Sie sind auf Seite 1von 14

19

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI


KEGIATAN MEWARNAI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AR-RAHMA
MUARA BADAK PADA TAHUN AJARAN 2015/2016

Mariati
PG PAUD, FKIP, Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
mariatipaud15@gmail.com
Ika Apriati Widya Puteri
PG PAUD, FKIP, Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
ika_apriati@yahoo.com

ABSTRACT

Maturity of fine motor group B children ie age 5-6 years is very important as the initial
capital for writing skills that are needed at the next level of education. With the
expected coloring activity expected finger-finger and wrist splinting and good hand
coordination can develop the writing skills of children This study aims to determine
whether learning through coloring activities can improve fine motor skills in children
group B in kindergarten Ar-Rahma Muara Badak in 2015/2016 academic year or not
This study was conducted using classroom action research in two cycles. The subjects
of this research are students of group B group in Ar-Rahma Muara Badak kindergarten
consisting of sixteen children with fine motor ability object. Data collection techniques
used are observation and documentation. Data analysis used qualitative and quantitative
descriptive. The results showed that the fine motor skills of the child when the pre-
action reached the criteria of Expanding Expectancy were two children or 12.5%, in the
first cycle increased to Very Good Develops to six children or 37.5% and in cycle two
remained on the criteria of Growing Very Good has increased to be a child or 75%.
Based on the data it can be concluded that the coloring activity can improve the fine
motor skills of children group B Kindergarten Ar-Rahma Muara Badak in the academic
year 2015/2016. The increase is inseparable from the learning steps that are: (1) One
class is divided into three groups consisting of four to five children (2) Each group gets
four to five kinds of dye and crayon media that have been placed in the container (3)
examples of coloring activities to be undertaken (4) Conveying agreed rules during
coloring activities and (5) The colored drawings are tailored to the ongoing theme in
kindergarten. Based on the results of this study it is recommended that educators Early
childhood education can use methods in improving the maternal ability of children.

Keywords : Smooth motor skills, coloring activities

PENDAHULUAN dan bentuk lain yang sederajat untuk anak


Berdasarkan Peranturan Menteri usia 4-6 tahun. Jalur pendidikan nonformal
Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009 dapat berbentuk Taman Pengasuhan Anak
menyatakan bahwa jenis layanan PAUD (TPA) untuk usia 0-2 tahun serta
dapat dilaksanakan dalam jalur pendidikan Kelompok Bermain (KB) untuk usia 2-4
formal maupun nonformal. Jalur tahun atau bentuk lain yang sederajat.
pendidikan formal yaitu Taman Kanak- Taman Kanak-kanak tergolong ke
Kanak (TK) atau Raudhatul Atfal (RA) dalam jalur pendidikan formal yaitu
20

pendidikan yang diselenggarakan untuk akhiran an, yang selanjutnya menjadi kata.
anak usia 4-6 tahun. Anak usia 4-6 tahun Kemampuan mempunyai arti menguasai
termasuk dalam usia keemasan (golden berasal dari nomina yang sifatnya
age), pada usia ini anak mempunyai daya manasuka.
serap yang luar biasa apabila terus Kemampuan fisik motorik sangat
diberikan stimulasi sesuai tahap penting untuk menunjang kelangsungan
perkembangannya sehingga pada usia ini hidup sehari-hari oleh karena itu
lima aspek perkembangan anak harus kemampuan fisik motorik anak usia dini
dioptimalkan semaksimal mungkin. harus dikembangkan sejak usia dini baik
Kelima aspek perkembangan itu adalah kemampuan motorik kasar maupun
aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, nilai kemampuan motorik halus. Menurut
moral agama dan sosial emosional. artikel yang ditulis (Lolita Indraswari,
Istilah kemampuan dapat 2012: 2) motorik kasar memerlukan
didefinisikan dalam berbagai arti, salah koordinasi kelompok otot-otot tertentu
satunya menurut Munandar (Ahmad anak yang dapat membuat mereka
Susanto, 2011:97), “kemampuan melompat, memanjat, berlari, menaiki
merupakan daya untuk melakukan suatu sepeda. Sedangkan menurut artikel yang
tindakan sebagai hasil dari pembawaan ditulis oleh (Marliza, 2012: 1)
dan latihan”. Senada dengan hal tersebut, perkembangan gerakan motorik halus anak
Munandar, Robin (1998) dalam Ahmad taman kanak-kanak ditekankan pada
Susanto, (2011:97) menyatakan bahwa koordinasi gerakan motorik halus dalam
kemampuan merupakan suatu kapasitas hal ini berkaitan dengan kegiatan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan meletakkan atau memegang suatu objek
tertentu. Dengan demikian, kemampuan dengan menggunakan jari tangan.
adalah potensi atau kesanggupan Menurut pendapat Sujiono (2008:
seseorang yang merupakan bawaan dari 1.14) motorik halus adalah gerakan yang
lahir dimana potensi atau kesanggupan ini melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dihasilkan dari pembawaan dan juga saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
latihan yang mendukung seseorang untuk seperti keterampilan menggunakan jari
menyelesaikan tugasnya. Lebih lanjut jemari tangan dan gerakan pergelangan
Poerwodarminto (2007:85) mennyatakan tangan yang tepat. Dewi (2005: 2)
bahwa kemampuan bearasal dari kata berpendapat bahwa motorik halus
mampu yang berarti bisa atau dapat, merupakan keterampilan yang
kemudian mendapat awalan ke- dan menggunakan jari jemari,dan tangan yang
21

sering membutuhkan kecermatan dan gambar merupakan kegiatan mewarnai


koordinasi mata tangan. yang dilakukan menggunakan berbagai
Perkembangan motorik halus anak macam media seperti krayon, spidol,
usia dini akan berkembang setelah pensil warna dan pewarna makanan.
perkembangan motorik kasar anak Dalam penelitian ini akan digunakan
berkembang terlebih dahulu, ketika usia- media pewarna makanan. Gambar yang
usia awal yaitu usia satu atau usia dua akan diwarnai disesuaikan dengan tema
tahun kemampuan motorik kasar yang yang sedang digunakan di taman kanak-
berkembang dengan pesat. Mulai usia 3 kanak.
tahun barulah kemampuan motorik halus Oleh karena itu, pada usia
anak akan berkembang dengan pesat, anak selanjutnya yaitu usia 5-6 tahun sangat
mulai tertarik untuk memegang pensil tepat untuk meningkatkan kemampuan
walaupun posisi jari-jarinya masih dekat motorik halus anak melalui kegiatan
dengan mata pensil selain itu anak juga mewarnai agar kemampuan motorik halus
masih kaku dalam melakukan gerakan anak lebih matang. Kematangan motorik
tangan untuk menulis. Kemampuan halus anak kelompok B yaitu usia 5-6
motorik halus kemampuan yang tahun sangat penting sebagai modal awal
membutuhkan gerakan keterampilan otot- untuk kemampuan menulis yang sangat
otot kecil pada tubuh seperti keterampilan dibutuhkan pada jenjang pendidikan
menggunakan jari jemari tangan, selanjutnya. Kemampuan menulis sangat
menggerakkan pergelangan tangan agar berhubungan dengan kelenturan jari-
lentur serta koordinasi mata tangan yang jemari dan pergelangan tangan serta
baik. Contoh kegiatan motorik halus koordinasi mata tangan yang baik yang
adalah melipat, mewarnai, menggambar, menjadi tujuan dalam kegiatan
melukis menggunting dan meronce. pengembangan motorik halus anak usia 5-
Anak prasekolah juga senang 6 tahun.
berpartisipasi dalam aktivitas gerak ringan Berdasarkan pengamatan yang
seperti menggambar, mewarnai, melukis, dilakukan di kelompok B TK Ar-Rahma
memotong, dan menempel (Morrison, Muara Badak pada tahun Ajaran
2012: 221). Anak pra sekolah disini 2015/2016 selama pelaksanaan Praktek
termasuk anak kelompok B yaitu usia 5-6 Pengalaman Lapangan (PPL), kemampuan
tahun yang seharusnya menyukai kegiatan motorik halus ketika kegiatan mewarnai,
mewarnai menggunakan bahan yang kemampuan menggerakkan jari jemari dan
beraneka ragam. Kegiatan mewarnai pergelangan tangan yang kurang optimal
22

karena anak-anak kurang antusias ketika Muara Badak pada tahun Ajaran
melaksanakan kegiatan mewarnai. Ketika 2015/2016 melalui kegiatan mewarnai.
pelaksanaan observasi terdapat 16 anak
yang belum mencapai kriteria Berkambang METODOLOGI PENELITIAN
Sangat Baik (BSB) dengan persentase DesainPenelitian
sebesar 0,00% dan yang sudah mencapai Penelitian ini merupakan penelitian
kriteria BSH sebanyak 2 anak dengan tindakan kelas yang dilakukan secara
persentase sebesar 12,5%. Sesuai hasil kolaborasi.Penelitian tindakan kelas secara
observasi tersebut maka sangat perlu untuk kolaborasi dilaksanakan dengan kerjasama
meningkatkan kemampuan motorik halus atau kolaborasi yang dilakukan antara
anak agar maksimal dan mencapai kriteria peneliti dan guru kelas. Penelitian tindakan
Berkembang Sangat Baik (BSB). kelas berdasarkan pendapat Arikunto
Tanya jawab antara Guru dan anak (2010:3) adalah merupakan suatu
terjadi ketika pelaksanaan observasi, Guru pencermatan terhadapkegiatan belajar
bertanya: “Mengapa mewarnai gambarnya berupa sebuah tindakan yang sengaja
seperti itu nak?”,. Anak menjawab: dimunculkan danterjadi dalam sebuah
“Bosan, malas, capek” dengan kegiatan kelas secara bersama. Pendapat tersebut
mewarnai yang dilakukan karena alat yang sesuai pendapat yang disampaikan oleh
digunakan untuk mewarnai adalah krayon Kasbolah (1998: 15), bahwa penelitian
atau spidol. Oleh karena itu, perlu tindakan kelas merupakan penelitian
dipersiapkan kegiatan mewarnai tindakan dalam bidang pendidikan yang
menggunakan sarana serta alat yang dilaksananakan dalam kawasan kelas
bervariasi agar kemampuan motorik halus dengan tujuan untuk memperbaiki dan
anak dalam menggerakkan jari-jemari dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
pergelangan tangan ketika kegiatan Dalam PTK, seorang guru mendapatkan
mewarnai dapat berkembang secara peran ganda yakni sebagaipraktisi
maksimal serta menarik minat anak agar sekaligus sebagai peneliti. Metode
tidak merasa bosan. penelitian tindakan kelas inimempunyai
Berdasarkan pelaksanaan observasi siklus yang berulang-ulang yaitu
dan informasi yang didapatkan dari guru, perencanaan – pelaksanaan –pengamatan –
anak tersebut diatas,sehingga peneliti refleksi – perencanaan – pelaksanaan –
merasa perlu untuk melakukan penelitian pengamatan –refleksi dan seterusnya,
tentang peningkatan kemampuan motorik siklus ini akan berakhir ketika peneliti
halus kelompok B pada TK Ar-Rahma sudah merasapuas terhadap hasil yang
23

telah dicapai, sehingga peneliti tersebut Subjek Penelitian


akan menganalisa masalah lainnya. Subjek penelitian adalah anak usia dini
Banyak model penelitian tindakan anak kelompok B anak kelompok B pada
kelas yang dapat diterapkan, tetapi dalam TK Ar-Rahma Muara Badak pada tahun
penelitian ini menggunakan model ajaran 2015/2016yang berjumlah 16 anak,
Kemmis dan McTaggart dalam(Sujati, terdiri dari 8 anak laki-laki dan 8 anak
2000: 23) di mana dalam perencanaannya perempuan. Objek dalam penelitian ini
menggunakan siklus sistem spiral yang di adalah kemampuan motorik halus.
dalamnya terdiri dari empat komponen, Instrumen Penelitian
yaitu rencana, tindakan dan observasi serta Instrumen penelitian merupakan
refleksi. suatu alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto,
2006:160). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi yang
terdiri dari lembar observasi serta rubrik
penilaian dan dokumentasi.
Gambar 1. Model kemmis dan Mc Taggart Teknik Pengumpulan Data
(Sujati, 2000: 23). Teknik pengumpulan data merupakan
cara yang digunakan oleh peneliti dalam
Keterangan:
1. Plan (Perencanaan) mengumpulkan data penelitiannya
2. Act & Observe
(Pelaksanaan dan (Suharsimi Arikunto, 2006: 160). Teknik
Observasi)
Pengumpulan data yang digunakan dalam
3. Reflect (Refleksi)
penelitian ini adalah observasi dan
Dari gambar 1 di atas maka, penelitian dokumentasi.
tindakan yang akan dilakukan dapat Teknik Analisis Data
diuraikan sebagai berikut: Analisis data dilakukan untuk
1. Perencanaan (Plan) mengolah dan menginterpretasi data
2. Pelaksanaan (Act) dengan tujuan memperoleh informasi yang
3. Observasi (Observe) sesuai untuk tujuan penelitian (Wina
4. Refleksi (Reflect) Sanjaya, 2011: 106). Teknik analisis data
24

menggunakan pendekatan deskriptif diterapkan di taman kanak-kanak dengan


kualitatif dan kuantitatif yaitu data yang pedoman sebagai berikut:
diperoleh diubah ke dalam bentuk 1. Kriteria 75%-100% Berkembang Sangat
persentase. Menurut Suharsimi Arikunto Baik (BSB).
(2010: 269) analisis data yang 2. Kriteria 50%-74,99% Berkembang
menggunakan teknik deskriptif kualitatif Sesuai Harapan (BSH).
digunakan untuk menentukan peningkatan 3. Kriteria 25%-49,99% Mulai
proses belajar melalui tindakan yang Berkembang (MB).
diberikan dan merujuk pada data kualitas 4. Kriteria 0%-24,99% Belum
objek penelitian seperti Belum Berkembang (BB).
Berkembang, Mulai Berkembang, Indikator Keberhasilan
Berkembang Sesuai Harapan dan Indikator keberhasilan terpenuhi
Berkembang Sangat Baik. Sedangkan apabila anak sudah mencapai
analisis data kuantitatif memanfaatkan perkembangan BSB (Berkembang Sangat
persentase yang merupakan langkah awal Baik) sebanyak 75% dari total jumlah
dari kesuluruhan proses analisis. anak. Jumlah anak dalam satu kelas yang
Diharapkan melalui stimulasi kegiatan diteliti sebanyak 16 anak, keberhasilah
mewarnai yang diberikan kemampuan 75% dari 16 anak berarti sebanyak 12 anak
motorik halus anak dapat berkembang atau atau lebih.
mengalami peningkatan. Peningkatan
dapat di lihat melalui perhitungan TEMUAN PENELITIAN
persentase dengan rumus seperti di bawah Peningkatan kemampuan motorik halus
ini. melalui kegiatan mewarnai.
Penghitungan terhadap data yang telah Berdasarkan kondisi tersebut dapat
diperoleh dilakukan menggunakan rumus: dikatakan bahwa antusiasme yang
𝑁 ditunjukkan anak ketika kegiatan
P = 𝐴 x 100 %
mewarnai dilakukan sangat kurang
Keterangan :
sehingga berdampak pada tujuan
P = Presentase tingkat perubahan
pemberian stimulasi motorik halus melalui
N = Nilai yang diperoleh
kegiatan mewarnai yang tidak maksimal.
A = Jumlah anak ( Mulyasa : 2009 : 76)
Oleh karena itu mengemas kegiatan
Hasil data observasi tersebut dianalisis
mewarnai yang lebih bervariasi dan
dan disesuaikan dengan kriteria yang
meningkatkan antusiasme anak agar
stimulasi motorik halus yang diberikan
25

dapat maksimal sangat penting untuk tersebut dikarenakan ketika pelaksanaan


dilakukan. kegiatan mewarnai menggunakan krayon,
Tabel 1: Data Kemampuan Motorik Halus Anak Pra melakukan kegiatan mewarnai secara asal-
Tindakan
Juml
ah
asalan dan tidak bersungguh-sungguh.
Variable
yang Hasil Pengamatan yang
diobservasi tunta Terbukti dengan kemampuan anak dalam
BB MB BS BS s
H B % memegang krayon yang seharusnya sudah
Memegang 2 13 1 0 0 0
Alat Mewarnai bisa mengkoordinasikan jari jemari serta
Menggerakkan 2 12 2 0 0 0
Pergelangan memegang menggunakan ibu jari dan dua
Tangan
Mewarnai 1 14 1 0 0 0 jari telunjuk tetapi hanya memegang
Dengan Rapi
Rerata ketuntasan 0 menggunakan ibu jari dan satu jari
telunjuk saja serta posisi memegang
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
krayon yang terlalu ke atas atau terlalu ke
dijelaskan bahwa kemampuan motorik
bawah. Begitu juga dengan kemampuan
halus kelompok B di TK Ar-Rahma Muara
anak dalam menggerakkan pergelangan
Badak Pada Tahun Ajaran 2015/2016
tangan tidak hanya menggerakkan
sebelum dilakukan tindakan. Hasil yang
pergelangan tangan secara memutar, ke
diperoleh dari observasi kemampuan
kanan dan ke kiri, atau ke atas dan ke
motorik halus anak sebelum dilakukan
bawah saja. Tetapi sudah bisa
tindakan pada pencapaian kriteria 75%-
menggerakkan 2 atau 3 gerakan
100% (BSB) masih belum ditemukan.
pergelangan tangan. Hal tersebut
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan
berdampak pada kemampuan anak untuk
bahwa kondisi ini sangat memprihatikan.
mengkoordinasikan mata dan tangan yaitu
Anak yang mencapai kriteria 50%-74,99%
banyak hasil mewarnai gambar yang
ada 2 anak dari 16 anak berada pada
keluar garis dan belum penuh. Anak yang
kriteria Berkembang Sesuai Harapan.
mendapatkan kriteria 0%-24,99% ada 2
Pencapaian tersebut dikarenakan kegiatan
anak dari 16 anak yaitu Belum
mewarnai menggunakan majalah anak
Berkembang. Hal ini sangat
sehingga anak tidak maksimal ketika
memprihatinkan sehingga harus
melakukan kegiatan mewarnai dan hal ini
ditingkatkan kemampuan motorik
berdampak pada kemampuan motorik
halusnya. Oleh karena itulah salah satu
halus anak yang berkembang kurang
bentuk tindakan yang bisa diberikan oleh
maksimal pula. Anak yang mencapai
peneliti adalah stimulasi motorik halus
kriteria 25%-49,99% ada 12 anak dari 16
melalui mewarna agar dapat berhasil
anak yaitu Mulai Berkembang. Hal
maksimal.
26

Siklus 1 a. Pada saat kegiatan tanya jawab oleh


Pelaksanaan penelitian peningkatan guru, hanya siswa yang duduk
kemampuan motorik halus melaluiteknik dibarisan dekat guru saja, yang tampak
mozaik pada anak Kelompok B di TK Ar- antusias dalam menjawab mengenai
Rahma Muara Badak dilaksanakan dalam kegiatan mewarnai yang akan
dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dilaksanakan dengan media yang
dari 3 pertemuan dan dilaksanakan sesuai digunakan.
dengan tema pembelajaran. b. Oleh karena hanya ada beberapa anak
Berikut ini merupakan tabel data yang antusias mendengarkan
kemampuan motorik halus melalui penjelasan mengenai kegiatan
kegiatan mewarnai yang dilaksanakan di mewarnai yang akan dilaksanakan,
kelompok B di TK Ar-Rahma Muara maka anak yang mampu mewarnai
Badak pada siklus I. mengikuti pola pada gambar dengan
Tabel 2. Rerata Ketuntasan motorik halus Siklus I media yang digunakan tanpa bantuan
Variable Jum guru hanya beberapa saja.
yang Hasil Pengamatan lah
diobservasi yan c. Karena hasil kegiatan mewarnai maka
g %
B M BS BSB tunt hasil karya anak yang sudah bisa
B B H as
Memegang 0 5 5 6 6 37.5 mewarnai sesuai pola, belum dapat
Alat Mewarnai
Menggerakkan 0 6 5 5 5 31.2 ditunjukan untuk memotivasi anak
Pergelangan 5
Tangan yang belum bisa.
Mewarnai 0 6 4 6 6 37.5
Dengan Rapi Dari beberapa kendala yang muncul,
Rerata ketuntasan 35.5
maka peneliti dengan guru kelas
Berdasarkan data persentase di atas melakukan diskusi untuk mencari solusi
peneliti belum puas atas hasil yang di atas kendala tersebut. Adapun solusi
capai yaitu rerata ketuntasan 35.5% , beberapa kendala tersebut adalah:
kemudian peneliti mengadakan penelitian a. Peneliti merancang kegiatan yang
tindakan kelas kembali pada siklus kedua. memungkinkan anak berubah
Refleksi kelompok dan bergantian teman.
Berikut ini terdapat beberapa evaluasi b. Guru/peneliti memaksimalkan
dari pelaksanaan siklus I yang perlu dicari penjelasan, perhatian, dan motivasi
solusinya serta perlu adanya perbaikan kepada anak agar dapat menggunting
untuk peningkatan pada siklus sesuai pola pada gambar.
selanjutnya.Beberapa kendala yang perlu c. Hasil karya anak kemudian diceritakan
dicari solusinya yaitu: didepan kelas, serta guru memberikan
27

pujian atau acungan jempol sehingga observasi untuk mencatat aktivitas


anak merasa senang dan bangga pembelajaran ketika kegiatan mewarnai
terhadap hasil karya yang dibuatnya. untuk meningkatkan motorik halus anak
Berdasarkan data yang diperoleh dan serta (7) Menyediakan kemera sebagai alat
dikumpulkan selama siklus I, peneliti dokumentasi untuk merekam kegiatan
juga membandingkan dengan data mewarnai ketika penelitian dilakukan.
kemampuan anak sebelum dilakukan Pada hasil penelitian siklus II anak
penelitian. Hasil dari pengamatan dan didik yang dapat Memegang Alat
perbandingan tersebut memperlihatkan Mewarnai dengan indikator Berkembang
adanya peningkatan persentase anak yang Sangat Baik ada 75% atau 12 anak dari 16
meningkat dalam keterampilan motorik anak, Mampu Menggerakkan Pergelangan
halus melalui kegiatan mewarnai, namun Tangan ada 75% atau 12 anak dari 16
peneliti ingin lebih mengoptimalkan anak, dapat Mewarnai Dengan Rapi ada
peningkatan anak yang memiliki 81.25% atau 13 anak dari 16 anak.
keterampilan motorik halus pada target Berdasarkan data persentase di atas
yang diharapkan. Berdasarkan refleksi peneliti dapat menyimpulkan bahwa rerata
tersebut maka peneliti merencanakan ketuntasan pada siklus II dengan indikator
kembali tindakan pembelajaran BSB adalah 77% seperti tertera dalam
keterampilan motorik halus melalui tabel berikut :
kegiatan mewarna pada siklus II. Tabel 3. Rerata Ketuntasan motorik halus Siklus II
Jumla
Siklus II Variable h yang
yang Hasil Pengamatan tuntas
Berdasarkan hasil observasi dan diobservasi B M BS BS
B B H B %
refleksi pada siklus I peneliti dan guru Memegang 0 0 4 12 12 75
Alat Mewarnai
menyusun perencanaan pelaksanaan Menggerakkan 0 0 4 12 12 75
Pergelangan
tindakan yang akan dilaksanakan pada Tangan
Mewarnai 0 0 3 13 13 81.
siklus II. Perencanaan yang dilakukan Dengan Rapi 25
Rerata ketuntasan 77
meliputi: (1) Menentukan Tema dan sub
tema Pembelajaran(2) Menyusun program Berdasarkan hasil observasi tersebut,
pembelajaran atau RPPH (Rencana dapat diketahui bahwa persentase nilai
Pelaksanaan Pembelajaran Harian), (3) rata-rata keterampilan motorik halus anak
Menentukan indikator yang digunakan, (4) sudah mencapai 77% hal ini menunjukkan
Mempersiapkan fasilitas dan sarana adanya peningkatan sebesar 39 %
pembelajaran, (5) Mempersiapkan media dibandingkan dengan hasil pada siklus
pembelajaran, (6) Mempersiapkan lembar
28

I.Berdasarkan hasil pembelajaran yang siklus II diketahui dengan cara melihat


dilaksanakan pada siklus II ini, perolehan persentase kemampuan motorik
disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus anak sebelum dilakukan tindakan
halus anak sudah berkembang sangat baik. dan sesudah dilakukan tindakan pada
Nilai perkembangan keterampilan motorik siklus I dan Siklus II. Rata-rata persentase
halus anak yang diperoleh telah memenuhi kemampuan motorik halus anak di
target indikator keberhasilan yang sudah kelompok B di TK Ar-Rahma Muara
ditentukan sebelumnya. Badak yang mencapai indikator
Refleksi pada siklus II dilakukan oleh Berkembang Sangat Baik (BSB) sebelum
peneliti dan guru kelas (kolaborator) pada tindakan sebesar 0,00%, mengalami
akhir siklus II. Dalam refleksi ini dibahas peningkatan pada pelaksanaan tindakan
mengenai proses pembelajaran yang siklus I menjadi 35,5% dan peningkatan
terjadi saat melakukan tindakan. Anak signifikan terjadi pada pelaksanaan
sangat antusias dalam pembelajaran karena tindakan siklus II menjadi 77%. Pada
secaraaktif terlibat dalam pembelajaran siklus II keterampilan motorik halus anak
dalam hal ini guru sudah melibatkan siswa sudah mengalami peningkatan dan telah
baikdari proses kegiatan awal sampai memenuhi indikator keberhasilan sehingga
kegiatan akhir. Anak juga terlihat senang penelitian dirasa cukup dan dihentikan
saatpembelajaran mewarnai dengan media sampai siklus II.
pewarna berlangsung selain itu anak juga
terlihat antusias dengan kegiatan mewarna PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
dengan mediakrayon.Anak bertambah Penelitian yang telah dilakukan
antusias ketika anak menceritakanhasil merupakan penelitian tindakan kelas yang
karya mereka di depan kelas. Aktifitas terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri
kegiatan mewarnai dengan media pewarna dari perencanaan, pelaksanaan, atau
, cutton bud dan crayon yang disajikan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil
sudah mampu membelajarkan anak akan yang diperoleh pada siklus ini didapat dari
keterampilan motorik halus yang dimiliki, data yang berupa lembar observasi. Dari
anak sudah mengalami peningkatan dan data lembar observasi tersebut hasilnya
termasuk dalam kriteria baik. digunakan untuk mengetahui peningkatan
Peningkatan kemampuan motorik yang terjadi pada anak.
halus melalui kegiatan mewarnai pada Analisis data dalam penelitian ini
kelompok B di TK Ar-Rahma Muara terjadi secara interaktif baik sebelum, saat
Badak pada pra tindakan, siklus I dan dan sesudah penelitian. Sebelum penelitian
29

dilakukan peneliti, telah melakukan keberhasilan. Berikut ini merupakan rata-


analisis yaitu dalam menentukan rumus rata prosentase kemampuan motorik halus
masalah yang muncul, kemudian analisis anak dari sebelum tindakan, pelaksanaan
juga dilakukan pada saat pengambilan data siklus I dan siklus II.
kemampuan awal anak. Analisis sebelum Tabel 4: Persentase Peningkatan Kemampuan
Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan Kelas, Sesudah
penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh Pelaksanaan Tindakan Siklus I, dan Sesudah Pelaksanaan
Tindakan Siklus II
mana permasalahan dan kemampuan anak
sehingga dapat dilakukan tindakan Variable
yang Hasil Pengamatan(%)
penelitian yang tepat. Berdasarkan hasil diobservasi
sebelum Siklus I Siklus II
observasi tentang pelaksanaan tindakan
Memegang 0.00 37.5 75
pembelajaran beserta dampak dari Alat Mewarnai
Menggerakkan 0.00 31.25 75
stimulasi yang telah diberikan kepada Pergelangan
Tangan
anak, menunjukan bahwa permasalahan Mewarnai 0.00 37.5 81.25
Dengan Rapi
yang paling mendominasi yaitu terkait Rerata 0.00 35.5 77
Ketuntasan
dengan permasalahan keterampilan
motorik halus anak. Berdasarkan tabel 4 di atas dapat
Kegiatan mewarnai dilaksanakan diketahui adanya peningkatan dari data
mulai tanggal 14 September 2015 sampai yang diperoleh sebelum tindakan dan
dengan 19September 2015. Kegiatan sesudah dilakukan tindakan pada siklus I
penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. dan siklus II. Persentase kemampuan
Siklus pertama dilakukan 3 kali pertemuan motorik halus anak kelompok B TK Ar-
dan siklus kedua dilakukan 3 kali Rahma Muara Badak yang mendapat
pertemuan. Sebagai awal dari kegiatan indikator Berkembang Sangat Baik (BSB)
penelitian tindakan, telah dilaksanakan sebelum tindakan sebesar 0,00%,
kegiatan pra tindakan sebagai gambaran mengalami peningkatan pada pelaksanaan
awal dari pelaksanaan penelitian tindakan tindakan siklus I menjadi 35,5 % dan
di kelompok B di TK Ar-Rahma Muara peningkatan signifikan terjadi pada
Badak. pelaksanaan tindakan siklus II menjadi
Penelitian tindakan yang dilakukan 77%.
untuk meningkatkan kemampuan motorik Berdasarkan analisis yang dilakukan
halus anak melalui kegiatan mewarnai oleh peneliti kemampuan motorik halus
telah dilaksanakan di kelompok B di TK anak mengalami peningkatan setelah
Ar-Rahma Muara Badak selama 2 siklus pelaksanaan kegiatan mewarnai gambar
menunjukkan adanya peningkatan serta dilakukan menggunakan cotton bud dan
30

pewarna makanan serta krayon karena tindakan, pelaksanaan siklus I dan


kegiatan mewarnai jarang dilakukan pelaksanaan siklus II: Kemampuan
kelompok B TK Ar-Rahma Muara Badak motorik halus anak ketika pra tindakan
sehingga menimbulkan antusiasme yang mencapai kriteria BSH adalah 2 anak atau
tinggi dari anak dan stimulasi yang 12,5%, pada siklus I meningkat menjadi
diberikan kepada anak dapat dilakukan BSB menjadi 6 anak atau 37,5% dan pada
secara maksimal karena stimulasi motorik siklus II tetap pada kriteria BSB ada
halus yang diberikan menggunakan sebanyak 12 anak atau 75%. Hal tersebut
beberapa variasi. menunjukkan bahwa Ketika siklus I
Kegiatan mewarnai sangat tepat untuk kegiatan mewarnai dilakukan
mengembangkan kemampuan motorik menggunakan cotton bud, dan krayon
halus anak kelompok B TK Ar-Rahma anak-anak bisa mencapai kriteria
Muara Badak karena melalui kegiatan maksimal yaitu BSH. Begitu juga pada
mewarnai anak belajar tentang pelaksanaan kegiatan mewarnai pada
kemampuan awal menulis yaitu dari siklus II yang menggunakan cotton bud,
kemampuan memegang alat mewarnai, dan krayon anak-anak tetap mencapai
menggerakkan pergelangan tangan dan kriteria BSBnamun sudah mencapai 77%.
koordinasi mata tangan yang sangat Sesuai pernyataan tersebut maka
berguna untuk jenjang pendidikan kemampuan motorik halus anak dalam
selanjutnya. Oleh karena itu, menerapkan memegang alat mewarnai, menggerakkan
kegiatan mewarnai pada kelompok B pergelangan tangan dan mewarnai dengan
sangat tepat. rapi dapat berkembang maksimal setelah
Hal tersebut sesuai dengan pendapat mendapatkan stimulasi yang bervariasi
Pamadhi (2011: 7.4) bahwa anak-anak pada siklus I dan II.
sangat suka memberi warna melalui Berdasarkan pernyataan di atas dapat
berbagai media baik sangat menggambar disimpulkan bahwa kemampuan motorik
atau meletakkan warna saat mengisi halus setiap anak untuk mencapai
bidang-bidang gambar yang harus diberi kemampuan motorik halus yang maksimal
pewarna. Ketika anak-anak senang atau dengan kriteria Berkembang Sangat Baik
suka melakukan kegiatan maka tujuan (BSB) berbeda-beda sesuai dengan tahap
pemberian stimulasi dapat maksimal perkembangannya sehingga pada hasil
tercapai. pengamatan yang dilakukan pada pra
Berikut ini merupakan analisis tidakan, siklus I dan siklus II setiap hasil
perkembangan motorik halus anak dari pra yang dicapai oleh anak juga berbeda-beda.
31

Hal tersebut sesuai dengan teori setelah pelaksanaan tindakan pada


perkembangan anak Sumantri (2005: 148) siklus I dan siklus II.
yang menyatakan bahwa perkembangan 2. Kemampuan motorik halus anak ketika
dan pembelajaran memperhatikan pra tindakan mencapai kriteria BSH
perbedaan individual setiap anak yang adalah 2 anak atau 12,5%, pada siklus I
berbeda-beda. Oleh karena itu tidak adil meningkat menjadi BSB menjadi 6
apabila menyamakan kemampuan anak anak atau 37,5% dan pada siklus II
dalam menerima stimulasi yang diberikan. tetap pada kriteria BSB ada sebanyak
Keberhasilan penelitian yang terlihat 12 anak atau 77%.
dalam penelitian, telah menunjukan 3. Persentase kemampuan motorik halus
adanya kesesuaian antara teori dengan anak kelompok B TK Ar-Rahma Muara
hasil penelitian. Hal ini dapat terlihat Badak yang mendapat indikator
dalam proses pembelajaran anak dalam Berkembang Sangat Baik (BSB)
kegiatan mewarnai dengan berbagai media sebelum tindakan sebesar 0,00%,
yang dilakukan untuk meningkatkan mengalami peningkatan pada
kemampuan motorik halus anak kelompok pelaksanaan tindakan siklus I menjadi
B TK Ar-Rahma Muara Badak. Hal ini 35,5 % dan peningkatan signifikan
menunjukkan bahwa kegiatan mewarna terjadi pada pelaksanaan tindakan
dapat meningkatkan kemampuan motorik siklus II menjadi 77%.
halus anak kelompok B TK Ar-Rahma
Muara Badak pada tahun ajaran Saran
2015/2016. 1. Untuk Anak : Pembelajaran melalui
kegiatan mewarnai menggunakan
PENUTUP krayon merupakan kegiatan mewarnai
Kesimpulan yang meningkatkan antusiasme anak.
1. Berdasarkan hasil penelitian dan 2. Untuk Guru : Kegiatan mewarnai
pembahasan, maka peneliti menarik menggunakan pewarna makanan dan
kesimpulan bahwa kegiatan mewarnai cotton bud telah terbukti dapat
dapat meningkatkan kemampuan meningkatkaan kemampuan motorik
motorik halus anak kelompok B TK halus anak kelompok B TK Ar-Rahma
Ar-Rahma Muara Badak pada tahun Muara Badak sehingga dapat menjadi
ajaran 2015/2016. Peningkatan tersebut alternatif kegiatan pembelajaran untuk
dapat dilihat dari adanya peningkatan menstimulasi kemampuan motorik
persentase dari sebelum tindakan dan halus anak agar dapat berkembang
32

maksimal dan referensi serta motivasi Barat. Jurnal Pesona PAUD


(Vol.1.No.1)
untuk memberikan kegiatan
pembelajaran yang tidak membosankan Morrison, S George. (2012). Buku Dasar-
dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
untuk anak.
Penerjemah: Suci Romadhona dan
3. Apri Widiastuti. Jakarta: PT
Indeks.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan MS Sumantri. (2005). Pengembangan
Anak Usia Dini Pengantar dalam Keterampilan Motorik Anak Usia
Berbagai Aspeknya. Jakarta: Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan.
Kencana Perdana Media Group.
Purwodarminto. (2007). Kamus Besar
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pedoman Pembelajaran Bidang Pustaka.
Pengembangan Fisik Motorik di
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Sujiono, Bambang dkk. 2005. Metode
Dirjen Manajemen Pendidikan Pengembangan Fisik. Jakarta :
Dasar dan Menengah. Universitas
Terbuka
E. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung : PT Rosmala Dewi. (2005). Berbagai Masalah
Remaja Rosdakarya Anak Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Hajar Pamadhi. (2011). Seni Keterampilan Nasional.
Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Slamet Suyanto. (2005). Dasar-Dasar
Hurlock, B. Elizabeth. (1997). Pendidikan Anak Usia Dini.
Perkembangan Anak Jilid 1. Yogyakarta: Hikayat.
(Terjemahan: Med Meitasari dan
Muchlihah Zarkasih). Jakarta: PT. Suharsimi Arikunto. (2006). Penelitian
Gelora Aksara Pratama. Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Aditya Media.
Iva Noorlaila. (2010). Buku Panduan
Lengkap Mengajar PAUD. Suharsimi Arikunto. (2010). Manajemen
Yogyakarta: Pinus Book Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Publisher.
Sujati. (2000). Penelitian Tindakan Kelas.
Kasihani Kasbolah. (1998). Penelitian Yogyakarta: Universitas Negeri
Tindakan Kelas. Jakarta: Yogyakarta.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Sumanto. (2005). Pengembangan
Pendidikan Tinggi. Kreativitas Seni Rupa Anak TK.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Marliza. (2012). Peningkatan Kemampuan Nasional.
Motorik Halus Anak Melalui
Permainan Melukis Dengan Kuas Yasin Musthofa. (2007). EQ untuk Anak
Taman Kanak-Kanak Pasaman Usia Dini dalam Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Sketsa. Rosdakarya.

Das könnte Ihnen auch gefallen