Sie sind auf Seite 1von 6

IDENTIFIKASI TINGKAT NYERI DAN KENYAMANANPADA TINDAKAN

ATRAUMATIK CARE PEMBERIAN LIDOKAIN SPARY SEBELUM DILAKUKAN


TINDAKAN INVASIF

Reni Ilmiasih
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Bendungan Sutami No.188 Malang
Email : reni.ilmi@yahoo.co.id

Abstract : Painproblems in children who are treated in the hospital is the main cause of children
experiencing trauma. This may develop fear on the health workers, especially nurses. Previously,
almost all of the children who were treated in the hospital experienced invasive procedures, including
infussions, blood specimen taking, and intracutaneous injection and so on. Therefore, a pain
management strategy was urgently required. The purpose of this study was to identify the level of pain
and comfort of a child who was given lidocaine spray before an invasive procedure. The type of
research is a descriptive study using quota sampling. The respondents were 19 children. The
instrument used for identifying pain using FLACC and comfort level measurement using Comfort
Scale. Data were analysed using a descriptive analysis.The atraumatic care management model is
performed by intervening the management of lidocaine spray before the invasive procedure is taken
and then the scale of pain and comfort was assessed at the time of action. The results show that an
average pain scale of 5.4 is in the moderate pain category and an average comfort scale of 42 where
the higher the score indicates the higher comfort level. The level of moderate pain and comfort
resulting from the influence of lidocaine which may reduce pain. Further research is needed to
compare patient's psychological pain management so that comfort feeling and minimal pain is more
optimal.

Keyword : Pain, Invasive Procedure, Child, Comfort.

Abstrak : Masalah nyeri pada anak yang dilakukan perawatan di rumah sakit merupakan hal utama
penyebab anak mengalami trauma sehingga pobia dengan perawatan dan petugas kesehatan
terutama perawat. Penelitian sebelumya.Hampir seluruh anak yang dilakukan perawatan di Rumah
Sakit mengalami tindakan invasif baik infus, pengambilan darah, injeksi intrakutan dan yang lainnya
sehingga diperlukan strategi manajemen nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat
nyeri dan kenyamanan anak yang diberikan lidokain spray sebelum dilakukan tindakan invasif. Jenis
penelitian adalah deskriptif, tehnik sampling menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel
19 anak. Identifikasi nyeri menggunanakan FLACC dan tingkat kenyamanan menggunakan skala
comfort. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Model manajemen asuhan atraumatik
dilakukan dengan melakukan intervensi manajemen nyeri spay lidokain sebelum dilakukan tidakan
invasif selanjutnya dinilai skala nyeri dan kenyamanan pada saat tindakan berlangsung. Hasil
didapatkan skala nyeri rata-rata 5,4 dalam kategori nyeri sedang dan skala kenyamanan rata-rata 42
dimana semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi tingkat kenyamanan.Tingkat nyeri sedang
dan kenyamanan yang dihasilkan dikarenakan pengaruh lidokain yang merupakan jenis analgesik
dapat mengurangi nyeri meskipun belum sampai pada nyeri ringan dan kenyamanan tinggi. Penelitian
selanjutnya akan dibandingkan dengan manajemen nyeri psikologis pasien sehingga kenyamanan
dan menurunkan nyeri lebih optimal.

Kata Kunci : Nyeri, Tindakan Invasif, Anak, Kenyamanan.

PENDAHULUAN pemasangan infuse adalah suatu prosedur


medis yang sering digunakan. Wolco (2008),
Hospitalisasi merupakan pengalaman menyebutkan 87% toddler mengalami stress
anak dilakukan perawatan di rumah sakit dengan tindakan invasif dan 51% remaja
sampai kembali kerumah (Hockenberry & mengalami hal yang sama. Di 2011,Stevens
Wilson, 2015). Anak mengalami kecemasan et.al dalam Harison et.al (2014) melaporkan
dan mengalami banyak tindakan invasif seperti bahwa 78% anak-anak dalam sampel 3822
injeksi, pemasangan infus yang membuat anak telah mengalami setidaknya satu prosedur
trauma. Sering kali anak berhadapan dengan yang menyakitkan pada periode 24 jam
prosedur yang menimbulkan nyeri, kehilangan pendataan sebelumnya, dengan rata-rata 6,3
kemandirian, dan berbagai hal yang tidak prosedur per anak. Upaya pencegahan trauma
diketahui (Wong, 2009). Anak yang mengalami pada anak yang dilakukan perawatan di rumah
tindakan invasif seperti injeksi atau sakit sangat diperlukan terutama trauma

142
143 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.3, April 2018, hlm 142-147

karena tindakan invasif yang menimbulkan upaya penerapan model perawatan atraumatik
nyeri. Hasil beberapa penelitian sebelumnya yang jelas untuk mempermudah pelaksanaan,
yang mendasari pennelitian ini didapatkan evaluasi dan dokumentasi perawatan di ruang
bahwa : Hampir seluruh anak yang dilakukan anak. Prosedur yang mudah dan jelas ini akan
perawatan di Rumah Sakit X mendapatkan mengembangkan pelaksanaan perawatan
terapi intravena dan respon dari anak atraumatik sehingga didapatkan luaran anak
sebagian besar tidak kooperatif dengan terhindar dari masalah trauma fisik dan
berusaha melawan, ketakutan, menangis. psikologis yang nyata berkontribusi terhadap
Tingkat kecemasan berat pada pasien yang imunologi dan tingkat kesembuhan pasien.
dilakukan perawatan di IGD38%, respon nyeri Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pada anak usia 10 tahun didapatkan hasil mengidentifikasi tingkat nyeri dan kenyamanan
diam dan pasif. Perilaku caring perawat 25% pada anak yang diberikan lidokain spray
kurang baik (Ismawati Lestari, Ilmiasih, 2014; sebelum dilakukan tindakan invasif.
Wiguna, Ilmiasih, Aini, 2014; Hakim, Ilmiasih,
Laily, 2014; Hapsari, Ilmiasih, Pratiwi, 2015). METODE PENELITIAN
Trauma pada anak yang mengalami
hospitalisasi disebabkan oleh lingkungan 1. Jenis Penelitian
rumah sakit, tenaga kesehatan baik dari sikap Jenis penelitian yang digunakan dalam
maupun pakaian putih, alat yang digunakan penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang
dan lingkungan sosial antar sesama pasien, bertujuan menggambarkan atau memaparkan
sehingga mengakibatkan anak mengalami variabel yang akan diteliti (Dharma, 2011; Polit
masalah seperti gangguan tidur, pembatasan & Back, 2010). Penelitian deskriptif diperlukan
aktivitas, perasaan nyeri, dan suara bising. untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
Distres psikologis yang dialami ketika anak tindakan atraumatik yang diimplementasikan
dilakukan perawatan mencakup kecemasan,
takut marah, kecewa, sedih, malu, dan rasa 2. Tempat Penelitian
bersalah (Hockenberry & Wilson, 2015). Tempat penelitian yang digunakan
Perawatan atraumatik adalah dalampenelitian ini adalah Ruang Anak Rumah
perawatan yang bertujuan untuk Sakit Universitas Muammadiyah Malang
meminimalkan stress fisik maupun psikologis
yang berhubungan dengan pengalaman anak 3. Populasi dan Sampel
dan keluarga dalam pelayanan kesehatan 1. Populasi dalam penelitian adalah
(Potts & Mandleco, 2007). Perawatan seluruh pasien yang dilakukan tindakan
atraumatik di ruang rawat anak invasif di Ruang Anak Rumah Sakit
memperhatikan pengaturan tempat, individu UMM.
perawat, stess fisik dan psikologis yang 2. Sampel dalam penelitian ini adalah
ditimbulkan serta intervensi keperawatan yang semua anak yang dilakukan perawatan
bertujuan untuk mengurangi stess fisik dan di Ruang Anak Rumah Sakit UMM.
psikologis anak dan keluarga (Hockenberry & Teknik sampling menggunakan kuota
Wilson, 2015). sampling dengan jumlah 20 responden.
Hasil data di Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang didapatkan selama 4. Variabel Penelitian
tiga bulan terdapat total 115 pasien dan 93% Variabel penelitian dalam penelitian ini
dilakukan tindakan pengambilan darah vena adalah tingkat nyeri dan kenyamanan pada
untuk pemeriksaan laboratorium. Frekuensi pasien yang diberikan tindakan atraumatik
tindakan sebagian besar 1x, maksimal 6x lidokain sebelum dilakukan tindakan invasif.
selama perawatan. Upaya yang dilakukan
perawat sebatas distraksi dan belum ada 5. Prosedur Penelitian
panduan untuk manajemen perawatan Prosedur penelitian dilakukan dengan
atraumatik khususnya tindakan invasif pada identifikasi data umum, jenis tindakan
anak yang dilakukan perawatan. invasif, identifikasi jenis kelamin dan Usia.
Upaya perawatan atraumatik perlu Selanjutnya pasien diberikan lidokain sray
dikembangkan dengan memperhatikan 2% ½ menit sebelum dilakukan penusukan
kesiapan fisik. Kesiapan fisik dilakukan dengan di area yang ditentukan. Peneliti melakukan
meminimalkan nyeri menggunakan lidokain pengukuran skala nyeri dan kenyamanan
spray pada area sebelum dilakukan selama prosedur invasif berlangsung.
penusukan. Upaya ini diperlukan untuk
mencegah dampak trauma dari rasa nyeri 6. Metode Pengumpulan Data
karena tindakan invasif. Perawatan atraumatik Metode pengumpulan data yang digunakan
memerlukankreatifitas sehingga diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

 
 
Reni Ilmiasih, Identifikkasi Tingkat Nyeri...
N | 144
4

Tabe
el 1. Identifikasi Variabe
el Penelitian
n dan Metod
de Pengump
pulan Data.

No Varaiiabel yang Akan


A Diukur Metode Pe
engumpulan Data

1 Ide
entifikasi tingkat nyeri A
Analisis skala nyeri sesuai usia

2 Identifikasi kenyyamanan Analisis C


Comfort Kolca
aba

7. Me
etode Analissis Data
ata yang diperoleh dalam
Da m sub-penelittian 2 denga
an analisa da
ata univariat menggunak
kan deskriptiff
an
nalisis.

HASIIL PENELITIIAN

1 Da ata Identifika
asi Respond
den
1.1. Identifikasi Jenis
J Kelam
min Respond
den

J
JENIS KEL
LAMIN
PER
REMPUAN LAKI-LAK
KI

27%

73%
%

Gambar 1. Hasil Identifikasi Responden


R b
berdasarkan Jenis kelamin pada Pasiien Rawat Inap di Ruang
Anak RS UMM
U

Hasil Ideentifikasi responden berd nis kelamin didapatkan dari 20 ana


dasarkan jen ak sebagian n
besarr berjenis kelamin perem mpuan dan ha
anya sebagia
an kecil pasie
en dengan je
enis kelamin laki-laki.

1.2. Identifikasi jenis


j tindaka
an invasif

JE
ENIS TIND
DAKAN
PENG
GAMBILAN DARAH
D I +
IC

13%

87%

mbar 2. Hasil Identifikasi Jenis


Gam J Tindaka
an Invasif pa
ada Pasien Rawat
R Inap d
di Ruang Ana
ak RS UMM

Hasil identifikasi responden berdasarka an Jenis Tindakan


T ssebagian beesar adalah h
pengambilan dara
ah dengan p prosentase 87 %, dan 13
3 % untuk tindakan Intraccutan (IC) un
ntuk skin testt
antibiotik.
145 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.3, April 2018, hlm 142-147

1.3. Identifikasi Usia Responden

Tabel 2. Hasil Identifikasi Usia Responden di Ruang Anak RS UMM


Uraian Usia
SD (Standar Deviasi) 4,75
Mean 5,8
Min 1
Max 14

Hasil identifikasi responden berdasarkan usia diketahui rata-rata usia responden 5,8 tahun.
Usia responden paling kecil 1 tahun, sedangkan yang terbesar 14 tahun. Terdapat variasi golongan
usia mulai toddler, prasekoalah, sekolah dan remaja. Dominasi kategori usia pada responden adalah
hampir separuhnya usia todler yaitu 8 responden.

2. Indentifikasi Skala Nyeri

Tabel 3. Hasil Identifikasi Skala Nyeri di Ruang Anak RS UMM


Uraian Skala Nyeri
SD (Standar Deviasi) 2,56
Mean 5,4
Min 2
Max 10

Hasil identifikasi skala nyeri pada responden didapatkan rata-rata skala nyeri adalah 5,4 yaitu
dalam kategori skala nyeri sedang. Variasi skala nyeri mulai terendah skala nyeri ringan (2) dan skala
nyeri tertinggi yaitu skala 10 sebanyak 1 responden. Hampir separuhnya responden mengalami skala
nyeri berat pada skala 7-10 sebanyak 7 responden. 13 responden dalam rentang nyeri ringan dan
sedang.

3. Identifikasi Skala Kenyamanan

Tabel 4. Hasil Identifikasi Skala Kenyamanan di Ruang Anak RS UMM


Uraian Skala Kenyamanan
SD (Standar Deviasi) 10,57
Mean 42,73
Min 28
Max 68

Hasil identifikasi responden berdasarkan skala kenyamanan didapatkan hasil seperti pada
Tabel diatas. Rata-rata skala kenyamanan 42,73. Nilai maksimal 68 dan nilai minimal 28.

PEMBAHASAN maupun tindakan yang dilakukan di Rumah


Sakit. Anak sering tidak mendapatkan
1. Skala nyeri pada Tindakan Invasif yang informasi yang adekuat mengenai tindakan
diberikan Lidokain Spray yang akan dilakukan dan seringkali petugas
Hasil identifikasi skala nyeri kesehatn menginformasikan tindakan tersebut
didapatkan rata-rata adalah nyeri sedang hanya kepada orang tua sehingga
dengan skala 5,4. Responden yang dilakukan mengakibatkan anak tidak memhami tindakan
tindakan invasif masih merasakan nyeri yang akan dilakukan dan hal ini akan
meskipun sudah diberikan analgesik topikal menyebabkan kecemasan. Faktor tumbuh
seperti lidokain sebagai manajemen nyeri kembang anak yang juga pada usia lebih
Farmakologi. Hal ini dikarenakan pengaruh muda sangat sulit untuk memahami situasi
dari faktor lain penyebab nyeri yaitu psikologis yang dialami saat ini mengharuskan petugas
dimana sangat berpengaruh terhadap kesehatan dapat menyampaikan informasi
subyektifitas rasa nyeri. Masalah psikologis tindakan dengan metode yang mudah
yang sering dijumpai pada anak adalah dipahami sesuai dengan tingkat usia anak.
kecemasan baik karena lingkungan asing Tindakan ini sering kali diabaikan petugas

 
 
Reni Ilmiasih, Identifikasi Tingkat Nyeri... | 146

kesehatan dengan alasan kedaruratan merupakan bagian dari aspek kenyamanan


ataupun tingkat kepekaan yang kurang fisik (Kolcaba, 1997). Faktor lain yang
terhadap kebutuhan pengetahuan anak berhubungan dengan kenyamanan adalah
sehingga menimbulkan kecemasan. Rasa kenyamanan sosiospriritual dimana salah satu
cemas ini akan mengakibatkan penurunan intervensi yang sering dilakukan oleh keluarga
kadar serotonin sehingga persepsi nyeri adalah memberikan dukungan dan menemani
meningkat (Le More & Burke, 2008). anak selama sakit serta memberikan motivasi
Faktor lain yang mempengaruhi dan perhatian lebih (Kolcaba & Dimarco,
persepsi nyeri adalah jenis kelamin dan 2006). Faktor ini yang kemungkinan dapat
budaya, dimana dalam penelitian ini sebagian meningkatkan kenyamanan sehingga skrore
besar jenis kelamin responden adalah nyaman pada kategori cukup baik.
perempuan. Perempuan mempunyai budaya Pada sebagian responden juga
dan perilaku lebih komunikatif dan dapat didapatkan skala kenyamanan yang rendah
mengeluhkan ataupun menangis terhadap dimana kemungkinan penyebabnya adalah
situasi yang dihadapi sehingga persepsi stimulasi lingkungan baik lingkungan asing,
tentang nyeri mudah dimaknai (Smeltzer & bertemu dengan orang asing, maupun
Bare, 2008). lingkungan fisik yang tidak sesuai dengan
Usia anak-anak juga menjadi tumbuh kembang anak yang berdampak pada
pertimbangan tersendiri terhadap pemaknaan kenyamanan spiritual berupa kecemasan.
rasa nyeri. Masa anak belum mampu Beberapa kondisi yang menyebabkan anak
mengekpresikan dan memaknai nyeri dengan lebih tidak nyaman dan cemas menghadapi
baik. Hasil identifikasi usia pada penelitian ini situasi dirumah sakit adalah kecemasan
rata-rata adalah 6 tahun dan yang terbanyak karena berpisah dengan orang terdekat, benda
adalah usia todler dimana pada usia ini tahap atau mainan kesayangan, kehilangan kontrol
perkembangan anak belum mampu karena harus mengikuti prosedur perawatan,
memahami kejadian yang dialami (Hokenberry takut injuri fisik salah satunya adalah tindakan
& Wilson, 2015). Hal ini menimbulkan reaksi invasif dan berhadapah dengan lingkungan
yang lebih ektrim ketika anak menghadapi baru (Wong, 2009 ; James & Aswhill, 2007)
tindakan invasif. Hal ini dapat dibuktikan dari
responden yang mempunyai nilai skore nyeri KESIMPULAN DAN SARAN
dalam kategori berat yaitu rentang 7-9 adalah
usia toddler meskipun masih ada sebagian 1. Kesimpulan
kecil rentang nyeri berat didapatkan pada usia Hasil skala nyeri pada penelitian
sekolah. dengan desain atraumatik dalam menurunkan
nyeri akibat tindakan invasif pengambilan
2. Skala Comfort pada Tindakan Infasif darah vena dan injeksi intracutan rata-rata
yang diberikan Lidokain Spray menunjukkan nilai nyeri sedang. Hal ini karena
Skala Comfort merupakan penilaian dipengaruhi tingkat usia, jenis kelami dan
umum yang dilakukan untuk mengukur kondisi budaya dan kurangnya modifikasi informasi
kenyamanan secara umum dengan melihat kepada anak sesuai usia mengenai tindakan
parameter kenyamanan yang terdiri dari 30 yang akan dilakukan.
item. Penilaian ini menggambarkan kondosi Hasil identifikasi skore kenyamanan
nyaman dan tidak nyaman yang dipadukan rata-rata cukup baik dikarenakan adanya
dalam item pertanyaan dan dilakukan intervensi untuk menurunkan nyeri dengan
penghitungan dengan interpretasi semakin lidokain dan berbagai aspek seperti dukungan
tinggi skore semakin nyaman. Hasil identifikasi keluarga dan perhatian sosialspriritual.
kenyamanan didapatkan skor rata-rata 42 Sebagian responden yang mempunyai skore
dengan skor tertinggi 68. Hal ini menunjukkan rendah terhadap kenyamanan dikerenakan
tingkat kenyamanan rata-rata telah melebihi aspek lingkungan dan kecemasan.
nilai tengah yang artinya sudah cukup
nyaman. Nilai kenyamanan ini dipengaruhi 2. Saran
oleh kebutuhan kenyamanan psikologis, Hasil penelitian diatas
lingkungan, sosial dan spiritual (Kolcaba & merekomendasikan kepada perawat maupun
DiMarco, 2006). Anak yang dilakukan tindakan petugas kesehatan untuk meningkatkan
infasif dengan terlebih dahulu diberikan spray kualitas asuhan keperawatan dengan
lidokain akan dapat membantumenurunkan memperhatikan berbagai aspek tidak hanya
rasa nyeri. Rasa nyeri ini adalah salah satu intervensi secara fisik dalam menurunkan nyeri
bagian dari indikator kenyamanan sehingga pada pasien yang dilakukan tindakan invasif
pemberian lidokain sebelum dilakukan melainkan juga memperhatikan aspek
tindakan dalam teori Comfort merupakan psikologis, pengetahuan anak dan lingkungan
bagian intervensi keperawatan dalam yang memang berkorelasi terhadap persepsi
melakukan relief terhadap nyeri yang nyeri dan kenyamanan anak.

 
147 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.3, April 2018, hlm 142-147

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian Polit, D.F., & Beck, C.T. (2010). Nursing
keperawatan: Panduan melaksanakan research: Principles and methods
dan menerapkan hasil penelitian. (7thed). Philadelphia: Lippincortt.
Jakarta: Trans Info Media. Potts, N.L., & Mandleco, B.L. (2007). Pediatric
Harrison,D., Joly, C., Chretien, C. , Cochrane, nursing: Caring for children and their
C., Ellis, J., Lamontagne, C.. family. Vol.1. 2th ed. Canada:
Vaillancourt, R., & BPharm Pharm. Thomson..
(2014). Pain prevalence in a pediatric Robert, C.A. (2010). Unaccompanied
hospital: Raising awareness during hospitalized children: A review of
Pain Awareness Week. Pain Res theliterature and incidence study.
Manag, 19 (1): e24-e30. Journal of Pediatric Nursing, 25, 470–
Hockenberry, M. J., &Wilson, D. (2015). 476.
Wongs’s essentials of pediatric Smeltzer & Bare . (2008). Textbook of Medical
nursing. (10 th ed). St. Louis: Mosby Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia:
Elseiver. Linppincott
James, S.R. & Ashwill, J.W. (2007). Nursing Supartini,Y. (2004). Buku ajar konsep dasar
care of children: Principles & practice. keperawatan anak . Penerbit buku
(3th ed). St Louis: Saunders Elsevier kedokteran. Jakarta: EGC.
Inc. Wilson, M., Megel, M.E., Enenbach, L &
Kolcaba, K. & DiMarco, M. A. (2006). Comfort Carlson, K.N. (2010). The voices of
theory and its application to pediatric children: Stories about hospitalization.
nursing. Pediatric Nursing, J Pediatr Health Care, 24, 95-102.
31.http://www.lagrange.edu/resources/ Walco, G. (2008). Needle pain in children:
Kolcaba, K. (1997). The comfort line. Di akses contextual factors. Jurnal of the
dari www.uakron.edu/ comfort/ tanggal America Academy of Pediatrics.
20 Februaril 2016. Wong, D. L., Eaton, M.H., Wilson D.,
Le Mone, P.T., & Burke, K.M. (2008).Medical- Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
Surgical Nursing: Critical Thinking in (2009).Wong’s essentials of pediatic
Client Care. Pearson. nursing. (6thed). St Louis: Mosby Co.
Mandleco, B.L. (2004). Growth and
development handbook: Newborn
through adolescence. Canada:
Thomson.

Das könnte Ihnen auch gefallen