Sie sind auf Seite 1von 11

POTENSI BIOMASA INDONESIA SEBAGAI

BAHAN BAKAR PENGGANTI


ENERGI FOSIL
Irhan Febijanto
Peneliti Madya bidang konversi energi di Pusat Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi,Deputi Teknologi
Pengembangan Sumberdaya Alam, BPPT, Jakarta

Abstract
Indonesia is a country having a big biomass potential. This is proven by the
fact tahat experts from many developed countries have visited Indonesia to
explore and to utilize biomass waste. Utilizing biomass waste as a substitute
for fossil fuel is one of the valuable opportunity to implement CDM project for
energy sector in agro industry in Indonesia. In this paper eight kinds of
biomass wastes potential in Indonesia were theoretically analyzed, then the
results were compared with real condition of the biomass waste in sites.
Several sites were explored to investigate eight kinds of biomass waste.The
utilization and availability of those biomass waste potential as a fuel for power
generation in recent conditon is discussed and then the opportunity level for
utilization of the biomass wastes is qualitatively described in this paper.

Kata Kunci : Potensi limbah biomass, pengganti energi fosil, Clean


Development Mechanism, emisi CO2

1. PENDAHULUAN Karena semenjak rencana pemerintah


mengurangi subsidi BBM untuk industri, beban
1.1. Potensi Biomasa Indonesia ongkos produksi yang ditanggung oleh industri
menjadi meningkat, akan tetapi peningkatan
Indonesia adalah negara yang terletak di sekitar ongkos produksi tidak diikuti dengan peningkatan
garis khatulistiwa, yang mempunyai keaneka daya beli maysarakat, sehingga menurunkan
ragaman hayati nomer 2 setelah negara Brazil. keuntungan bagi perusahaan. Usaha-usaha untuk
Luasan hutan tropis yang tersebar di seluruh menurunkan biaya BBM oleh peusahaan-
kepulauan Indonesia membantu dunia dalam perusahaan dalam negeri sudah mulai dilakukan.
menyerap emisi CO2, dan memberikan Selain peningkatan efesiensi, pemanfaatan
sumbangan dalam pengurangan dampak efek limbah biomasa sebagai bahan bakar pengganti
rumah kaca. BBM, mulai dikembangkan.
Keaneka ragaman hayati ini, banyak dilirik dan
dimanfaatkan oleh negara-negara tetangga Metoda Identifikasi
terutama oleh negara-negara maju yang ingin
memanfaatkan potensi kekayaaan tersebut, baik Makalah ini menggunakan data sekunder untuk
dari segi pemanfaatan bio-kimia maupun energi. mendapatkan data limbah biomasa. Data limbah
Pengetahuan akan pemanfaatan keaneka biomasa didapat dari rasio umum terhadap jumlah
ragaman hayati akan membantu Indonesia untuk tanaman atau jumlah produksi.
mencegah pemanfaatan-pemanfaatan yang Setelah diketahui potensi limbah biomasa di
merugikan. suatu propinsi dilakukan survey ke sumber
Dalam makalah ini hanya dibahas khusus penghasil libah biomasa tersebut, juga ditindak
masalah pemanfaatan potensi limbah biomasa lanjuti survei ke pabrik/perkebunan penghasil
sebagai energi pengganti fosil yang cadangannya tanaman tersebut untuk melakukan konfirmasi
semakin menipis. Limbah biomasa ini dihasilkan keberadaan limbah biomasa. Keberadaan dan
dari proses produksi pada kegiatan agro-industri. pemanfaatan biomasa dari hasil survey ini
Pemanfaatan energi dari limbah biomasa ini, menjadi bahan pertimbangan untuk pengkajian
sangat diperlukan oleh industri-industri yang potensi limbah biomasa di Indonesia sebagai
suplai energi nya bergantung kepada BBM pengganti bahan bakar fosil.
(Bahan Bakar Minyak).

_________________________________________________________________________________________________
Potensi Biomasa Indonesia Sebagai...............(Irhan Febijanto) 65
1.3. Survei Lokasi Dengan pemanfaatan mekanisme ini akan didapat
pengkajian kemungkinan adanya aliran investasi
Tabel 1 Survei Lokasi asing dan terjadinya transfer teknologi dari luar ke
Jenis dalam negeri. Kemungkinan-kemungkinan ini
No Lokasi
Tanaman sangat menguntungkan bagi negara berkembang
Kelapa
1
Sawit
PT PN 5, PT PN13 seperti Indonesia yang masih kekurangan
PT Gunung Madu Plantation, PT PN 10 finansial dalam pemanfaatan energi-energi
2 Tebu
(3 pabrik gula), PT Rajawali Nusantara terbarukan. Pembangkit listrik energi terbarukan
3 Karet PT PN 3 pada umumnya mempunyai skala yang kecil,
PT Harjohn Timber, PT Kutai Timber tidak lebih dari 10 MW. Dengan skala yang kecil
4 Kayu
Indonesia
Pusat Riset Padi (di Karawang) dan
ini, kemungkinan nilai IRR (Internal Rate of
5 Padi Return) dari suatu proyek relatif kecil. Dengan
penggilingan padi di sekitar Karawang
menggunakan skema CDM, IRR suatu proyek
Tabel 1 memperlihatkan perbandingan hasil energi terbarukan akan dapat ditingkatkan,
perhitungan dari data sekunder dibandingkan dengan adanya tambahan penghasilan dari hasil
dengan kondisi di lapangan dengan mengunjungi pengurangan emisi CO2 yang dihasilkan dari
beberapa lokasi, untuk mengetahui kondisi pembangunan proyek yang menggunakan limbah
keadaan pemanfaatan limbah biomasa dari biomasa. Penambahan IRR ini akan dapat
lokasi-lokasi tersebut. Kondisi pemanfaatan meningkatkan daya tarik proyek pemanfaatan
limbah biomasa tersebut di dalam makalah ini limbah biomasa.
dapat dianggap mewakili kondisi umum sebagian Skema pemanfaatan mekanisme CDM ini
besar pemanfaatan untuk masing-masing limbah sangat dianjurkan dalam pemanfaatan limbah
biomasa. biomasa. Karena selain dapat meningkatkan daya
Jumlah kuantitatif limbah biomasa di lapangan tarik keekonomian proyek, keberadaan proyek
tidak diperhitungkan dalam makalah ini,tetapi dapat memberikan kontribusi terhadap gerakan
secara kualitatif kondisi lokasi yang telah pencegahan pemanasan global serta konservasi
dikunjungi dapat menggambarkan kondisi yang energi fosil.
umum. Untuk menghitung jumlah limbah yang Interaksi antara kepentingan dalam dan luar
sebenarnya dibutuhkan analisa yang akan negeri terjadi melalui skema CDM ini (gambar 1).
dilaksanakan pada penelitian potensi Pihak industri dalam negeri membutuhkan
pemanfaatan limbah biomasa sebagai energi investasi atau tambahan modal dari luar negeri
pengganti bahan bakar minyak yang akan untuk mendirikan proyek pemanfaatan limbah
dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya. biomasa (proyek energi terbarukan), sedangkan
pihak luar negeri/asing mempunyai kepentingan
untuk melaksanakan pengurangan emisi yang
menjadi kewajiban dalam pelaksanaan Protokol
Clean Development Mechanism (CDM) Kyoto, melalui pembangunan proyek energi
terbarukan (proyek karbon netral) di Indonesia.
Negara Maju CDM scheme outline
Tabel 2. Jenis tanaman beserta limbah biomasa.
Transfer teknologi
Investasi Jenis
No Tanaman
Jenis limbah biomasa
Kuota Tandan kosong, cangkang, fibre,
emisi Negara 1 Kelapa Sawit
Berkembang limbah cair
GHG
2 Tebu Bagasse
3 Karet Kayu karet
Gambar 1. Ilustrasi Interaksi Industri Dalam dan 4 Kelapa Cangkang, serabut
Luar Negeri dalam Pengembangan Energi 5 Kayu Limbah kayu
Terbarukan melalui skema CDM. 6 Padi Sekam padi
7 Ketela Limbah ketela
Untuk memanfaatkan potensi limbah biomasa 8 Jagung Limbah jagung
sebagai bahan bakar pengganti fosil, dilakukan
kemungkinan pemanfaatan mekanisme CDM.

_______________________________________________________________________________________________
66 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 9 No. 2 Agustus 2007 Hlm. 65-75
Tabel 3.Nilai Kalor Limbah Biomasa 8 Jagung
Nilai Kalor Limbah
No Jenis Tanaman 17.697.670 68.824.272
(kJ/kg) jagung
1 Kelapa Sawit* ) TOTAL 84.873.553 268.610.875
Tandan Kosong 5000
Cangkang 15000 Dari tabel 4 diketahui total potensi energi yang
Serabut 11000 bisa dihasilkan dari 8 jenis tanaman agro industri
2 Tebu *) yakni sekitar 268.610.875 MWh. Dalam setahun
Bagasse 7700-8000 energi ini setara dengan energi yang dibangkitkan
3 Karet **) oleh pembangkit listrik (capacity factor: 70%)
Kayu karet 16536 dengan kapasitas 43.800 MW. Energi tersebut
4 Kelapa ***)
Cangkang, 18200
besarnya 3 kali lebih besar dibandingkan energi
Serabut 16700 yang dibangkitkan oleh jaringan listrik sistem
5 Kayu *) Jawa-Bali pada tahun 2004, yang tercatat sebesar
Limbah kayu 8400-17000 82.716.537 MWh. Dan potensi energi ini dapat
6 Padi *) menggantikan pemakaian BBM untuk HSD (High
Sekam padi 14000 Speed Diesel) atau IDO (Industrial Diesel Oil)
7 Ketela ****) sejumlah 22.317 kton, sebuah jumlah yang sangat
Limbah ketela 18180 besar bagi penghematan pemakaian BBM.
8 Jagung *)
Perhitungan di atas meja memang
Limbah jagung 13000-15000
menunjukkan potensi energi limbah biomasa yang
sangat melimpah di negara Indonesia ini. Tidak
2. BAHAN DAN METODE
mengherankan jika menjadi incaran negara-
negara maju, terutama di bidang energi
Potensi limbah biomasa yang dapat dimanfaatkan
terbarukan, baik dengan tujuan untuk
sebagai energi pengganti bahan bakar fosil dan
pengembangan tekonologi itu sendiri maupun
asal tanamannya ditunjukkan pada Tabel 2.
dalam rangka program CDM.
Tanaman nomer 1-5 umumnya diproduksi oleh
Pada makalah ini akan ditinjau potensi yang
perkebunan milik swasta maupun milik negara.
sebenarnya ada melalui perbandingan data
Tanaman nomer 6-8, umumnya diolah oleh rakyat
sekunder dan survei ke lapangan dengan sample
dengan jumlah yang terbatas, sesuai kemampuan
beberapa daerah penghasil limbah biomasa.
pengolah/rakyat. Dari limbah biomasa dari hasil
Kondisi lapangan yang didapat dari hasil survei
agro-industri yang ditunjukkan di tabel 1 dengan
tersebut dapat dianggap mewakili potensi
asumsi nilai kalor masing – masing limbah seperti
biomasa yang sebenarnya, dan dilakukan
ditunjukkan di tabel 3 maka didapat hasil
pembahasannya pada makalah ini.
perhitungan potensi energi yang bisa didapatkan
dari limbah biomasa.
2.1 Kelapa Sawit
Tabel 4. Potensi Energi dan Nilai Kalor Limbah
2.1.1. Kondisi Produksi Kelapa Sawit
Biomasa
Jumlah
Jenis Energi Potensial
No Tanaman
Limbah
(MWh) [ × 10 ]
6 11 [ × 10 ]
6

(ton/thn) 6
CPO
CPO, shell, fibre, EFB [ton]

9
1 Kelapa Sawit area
area [ha]

Tandan 7
4.627.7444 6.427.422 4
Kosong
EFB 5
Cangkang 1.234.065 5.141.938
Serabut 2.262.453 6.913.051 2
fibre 3
2 Tebu
1
Bagasse 8.068.416 17.257.445 shell
1994 1996 1998 2000 2002 2004
3 Karet
Kayu karet 2.808.833 12.901.906
4 Kelapa
Cangkang, 3.046.463 15.401.563 Gambar 2. Pertumbuhan area perkebunan kelapa
Serabut 6.763.148 31.373.492 sawit, produksi CPO dan limbahnya.
5 Kayu Seperti tampak dalam gambar 2, luas areal tanam
Limbah kayu 8.345.932 19.473.841 kelapa sawit dalam kurun waktu 10 tahun
6 Padi menunjukkan pertumbuhan yang meningkat.
Sekam padi 13.585.326 52.831.823
7 Ketela Berdasarkan prediksi, Indonesia akan menjadi
Limbah produsen terbesar kelapa sawit di dunia dalam
7.322.800 36.980.140
ketela waktu mendatang, yang akan mengungguli

______________________________________________________________________________________________
Potensi Biomasa Indonesia Sebagai...............(Irhan Febijanto) 67
negara Malaysia yang sekarang menjadi Listrik yang dihasilkan digunakan untuk
produsen kelapa sawit terbesar di dunia. memenuhi kebutuhan energi listrik pada pabrik
Dari gambar 2, dapat dilihat limbah kelapa atau perumahan perkebunan kelapa sawit.
sawit meningkat jumlahnya bersamaan dengan Penjualan energi listrik ke pihak PLN (Perusahaan
peningkatan areal tanam kelapa sawit. Jenis Listrik Negara), tidak banyak dilakukan.
limbah kelapa sawit terdiri dari cangkang (shell),
fiber kelapa sawit dan tandan kosong (EFB).
Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dalam
proses produksi COP (Crude Oil Palm) juga
meningkat. Dari limbah ini dapat dimanfaatkan
gas metana, untuk bahan bakar boiler.
Tiga propinsi besar penghasil kelapa sawit dan
limbahnya ditunjukkan tabel 5. Nilai konversi
untuk tandan kosong (EFB), cangkang dan
serabut, menurut beberapa referensi memberikan
angka yang berbeda, pada makalah ini digunakan Gambar 4. Tandan Kosong (Empty Fruit Bunch)
angka konversi masing-masing sebagai berikut,
22.5%, 6% dan 11%. Pada umumnya jumlah cangkang (gambar 3)
dan serabut yang menjadi limbah sudah
Tabel 5 Tiga propinsi besar penghasil kelapa dimanfaatkan oleh pabrik-pabrik kelapa sawit,
sawit dan limbahnya [Sudradjat, R., 2004] yang tersisa hanya dalam jumlah tertentu. Limbah
kelapa sawit yang berpotensi sebagai bahan
EFB Shell Fiber bakar pengganti BBM, tetapi belum dimanfaatkan
Propinsi
(ton) (ton) (ton) secara optimal adalah tandan kosong (gambar 4).
Sumatera Limbah tandan kosong, pada mulanya dibakar
2.537.954 676.788 1.240.778
Utara begitu saja, akan tetapi dengan dilancarkannya
Riau 2.722.175 725.913 1.330.841 gerakan “Blue Sky” oleh Kementerian Lingkungan
Jambi 761.932 203.182 372.500 Hidup, yang melarang pengotoran udara, maka
pembakaran limbah tandan kosong ini tidak
dilakukan lagi. Beberapa pabrik kelapa sawit
2.1.2.Pemanfaatan memanfaatkan tandan kosong ini untuk pupuk
organik, akan tetapi dengan kenaikan BBM, maka
pemanfaatan ini mengalami kendala biaya bahan
bakar untuk membawa limbah tandan kosong dari
pabrik ke perkebunan. Dari hasil survei diketahui
bahwa, program pemanfaatan pupuk ini tidak
berjalan dengan baik, pada kenyataannya banyak
limbah tandan kosong yang dibuang begitu saja di
pinggir jalan, tidak dibuang ke lahan perkebunan.
Secara teknologi pemanfaatan tandan kosong
ini memerlukan teknologi khusus, untuk dapat
membakar tandan kosong. Secara karakteristik
Gambar 3. Cangkang Kelapa Sawit (Shell) tandan kosong ini mengandung kadar air yang
tinggi, sehingga jika dibakar begitu saja akan
Pemanfaatan limbah biomasa di pabrik kelapa mengurangi panas di dalam tungku bakar.
sawit sudah dilaksanakan oleh hampir Kandungan P dan K pada tandan kosong, juga
keseluruhan pabrik kelapa sawit. Tetapi umumnya akan mengakibatkan timbulnya karat yang terjadi
hanya memanfaatkan cangkang dan serat/sabut di suhu tinggi, yang berakibat rusaknya material
(fiber) sebagai bahan bakar boiler untuk logam di pipa-pipa dalam tungku bakar. Kendala-
menghasilkan uap air (steam) yang dimanfaatkan kendala di atas yang menyebabkan pemanfaatan
untuk proses pengolahan CPO dan tandan kosong belum dilaksanakan.
menggerakkan steam turbine-generator untuk
menghasilkan listrik.

_______________________________________________________________________________________________
68 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 9 No. 2 Agustus 2007 Hlm. 65-75
berdampak pada perkembangan negara
Indonesia.

Gambar 5. Kolam Limbah Cair

Limbah kelapa sawit yang belum dimanfaatkan Gambar 6. Tebu


adalah air limbah yang dihasilkan pada proses
pengolahan kelapa sawit. Limbah air ini biasanya
[×105] 5 14 [×106
ditampung dalam kolam terbuka untuk diolah
airnya sebelum dibuang ke sungai terdekat. Pada 12
4

sugar, bagasse [ton]


area [ha]
saat pengolahan di kolam terbuka ini (gambar 5), area
10
akan dihasilkan gas metana. Potensi gas metana
3 8
ini dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler. bagasse
Limbah air buangan dengan kadar COD 6
(Chemical Oxygen Demand) yang tinggi 2
mempunyai potensi menghasilkan gas metana. 4
1 sugar
Kapasitas pabrik kelapa sawit / Palm Oil Mill 2
(POM) di Indonesia untuk kapasitas 30 t-FFB/hari
adalah 86 unit (38.9%) dan kapasitas 60 t-
1994 1996 1998 2000 2002 2004
FFB/hari 64 unit (38.9%), dan total unit POM di
Indonesia berjumlah 221 unit dengan berbagai
jenis kapasitas. Gambar 7. Pertumbuhan area perkebunan gula,
produksi gula dan limbah biomasa
2.1.3. Pemanfaatan Mekanisme CDM
Kondisi pabrik-pabrik gula di pulau Jawa,
Skema proyek CDM untuk pemanfaatan limbah berlainan dengan di pulau Sumatera, komposisi
biomasa kelapa sawit yang paling tepat adalah kepemilikan lahan hampir 50% ke atas adalah
pembangunan energi listrik yang menjual milik rakyat. Penanaman tebu di kebun rakyat,
kelebihan produksi listriknya ke PLN. Dari proyek pada tahun sebelum 1997, dilakukan dengan
ini didapatkan keuntungan : sedikit unsur paksaan. Sehingga ketika terjadi
a. Pengurangan biaya pembelian listrik perubahan politik setalah tahun 1998, pemilik
PLN sebelumnya. kebun rakyat mempunyai kebebasan penuh untuk
b. Pengurangan biaya BBM untuk bahan menentukan penanaman tebu. Pada umumnya
bakar generator diesel. setelah tahun 1998 pemilik kebun rakyat tebu
c. Pemasukan dari penjualan listrik. beralih ke jenis tanaman lain. Maka dapat
d. Pemasukan dari penjualan CER (jika dipastikan terjadi penurunan area lahan tanam
berhasil dalam program CDM). tebu antara tahun 1997-1998. Penanaman
tanaman tebu di kebun rakyat pada saat ini,
2.2. Tebu sangat bergantung kepada keputusan pemilik
kebun rakyat. Jika mereka menganggap
2.2.1. Kondisi Produksi Tebu menanam tebu masih menguntungkan maka
penanaman tebu akan berlanjut, tetapi jika tidak
Gambar 7 menunjukkan perkembangan area luas akan berubah ke jenis tanaman yang lain.
perkebunan tebu yang mempunyai hubungan Akibatnya, luas areal tanam tebu dari suatu pabrik
langsung dengan jumlah produksi gula dan berubah-ubah sesuai kemauan pemilik kebun
produksi limbah biomasa/bagas. Luasan area rakyat. Kondisi ini mempengaruhi jumlah produksi
perkebunan tebu mengalami penurunan yang gula tiap tahunnya.
tajam antara tahun 1997-1998. Seperti diketahui Pola kepemilikan lahan tanam tebu di pulau
pada tahun-tahun ini, negara Indonesia Sumatera berlainan dengan di pulau Jawa,
mengalami gejolak politik yang mengakibatkan dimana hampir keseluruhan lahan tebu adalah
bergesernya tatanan sosial, politik dan milik perkebunan, sehingga kebijakan tanam tebu

______________________________________________________________________________________________
Potensi Biomasa Indonesia Sebagai...............(Irhan Febijanto) 69
tidak terpengaruh oleh faktor pihak kedua. Dari hasil survei diketahui, penurunan limbah
Penurunan lahan tanam tebu yang menurun, bagas sangat mempengaruhi konsumsi boiler. Di
menjadi salah satu sebab penurunan produksi beberapa pabrik kekurangan limbah bagas ini
bagas di pabrik gula. Selain itu ada faktor lain diatasi dengan :
yang diketahui sebagai penyebab turunnya
a. Pemakaian limbah biomasa lain,
produksi bagas, yaitu :
seperti daduk, limbah kayu, serbuk
gergaji.
a. Perubahan pemakaian varietas tebu ke
b. Pemakaian BBM (Bahan Bakar
varietas tebu yang mempunyai
Minyak)
prosentase serat yang sedikit.
c. Penggantian jenis boiler biomasa ke
b. Pola tanam yang tidak sesuai dengan
boiler batubara (stoker type).
aturan pabrik gula, sehingga terjadi
perbedaan usia panen tebu.
Dengan meningkatnya harga BBM sampai 2 kali
lipat yang terjadi pada 1 Oktober 2005, maka
Varietas tebu yang ditanam didaerah tadah
pemakaian BBM sebagai bahan bakar pengganti
hujan atau daerah yang kering, adalah varietas
limbah bagas menjadi tidak dilakukan. Sedangkan
tebu yang mempunyai kandungan serat yang
pemakaian limbah biomasa pengganti sudah
tinggi. Kandungan serat tinggi pada tanaman tebu,
dilakukan oleh PT PN 10, dengan melakukan
menghasilkan prosentase bagas yang tinggi pula.
pembelian serbuk gergaji dari Kalimantan
Kapasitas giling pabrik gula di Indonesia
pengganti kekurangan limbah bagas.
umunya berkisar antara rata-rata 1000-3000
Penggantian jenis boiler biomasa ke boiler
ton/hari.
batubara sudah mulai dilakukan oleh beberapa
Tiga propinsi besar penghasil gula
pabrik gula swasta di pulau Jawa.
ditunjukkan tabel 6. Nilai konversi limbah tebu
untuk bagas pada makalah ini digunakan angka
2.2.3. Pemanfaatan Mekanisme CDM
34.01%.

Tabel 6 Tiga propinsi besar penghasil gula Skema proyek CDM untuk pemanfaatan limbah
[Statistical Estate Crops of Indonesia 2001-2003] pengolahan tebu (bagas) yang paling tepat adalah
Propinsi Tebu (ton) Bagas (ton) pembangunan energi listrik yang menjual
Jawa Timur 840.283 3.978.471 kelebihan produksi listriknya ke PLN. Dari proyek
Lampung 525.384 2.114.050 ini didapatkan keuntungan :
Jawa Tengah 158.357 880.690
a. Pengurangan biaya pembelian listrik
PLN sebelumnya.
2.2.2. Pemanfaatan Limbah Biomasa (Bagas) b. Pengurangan biaya BBM untuk bahan
bakar generator diesel.
Pemanfaatan limbah bagas (gambar 8) sebagai c. Pemasukan dari penjualan listrik.
bahan bakar sudah dilaksanakan oleh kesemua d. Pemasukan dari penjualan CER (jika
pabrik gula di Indonesia. Baik yang dibangun berhasil dalam program CDM).
pada jaman Belanda maupun pabrik gula yang e. Peningkatan efisiensi pabrik, yang
dibandung saat ini. Kebutuhan limbah bagas ini dapat berdampak ke pengurangan
digunakan sebagai bahan bakar boiler penghasil biaya BBM (khusus di pulau Jawa).
uap air (steam) untuk proses penggilingan gula
dan untuk pembangkit listrik untuk kebutuhan Pemanfaatan limbah bagas untuk memenuhi
pabrik dan perumahan sekitarnya. kebutuhan energi listrik di pabrik gula maupun
untuk disalurkan ke jaringan PLN, memerlukan
beberapa pertimbangan terkait dengan kondisi
pabrik gula tersebut.
Keberadaan pabrik-pabrik gula di Jawa dan
luar Jawa mempunyai karakteristik proyek yang
berbeda. Untuk pabrik-pabrik gula di Jawa,
pemanfaatan limbah bagas sangat sulit,
mengingat jumlah bagas sendiri sangat terbatas.
Di samping kondisi sistem pabrik gula yang sudah
amat tua, dimana untuk mendeteksi parameter
jumlah uap air atau jumlah listrik yang dihasilkan
Gambar 8. Limbah Bagas. dari boiler atau steam turbine - generator tidak

_______________________________________________________________________________________________
70 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 9 No. 2 Agustus 2007 Hlm. 65-75
dapat diukur/dideteksi. Jambi 424.713 193.511 365.678
Selain itu perlu dipertimbangkan harga jual ke Sumatera Utara 431.194 356.736 341.258
PLN dan harga koefisien emisi reduksi CO2 untuk
grid. Yang pertama karena harga jual listrik PLN di Effisiensi produksi karet di Indonesia relatif
pulau Jawa realtif lebih rendah dibandingkan rendah, yaitu 0.5 ton/ha dibandingkan dengan
dengan di luar pulau Jawa. Begitu pula dengan
______________________________________________________
Thailand yang mencapai 2 ton/ha. Salah satu
Potensi Biomasa Indonesia Sebagai...............(Irhan Febijanto)
koefisien emisi reduksi. Kedua hal ini akan sebab rendahnya produksi adalah hampir 20%
mempengaruhi pendapatan suatu proyek CDM dari pohon karet di Indonesia sudah mencapai
jika dibangun di pulau Jawa, dibandingkan jika umur untuk diremajakan.
dibangun di luar pulau Jawa, seperti di Sumatera. Peremajaan tanaman karet yang terlambat ini,
kemungkinan karena hampir separuh dari
2.3. Karet kepemilikan perkebunan karet adalah milik rakyat.
Tiga propinsi besar penghasil karet ditunjukkan
2.3.1. Kondisi Produksi Karet tabel 7. Nilai konversi pohon karet adalah 21.5
ton/ha [Directorate General of Forest Production
Department 2003].

2.3.2 Pemanfaatan Limbah Karet

Limbah biomasa dari perkebunan karet tidak


terkait langsung dengan hasil dari pengolahan
karet, tetapi dari proses peremajaan pohon karet.
Pada perkebunan karet, selalu terjadi pohon karet
Gambar 9. Karet yang tumbang akibat angin dan sebab-sebab lain,
dimana sampai pada taraf tertentu pengurangan
Dari gambar 10 ditunjukkan bahwa dalam kurun pohon karet ini perlu ditindak lanjuti dengan
waktu 10 tahun terakhir areal tanam perkebunan penanaman pohon karet. Dengan asumsi bahwa
karet mengalami penurunan. Hal ini jelas akan sekitar 3-4% pohon karet di perkebunan karet
mempengaruhi produksi karet, dan secara tidak mengalami peremajaan per tahun, maka
langsung berpengaruh pada produksi limbah peremajaan pohon karet didapat rata-rata limbah
pohon karet. Limbah pohon karet terpengaruh 3
kayu sebesar 35m /year atau 21.5 tons/ha/tahun
langsung oleh banyaknya pohon karet yang [Sudrajat, R., 2004].
mengalami peremajaan, bukan dari jumlah Pohon karet yang tumbang atau sengaja
produksi karet. dipotong untuk peremajaan, limbah kayunya
umumnya digunakan untuk bahan bakar
pengasapan karet. Bahan bakar pengasapan
5000 [×105] karet ini menggunakan pohon karet dengan
alasan asap yang dihasilkan dapat menjamin
Waste Rubber Wood [ton]

31
tumbuhannya bakteri yang dibutuhkan pada
area [x 1000 ha]

waste rubber wood produksi karet. Kemudian sisa dari limbah kayu
29 karet digunakan sebagai bahan baku furniture.
4000 Sehingga pada prakteknya pemanfaatan limbah
pada industri karet sudah berlangsung,
27 pemanfaatan limbah kayu karet sebagai bahan
area
bakar energi pengganti BBM menjadi sangat kecil.
Kecuali pemanfaatan energi nilai ekonomis yang
25 lebih tinggi daripada pemanfaatan sebagai
1994 1996 1998 2000 2002 2004
furniture.
Gambar 10. Pertumbuhan area perkebunan karet
dan limbah biomasa (kayu karet.
2.3.3. Pemanfaatan Mekanisme CDM
Tabel 7 Tiga propinsi besar penghasil karet
dan limbahnya [Soepomo, S.K,1978]
Potensi untuk pemanfaatan sebagai bahan bakar
pengganti BBM pada industri karet bisa dikatakan
Limbah
Area karet tidak ada, karena pemanfaatan limbah pohon
Propinsi (ha) (ton)
pohon karet
(ton) karet sudah berlangsung. Pemanfaatan sebagai
Sumatera 705.956 35.975 607.828 bahan bakar furniture dan sebagai bahan baku
Selatan pengasapan karet, telah menyerap hampir
keseluruhan limbah karet.
Kemungkinan untuk memanfaatkan limbah
pohon karet sebagai bahan bakar pengganti BBM
sangat kecil. Aplikasi mekanisme proyek CDM
untuk pembangkit listrik pun menjadi sangat kecil.

2.4. Kelapa

2.4.1. Kondisi Produksi Kelapa

Produksi Kelapa di Indonesia dari tahun ke tahun Gambar 11. Sekam Padi dan pembeli Sekam
mengalami kenaikan. Kelapa selain dimanfaatkan padi untuk bahan bakar industri kerupuk
sebagai pangan, limbah kelapa yaitu cangkang
dan serabut, masing-masing dimanfaatkan untuk Pusat-pusat penggilingan di Indonesia berbeda
bahan baku karbon aktif dan bahan baku untuk dengan negara lain, seperti Thailand, dimana
jok mobil, serta peralatan rumah tangga. hasil panen dikumpulkan pada pusat penggilingan
Pemanfaatan cangkang kelapa sebagai bahan padi yang besar, sehingga memungkinkan untuk
bakar pengganti BBM bisa dilakukan dalam skala mengumpulkan sekam padi dalam jumlah besar.
kecil atau rumah tangga. Untuk mengumpulkan Kondisi sepeti ini hanya terdapat di beberapa
dalam jumlah besar, karena tersebar dan jumlah daerah dalam jumlah yang sedikit.Pemanfaatan
yang dihasilkan untuk satuan per pohon kecil, sekam padi sebagai bahan bakar pengganti BBM,
pada pelaksanaannya mempunyai kendala dalam sangat memungkinkan. Akan tetapi dengan skala
pengumpulan dan biaya transpor. yang kecil, maka membutuhkan perhitungan
Tabel 8 Tiga propinsi besar penghasil Kelapa keekonomian yang lebih matang dalam
[Soepomo S.K.,1978] implementasi skema CDM.
Kelap Kelapa Tiga propinsi besar penghasil padi ditunjukkan
Serabut Cangkan
Propinsi a Hibrida
(ton) (ton)
(ton) g (ton) di tabel 9. Nilai konversi padi pada beberapa
467.03 1.104.97 referensi memberikan nilai antara 20%-28%, pada
Riau 60.563 497.735
5 1 makalah ini diambil nilai tengah yaitu 25% ton
Sulawesi 351.24 padi.
0 331.362 735.622
Utara 3
270.97
Tabel 9 Tiga propinsi besar penghasil Padi
Jawa Timur 6
0 255.638 567.516
[Soepomo, S.K.,1978]
Produksi Sekam Padi
Propinsi
Tiga propinsi besar penghasil kelapa (ton) (ton)
ditunjukkan di tabel 8. Nilai konversi limbah Jawa Barat 10.68.812 2.617.203
kelapa untuk serabut dan cangkang masing- Jawa Timur 8.914.995 2.228.749
masing adalah 15% dan 33.3 % dari berat kelapa Jawa Tengah 8.23.839 2.030.960
ketela adalah 6.1 ton/ha [Sudradjat, R., 2004).
2.6. Ketela
2.5. Padi
2.6.1. Kondisi Produksi Ketela
2.5.1. Kondisi Produksi Padi
Luasan areal ketela dan produksi ketela di
Luasan areal padi dan produksi padi di Indonesia Indonesia relatif stabil dalam kurun waktu 5 tahun
relatif stabil dalam kurun waktu 5 tahun ke ke belakang.
belakang. Pemanfaatan ketela sebagai bahan baku
Limbah padi adalah sekam padi, dapat ethanol dan digunakan sebagai bahan baku
diperloeh di penggilingan padi. Pemanfaatan pengganti BBM, masih pada taraf penelitian di
limbah padi/sekam padi, sebagai bahan bakar Indonesia. Selain itu pemanfaatan limbah cair dari
pengganti BBM sudah dilakukan dalam skala pengolahan industri tapioka sangat potensial
rumah tangga di desa-desa.Selain sebagai energi untuk menghasilkan gas metana sebagai bahan
penggunaan sebagai makanan ternak juga baku pengganti BBM. Skenario pemanfaatan gas
dilakukan. metana dari limbah cair industri tapioka,
memungkinan untuk diaplikasikan.

_______________________________________________________________________________________________
72 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 9 No. 2 Agustus 2007 Hlm. 65-75
Tabel 10 Tiga propinsi besar penghasil Ketela Tabel 11 Tiga besar luasan Hutan konsesi
[Yang Yang, S.,1995] [Soepomo, S.K.,1978]
6
Ketela Limbah Propinsi Unit Area (x10 ha)
Propinsi
(ton) (ton) Kalimantan 127 10,76
Lampung 4.217.341 1.593.266 Irian Jaya 50 10,75
Jawa Timur 3.852.851 1.465.991 Sumatera 43 2.80
Jawa Tengah 3.505.721 1.334.266

Tiga propinsi besar penghasil ketela


ditunjukkan di tabel 10. Nilai konversi limbah
ketela adalah 6.1 ton/ha [Directorate General of Pemanfaatan limbah kayu sebagai bahan bakar
Forest Production Department, 2003]. pengganti BBM sangat memungkinkan. Pada
umumnya pabrik pengolahan kayu sudah
2.7. Kayu memanfaatkan limbah kayu sebagai bahan bakar
pengganti BBM, untuk menghasilkan steam
2.7.1. Kondisi Produksi Kayu process atau menghasilkan listrik dari steam
turbine-generator. Dengan peningkatan effisiensi
Produksi kayu di Indonesia telah mengalami masa sebagai tema proyek CDM, pengurangan emisi
jayanay beberapa tahun yang silam. Saat ini CO2 dapat dicapai.
dengan maraknya penertiban penebangan liar
(illegal logging), maka jumlah limbah kayu dalam 2.8. Jagung
1-2 tahun belakangan ini menurun.
Pemanfaatan limbah kayu pada umumnya 2.8.1. Kondisi Produksi Jagung
bergatung kepada seberapa jauh pabrik
pemotongan kayu dapat ditingkatkan. Semakin Produksi Jagung dan luasannya cenderung stabil
efisien pabrik dalam pengolahan bahan baku pada kurun waktu 3 tahun terakhir. Pemanfaatan
mentah kayu, akan semakin sedikit limbah kayu limbah jagung pada umumnya untuk makan
yang tidak dipakai dan terbuang. ternak. Pemanfaatan untuk energi belum
Untuk data tiap propisi yang dikumpulkan terdapat dikembangkan.
perbedaan dari data produksi kayu log dan data Tiga propinsi besar penghasil jagung
kayu hasil olahan (plywood, sawn timber, wood ditunjukkan di tabel 12. Nilai konversi limbah
working, block board, veneer, particle bard, chip jagung adalah 5.2 ton/ha [Directorate General of
board, pulp, dll). Perbedaan ini dikarenakan 2 Forest Production Department, 2003].
kemungkinan :
a. Perdagangan kayu antar propinsi di
Indonesia tidak tercatat dengan baik. Tabel 12. Tiga besar propinsi penghasil Jagung
b. Terjadinya pencatatan kayu proses hasil Jagung Limbah
illegal logging. Propinsi
(ton) (ton)
Jawa Timur 4.284.705 6,053,970
Dengan demikian pada makalah ini tidak Jawa Tengah 1,877,250 2,780,783
dicantumkan propinsi penghasil kayu terbesar. Lampung 1,208,812 1,887,475
Yang bisa diketahui adalah luasan konsesi hutan
yang menghasilkan kayu seperti ditunjukkan di 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tabel 11, dimana luasan hutan konsesi terbesar
terdapat di Kalimantan, dengan 127 unit Dari hasil survei lapangan agro industri yang
perusahaan penebangan kayu. dilakukan dapat diketahui bahwa potensi limbah
biomasa yang dapat dihasilkan sebagai energi
tidak sebesar yang diprediksi pada tabel 3.
Kondisi lapangan yang sebenarnya dapat
digambarkan melalui penilaian kulaitatif yang
ditunjukkan di tabel 13.

______________________________________________________________________________________________
Potensi Biomasa Indonesia Sebagai...............(Irhan Febijanto) 73
Tabel 13. Kondisi Lapangan Penentuan jumlah limbah biomasa di lapangan
Jenis membutuhkan studi lebih lanjut. Dari kondisi
No Kondisi Lapangan
Tanaman kualitatif yang dipaparkan pada tabel 13 dapat
diprediksi bahwa potensi limbah kelapa sawit
1 Kelapa mempunyai potensi yang besar sebagai bahan
Sawit
bakar pengganti minyak. Terutama pemanfaatan
pada umumnya dipakai untuk pupuk tandan kosong sebagai bahan bakar. Pemakaian
Tandan
Kosong
atau dibakar begitu saja. cangkang dan serabut bisa lebih dioptimalkan lagi
dengan melakukan peningkatan efisiensi sistem
Cangkan Pada umumnya dipakai sebagai bahan
g bakar boiler steam generator atau pembangkit listrik milik
Pada umumnya dipakai sebagai bahan pabrik kelapa sawit yang telah ada. Karena
Serabut
bakar boiler biasanya berusia tua dan tidak efisien.
2
Limbah bagas juga mempunyai potensi yang
Tebu besar, tetapi ini hanya berlaku untuk pulau
Pada umumnya dipakai sebagai bahan Sumatera yang kepemilikan lahan secara
bakar boiler, tetapi mengalami keseluruhan dimiliki oleh perusahaan gula.
Bagas penurunan jumlah dalam kurun waktu
terakhir
4. KESIMPULAN
3
Karet
Dari hasil perhitungan secara teori jumlah limbah
Pada umumnya dipakai sebagai bahan
Kayu bakar pengasapan karet dan bahan biomasa dan perbandingan secara acak ke
karet baku furniture lapangan didapat kesimpulan, sebagai berikut :
• Jumlah potensi biomasa di Indonesia
4 tidak sebesar dari prediksi hasil
Kelapa
Cangkan perhitungan teori.
Bahan baku carbon active
g • Di lapangan, untuk beberapa jenis limbah
Bahan baku jok mobil, alat ruah tangga, biomasa sudah digunakan secara
Serabut
dll tradisonal sebagai bahan bakar baik yang
5 digunakan untuk kebutuhan bahan bakar
Kayu
boiler atau industri skala kecil atau rumah
Pada umumnya dipakai sebagai bahan tangga.
Limbah
bakar boiler
kayu
• Jumlah limbah yang tidak terkonsentrasi
6 dalam jumlah banyak, tetapi tersebar
Padi
dalam jumlah yang relatif kecil (tidak
Pupuk atau bahan bakar industri kecil, ekonomis untuk dijadikan proyek),
jumlah per satuan wilayah/area relatif
Sekam menyebabkan sulitnya penggunaan
sedikit dan tersebar
padi sebagai bahan bakar pengganti.
• Potensi yang besar adalah pemanfaatan
7
Ketela tandan kosong kelapa sawit, yang selama
Limbah
Limbah cair dibuang begitu saja, gas ini hanya dimanfaatkan sebagai pupuk
metana yang dihasilkan belum banyak atau dibakar begitu saja.
ketela
dimanfaatkan

8
Jagung
Limbah Makan ternak, jumlah per satuan
jagung wilayah/area relatif sedikit dan tersebar

_______________________________________________________________________________________________
74 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 9 No. 2 Agustus 2007 Hlm. 65-75
DAFTAR PUSTAKA

Agricultural Statistic Indonesia, 2003

Directorate General of Forest Production ______________________________________________________


Department 2003. Potensi Biomasa Indonesia Sebagai...............(Irhan Febijanto)

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia


2003.

Quaak, P., Knoef, H. & Stassen, H.,” Energy from


Biomasa”, A Review of Combution and
Gasification Technologies, World Bank
Technical Paper no. 442, Energy Series.

Sudradjat, R., 2004, “The Potential of Biomass


Energy Resources in Indonesia for the
Possible Development of Clean Technology
Process”, the International Workshop on
Biomass & Clean Fossil Fuel Power Plant
Technology, Jakarta-Indonesia].

Statistical Estate Crops of Indonesia, 2001-2003

Soepomo, S.K., 1978, “Limbah Pertanian Seabgai


Bahan Bakar Dewasa ini dan Prospeknya”,
Hasil-hasil Lokakarya Energi, Komite
Nasional Indonesai, World energy Conference.

Yang Yang, S., 1995, “The problems and


constraints of the use of coconut industry
waste for energy in Indonesia”, 1995,
Presented at “Interregional Workshop on the
Use of the Coconut Industry Waste for
Energy”, Bali-Indonesia].

Das könnte Ihnen auch gefallen