Sie sind auf Seite 1von 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313476488

PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI DENGAN CORPORATE GOVERNANCE


PERCEPTION INDEX (CGPI) DAN KARAKTERISTIK OBLIGASI

Research · February 2015


DOI: 10.13140/RG.2.2.16450.58566

CITATIONS READS
0 215

3 authors, including:

Tri Gunarsih
University of Technology Yogyakarta, Indonesia
14 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

research View project

The dynamic relationship between spot and futures of CPO View project

All content following this page was uploaded by Tri Gunarsih on 09 February 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.19, No.1 Januari 2015, hlm. 57–71
Terakreditasi SK. No. 040/P/2014
http://jurkubank.wordpress.com

PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI


DENGAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI)
DAN KARAKTERISTIK OBLIGASI

Tri Gunarsih
Ponco Adityia Prasasti
Septi Diana Sari

Fakultas Bisnis dan Teknologi Informasi Universitas Teknologi Yogyakarta


Jl. Glagahsari No.63 Yogyakarta, 55164, Indonesia.

Abstract
The objective of this study was to predict the impact of Corporate Governance Perception Index (CGPI) and
Bond Characteristics to Bond Rating by using the ordinal logistic regression. This regression was used since
the dependent variable was ordinal data, consisting of three groups. The CGPI issued by Indonesian Institute
of Corporate Governance (IICG) was a score from 0 to 100 while the characteristics of the bond consisted of
three variables, namely subordinated bonds, industry type and the maturity of the bond. The results of this
study indicated that scores of CGPI, subordinated bonds and the type of the industry were statistically signifi-
cant at ?5%while the maturity of the bond was not. The positive direction of the relationship between scores of
CGPI to bond rating suggested that the higher the score, the higher the rating. The negative sign of subordi-
nated bonds suggested that subordinated bonds had a rating lower than non-subordinated bonds. The last
significant variables, type of industry suggested that financial and utility industry had higher bond rating
from other industries.
Keywords: bonds characteristics, bonds rating,Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah- Obligasi (bond) termasuk salah satu jenis efek
panjang yang dapat dipindahtangankan, berisi janji atau surat berharga yang dapat memberikan
dari pihak yang menerbitkan untuk membayar pendapatan tetap (fixed income securities). Sebagai
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan salah satu aternatif investasi di pasar modal, obli-
melunasi pokok utang pada waktu yang telah gasi sebagai surat utang jangka panjang yang me-
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut miliki risiko tinggi, umumnya memberikan tingkat
(BEI, 2014). bunga yang tinggi pula. Karena semakin panjang

Korespondensi dengan Penulis:


Tri Gunarsih: Telp + 62 274 623 310
E-mail:trigunarsih09@gmail.com

| 57 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 19, No.1, Januari 2015: 57–71

jangka waktu, maka di dalamnya juga terkandung secara periodik, namun bunga dan pokok diba-
ketidakpastian (uncertainty). yarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. (2) Cou-
Salah satu indikator yang dapat diperguna- pon bonds, yaitu obligasi dengan kupon yang dapat
kan investor dalam pengambilan keputusan inves- diuangkan secara periodik sesuai dengan keten-
tasi adalah peringkat obligasi (bond rating). Pering- tuan penerbitnya. (3) Fixed coupon bonds, yaitu obli-
kat obligasi merupakan simbol-simbol karakter gasi dengan tingkat kupon bunga yang telah dite-
yang diberikan oleh agen pemeringkat untuk me- tapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana
nunjukkan risiko obligasi. Dua agen pemeringkat dan akan dibayarkan secara periodik. (4) Floating
obligasi terkenal di dunia adalah Standard & Poor’s coupon bonds, yaitu obligasi dengan tingkat kupon
(S&P) Corporation dan Moody’s Investor Service bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu ter-
Inc. Di Indonesia obligasi diperingkat oleh PT sebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) ter-
PEFINDO yang didirikan tanggal 21 Desember tentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-
1993 dan PT KasnicCreding Rating(PEFINDO, 2014). rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari
Fungsi utama lembaga pemeringkat adalah mem- bank pemerintah dan swasta. Mendasarkan pada
berikan rating yang obyektif, independen dan kre- hak penukaran/opsi, terdapat 4 jenis obligasi, yaitu
dibel terhadap risiko kredit dari sekuritas pinjaman convertible bonds, exchangeable bonds,callable bonds dan
(debt) yang diterbitkan melalui kegiatan rating putable bonds. Dilihat dari segi jaminan atau kola-
(pemeringkatan). Dalam melakukan pemeringkat- teralnya, terdapat 2 jenis obligasi, yaitu secured bonds,
an, mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu ri- yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan ter-
siko industri (industry risk), risiko bisnis (business tentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain
risks) dan risiko finansial (financial risks). Analisis dari pihak ketiga dan unsecured bonds, yaitu obligasi
risiko finansial perusahaan berdasarkan analisis yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu
menyeluruh dan rinci pada empat bidang utama tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara
yaitu kebijakan keuangan manajemen perusahaan umum.
(financial policy), struktur modal (capital structure), Fungsi utama lembaga pemeringkat adalah
perlindungan arus kas (cash flow protection) dan memberikan rating yang obyektif, independen dan
fleksibilitas keuangan (financial flexibility). kredibel terhadap risiko kredit dari sekuritas pin-
Jenis obligasi bisa dikategorikan mendasar- jaman (debt) yang diterbitkan secara umum melalui
kan pada beberapa kelompok (BEI, 2014). Berda- kegiatan rating (PEFINDO, 2014). Peringkat obligasi
sarkan penerbit, obligasi dikelompokkan menjadi menurut PEFINDO adalah sebagaimana Tabel 1.
3 yaitu corporate bonds, obligasi yang diterbitkan
Beberapa peneliti mencoba untuk mempre-
oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha
diksi peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh lem-
milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta;
baga pemeringkat dengan tujuan untuk memberi-
government bonds, obligasi yang diterbitkan oleh
kan informasi tambahan kepada investor. Variabel
pemerintah pusat dan municipal bond, obligasi yang
yang dipergunakan untuk memprediksi adalah ki-
diterbitkan oleh pemerintah daerah untut mem-
nerja keuangan dan non keuangan, diantaranya
biayai proyek-proyek yang berkaitan dengan ke-
struktur corporate governance.
pentingan publik (public utility). Mendasarkan pada
sistem pembayaran bunga, obligasi yang diper- GCG tidak hanya dikaitkan dengan pering-
dagangkan di Bursa Efek Indonesia dikelompok- kat obligasi, tetapi juga dengan biaya utang (cost
kan menjadi 4, yaitu (1) zero coupon bonds, yaitu of debt). Dua diantaranya adalah penelitian Aldamen
obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga & Duncan (2012) dengan data perusahaan publik

| 58 |
Prediksi Peringkat Obligasi dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Karakteristik Obligasi
Tri Gunarsih, Ponco Adityia Prasasti, & Septi Diana Sari

Tabel 1. Peringkat Obligasi menurut PEFINDO


Peringkat Keterangan
AAA Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan berisiko paling rendah yang didukung oleh
kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian.

AA Efek utang yang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh
kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial jangka
panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif dibanding dengan entitas Indonesia lainnya.
Dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.

A Efek utang yang berisiko investasi rendah dan memiliki kemampuan dukungan obligor yang
kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai
dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.

BBB Efek utang yang berisiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang
memadai, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansialnya sesuai dengan perjanjian namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh
perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

B Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun
obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan
akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya.

C Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya serta hanya
bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.

D Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha.


Sumber: www.pefindo.go.id(2014)

di Australia dan Juniarti & Natalia (2012) dengan Pada studi peringkat obligasi, kinerja ke-
data Indonesia. Hasil penelitian Aldamen & uangan sebagai prediktor peringkat obligasi antara
Duncan (2012) menunjukkan bahwa meningkatnya lain dipergunakan oleh Ashbaugh et al.(2006),
GCG akan menurunkan biaya utang. Namun de- Almilia & Devi (2007), Sunarjanto & Tulasi (2013),
mikian, pada perusahaan kecil dengan GCG lebih Alali et al.(2012),Pandutama (2012), Damayanti &
baik tidak mendapatkan manfaat dengan menu- Fitriyah (2013), Mungniyati & Pradipta (2013), dan
runnya biaya modal. Hasil penelitian Juniarti & Murcia et al. (2014). Proksi kinerja keuangan yang
Natalia (2012) menunjukkan bahwa CGPI tidak dipergunakan antara lain profitabilitas, likuiditas,
berpengaruh terhadap biaya utang. Namun demi- leverage, solvabilitas maupun produktivitas.
kian, menurut peneliti masih terlalu dini untuk Prediktor selain kinerja keuangan yang di-
menyimpulkan bahwa implementasi GCG adalah pergunakan untuk memprediksi peringkat obligasi
tidak bermanfaat sehingga membuka peluang di adalah struktur corporate governance, baik struktur
masa mendatang untuk melakukan pengujian lebih kepemilikan perusahaan maupun organ corporate
lanjut. governance. Struktur kepemilikan perusahaan antara

| 59 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 19, No.1, Januari 2015: 57–71

lain dipergunakan oleh Mungniyati & Pradipta peringkat obligasi, menggunakan sampel obligasi
(2013)dengan proksi kepemilikan institusi, kepe- yang terdaftar pada peringkat obligasi oleh PT
milikan manajerial, komisaris independen, dan PEFINDO dan perusahaan yang menerbitkan obli-
komite audit, Bhojraj &Sengupta (2003) dengan gasi memiliki Corporate Governance Perception Index
proksi kepemilikan institusi; Ashbaugh et al. (2006) (CGPI) yang dipublikasikan melalui majalah SWA.
dengan proksi blockholder,Alaliet al. (2012) dengan Penelitian ini melengkapi penelitian sebelumnya
perusahaan Amerika Serikat dan 3 proksi corporate mengenaiprediksi peringkat obligasi dengan
governance, yaitu Gov-score, Gomper’s G Index dan menggunakan corporate governance. Beberapa pene-
entrenchment score menyimpulkan bahwa semakin litian yang dipaparkan sebelumnya, menggunakan
kuat corporate governance semakin tinggi peringkat struktur corporate governance dalam memprediksi
kredit. Damayanti &Fitriyah (2013) dengan proksi peringkat obligasi, baik kepemilikan perusahaan
kepemilikan institusional dan kepemilikan maupun organcorporate governance. Penelitian ini
manajerial menyimpulkan kepemilikan institu- berbeda dengan sebelumnya karena menggunakan
sional, kepemilikan manajerial, dan jumlah komi- indeks corporate governance (corporate governance per-
saris independen tidakberpengaruh terhadap pe- ception index). Prediktor lain yang dipergunakan
ringkat.Ariwangsa &Abundanti (2013) dengan adalah karakteristik obligasi tanpa menggunakan
proksi kepemilikan institusional dan kepemilikan kinerja keuangan karena sudah dipergunakan
manajerialmenyimpulkan komisaris independen, untuk memprediksi peringkat obligasi oleh lem-
kualitas audit dan komite audit berpengaruh positif baga pemeringkat.
signifikan terhadapperingkat obligasi. Sedangkan Corporate Governance Perception Index (CGPI)
kepemilikan institusional dan kepemilikan berisikan skor berupa angka mulai dari 0 sampai
manajerial tidak terbukti mempunyai pengaruh 100 yang merupakan hasil survei mengenai pene-
yang signifikan terhadapperingkat obligasi perusa- rapan Good Corporate Governance (GCG) pada
haan. Peneliti lain, Sunarjanto & Tulasi (2013) de- perusahaan-perusahaan publik (emiten), BUMN,
ngan proksipersentase kepemilikan komisaris inde- dan perusahaan lain di luar kategori emiten dan
penden, kepemilikan manajerial dan kepemilikan BUMN yang dilakukan oleh Indonesian Institute of
institusional. Corporate Governance (IICG, 2014). Predikat yang
Organ corporate governance sebagai prediktor diberikan IICG adalah sangat terpercaya dengan
peringkat obligasi antara lain diteliti oleh Mungniyati skor 85,00-100; terpercaya dengan skor 70,00-84,99
&Pradipta (2013) dengan proksi komisaris inde- dan cukup terpercaya dengan skor 55,00-69,99.
penden, dewan komisaris, komite audit dan CGPI adalah program riset dan pemeringkatan
menyimpulkan bahwa kepemilikan institusi, kepe- penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di
milikan manajerial, dan komite audit berpengaruh Indonesia melalui perancangan riset yang mendo-
secara signifikan terhadap peringkat obligasi. rong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan
Bhojraj & Sengupta (2003) dengan proksi proporsi konsep corporate governance melalui perbaikan yang
komisaris independen serta Damayanti &Fitriyah berkesinambungan (continuous improvement)
(2013) dengan proksi jumlah komisaris independen dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking.
ukuran dewan komisaris independen dan komite CGPI diselenggarakan oleh IICG bekerjasama
audit. dengan majalah SWA sebagai program rutin tahunan.
Adanya temuan hasil penelitian yang belum Untuk meningkatkan kualitas penerapan
konsisten, memotivasi penulis untuk menguji prinsip-prinsip GCG oleh perusahaan di Indone-
kembali pengaruh corporate governance terhadap sia, IICG melalui program CGPI berupaya mem-

| 60 |
Prediksi Peringkat Obligasi dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Karakteristik Obligasi
Tri Gunarsih, Ponco Adityia Prasasti, & Septi Diana Sari

bantu perusahaan melakukan tinjauan atas pelak- litasi pemenuhan hak-hak pemegang saham. (3).
sanaan corporate governance yang telah dilakukannya Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang
dan membandingkan dengan perusahaan lainnya. saham. Perlakuan yang setara terhadap seluruh
Hasil tinjauan dan perbandingan ini dapat mem- pemegang saham adalah sistem corporate governance
berikan manfaat berikut pada perusahaan: (1) yang dapat menjamin adanya perlakuan yang se-
pembenahan faktor-faktor internal organisasi yang tara terhadap seluruh pemegang saham, termasuk
belum sesuai dan belum mendukung terwujudnya pemegang saham minoritas dan pemegang saham
GCG. (2)Pemetaan masalah-masalah strategis yang asing. Semua pemegang saham harus diberikan
terjadi di perusahaan dalam penerapan GCG, khu- kesempatan yang sama untuk mendapatkan tang-
susnya berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan gapan yang efektif terhadap pelanggaran hak-hak
sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan pemegang saham. (4)Peran stakeholders dalam tata
yang diperlukan. (3) Peningkatan kesadaran ber- kelola perusahaan. Peran stakeholders dalam tata
sama di kalangan internal perusahaan dan seluruh kelola perusahaan adalah sistem corporate gover-
stakeholder terhadap urgensi dan manfaat GCG nance yang dapat mengakui hak-hak para stake-
dalam pengelolaan risiko kea rah pertumbuhan holder yang telah ditetapkan oleh hukum atau me-
yang berkelanjutan. (4) Peningkatan kepercayaan lalui perjanjian kerjasama, dan mendorong kerja
investor dan publik. (5) Penggunaan hasil CGPI sama yang aktif antara perusahaan dan para stake-
sebagai indikator atau standar mutu yang ingin holder dalam penciptaan kesejahteraan, lapangan
dicapai dalam bentuk pengakuan dari masyarakat kerja, kondisi keuangan perusahaan yang sehat
terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG. (6) serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan
Perwujudan komitmen dan tanggung jawab ber- tanggung jawab sosial perusahaan. (5) Pengung-
sama serta upaya yang mendorong seluruh ang- kapan dan transparansi. Pengungkapan dan trans-
gota perusahaan untuk menerapkan GCG. (7) paransi adalah sistem corporate governance yang da-
Penataan organisasi perusahaan yang belum sesuai pat menjamin terlaksananya kelengkapan peng-
dan belum mendukung terwujudnya GCG. ungkapan dengan tepat waktu dan akurat atas
(8)Peningkatan kesadaran dan komitmen bersama semua informasi material yang berkaitan dengan
dari internal perusahaan dan stakeholder terhadap
perusahaan melalui berbagai media. (6) Tanggung
penerapan GCG.
jawab dewan komisaris dan dewan direksi. Tang-
Penilaian riset atas CGPI oleh IICG (IICG, gung jawab dewan komisaris dan dewan direksi
2014), dilakukan melalui penerapan prinsip dasar adalah sistem corporate governance yang dapat men-
transparency, accountability, responsibility, indepen- jamin pelaksanaan tanggung jawab dewan komi-
dency, and fairness, yang dicerminkan dan diukur saris dan dewan direksi terhadap pengelolaan per-
dengan enam cakupan penilaian riset dan peme- usahaan.
ringkatan, yaitu: (1) komitmen terhadap tata kelola
perusahaan. Komitmen terhadap tata kelola
perusahaan adalah sistem corporate governance yang PENGEMBANGAN HIPOTESIS
mendorong anggota perusahaan untuk menyeleng- CGPI adalah program riset dan pemering-
garakan GCG dalam rangka mewujudkan tujuan katan penerapan GCG, yaitu penerapan prinsip
perusahaan. (2)Hak pemegang saham dan fungsi dasar transparency, accountability, responsibility, in-
kepemilikan kunci. Hak pemegang saham dan dependency, dan fairness pada perusahaan-per-
fungsi kepemilikan kunci adalah sistem corporate usahaan di Indonesia. Program ini mendorong per-
governance yang dapat melindungi dan memfasi- usahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep

| 61 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 19, No.1, Januari 2015: 57–71

corporate governance (CG) melalui perbaikan yang makin kuat memiliki peringkat kredit yang sema-
berkesinambungan (continuous improvement) de- kin tinggi. Ariwangsa & Abundanti (2013),
ngan melaksanakan evaluasi dan benchmarking. Damayanti &Fitriyah (2013), dan Mungniyati &
Dengan peningkatan kualitas CG, diharapkan akan Pradipta (2013) dengan proksi komisaris indepen-
meningkatkan kualitas pengelolaan perusahaan den, dewan komisaris, komite auditdan menyim-
yang pada akhirnya akan menurunkan risiko per- pulkan bahwa kepemilikan institusi, kepemilikan
usahaan, termasuk risiko keuangan perusahaan. manajerial,dankomite audit berpengaruh secara
Turunnya risiko keuangan perusahaan akan signifikan terhadap peringkat obligasi.Elbannan
meningkatkan peringkat obligasi karena lembaga (2009) melakukan penelitian mengenai pengendali-
pemeringkat dalam melakukan pemeringkatan, an internal terhadap pelaporan keuangan, corpo-
secara umum, mencakup tiga risiko utama peni- rate governance dan peringkat kredit. Hasil peneli-
laian, yaitu risiko industri (industry risk), risiko tian menunjukkan bahwa corporate governance yang
bisnis (business risks) dan risiko finansial (financial kuat berhubungan positif dengan kualitas pengen-
risks). dalian internal yang pada gilirannya akan mening-
Beberapa penelitian dengan proksi struktur katkan peringkat kredit. Dengan demikian kualitas
corporate governance mendukung pernyataan bahwa corporate governance akan meningkatkan peringkat
peningkatan mekanisme corporate governance akan kredit.
meningkatkan peringkat obligasi, dengan kata Ashbaugh-Skaifeet al. (2006) menguji apakah
lain, terdapat pengaruh positif antara mekanisme perusahaan dengan GCG kuat memiliki peringka-
corporate governance dengan peringkat obligasi. tutang lebih tinggi dibandingkan dengan GCG
Misalnya, Bhojraj & Sengupta (2003) menemukan lebih lemah. Salah satu hasil penelitian tersebut me-
bahwa dengan kepemilikan institusi dan komisaris nunjukkan bahwa peringkat kredit berhubungan
independen sebagai proksi dari mekanisme corpo- positif dengan board independence, board stock owner-
rate governance berpengaruh positif terhadap ship, dan board expertise sebagai proksi dari meka-
peringkat obligasi. Mekanisme corporate governance nisme GCG. Mendasarkan pada paparan sebelum-
yang efektif dapat memengaruhi peringkat obligasi nya, hipotesis pertama penelitian ini adalah:
melalui dampaknya terhadap risiko kegagalan. H 1 : mekanisme corporate governance berpengaruh
Perusahaan dengan praktik GCG yang baik meru- positif terhadap peringkat obligasi.
pakan perusahaan dengan level disclosure dan
transparansi tinggi. Hal lain, mekanisme governance
Pengelompokkan obligasi, selain mendasar-
cenderung akan mengurangi potensi konflik
kan pada jenis obligasi sebagaimana dipaparkan
kepentingan antara manajemen dengan pemilik
pada pendahuluan, dapat dikelompokkan menda-
melalui monitoring efektif. Hal ini bisa mengurangi
sarkan pada peringkat obligasi. Berdasarkan pe-
penyalahgunaan dana, meningkatkan produktivi-
ringkat, obligasi dibagi menjadi 2 yaitu subordinasi
tas dan pengungkapan serta membuat manajemen dan non subordinasi. Menurut Brigham & Hous-
menyusun perencanaan jangka panjang. Hal ini ton (2010), istilah subordinasi artinya “dibawah”
akan dipersepsikan secara positif oleh bondholder atau “lebih lemah” dan dalam kejadian kebang-
berakibat pada berkurangnya persepsi risiko kega- krutan, utang subordinasi memiliki klaim atas aset
galan sehingga meningkatkan peringkat kredit. hanya setelah utang senior dibayar penuh. Ketika
Penelitian lain, Alali et al. (2012) dengan per- suatu perusahaan dinyatakan bangkrut (pailit),
usahaan di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa aset yang dimiliki perusahaan dapat dilikuidasi
perusahaan dengan corporate governance yang se- dan hasil likuidasi tersebut akan digunakan untuk

| 62 |
Prediksi Peringkat Obligasi dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Karakteristik Obligasi
Tri Gunarsih, Ponco Adityia Prasasti, & Septi Diana Sari

membayar kewajiban/tagihan kepada pihak-pihak rintah) dan kemungkinan terjadinya risikodefault


yang terkait (Damodaran, 2001). Prioritas pem- rendah. Sehingga jenis industri (financial atau
bayaran tagihan dari hasil likuidasi tersebut adalah utilitas) berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
kepada pemerintah untuk pembayaran kewajiban Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikem-
pajak, utang senior, utang subordinasi, dan utang bangkan hipotesis sebagai berikut:
tanpa jaminan. Subordinasi adalah risiko tidak ter- H3: perusahaan yang berada pada jenis industri
bayarnya utang obligasi karena obligasi subordi- financial atau utilitas memiliki peringkat obli-
nasi akan dibayarkan sesudah utang lain dibayar- gasi yang lebih tinggi dibandingkan perusa-
kan. Sehingga jenis obligasi subordinasi memiliki haan yang berada pada jenis industri lainnya.
risiko yang tinggi dibandingkan dengan obligasi
non subordinasi. Hal ini menyebabkan obligasi
subordinasi mempunyai rating obligasi yang lebih Tanggal jatuh tempo (maturity) obligasi ada-
rendah dibandingkan dengan obligasi non subor- lah tanggal dimana pemegang obligasi akan men-
dinasi. Hasil penelitian Sengupta (1998) dan dapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai
Ashbaugh-Skaifeet al.(2006) menunjukkan subordi- nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh
nasi berpengaruh negatif terhadap peringkat. Ber- tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sam-
dasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembang- pai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh
kan hipotesis: tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah un-
H 2 : jenis obligasi subordinasi memiliki peringkat tuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih
obligasi yang lebih rendahdibandingkan pe- kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
ringkat obligasi non subordinasi. periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara
umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,
semakin tinggi kupon atau bunganya (Almilia &
Menurut Fabozzi (2000), obligasi korporasi Devi, 2007). Menurut Yulianingsih (2013), umur
diklasifikasikan berdasarkan jenis penerbit (issuer). obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang
Terdapat empat klasifikasi umum yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan umur obligasi
oleh layanan informasi obligasi, yaitu:utilitas, yang lebih panjang, karena dengan umur obligasi
transportasi, industri, serta perbankan dan lembaga
yang panjang bisa saja perusahaan mengalami
keuangan. Perusahaan tenaga listrik, perusahaan
penurunan kinerja perusahaan yang menyebabkan
distribusi gas, perusahaan air minum dan perusa-
perusahaan mengalami risiko gagal bayar dalam
haan telekomunikasi adalah contoh utilitas. Pener-
memenuhi kewajibannya. Hasil penelitian Yulia-
bangan, kereta api, perusahaan truk dan segala
ningsih (2013) menunjukkan bahwa umur obligasi
infrastruktur transportasi adalah contoh transpor-
(maturity) berpengaruh terhadap peringkat obli-
tasi. Industri adalah kelas yang mencakup semua-
gasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat di-
nya dan paling heterogen terhadap pengelompok-
kembangkan hipotesis sebagai berikut:
an karakteristik investasinya, mencakup semua
jenis manufaktur, merchandise dan service companies. H4: maturity dengan umur 1-5 tahun lebih tinggi
Penelitian yang dilakukan Ashbaugh-Skaifeet peringkat obligasinya dibandingkan dengan
al.(2006) menggunakan perusahaan keuangan (fi- yang berumur lebih dari 5 tahun.
nancial) dan utilitas sebagai pengontrol risikodefault
yang lebih rendah karena perusahaan keuangan METODE
(financial) dan utilitas dianggap sebagai perusahaan
yang beroperasi dalam regulated Industries (perusa- Populasi yang digunakan dalam penelitian
haan yang diawasi dan diatur oleh peraturan peme- ini adalah seluruh obligasi perusahaan yang ter-

| 63 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 19, No.1, Januari 2015: 57–71

Tabel 2. Sampel Penelitian


Kriteria 2008 2009 2010 2011 2012 Total
Jumlah obligasi yang yang beredar dan 96 114 118 134 145 607
terdaftar di PEFINDO per akhir tahun
Obligasi dari emiten yang tidak masuk (80) (103) (101) (106) (104) (494)
peringkat CGPI
Total 16 11 17 28 41 113

daftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan Definisi Operasional Variabel


oleh PT PEFINDO per akhir tahun dari tahun 2008-
Variabel Dependendalam penelitian ini ada-
2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
lah peringkat obligasi dengan 4 klasifikasi seba-
adalah perusahaan (emiten) yang menerbitkan
gaimana Mungniyati &Pradipta (2013). Skala peng-
obligasi dan obligasinya terdaftar dalam peringkat
ukuran yang digunakan adalah menggunakan skala
obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO per
ordinal sebagaimana Tabel 3.
akhir tahun dari tahun 2008-2012. Emiten juga
Variabel independen dalam penelitian ini
masuk dalam pemeringkatan Corporate Governance
adalah mekanisme corporate governance dan karak-
Perception Index (CGPI) periode tahun 2008--2012,
teristik obligasi. Mekanisme corporate governance
yang dipublikasikan melalui majalah SWA.
dengan proksi skor CGPI. Jenis obligasi dengan
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode proksi obligasi subordinasi dan non subordinasi
purposive sampling yaitu sampel yang memenuhi yang diukur menggunakan dummy seperti
kriteria sebagai berikut: (1) obligasi yang perusa- penelitian Sengupta (1998) dan Ashbaugh-Skaifeet
haan penerbitnya terdaftar dalam peringkat obli- al.(2006) yaitu obligasi subordinasi diberi kode 1
gasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO per akhir sedangkan obligasi non subordinasi diberi kode
tahun dari tahun 2008-2012. (2) Perusahaan pener- 0. Jenis industri dengan menggunakan variabel
bit obligasi masuk dalam peringkat Corporate Gov- dummy, sebagaimana Ashbaugh-Skaife et al. (2006)
ernance Perception Index (CGPI) periode tahun 2008- yaitu memberi kode 1 untuk perusahaan lembaga
2012. Dengan kriteria tersebut, didapatkan total keuangan atau utilitas dan kode 0 untuk perusaha-
sampel sebanyak 113 sebagaimana Tabel 2. an lain diluar kedua industri tersebut. Maturity
dengan menggunakan variabel dummy, 1 jika obli-
gasi mempunyai umur antara satu sampai lima
Tabel 3. Klasifikasi Peringkat Obligasi
tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih
Peringkat Obligasi Klasifikasi dari lima tahun.
AAA 4
AA+ 3
Data penelitian yang digunakan adalah data
AA 3 sekunder yang diperoleh dari data IICG melalui
AA 3 majalah SWA. sedangkan peringkat obligasi diper-
A+ 2 oleh dari database agen pemeringkat PT PEFINDO
A 2 yang tersedia secara online pada website www.
A 2 pefindo.com.
BBB+ 1 Penelitian ini menggunakan regresi logistik
BBB 1 ordinal (ordinal logistic regression) dengan persamaan
BBB 1
sebagai berikut.

| 64 |
Prediksi Peringkat Obligasi dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Karakteristik Obligasi
Tri Gunarsih, Ponco Adityia Prasasti, & Septi Diana Sari

Logit (p1) =  + 1CGPI + 2JNS_OBLIGASI 113 obligasi perusahaan. Variabel independen yang
+  3 JNS_INDUSTRI + berupa skor CGPI menunjukkan nilai terkecil se-
4MATURITY +  besar 68,82 pada obligasi PT Pembangunan Jaya
Logit (p1+p2) =  + 1CGPI + 2JNS_OBLIGASI Ancol Tbk dan nilai terbesar sebesar 91,91 pada
+  3 JNS_INDUSTRI + obligasi PT Bank Mandiri Tbk. Rata-rata skor CGPI
4MATURITY +  perusahaan adalah 81,2981. Tingkat variasi data
Logit (p1+p2+p3) =  + 1CGPI + 2JNS_OBLIGASI ditunjukkan oleh nilai standar deviasi sebesar
+  3 JNS_INDUSTRI + 5,05913. Hasil ini menunjukkan rata-rata perusaha-
4MATURITY +  an telah memiliki peringkat perusahaan yang ter-
Keterangan: percaya.
p = probabilitas peringkat obligasi Pada Tabel 5, disajikan crosstabulasi data jenis
yaitu:p1=probabilitasperingkat 1 obligasi. Hal ini dilakukan karena variabel jenis
(BBB+, BBB, BBB-), p2= probabi- obligasi berupa variabel kategori (non metrik).
litas peringkat 2 (A+, A, A-) dan Obligasi subordinasi memiliki total 13 obligasi yang
p 3 =probabilitas peringkat 3 terdiri dari masing-masing 6 obligasi pada
(AA+, AA, AA-). peringkat 2 (A+, A, A-) dan peringkat 3 (AA+, AA,
CGPI = Skor penerapan GCG melalui AA-), 1 obligasi pada peringkat 1 (BBB+, BBB,
survei CGPI BBB-), dan tidak terdapat obligasi pada peringkat
JNS_OBLIGASI = dummy yaitu obligasi subordi- 4 (AAA). Obligasi non subordinasi memiliki total
nasi diberi kode 1 sedangkan 100 obligasi yang terdiri dari 9 obligasi pada
obligasi non subordinasi diberi peringkat 1 (BBB+, BBB, BBB-), 16 obligasi pada
kode 0 peringkat 2 (A+, A, A-), 65 obligasi pada peringkat
3 (AA+, AA, AA-) dan 10 obligasi pada peringkat
JNS_INDUSTRI =dummy yaitu perusahaan lem-
4 (AAA).
baga keuangan atau utilitas di-
beri angka 1 dan perusahaan Data statistik deskriptif pada Tabel 6 menun-
lain diluar kedua industri diberi jukkan jenis industri perusahaan keuangan (finan-
angka 0 cial) atau utilitas memiliki total 78 obligasi yang
MATURITY = dummy memberikan nilai 1 jika terdiri dari 3 obligasi pada peringkat 1 (BBB+, BBB,
obligasi mempunyai umur antara BBB-), 16 obligasi pada peringkat 2 (A+, A, A), 49
satu sampai lima tahun dan 0 jika obligasi pada peringkat 3 (AA+, AA, AA­), dan 10
obligasi mempunyai umur lebih obligasi pada peringkat 4 (AAA). Perusahaan diluar
dari lima tahun. kedua industri tersebut memiliki total 35 obligasi
yang terdiri dari 7 obligasi pada peringkat 1 (BBB+,
BBB, BBB-), 6 obligasi pada peringkat 2 (A+, A,
HASIL
A-), 20 obligasi pada peringkat 3 (AA+, AA, AA-)
Statistik Deskriptif dan tidak terdapat obligasi pada peringkat 4 (AAA).
Berdasarkan hasil statisik deskriptif pada Pada Tabel 7 menunjukkan sebanyak 77
Tabel 4, jumlah sampel yang diperoleh sebanyak obligasi perusahaan memiliki umur obligasi (ma-

Tabel 4. Statistik Deskriptif CGPI

Keterangan N Minimum Maksimum Mean Std Dev


CGPI 113 68,82 91,91 81,2981 5,05913

| 65 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 19, No.1, Januari 2015: 57–71

Tabel 5. Crosstab Jenis Obligasi


Peringkat
Total
1 2 3 4
0 9 16 65 10 100
Jenis Obligasi
1 1 6 6 0 13
Total 10 22 71 10 113

Tabel 6. Crosstab Jenis Industri


Peringkat
Total
1 2 3 4
Jenis 0 7 6 20 0 35
Industri 1 3 16 49 10 78
Total 10 22 71 10 113

Tabel 7. Crosstab Maturity


Peringkat
Total
1 2 3 4
0 1 6 26 3 36
Maturity
1 9 16 45 7 77

Total 10 22 71 10 113

Tabel 8. Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir


Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.
Intercept Only 228,988
Final 121,802 107,187 4 0,000

turity) antara satu sampai lima tahun. Terbanyak nisme corporate governance yang diproksikan dengan
pada peringkat 3 (AA+, AA, AA-) yaitu sebanyak skor CGPI dan karakteristik obligasi yang dipro-
45 obligasi dan paling sedikit pada peringkat 4 ksikan dengan jenis obligasi subordinasi, jenis
(AAA) yaitu 7 obligasi. Terdapat 36 obligasi per- industri financial atau utilitas, dan maturity terhadap
usahaan mempunyai umur obligasi (maturity) lebih peringkat obligasi. Analisis pertama yang dilaku-
dari lima tahun. Terbanyak pada peringkat 3 (AA+, kan adalah menguji keseluruhan model (overall
AA, AA-) yaitu 26 obligasi dan paling sedikit pada model fit). Pengujian ini dilakukan dengan memban-
peringkat 1 (BBB+, BBB, BBB-) yaitu 1 obligasi. dingkan nilai antara -2 Log Likehood (-2LL) awal
(intercept only) dengan -2 Log Likelihood (-2LL) pada
model final. Adanya pengurangan nilai antara -
Model Fit
2LL awal (intercept only) dengan nilai ­2LL pada
Pengujian ini akan menguji pengaruh dari model final menunjukkan bahwa model fit dengan
masing-masing variabel independen yaitu meka- data (Ghozali, 2006).

| 66 |
Prediksi Peringkat Obligasi dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Karakteristik Obligasi
Tri Gunarsih, Ponco Adityia Prasasti, & Septi Diana Sari

Tabel 8 menunjukkan perbandingan antara beberapa karakteristik obligasi hanya sebagian


nilai -2LL pada model intercept only dengan -2LL faktor dari berbagai faktor-faktor lain yang mam-
pada model final. Dari Tabel 8 diketahui bahwa pu memengaruhi peringkat obligasi.
angka -2LL awal (intercept only) yang hanya mema-
sukkan konstanta saja adalah sebesar 228,988 dan
PEMBAHASAN
pada -2LL akhir, angka -2LL mengalami penu-
runan menjadi 121,802. Penurunan sebesar 107,187 Tabel 10 menunjukkan bahwa dengan meng-
ini signifikan pada 0,00 yang berarti model dengan gunakan =5%, semua variabel independen signi-
variabel independen lebih baik dibandingkan fikan secara statistis kecuali maturity. Pengaruh
hanya model dengan intercept saja. Jadi dapat masing-masing variabel terhadap peringkat obli-
disimpulkan bahwa model fit. gasi dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 9. Nilai Pseudo R Square


Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Cox and Snell 0,613
terhadap Peringkat Obligasi
Nagelkerke 0,700
McFadden 0,456 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hipotesis 1 berhasil didukung karena variabel skor
Tabel 9 menunjukkan nilai Pseudo R Square. CGPI berpengaruh positif signifikan terhadap
Nilai Pseudo R Square dapat diinterpretasikan se- peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi ordi-
perti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali, nal logistik menunjukkan skor CGPI sebagai imple-
2006). Dilihat dari Tabel 9 nilai Pseudo R Square ada- mentasi dari mekanisme corporate governance memi-
lah sebesar 0,456 (nilai Mc Fadden). Nilai ini liki nilai koefisien positif sebesar 0,952 dengan
mengandung arti bahwa variabilitas variabel de- tingkat signifikansi 0,00. Nilai signifikansi ini lebih
penden yang dapat dijelaskan oleh variabel inde- kecil dari 0,05 yang menunjukkan hasil secara sta-
penden adalah sebesar 45,6%. Sisanya sebanyak tistik signifikan. Interpretasi koefisien dengan odd
55,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar ratio yaitu sebesar (exp 0,952) = 1,8076, artinya
model penelitian. Kecilnya variabel peringkat obli- semakin tinggi skor CGPI, semakin tinggi proba-
gasi yang mampu dijelaskan oleh variabel inde- bilitas untuk mendapatkan peringkat tinggi.
penden mekanisme corporate governance dan karak- Dengan menerapkan praktik tata kelola
teristik obligasi karena penilaian mekanisme cor- perusahaan yang baik (good corporate governance),
porate governance yang dilihat dari skor CGPI mela- perusahaan akan lebih terbuka dalam penyampaian
lui survei yang dilakukan oleh majalah SWA dan informasi dan terdapat kesetaraan informasi ke-

Tabel 10. Hasil Uji Ordinal Logistic Regression


Estimate Std. Error Wald df Sig.
Threshold [peringkat=1] 43,533 7,981 29,750 1 0,000
[peringkat=2] 46,575 8,251 31,861 1 0,000
[peringkat=3] 54,009 9,217 34,339 1 0,000
Location CGPI 0,952 0,102 33,755 1 0,000
JNS_OBLIGASI -4,115 0,964 18,214 1 0,000
JNS_INDUSTRI 2,571 0,666 14,926 1 0,000
MATURITY -1,242 0,664 3,496 1 0,062

| 67 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 19, No.1, Januari 2015: 57–71

pada para stakeholder (investor). Penerapan CG juga gasi non subordinasi. Artinya jenis obligasi subor-
dapat menghindari benturan kepentingan (conflict dinasi memiliki probabilitas lebih rendah untuk
of interest) didalam perusahaan. Dengan menerap- mendapatkan peringkat tinggi dibandingkan de-
kan praktik tata kelola perusahaan yang baik ten- ngan jenis obligasi non subordinasi. Dengan begitu
tunya akan memperkuat fondasi perusahaan dalam hipotesis 2 diterima, yaitu jenis obligasi subordi-
menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang memiliki nasi memiliki peringkat obligasi yang lebih rendah
reputasi yang baik dan dapat dipercaya akan mem- dibandingkan peringkat obligasi non subordinasi.
punyai kredibilitas yang baik pula termasuk kre-
Dalam kejadian kebangkrutan perusahaan,
dibilitas surat utangnya. Tentunya perusahaan
yang kuat fondasinya dalam menjalankan bisnis utang subordinasi memiliki klaim atas aset hanya
akan dapat melanjutkan bisnisnya secara berkelan- setelah utang senior dibayar penuh. Subordinasi
jutan dan menjadikan perusahaan berumur panjang adalah risiko tidak terbayarnya utang obligasi, ka-
dan dapat dipercaya. Dengan begitu nantinya lem- rena obligasi subordinasi akan dibayarkan sesudah
baga pemeringkat efek akan memberikan penilaian utang lain dibayarkan. Sehingga jenis obligasi ini
yang baik atas obligasi yang diterbitkan. Semakin memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan de-
tinggi peringkat yang diberikan maka semakin ren- ngan jenis obligasi senior atau subordinasi. Maka
dah risiko kredit yang akan terjadi. jenis obligasi subordinasi akan memiliki peringkat
Hasil penelitian ini konsisten dengan peneli- yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis
tian Bhojraj & Sengupta (2003), Alali et al. (2012), obligasi non subordinasi. Hasil penelitian ini kon-
Ariwangsa & Abundanti (2013), Damayanti & sisten dengan penelitian Sengupta (1998) dan
Fitriyah (2013), dan Mungniyati dan Pradipta (2013). A shbaugh-Skaifeet al.(2006) yang menunjukkan
Semuanya menggunakan proksi mekanisme CG subordinasi berpengaruh negatif terhadap pe-
yang berbeda dengan yang peneliti lakukan, namun ringkat.
semua penelitian tersebut memiliki hasil yang
konsisten, yaitu penerapan CG memiliki pengaruh
Pengaruh Jenis Industri terhadap Peringkat
positif signifikan terhadap peringkat obligasi.
Obligasi

Pengaruh Jenis Obligasi terhadap Peringkat Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipo-
Obligasi tesis 3 berhasil didukung. Hasil pengujian regresi
ordinal logistik menunjukkan jenis industri memi-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipo- liki nilai koefisien positif sebesar 2,571 dengan
tesis 2 berhasil didukung. Hasil pengujian regresi
tingkat signifikansi 0,00. Nilai signifikansi ini lebih
ordinal logistik menunjukkan jenis obligasi subor-
kecil dari 0,05 yang menunjukkan hasil secara
dinasi memiliki nilai koefisien negatif sebesar 4,115
statistik signifikan. Interpretasi koefisien dengan
dengan tingkat signifikansi 0,00. Nilai signifikansi odd ratio yaitu sebesar (exp 2,571) = 13,0789, artinya
ini lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan hasil kecenderungan terjadinya peringkat obligasi tinggi
secara statistik signifikan. Interpretasi koefisien pada jenis industri financial atau utilitas sebesar
dengan odd ratio yaitu sebesar (exp -4,115) = 13,0789 kali kecenderungan terjadinya peringkat
0,016326, artinya bahwa kecenderungan terjadinya obligasi tinggi pada jenis industri lain. Artinya jenis
peringkat obligasi tinggi pada jenis obligasi subor- industri financial atau utilitas memiliki probabilitas
dinasi sebesar 0,016326 kali kecenderungan ter- lebih tinggi untuk mendapatkan peringkat tinggi
jadinya peringkat obligasi tinggi pada jenis obli- dibandingkan dengan jenis industri lain.

| 68 |
Prediksi Peringkat Obligasi dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Karakteristik Obligasi
Tri Gunarsih, Ponco Adityia Prasasti, & Septi Diana Sari

Perusahaan financial dan utilitas adalah per- penelitian ini sejalan dengan penelitian Almilia &
usahaan yang dikategorikan regulated industries Devi (2007) yang menyatakan tidak terdapat
atau perusahaan yang diawasi dan diatur secara pengaruh signifikan antara maturity dan peringkat
ketat oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena obligasi.
sektor financial dan utilitas tersebut memberikan Dari pembahasan 4 variabel, dengan signifi-
dampak yang besar bagi perekonomian dan kega- kansi =5% hanya 3 variabel yang signifikan yaitu
galan dalam pengelolaan sektor tersebut dapat mekanisme corporate governance dengan proksi
mengakibatkan dampak yang besar bagi perekono- CGPI, jenis obligasi yang dikelompokkan ke dalam
mian suatu negara. Perusahaan regulated industries subordinasi dan non subordinasi dan jenis industri
memiliki risiko kegagalan perusahaan yang rendah yang dikelompokkan mendasarkan pada kelompok
dan tentunya memiliki peringkat obligasi yang baik industri utilitas, transportasi, industri, serta per-
karena kemungkinan risiko gagal bayar rendah. bankan dan lembaga keuangan. Hal ini menun-
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian jukkan bahwa 3 variabel tersebut bisa diperguna-
yang dilakukan Ashbaugh-Skaifeet al.(2006) yang kan sebagai prediksi dari peringkat obligasi. De-
menunjukkan jenis obligasi financial atau utilitas ngan demikian,CGPI dan karakteristik obligasi
berpengaruh positif terhadap peringkat. dengan proksi jenis obligasi dan jenis industri bisa
dipergunakan untuk memprediksi peringkat
Pengaruh maturity (umur obligasi) terhadap obligasi.
Peringkat Obligasi Hasil penelitian ini memberikan kontribusi
pada pengembangan ilmu keuangan dalam 2 hal,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipo- yaitu:pertama, investasi, yaitu pengambilan kepu-
tesis 4 tidak berhasil didukung karena maturity tusan investasi bagi investsor, khususnya investasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat
pada obligasi, yang merupakan surat utang jangka
obligasi. Hasil pengujian regresi ordinal logistik menengah-panjang. Untuk pemilihan investasi pada
menunjukkan maturity memiliki nilai koefisien obligasi dengan peringkat tinggi, bisa mendasarkan
negatif sebesar 1,242 dengan tingkat signifikansi
pada IICG dan karakteristik obligasi. Kedua, struk-
0,062. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05 tur modal, yaitu dari sudut pandang perusahaan.
yang menunjukkan hasil secara statistik tidak signi- Perusahaan yang menginginkan peringkat obligasi
fikan. Artinya dapat disimpulkan bahwa H4 tidak
meningkat, bisa dilakukan dengan meningkatkan
berhasil didukung, sehingga hipotesis 4 ditolak. praktek GCG dan masuk kelompok obligasi non
Pada obligasi perusahaan yang investment subordinasi.
grade, umur obligasi tidak mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap peringkat obligasi. Hal ini ber-
arti panjang atau pendeknya umur obligasi tidak
KESIMPULAN DAN SARAN
berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang Kesimpulan
diberikan lembaga pemeringkat. Sehingga inves-
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
tor dapat mengabaikan umur obligasi dalam
pengaruh mekanisme corporate governance dan
berinvestasi obligasi.
karakteristik obligasi terhadap peringkat obligasi.
Penelitian ini tidak konsisten terhadap pene- pengukuran corporate governance menggunakan Cor-
litian yang dilakukan Yulianingsih (2013) yang porate Governance Perception Index (CGPI) yang
menyatakan bahwa umur obligasi (maturity) merupakan hasil pemeringkatan Indonesian Insti-
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Tetapi tute of Corporate Governance (IICG). Sedangkan

| 69 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 19, No.1, Januari 2015: 57–71

karakteristik obligasi yang dipergunakan adalah jenis industri financial atau utilitas juga memiliki
jenis obligasi subordinasi, jenis industri financial probabilitas meningkatnya peringkat obligasi.
atau utilitas dan maturity menggunakan variabel Pada perusahaan, untuk meningkatkan peringkat
dummy. obligasi, bisa dilakukan dengan meningkatkan
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini praktik GCG serta masuk dalam karakteristik non
adalah perusahaan (emiten) yang menerbitkan subordinasi.
obligasi dan obligasinya terdaftar dalam peringkat Sampel dalam penelitian masih relatif kecil,
obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO per meskipun sudah mencukupi. Peneliti selanjutnya
akhir tahun dari tahun 2008 sampai ­2012 dan emi­ bisa menggunakan sampel yang lebih besar. Sampel
ten masuk dalam pemeringkatan Corporate Gover- dapat diambil dengan periode pengamatan yang
nance Perception Index (CGPI) periode tahun 2008- lebih panjang dan menggunakan data peringkat
2012, yang dipublikasikan melalui majalah SWA. obligasi dari agen pemeringkat lain selain PT
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan Pefindo sehingga variasi data peringkat obligasi
bahwa variabel independen mekanisme corporate yang diperoleh menjadi lebih banyak. Dengan
governance yang diproksikan dengan skor CGPI ber- demikian akan memperkuat temuan penelitian ini
pengaruh positif signifikan terhadap peringkat sebagai bagian dalam pengembangan ilmu mana-
obligasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jemen keuangan, khususnya investasi dan strukur
dengan 5%, skor CGPI bisa dipergunakan untuk modal.
memprediksi peringkat obligasi. Semakin tinggi
skor CGPI semakin tinggi peringkat obligasi.
DAFTAR PUSTAKA
Variabel independen karakteristik obligasi
Alali, F., Anandarajan, A., &Jiang, W. 2012. The Effect of
yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat Corporate Governance on Firm’s Credit Ratings:
obligasi adalah jenis obligasi subordinasi dan jenis Further Evidence using Governance Score in the
industri financial atau utilitas. Jenis obligasi subor- United States. Accounting and Finance 52(2): 291–
dinasi memiliki peringkat obligasi yang lebih ren- 312.
dah dibandingkan peringkat obligasi non Aldamen, H. & Duncan, K. 2012. Does Adopting Good
subordinasi.Jenis industri financial atau utilitas me- Corporate Governance Impact the Cost of Inter-
miliki peringkat obligasi yang lebih tinggi mediated and Non-intermediated Debt?Accounting
dibandingkan jenis industri lain. Sedangkan untuk and Finance, 52(1): 49-76.
variabel umur obligasi (maturity) tidak berpenga- Almilia, L.S. &Devi, V. 2007. Faktor-Faktor yang
ruh signifikan terhadap peringkat obligasi, yang Memengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada
berarti panjang atau pendeknya umur obligasi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Prosiding. Seminar Nasional
tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi Manajemen SMART Universitas Maranatha
yang diberikan lembaga pemeringkat. Bandung.

Ariwangsa, I.P.K.. & Abundanti,N.2013. The Effect of


Saran Corporate Governance Mechanism on Bond Rat-
ings of Public Companies In Indonesia.Forum
Pada investor yang tertarik melakukan Manajemen, 11(2).
investasi pada obligasi, bisa mendasarkan pada
Ashbaugh-Skaife, H., Collins, D.W., &Lafond, R. 2006.
praktik GCG serta karakteristik obligasi dalam The Effects of Corporate Governance on Firms’
memprediksikan peringkat obligasi. Semakin Credit Ratings.Journal of Accounting and Economics,
bagus praktik GCG akan semakin meningkat pe- 42(1): 203–243.
ringkat obligasi serta jenis obligasi subordinasi dan

| 70 |
Prediksi Peringkat Obligasi dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Karakteristik Obligasi
Tri Gunarsih, Ponco Adityia Prasasti, & Septi Diana Sari

Bhojraj, S., & Sengupta, P. 2003. Effect of Corporate Gov- Murcia, F.C.S., Murcia, F.D., Rover, S., &Borba, J.A. 2014.
ernance on Bond Rating and Yield: The Role of The Determinants of Credit Rating: Brazilian
Institutional Investors and Outside Evidence.Brazilian Administration Review, 11(2):
Directors.Journal of Business, 76(3): 455-476. 188.

Brigham, E.F &Houston, J.F. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Pandutama, A. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keuangan. Edisi Kesebelas. Jakarta: Salemba Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan
Empat. Manufaktur di BEI.Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi, 1(4): 82-87.
Damodaran, A. 2001. Corporate Finance, Theory and Prac-
tice. John Wiley & Sons, Inc. Sengupta, P. 1998. Corporate Disclosure Quality and the
Cost of Debt.The Accounting Review, 73(4): 459-474.
Elbannan, M.A. 2009.Quality of Internal Control Over
Financial Reporting, Corporate Governance and Sunarjanto, N.A. &Tulasi, D. 2013. Kemampuan Rasio
Credit Ratings.International Journal of Disclosure and Keuangan dan Corporate Governance
Governance6(2):127–149. Memprediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan
Consumer Goods. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Fabozzi, F.J. 2000. Bond markets, Analysis and Strategies. 17(2): 230-242.
Prentice-Hall, Inc.
Yulianingsih, G. 2013. Analisis Faktor-faktor yang
Damayanti, E.K. & Fitriyah. 2013. Pengaruh Corporate Memengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada
Governance dan Rasio Akuntansi terhadap Perusahaan yang Listing di BEI.Jurnal mahasiswa
Peringkat Obligasi. Iqtishoduna, 9(1). Universitas Andalas, 1(1).
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Pro- www.idx.co.id, diakses tanggal 5 Januari 2014
gram SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universi-
tas Diponegoro. www.iicg.org diakses tanggal 6 Januari 2014

Juniarti &Natalia, T.L. 2012. Corporate Governance Per- www.new.pefindo.com ,diakses tanggal 5 Januari 2014
ception Index (CGPI) and Cost of Debt.International
Journal of Business and Social Science, 3(18): 223-232. www.pefindo.go.id,diakses tanggal 5 Januari 2014

Mungniyati &Pradipta, A. 2013. The Effect of Corporate


Governance, Financial Ratio, Firm Size and Audit
Quality on Bond Rating. Media Bisnis 5(1): 99-105.

| 71 |

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen