Sie sind auf Seite 1von 9

PERCOBAAN

ALKALOID

I. TUJUAN

a. Mampu mengidentifikasi senyawa-senyawa metabolit sekunder dari jalur Alkaloid


dalam ekstrak tumbuhan yang dianalisis.
b. Mampu memahami prinsip pemisahan senyawa metabolit sekunder dari jalur Alkaloid
dengan senyawa pembanding menggunakan metode KLT.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat :

 Lempeng/plat KLT

 Chamber

 Pinset

 Pipet kapiler

 Lampu UV 254 nm dan 366 nm

 Penggaris

 Pensil warna

 Kompor elektrik

Bahan :

 Senyawa pembanding : Kinin, Strychnin, Reserpine, Nicotine, Kafeina

 Senyawa uji : Chinae cortex (Kinin); Theae folium (Teofilin); Rauwolfia radix
(Strychnin), Rauwolfia radix (Reserpine); Nicotiana folium (Nicotine)

 Kristal I2, asam sulfat 5% etanolik, pereaksi Dragendorff, pereaksi NaNO2


 Fase Gerak :

- Diklorometan : Metanol (8:2) v/v

- Diklorometan : dietilamine (90:10) v/v

- Toluen : Etil Asetat : Dietilamine (70:20:10) v/v

- Kloroform : Aseton (50:50) v/v

- Etil Asetat : Metanol : Ammonia Pekat : Air (80:25:0,2:15,8)v/v


III. CARA KERJA

1. Golongan Kinolin

a. Penyiapan larutan percobaan (telah disiapkan oleh laboran)

Disiapkan larutan uji yang terdiri dari 500 mg serbuk dibasahi dengan 5 tetes ammonia
25% kemudian disari dengan 3 mL metanol selama 10 menit dengan digojok. Filtrat
dipekatkan.

Ditotolkan 5-10 µL

Disiapkan pula pembanding yang terdiri dari 5 mg kinidin dilarutkan dalam 5 mL
metanol

Ditotolkan 5-10 µL

b. Prosedur KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Ditetapkan jarak elusi sebesar 5 cm dari titik penotolan



Ditotolkan pada plat KLT dengan fase diam Silica gel F254 sebanyak masing-masing 2
totolan

Setiap satu kali penotolan, hasil totolan dibiarkan kering dahulu kemudian baru
ditotolkan lagi

Hasil penotolan diperiksa dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm, apakah hasil totolan
sudah tampak atau belum

Apabila hasil penotolan belum tampak, dapat dilakukan penotolan kembali

Setelah hasil penotolan sudah tampak, Lempeng KLT dimasukkan pada chamber yang
sudah dijenuhi oleh fase gerak dengan hati-hati. Fase gerak yang digunakan pada
pengujian Chinae cortex adalah diklorometan : dietilamin (90:10 v/v)

Fase gerak dibiarkan bergerak ke atas pada permukaan lempeng KLT hingga mencapai
batas elusi yang ditentukan

Setelah mencapai jarak elusi yang sudah ditentukan, lempeng KLT dikeluarkan dari
chamber dan dikeringkan

c. Pengamatan bercak

Hasil lempeng KLT diamati bercaknya pada sinar tampak, sinar UV 254 nm, dan UV 366
nm

Lempeng KLT dipanaskan pada suhu 100°C selama 10 menit untuk menghilangkan sisa
amina

Dilakukan penyemprotan pada lempeng KLT dengan pereaksi asam sulfat 5% etanolik

Dipanaskan dalam oven dengan suhu 105°C selama 5 menit. Apabila bercak sudah
nampak pada waktu kurang dari 5 menit, maka pemanasan sudah dianggap cukup

Bercak diamati pada sinar tampak, sinar UV 254 nm, dan UV 366 nm

Dicatat jarak rambat serta warna yang muncul pada bercak-bercak yang diamati

Dihitung harga Rf masing-masing

Dianalisis apakah terjadi perbedaan sebelum penyemprotan dan setelah penyemprotan
2. Golongan Xantin

Disiapkan plat KLT silica gel F254


Diukur tinggi dan diberi tanda menggunakan pensil tumpul dengan jarak elusi 5 cm

Ditotolkan sampel teh hijau pada titik di sebelah kiri, ditunggu hingga kering, lalu ditotolkan
kembali di tempat yang sama (2 kali penotolan) dengan penotolan sekecil mungkin

Ditotolkan 2 totol pembanding kafein pada titik di sebelah kanan

Ditunggu hingga plat mengering

Diperiksa plat KLT di bawah sinar UV 254 nm, dan sinar UV 366 nm apakah titik penotolan
sudah terlihat, jika belum penotolan dilakukan lagi hingga terlihat

Dielusi plat KLT dalam chamber berisi kloroform:aseton (50:50 v/v)

Dikeluarkan plat KLT yang telah dielusi sepanjang 5 cm

Ditunggu plat hingga mengering

Diamati dan diukur bercak di bawah sinar tampak, sinar UV 254 nm, dan sinar UV 366 nm,
kemudian didokumentasikan


Diuapi plat KLT dengan iod dengan dimasukkan plat ke dalam wadah berisi sedikit Kristal I2

Ditunggu hingga bercak berubah warna menjadi coklat gelap

Diamati dan diukur bercak di bawah sinar tampak, sinar UV 254 nm, dan sinar UV 366 nm,
kemudian didokumentasikan

Dihitung Rf dan dibandingkan dengan pembanding

3. Golongan Indol (Strichnin)

Disiapkan larutan uji (ekstrak rauwolfia dalam pelarut Na2CO3) dan larutan pembanding
(Strychnin)

Disiapkan toluene-etil asetat-dietil amin (70:20:10) v/v dalam bejana KLT dan diamkan 10
menit untuk menjenuhi bejana dengan uap fase gerak
(kedua langkah ini dilakukan oleh laboran)

Ditotolkan masing – masing larutan uji dan larutan pembanding menggunakan pipa kapiler
pada lempeng KLT, dibiarkan mengering

Dimasukkan lempeng KLT pada bejana yang sudah dijenuhi fase gerak

Dibiarkan fase gerak bergerak keatas pada permukaan lempeng hingga mencapai batas jarak
rambat, lempeng dikeluarkan dan dikeringkan
Diamati bercak pada sinar tampak, UV 366, dan UV 254

Disemprot dengan pereaksi penampak bercak (Dragendorf-NaNO2)

Diamati bercak pada sinar tampak, UV 366, dan UV 254

Dihitung Rf, dan ditabulasikan datanya

Dibandingkan dengan senyawa pembanding, diambil kesimpulan mengenai ada tidaknya


kandungan strichnin dalam Rauwolfia

4. Golongan Indol (Reserpin)

Disiapkan larutan sampel Rauwolfia radix hasil ekstraksi dengan methanol dan larutan
pembanding reserpin

Disiapkan fase gerak diklorometan – methanol (8:2 v/v)dan diamkan selama 10 menit
untuk menjenuhi bejana dengan uap fase gerak

Ditandai pada plat silika gel F254 jarak titikpenotolan antara sampel dengan pembanding 1
cm dan jarak rambatnya 5 cm dari titik penotolan dengan pensil.

Ditotolkan dua tetes larutanuji pada titik tempat penotolan sampel dan dua tetes larutan
pembanding reserpine pada titik tempat penotolan pembanding

Dimasukkan plat silika ke dalam bejana yang sudah dijenuhi fase gerak dengan hati- hati

Dibiarkan fase gerak bergerak keatas pada permukaan lempeng hingga mencapai batas
jarak rambat, dikeluarkan dan dikeringkan anginkan

Diamati bercak pada sinartampak, sinar UV gelombang pendek (254nm), sinar UV panjang
gelombang (366nm)

Dilakukan penyemprotan dengan pereaksi Dragendorff

Diamati bercak pada sinar tampak, sinar UV gelombang pendek (254nm) dan sinar UV
gelombang panjang (366nm)

Dihitung harga Rf bercak senyawa hasil pemisahan dan dibandingkan dengan pembanding

Dilakukan analisis dari hasil yang diperoleh

5. Golongan Piridin (Nikotin)


Disiapkan larutan sampel tembakau hasil ekstraksi dengan metanol dan larutan
pembanding nikotin


Disiapkan fase gerak Toluene-etil asetat-dietilamina (7:2:1 v/v), dicelupkan kertas saring
kedalam bejana, diamkan selama 10 menit untuk menjenuhi bejana dengan uap fase gerak

Ditandai pada plat silika gel F254 jarak titik penotolan antara sampel dengan pembanding
1 cm dan jarak rambatnya 5 cm dari titik penotolan dengan pensil

Ditotolkan 2 tetes larutan uji pada titik tempat penotolan sampel dan 2 tetes larutan
pembanding tembakau pada titik tempat penotolan pembanding

Dimasukkan plat silika ke dalam bejana yang sudah dijenuhi fase gerak dengan hati- hati

Dibiarkan fase gerak bergerak keatas pada permukaan lempeng hingga mencapai batas
jarak rambat, dikeluarkan dan dikeringkan anginkan

Diamati bercak pada sinar tampak, sinar UV gelombang pendek (254nm)

Dilakukan penyemprotan dengan pereaksi Dragendorff

Diamati bercak pada sinar tampak dan sinar UV gelombang pendek (254nm)

Dihitung harga Rf bercak senyawa hasil pemisahan dan dibandingkan dengan senyawa
pembanding

Dilakukan analisis dari hasil yang diperoleh

Das könnte Ihnen auch gefallen