Sie sind auf Seite 1von 10

A.

Hakikat Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari bahasa Inggris yaitu leader yang berarti


pemimpin, selanjutnya leadership berarti kepemimpinan. Pemimpin adalah orang
yang menempati posisi sebagai pimpinan sedangkan kepemimpinan adalah
kegiatan atau tugasnya sebagai pemimpin. Kepemimpinan (leadership) tidak lain
adalah kegiatan memimpin dengan proses mempemgaruhi bawahan atau orang
lain.

Menurut Nawawi (2000:9) kepemimpinan dapat diartikan sebagai


kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih)
agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan - kegiatan yang terarah pada
tujuan bersama. Hal ini dipertegas dengan pendapat Robbins (1999:4113) yang
mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan tertentu.1
Kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok
untuk bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Disebu tilmu karena ada teorinya, yaitu teori kepemimpinan. Disebut seni
karena sama-sama mendapat ilmunya, tetapi dalam penerapannya berbeda-beda
tergantung kemampuan pemimpin. Dapat disimpulkan bahwa pemimpin lebih
mengarah kepada orang, dimana orang tersebut mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi dan memotivasi sekelompok orang untuk melakukan apa yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan kepemimpinan
lebih mengarah kepada perilaku yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi dan
memotivasi sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.2
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,

1
Novianti Djafari, “Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah”, (Yogyakarta :
Deepublish, 2017), hlm. 1.
2
Kartini Kartono, “ Pemimpin dan Kepemimpinan (Apakah Kepemimpinan Abnormal
Itu?”,(Jakarta : RajawaliPers, 2011), hlm.9-10.
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan lainnya.

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

 Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang


dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
 Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
 Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam
diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang
yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari
berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak
ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
 Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu.
 Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki
suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
memimpin.
 Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.
Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila
adalah :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat
dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi
orang – orang yang dipimpinnya.
b. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang –
orang yang dibimbingnya.
c. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang –
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu
tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan
segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi
mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang
yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk
mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang
diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away
to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in
order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan
yang akan diterapkan.3

B. Budaya Organisasi

Robbins dalam bukunya Perilaku Organisasi mendefinisikan budaya

organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-

anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi- organisasi lainnya.

Definisi lain menurut Kreitner dan Kinicki budaya organisasi adalah suatu

wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan

menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi

terhadap lingkungannya yang beraneka ragam.

Creemers dan Reynolds menyatakan bahwa “organizational culture is a

pattern of beliefs and expectation shared by the organization’s members”

(budaya organisasi adalah pola keyakinan dan harapan bersama oleh anggota

organisasi). Sedangkan Greenberg dan Baron menekankan budaya organisasi

sebagai kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai, norma perilaku, dan

ekspektasi yang dimiliki oleh anggota organisasi.

Definisi lain oleh Peterson menyatakan bahwa budaya organisasi

mencakup keyakinan, ideologi, bahasa, ritual, dan mitos. Budaya organisasi

menurut Brown adalah seperangkat norma, keyakinan, prinsip, dan cara

berperilaku yang bersama-sama memberikan karakteristik yang khas pada

3
______, “Makalah tentang Kepemimpinan”, dalam
(https://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/, diakses pada tanggal
25 April 2019 pukul 19.55 WIB.
masing-masing organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa budaya

organisasi adalah suatu pola/sistem yang berupa sikap, nilai, norma perilaku,

bahasa, keyakinan, ritual yang dibentuk, dikembangkan dan diwariskan kepada

anggota organisasi sebagai kepribadian organisasi tersebut yang membedakan

dengan organisasi lain serta menentukan bagaimana kelompok dalam

merasakan, berfikir dan bereaksi terhadap lingkungan yang beragam serta

berfungsi untuk mengatasi masalah adaptasi internal dan eksternal.4

Membentuk Budaya Organisasi

Manajemen
puncak
Filsafat
Kriteria Budaya
dari pendiri
seleksi organisasi
organisasi
Sosialisas
i

Terbentuknya budaya organisasi sebagaimana dideskripsikan dalam


gambar di atas, menurut Robbins, berawal dari filsafat pendiri organisasi
(mereka mempunyai visi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu),
budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya, yang kemudian berpengaruh
terhadap kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan anggota/karyawannya.
Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar dalam
pembentukan budaya organisasi (melalui apa yang mereka katakan dan lakukan)
dan seringkali menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima dan
yang tidak. Bagaimana anggota/karyawan harus disosialisasikan akan

4
Sari, “Budaya Organisasi”, dalam http://etheses.uin-
malang.ac.id/1728/6/09410050_Bab_2.pdf, diakses pada tanggal 25 April 2019 pukul 18.48 WIB.
tergantung, baik pada tingkat sukses yang dicapai dalam mencocokan nilai-nilai
anggota/karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi
maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.5

Dimensi/Tingkatan Budaya Organisasi

Berbagai pola asumsi dasar yang telah dipelajari kelompok dalam


memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi (masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal) kepada anggota/generasi baru sebagai arah yang benar untuk
menduga, berfikir dan merasa dalam menghadapi masalah itu. Hal ini penting
dilakukan agar organisasi (perusahaan) dapat terus berjalan sebagaimana yang
diharapkan.

Untuk itu perlu diketahui pengembangan tahap-tahap budaya, yang oleh


Indrapradja (1992) disebut dimensi budaya dalam organisasi, yaitu:

1. Dimensi Pertama: Artifak-Artifak (Artifacts)

Artifacts adalah “benda-benda” hasil buatan manusia. Kita dapat


mengamati suatu budaya dalam artifak yang diciptakannya berupa kata-kata yang
digunakan, tindakan para anggota organisasi dan objek yang ada dalam organisasi.
Yang dimaksudkan dengan “kata-kata budaya” di sini termasuk bahasa khusus
atau jargon yang digunakan oleh orang-orang dalam organisasi, kisah-kisah yang
diceritakan oleh mereka dan mitos-mitos yang dilestarikan oleh mereka.

Yang dimaksudkan dengan “tindakan-tindakan budaya” adalah upacara


ritual (ritual and ceremonies) yang diselengarakan dan diikuti oleh mereka,
misalnya upacara bendera, rapan rutin harian, expose dan bentuk penyajian lain,
pemberian persetujuan rapat pimpinan secara berkala, rapat kerja pimpinan
cabang, rapat direksi, upacara pemberian penghargaan, malam silaturahmi,
perayaan hari besar, karyawan, dan sebagainya.

5
Chairul Furqon, “ Budaya Organisasi”, dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-
CHAIRUL_FURQON/Artikel-Organizational_Culture.pdf, diakses pada tanggal 25 April 2019
pukul 17.20 WIB.
“objek budaya” di sini termasuk busana yang dikenakan para anggota
organisasi, meubel yang digunakan dalam kantor, karya seni yang dipilih dan
digunakan oleh para warga organisasi.

2. Dimensi Kedua: Perspectives.

Perspektif, berada satu lapisan di bawah permukaan yang kelihatan


(artifak-artifak), tetapi masih mudah untuk melihatnya. Yang termasuk ke dalam
perspektif adalah berbagai norma sosial dan peraturan yang mengatur bagaimana
para warga organisasi harus berperilaku dalam situasi khusus. Dengan adanya
bergagai peraturan dan norma tersebut, para anggota organisasi tidak perlu
memecahkan permasalahan sosial organisasi secara baru setiap timbul
permasalahan.

3. Dimensi Ketiga: Nilai-nilai (Values)

Nilai-nilai (Values) berada setingkat lebih dekat dengan inti suatu budaya
organisasi. Values mencerminkan falsafah dan misi organisasi, cita-cita
organisasi, tujuan, dan standar organisasi. Para anggota organisasi menggunakan
nilai-nilai ini untuk menilai (judging) orang-orang, tindakan, dan peluang serta
mengambil keputusan atas nama organisasi.

4. Dimensi Keempat: Asumsi-Asumsi (Assumptions)

Pada lapisan terdalam, yaitu inti budaya organisasi, terdapatlah


kepercayaan para anggota organisasi yang tidak diucapkan tentang mereka sendiri
dan mengenai orang lain. Asumsi budaya bersifat take for granted, sehingga pada
dasarnya kita harus menjadi bagian dari budaya itu kalau kita mau mengerti. Akan
tetapi kesulitannya adalah, sekali kita menjadi bagian dari budaya itu, kita tidak
mengenalinya lagi karena unsur budaya organisasi sudah menjadi bagian dari
pandangan dunia kita secara otomatis.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa budaya organisasi merupakan


sesuatu yang sungguh kompleks. Akan tetapi, kita harus memiliki kemampuan
mengalisis budaya organisasi secara akurat apabila kita sungguh-sungguh mau
mengerti mengapa organisasi melakukan hal-hal tertentu dan mengapa para
pemimpin organisasi itu dapat menghadapi kesulitan dalam menjalankan fungsi
kepemimpinannya.6

Peran Pemimpin dalam Membangun Budaya Organisasi


Peran seorang pemimpin pada saat organisasi baru dibentuk dan pada saat
organisasi sudah mulai “menua”, sangatlah berbeda.

Fase Pendirian: Pemimpin sebagai Penggerak Organisasi

Pada masa-masa awal sebuah organisasi berdiri, fungsi seorang pemimpin


adalah memberikan pasokan energi yang dibutuhkan agar sebuah organisasi dapat
“lepas landas”. Peran yang sering kali dianggap paling penting adalah
memberikan visi ; arah dan tujuan kemana organisasi menuju. Yang tidak kalah
penting adalah sebagai pusat dan pemberi energi bagi seluruh karyawan di kala
mencoba berbagai strategi, menghadapi berbagai kegagalan, dalam upaya
membangun sebuah organisasi yang tangguh. Energi yang kuat datang dari
seorang pemimpin yang dapat memberi keyakinan, membangkitkan motivasi yang
pada dasarnya memberi napas bagi seluruh organisasi. Sebagai pusat penggerak
seluruh organisasi.

Fase Pembentukan: Pemimpin sebagai Pencipta Budaya

Setelah sebuah organisasi berhasil memiliki SDM yang potensil untuk hidup
dan tetap bertahan hidup, maka seorang pemimpin “menularkan” semangat
kewirausahaan, kepercayaan diri dan nilai-nilai yang dianutnya kepada para
bawahannya. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara:

 Ia hanya merekrut orang-orang yang memiliki nilai-nilai, memiliki visi,


dan pola tingkah laku yang sama dengannya;

6
______, “ Pemimpin dan Pembentukan Budaya Organisasi”, dalam
http://www.geocities.ws/endang.komara/Pemimpin_dan_Pembentukan_Budaya_Organisasi.htm ,
diakses pada tanggal 25 April 2019 pukul 20.20 WIB.
 Ia mengkomunikasikan, mensosialisasikan, serta melakukan indoktrinasi
kepada para bawahannya tentang nilai-nilai dan cara berpikir dan
bertingkah laku yang ia inginkan;
 Ia memberikan contoh kepada para bawahannya bagaimana seharusnya
berpikir dan bertingkah laku, sehingga para bawahannya akan
menjadikannya tokoh panutan .

Fase Pemeliharaan: Pemimpin sebagai Pemelihara Budaya

Sering kali sebuah organisasi mengalami kegagalan karena lalai


mempertahankan competitive edge-nya. Produk yang cepat usang, nilai tambah
yang tidak terus ditingkatkan adalah sebagian contoh penyebab runtuhnya sebuah
organisasi. Budaya organisasi memegang peranan penting di sini. Sebuah contoh,
budaya “inovasi” dan “mengutamakan kebutuhan pelanggan” yang telah berhasil
dibentuk pada masa pembentukan dan pemeliharaan, gagal dipelihara
keberadaannya. Apa yang tercipta dengan baik pada masa muda sebuah
organisasi-energi yang besar dan visi yang kuat dari sang pemimpin-meluntur
pada saat organisasi tersebut bertambah usianya. Kegagalan seorang pemimpin
pendiri sering kali terjadi pada masa ini, di mana ia tidak berhasil menciptakan
para pemimpin penerus, yang mampu memelihara budaya organisasi yang telah
terbentuk.

Fase Perubahan: Pemimpin sebagai Agen Perubahan

Kegagalan sering kali juga terjadi karena para pemimpin tidak dapat
beradaptasi dan mengikuti cepatnya perubahan yang terjadi di sekelilingnya.
Prinsip dan nilai-nilai yang secara kaku diterapkan, budaya yang solid terbentuk,
sering kali justru membawa malapetaka pada saat prinsip, nilai dan budaya yang
dianut sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan zaman. Pemimpin pada sebuah
organisasi yang sudah “mature” harus terus-menerus mengevaluasi, apakah nilai
dan budaya yang dianut masih mendukung pada saat perubahan terjadi. Perubahan
nilai dan budaya justru harus dimulai dari sang pemimpin. Pemimpin menjadi
orang pertama dan yang paling ingin untuk berubah. Ia adalah orang yang berdiri
di garis paling depan upaya perubahan. Seorang pemimpin perubahan.7

7
______, “ Peran Pemimpin dalam Membangun Budaya Organisasi”, dalam
http://lingkarlsm.com/peran-pemimpin-dalam-membangun-budaya-organisasi/, diakses pada
tanggal 25 April 2019 pukul 20.08 WIB.

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Sia Soal Hal 380 - 381
    Sia Soal Hal 380 - 381
    Dokument2 Seiten
    Sia Soal Hal 380 - 381
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Table Makro
    Table Makro
    Dokument4 Seiten
    Table Makro
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Mikro
    Mikro
    Dokument4 Seiten
    Mikro
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Lap Pak Dedi
    Lap Pak Dedi
    Dokument5 Seiten
    Lap Pak Dedi
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Uas Akl
    Uas Akl
    Dokument5 Seiten
    Uas Akl
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokument1 Seite
    Kata Pengantar
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • KodeEtikAkuntanGlobal
    KodeEtikAkuntanGlobal
    Dokument11 Seiten
    KodeEtikAkuntanGlobal
    Arum Sari
    100% (4)
  • 7 Dan 8. HP Pesanan
    7 Dan 8. HP Pesanan
    Dokument22 Seiten
    7 Dan 8. HP Pesanan
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Ak Manaj Fiks
    Ak Manaj Fiks
    Dokument32 Seiten
    Ak Manaj Fiks
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Langkah Mendidik Anak Untuk Hafidz Qur
    Langkah Mendidik Anak Untuk Hafidz Qur
    Dokument1 Seite
    Langkah Mendidik Anak Untuk Hafidz Qur
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Kelompok 3 Fix
    Kelompok 3 Fix
    Dokument19 Seiten
    Kelompok 3 Fix
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Akuntansi Musyarakah
    Akuntansi Musyarakah
    Dokument6 Seiten
    Akuntansi Musyarakah
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • CSR
    CSR
    Dokument8 Seiten
    CSR
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Laporan Penjualan
    Laporan Penjualan
    Dokument2 Seiten
    Laporan Penjualan
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • KodeEtikAkuntanGlobal
    KodeEtikAkuntanGlobal
    Dokument11 Seiten
    KodeEtikAkuntanGlobal
    Arum Sari
    100% (4)
  • Silabus
    Silabus
    Dokument4 Seiten
    Silabus
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • 2Q17
    2Q17
    Dokument91 Seiten
    2Q17
    krida puspitasari
    Noch keine Bewertungen
  • Apbn
    Apbn
    Dokument8 Seiten
    Apbn
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Silabus
    Silabus
    Dokument4 Seiten
    Silabus
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • MAKALAH Otw
    MAKALAH Otw
    Dokument33 Seiten
    MAKALAH Otw
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Peserta Seminar Akuntansi 2018
    Peserta Seminar Akuntansi 2018
    Dokument15 Seiten
    Peserta Seminar Akuntansi 2018
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokument1 Seite
    Daftar Pustaka
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Ak Manajerial
    Ak Manajerial
    Dokument18 Seiten
    Ak Manajerial
    Defi Erna Purwaningsih
    0% (1)
  • Saat Terutang PPN
    Saat Terutang PPN
    Dokument4 Seiten
    Saat Terutang PPN
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • MSDM Desynta
    MSDM Desynta
    Dokument5 Seiten
    MSDM Desynta
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • B. Arab Kel 1-1
    B. Arab Kel 1-1
    Dokument4 Seiten
    B. Arab Kel 1-1
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • 60f3333d71 04dba9402d
    60f3333d71 04dba9402d
    Dokument33 Seiten
    60f3333d71 04dba9402d
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokument8 Seiten
    Bab Ii
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Can You Let Me Have It For Less
    Can You Let Me Have It For Less
    Dokument6 Seiten
    Can You Let Me Have It For Less
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen
  • Belajar Bahasa Inggris
    Belajar Bahasa Inggris
    Dokument180 Seiten
    Belajar Bahasa Inggris
    Defi Erna Purwaningsih
    Noch keine Bewertungen