum
- Slaid hasil sikatan
- Bilasan
- BAL
b. Pemeriksaan Sitopatologi Cairan:
1. Urin
2. Pleura
3. Asites
4. Kista
5. dan lain-lain
c. Pemeriksaan slaid BAJAH
d. Pemeriksaan blok sel
C. BAJAH

Pemrosesan Sampel Sitologi Bentuk Slaid.


1. Spesimen yang diterima dalam bentuk sediaan dicocokkan kembali nomor
dan nama yang tertera pada sampel dengan data yang tertulis pada formulir
pemeriksaan.
2. Spesimen dalam bentuk sediaan yang difiksasi dengan alkohol 960/o seLarna
paling sedikit 3O menit, dilanjutkan dengan pewarnaan Papanicolaou.
3. Spesimen dalam bentuk sediaan yang difiksasi di udara terbuka atau disebut
fiksasi kering dilanjutkan dengan pewarrraan Giemsa.
4. Pengecualian untuk Pap smear hanVa diwarnai dengan pewarnaan
Papanicolaou.

Pemrosesan Sampel Bentuk Cairan.


1. Spesimen yang diterima dalam bentuk cairan, dicocokkan kembali an:rta.ra
identitas pada sampel dengan dengan data yang tertulis pada formulir
pemeriksaan dan apakah sampel tersebut benar sesuai dengan permintaan
dan jenis spesimen.
50
2. Lakukan proses pembuatan slaid dengan alat sentrifus dan sitosentrifus.
3. Sebagian endapan cairan yang didapat dari proses sentrifus dikocok hingga
homogen dan diapus di sediaan kemudian dilanjutkan dengan fiksasi seperti
pada pemrosesan sediaan sitologi.
4. Sebagian endapan cairan dari proses sentrifus kemudian diputar di
sitosentrifus dan dilanjutkan dengan fiksasi seperti pada pemrosesan
sediaan sitologi.
5. Lakukan pewarnaern sediaan dengan pewarna€ur Papanicolaou dan/atau
Giemsa.
6. Pengecunlian untuk sediaan Sputum, proses pembuatan slaid atau sediaan
tidak menggunakan alat, baik sentrifus maupun sitosentrifus dan untuk
pewarnaannya pun hanya dengan pewarnaan Papanicolaou

Daftar Kebutuhan Bahan Kimia Habis Pakai.


1. Harris hematoksilin
2. Orange G 6
3. EA (eosin a-lcohol) 5O
4. Giemsa
5. Alkohol absolut
6. Metanol
7. Pewarnaan Giemsa metode cepat
8. Xylol
9. Aquades
lO.Object glass
11.Deck Glass
L2.Mounting medium
13.HCL
14.NaCL
15. Formalin Buffer 1O7o
16.Kit Cgto block cell

Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH)


Pemeriksaan Sitologi aspirasi yang pengambilan bahan sel dari suatu lesi
yang teraba maupun tidak teraba dengan menggunakan jarum suntik atau
spinal nomor 27G hingga 23G yang dilakukan oleh tenaga medis yang memiliki
kompetensi, dan berguna sebagai penapisan awal sifat biologik suatu lesi
dengan metode invasif minimal.

Prosedur Tindakan B4iah pada Benjolan Superfisial f Teraba:


1. Pasien diposisikan sampai lesi dapat terlihat jelas untuk dilakukan BAJaH
2. Lakukan prosedur aseptik-antiseptik pada daerah target BAJaH dan
sekitarnya dengan alkohol.
3. Bila pasien sangat sensitif dapat dilakukan anestesi lokal terlebih dahulu
dengan ethgt chtoride
4. Palpasi secara perlahan untuk mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi,
pergerakan dari massa target BAJaH.
5. Segera fiksasi target massa BAJaH untuk mencegah mobilisasi target.
6. Tusukkan jarum 25 G atau lebih kecil ke dalam massa target BAJaH sesuai
dengan besarnya benjolan (ukuran jarum tergantung dari konsistensi massa
tumor)
7. Lakukan manuver dengan cara menarik dan menusukkan jarum dan
menggerakan maju mundur satu arah untuk menghindari perdarahan di
51
dalam, dengan kedalaman yang berbeda selama beberapa ftali, namun ujung
jarum tidak boleh sampai keluar dari kulit
8. Pengambilan aspirat lesi superlisial dapat mengandalkan aspirasi pasif dari
jarum ataupun aspirasi aktif dengan spuit ataupun menggunakansyinge
holder.
9. Jarum yang berisi sampei aspirat segera lepaskan dari spuitnya, kemudian
isi spuit dengan udara dan sambungkan kembali dengan jarum, segera
sempritkan aspirat pada kaca benda minimal 2 Slaid (1 untuk pewarnaarl
Papanicolaou, satu lainnya untuk pewarnaan Giemsa) setelah itu segera
lakukan apusar pada kaca benda. Slaid untuk papanicoulaou harus segera
dimasukkan ke dalam cairan fiksasi (alkohol 960/ol segera setelah diapuskan.
lO.Spuit dan jarum yang sudah terpakai dimasukkan ke dalam kontainer
berwarna kuning (safetg bo$
11.8ila benjolan berukuran besar atau pada saat BAJaH pertarna tidak
didapatkan bahan pemeriksaan yang adekuat lakukan BAJaH >1" tempat.
l2.Puncture/aspirasi dapat diulang secukupnya dengan mempertimbangkan
kecukupan spesimen serta nyeri yang dirasakan pasien.

tV. LOGISTIK
Logistik adalah salah satu subsistem di Laboratorium yang mempunyai
tugas untuk dapat menyediakan barang rrmum, reagen maupun alat kesehatan
{alkes} dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yal:lg tepat sesuai kebutuhan
dengan harga yang efisien untuk kegiatan operasional Laboratorium. Logistik
juga merupakan ilmu pengetahuan dan seni serta proses mengenai perencanaan
dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan (apkir) material I alat- alat.
Barang logistik di Unit Laboratorium Patologi Anatorni terdiri dari logistik
umum dan logistik reagen serta alat kesehatan (alkes) yang diperlukan untuk
pelaksanaan dan pengelolaan pelayalan. Logistik umum merupakan sarana alat
rumah tangga, alat tulis kantor maupun barang yang dibutuhkan sehari-hari
untuk menyelenggarakan kegiatan, sedangkaa logistik ReagenlAlkes adalah
bahan-bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan untuk
kegiatan operasional.
Mutu pelayanan logistik diukur dari total biaya yang dikeluarkan dan
prestasi yang dicapai. Pengukuran prestasi berhubungan dengan ketersediaan
(aviability) barang, kemampuan (capabity) yang dilihat dari waktu distribusi dan
konsistensi dan mutu (qualiff) dari usaha. Untuk penyediaan barang logistik
dilakukan melalui proses yang memerlukan sarana dan prasarana yang baik,
serta ada sistem monitoring berkala yang memadai dengan tenaga terampil.

V. KESELAMA,TAII PASIEN IPATIERI'T SArETy|


Keselamatan Pasien (Patient safetg) merupakan suatu si.stem manajemen
yang diterapkan di rumah sakit sebagai upaya menjamin keselamatan pasien
dari kejadian tidak diinginkan sebagai akibat kesalahan tindakan medis (medieal
errofl. Beberapa hal yang sangat berhubungan dengan keselamatan pasien dan
dapat diterapkan pada pelayanan sentra diagnostik Patologi Anatomik sesuai
dengan International Patient Safefu Goal.s (IPSG) adalah :

A. Identifikasi pasien secara benar :


a. Dilakukan pada saat akan dilakukan tindakan Bajah, potong beku,
ataupun pelayanan rutin lainnya.

52
b. Terdapat 4 standar identitas pasien, minimal 2 identttas pasien
yang
wajib di lengkapi. Standar tersebut adalah : Nama lengkap pasien,
tanggal latrir, nomor rekam medik, dan jenis kelamin.

B. Komunikasi Efektif :
a- Komunikasi efektif antara dokter penanggung jawab pasien (DPJP)
dengan telceisi, Dokter pengirim pasien, peserta program, petugas
administrasi, teknisi dengan teknisi
b. Komunikasi efektif dapat dilakukan dengan metode T\rlis- Baca
Konfirmasi (TBak)

C. Menurunkan Risiko Infeksi:


a. Melakukan kebersihan tangan dengan metode 6 langkah cuci tangan
sesuai dengan standar WHO .

b. Waktu dan alat yang dipergunakan dapat berupa cairan desinfektan


(Hand rubl selarna2A4O detik, ataupun air mengalir selama 40-6A detik
c. 5 momen cuci tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah kontak cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Penerapan Quality and Patient Safety, merupakan salah satu sistem
dalam keselamatan pasien yang bisa diterapkan pada layanan sentra diagnostik
Patologi Anatomik, untuk menghindari terjadinya insiden keselamatan pasien
yang di definisikan sebagai setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan/berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat,
kematian, d11) pada pasien yang seharusnya tidak terjadi.

D. Jenis lasiden Keselamatan Pasien :


a. Kondisi Potensial Cedera (Reportable Ciranmstance)yaitu suatu kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Contoh, kurangnya SDM dengan beban spesimen yang tinggt
b. Kejadian Nyaris Cedera (Near Miss) yaitu Terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien. Contoh, ketidaksesuaian identitas pada jenis
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan
c. Kejadian Tidak Cedera (No Harm IncidenQ yaitu Suatu kejadian insiden yang
sudah terpapar ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera. Contoh, Salah
melakukan pulasan imunohistokimia pelrarnaan Her2 dengan Estrogen
reseptor
d. Kejadian Tidak Diharapkan (Aduerse Euent) yaitu Suatu kejadian insiden
yang mengakibatkan cedera pada pasien. Contoh, kesalahan diagnosis
histopatologi

VI. KESELAMA?AN KER^'A


Lingkungan kerja di sentra diagnostik patologi anatomik, terutama
layanan laboratorium menggunakan bahan-bahan berbahaya baik bagi pekerja
maupun lingkungan sekitar. Sistem standar keselamatan dan kesehatan kerja
yang baik akan meningkatkan kinerja layanan sentra diagnostik patologi
anatomik.

53
A. Pengertian Keselamatan KerJa
Memberikan petunjuk kepada petugas laboratorium dalam bekerja
sehingga terhindar dari bahaya/kecelakaan fisik, kimia, dan biologis.

Tabel 9. Perlengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium

NO JENIS KELENGKAPAN SYARAT MINIMAL


Alat Pemadam Api Ringan Disesuaikan dengan luas ruangan (luas
1 (APAR) dengan bahan dasar jangkauan 1 OO- 1 5Om2 danjarak maksimum
CO2 atau Powder 15 m)
2 Desinfektan 1 buah
Wadah khusus jarrm / benda
J 1 buah (disesuaikan dengan kebutuhan
taiam (needle dispenser) )

4 Pancuran air (Safetv shower) 1 buah


Pancuran air khusus mata
5 1 buah
{eve washer}
Perlengkapan Pertolongan
6 1 set
nertama kecelakaan P3K)
Disesuaikan dengan jumlah personil di
7 APD dan sepatu tertutup
laboratorium

Tabel 1O. Alat Pelindung Diri

NO TINDAKAN JENIS ALAT PELINDUNG DIRI


Masker, jas laboratorium , sarung tangan,
I Pemotongan M akroskopik aDron olastik. seoatu tertutur:
Masker, jas laboratorium, sarung tangan,
2 Bekerja di dalam laboratorium sepatu tertutup
3 Tindakan BAJaH Masker, Jas Laboratorium, sarung tangan

B. Prosedur Keselamatan kerja di Laboratorium :


Sebelum bekerja:
a. Persiapan diri sebelum bekerja:
- Tangan dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir.
- Memakai Alat Pelindung diri disesuaikan dengan jenis pekerjaan
- Bila terdapat luka pada tubuh yang tidak tertutup pakaian, tutuplah
luka dengan plester sebelum bekerja.
b. Persiapan meja kerja
- Pastikan meja kerja bersih dari sisa-sisa parafin
- Alat (Microtome) setiap hari setelah habis di pakai selalu di bersihkan
- Waterbath diganti airnya setiap hari dan selalu lihat kontrol suhunya
- Hotplate selalu di cek kontrol suhunya
- Staining Jar selalu di bersihkan setiap hari, serta di ganti cairan
pewarnaannya
- Mesin processor jaringan selalu di bersihkan dan di ganti cairannya
sesuai ketentuan.

Selama Bekerja
a. Bila Terjadi Tumpahan Bahan kimia:
- Bersihkan segera.
- Jika asam atau basa, netralkan segera.
- Saat menetralkan, perhatikan bahwa: reaksinya mungkin
menimbulkan panas atau menghasilkan u&p, cairannya tidak
menimbulkan dampak terhadap lingkungan atau masuk ke dalam
saluran air limbah atau sa-luran air hujan.

54
Bila Terjadi Tlrmpahan Bahan Biologis Cair :
- Tlrangkan larutan hipoklorit 1o/o dalarnjumlah yang sama dengan jumlah
tumpahan spesimen diatas meja kerja.
- Diamkan selama 3O menit.
- Setelah 3O menit gunakan kertas tisue untuk menghisap semua cairan.
- Buang tisue dalam plastik kuning.
- Meja kerja dibersihkan dengan menggunakan lap yang telah dicelup
larutan hipoklorit O,5o/o sampai bersih.
- Jika terkena percikan bal.an biologis, pindahkan pakaian yang
terkontaminasi termasuk jas lab dan sarung tangan dan letakkan di
tempat khusus.

Cara kerja
1. Jangan rnakan, minum, merokok, menyimpan makananlrninuman di
daerah kerja, lemari es laboratorium.
2. Hindari pemipetan secara langsung dengan mulut, gunakan pipet yang
sudah tersedia.
3. Pipet yarl:rg sudah digunakan dimasukkan dalam tempat berisi larutan
hipoklorit O,sVo yang dibuat setiap hari
4. Hindari penggunaan alat-alat yang sudah rusak
Setelah bekerja
1. Meja keda(kamar potong) dibersihkan menggunakan larutan sabun
biarkan kering
2. Meja kerja (Lab dalam /ternpat potoag blok parafin)bersihkan dari sisa
parafin.
3. Membuang seluruh sisa zat pewarnaan serta melakukan pencucian dari
kontainer pewarnaan {Staining Jat)
4. Melepaskan Alat Pelindung diri dimulai dari atas - bawah, sesuai standar
5. Seluruh APD sekali pakai dibuang ke dalam kantung plastik khusus
untuk bahan infeksius
6. Tangan dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir sesuai
dengan standar tahapan cuci tangan

\rfi. PENGII,OLAAI{ LIMBAH


Semua bahan pemeriksaan yarlg dikirim ke laboratorium berpotensi
infeksius. Bahan tersebut dapat mengandung virus atau bakteri yang berbahaya
bagi petugas laboratorium. Sisa bahan pemeriksaan dan bahan pemeriksaan
yang telah bercampur dengan reagen berpotensi bahaya, sehingga diperlukan
pengetahuan khusus tata cara pembuangan limbah laboratorium bagr sumber
daya yang bekerja di [ngkungan laboratorium.

A. prosedur standar Pada Saat Melalnrkan Pembuangan Limbah


1. Memakai masker penutup hidung dan mulut.
2. Memakai sarung tangan lateks
3. Memakai jas laboratorium lengan panjang
4. Menggunakan sePatu boot karet
5. Menyediakan larutan desinfektan
6. Menyediakan kotak tahan tusukan, untuk tempat pembuangan jarum
bekas pakai
7. Menyediakan kantong plastik kuning dan hitam
B. Sebelurn dan setelah bekerja mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir ata.u hands rub
55
Desinfektan:
- Na-hipoklorit 0,1-O,5yo (dijual dengan kadar 5%) selama 3O menit
- AlkoholTOo/o selama 1-20 menit

B. Pembuangan Limbah Padat Infeksius


Tidak taiam (sisa jaringan, kontainer/ plastik)
- Dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning dan dilakukan pelabelan
untuk dimusnahkan dengan insinerator.
- Bagr Rumah sakit yang tidak memitki fasilitas insinerator, dapat
melakukan kerja sama dengan pihak lain yang memilik fasilitas tersebut.

Taiam fiarum bekas pakai, mata pisau bekas pakai, slaid bekas pakai)
- Dimasukkan ke dalam kotak ta.l.an tusukan
- Setelah penuh, dibawa ke insinerator untuk dimusnahkan
C. Pembuangan Limbah Padat fidak infeksius:
- Masukkan ke dalam kantong plastik hitam
- Selanjutnya di bawa ke tempat pembuangan sarnpah

Kimiawi (para{in, botol bekas reagen, kertas saring bekas)


- Masukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label Limbah 83
- Selanjutnya dibawa ke insenerator untuk dimusnahkan
Non Kimiawi (kertas, sisa ATK)
- Masukkan kedalam kantong plastik hitam dan diberi label
- Selanjutnya dibawa ke tempat pembuangarl sampal.
D. Pembuangan Limbah Cair
Infeksius
- Masukkan ke dalam wadah/jerigen khusus bahan infeksius
- Buang sisa jaringan ke saluran limbah khusus dari laboratorium ke
penampungan iimbah infeksius pusat

Sisa Zat kimia


- Netralisasi limbah sesuai dengan jenisnya asaln atau basa, dengan cara
menambahkan larutas asam / basa sampai mencapai indicator kadar
keasaman / basa( pH) 6-8 yang cukup arnan untuk limbah

Kimiawi
- Masukkan ke dalarn wadah/jerigen khusus bahan Kimia
- Buang sisa cairan ke saluran lknbah khusus dari laboratorium ke
penampungan limbah infeksius pusat

E. Pemantauan Pembuangaa Limbah :


1. Penilaian dilakukan setiap bulan
2. Kepatuhan memasukkan limbah sesuai kantong kuning dan hitam
3. Ada dokumen serah terima pembuangan limbah
4- Memastikan Saluran pembuangan limbah berfungsi dengan baik .

56
Vffi. PENGEI{DALIAI{ MUTU
Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan diagnosis Patologi
Anatomik yang dihasilkan. Suatu laboratorium dikatakan memiliki mutu yang
baik apabila hasil luaran slaid dan ketepatan diagnosis yang presisi dan akurat.
Untuk mencapai kualitas diagnosis yang dihasilkan dengan presisi dan akurat
maka dilakukan kegiatan pemantapan mutu yang terdiri atas pemantapan mutu
internal dan eksternal.

A. Pemantapan Mutu Internal


Menjaga kualitas sediaan sehingga layak untuk dibaca dan diagnosis
dapat ditegakkan.

pemantauan Mutu Internal Histopatologi :


1. Dilakukan pembuatan slaid unstained fiaringan yang digunakan yaitu
appendiks) yang akan digunakan sebagaislaid control mutu internal.
2. Slaid diwarnai dengan Hematoksilin Eosin (HE).
3. Sediaan diberi label QC (Quality Control) dan tanggal.
4. Sediaan diperiksa di bawah mikroskop, dinilai berdasar kualitas warrta,
kontras lipatan dan ketebalan potongan jaringan.
S. Sediaan yang sudah sesuai dengan mutu dapat dijadikan standar
penilaian untuk sediaan rutin yg akan diwarnai pada hari yang sama.
6. Jika hasil pulasan slaid belum mencapai mutu yang diharapkan, akan
dilakukan perubahan-perubahan sampai diperoleh hasil yang
diharapkan.

dih ntuk sediaan


1. Slaid dan kaca penutup bersih, bening, tanpa bercak2 buram .
2. Media "mounting" tidak berlebihan
3. Seluruh jaringan tertutup kaca penutup
4. Tidak dijumpai gelembung udara atau lipatan.
5. Jaringan tidak pecah-pecahl retak-retak
6. Orientasi jaringan benar. ( untuk organ berongga )
7. Potongan tipis, menarnpikan sel yang saling menutupi/bertumpuk.
8. Potongan dengan ketebalan merata.
9. Tidak ada"uenetian blind phenomenort.
lO.Tidak ada kontaminasi jaringan lain .
l l.Pulasan inti dan sitoplasma jelas kontrasnya.
12.Tidak dijumpai butir-butir halus udara/cairan diatas jaringan
(dehidrasipasca pulasan sempurna)

Pemantauan Mutu Internal Sitolosi


Menggunakan slaid spesimen pasien pada hari tersebut dan dilaksanakan
pada saat melakukan proses pewarnaan papanicolaou setelatr perendaman
dalam larutan hematoksilin (evatuasi intensitas hematoksilin dengan
menggunakan mikroskop).

Hasil standeu'mutu vems diharapk€ul untuk sediaan sitopatologi :


1. Apusan cukup tipis
2. Fiksasi adekuat, tidak ada sel yang degeratif akibat terlambat di Iiksasi
3. Pewarnaan inti tidak terlalu pekat
4. Kontras baik, metakroharsia pada giemsa baik
57
5. Dehidrasi baik
6. Tertutup oleh 1 kaca penutup
7. Mounting tidak berlebihan, namun menutupi seluruh permukaan sel
Pemantauan Mutu Internal Histokimia
Pemeriksaan histokimia menyertakan jaringan Kontrol da-lam satu slaid
yang sama dengan spesimen pasien sesuai dengan jenis pewamaan histokimia
yang akan digunakan.

Hasil Standar Mutu yang diharapkan untuk sediaan Histokimia :


1. Slaid dan kaca penutup bersih, bening, tanpa bercak2 buram
2. Media mounting tidak berlebihan
3. Seluruh jaringan tertutup kaca penutup
4. Tidak dijumpai gelembung udara atau lipatan
5. Jaringan tidak pecah-pecah/ retak-retak
6. Orientasi jaringan benar. ( untuk organ berongga )
7. Potongan tipis, menampikan sel yang saling menutupi atau bertumpuk
8. Potongan dengan ketebalan merata
9. Tidak adauenetian blind ph.enomenon
lO.Tidak ada kontaminasi jaringan lain ataupun kontaminasi solut
11.Pulasan inti dan sitoplasma jelas kontrasnya
l2.Tidak dijumpai butir-butir halus udara/cairan di atas jaringan (dehidrasi
pasca pulasan sempurna)
13.Contoh: specimen kontrol untuk pulasan alcian blue digunakan specimen
usus

DL PENGELOLAAIT ARSIP
Arsip Patologi Anatomi (PA) adalah tempat yang melakukan peyimpanan
secara sistematik semua dokumen baik berupa formulir permintaan, jawaban
pemeriksaan, slaid mikroskopik, blok paraflin sampai sisa jaringan basah,
beserta pengelolaan waktu simpan, kondisi penyimpanan sampai pemusnahan.

Tabel 11. Penyimpanan Arsip Lab Patologi Anatomi

NO JENIS ARSIP KONDISI PEi{YIMPANAN WAKTU PENYIMPANAN


I HISTOPATOLOGI
1 Spesimen basah Suhu ruang 4 minggu setelah laporan hasil akhir
Suhu firang 24"C dengan
2 Blok Para-flin kelembaban rendah dan 1O tahun
bebas hawa
Suhu ruang 24"C dengan
3 Slaid mikroskop kelembaban rendah dan 1O tatrun
bebas hawa
Suhu fl.ra-ng dengan
Arsip laporan kelembaban rendah dan 1O tahun
4
Kertas & Elektronik bebas hawa
il SITOPATOIOGI
Spesimen 1 minggu setelah laporan
1 Suhu 2'C - 8'C
basatr/cairan hasil akhir
Suhu ruang 24C dengan Ginekologi: 5 tahun
2 Slaid mikroskop Non Ginekolooi: 1O tahun
kelembaban rendah
Suhu ruang 24"C dengan 1O tahun
3 Sel Blok
kelembaban rendah
Arsip laporan Suhu ruang 24C dengan
4 1O tatrun
Kertas & Elektronik kelembaban rendah
58
BAB V
I'NIT LABORATORII'M MIKROBIOLOGI KLI$IK

I. KETENAGAAN
A. Kualilikasi Sumber DaYa
Kegiatan Laboratorium Mikrobiologi klinik harus dilakukan oleh petugas
yang memiliki kualifikasi pendididkan dan pengalaman yang mumpuni atau
tersetifikasi atau bias dikatankan sudah mendapat pelatihan dan terevaluasi
dalam pekerjaannya. Di pelayanan Mikrobiologi Klinik terdapat tiga pelayan
besar terdiri dari:
1. Non Tuberculosis (MO/semua mikroorganisme termasuk jamur),
2. Tuberculosis atau biasa disebut sebagai pelayanan TB, dan yang terakhir
adalah
3. Molekuler atau pemeriksaan yang berbasis penemuan secara molekul.
Disetiap pelayan tersebut diwajibkan adanya satu orang yang menjadi
supervise. Biasa kami sebut sebagai penanggung jawab-

Klasifikasi tenaga sebagai berikut :


1. Penanggung jawab teknis dan pelayanan adatah seorang Dokter Spesialis
Mikrobiologi, sebanyak 3 orang dokter bertugas sebagai DPJP yang di
roling setiap minggunya, ya.ng bertanggung jawab masing-masing pada
tiga tempat (Pelayanan TB, non-TB dan Molekuler).
2. Tenaga 51 biologi pada pelayan Molekuler, dan setiap pekerjaan wqiib
bertanggung jawab kepada DPJP yang bertugas.
3. Tenaga Teknis adalah ahli madya teknologi laboratorium kesehatan Medik
(ATLM) yxrgbertugas pada pelayan TB, Non TB dan Jamur'
4. Tenaga teknis SMAK analis kesehatan kami memiliki I orang dengan
masa kerja yang sudah hamper 25 tahun, dan telah mengikuti kursus
keahlian tentang Mikroorganisme Non tuberculosis (non TB)
5. Tenaga administrasi dan kurir adalah tenaga yang memiliki pendididkan
minimal Sekolah menengah Atas.

B. Distribusi Ketenagaall
Distribusin ketenaga kerjaan di Laboratorium Mikrobiologi Klinis RSUP
Persahabatan dihitung berdasarkan Analisa Beban Kerja yang di lakukan setiap
awal tahun, total tenaga kerja Laboratorium Mikrobiologi sebanyak 27 orang.
Dengan pembagian sebagai berikut :
1. Ada 3 oa-rnag dokter spesialis Mikrobiologi Klinik dan setiap mimggu
rolling sebagai DPJP di tiga bagian besar.
2. Sebanyak 3 analis bekerja di pelayan Non Tuberculosis (Non TB)
3. Sebanyak 8 analis kesehatan bekerja di Pelayanan Tuberculosis yang
terdiri dari 1 orang penanggung jawab dan merangkap dalam pembuatan
media dan reagen habis pakai untuk layanan, 1 orang dikultur padat, 1
orang dikultur cair, 3 orang di pebuatan preparat dan pewarnaan, 2
orang di pelayan uji resistensi anti obat tuberculosis.
4. Empat Biolog yang bekerja di pelayan molekuler. Yang terdiri dari mesin
konvensional, mesin rapi (GeneXpert), maupun pembacaal hasil dari
keluaran layanan molekuler.
5. Deiapan orang terdiri dari petugas andministratif yang menerima bahan,
pembayaran, dan kurir serta pagran penangihan serta pelaporan bulanan
kine{ a laboratorium mikrobiologi RSUP. Persahabatan-

59
6. Satu orailg analis kesehatan sebagai data entry yang memasukan
kedalam lebaran hasil yang diserahkan untuk pasien atau dokter
pengirim.

C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga terdiri dari:
1. ATLM satu orang
2. Tenaga administrasi 2 orang
3. Dokter penanggung jawab terdiri dari satu orang.
Kami jaga disetiap hari sabtu atau libur perayaan hari besar. Seperti
hari besar umat muslirn maupun hari besar umat nasrani.setiap bulan kami
mengumunkan melalui kertas dan ditem[pel jadwal jaga setiap minggu.

D. Stnrktur Ketenaga
Laboratorium Mikrobiologi RSUP persahabatan adalah suatu Unit yang
dibawatr dari Instalasi laboratorium terpadu dan diatasnya lagi adalah Direktur
Med.ik &n Kepetrawatan. Sedangakan dibawah Ka- unit laboratorium
Mikrobiologi terdapat satu Wakil pelayanan dan umum kemudian dibawahnya
lagi terdapat penanjung jawab dari tiga layanan mikrobiologi. Adapun bagan
struktur sebagai berikut.

I r---I DIREKTIIR
MEDIK DAN KEPERAITATAI{

KEPALI\
Unit Lab Mikrobiologi

WAKIL KEPALA UMUM


Unit Lab Mikrobiologi

PJ PJ PJ
Ruangan Non TB fuailgan TB Biologimolekuler

Gambar 1. Struktur Organisasi Tenaga


Unit Laboratorium Mikrobiologi Klinik

60
U. SIAITDAR FASILITAS
A. Denah rusng
Lokasi laboratorium Mikrobiologi terdapat di gedung seruni lantai II yang
berlokasi di diantara gedung rawat jalarr, gedung rekam Medik dan gedung Prof.
Rasmin rasid. Ruang di laboratorium karni terdiri dari dua garis besar tempat
bersih maupun tempat kotor, tempat bersih adalah tempat yang tidak
berhubungan dengan benda benda yang ada di dalam laboratorium atau d.apat
dikatakan sebagai tempat bersih diantaranya adalah :
1. Ruang Doketer dan enteri hasil.
2. Ruang makan
3. Ruang sholat
4. Ruang loker.
Tempat kotor adalah tempat atau area yang menjadi perlintasan sampel atau
media uji atau kita anggap suatu infeksius sehingga orang yang lewat maupun
yang ketempat tersebut minimal memakai alat pelindung diri (APD) yang sesuai.
Dimana lokasi ruang tersebut :
1. Loket
2. Selasar antar mangan
3. Laboratorium non TB
4. Laboaratorium TB
5. Laboratorium Molekuler.
6. Tempat pembuatan Media.
7. Ruangan Laboratorium bertekanan negatif.
8. Ruang cuci alat
9. Ruang Penyimpanan biakan TB.
Gambar gedung seruni lantai II:

. ,!

I
T
t
i,-l -_:.._ I
jtll
r,;
-
't-'
I

I
1

Ii ir,- ll
t l=J
l li
i'
t:
ll l
lt

I. lr
]',
'r I I

,t,l
I

11

I
i,

5 t:
i
L
i'r I
I i
ij,;-I
i
ii
li l
i :i
l--ftfrInn-
!ftmraa-lfl -L-
F
I
l,.i
l
'(:r *'-*orut:tr'(r.:,r-
-d |
-l
Ej
T

I
i:'- l
t,l I

, t--: -i a-
+ I

-L
{.. _}

B. Fasilitas
Fasilitas khusus ruangan Laboratorium
a) Seluruh ruangan dalam laboratorium mudatr dibersihkan dan tidak
menyimpan debu.
b) Permukaan meja mudah dibersihkan dan tidak bersudut.
c) Tersedianya wastafel disetiap ruang€rn dimana setiap wastafel terdiri
dari sabun susi tangan cair dan sapu tangan.

61
d) Terdapat pintu yang mudah di gerakan dan terdapat tanda infeksius
disetiap ruangan dan terdapat pringatan hanya orang-orang tertentu
yang boleh masuk.
e) setiap ruangan memiliki pendingin ruangan dan suhu, kelembapan
selalu terpantau dan dicatat.
Terdapat tong sampah yang terdiri dari infeksius dan non infeksius
disetiap ruangan,
s) Setiap ruangan memiliki laci untuk menyimpat
alat tulis dan barang
logistic yang dipakai dalam setiap minggu.
h) Setiap ruangan memiliki seperangkat computer untuk memasukan
data pasien dan hasil Pasien.
Setiap flIangan memilikim lamari pendingin dengan suhu 2-8 derajat
celcius. Untuk menyimpan bahan sedian. Dan di daun pitu lemARI
PENDINGIN DI TEMPELKAN stiker infeksius'
i) Terdapat Eye wash di tengah bila terdapat kecelakan.

Fasilitas umum meliPuti :

a) Tersedianya listrik yang cukup karena dilaboratorium mikrobiologi


terdapat dua sumber tenaga listrik dari genset dan dari PLN,.
b) penampungan air yang besar dapat menarnpung air bersih sebanyak
15000 kubik air bersih,
c) Terdapat alat punjang kecelakan seperti Spi1lKIT.
d) Terdapat kamar kecil sebayak 2 buah yang terdiri untuk pria dan wanita
yang terdapat di datam gedung laboratorium.
e) Tersedianya ruang makan yang dilengkapi dengan lemari pendingin
kuhus makan dan satua bual: Televisi dengan ditambah AC 1 PK ruangan
tersebut.

III. TATA LAIISANA PELAYANAN


Pelayan laboratorium Mikrobiologi RSUP Persahabatan tidak terlepas dari
pedoman pelayan yang dilaksanakan untuk menujang terjadinya pelayanan
yang memuaskan setiap pengguna jasa lab mikrobiologi. Hasil yang sudah
dikeluarkan akan ditanda tangan di hasil maupun di buku yang ada di loket.

A. Pemeriksaan non TB atau Mikroorgaaisme (MOf


- Sampel di catat dalam buku kerja nomer urut sampel (MO)'
- Nomer urut sampel tersebut ditulis di bahan beserta barcode.
- Dimasukkan dalarn LIS Vans lab untuk nomer oderan.
- Kemudian dipindahkan ke buku kerja setiap bal.an yang akan
dipriksakan seperti buku sputum yang berbahan Sputum, Cairan
pleura, pemeriksaan gram d11'
- Hasil kemudian dicacat di dalam buku kerja yang berdasarkan batran
kemudian analis memindahkan hasil tersebut ke dalarn LIS Vans lab.
- Kemudian bila sudah lengkap hasil Dokter penanggung jawab
Laboratorium (DPJP) akan menvalidasi hasil tersebut , bila terjadi
kecurigaan hasil DPJP dapat menanyakan ke analis yang
mengerjakan.
- Bila hasil yang dikeluarkan sudah sesuai maka DPJP akan
mengekspertis dan menvalidasi hasil tersebut dengan membubuhi
tanda tangan dikertas hasil dan dibuku kerja bahan dipriksa dan
menambahkan tanggal keluar hasil.

62
- Setelah di bubuhkan kemudian didiskibusikan ke loket untuk
penyeratran hasil

B. Pemeriksaan TB
- Sampel datang ke lab Mikrobiologi kemudian dicatat oleh petugas
loket kedalam buku kerja TB penerimaan sampel.
- Dari loket menuliskan nomer urut sampel di atas tutup tabung.
- Kemudian mendistribusikan ke lab TB dengan 2 formulir berwarna
hijau dan merah, warna hrjau untuk kultur cair follow up'
- Warna merah arsiP untuk lab TB.
- Kemud.ian analis mencatat di buku catatan kerja pemeriksaan BTA ,
kultur berdasarkan formulir permintaan yang dikirim ke ruang
administrasi serta dimasukan kedalam LIS Vans lab'
- Hasil yang keluar akan dipindahkan kedalam buku kerja lab TB.
- Kemudian analis yang memasukan dalam LIS Vans lab kemudian
dilaporkan hasil ke DPJP lab.
- Bila terdapat kendala dalam pekerjaan dapat menanyakan DPJP lab
- Bila hasil sudah sesuai akan diekpertis dan divalidasi oleh DPJP lab
- pencatatan waktu tunggu hasil sudah terdapat disistem LIS Vans lab.

c. Pemeriksaan Molekuler
- Sampel Molekuler diterima oleh petugas kemudian dimasukan dalam
tagihan SIM RS, kemudian dicatat dalam buku kerja Molekuler
berdasarkan nomer barcode dan nomer urut sampel, kemudian ditulis
di wadah sampel nomer barcode dan nomer urut sampel kemudian di
ta-ruh di kulkas sampel molekuler'
- Biolog yang mengerjakan mengambil sampel tersebut'
- Dicatat dalam buku kerja yang berda di lab molekuler'
- Dikerjakan sampel bila sudah keluar hasil'
- Masukan data dan hasil kedalam LIS Vans LAB. Dan buku kerja serta
buku penerimaan samPel-
- Bila hasilnya meragukan akan konsultasi ke DPJP lab.
- Kemudian DPJP akan melihat berdasarkan nomer barcode di loket
untuk meberikan ekpertis dan mevalidasi hasil yang sudah dimasukan
petugas molekuler.

IV. LOGISTIK
Logistik merupakan salah satu subsistem di Laboratorium yang
mempunyai tugas untuk menyediakan dan mendapatkan barang habis pakai
dan bahan baku untuk melakukan pelayanan. Adapun logistic kami terbagi
menjadi dua yaitu logistic alat-alat kantor dan logistik medik. Alat medic juga
terbagi menjadi dua logistic alatkes dan logistik bahan habis pakai berupa
reagen.
Kordinasi logistik dilakukan oleh staf laboratorium yang bertugas
dibagian logistic dan berkordinasi dengan pihak logistic rumah sakit maupun
farmasi rumah sakit, di aturan menumt peraturan SK dirut RS. Persahabatan
permintaan logistic menggunakan aptkasi Sistem Informasi Menegemen yang
berbasis computer jadi semua tersistem dan terdata. Pihak lab mikrobiologi
setiap awal dan setiap akhir bulan akan melaporkan ke logistic dalam bentuk
laporan system dan di tanda tangani oleh ketua Unit'
Kami memiliki 1 gudang dimana berfungsi untuk menyimpan barang-
barang logistic dari gudang rumahsakit, akses ke gudang kami di batasi, dan
63
pengambilan barang serta penambahan barang menggunakan karfu control
barang.dengan satu orang petugas yang mengerjakan mer€Lngkap sebagai biolog
di molekuler.
System permintaan barang setiap PJ akan memintakan kebutuhan bahan
habis pakai untuk pelayanannya dengan pengawasan dari wakil kepala
pelayanan, dan tugas wakil kepala membuat rekapan logistic untuk kebutuhan
alat tulis kantor.
Setiap Pj dan wakil kepala pelayanan memiliki buku logistic dan, buku ini
sebagai laporan manual dalam serah terima barang. Internal. Setiap dua kali
setahun kami bersama membuat perencaan logistic dalam enam bulan kedepan.

V. KESELAMATAI{ KER.'A
Laboratorium Mikrobiologi melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun
bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan
spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat
terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat.
Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat.
Petugas harus memaharni keamanan laboratorium dan tingkatannya,
mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan
dengan pekerjaannya sesuai SPO.
Cara mengatasi penyebaran bahaya infeksi tempatkan sisa spesimen
dalam wadah yang tatran bocor Sisa spesimen yang akan dibuang masukkan
ke dalam kantong plastik berwarna kuning dan dekontaminasi permukaan
kerja dengan desinfektan yang sesuai setiap sebelum dan habis bekerja.
Jarum suntik,Untuk menghindarinya dapat dilakukan: Bekerja dengan
hati-hati mempergunakan jarum suntik sejarang mungkin Semua sampah
medis tajam dimasukkan ke dalam wadah tahan tusuk.
Cara menggunakan Lemari Pendingin dan Lemari Pembeku: lemari
pendingin, lemari pembeku (freezer) dan tabung es kering (dry ice) harus
dibersihkan dan esnya dicairkan (defrosi) secara teratur. Setelah dibersihkan,
permukaan dalam lemari pendingin dan lemari pembeku harus didisinfeksi
dengan disinfektan yang tidak korosif Cairan yang mudah terbakar tidak
boleh disimpan dalam lemari pendingin
Imunisasi : semua staf dan petugas laboratorium mendapat imunisasi
hepatitis B. irnunisasi tersebut merupakan bagtan dari program K3 Rumah
sakit
Tertusuk jarum/benda tajam staf yang tertusuk jarum/benda tajam harus
melapor pada kepala instalasi. Bagran tubuh yang terpapar disiram air
mengalir selama 15 menit kemudian staf dibawa ke IGD dan mengisi formulir
tertusuk jarum setelah diperiksa di IGD maka staf dilakukan pemeriksaan
laboratorium penyaring alur tertusuk jarum merupakan bagian dari program
K3 Rumah Sakit dan PPI
Terkena bahan kimia staf laboratorium yang terkena bahan kimia harus
menyiram bagian yang terkena dengan air mengalir selama 15 menit setelah
itu lihat MSDS alat tersebut untuk melakukan tatalaksana lebih lanjut

64
BAB VI
PENUTI'P

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan


pemeriksaan Laboratorium yang bermutu dan terpercaya di rumah sakit maka
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan Laboratorium rumah sakit sangatlah
penting. Melalui pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium Sentral Terpadu ini
diharapkan dapat membuat pemeriksaan sesuai dengan standar dan memenuhi
kebutuhan pelanggan baik internal seperti para klinisi yang merawat maupun
kebutuhan para klinisi ekternal rumah sakit dan juga masyarakat yang
membutuhkan layanan pemeriksaan Laboratorium, sehingga dapat lebih
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit khususnya Unit
Laboratorium dan BDRS RSUP Persahabatan. Program dan kegiatan
Pemeriksaan Laboratorium merupakan tindakan yang selalu diperlukan untuk
tata laksana penanganan pasien, oleh sebab itu diperlukan budaya dan motivasi
yang cukup tinggr untuk melaksanakan kegiatan di Laboratorium ini dengan
baik dan sesuai standar yang terus berkembang.
Pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium Sentral Terpadu ini sebagai
acuan maupun panduan bagr tenaga Laboratorium dan BDRS di dalam
penyelenggaraan pelayanan Laboratorium di RSUP Persahabatan serta bagt
stakeholder lainnya dalam mengembangkan serta mengevaluasi pralrtik dan
kinerja Laboratorium.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
pemeriksaan Laboratorium yang bermutu dan terpercaya di rumah sakit maka
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan Laboratorium rumah sakit sangatlah
penting. Melalui pedoman pelayanan diharapkan dapat membuat pemeriksaan
sesuai dengan standar dan memenuhi kebutuhan pelanggan baik internal
seperti para klinisi yang merawat maupun kebutuhan para klinisi ekternal
rumah sakit dan juga masyarakat yang membutuhkan layanan pemeriksaan .
Kami menyadari pedoman ini masih sangat global dari sisi isi, oleh karena
hal tersebut untuk uraian yang lebih mendetail akan kami buat dalam bentuk
"Panduan-Panduan dan SPO-SPO"

67

Das könnte Ihnen auch gefallen